Tag Archives: bahasa

Halal Expert Semakin Dibutuhkan, BPJPH: Gajinya Bisa Melampaui Doktor



Jakarta

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan menegaskan masa depan profesi halal expert semakin dibutuhkan dunia. Untuk itu, ia menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi para pelaku di bidang halal.

Menurutnya, kemampuan tersebut akan menjadikan para auditor halal, penyelia halal, pendamping halal, hingga juru sembelih halal (juleha) sebagai sumber daya manusia yang sangat bernilai.

“Pertajam pengetahuan halal, perdalam pemahaman halal, dan perbanyak pengalaman halal. Niscaya, saya jamin, Anda akan menjadi orang yang sangat berharga di masa depan. Profesi halal expert memiliki nilai lebih tinggi daripada banyak bidang lainnya. Bahkan di luar negeri, gajinya bisa melampaui seorang doktor. Kenapa? Karena halal expert tidak mengenal batas usia,” ujar Haikal dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).


Hal itu disampaikannya dalam acara Rapat Koordinasi Pembinaan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) bertajuk “Peningkatan Ruang Lingkup dan Kompetensi LPH” yang berlangsung di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta pada 25-26 Agustus 2025.

Pada kesempatan ini, Haikal juga mengajak peserta untuk memperluas kemampuan dengan menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal ini dinilainya sebagai pintu gerbang untuk bisa meraih kesempatan kerja yang lebih luas di luar negeri.

“Jika bapak dan ibu mendalami serta menguasai bahasa Inggris, peluang kerja Anda sangat besar. Anda akan menjadi tenaga yang sangat diminati, karena dunia benar-benar membutuhkan halal expert,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan profesi halal expert bukan hanya terbatas pada satu bidang, melainkan mencakup berbagai peran penting dalam ekosistem halal.

“Anda adalah auditor, Anda adalah penyelia, Anda adalah pendamping, Anda adalah juru sembelih halal. Anda adalah halal expert. Dan saat ini bapak-ibu sudah berada di jalur yang benar, karena masa depan ada di tangan halal,” paparnya.

Dalam arahannya, Haikal juga membagikan pengalaman diplomasi halal yang baru saja dilakukan bersama jajaran BPJPH.

“Kami baru saja dari Kedutaan Peru atas amanah Presiden. Apa yang mereka minta? Halal expert. Argentina juga minta, Meksiko juga minta, Hongkong minta, China minta, dan mereka tidak punya,” ungkapnya.

Ia menegaskan profesi halal expert merupakan pekerjaan masa depan yang memiliki nilai strategis. Sebab, dunia saat ini menghadapi perubahan besar akibat teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menggantikan banyak profesi salah satunya engineering. Namun, kebutuhan pangan dan fashion tetap menjadi kebutuhan utama manusia dan keduanya sangat erat dengan kehalalan.

“Dunia lebih membutuhkan halal expert daripada engineer. Profesi engineer bisa digantikan AI. Tetapi halal tidak bisa. Masa depan adalah food dan fashion, dan keduanya membutuhkan Anda. Jadi, betul-betul cerah masa depan bapak-ibu sekalian,” paparnya.

Di akhir sambutannya, Haikal mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya mengembangkan diri, tetapi juga melibatkan keluarga dan generasi muda dalam membangun ekosistem halal nasional.

“Kerahkan anak Anda, ponakan, suami, istri tampil sebagai halal expert. Selamat menjadi manusia masa depan, teruslah berkarya, jadikan pratama menjadi utama, perbanyak orang yang berprestasi disitu,” pungkasnya.

(akn/ega)



Sumber : www.detik.com

4 Metode Dakwah Sunan Gresik dalam Menyebarkan Islam di Tanah Jawa


Jakarta

Pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa, para Wali Songo memiliki metode tersendiri dalam memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat. Mereka menggunakan berbagai cara yang bijaksana dan menyesuaikan budaya setempat untuk menarik perhatian orang-orang agar menerima Islam. Salah satu tokoh yang juga berperan penting dalam hal ini adalah Sunan Gresik.

Simak metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa berikut ini.

Profil Singkat Sunan Gresik

Dalam buku Sejarah Islam Nusantara yang disusun oleh Rizem Aizid dijelaskan bahwa Sunan Gresik diyakini sebagai Wali Songo pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal dengan julukan Syekh Maghribi atau Maulana Maghribi.


Selain itu, Sunan Gresik memiliki gelar lain, seperti Sunan Tandhes, Sunan Raja Wali, Wali Quthub, Mursyidul Auliya’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya Wali Sanga, Ki Ageng Bantal, dan Maulana Makdum Ibrahim I. Karena dianggap sebagai Wali Songo pertama yang datang ke Jawa, Sunan Gresik dipandang sebagai wali yang paling senior di antara anggota Wali Songo.

Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan pendekatan yang bijaksana dan strategi yang tepat. Ia dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut, penuh kasih sayang, dan ramah tamah kepada semua orang, baik yang seagama maupun yang berbeda keyakinan.

Sifat-sifat ini membuatnya dihormati dan disegani sebagai tokoh masyarakat. Kepribadiannya yang baik menarik perhatian penduduk setempat, yang kemudian berbondong-bondong memeluk Islam dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, serta menjadi pengikut setia dakwahnya. Dalam hal akidah, Sunan Gresik menganut Islam Ahlusunnah wal Jamaah dan mengikuti mazhab Syafi’i dalam masalah fiqh.

Selama menyebarkan agama Islam, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) merupakan pembimbing dari sembilan tarekat mu’tabarah yang diikuti oleh Wali Songo, yaitu Tarekat ‘Alawiyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Sanusiyah, Tarekat Maulawiyah, Tarekat Nur Muhammadiyah, Tarekat Khidiriyah, dan Tarekat Al-Ahadiyah.

Di tengah kuatnya pengaruh agama Hindu dan Buddha, Sunan Gresik berhasil membawa dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, Jawa masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, kerajaan Buddha terbesar di Nusantara.

Dengan pendekatan dakwah yang bijaksana, Sunan Gresik mampu meruntuhkan dominasi Hindu-Buddha di Jawa dan berhasil mengislamkan masyarakat Jawa, khususnya di daerah-daerah yang menjadi pusat dakwahnya.

Metode Dakwah Sunan Gresik

Berikut adalah metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik, sehingga Islam berhasil menyebar luas di tanah Jawa. Metode-metode ini dirangkum dari buku Sunan Gresik susunan Masykur Aarif dan sumber sebelumnya.

1. Pendekatan Pribadi Melalui Adat Istiadat

Metode dakwah Sunan Gresik yang digunakan pertama adalah pendekatan secara pribadi, melalui pergaulan dengan masyarakat. Dalam metode ini, Sunan Gresik senantiasa menunjukkan sifat-sifat mulia, seperti ramah-tamah, kasih sayang, dan suka menolong.

Dengan sifat-sifat baik tersebut, ia berhasil menarik perhatian masyarakat, yang kemudian menjadi dekat dengannya dan menghormatinya. Bahkan, banyak dari mereka yang akhirnya memeluk Islam dengan sukarela, karena melihat budi pekerti luhur yang ditunjukkan oleh Sunan Gresik.

Meskipun pada waktu itu mayoritas masyarakat beragama Hindu, Sunan Gresik tidak secara langsung menentang agama atau kepercayaan yang mereka anut, melainkan lebih kepada menunjukkan keindahan dan kebaikan ajaran Islam.

Melalui metode ini, Sunan Gresik juga mempelajari bahasa Jawa, mengenal adat istiadat setempat, dan belajar memahami kehidupan masyarakat, termasuk mata pencaharian dan pandangan hidup mereka. Ini menunjukkan bahwa Sunan Gresik sangat berhati-hati dalam menjalankan dakwah, dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang bisa menyebabkan penolakan dari masyarakat.

2. Perdagangan

Metode dakwah Sunan Gresik kedua yang dilakukan dalam rangka menyiarkan Islam adalah melalui jalan perdagangan. Dalam metode ini, Sunan Gresik berprofesi sebagai pedagang di pelabuhan terbuka, yang sekarang dikenal dengan nama desa Romo, Manyar.

Melalui perdagangan, Sunan Gresik dapat berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, kegiatan perdagangan juga melibatkan raja dan para bangsawan yang turut serta sebagai pelaku jual beli, pemilik kapal, atau pemodal.

Setelah cukup dikenal dan dihormati oleh masyarakat, Sunan Gresik melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Meskipun kunjungannya untuk menyebarkan agama Islam tidak berhasil karena raja Majapahit tidak memeluk Islam, Sunan Gresik berhasil menarik perhatian raja Majapahit.

Sebagai hasilnya, sang raja memberikan sebidang tanah di pinggiran kota Gresik, yang kini dikenal dengan nama desa Gapura.

3. Pertanian dan Pengobatan

Cara lain yang digunakan Sunan Gresik dalam menyiarkan agama Islam adalah melalui jalur pertanian dan pengobatan. Berdasarkan literatur sejarah, Sunan Gresik dikenal sebagai seorang ahli di bidang pertanian dan pengobatan.

Sejak ia berada di Gresik, hasil pertanian masyarakat meningkat pesat. Sunan Gresik mampu memanfaatkan kesuburan tanah Jawa untuk menanam berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti padi, umbi-umbian, dan tanaman lainnya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa ia adalah orang pertama yang mengusulkan untuk mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian masyarakat.

Selain itu, Sunan Gresik juga dikenal mampu menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan ramuan dari daun-daunan tertentu. Dalam praktik pengobatannya, ia tidak memungut biaya sepeser pun. Ia dengan ikhlas membantu masyarakat yang sakit dan membutuhkan kesembuhan.

Melalui cara ini, Sunan Gresik berhasil mendapatkan simpati dari masyarakat, yang akhirnya mempermudah penyebaran agama Islam di kalangan mereka.

4. Mendirikan Masjid dan Pesantren

Setelah para pengikut Islam semakin banyak, metode dakwah Sunan Gresik yang ia lakukan selanjutnya adalah dengan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, sarana dakwah, serta untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat. Pada masa itu, masyarakat Jawa sudah terbiasa tinggal di sekitar tempat guru mereka yang mengajarkan ilmu.

Ada tempat-tempat khusus yang disediakan oleh para guru untuk menampung murid yang ingin belajar.

Sunan Gresik yang memahami kebiasaan ini, kemudian mendirikan pesantren sebagai tempat untuk menampung santri yang ingin belajar ilmu agama darinya. Pesantren yang didirikannya tercatat sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Tanah Jawa.

Itulah empat metode dakwah Sunan Gresik dalam upaya menyebarkan Islam di Jawa, khususnya di wilayah Gresik. Setelah Islam diterima oleh masyarakat setempat dan pesantren selesai dibangun, Sunan Gresik pun menghadap Allah SWT (wafat). Kini, makam beliau menjadi salah satu tempat ziarah umat Islam di Indonesia, yang terletak di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Nurbuat Arab, Latin dan Artinya Lengkap


Jakarta

Usaha saja tidak cukup tanpa disertai doa. Salah satu doa yang dikenal dapat memenuhi hajat adalah doa nurbuat.

Doa nurbuat memiliki banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Doa ini mengandung harapan yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh muslim yang mengamalkannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai manfaat dari doa nurbuat, simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Doa Nurbuat?

Dilansir dari buku berjudul Malaikat Pun Mengamini: Kumpulan Doa Penggapai Rida Ilahi karya Hamdan Hamedan, doa yang sering disebut sebagai doa nurbuat ini memiliki makna “cahaya kenabian”.


Doa Nurbuat sangat baik untuk diamalkan dan dibaca kapan saja, karena memiliki makna yang baik untuk menjauhkan kita dari kesesatan dan memberikan perlindungan dari Allah SWT.

Doa nurbuat berasal dari bahasa Arab yakni, nurun nubuwwah. Doa ini bersumber dari riwayat Imam Abul Qaim Ali Ibn Asakir dalam Tarikh Dimasyq.

Doa Nurbuat Arab, Latin dan Artinya

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunnah oleh KH. Ustadz Sholechul Azis, berikut ini adalah bacaan doa nurbuat lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya.

اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ وَعَيْنِ الْجِنِّ الْاِنْسِ وَالشَّيَاطِيْنِ

وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ وَمَاهُوَ اِلاَّذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ وَمُسْتَجَابُ اْلقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ

طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ جَسَدِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْنِيْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْ

Allaahumma dzis-sultaanil ‘adziimi wadzil-mannil qadiimi wadzil-wajhil-kariimi wawaliyyil-kalimaatit taammati wadda’awaatil mustajaabaati ‘aaqilil hasani wal-husaini minanfusil haqqi ‘ainil qudrati wan-naaziriina wa ‘ainil jinni wal insi wasy-syayaatiin.

Wa iy yakaadulladziina kafaruu layuzliquunaka bi absaarihim lammaa samii’udz-dzikra wayaquuluuna innahuu lamajnuunuw wamaa huwa illaa dzikrul lil-‘aalamiin, wamustajaabil-qur’aanil-‘aziim, wawaritsa sulaimaanu daawuuda ‘alaihimassalaam, al-wuduudu dzul ‘arsyil-majiid.

Tawwil ‘umrii wa shahhih jasadii waqdii haajatii wa aktsir amwaalii wa aulaadii wahabbibnii linnaasi ajma ‘iina watabaa ‘adil ‘adaawata kullahaa mim banii aadama ‘alaihissalaamu mang kaana hayyaw wayahiqqal-qaulu ‘alal kaafiriina innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir.

Subhaana rabbika rabbil-‘izzati ‘ammaa yasifuuna wasalaamun ‘alal-mursaliina walhamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah yang Maha Kuat, yang memiliki anugerah, yang merupakan zat yang Maha Mulia, yang menguasai banyak kalimat sempurna dan doa yang mustajab, penjamin Al Hasan dan Al Husain dari jiwa yang hak, pandangan yang penuh kuasa, serta orang-orang yang melihat dari pandangan para jin, manusia dan juga setan.

Sesungguhnya orang yang kafir itu adalah orang yang menjerumuskan kamu dengan pandangan dari mereka, ketika mendengar Alquran dan mereka pun berkata; sesungguhnya Muhammad adalah orang yang gila. Al Quran hanyalah peringatan untuk setiap umat. Wahai Dia yang memperkenankan melalui Al Quran yang sangat agung. Sulaiman dan juga Daud dan Dia yang Maha Pengasih,sebagai Pemilik Arasy yang Mulia.

Maka panjangkanlah umurku, sehatkanlah tubuhku, tunaikanlah segala yang kuperlukan, dan perbanyakanlah harta dan anakku, jandikanlah aku orang yang terhindar dari segala permusuhan dari anak-anak adam yang masih hidup. Pastikan ketetapan atau azab untuk orang-orang yang kafir karena sesungguhnya Engkau adalah yang Maha Kuasa akan segala sesuatu.

Maha suci Tuhanmu, yaitu Maha yang memiliki kebesaran, dari apapun yang (mereka) gambarkan yaitu orang-orang kafir dan melimpahlah kesejahteraan pada para Rasul, segala puji Bagi Allah pemilik Alam Semesta.”

Keutamaan Doa Nurbuat

Setiap doa memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Begitu pula dengan doa nurbuat yang memiliki keistimewaan jika kita amalkan dengan sungguh-sungguh.

Berikut adalah beberapa keistimewaan doa nurbuat yang diuraikan dalam buku Tanya Jawab Islam: Piss KTB oleh Pustaka Ilmu Suni Salafiyah – KTB.

1. Dapat mengabulkan segala hajat jika dibaca secara rutin setelah selesai sholat fardhu

2. Dosa akan terampuni jika doa ini dibaca saat matahari terbenam

3. Menjaga rumah dari segala gangguan gaib seperti sihir, santet, gangguan jin dan lain sebagainya

4. Menjauhkan dari perbuatan maksiat dan kekufuran

5. Mendapat kesejahteraan dalam dunia dan akhirat

6. Dapat menghindarkan manusia dari segala perbuatan jahat dan munkar

7. Selalu diberikan kesehatan, kemudahan dan keselamatan dari Allah SWT

8. Dapat dimudahkan segala jalannya

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Ini Rasanya Rutin Baca Hasbunallah Wanikmal Wakil 450 Kali Tiap Hari


Jakarta

Nabi Ibrahim AS dikisahkan membaca sebuah kalimat dzikir saat api membakar dirinya atas perintah Raja Namrud. Api tersebut lantas menjadi dingin hingga tak melukai Sang Ulul Azmi,sekaligus meningkatkan keimanan para pengikutnya.

Bacaan dzikir apa itu?

Ialah “hasbunallah wani’mal wakil”, dzikir yang pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, dua kekasih Allah SWT.


Muslim juga dapat membaca dzikir tersebut saat mengharapkan perlindungan dan pertolongan-Nya. Di sisi lain, mereka yang rutin mengamalkan kalimat itu juga bisa memperoleh berbagai manfaat lain. Apa saja?

Manfaat Hasbunallah Wanikmal Wakil

Mengutip buku Berlimpah Harta dengan Beragam Dzikir, Shalat, dan Puasa Khusus oleh Muhammad Arifin Rahman, keistimewaan mengamalkan dzikir hasbunallah wani’mal wakil diungkap oleh Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, seorang waliyullah asal Maroko. Yakni sebagai berikut:

  • Memperoleh pertolongan Allah SWT.
  • Mendapatkan kekayaan dan kecukupan saat terdesak.
  • Dicintai banyak orang.
  • Senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
  • Memperoleh kemuliaan yang langgeng.
  • Dapat melumpuhkan kekuatan orang zalim.
  • Dapat memberi solusi saat mengalami kebuntuan.
  • Bisa mendamaikan perselisihan.
  • Memperbanyak pendapatan.
  • Dihormati dan dipatuhi oleh banyak orang.
  • Menjaga harta benda aman dari pencuri.

Bacaan Hasbunallah Wanikmal Wakil: Arab, Latin, Arti

Berikut tulisan hasbunallah wani’mal wakil dalam bahasa Arab beserta artinya:

1. Versi Pendek

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakiil.

Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dialah sebaik-baiknya pelindung.”

2. Versi Panjang

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir

ArtInya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami, dan Dia sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baik penolong.”

Cara Mengamalkan Hasbunallah Wanikmal Wakil

Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili menganjurkan muslim mengamalkan dzikir hasbunallah wani’mal wakil sebanyak 450 kali setiap harinya. Menurutnya, dengan begitu Allah SWT akan mencukupi semua kebutuhan pengamalnya, dianugerahi kekayaan, melindunginya dari segala keburukan, serta selalu menolongnya.

“Barang siapa ingin dicukupi segala kebutuhannya, dilindungi dari kejelekan semua makhluk, selalu mendapat pertolongan, dan dianugerahi kekayaan, maka bacalah ‘hasbunallah wani’mal wakil’ setiap hari sebanyak 450 kali,” jelas Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, seperti ditulis oleh Ahmad Fathoni El-Kaysi dalam bukunya.

Muslim dapat membacanya kapan saja dalam sehari, tapi utamanya setelah sholat fardhu dan di sepertiga malam. Karena pada kedua waktu tersebut terdapat keutamaan tersendiri sebagaimana sabda Nabi SAW.

عن أَبي أمامة رضي الله عنه قَالَ : قيل لِرسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أيُّ الدُّعاءِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ : ((جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَواتِ المَكْتُوباتِ))

Artinya: Abu Umamah RA mengatakan: Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah doa yang berpotensi dikabulkan?” Maka Rasulullah SAW menjawab, “Doa di akhir malam, dan doa setelah shalat wajib.” (HR Tirmidzi).

Selain rutin membacanya setiap hari, hendaknya muslim juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT, beramal sholeh, dan menjauhi diri dari segala kemaksiatan.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Istighosah, Pengertian, dan Jenis-Jenisnya


Jakarta

Istighosah adalah kegiatan doa bersama yang dilakukan untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan. Baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Doa istighosah bisa dipanjatkan sendiri maupun bersama-sama. Khususnya pada acara-acara penting atau saat bencana melanda. Berikut penjelasan selengkapnya.

Bacaan Istighosah Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Mengutip buku Surah Yasin Tajwid Warna & Tahlil Plus dan Ayat-Ayat Rezeki terbitan Shahih dan NU Online, berikut bacaan istighosah lengkap dengan arab, latin dan terjemahannya.


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ

Arab latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

الفَاتِحَة

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَٰلَمِينَ ﴿٢﴾ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿٣﴾ مَٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَٰطَ الْمُسْتَقِيْمَ ﴿٦﴾ صِرَٰطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ ﴿٧﴾

Arab latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Ar rahmaanir rahiim. Maaliki yaumiddin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhuubi’alaihim waladhaalliin. (Al Fatihah: 1-7)

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah. Dan hanya kepada Engkaulah pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, semoga engkau kabulkan permohonan kami.”

أَسْتَغْفِرُ ٱللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Arab latin: Astaghfirullahal’adzhiim. (3x)

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Arab latin: Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘alayyil ‘adzhiim. (3x)

Artinya: “Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Arab latin: Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad (x3)

Artinya: “Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya.”

لَا إلهَ إلَّا أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْن

Arab latin: Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzh dzhoolimiin (40x)

Artinya: “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-orang yang telah berbuat zalim.”

يَا اَللّٰهُ يَا قَدِيْمُ

Arab latin: Yaa Allah Yaa Qodiim. (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permulaan.”

يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ

Arab latin: Yaa Samii’u Yaa Bashiir (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.”

يَا مُبْدِعُ يَا خَالِق

Arab latin: Yaa Mubdi’u Yaa Khooliqu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta.”

يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ ياَ اللّٰهُ

Arab latin: Yaa Haafidzhu Yaa Nashiiru Yaa Wakiilu Yaa Allah (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah.”

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Arab latin: Yaa Hayyu Yaa Qoyyuumu birohmatika astaghiitsu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-Mu.”

يَا لَطِيْفُ

Arab latin: Yaa Lathiif (41x)

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,”

أسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Arab latin: Astaghfirullaahal ‘adzhiim innahu kaana ghoffaaroo (33x)

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, sungguh Allah Dzat Yang Maha Pengampun.”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أدْرِكْنِي يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ

Arab latin: Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin qod dhooqot hiilatii adriknii, Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah.”

أللّهُمَّ صَلِّي صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Arab latin: Allahumma Sholi Sholaatan Kaamilatan Wasallim Salaaman Taamman ‘Alaa Sayyidina Muhammadinil Ladzii Tanhallu Bihil ‘Uqodu Wa Tanfariju Bihil Kurobu Wa Tuqdhoo Bihil Hawaa-Iju Wa Tunaalu Bihir-Roghoo-Ibu Wa Husnul Khowaatimi Wa Yustasqol Ghomaamu Bi Wajhihil Kariimi Wa ‘Alaa Aalihii Wa Shohbihii Fii Kulli Lamhatin Wa Nafasin Bi ‘Adadi Kulli Ma’Luumin Laka.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”

يَا بَدِيْعُ

Arab latin: Yaa badii’u (41x)

Artinya: “Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya,”

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Arab latin: Hasbunallahu wani’mal wakiil (33x)

Artinya: “Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong,”

Untuk menyempurnakan istighosah, akhiri dengan membaca tahlil.

Pengertian Istighosah

Dalam buku Surat Yaasin Tahlil dan Istighosah yang disusun oleh K. Zainuri, S.Ag dan Ustaz H. Mochtar Hidayat, S.H., istilah istighosah berarti menyeru kepada Zat yang mampu menghilangkan kesulitan dan menolong seseorang dari marabahaya. Secara bahasa, kata istighosah berasal dari kata al-ghouts, yang berarti “pertolongan”.

Istighosah biasanya dilakukan secara berjamaah, dipimpin oleh seorang pemimpin doa, dan dilaksanakan dalam suasana penuh khusyuk. Bacaan dalam istighosah terdiri dari rangkaian doa, dzikir, shalawat, serta permohonan ampun kepada Allah SWT.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, dijelaskan tentang istighosah:

“Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari Kiamat, sehingga keringat sebagian orang mencapai telinganya. Ketika mereka berada dalam kondisi seperti itu, mereka beristighosah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa, lalu kepada Nabi Muhammad.” (HR Bukhari)

Jenis-Jenis Istighosah

Merujuk pada buku yang sama, istighosah terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Istighosah yang Diperintahkan

Istighosah yang diperintahkan adalah memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman-Nya dalam QS. Al-An’am ayat 40-41:

قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٤٠
بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ ٤١

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku (jika) siksaan Allah atau hari Kiamat datang kepadamu, apakah kamu akan menyeru (Tuhan) selain Allah, jika kamu orang yang benar?” Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia akan menghilangkan bahaya yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu akan melupakan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).

Ayat ini menegaskan bahwa seorang Muslim wajib beristighosah hanya kepada Allah, sebab Dialah satu-satunya yang Maha Kuasa menolong dan menghilangkan kesulitan.

2. Istighosah yang Diperbolehkan

Istighosah yang diperbolehkan adalah meminta bantuan kepada seseorang yang memiliki tiga syarat, yaitu:

  • Hayyun (hidup),
  • Hadhir (hadir atau ada di tempat)
  • Qadir (mampu memberikan pertolongan)

Contohnya terdapat dalam QS. Al-Qashash ayat 15:

وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙفَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: Dia (Musa) masuk ke kota ketika penduduknya sedang lengah. Dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki yang sedang berkelahi, seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari golongan musuhnya (kaum Fir’aun). Orang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk (mengalahkan) orang yang dari golongan musuhnya. Musa lalu memukulnya dan (tanpa sengaja) membunuhnya. Dia berkata, “Ini termasuk perbuatan setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang jelas-jelas menyesatkan.”

Dalam ayat ini, Bani Israil memohon bantuan kepada Nabi Musa yang saat itu hidup, hadir, dan mampu membantu mereka. Namun, istighosah kepada orang yang sudah wafat atau tidak hadir tidak diperbolehkan karena termasuk syirik.

3. Istighosah yang Dilarang

Istighosah yang dilarang adalah meminta pertolongan kepada selain Allah yang tidak memiliki sifat hayyun (hidup), hadhir (ada di tempat), dan qadir (mampu). Contohnya memohon pertolongan kepada orang yang sudah wafat. Ini termasuk perbuatan syirik, karena menyekutukan Allah SWT, serta termasuk istighosah yang dilarang.

Demikianlah penjelasan tentang bacaan istighosah lengkap dengan pengertian dan jenis-jenis istighosah. Yuk amalkan agar mendapatkan perlindungan Allah SWT dari segala musibah.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bentuk Buraq Menurut Hadits, Kendaraan yang Dinaiki Nabi SAW saat Isra Miraj


Jakarta

Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Miraj, ia menaiki buraq. Tunggangan sang rasul ini dikatakan dapat melaju dengan sangat cepat sampai-sampai mampu mempersingkat waktu perjalanan.

Menukil dari Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum susunan Furqon Syarief Hidayatullah, buraq diartikan sebagai cahaya atau kilat. Kata buraq merupakan turunan dari beberapa kata dalam bahasa Arab.

Menurut buku al-Isra wa al-Mi’raj oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti yang diterjemahkan Arya Noor Amarsyah, kata lain dari asal kata buraq adalah istilah khusus yang menjelaskan hewan tunggangan yang digunakan Nabi Muhammad SAW ketika Isra Miraj.


Lantas, seperti apa bentuk atau wujud buraq?

Mengutip dari buku Ensiklopedia Islam karya Hafidz Muftisany, bentuk buraq dideskripsikan dalam hadits dari Anas bin Malik RA. Rasulullah SAW bersabada:

“Didatangkan kepadaku buraq, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan sekali ia menjejakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang.” (HR Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa buraq adalah dabbah. Menurut penafsiran bahasa Arab dabbah merupakan makhluk hidup berjasad, bisa laki-laki atau perempuan. Dabbah ada yang memiliki akan dan juga tidak berakal.

Penafsiran tersebut menunjukkan bahwa kita tidak dapat menentukan jenis kelamin dabbah, seperti halnya malaikat.

Melalui haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

“Jibril mendatangiku dengan seekor hewan yang tingginya di atas keledai dan di bawah baghal, lalu Jibril menaikkanku di atas hewan itu kemudian bergerak bersama kami, setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya.”

Selain itu, dalam riwayat dari Tsa’labi diterangkan tentang fisik buraq. Dari Ibnu Abbas RA berkata,

“Dia (buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kaki-kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah.”

Kecepatan buraq tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Langkah buraq bahkan sejauh mata memandang, artinya ia menjejakkan kaki pada setiap titik terjauh yang dilihatnya.

Perlu dipahami, perlu dilakukan kajian mendalam tentang hewan tunggangan yang memiliki sayap tersebut. Sebab, kecepatan bergeraknya dianggap melebihi kecepatan cahaya dan kilat yang artinya hal itu merupakan tanda kebesaran Allah SWT dan bukti kemuliaan-Nya kepada sang rasul.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS: Bisa Mengendarai Angin


Jakarta

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang dianugerahi banyak keistimewaan luar biasa oleh Allah SWT. Sebagai putra Nabi Daud AS, beliau tidak hanya dilimpahkan tahta kerajaan dan kekuasaan, tapi juga dikaruniai mukjizat-mukjizat yang menakjubkan.

Meski demikian, Nabi Sulaiman AS tidak menghendaki kerajaan atau kekuasaannya untuk bertindak sewenang-wenang, atau memperlihatkan kesombongan, serta menebarkan kerusakan.

Mengutip buku Sulaiman: Raja Segala Makhluk yang ditulis oleh Human Hasan Yusuf, kekuasaan dan kerajaan yang Nabi Sulaiman miliki hanya bertujuan untuk menyebarkan agama Allah SWT dan membawa kemakmuran bagi umat manusia di bawah naungan-Nya.


Kerajaan itu bukan untuk tujuan duniawi, melainkan sebagai sarana untuk memperlihatkan nikmat Allah SWT, mengingat-Nya, dan menyeru untuk beribadah kepada-Nya. Itulah mengapa Nabi Sulaiman AS dianugerahi keistimewaan yang berlimpah oleh Allah SWT atas ketaatan-Nya, seperti 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS berikut ini yang Allah SWT anugerahkan khusus untuknya.

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS

Dari banyaknya keistimewaan yang dimiliki Nabi Sulaiman AS, inilah 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS yang dianugerahkan Allah SWT, yang dirangkum dari Qashash Al-Anbiya Ibnu Katsir.

1. Menguasai Bahasa Hewan

Salah satu dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuannya dalam memahami bahasa hewan. Mukjizat ini diabadikan dalam sebuah kisah ketika Nabi Sulaiman dan pasukannya melewati lembah semut.

Dalam perjalanan tersebut, seekor semut bernama Jarsa dari kabilah Bani Syaishaban, memberikan peringatan kepada pasukannya agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman AS dan pasukannya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 18:

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۝١٨

Artinya: “Hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Sulaiman AS sedang memimpin parade militer dengan menunggangi kendaraan, yang diikuti oleh pasukan berkuda. Kemampuan Nabi Sulaiman AS dalam memahami bahasa semut ini merupakan bukti nyata mukjizat yang Allah SWT berikan kepadanya secara khusus.

Menariknya, Nabi Sulaiman AS tidak hanya sekadar memahami bahasa hewan, tetapi juga dapat menangkap makna dari percakapan semut tersebut. Beliau tersenyum gembira melihat hal ini sebagai wujud syukur atas ilmu istimewa yang Allah SWT karuniakan kepadanya.

2. Ditundukkannya Angin sebagai Kendaraan

Mukjizat selanjutnya yang Allah SWT anugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan angin sebagai kendaraannya.

Mukjizat ini diberikan setelah beliau meninggalkan kuda-kudanya demi mencari rida Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah SWT memberikan sarana transportasi yang jauh lebih cepat, lebih kuat, lebih besar, dan tidak menguras tenaga dalam penggunaannya.

Mukjizat Nabi Sulaiman AS ini diabadikan dalam firman Allah SWT surah Sad ayat 36:

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙ ۝٣٦

Artinya: “Maka, Kami menundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki.”

Disebutkan pula bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki hamparan yang terbuat dari papan, untuk menyimpan apa pun yang diperlukan, mulai dari rumah, istana, tenda, perabotan, kuda, unta, alat-alat berat, pasukan dari golongan manusia dan jin, hewan, dan juga burung.

Ketika Nabi Sulaiman AS hendak bepergian, rekreasi, atau menghadapi perang melawan raja, maupun musuh di negeri mana pun yang dikehendaki Allah SWT, beliau membawa semua itu di atas hamparan papan lebar tersebut, lalu beliau memerintahkan angin untuk membawanya terbang, dan angin pun dengan cepat menyelinap ke bawah papan dan mengangkatnya ke udara.

Setelah berada di atas langit, Nabi Sulaiman AS memerintahkan angin untuk terbang membawanya dengan cepat, lalu meletakkannya di tempat mana pun seperti yang ia kehendaki.

Seperti ketika Nabi Sulaiman AS pergi pada pagi hari dari Baitul Maqdis, angin tersebut membawanya terbang hingga ke Istakhar. Jarak yang jika ditempuh melalui perjalanan darat akan memakan waktu satu bulan.

3. Ditundukkannya Bangsa Jin untuk Bekerja

Mukjizat terakhir dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan dan memerintah bangsa jin. Berdasarkan firman Allah SWT, bangsa jin diperintahkan untuk bekerja di bawah kekuasaan Nabi Sulaiman AS dengan tanpa lelah, dan mereka tidak menyimpang dari ketaatan. Jika di antara mereka menyimpang dari perintahnya, ia akan disiksa dan dihukum.

Allah SWT berfirman dalam surah Saba ayat 12-13:

وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ ۝١٢
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًاۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ ۝١٣

Artinya: “Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi,” yaitu tempat-tempat yang baik dan bagian-bagian depan majelis, “Patung-patung,” yaitu gambar-gambar di dinding. Ini dibolehkan dalam syariat dan agama mereka, “Piring-piring yang (besarnya) seperti kolam.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com