Tag Archives: azar

Saat Nabi Ibrahim AS Mengajak Ayahnya untuk Beriman, Ini Kisahnya



Jakarta

Kisah Nabi Ibrahim AS ketika menyeru ayahnya agar beriman dan menyembah Allah SWT diabadikan dalam sejumlah ayat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW.

Para ulama berbeda pendapat terkait nama ayah Nabi Ibrahim. Menukil buku Kisah Para Nabi terjemah Qashash Al-Anbiya karya Ibnu Katsir, jumhur ulama nasab menyatakan nama bapak dari Ibrahim AS yakni Tarikh.

Pendapat Ibnu Jarir dan sebagian ulama lain, nama ayahnya adalah Azar lantaran merujuk Surat Al-An’am ayat 74. Mereka berpandangan, nama Tarikh merupakan gelar dari berhala yang disembah bapaknya itu, sehingga Azar yaitu nama asli ayahnya.


Terlepas dari nama ayah Nabi Ibrahim, Ibnu Katsir mengemukakan bahwa dakwah pertama kali yang dilaksanakan Ibrahim AS adalah kepada ayah kandungnya. Yang mana ayahnya adalah seorang penyembah berhala.

Bahkan dalam buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul oleh Ridwan Abdullah Sani & Muhammad Kadri disebutkan ayah Nabi Ibrahim yakni pedagan dari patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri. Kemudian ia menjual berhala itu kepada kaumnya untuk disembah.

Maka dari itu, bapak kandunganya menjadi orang pertama sekaligus terdekat yang diajak Ibrahim AS untuk beriman dan menyembah Alah SWT, serta meninggalkan tuhan lamanya itu.

Kisah Dakwah Nabi Ibrahim AS kepada Ayahnya

Masih dari buku Kisah Para Nabi terjemah Qashash Al-Anbiya, Allah SWT menceritakan kisah Ibrahim AS dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Pada Surat Maryam ayat 41-48 diceritakan:

“Ceritakanlah (Nabi Muhammad, kisah) Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an)! Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi. “

Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya, “Wahai Bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak pula bermanfaat kepadamu sedikit pun?

Wahai Bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu yang tidak datang kepadamu. Ikutilah aku, niscaya aku tunjukkan kepadamu jalan yang lurus.

Wahai Bapakku, janganlah menyembah setan! Sesungguhnya setan itu sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

Wahai Bapakku, sesungguhnya aku takut azab dari (Tuhan) Yang Maha Pemurah menimpamu sehingga engkau menjadi teman setan.”

Dia (bapaknya) berkata, “Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika tidak berhenti (mencela tuhan yang kusembah), engkau pasti akan kurajam. Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.”

Dia (Ibrahim) berkata, “Semoga keselamatan bagimu. Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia Mahabaik kepadaku.

Aku akan menjauh darimu dan apa yang engkau sembah selain Allah. Aku akan berdoa kepada Tuhanku semoga aku tidak kecewa dengan doaku kepada Tuhanku.” (QS Maryam: 41-48)

Terlihat dari ayat tersebut, ajakan Ibrahim AS kepada ayahnya dengan begitu tulus dan lembut. Beliau menggunakan kata-kata persuasi santun tanpa adanya bentakan atau kekerasan dan menyatakan fakta bahwa berhala tidak dapa mendengar maupun melihat, sehingga bagaimana mampu patung itu merupakan tuhan yang pantas disembah.

Beliau bahkan berjanji akan memohonkan ampunan atas ayahnya itu kepada Allah SWT jika ia mau mengikuti ajaran yang diwahyukan Nabi Ibrahim. Setelah berbagai usaha yang dilakukan oleh Ibrahim AS, beliau melihat dengan jelas segala penolakan yang dilakukan oleh ayahnya tersebut. Maka jelas bagi Nabi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah SWT.

Sebagaiman Allah SWT nyatakan dalam Surat At-Taubah ayat 114, “Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah dia ikrarkan kepadanya. Maka, ketika jelas baginya (Ibrahim) bahwa dia (bapaknya) adalah musuh Allah, dia (Ibrahim) berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”

Rasul SAW melalui sabdanya juga mengisahkan tentang Ibrahim AS yang bertemu ayahnya kelak di hari kiamat, tetapi bapaknya itu sudah tidak diberi kesempatan lagi oleh Allah SWT. Abu Hurairah meriwayatkan hadits bahwa Nabi SAW bersabda:

“Ibrahim AS bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari Kiamat nanti. Ketika itu wajah Azar tampak hitam berdebu. Lalu Ibrahim AS berkata kepada ayahnya: ‘Bukankah sudah aku katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?’

Ayahnya menjawab, ‘Hari ini aku tidak akan menentangmu.’

Kemudian Ibrahim AS berkata, ‘Wahai Tuhan, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan ayahku yang jauh (dariku)?’

Allah SWT berfirman: ‘Sesungguhnya, Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.” (HR Bukhari)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kala Nabi Ibrahim AS Mencari Keberadaan Tuhan Semesta Alam



Jakarta

Nabi Ibrahim AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Meski merupakan utusan Allah SWT, rupanya terdapat kisah mengenai dirinya yang sedang mencari Tuhan.

Menukil dari buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul yang ditulis Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Nabi Ibrahim AS adalah keturunan dari Azar. Sosok Azar dikenal sebagai pemahat sekaligus menjajakan patungnya untuk dijadikan berhala sesembahan.

Meski demikian, ada pendapat yang menyebut nama ayah Ibrahim adalah Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin ‘Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS, seperti diterangkan dalam Qashash Al-Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi.


Nabi Ibrahim AS hidup di masa kepemimpinan Raja Namrud bin Kan’an. Kala itu, kerajaan yang letaknya di Babilonia tersebut terkenal akan kemakmurannya. Begitu juga dengan rakyatnya yang sejahtera dan senang.

Walau begitu, mereka hidup dengan menyembah berhala. Naasnya, mereka juga yang membuat sendiri berhala itu dari lumpur serta tanah.

Setelah dewasa, Nabi Ibrahim AS berpikir bahwa dunia pasti ada penciptanya dan itu bukanlah berhala. Sebab, ia berpikir bahwa berhala-berhala itu tidak dapat makan, minum dan berbicara.

Perjalanan Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan dimulai ketika ia melihat bintang yang bercahaya. Awalnya, ia sempat berpikir itu adalah Tuhan namun ketika bintang tersebut menghilang, Nabi Ibrahim AS lalu menghempaskan pikirannya.

Begitu pula dengan bulan yang sempat Nabi Ibrahim AS anggap sebagai Tuhan. Ketika pagi datang, bulan menghilang sehingga Nabi Ibrahim AS berpikir tidak mungkin itu adalah Tuhan.

Lalu, sang nabi melihat matahari dan sempat meyakini itu adalah Tuhan. Namun, ia berhenti meyakini itu ketika matahari terbenam dan malam tiba.

Sampai akhirnya Nabi Ibrahim AS berpikir bahwa tidak mungkin sesuatu yang tampak mata adalah Tuhan. Menurutnya, Tuhan tidak pernah hilang.

Kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan termaktub dalam surah Al An’am ayat 76-79. Setelah mendapatkan hidayah, Nabi Ibrahim AS lalu meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam. Dia juga yang menciptakan bulan, bintang dan matahari.

Meski begitu, Nabi Ibrahim AS sempat meminta Allah SWT untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati. Terkait hal ini dikisahkan dalam surah Al Baqarah ayat 260,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ ٱلطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Setelah diperlihatkan kekuasaan Allah SWT, Nabi Ibrahim AS semakin beriman kepada-Nya. Hatinya menjadi tentram dan keraguannya hilang.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com