Tag Archives: baitul mal

Jangan Mudah Terkecoh oleh Penampilan Orang



Jakarta

Sebagai seorang manusia, sudah sepantasnya kita tidak menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Berkaitan dengan itu, Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom, Jumat (31/3/2023) mencontohkan sebuah kisah menarik yang didasarkan dari hadits shahih mengenai Abu Hurairah dan seorang pencuri.

Suatu hari, Abu Hurairah selaku penjaga Baitul Mal dipanggil oleh Rasulullah SAW. Beliau mengingatkan Abu Hurairah untuk lebih berhati-hati nanti malam karena sepertinya akan ada pencuri.

Benar saja, seusai tengah malam Abu Hurairah memergoki seorang pemuda yang ingin mencuri harta kekayaan di Baitul Mal. Tertangkap basah, sang pemuda mengaku dirinya bukan pencuri, melainkan terpaksa melakukan hal tersebut karena anaknya menderita sakit keras dan sang istri kelaparan.


Merasa kasihan, dilepaskanlah pencuri tersebut asalkan ia berjanji akan mencari nafkah yang halal. Ketika ditanya oleh Rasulullah keesokan harinya, Abu Hurairah menjelaskan keadaan sang pencuri.

Rasulullah kembali memperingatkan Abu Hurairah untuk berhati-hati di malam berikutnya. Benar saja, pencuri tersebut datang kembali.

Kali ini, pencuri tersebut beralasan anaknya telah pingsan. Kemudian ia mengatakan jika Abu Hurairah bersikeras menangkapnya maka anak dan istrinya akan mati karena ia tidak bisa mencari nafkah.

Kembali merasa iba, lagi-lagi Abu Hurairah melepaskan pencuri tersebut asalkan ia berjanji tidak mencuri lagi. Keesokan malamnya, pencuri itu kembali datang dan tertangkap basah oleh Abu Hurairah.

Si pencuri mengaku bersalah, namun ia ingin memberi hadiah sebagai tanda terimakasih kepada Abu Hurairah yang telah melepaskannya dua hari berturut-turut.

“‘Saya akan mengajarkan kamu wirid, kalau kamu belajar dan baca wirid ini, kamu tidak akan diganggu iblis, setan akan lari terbirit-birit, ‘ Abu Hurairah mau,” ujar Prof Nasaruddin menceritakan.

Setelahnya, Abu Hurairah kembali melepaskan si pencuri dengan syarat ia harus bersumpah tidak akan datang lagi untuk mencuri. Pergilah si pencuri tersebut.

Esoknya, Rasulullah bertanya kepada Abu Hurairah akan keberadaan pencuri tersebut. Betapa terkejutnya beliau ketika tahu bahwa pencuri yang ia lepaskan ternyata adalah iblis.

“Rasulullah bilang, ‘tahu tidak siapa yang kamu tangkap tiga malam berturut-turut? Itu adalah iblis,'” lanjut Prof Nasaruddin mengisahkan.

Selengkapnya detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Jangan Terkecoh oleh Penampilan Orang dapat disaksikan DI SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Peninggalan Abu Bakar As Shiddiq ketika Wafat


Jakarta

Abu Bakar As Shiddiq RA merupakan sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menjadi orang pertama yang memeluk Islam setelah Nabi Muhammad SAW.

Dalam memperjuangkan Islam, Abu Bakar As Shiddiq RA memberikan dedikasinya untuk menciptakan fondasi yang kokoh untuk umat muslim. Beliau juga memberikan beberapa peninggalan untuk umat muslim.

Lantas, apa saja peninggalan Abu Bakar As Shiddiq RA? Berikut beberapa peninggalan Abu Bakar As Shiddiq RA.


Biografi Abu Bakar As Shiddiq

Dirangkum dari buku Jejak Langkah Abu Bakar Ash-Shidiq oleh Ari Ghorir Atiq, Abu Bakar As Shiddiq RA merupakan salah satu Khulafa’ al-Raasyidun (para pengganti yang mendapat bimbingan ke jalan yang lurus). Beliau juga merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama kali masuk Islam.

Abu Bakar As Shiddiq RA lahir pada tahun 572 M, keturunan Bani Taim, golongan Quraisy. Beliau terlahir dengan nama Abu Bakar Abdullah ‘Atiq bin Abi Quhafah Usman.

Abu Bakar As Shiddiq RA terkenal memiliki kepribadian yang baik di antara Quraisy yang lain. Beliau memiliki sifat yang sabar, ramah, dan penuh dengan kasih sayang.

Merujuk pada buku Fikih Sirah: Hikmah Tersirat dalam Lintas Sejarah Hidup Rasulullah SAW oleh Said Ramadhan Al-Buthy, Abu Bakar As Shiddiq RA wafat dalam usia 63 tahun, pada tahun ke-13 H tanggal 23 Jumada Al-Tsaniyah. Jasadnya dimakamkan di rumah Aisyah RA, di samping makam Rasulullah SAW.

Peninggalan Abu Bakar As Shiddiq

Dirangkum dari buku Jejak Langkah Abu Bakar Ash-Shidiq, Abu Bakar As Shiddiq RA tidak meninggalkan harta apapun. Sebagian harta yang dimiliki Abu Bakar As Shiddiq RA telah diberikan kepada Umar. Meski tidak meninggalkan harta, Abu Bakar As Shiddiq RA memiliki jasa yang sangat banyak bagi kepentingan Islam.

1. Wafat Meninggalkan Empat Istri

Ketika Abu Bakar As Shiddiq RA wafat, beliau meninggalkan beberapa istri, di antaranya:

  • Qatilah binti Abdul Uzai bin Abdul As’ad bin Nadhar bin Malik bin Hasal bin Amir bin Lu’ay. Anaknya bernama Abdullah dan Asma’ Dzat an-Nithaqain.
  • Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdul Syams bin Itab. Anaknya bernama Abdurrahman dan Aisyah.
  • Asma’ binti Umais bin Ma’ad bin Taim bin Harits al-Khats’amiyyah. Anaknya bernama Muhammad bin Abu Bakar.
  • Habibah binti Kharijah al-Anshariyyah. Anaknya bernama Ummu Kulstum.

2. Peninggalan Berupa Baitul Mal

Ketika Abu Bakar As Shiddiq RA masih hidup, beliau telah membangun Baitul Mal. Baitul Mal tersebut berada di daerah Sanah, dan ikut pindah ketika Abu Bakar As Shiddiq RA pindah ke Madinah.

Di dalam Baitul Mal terdapat hasil penambangan dari para kabilah, di antaranya berasal dari penambangan Juhainah. Kas yang berada di dalam Baitul Mal tersebut digunakan Abu Bakar RA untuk diberikan kepada umat Islam dengan jumlah tertentu. Hal itu bertujuan untuk meratakan keadilan di seluruh rakyatnya.

Kas Baitul Mal tersebut juga digunakan untuk membeli kuda dan peralatan perang lainnya. Tujuannya yaitu untuk melengkapi peralatan pasukan Islam. Sebelum musim dingin tiba, Abu Bakar As Shiddiq RA membeli selimut beludru yang ia bagikan kepada seluruh janda di Madinah.

Beberapa hari setelah Abu Bakar As Shiddiq RA dimakamkan, Umar dan beberapa sahabat lainnya membuka Baitul Mal peninggalan Abu Bakar As Shiddiq RA. Mereka hanya menemukan uang satu dirham yang tersimpan di dalam karung yang biasanya digunakan untuk menyimpan harta.

Mereka tidak menemukan apapun di dalamnya. Ternyata Abu Bakar RA benar-benar tidak ada urusan mengenai harta terhadap siapapun ketika beliau wafat.

3. Peninggalan Berupa Unta

Dirangkum dari buku Abu Bakar Al-Shiddiq: Khalifah Pembawa Kebenaran oleh Khalid Muhammad Khalid, Abu Bakar As Shiddiq RA mewasiatkan agar harta bendanya dikembalikan ke Baitul Mal, yaitu seekor unta. Unta tersebut dipergunakan untuk mengambil air, mangkuk yang digunakan untuk menampung susu perah ternak, serta sehelai kain yang digunakan ketika ada tamu yang berkunjung.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Zuhudnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Serahkan Seluruh Hartanya untuk Amal



Jakarta

Abu Bakar Ash-Shiddiq bukan hanya dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang setia, bijaksana dan tegas. Ia juga sosok zahid, seorang yang meninggalkan kesenangan dunia untuk tujuan akhirat.

Tidak banyak orang yang bisa tegas mengambil sikap zuhud karena gemerlap dunia tak jarang menjadi godaan.

Dalam buku Tasawuf untuk Kita Semua karya M. Fethullah Gulen dijelaskan zuhud adalah meninggalkan kenikmatan dunia dan melawan kecenderungan jasmani. Di kalangan kebanyakan sufi, zuhud dikenal sebagai menjauhi kenikmatan dunia, menghabiskan umur dengan menjalani kehidupan yang sederhana sambil menjadikan takwa sebagai dasar dari kehidupan.


Dalam artian lain, zuhud adalah meninggalkan ketenangan dunia yang fana, demi meraih kebahagiaan akhirat yang kekal. Seorang yang melakoni hidup dengan zuhud disebut sebagai “az-zâhid” (pelaku zuhud).

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sebagai zahid.

Merangkum buku Kisah Hidup Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ditulis oleh Mustafa Murrad dijelaskan bahwa Abu Bakar telah menalak dunia dengan talak tiga, talak yang tidak ada rujuk padanya.

Sebagai bukti zuhudnya, Abu Bakar tidak meninggalkan harta pusaka bahkan satu dirham atau satu dinar pun. Sebelum wafat ia telah menyerahkan seluruh hartanya ke Baitul Mal.

Suatu hari Salman al-Farisi RA menemui Abu Bakar RA, ia menceritakan keadaan dirinya, lalu berkata, “Wahai Khalifah Rasulullah, nasihatilah aku.”

Abu Bakar RA berkata, “Sesungguhnya Allah telah membukakan pintu dunia bagimu. Jangan mengambil darinya kecuali seperlunya. Ketahuilah, orang yang salat Subuh namun hatinya mencela Allah maka Allah akan menenggelamkannya dalam celaannya itu dan kelak akan menjebloskannya ke dalam siksa neraka.”

Sebuah riwayat menuturkan betapa Abu Bakar selalu zuhud dari dunia, bahkan ketika para sahabat lain berlarian menyambut dunia. Ia tetap bertahan mendengarkan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Nabi SAW dan sama sekali tidak memperhatikan rombongan pedagang yang datang pada saat itu ke Madinah. Sementara itu, sebagian sahabat serabutan berlari menyambut kedatangan rombongan pedagang itu.

Jabir ibn Abdullah RA mengisahkan bahwa ketika Nabi SAW berkhutbah pada hari Jumat, datang sekelompok pedagang ke Madinah. Para sahabat berlarian menyambut rombongan itu sehingga yang tersisa di hadapan Nabi hanya dua belas orang.

Pada saat itu turunlah ayat Al-Qur’an surah Al-Jumu’ah ayat 11,

وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Artinya: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki

Abu Bakar RA dan Umar ibn Khattab RA termasuk di antara dua belas orang yang bertahan mendengarkan khutbah Nabi SAW.

Dan diriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Bakar RA berkhutbah di hadapan orang-orang. Setelah memuji Allah, ia berkata, “Sungguh pintu-pintu dunia akan dibukakan untuk kalian sehingga kalian akan mendatangi berbagai pelosok bumi dan menikmati roti serta zaitun. Kalian akan membangun masjid-masjid di sana. Maka berhati-hatilah. Ingatlah, Allah mengetahui (langkah) kalian. Kalian tidak mendatanginya untuk main-main, tetapi semua itu dibangun untuk mengingat (Allah).”

Demi Allah, benarlah Muawiyah RA ketika ia berkata, “Sesungguhnya dunia tidak pernah menginginkan Abu Bakar dan ia tidak pernah menginginkannya. Dunia menginginkan Umar namun ia tidak menginginkannya.”

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun di sisiku yang mempunyai ‘buah tangan’ (oleh-oleh), kecuali aku telah membalasnya, selain Abu Bakar. Sesungguhnya Abu Bakar di sisiku mempunyai buah tangan yang Allah sendiri akan membalasnya kelak pada Hari Kiamat. Tidak ada harta seorang pun yang memberi manfaat kepadaku sebagaimana manfaat harta Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari manusia, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Ketahuilah, sesungguhnya sandara kalian ini adalah kekasih Allah.” (HR At Tirmidzi)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com