Tag Archives: bacaan zikir

5 Amalan agar Rumah Tangga Selalu Diberkahi, Lengkap dengan Dalilnya


Jakarta

Keberkahan dalam rumah tangga menjadi dambaan setiap pasangan muslim. Hal tersebut akan tercipta apabila berlandaskan nilai-nilai agama.

Allah SWT berfirman dalam surah Ar Rum ayat 21,

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٢١


Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Para ahli tafsir memaknai ada tiga tujuan pernikahan mengacu pada ayat tersebut. Di antaranya untuk mencapai sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta kasih), dan rahmah (kasih sayang).

Untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah perlu komitmen dari suami dan istri. Dijelaskan dalam buku Mencari yang Halal, Menemukan yang Berkah karya Moh Nur Sholeh, ketenteraman tak hadir begitu saja melainkan dibangun lewat komunikasi yang sehat, saling pengertian, dan kehadiran hati pada setiap interaksi.

Suami dan istri harus memelihara cinta dan kasih sayangnya bukan hanya dengan kata-kata manis tetapi juga dengan tindakan nyata yang ikhlas. Ketika hal itu tumbuh dalam bingkai ibadah, rumah tangga akan menjadi tempat yang penuh ketenangan dan keberkahan.

Ada amalan yang bisa dilakukan muslim agar rumah tangga selalu diberkahi Allah SWT. Amalan ini bisa dibilang ringan, tetapi penuh keutamaan.

5 Amalan agar Rumah Tangga Selalu Diberkahi

Merangkum dari buku 7 Amalan Meraih Keberkahan Rumah Tangga karya Azizah Hefni, buku Baiti Jannati: Keluarga yang Diberkahi Allah karya Malik al-Mughis, dan buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib Syarief Muhammad Alaydrus, berikut sejumlah amalan agar rumah tangga diberkahi.

1. Ucapkan Salam Tiap Masuk Rumah

Hal ringan tapi penting sebelum masuk rumah adalah mengucapkan salam. Amalan yang kerap dianggap remeh ini ternyata memiliki keutamaan besar, yakni untuk membentengi rumah dari gangguan setan.

2. Awali Segala Aktivitas dengan Basmalah dan Doa

Membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim) sebelum memulai segala aktivitas rumah tangga memiliki manfaat yang besar. Terutama untuk menjauhkan dari godaan setan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang masuk ke rumahnya dan menyebut nama Allah ketika memasukinya dan ketika makan, maka setan akan berkata, ‘Kalian (para setan) tidak akan dapat menginap dan makan.’ Namun jika seseorang masuk ke rumahnya dan tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya maka setan pun berucap, ‘Kalian (para setan) dapat menginap (di rumah tersebut).’ Apabila seseorang tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan pun berkata, ‘Kalian (para setan) dapat menginap dan makan (di rumah tersebut)’.” (HR Muslim)

3. Hidupkan Rumah dengan Al-Qur’an

Bangun budaya cinta Al-Qur’an dalam rumah tangga. Ajak pasangan untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an. Ciptakan kondisi rumah yang nyaman dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an.

Rasulullah SAW dalam sejumlah hadits menganjurkan membacakan surah-surah dalam Al-Qur’an di rumah. Beliau pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian pekuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al-Baqarah” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain beliau SAW bersabda, “Perumpamaan rumah yang selalu disebut nama Allah di dalamnya dengan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya seperti hidup dan mati.” (HR Bukhari)

4. Isi Rumah dengan Bacaan Zikir

Selain lantunan ayat suci Al-Qur’an, suami, istri, dan anggota keluarga lainnya bisa mengisi rumah dengan bacaan zikir. Banyak mengingat Allah SWT dalam setiap kesempatan akan mendatangkan banyak keberkahan dan pertolongan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 152,

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢

Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

Zikir bisa memberi ketenangan dan mendatangkan keberkahan bagi yang mengamalkannya. Perbanyak zikir dengan senantiasa merendahkan diri kepada Allah SWT.

5. Berbuat Baik pada Anak Yatim

Berbuat baik kepada anak yatim, memberikan kasih sayang kepada mereka akan mendatangkan keberkahan dalam rumah tangga. Sebab, rumah tangga harmonis tak lepas dari kepedulian terhadap sesama, terutama anak yatim dan fakir miskin.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik rumah orang muslim yaitu rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah orang muslim yaitu rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang tidak diasuh dengan baik.” (HR Bukhari)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Ini Waktu Paling Mustajab Zikir Pagi Setiap Hari dan Bacaannya


Jakarta

Zikir pagi merupakan salah satu amalan yang disunnahkan bagi umat Islam. Zikir tidak hanya sebagai bentuk ibadah lisan, tetapi juga sebagai pelindung dan sumber ketenangan hati dalam memulai aktivitas sehari-hari.

Perintah zikir di waktu pagi termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41-42, Allah SWT berfirman,

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًايَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Dalam hadits dari Syaddad bin Aus RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya, “Barang siapa mengucapkan zikir di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu dia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa yang megucapkan di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu dia mati sebelum subuh, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhari)

Kapan Waktu Paling Mustajab untuk Zikir Pagi?

Mengutip buku Doa dan Zikir Mustajab (Dibaca Sehari-hari Sepanjang Masa) karya Wira Kautsari Wijayanti, Lc., MA., terdapat hadits yang menjelaskan waktu zikir di pagi hari sebagaimana merujuk hadits Rasulullah SAW.

Beliau bersabda,

لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً

Artinya: “Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta’ala dari shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Ismail. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah dari shalat Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak.” (HR. Abu Daud)

H. Brilly El-Rasheed dalam bukunya yang berjudul Dzikir Dahsyat Doa Hebat dijelaskan, batasan akhir waktu zikir shabah (pagi) tidak ditegaskan dalam dalil secara eksplisit, sehingga dikembalikan ke dalam bahasa Arab yaitu apa yang dimaksud akhir waktu pagi, sebagaimana batasan waktu zikir masa’ (sore).

Sebagian ulama fikih berpendapat bahwa waktu dzikir pagi dimulai sejak terbit fajar (masuk waktu Subuh) dan berakhir saat matahari terbit. Ini adalah pendapat yang banyak dipegang dan digunakan oleh mayoritas kaum muslimin karena merujuk pada pemahaman umum tentang istilah “pagi”.

Ada juga ulama yang memperluas waktu dzikir pagi hingga berakhirnya waktu Dhuha, yakni menjelang masuk waktu Zuhur. Mereka berpendapat bahwa selama waktu Dhuha belum habis, maka masih diperbolehkan membaca dzikir pagi, meski keutamaannya tidak sebesar jika dibaca di awal pagi.

Bacaan Zikir Pagi

Dirangkum dari buku Koleksi Lengkap Dzikir Pagi Petang karya Ustaz Abdul Wahhab, berikut bacaan zikir pagi yang bisa diamalkan umat Islam:

1. Ayat Kursi

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

2. Surah Al Ikhlas, Surah Al Falaq, dan Surah An Nas (3x)

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Qul huwallāhu aḥad allāhuṣ-ṣamad lam yalid wa lam yụlad wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (QS Al Ikhlas: 1-4)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

Qul a’ụżu birabbil-falaq min syarri mā khalaq wa min syarri gāsiqin iżā waqab wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS Al Falaq: 1-5)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

Qul a’ụżu birabbin-nās malikin-nās ilāhin-nās min syarril-waswāsil-khannās allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās minal-jinnati wan-nās

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS An Nas: 1-6)

3. Dzikir Pagi Pertama

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”

4. Dzikir Pagi Kedua

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur

Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”

5. Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

6. Dzikir Pagi Ketiga (3x)

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَللّٰھُمَّ اِنِّیْ اَعُوْذُبِکَ مِنَ الْکُفْرِ وَالْفَقْرِ ، اَللّٰھُمَّ اِنِّی اَعُوْذُ بِکَ مِنَ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا اِلَہَ اِلَّا اَنْتَ

Allahumma ‘aafinii fii badani, Allahumma ‘aafini fii sam’ii, Allahumma ‘aafini fii basharii, laa ilaa haillah anta, Allahumma inni ‘auudzubika minal kufri walfaqri, Allahumma innii ‘audzubika min’adzaabil qabri, laa ilahaillaa anta.

Artinya: “Ya Allah, selamatkan tubuhku. Ya Allah, selamatkan pendengaranku. Ya Allah selamatkan penglihatanku. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasa’i)

7. Dzikir Pagi Keempat

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah)

8. Doa Pagi

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurrohu ilaa muslim.

Artinya: “Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (HR Tirmidzi dan Abu Dawud, Shahih At-Tirmidzi)

9. Dzikir Pagi Kelima

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya: “Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

10. Doa Pagi Kedua

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Yaa hayyu yaa qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

Artinya: “Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (HR Hakim)

11. Dzikir Pagi Keenam

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin

Artinya: “Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (HR Ahmad)

12. Tasbih (100x)

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanaallaahi wabihamdih

Artinya:”Maha Suci Allah sambil memuji-Nya”

13. Dzikir Pagi Ketujuh

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُi

Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir

Artinya:”Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

14. Dzikir Pagi Kedelapan (3x)

.سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.”

15. Dzikir Pagi Kesembilan (3x)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezeki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).”

16. Istighfar (100x)

أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaaha waatuubu ilaiih

Artinya:”Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya”

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Sholat Subuh agar Rezeki Lancar


Jakarta

Sholat Subuh dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai suatu ibadah yang memiliki keutamaan, salah satunya lancarkan rezeki. Agar mendapatkan keutamaan, tentunya kita perlu amalkan bacaan doa setelah sholat Subuh ini.

Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berzikir sesudah sholat. Menurut Surah An-Nisa ayat 103 https://www.detik.com/hikmah/quran-online/an-nisa/tafsir-ayat-103-596

فَاِذَا قَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣


Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah sholat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya sholat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Lalu untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT, sesudah membaca zikir lanjut membaca doa sholat.

Dzikir Setelah Sholat Subuh

Berikut ini adalah di antara rangkaian dzikir dan bacaan doa setelah sholat Subuh.

1. Membaca Istighfar

Sebelum berdoa, dianjurkan membaca istighfar tiga kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

“Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih”

2. Dilanjutkan dengan membaca :

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

“Laa ilaha illallah wakhdahu laa syarika lahu, lahul mulku walahul khamdu yukhyiiy wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai’innqodiir”

3. Memohon perlindungan dari siksa neraka, dengan membaca ini 3 kali:

اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ

“Allahumma ajirni minan-naar” 3 x

4. Memuji Allah dengan Kalimat

للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.

“Allahumma angtassalam, wamingkassalam, wa ilayka ya’uudussalam fakhayyina rabbanaa bissalaam wa-adkhilnaljannata darossalaam tabarokta rabbanaa wata’alayta yaa dzaljalaali wal ikraam”

5. Membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi

Membaca Surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah : 255) (https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-baqarah/262)

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

“Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.”

6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil

Membaca kalimat Tasbih 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ
“Subhanallah” 33x

Membaca kalimat Tahmid 33 kali
الْحَمْدُلِلهِ
“Alhamdulillah” 33x

Membaca kalimat Takbir 33 kali
اللهُ اَكْبَرُ
“Allahu akbar”

Membaca kalimat Tahlil 33 kali
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ
“Lailaha illallah”

Doa Setelah Sholat Subuh

Mengutip buku Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa setelah Sholat Fardhu & Sunnah karya H.M Amrin Ra’uf, inilah doa setelah sholat fardhu Subuh.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللَّهُمَّ ذِي السُّلْطَانِ الْعَظِيمِ . وَذِي الْمَنِ الْقَدِيمِ. وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيمِ. وَوَلِي الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ أَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِينَ وَعَيْنِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ. وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ. وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانِ الْحَكِيمِ. وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدِ. طَوَّلْ عُمْرِي وَصَحْحْ أَجْسَادِي وَاقْضِ حَاجَتِي وَأَكْثِرْ أَمْوَالِي وَأَوْلَادِي وَحَبِّبْ لِلنَّاسِ أَجْمَعِينَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِي آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَ الْكَافِرِينَ وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ. وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَ الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Arab-latin: bismillaahir rahmaanir rahiim. allaahumma dzis sulthaanil azhiim, wa dzil mannil qadiim, wa dzil wajhil kariim, wa waliyyil kalimaatit taammaati, wad da’awaatil mustajaabah, ‘aaqilil hasani wal husaini, min anfusil haqqi ‘ainil qudrati wan naazhiriina waainil insi wal jinni, wa in yakaadul ladziina kafaruu liyuzliquunaka bi-abshaarihim sami’udz dzikra, wayaquuluuna lammaa innahuu lamajnuun. wa maa huwa illaa dzikrul lil ‘aalamiin. wa mustajaabu luqmaanil hakiim. wa waritsa sulaimaanabni daawuuda ‘alaihimas salaam. al-waduud dzul ‘arsyil majiid. thawwil ‘umrii, wa shahhih ajsaadii, waqdhi haajatii, waktsir amwaalii wa aulaadii, wahabbib lin naasi ajmaiin. wa tabaaadil ‘adaawata kulla mimbanii aadama ‘alaihis salaam. man kaana hayyaw wa yahiqqal qaulu ‘alal kaafiriin. wa qul jaa-al haqqu wa zahaqal baathil, innal baathila kaana zahuuqaa. wa nunazzilu minal qur- aani maa huwa syifaa-uw warahmatul lil mu’miniin. wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa. subhaana rabbika rabbil ‘ίζζατι ammaa yashifuun, wa salaamun ‘alal mursaliin, wal hamdu lillaahi rabiil ‘aalamiin.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Dzat yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. Dan, sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar al-Qur’an dan mereka berkata, ‘Sesungguhnya (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.’ Dan, yang mengijabahi Luqmanul Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud As. Al-Wadud (Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih) yang memiliki singgasana yang Maha Mulia, panjangkan umurku, sehatkan jasad tubuhku, kabulkan hajatku, perbanyaklah harta bendaku dan anakku (pengikutku), cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam As., orang-orang yang masih hidup (di hatinya), dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan, katakanlah, ‘Yang haq telah datang, dan yang batil telah musnah. Sesungguhnya, perkara yang batil itu pasti musnah. Dan, Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan, al-Qur’an tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya, melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah, Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Dan, semoga keselamatan bagi para rasul. Dan, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

Keutamaan Sholat Subuh

Pada sebuah dalil berisi keutamaan sholat Subuh dan Ashar di bawah ini:

“Barangsiapa yang mengerjakan Sholat bardain (yaitu Sholat subuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR.Bukhari 574 dan Muslim 635).

Serta dalil lainnya berbunyi:

“Barang siapa yang Sholat subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas sholat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, Rasulullah bersabda, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi).

Demikianlah pembahasan mengenai doa setelah sholat subuh beserta bacaan zikir dan keutamaan yang didapatkan muslim saat menunaikan sholat subuh.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Fajar Lengkap dengan Keutamaan di Baliknya


Jakarta

Sholat Fajar atau lebih dikenal juga dengan sholat sunnah qobliyah Subuh, adalah salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Sholat ini merupakan salah satu dari sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, bahkan disebutkan bahwa sholat sunnah Fajar atau Qobliyah Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Untuk meraih keutamaan dunia dan seisinya tentunya kita harus memahami tata cara sholat Fajar dengan benar. Selain itu, kita juga bisa menyempurnakan ibadah ini dengan memanjatkan doa sholat Fajar.

Doa Sholat Fajar

Setelah melaksanakan sholat sunnah Fajar, umat Islam dapat melanjutkan amalan ibadah di pagi hari dengan berdoa untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Berdoa setelah sholat Fajar tidak hanya memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk memohon kebaikan dalam menjalani hari.


Mengutip dari buku Amalan-amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin, berikut adalah beberapa doa yang dapat dibaca setelah melaksanakan sholat sunnah Fajar:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ رَزَقَنِيْ هَذَا مِنْ خَيْرٍ حَوْلٍ مِنِّي وَلَاقُوَّةٍ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ

Arab latin: Alhamdulillaa hilladzii rozaqonii haadzaa min khoirin haulin minnii walaa quwwatin, Allahumma baarik fiihi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan rezeki kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku. Ya Allah, berkahilah rezekiku.”

Doa lain yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ، وَإِسْرَافِيْلَ، وَمِيْكَائِيْلَ، وَمُحَمَّدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّار

Arab latin: Allahummarabbi jibrila, wa israfila, wamikaila, wamuhammadinnabiyyi shallallahu alaihi wasallam, a’udzu bika minannar.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan Jibril, Israfil, Mikail dan Tuhan Muhammad SAW. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka.”

Doa ini dibaca oleh Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga kali. Hal ini dijelaskan oleh Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar, yang menukil doa sholat Fajar dari Kitab Ibnu Sunni melalui riwayat Amir bin Usamah.

Badruddin Hasyim Subky, dalam bukunya yang berjudul Misteri Kedua Belah Tangan dalam Salat, Zikir, dan Doa, juga menguraikan tentang zikir dan doa setelah sholat Fajar. Buku tersebut menjelaskan bacaan zikir dan doa yang dianjurkan setelah sholat tersebut.

للَّهُمَّ إِلَى أَسْتَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي مَا قَلْي وَتَجْمَعُ هَا شَمْلِي وَتَلُمُ مَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بها الفتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بها دِيْنِي وَتَحْفَظُ مَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ مَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِمَا عَمَلِي وَتَبْيَضُهَا وَجْهَى وَتُلْهِمُنِي هَارُشدِى وَتُعْصِمُنِيهَا مِنْ كُلِّ سُوْء

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu yang dapat menuntun hatiku, menghimpun harapan baikku, membersihkan dosa-dosaku, menjauhkan fitnah dariku, menyelesaikan segala urusan agamaku, melindungiku ketika aku tidak terlihat, meninggikan derajatku ketika aku tampak, membersihkan amalanku, mencerahkan wajahku, memberi ilham dengan ilmu-Mu, dan melindungiku dari setiap kejahatan.”

أَللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيْمَانَا صَادِقًا وَيَقِينَا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةٌ أَنَالُ بهَا شَرْفُ كَرَامَتِكَ في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. أَللَّهُمَّ إنِّى أسفلُكَ الْفَوْز عِنْدَ القَضَاء وَمَنَازِلَ الشُّهَدَا وَعَيْشَ السُّعَدَاء وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ وَمُرَافَقَةَ الأَنْبِيَاءِ. أَللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي وَقَلَّتْ حِيْلَتِي وَقَصْرَ عَمَلِي وَافْتَقَرَّتْ إِلَى رَحْمَتُكَ، فَأَسْتَلُ يَا كَافِي الْأُمُوْر وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَاتَجُرُّ بَيْنَ الْبُحُوْرِ أَنْ تُحِيْرَنِي مِنْ عَذَابِ لسَّعِيرِ وَمِنْ دَعوة التبور ومن فتنة القبور

Artinya : “Ya Allah, berilah aku keimanan yang mendalam, keyakinan yang tidak disertai kekufuran, dan rahmat agar aku mendapatkan kedudukan yang mulia baik di dunia maupun di akhirat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keberuntungan saat maut (al-Qada), kedudukan para syuhada, kehidupan yang membahagiakan, pertolongan untuk melawan musuh-musuh-Mu, dan dikumpulkan bersama para Anbiya. Ya Allah, sesungguhnya aku telah mengandalkan segala kemampuanku karena kekuasaan-Mu, penuhilah hajatku, meskipun pendirianku lemah, usahaku sedikit, amalanku lalai, namun aku sangat membutuhkan rahmat-Mu. Aku memohon kepada-Mu, Wahai Zat Yang Mencukupkan segala urusan, Wahai Zat Penyembuh hati, sebagaimana Engkau memelihara air di lautan, peliharalah aku dari siksa neraka Sa’ir, dan lindungilah aku dari doa yang sia-sia dan dari fitnah kubur.”

Keutamaan Sholat Fajar

Keutamaan sholat Fajar disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat Al-Musafirin. Aisyah RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

َكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.

Artinya : ”Dua rakaat (sebelum) fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

Rasulullah SAW selalu menjaga sholat Fajar dengan sangat konsisten, sebagaimana dinyatakan oleh A.Q. Muhammad Manshur dalam bukunya Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab. Hal ini berdasarkan riwayat yang berasal dari Aisyah RA.

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Artinya : “Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunnah rakaat sebelum Subuh.” (HR Muslim)

Keutamaan sholat sunnah Fajar sangat jelas dari dua hadits tersebut. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menunjukkan bahwa dua rakaat sebelum fajar lebih bernilai daripada dunia dan segala isinya, menegaskan betapa besar keutamaannya.

Selain itu, hadits lain menyatakan bahwa Rasulullah SAW sangat konsisten dalam menjaga sholat sunnah sebelum Subuh yang menandakan sholat Fajar merupakan sholat sunnah yang sangat diutamakan.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan Allah


Jakarta

Zikir menjadi amalan yang kerap disandingkan dengan doa. Zikir yang dilakukan dengan benar, baik dalam hal jumlah maupun waktu, dipercaya mampu mempercepat terkabulnya doa.

Perintah berzikir kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 41. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan: Asmaul Husna

Menurut kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu, zikir dengan nama-nama Allah SWT yang agung atau Asmaul Husna memiliki keutamaan luar biasa, khususnya ketika digunakan dalam doa. Berdasarkan riwayat yang shahih, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa siapa pun yang memohon doa kepada Allah SWT dengan menyebut zikir nama-Nya yang paling agung akan segera dikabulkan.

Rasulullah SAW mendengar seseorang berdoa dengan menyebut zikir keagungan Allah SWT sebagai Pencipta langit dan bumi, satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Nabi kemudian bersabda bahwa orang tersebut telah memohon dengan menggunakan zikir yaitu nama Allah SWT yang paling agung, dan doa seperti itu akan dikabulkan.

Imam Ahmad meriwayatkan hal tersebut dalam Al-Musnad dan para penulis kitab As-Sunan yang empat dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi SAW mendengar seseorang berdoa seraya mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.

Allahumma inni as-aluka bianna lakal hamdu laa ilaaha illaa anta, al mannaanu, badii’us samaawaati wal ardhi, yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa hayyu ya qayyum

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon pada-Mu, bahwa bagi-Mu segala puji, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, Sang Pemberi Nikmat, Pencipta Langit dan Bumi, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya.”

Maka Nabi SAW bersabda,

لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Artinya: “Engkau telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya akan Dia kabulkan, apabila diminta menggunakannya niscaya Dia akan beri.”

Nama-nama agung ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an pada beberapa surah, seperti surah Al-Baqarah, surah Ali-‘Imran dan surah Thaha. Dalam hadits disebutkan bahwa siapa saja yang berdoa dengan menyebut nama-nama ini akan mendapatkan pengabulan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya Dia akan kabulkan, terdapat pada tiga surah dalam Al- Qur`an; surah Al-Baqarah, surah Ali-Imran, dan surah Thaha.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Asmaul Husna tidak hanya memperindah doa, tetapi juga membuka peluang besar agar Allah SWT mengabulkan permintaan seorang hamba. Hal ini menjadi salah satu bentuk keutamaan yang dianugerahkan kepada umat Islam agar lebih dekat dengan Tuhannya, dan melalui nama-nama tersebut, pintu-pintu langit terbuka lebih lebar. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW, dengan menyebut zikir nama Allah SWT yang paling agung dalam doa, Allah SWT pasti akan memberi apa yang hamba-Nya minta.

Nama-nama Agung dan Mulia Milik Allah SWT

Nama-nama Allah SWT yang agung dan mulia, dikenal sebagai Asmaul Husna, merupakan sebutan yang penuh makna dan keutamaan. Setiap nama menggambarkan sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT, yang bisa menjadi sarana dalam mendekatkan diri kepada-Nya melalui doa dan zikir.

Berdasarkan hadits yang shahih, Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa Allah SWT memiliki nama paling agung, yang apabila disebut dengan zikir dalam doa, niscaya doa tersebut akan dikabulkan. Nama-nama ini, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang), Al-Hayy (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mengayomi), memiliki makna yang dalam dan menegaskan kebesaran serta keesaan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung terdapat pada dua ayat ini, “Dan sembahan kamu adalah sembahan yang satu, tidak ada sembahan yang haq selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.’ (Al-Baqarah: 163), dan pembukaan surah Ali-Imran, ‘Alif laam miim. Allah, tidak ada sembahan yang haq kecuali Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengayomi.”

Selain itu, disebutkan pada buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna tulisan Syaifurrahman El-Fati, dengan menyebut zikir salah satu nama agung milik Allah SWT Al-Mujiibu (Maha Mengabulkan) sebanyak 133 kali setiap setelah melakukan salat Subuh maka insyaallah doa ia akan diakbulkan. Sebab, nama ini mengandung makna bahwa Allah SWT mendengar dan memperkenankan setiap doa yang dipanjatkan hamba.

Cara-cara agar Doa Cepat Dikabulkan

Agar doa cepat dikabulkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat pengharapan kita kepada Allah SWT. Penting untuk tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga mengikuti adab dan tata cara yang sesuai dengan tuntunan agama.

Berikut adalah cara-cara yang bisa kita lakukan agar doa cepat dikabulkan yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana.

  1. Berdoa dalam keadaan suci
  2. Menghadap kiblat
  3. Memohon ampunan (istighfar)
  4. Membaca sholawat
  5. Rendah hati
  6. Yakin doa dikabulkan
  7. Khusyuk dan sungguh-sungguh
  8. Mengangkat kedua tangan
  9. Mengusap wajah setelah berdoa
  10. Membaca hamdalah

Waktu Membaca Doa agar Cepat Dikabulkan

Selain bacaan zikir, adab serta tata cara dalam berdoa, waktu untuk berdoa juga menjadi faktor penting agar doa cepat dikabulkan. Terdapat beberapa momen spesial di mana doa lebih berpeluang untuk diijabah, baik itu di siang hari maupun di malam hari.

Mengacu sumber sebelumnya, berikut waktu mustajab untuk berdoa:

  1. Sepertiga malam yang akhir
  2. Setelah salat wajib (fardhu)
  3. Antara azan dan iqamah
  4. Ketika merasa lapang
  5. Saat turunnya hujan
  6. Pada hari Arafah (9 Dzulhijjah)
  7. Pada malam Lailatulqadar
  8. Hari Jumat
  9. Sesudah salat malam

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Sholat Witir, Bisa Diamalkan Tiap Malam


Jakarta

Bacaan doa setelah sholat witir dapat menjadi amalan setelah mengerjakan sholat malam hari dengan rakaat ganjil. Doa ini berisi pujian sekaligus permohonan agar Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan.

Sholat witir termasuk salah satu sholat sunnah malam yang bisa dikerjakan setiap muslim. Anjuran sholat witir didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Ia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk selalu puasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan dua rakaat Dhuha dan mengerjakan sholat Witir sebelum aku tidur.” (Muttafaq ‘Alaih)

Mengutip Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir karya Ustaz A. Solihin As Suhaili sholat witir didefinisikan sebagai sholat sunnah malam yang jumlah rakaatnya ganjil. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum sholat witir adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan.

Dalam hadits dijelaskan, “Sholat witir adalah amalan yang mesti dilaksanakan, bukan wajib dilaksanakan, maka siapa yang ingin sholat witir lima rakaat, maka hendaklah ia melaksanakan dan siapa yang ingin sholat witir tiga rakaat, maka hendaklah ia laksanakan, dan siapa yang ingin sholat witir tiga rakaat, maka hendaklah ia laksanakan, dan siapa yang ingin sholat witir satu rakaat, maka hendaklah ia laksanakan.” (HR Abu Ayyub Al-Anshari)

Sholat witir dikerjakan malam hari, batas waktunya yakni setelah sholat Isya hingga terbit fajar yaitu tiba waktu subuh.

Bacaan Doa setelah Sholat Witir

Mengutip buku 300 Doa dan Zikir Pilihan yang diterbitkan Gema Insani, Rasulullah SAW ketika sholat witir membaca surat “Sabbihisma rabbikal-a’la,” “Qulya ayyuhal-kaafirun,” dan “Qulhuwallahu ahad.” Setelah malam kemudian membaca, “Subhanall malikil quddus” (Mahasuci Engkau ya Allah) tiga kali. Dan pada bacaan yang ketiga hendaknya ia memanjangkan dan mengangkat suaranya. Kemudian diteruskan dengan “Rabbul malaa’ikati warruuh” (Tuhan para Malaikat dan Malaikat Jibril).” (HR Nasa’i dan Daru Quthni)

Rangkaian doa setelah sholat witir dapat dimulai dengan membaca syahadat, istighfar dan permohonan ridho dan surga Allah SWT.

Kemudian dapat dilanjutkan dengan bacaan wirid. Berikut wirid atau bacaan zikir setelah menunaikan sholat witir,

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

يَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك

Arab latin: Asyhadu an lā ilāha illallāh, Astaghfirullāh,

Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a’ūdzu bika min sakhathika wan nār (3 kali)

Subhānal malikil quddūs (3 kali) Subbūhun, quddūsun, rabbunā wa rabbul malā’ikati war rūh

Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘annī (3 kali)

Yā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīna

Allāhumma inī a’ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu’āfātika min ‘uqūbatika. Wa a’ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.

Setelah wirid bisa dilanjutkan membaca doa setelah sholat witir berikut.

أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: Allaahumma innaa nas’aluka iimaanan daa’iman. Wa nas’aluka qalban khaasyi’an wa nas’aluka ‘ilman naafi’an. Wa nas’aluka yaqiinan shaadiqan. Wa nas’aluka ‘amalan shaalihan. Wa nas’aluka diinan qayyiman. Wa nas’aluka khairan katsiiran. Wa nas’alukal- ‘afwa wal- ‘aafiyah. Wa nas’aluka tamaamal-aafiyah.

Wa nas’alukasy-syukra alal-aafiyati wa nas’alukal-ghinaa’a anin-naas. Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu’anaa wa tadharuu’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa allaah ya allaah ya allaah ya arhamar-raahimiin.

Wa shallallaahu alaa khairi khalqihi sayyidinaa muhammadin wa alaa aalihii wa shahbihii ajma iina wal hamdullillaahi rabbil aalaamiin.

Artinya: “Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang langgeng, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar,amal yang saleh, agama yang lurus, kebaikan yang banyak.

Kami mohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan. Kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesama manusia. Ya Allah, Tuhan kami terimalah dari kami: sholat, puasa, ibadah, kekhusyukan, rendah diri dan ibadah kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami.

Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad SAW, demikian pula keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Amalan Terbaik, Paling Suci dan Bisa Mengangkat Derajat Seseorang


Jakarta

Ada satu amalan yang disebut paling suci di sisi Allah SWT dan terbaik bagi manusia. Amalan ini juga bisa mengangkat derajat seseorang.

Amalan ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Beliau bersabda,

ألا أنبئكُم بِخَيْرٍ أَعمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِندَ مليككُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ من أنفاق الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَنَضْرِبُوا أَعْنَا فَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَا فَكَمْ؟ قَالُوا بَلَى ، قَالَ ذِكْر اللَّهِ تَعَالَى . رواه الترمذي عن أبي الدرداء .


Artinya: “Maukah kalian aku beritahukan tentang amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhanmu, paling dapat mengangkat derajatmu, yang lebih baik bagimu daripada infak emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada jika kalian menjumpai musuh lalu kalian tebas leher-leher mereka atau mereka memenggal leher-leher kalian? Para sahabat menjawab: “Baiklah”, Rasulullah bersabda: “Berzikirlah kepada Allah.” (HR Tirmidzi dari Abu Darda’)

Hadits tersebut terdapat dalam Sunan Tirmidzi dalam kitab ad-Da’awat an Rasulillah.

Menurut penjelasan dalam buku Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M. Khalilurrahman al Mahfani terkait hadits tersebut, zikir kepada Allah SWT (termasuk doa) adalah amalan yang paling utama di sisi Allah SWT. Bahkan, zikir lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak atau jihad di jalan Allah SWT.

“Hal ini dapat dimaklumi karena zikir merupakan media komunikasi antara hamba dengan Tuhannya yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Dengan zikir, seorang hamba merasa dekat dengan Allah dan merasa selalu dalam perlindungan serta pengawasan-Nya,” jelas buku tersebut.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Fawaaidul Adzakaar yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan Budi Musthafa menukil pendapat Ibnu Zaid dan Qatadah yang mengatakan zikir kepada Allah SWT merupakan perkara yang paling besar dari apa pun. Pendapat ini diperkuat dengan hadits yang dikeluarkan at-Tirmidzi tadi.

Ibnu Abi ad-Dunya menyebutkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa suatu ketika seseorang bertanya kepadanya, “Amal apakah yang paling utama?” Dia menjawab, “Zikir kepada Allah lebih besar dari seluruh perkara.”

Keutamaan zikir mengingat Allah SWT telah banyak disebutkan dalam ayat Al-Qur’an. Salah satunya dalam surah Al Baqarah ayat 152. Allah SWT berfirman,

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢

Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

Menurut penafsiran Ibnu Qayyim, kedudukan Allah SWT mengingat hamba-Nya lebih besar daripada hamba mengingat Allah SWT.

Bacaan Zikir yang Bisa Jadi Benteng Setan Seharian Penuh

Ulama kelahiran Baghdad yang hidup pada abad ke-14, Ibnu Rajab, dalam kitab Jamiul Ulum wal Hikam fi Syarhi Haditsi Sayyidil Arab wal Ajm yang diterjemahkan Fadhli Bahri, memaparkan sebuah hadits tentang bacaan zikir yang bisa menjadi benteng setan. Zikir ini juga bisa menghapus 100 kesalahan, dituliskan 100 kebaikan dan setara memerdekakan 10 budak.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berkata, ‘Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja tanpa ada sekutu bagi-Nya, kerajaan milik-Nya, pujian milik-Nya, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu’ sebanyak seratus kali, maka itu sama dengan memerdekakan sepuluh budak, seratus kebaikan ditulis baginya, seratus kesalahan dihapus darinya, kalimat tersebut adalah benteng baginya dari setan sejak siangnya hingga sore hari, dan tidak seorang pun yang datang dengan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang ia bawa kecuali orang yang mengerjakan yang lebih banyak darinya.”

Hadits tersebut dikeluarkan Imam Bukhari, Muslim, Imam Ahmad, Imam Malik, at-Tirdmidzi, dan Ibnu Majah.

Bacaan zikir yang dimaksud adalah sebagai berikut,

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaahaillallah wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syain qadiiru.

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com