Tag Archives: ayat alquran

Arab, Latin, Terjemahan dan Tajwidnya


Jakarta

Al-Qur’an memuat banyak ayat yang tidak hanya berisi ajaran keimanan, tetapi juga menggambarkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Beberapa ayat bahkan turun bertepatan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti Perjanjian Hudaibiyah. Salah satu ayat yang berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah Surah Al-Fath ayat 29.

Dalam buku Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an karya Jalaluddin As-Suyuthi, disebutkan bahwa seluruh Surah Al-Fath diturunkan saat Rasulullah SAW dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah, setelah Perjanjian Hudaibiyah. Peristiwa ini menjadi titik balik penting dalam dakwah Islam, meski di awal banyak yang menganggapnya sebagai kekalahan.


Surah Al-Fath Ayat 29: Arab, Latin, dan Terjemahan

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ

Arab latin: Muḥammadur rasūlullāh(i), wal-lażīna ma’ahū asyiddā’u ‘alal-kuffāri ruḥamā’u bainahum tarāhum rukka’an sujjaday yabtagūna faḍlam minallāhi wa riḍwānā(n), sīmāhum fī wujūhihim min aṡaris-sujūd(i), żālika maṡaluhum fit-taurāh(ti), wa maṡaluhum fil-injīl(i), kazar’in akhraja syaṭ’ahū fa āzarahū fastaglaẓa fastawā ‘alā sūqihī yu’jibuz-zurrā’a liyagīẓa bihimul-kuffār(a), wa’adallāhul-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti minhum magfirataw wa ajran ‘aẓīmā(n).

Artinya: Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Tafsir Surah Al-Fath Ayat 29

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, Surah Al-Fath ayat 29 menggambarkan keagungan Rasulullah SAW dan karakteristik umat Islam yang setia mengikutinya.

Ayat ini dibuka dengan penegasan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, sebuah kalimat yang menjadi dasar keyakinan, arah hidup, dan perjuangan umat Islam. Mengakui kerasulan Nabi berarti meneladani ajarannya, mengikuti jejak langkahnya, dan menjadikan sunnahnya sebagai pedoman dalam hidup dan jihad.

Umat Islam disebut sebagai satu kesatuan yang terikat dalam ukhuwwah islamiyah, yakni persaudaraan yang tumbuh dari kesamaan akidah, ibadah, dan pandangan hidup. Mereka bersatu dalam tujuan, saling mencintai dan menguatkan, serta bersikap tegas terhadap musuh Islam, namun penuh kasih terhadap sesama Muslim. Nabi SAW menggambarkan hubungan ini seperti tubuh yang satu: bila satu bagian sakit, seluruh tubuh ikut merasakannya.

Karakter khas orang beriman lainnya adalah kekhusyukan dalam ibadah. Mereka tampak ruku’ dan sujud dengan ikhlas, hanya mengharap rahmat dan ridha Allah. Bekas sujud di wajah mereka menunjukkan ketundukan dan kerendahan hati di hadapan Allah. Wajah mereka berseri karena cahaya iman dan kebersihan jiwa.

Ayat ini juga menyebutkan bahwa sifat-sifat umat Islam telah disebut dalam Taurat dan Injil. Di Injil, mereka diibaratkan seperti tanaman yang tumbuh dari tunas kecil, lalu berkembang kuat dan kokoh, mengagumkan penanamnya namun membangkitkan kemarahan orang-orang yang menolaknya. Ini menggambarkan perjalanan dakwah Islam, dari awal yang kecil dan penuh tantangan, hingga berkembang luas dan tetap bertahan meskipun ditentang.

Sebagai penutup, Allah menjanjikan ampunan dan pahala besar bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Ini menjadi harapan besar bagi siapa pun yang ingin kembali kepada Islam dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Hukum Tajwid Surah Al-Fath Ayat 29

1. Qalqalah

Terjadi ketika salah satu huruf qalqalah dalam keadaan sukun asli atau karena berhenti bacaan (waqaf). Huruf-huruf qalqalah terdiri dari: ba (ب), jim (ج), dal (د), tha (ط), dan qaf (ق).
Contoh bacaan qalqalah dalam Surah Al-Fath ayat 29 dapat dikenali dengan tanda warna ungu.

Cara baca: Dibaca dengan suara yang memantul (terpantul jelas).

2. Madd Wajib Muttasil

Madd wajib muttasil terjadi apabila huruf mad (ا, و, ي) bertemu dengan hamzah (ء) dalam satu kata. Bacaan ini dalam Surah Al-Fath ayat 29 ditandai dengan warna biru.

Cara baca: Panjangkan suara antara 4 hingga 5 harakat.

3. Idgam Bigunnah, Idgam Mimi, Gunnah, Madd Lazim, Madd Farq

Terjadi saat nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) bertemu dengan huruf-huruf idgam tertentu.
Bacaan idgam bigunnah, idgam mimi, gunnah, madd lazim, dan madd farq dalam Surah Al-Fath ayat 29 ditandai dengan warna pink.

Cara baca:

  • Tahan suara selama 2 harakat untuk idgam bigunnah, idgam mimi, dan gunnah
  • Panjangkan suara sampai 6 harakat untuk madd lazim dan madd farq

4. Ikhfa, Ikhfa Syafawi, Madd Jaiz Munfasil, Madd Silah Tawilah

Ikhfa terjadi ketika nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) bertemu dengan huruf-huruf ikhfa.
Bacaan ikhfa, ikhfa syafawi, madd jaiz munfasil, dan madd silah tawilah dalam Surah Al-Fath ayat 29 ditandai dengan warna hijau.

Cara membaca:

  • Untuk ikhfa dan ikhfa syafawi, suara ditahan selama 2 harakat
  • Untuk madd jaiz munfasil dan madd silah tawilah, suara dipanjangkan 4 hingga 5 harakat

5. Idgam Bilagunnah, Idgam Mutaqaribain, Idgam Mutajanisain, Idgam Mutamasilain

Terjadi ketika nun sukun (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) bertemu dengan salah satu huruf idgam.

Bacaan idgam bilagunnah, idgam mutaqaribain, idgam mutajanisain, dan idgam mutamasilain dalam Surah Al-Fath ayat 29 ditandai dengan warna merah.

Cara membaca: Huruf dibaca lebur tanpa menahan suara.

Penjelasan lengkap mengenai bacaan dan hukum tajwid dalam Surah Al-Fath ayat 29 juga dapat dilihat melalui TAUTAN INI.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

tentang Toleransi dan Keteguhan Iman


Jakarta

Surah Al-Kafirun adalah salah satu surah pendek dalam Al-Qur’an yang mengandung pelajaran penting tentang keteguhan dalam beragama. Surah ini menegaskan bahwa ajaran tauhid tidak bisa dicampur dengan keyakinan lain.

Dalam buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Daeng Naja disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan membaca surah Al-Kafirun pada rakaat pertama salat sunnah qobliyah Subuh, dan surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim:

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca ketika salat sunnah qobliyah Subuh, surah Al-Kafirun dan surah Al-Ikhlas.” (HR Muslim)


Artikel ini akan menyajikan bacaan lengkap surah Al-Kafirun dalam tulisan Arab, latin, terjemahan, serta penjelasan tafsirnya agar mudah dipahami.

Surah Al-Kafirun: Arab, Latin, dan Terjemahan

1. قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ

Arab latin: Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,

2. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

Arab latin: Laa a’budu maa ta’buduun
Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Arab latin: Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud
Artinya: Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

4. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

Arab latin: Wa laa ana ‘aabidum maa ‘abadtum
Artinya: Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Arab latin: Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud
Artinya: Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

6. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Arab latin: Lakum diinukum wa liya diin
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku lah, agamaku.

Tafsir Surah Al-Kafirun

Berdasarkan Tafsir Al-Azhar susunan Buya Hamka, surah Al-Kafirun diturunkan di Makkah sebagai jawaban atas tawaran kompromi dari para tokoh Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka mengajak Nabi untuk saling bergantian menyembah tuhan masing-masing dengan harapan tercipta perdamaian di tengah perbedaan keyakinan.

Namun, tawaran ini ditolak dengan tegas melalui turunnya surah ini. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan bahwa tidak ada titik temu antara ajaran tauhid dengan penyembahan berhala. Nabi tidak menyembah apa yang mereka sembah, dan mereka pun tidak menyembah apa yang beliau sembah.

Perbedaan ini tidak hanya terletak pada siapa yang disembah, tetapi juga pada cara beribadah. Nabi menyembah Allah yang Maha Esa dengan cara yang benar sesuai petunjuk wahyu, sedangkan kaum musyrik menyembah berhala dengan cara yang mereka buat sendiri. Karena itu, ajaran keduanya tidak bisa disatukan.

Dalam hal keyakinan, tidak ada ruang untuk mencampuradukkan antara kebenaran dan kesesatan. Surah ini menjadi penegasan bahwa masing-masing memiliki agama sendiri, dan umat Islam harus menjaga kemurnian tauhid tanpa dipengaruhi ajaran lain. Akidah tidak bisa disesuaikan dengan kepercayaan lain. Mencampur ibadah kepada Allah dengan unsur-unsur syirik justru menghilangkan nilai ibadah itu sendiri.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Surah Al-‘Alaq dan Tafsirnya tentang Menuntut Ilmu dan Penciptaan Manusia


Jakarta

Pentingnya ilmu pengetahuan dan kesadaran akan tanggung jawab menjadi dasar utama dalam kehidupan manusia. Dalam Al-Qur’an, surah Al-‘Alaq menegaskan hal tersebut secara jelas.

Berdasarkan buku Al-Qur’an Hadis Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI karya Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin, surah ke-96 ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk golongan Makkiyah karena diturunkan di Makkah, menjadi wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

Ayat-ayat awal surah ini merupakan ayat-ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga dikenal sebagai Iqra’ atau Al-Qalam. Ayat-ayat tersebut memerintahkan untuk membaca dan menuntut ilmu serta menggambarkan proses penciptaan manusia dari segumpal darah.


Surah Al-‘Alaq ayat 1 hingga 5 mengandung pesan penting tentang kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkan apa yang dipelajari. Sementara ayat 6 hingga 19 memuat peringatan tegas dari Allah SWT kepada mereka yang menghalangi pelaksanaan perintah-Nya.

Bacaan Surah Al-‘Alaq: Arab, Latin, dan Arti

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ

Arab latin: iqra` bismi rabbikallażī khalaq
1. Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ

Arab latin: khalaqal-insāna min ‘alaq
2. Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

Arab latin: iqra` wa rabbukal-akram
3. Artinya: Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ

Arab latin: allażī ‘allama bil-qalam
4. Artinya: Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Arab latin: ‘allamal-insāna mā lam ya’lam
5. Artinya: Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ

Arab latin: kallā innal-insāna layaṭgā
6. Artinya: Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ

Arab latin: ar ra`āhustagnā
7. Artinya: karena dia melihat dirinya serba cukup.

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ

Arab latin: inna ilā rabbikar-ruj’ā
8. Artinya: Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يَنْهَىٰ

Arab latin: a ra`aitallażī yan-hā
9. Artinya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰٓ

Arab latin: ‘abdan iżā ṣallā
10. Artinya: seorang hamba ketika mengerjakan shalat,

أَرَءَيْتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلْهُدَىٰٓ

Arab latin: a ra`aita ing kāna ‘alal-hudā
11. Artinya: bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran,

أَوْ أَمَرَ بِٱلتَّقْوَىٰٓ

Arab latin: au amara bit-taqwā
12. Artinya: atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

أَرَءَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ

Arab latin: a ra`aita ing każżaba wa tawallā
13. Artinya: Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ

Arab latin: a lam ya’lam bi`annallāha yarā
14. Artinya: Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِٱلنَّاصِيَةِ

Arab latin: kallā la`il lam yantahi lanasfa’am bin-nāṣiyah
15. Artinya: Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,

نَاصِيَةٍ كَٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

Arab latin: nāṣiyating kāżibatin khāṭi`ah
16. Artinya: (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

فَلْيَدْعُ نَادِيَهُۥ

Arab latin: falyad’u nādiyah
17. Artinya: Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

سَنَدْعُ ٱلزَّبَانِيَةَ

Arab latin: sanad’uz-zabāniyah
18. Artinya: kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,

كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَٱسْجُدْ وَٱقْتَرِب ۩

Arab latin: kallā, lā tuṭi’hu wasjud waqtarib
19. Artinya: sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Kandungan dan Tafsir Surah Al-‘Alaq

Berdasarkan Tafsir Al Azhar susunan Buya Hamka, surah Al-‘Alaq diawali dengan perintah “Bacalah!” yang menegaskan pentingnya membaca dan ilmu dalam Islam. Nabi Muhammad diperintahkan membaca wahyu atas nama Allah, Tuhan yang mencipta manusia dari segumpal darah.

Ini menggambarkan asal-usul manusia dan juga menunjukkan bahwa kemampuan membaca yang dimiliki Nabi, meski beliau ummi (tidak pandai baca tulis sebelumnya), adalah karunia dari Allah melalui malaikat Jibril.

Allah mengajarkan manusia dengan pena sebagai alat mencatat ilmu, yang menjadi kunci perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan membaca dan menulis, manusia dapat memperoleh dan menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat. Ayat-ayat awal ini menegaskan bahwa ilmu dan pembelajaran adalah fondasi penting dalam agama dan kehidupan.

Kemudian Allah mengingatkan bahwa manusia cenderung melampaui batas saat merasa cukup dan kaya, sehingga menolak nasihat dan petunjuk. Mereka merasa tidak membutuhkan Tuhan dan hidup dalam kesombongan. Namun akhirnya semua manusia akan kembali kepada Allah, tempat pertanggungjawaban hakiki.

Nabi juga diingatkan akan tantangan yang akan dihadapi, termasuk penolakan dan perlawanan dari orang-orang sombong dan merasa cukup seperti Abu Jahal, yang menentang dakwah beliau. Meskipun diancam dan dihalangi, Nabi diperintahkan untuk tetap teguh menjalankan ibadah dan dakwah, karena Allah selalu melihat dan menjaga hamba-Nya yang taat.

Ancaman keras bagi yang melawan Rasulullah menunjukkan keseriusan hukuman dari Allah, tetapi Rasulullah tetap diberi dorongan untuk tidak gentar dan terus mendekatkan diri kepada Allah melalui sujud dan ibadah. Rasa dekat kepada Tuhan itulah sumber kekuatan yang tidak bisa dikalahkan oleh musuh.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Arti dan Amalan Surat Yasin Ayat 58


Jakarta

Salamun qaulan min rabbin rahim atau yang dibaca sesuai tajwid “salaamung qoulam mirrobbirrohim” adalah ayat ke-58 dari surat Yasin. Karena kandungan maknanya yang sangat tinggi, ayat ini sering digunakan dalam amalan tertentu.

Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui ayat salamun qaulan min rabbin rahim artinya apa, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, serta amalan dan berbagai keutamaannya.

Salamun Qaulan Min Rabbin Rahim Artinya Apa?

Surat Yasin ayat 58 dalam tulisan Arab dan Latin adalah sebagai berikut:


سَلٰمٌ قَوۡلًا مِّنۡ رَّبٍّ رَّحِيۡمٍ

Salaamung qoulam mirrobbirrohim.

Artinya: (Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Ayat ke-58 ini berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang hari akhir dan kehidupan sesudahnya, yakni di surga dan neraka. Ayat ke-58 tersebut menjelaskan tentang penduduk surga yang diberi salam oleh Allah.

Dilansir dari NU Online, tafsir wajiz dari Yasin ayat 58 adalah:

Kepada mereka dikatakan, “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Salam inilah yang sangat mereka harapkan karena merupakan suatu bentuk pemuliaan bagi mereka.

Sedangkan tafsir tahlili dari Yasin ayat 58 adalah:

Yang mereka inginkan itu adalah salam dari Allah yang disampaikan kepada mereka untuk memuliakan mereka. Salam ini mungkin langsung disampaikan Allah atau melalui perantaraan malaikat, seperti firman Allah berikut ini:

…sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (Ar-Ra’d: 23-24)

Salam berarti selamat dan sejahtera, terpelihara dari segala yang tidak disenangi, dan memperoleh semua yang diingini sehingga orang itu memperoleh kenikmatan jasmani dan rohani yang tiada bandingannya.

Amalan Ayat Salamun Qaulan Min Rabbin Rahim

Ayat salamun qaulan min rabbin rahim digunakan dalam sejumlah amalan karena kandungan ayatnya yang tinggi. Beberapa amalan yang menggunakan ayat ke-58 surat Yasin ini antara lain:

Amalan Rebo Wekasan

Ning Sheila Hasina Zamzami dari Pesantren Al-Baqoroh Lirboyo, Kediri, yang dikutip dari NU Online, menjelaskan Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar yang diyakini sebagai waktu diturunkannya bala bencana dari Allah.

Untuk memohon kemurahan dari Allah, maka salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah menuliskan tujuh ayat ‘salamun’ setelah sholat Asar. Ayat-ayat tersebut diawali dengan kata ‘salamun’, yaitu:

  • “Salamun qaulam mirrabir Rahim” (QS Yasin: 58)
  • “Salamun alaa nuhin fil aalamiin” (QS As-Saffat: 79)
  • “Salamun alaa Ibrahim” (QS As Saffat: 109)
  • “Salamun alaa musa wa harun” (QS As Saffat: 120)
  • “Salamun alaa ilyasin” (QS As Saffat: 130)
  • “Salamun alaikum thibtum fadhkhuluha khalidun” (QS Az-Zumar: 73)
  • “Salamun hiya hatta mat la’il fajr” (QS Al-Qadr: 5)

Amalan Yasin Fadhilah

Ada juga amalan membaca Yasin Fadhilah. Pada dasarnya, amalan ini berdasarkan bacaan surat Yasin. Namun pada ayat tertentu dibaca beberapa kali dan terdapat selipan doa di dalamnya.

Dalam buku 100 Hujjah Aswaja yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Syirik, dan Kafir karya Ma’ruf Khozim, amalan Yasin Fadhilah dilakukan berdasarkan hadits berikut ini:

عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ خَوْفٍ تَعَوَّذَ وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ سَأَلَ

“Rasulullah jika membaca ayat tentang siksa maka beliau minta perlindungan kepada Allah, jika Rasulullah membaca ayat tentang rahmat maka beliau memintanya kepada Allah” (HR Ahmad No 24012 dan Ibnu Khuzaimah No 684)

Amalan Yasin Fadhilah biasa dibaca saat malam Jumat. Dalam penelitian berjudul Tradisi Pembacaan Yasiin Fadliilah (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Darussyafa’ah Desa Kesilir Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi) tahun 2019 dari Institut Agama Islam Negeri Jember, dijelaskan cara mengamalkan Yasin Fadhilah adalah sebagai berikut:

1. Ayat Pertama Dibaca 7 Kali

يس يس يس يس يس يس يس

Yaa siin.

Dilanjutkan membaca ayat ke-2 dan selanjutnya.

2. Membaca Doa Setelah Ayat 9

Setelah ayat ke-9 membaca doa berikut ini sebanyak 3 kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ اللَّهُمَّ يَا مَنْ نُوْرُهُ فِي سِرِّهِ وَسِرُّهُ فِي خَلْقِهِ أَخْفِنَا عَنْ عُيُونِ النَّاظِرِينَ وَاطَّاغِيْنَ وَقُلُوْبِ الْحَاسِدِينَ وَالْبَا غِيْنَ كَمَا أَخْفَيْتَ الرُّوْحَ فِي الْجَسَدِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik wa sallim. Allahumma ya man nooruhu fi sirrihi wa sirruhu fi khalqihi akhfinā ‘an ‘uyūni an-nāẓirīn waṭṭāghīna wa qulūbi al-ḥāsidīn wa al-bāghīn kamā akhfayta ar-rūḥa fi al-jasad. Innaka ‘ala kulli syay’in qadīr.

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah salam atas Nabi Muhammad dan keluarganya, serta berkahilah. Ya Allah, Engkau yang cahayanya tersembunyi dalam rahasia-Nya dan rahasia-Nya dalam ciptaan-Nya, lindungilah kami dari mata yang mengintai, orang-orang yang berlaku sewenang-wenang, hati para hasad, dan orang-orang yang bermaksiat. Sebagaimana Engkau menyembunyikan roh dalam tubuh, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian melanjutkan membaca surat Yasin ayat ke-10 dan seterusnya.

3. Doa Setelah Ayat 27

Setelah membaca ayat ke-27, maka dilanjutkan membaca doa di bawah ini sebanyak 3 kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ اللَّهُمَ أَكْرِمْنَا بِالْفَهْمِ وَالْحِفْظِ وَقَضَاءِ الْحَوَائِجِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ أَنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik. Allahumma akrimna bil-fahmi wal-hifdzi wa qadha’il-hawā’iji fid-dunyā wal-ākhirah. Innaka ‘ala kulli syay’in qadiir.

Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam atas Nabi Muhammad dan keluarganya. Berkatilah kami dengan pemahaman, kehafalan, dan kabulkanlah segala hajat kami di dunia dan akhirat. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian melanjutkan membaca Yasin ayat ke-28 dan seterusnya.

4. Ayat 38 Diulang Sebanyak 14 Kali dan Lanjut Membaca Doa

Pada ayat ke-38 surat Yasin, ulangi membaca ayat tersebut sebanyak 14 kali. Berikut ini ayatnya.

ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dzalika taqdiiru al-‘aziizi al-‘aliim.

Artinya: “Itulah takdir Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.”

Setelah mengulangi ayat ke-38 sebanyak 14 kali, lanjutkan dengan membaca doa berikut ini sebanyak 3 kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ للَّهُمَّ إِنَا نَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَمِيمِ الْوَاسِعِ السَّابِعُ مَا
تُغْنِيْنَا بِهِ عَنْ جَمِيعِ خَلْقِكَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik wa sallim. Allahumma inna nas’aluka min fadhlika al-‘adzimi al-wasi’i, assab’ii ma tughninā bihi ‘an jamee’i khalqika. Innaka ‘ala kulli syay’in qadiir.

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, serta berkahilah. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dari limpahan karunia-Mu yang agung dan luas, yang dengan itu Engkau mencukupi kami dari segala makhluk-Mu. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian melanjutkan membaca Yasin ayat 39 dan seterusnya.

5. Ayat 58 Diulangi 11 Kali dan Dilanjutkan Doa

Pada ayat ke-58, ulangi bacaan sebanyak 11 kali.

سَلامٌ قَوْلًا مِنْ رَبِّ رَحِيمٍ

Salaamung qoulam mirrobbirrohim.

Artinya: (Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Setelah mengulang ayat ke-58 sebanyak 11 kali, lanjutkan dengan membaca doa berikut ini sebanyak tiga kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ اللَّهُمَّ سَلَّمْنَا مِنْ آفَاتِ الدُّنْيَا وَأَلَا خِرَةِ وَفِتْنَتِهِمَا إِنَّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik wa sallim. Allahumma sallimna min afaatid-dunya wa ala khiratiha wa fitnatihamainnaka ‘ala kulli syay’in qadiir.

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah salam dan keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, lindungilah kami dari segala bencana dunia dan akhirat serta cobaan keduanya. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian lanjutkan membaca Yasin ayat 59 dan seterusnya.

6. Doa Setelah Ayat Ke-71

Setelah membaca ayat ke-71 surat Yasin, bacalah doa di bawah ini sebanyak 3 kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ اللَّهُمَّ مَلَكْنَا مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَذَلَّلْ لَنَا صِعَابَهُمَا بِحَقِّ هَذِهِ السُّورَةِ الشَّرِيفَةِ وَبِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ أَجْمَعِينَ إِنَّكَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin, wa barik. Allahumma malikna min khayri dunya wal-akhirah, wa dzallal lana shi’abahuma bi haqqi hadzihi as-suurah asy-syarifah, wa bi haqqi Muhammadin wa alihi ajma’iin. Innaka ‘ala kulli syay’in qadiir.

Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan berkahilah. Ya Allah, jadikanlah kami memiliki kebaikan di dunia dan akhirat, dan rendahkanlah untuk kami kesulitan keduanya dengan kebenaran surat yang mulia ini dan dengan kebenaran Muhammad dan keluarganya semua. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian lanjutkan membaca Yasin ayat 72 dan seterusnya.

7. Doa Setelah Ayat Ke-78

Setelah menyelesaikan ayat ke-78 surat Yasin, bacalah doa ini sebanyak tiga kali.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا مَنْ يُحْيِ الْعِظَامِ وَهِيَ رَمِيمٌ أَحْيِ رُوْحَنَا وَمَحَبَّتَنَا
فِي قُلُوْبِ خَلْقِكَ أَجْمَعِينَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik wa sallim. Ya Allah, ya Allah, ya Man yuhyi al-‘idzham wa hiya ramiim. Ahyi ruhna wa mahabbatana fi qulubi khalqika ajma’in. Innaka ‘ala kulli syay’in qadiir.

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, berikanlah berkah dan salam. Ya Allah, ya Allah, wahai Dzat yang menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur. Hidupkanlah roh kami dan cintakanlah kami di dalam hati seluruh makhluk-Mu. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kemudian lanjutkan membaca Yasin ayat 79 dan seterusnya.

8. Membaca Ayat 81 dengan Sisipan Doa

Pada ayat 81 surat Yasin, bacalah dengan sisipan doa sebanyak 3 kali. Bacaannya adalah sebagai berikut.

أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ
يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى قَدِيْرٌ عَلَى أَنْ يَعْفُوَعَنَّا بِالْعَفْوِوَ الْمُعَافَاةِ وَأَنْ يَقْضِيَ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ جَمِيعَ الْحَاجَاتِ
يا اللهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ,
يا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ,
يا اللهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ
يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلاقُ الْعَلِيمُ

Awalaysa alladzii khalaqa as-samaawati wal-ardha biqadirin ‘ala an yakhluqa mitslahum bala qadiirun ‘ala an ya’fuwa ‘annaa bil-‘afwi wal-mu’aafaati wa an yaqdiya lanaa fid-dunya wal-aakhirati jamii’a al-haajaat. Ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, innaka ‘ala kulli syay’in qadiir. Ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, innaka ‘ala kulli syay’in qadiir. Ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, innaka ‘ala kulli syay’in qadiir. Awalaysa alladzii khalaqa as-samaawati wal-arda biqadirin ‘ala an yakhluqa mitslahum bala wa huwa al-khaliqul ‘aliim.

Artinya:
“Bukankah Dia yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan makhluk serupa mereka? Benar, Dia Maha Kuasa untuk memberi maaf kepada kami dengan ampunan dan pemaafan, dan untuk memutuskan segala kebutuhan kami di dunia dan akhirat. Ya Allah, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bukankah Dia yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan makhluk serupa mereka? Benar, Dia adalah Pencipta Yang Maha Mengetahui.”

Jika bacaan di atas selesai, kita lalu mengulang bacaan ayat ke-81 tanpa menyisipi doa. Berikut ayatnya.

اَوَلَيۡسَ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنۡ يَّخۡلُقَ مِثۡلَهُمۡؔؕ بَلٰی وَهُوَ الۡخَـلّٰقُ الۡعَلِيۡمُ

Awalaysa alladzii khalaqas-samawati wal-ardha biqadirin ‘ala an yakhluqa mitslahum, bala wa huwa al-khallāqul ‘alim.

Artinya:
“Bukankah Dia, yang menciptakan langit dan bumi, berkuasa untuk menciptakan makhluk yang serupa dengan mereka? Benar, Dia-lah Pencipta yang Maha Mengetahui.”

Kemudian melanjutkan bacaan Yasin sampai selesai, yaitu hingga ayat 83.

9. Doa Penutup

Setelah menyelesaikan ayat 83, tutuplah dengan doa Yasin Fadilah berikut ini.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ الأَهْوَالْحَيُّ الْقَيُّومُ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ الأَهُوَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ سَمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ وَسَلَّمْ . يَا مُفَرِّجُ فَرِّجْ عَنَّا يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ اَغِثْنَا اَغِثْنَا اَغِثْنَا يَا رَحْمَنُ يَا رَحْمَنُ ارْحَمْنَا يَا رَحْمَنُ ارْحَمْنَا اللَّهُمَّ إِنَّكَ جَعَلْتَ يَسٍ شِفَاءٌ لِّمَنْ قَرَأَهَا وَلِمَنْ قُرِئَتْ عَلَيْهِ أَلْفَ شِفَاءٍ وَالْفَ دَوَاءٍ وَالْفَ بَرَكَةٍ وَالْفَ رَحْمَةٍ وَالْفَ نِعْمَةٍ وَسَمَيْتَهَا عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُعِمَّةَ تَعُمُّ لِصَاحِبِهَا خَيْرَ الدَارَيْنِ وَالدَّافِعَةَ تَدْفَعُ عَنَّا كُلَّ سُوْءٍ وَبَلِيَّةٍ وَحُزْنٍ وَتَقْضِيْ حَاجَاتِنَا احْفَظْنَا عَنِ الْفَضِيْحَتَيْنِ الْفَقْرِ وَالدَّيْنِ سُبْحَانَ الْمُنَفْسِ عَنْ كُلِّ مَدْيُونٍ سُبْحَانَ الْمُفَرِّجِ عَنْ كُلِّ مَحْزُوْنٍ سُبْحَانَ مَنْ جَعَلَ خَزَائِنُهُ بَيْنَ الْكَافُ وَالنُّوْنِ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَا أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُوْلُ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ فَسُبْحَنَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ يَا مُفَرِّجُ فَرِّجْ عَنَّا يَا مُفَرِّجُ فَرِّجْ عَنَّا هُمُوْمَنَا فَرَجًا عَاجِلاً بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ

Bismillahirrahmanirrahim. Bismillahilladzi la ilaha illa huwa, Al-Hayyul Qayyum. Bismillahilladzi la ilaha al-ahuwa, Dzul-jalali wal-ikram. Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syai’un fil-ardhi walaa fis-samaa’i, wa huwas-sami’ul ‘aliim. Allahumma salli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin wa barik wa sallim. Ya Mufrij, farrij ‘anna ya Ghitsal Mustaghitsin. Ya Ghitsal Mustaghitsin, aghitsna, aghitsna, aghitsna, ya Rahmaan, ya Rahmaan, irhamna, ya Rahmaan, irhamna. Allahumma innaka ja’altal Yasiin syifa’un liman qara’aha wa liman qur’iata ‘alayhi alf syifa’in wa alfa daw’in wa alfa barakah wa alfa rahmah. Wa samaitaha ‘ala lisaan Nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallam. Al-Mu’immah tu’umu li shahibiha khairad daarain, wal-dafi’ah tudfi’u ‘annaa kulla su’in wa baliyatin wa huznin, wa taqdi hajaatina ihfadzna ‘anil fa’dhataini, al-faqri wal-dayni. Subhanal Munaffisi ‘an kulli madyyuun. Subhanal Mufriji ‘an kulli mahzun. Subhanal Manni Ja’ala Khazaa’inuhu baina al-Kaafi wal-Nuun. Subhanahu idza qaada amran fa innama yaqulu lahu kun fayakuun. Fa subhanal ladzi biyadihi malakutu kulli syai’in wa ilayhi turja’uun. Subhana Rabbika Rabbil ‘izzati ‘amma yasifun. Wa salaamun ‘alal mursaliin. Wal-hamdu lillahi Rabbil ‘aalamiin. Ya Mufrij, farrij ‘anna. Ya Mufrij, farrij ‘anna. Humuumana farajaan, birahmatika ya Arhamar Rahimiin. Wa shallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Ya Dzal Jalali wal-Ikram, ya Arhamar Rahimin. Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan menyebut nama Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Dengan menyebut nama Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, Pemilik keagungan dan kemuliaan. Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada yang dapat mendatangkan bahaya di bumi maupun di langit, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, sampaikanlah salam dan rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Pemberi Solusi, pecahkanlah segala kesulitan kami, ya Penolong yang selalu kita mintai pertolongan. Ya Penolong yang selalu kita mintai pertolongan, bantulah kami, bantulah kami, bantulah kami, ya Maha Pengasih, ya Maha Pengasih, berilah rahmat kepada kami, ya Maha Pengasih, berilah rahmat kepada kami. Ya Allah, sesungguhnya Engkau menjadikan Yasin sebagai penyembuh bagi siapa saja yang membacanya, dan bagi siapa saja yang dibacakan atasnya. Engkau menetapkan bahwa bacaan ini membawa seribu kesembuhan, seribu obat, seribu berkah, seribu rahmat, dan seribu nikmat. Dan Engkau memberikan nama ini melalui lidah Nabi-Mu Muhammad sallallahu ‘alayhi wa sallam. Keberkahan ini meliputi kedua dunia, dan pelindung ini menjauhkan dari segala kejelekan dan cobaan. Lindungilah kami dari kehinaan di dunia dan akhirat, ya Tuhan pemilik keagungan dan kemuliaan, ya Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, berikan salam kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya. Ya Pemberi Kelapangan, lapangkanlah kami, ya Pemberi Kelapangan, lapangkanlah kami. Berdasarkan rahmat-Mu, ya Paling Pengasih di antara yang pengasih. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Pemberi Kelapangan, lapangkanlah kami. Ya Pemberi Kelapangan, lapangkanlah kami. Kesedihan kami, perbaikilah dengan rahmat-Mu, ya Paling Penyayang di antara yang penyayang. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Keutamaan Surat Yasin

Selain ayat salamun qaulan min rabbin rahim, membaca surat Yasin secara keseluruhan juga memiliki fadhilah besar. Dilansir dari situs Muhammadiyah, berikut ini sejumlah keutamaan surat Yasin:

1. Seperti Membaca Al-Quran Sebanyak 10 Kali

Rasulullah SAW bersabda bahwa Surat Yasin adalah inti dari Al-Qur’an. Membaca surat Yasin memiliki nilai setara dengan membaca Al-Qur’an sebanyak 10 kali.

Dari Anas RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu (inti) dan kalbu Al-Qur’an adalah surat Yasin. Barang siapa membaca surat Yasin, maka Allah mencatat baginya karena bacaan surat Yasin itu pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”

2. Meringankan Sakaratul Maut

Membaca Yasin memiliki fadhilah akan dimudahkan urusannya, termasuk ketika seseorang menghadapi sakaratul maut.

“Telah menceritakan kepada kami Abu al-Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan, telah bercerita kepadaku beberapa orang syaikh, mereka menghadiri Gudaif al-Haris ats-Tsumali tatkala kekuatan fisiknya telah melemah, lalu berkata; Maukah salah seorang di antara kalian membacakan surah Yasin? Lalu Salih bin Syuraih as-Sakuni membacanya, tatkala sampai pada ayat yang ke empat puluh, Gudaif al-Haris ats-Tsumali wafat. (Safwan r.a.) berkata; Beberapa syaikh tadi berkata; Jika hal itu dibacakan di sisi mayit, maka akan diringankannya. Safwan berkata; ‘Isa bin al-Mu’tamir membacakan di sisi Ma’bad.” [H.R.Ahmad No. 16355].

3. Diampuni Dosanya

“Dari Ma’qil bin Yasar (diriwayatkan) Rasulullah SAW bersabda: Al-Baqarah adalah surah Al-Qur’an berkedudukan tertinggi dan puncaknya. Delapan puluh Malaikat turun menyertai masing-masing ayatnya. Laa ilaha illaahu al-hayyul qayyum di bawah ‘Arsy, lalu ia digabungkan dengannya, atau digabungkan dengan surah al-Baqarah. Sedangkan Yasin adalah hati Al Qur’an. Tidaklah seseorang membacanya, sedang ia mengharap (ridho) Allah tabaraka wa ta’ala dan akhirat, melainkan dosanya akan diampuni. Bacakanlah surat tersebut terhadap orang-orang yang mati di antara kalian.” [H.R. Ahmad No. 19415]

4. Terpenuhi Kebutuhannya

Keutamaan lain dari surat Yasin adalah bahwa orang yang membacanya akan dipenuhi semua kebutuhannya oleh Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Dari ‘Atha` bin Abu Rabah (diriwayatkan), telah sampai berita kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membaca surah Yasin pada awal siang niscaya akan terpenuhi semua kebutuhannya.” [H.R. ad-Darimi No. 3284]

5. Dikabulkan Doanya

Membaca Surat Yasin juga memiliki keutamaan akan dikabulkan doa atau permintaannya, sebagaimana hadits yang artinya: Barang siapa membaca surat Yasin dan Al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya. (HR Abu Daud dari al-Habr).

Demikian tadi penjelasan tentang ayat salamun qaulan min rabbin rahim, mulai dari tulisan Arab, Latin, arti, tafsir, lengkap dengan amalan dan berbagai keutamaannya.

(bai/inf)



Sumber : www.detik.com

Arti “Qulillahumma Malikal Mulki” (Ali Imran 26-27) dan Manfaat Membacanya


Jakarta

Qulillahumma malikal mulki ( قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ) adalah potongan ayat ke-26 surat Ali Imran dalam Al-Qur’an. Bacaan ini kerap dibaca sebagai doa-doa dalam situasi tertentu, untuk dipanjatkan kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Latin: Qulillahumma malikal-mulki tu’til-mulka man tasya’u wa tanzi’ul-mulka mim man tasya’u wa tu’izzu man tasya’u wa tudzillu man tasya’, biyadikal-khair, innaka ‘ala kulli syai’ing qadir.

Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Makna Surat Al Imran Ayat 26

Dilansir dari laman Qur’an Nahdlatul Ulama, berdasarkan Tafsir Wajiz surat Al Imran Ayat 26 menjelaskan tentang kemahakuasaan Allah SWT di dunia.

Hal ini juga berkaitan dengan ketidakmampuan seorang hamba untuk menghindar dari keniscayaan hari akhir sebagai hari pembalasan, hari tersingkapnya rahasia, serta hari terbukanya segala kebohongan.

Sementara dalam Tafsir Tahlili, surat Al Imran Ayat 26 menjelaskan mengenai Allah yang menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan bahwa Allah Yang Maha Suci (mempunyai kekuasaan tertinggi) dan Maha Bijaksana (tindakan-Nya yang sempurna dalam menyusun, mengurus, dan merampungkan semua perkara dan yang menegakkan neraca undang-undang di dunia ini).

Dalam hal ini, Allah SWT mengingatkan kepada Nabi Muhammad bahwa semua kebaikan dan kekayaan ada di tangan-Nya.

Sehingga, tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi Allah SWT untuk memberikan kemiskinan dan kekayaan. Baik itu kepada Nabi-Nya atau kepada orang-orang mukmin yang dikehendaki Allah SWT.

Manfaat Surat Al Imran Ayat 26-27

Surat Al Imran ayat 26 dan 27 mengandung bacaan doa yang bisa dipanjatkan dalam memohon suatu keinginan kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa contoh manfaatnya:

1. Doa untuk Mewujudkan Keinginan

Dikutip dari buku Zikir & Amalan Nabi Sehari-hari oleh Ghadeer Foundation, dalam kitab Shadaf Mashun karya Mirdamad, bacaan qulillahumma malikal mulki dalam Surat Al Imran Ayat 26 bisa dijadikan sebagai doa untuk mewujudkan keinginan.

Bacalah قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ selama 40 hari setiap 40 kali setiap harinya. Setiap kali membacanya, lanjutkan dengan menyebut “Ya Allah” sebanyak 3 kali. Insyaallah hajat kalian akan terkabul.

2. Doa Pelunas Utang

Bacaan Surat Ali Imran ayat 26-27 mengandung doa agar diberi kemampuan dalam melunasi utang.

Dikutip dari buku Doa Para Nabi oleh Nurul Huda dan Rosul 100 Jejak Peribadi Rasulullah oleh Muhd Nasruddin Dasuki, Rasulullah SAW pernah mengajari salah seorang sahabatnya dari kalangan sahabat Muaz RA mengenai doa untuk diberikan kemampuan membayar utang.

Diceritakan, bahwa sahabat tersebut pernah mengadu pada Rasulullah SAW tentang utangnya kepada seorang Yahudi. Rasulullah kemudian mengajarkannya untuk membaca ayat dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 26-27. Hal ini diriwayatkan Al Tabrani dalam salah satu haditsnya.

Muhd Nasruddin dalam bukunya menyarankan untuk membaca surat Ali Imran ayat 26-27 sebelum tidur.

“Ayat ini (surat Ali Imran ayat 26-27) boleh dibaca sebelum tidur. Mudah-mudahan mendapat jalan untuk menyelesaikan bebanan utang. Di samping berdoa, kita juga perlu berusaha dengan cara apa sekalipun baik segi fisik atau mental untuk melunaskan utang,” tulis Muhd Nasruddin Dasuki.

Bacaan Surat Ali Imran ayat 26-27 Arab, Latin, dan artinya:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الۡمُلۡكِ تُؤۡتِى الۡمُلۡكَ مَنۡ تَشَآءُ وَتَنۡزِعُ الۡمُلۡكَ مِمَّنۡ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنۡ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنۡ تَشَآءُؕ بِيَدِكَ الۡخَيۡرُؕ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ‏ ٢٦

تُوۡلِجُ الَّيۡلَ فِى النَّهَارِ وَتُوۡلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيۡلِ وَتُخۡرِجُ الۡحَـىَّ مِنَ الۡمَيِّتِ وَتُخۡرِجُ الۡمَيِّتَ مِنَ الۡحَـىِّ وَتَرۡزُقُ مَنۡ تَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ‏ ٢٧

Latin:
Qulillahumma malikal-mulki tu’til-mulka man tasya’u wa tanzi’ul-mulka mim man tasya’u wa tu’izzu man tasya’u wa tudzillu man tasya’, biyadikal-khair, innaka ‘ala kulli syai’ing qadir. (ayat 26)

Tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb. (ayat 27)

Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.

Itu tadi penjelasan mengenai bacaan qulillahumma malikal mulki dalam Surat Al Imran Ayat 26. Bacaan ini juga bisa dijadikan doa melunasi utang dan mewujudkan hajat.

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com

Arti “Lillahi ma Fissamawati” (Al Baqarah 284-286) dan Manfaat Membacanya


Jakarta

“Lillahi ma Fissamawati” merupakan potongan ayat 284 surat Al Baqarah. Bacaan ini mengandung tentang kekuasaan Allah SWT yang meliputi seluruh jagat raya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 284:

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ
مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Latin:
Lillâhi mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardl, wa in tubdû mâ fî anfusikum au tukhfûhu yuḫâsibkum bihillâh, fa yaghfiru limay yasyâ’u wa yu’adzdzibu may yasyâ’, wallâhu ‘alâ kulli syai’ing qadîr.

Artinya:

“Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah:284)

Makna dari Lillahi ma Fissamawati

Lillahi ma Fissamawati artinya milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Selain, memiliki kekuasaan tersebut Allah SWT pulalah yang mengatur dan mengelola semua itu.

Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 284

Dilansir laman laman Qur’an Nahdlatul Ulama (NU), secara tafsir Tahlili Al Baqarah ayat 284 menjelaskan tentang kesempurnaan dan keesaan Allah SWT. Di mana, segala yang terjadi di alam ini merupakan atas kehendak Allah SWT.

Allah SWT menghendaki adanya sesuatu, dan pasti sesuatu itu terwujud. Sebaliknya, jika menghendaki musnahnya sesuatu, maka musnahlah ia.

Dalam tafsir Wajiz, ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT itu mengetahui segala dan akan meminta pertanggungjawaban setiap yang dilakukan manusia. Dialah yang akan memberikan balasan yang setimpal.

Allah SWT akan mengampuni siapa yang dikehendaki-NYA, sesuai dengan sikap dan kehendak hamba-Nya. Barang siapa yang ingin diampuni, maka lakukanlah apa yang ditetapkan Allah SWT untuk mendapat ampunan-Nya, dan siapa yang hendak dalam siksa, maka langgarlah ketentuan-Nya.

Bacaan Lillahi Ma Fissamawati Lengkap dengan 3 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah

Al Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur’an, dan tiga ayat terakhirnya (384-258) memiliki keistimewaan. Rasulullah SAW pun sering membaca tiga ayat terakhir surat Al Baqarah tersebut.

Berikut adalah bacaan 3 ayat terakhir Surat Al Baqarah:

Ayat 284

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Latin:

Lillâhi mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardl, wa in tubdû mâ fî anfusikum au tukhfûhu yuḫâsibkum bihillâh, fa yaghfiru limay yasyâ’u wa yu’adzdzibu may yasyâ’, wallâhu ‘alâ kulli syai’ing qadîr.

Artinya:

“Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah:284)

Ayat 285

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Latin:

âmanar-rasûlu bimâ unzila ilaihi mir rabbihî wal-mu’minûn, kullun âmana billâhi wa malâ’ikatihî wa kutubihî wa rusulih, lâ nufarriqu baina aḫadim mir rusulih, wa qâlû sami’nâ wa atha’nâ ghufrânaka rabbanâ wa ilaikal-mashîr.

Artinya:

“Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS Al-Baqarah: 285)

Ayat 286

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Latin:

lâ yukallifullâhu nafsan illâ wus’ahâ, lahâ mâ kasabat wa ‘alaihâ maktasabat, rabbanâ lâ tu’âkhidznâ in nasînâ au akhtha’nâ, rabbanâ wa lâ taḫmil ‘alainâ ishrang kamâ ḫamaltahû ‘alalladzîna ming qablinâ, rabbanâ wa lâ tuḫammilnâ mâ lâ thâqata lanâ bih, wa’fu ‘annâ, waghfir lanâ, war-ḫamnâ, anta maulânâ fanshurnâ ‘alal-qaumil-kâfirîn.

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (QS Al-Baqarah: 286)

Manfaat Membaca 3 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah (Ayat 284-286)

Berikut adalah keutamaan dan manfaat membaca 3 ayat terakhir surat Al Baqarah, di antaranya:

1. Menjadi Doa agar bisa Tercukupi Segala Kebutuhan Dunia dan Akhirat

Dikutip dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi yang disyarah Musthafa Dib al-Bugha, dkk., menyebutkan bahwa membaca 2 ayat terakhir surat Al Baqarah bisa mencukupi segala kebutuhan dunia dan akhirat.

2. Terhindar dari Kejahatan

Manfaat membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah bisa menjadi pelindung dari setiap gangguan kejahatan. Hal ini disebutkan dalam Ensiklopedi Doa oleh Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni.

Dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Mas’ud Al-Anshari.

مَنْ قَرَأَ بالآيتين مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Artinya:
“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah dalam satu alam, hal itu akan melindunginya dari kejahatan dan hal-hal yang tidak ia sukai.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

3. Melindungi dari Gangguan Setan

Dalam Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 karya Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman, Imam Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasai meriwayatkan dari Suhail bin Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah bersabda:

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتِكُمْ قُبُوْرًا فَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ لَا يَدْخُلُهُ الشَّيْطَانُ

Artinya:
“Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan” (HR At-Tirmidzi)

4. Terhindar dari Kelalaian

Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam buku Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menyebutkan, jika kita mampu mengamalkan tiga ayat terakhir surat Al-Baqarah, manfaatnya kita bisa dihindarkan dari kelalaian.

Ad-Darimi meriwayatkan dari al-Mughirah bin Subai’, bahwa salah seorang sahabat Rasulullah SAW, pernah berkata, “barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah saat hendak tidur, maka dia tidak melupakan Al-Qur’an, yakni empat ayat dari awal, Ayat Kursi, dua ayat sesudah Ayat Kursi, serta tiga ayat di akhir surat Al-Baqarah.”

5. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT

Imam Ibnu Katsir menafsirkan tiga ayat terakhir AL-Baqarah mengandung penegasan mengenai orang-orang mukmin. Mereka mengimani Allah SWT merupakan Zat yang Esa, meyakini semua nabi dan rasul, serta kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.

Oleh karena itu, kita sebagai hamba harus senantiasa memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Demikian arti dari Lillahi ma Fissamawati, beserta penjelasan tentang keutamaan membaca tiga ayat terakhir surat Al Baqarah (Ayat 284-286).

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com

Arti “Wa Ufawwidu Amri Ilallah” (Surat Ghafir Ayat 44) dan Tafsirnya


Jakarta

“Wa ufawwidu amri ilallah” adalah kutipan bacaan surat Ghafir ayat 44 dalam Al Qur’an. Surat Ghafir juga dinamai dengan surat al Mu’min.

Allah SWT berfirman:

فَسَتَذْكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمْ ۚ وَأُفَوِّضُ أَمْرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ


Latin: Fasatażkurụna mā aqụlu lakum, wa ufawwiḍu amrī ilallāh, innallāha baṣīrum bil-‘ibād.

Artinya:
“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS Ghafir :4)

Arti Wa Ufawwidu Amri Ilallah

Dalam surat Ghafir ayat 44, lafaz wa ufawwidu amri ilallah artinya “Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah”.

Dalam hal ini, seorang hamba bertawakal kepada Allah SWT untuk memohon pertolongan-Nya.

Dikutip dari buku Be Excellent Menjadi Pribadi Terpuji oleh H. Ahmad Yani, secara harfiah tawakal berasal dari kata wakala yang berarti memercayakan, menyerahkan, atau mewakili urusan kepada orang lain.

Arti tawakal bagi umat Islam adalah menyerahkan segala perkara dan usaha kepada Allah SWT, serta berserah diri kepada-Nya. Hal ini dilakukan agar seorang hamba mendapatkan kemaslahatan atau menolak dari kemudaratan.

Dikutip dari Ensiklopedia Islam, seorang ulama Arab Saudi Muhammad bin Abdul Wahab mengungkapkan bahwa tawakal adalah pekerjaan hati manusia dan puncak tertinggi keimanan.

Abu Bakr Jabir al-Jazairi dalam buku Minhaajul-Muslim, mengartikan tawakal seorang muslim yaitu perbuatan dan harapan yang disertai jiwa yang tentram, hati yang tenang, keyakinan kuat bahwa apa yang dikehendaki Allah SWT pasti terjadi (begitu pula sebaliknya.

Tafsir Surat Ghafir Ayat 44

Dikutip dari laman Qur’an Nahdlatul Ulama (NU), dalam tafsir Wajiz, ayat di atas menegaskan bahwa hamba-hambanya akan ingat dan mengakui kebenaran yang disampaikan Allah SWT kepada kamu.

Bahkan apa yang dikatakan-Nya kepadamu selama ini adalah sesuatu yang layak untuk diyakini. Oleh karena itu, seorang hamba harus menyerahkan seluruh urusannya hanya kepada Allah SWT.

Sebab, Allah SWT Maha Melihat segala yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya. Dia juga yang akan memberi balasan atas segala perbuatan hamba-Nya.

Itu tadi penjelasan mengenai wa ufawwidu amri ilallah, lafaz yang mengandung pesan untuk manusia agar senantiasa memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT.

(bai/inf)



Sumber : www.detik.com