Tag Archives: basmalah

Lirik Sholawat Badar Lengkap dan Sejarahnya


Jakarta

Sholawat adalah doa yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan termasuk amalan yang dianjurkan dalam Islam. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Di antara banyak bacaan sholawat yang dikenal, Sholawat Badar termasuk yang paling sering dilantunkan dan memiliki latar sejarah yang menarik.

Asal-usul Sholawat Badar

Dalam buku Shalawat Populer yang ditulis olehTuan Guru KH. Suhaidi Ghazali, M.Pd.I, Dr. Shabri Shaleh Anwar, M.Pd.I, disebutkan bahwa pencipta Sholawat Badar adalah Kiai Ali Manshur dari Banyuwangi, Jawa Timur. Ia merupakan keturunan dari ulama besar KH Muhammad Shidiq dari Jember. Kala itu, Kiai Ali Manshur menjabat sebagai Ketua Cabang NU di Banyuwangi.

Sholawat ini lahir dari keresahan batin. Dikisahkan, pada suatu malam, Kiai Ali Manshur tidak bisa tidur dengan tenang. Hatinya terusik oleh kondisi politik saat itu yang mengancam eksistensi NU, terutama karena persaingannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam kegelisahan itu, ia menyalurkan perasaannya melalui syair dalam bahasa Arab, yang kelak dikenal sebagai Sholawat Badar.

Lirik Sholawat Badar Bahasa Arab dan Latin

Sholawat Badar dimulai dengan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian berisi doa dan permohonan kepada Allah SWT. Syair ini juga menyebut nama para nabi dan memohon rahmat serta perlindungan.

Sholawat Badar biasanya dibaca dalam acara keagamaan, pengajian, atau kegiatan Islam lainnya. Berikut lirik Sholawat Badar yang dikutip dari Terjemahan Majmu Syarif susunan Ust. Muiz Al Bantani.

صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ

Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah

تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلا ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ
وَمِنْ هَـمٍ وَمِنْ غُـمَّـةٍ بِاَ هْـلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

اِلهِى نَجِّـنَا وَاكْـشِـفْ جَـمِيْعَ اَذِ يـَّةٍ وَا صْرِفْ
مَـكَائـدَ الْعِـدَا وَالْطُـفْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif
Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

اِلهِـى نَـفِّـسِ الْـكُـرَبَا مِنَ الْعَـاصِيْـنَ وَالْعَطْـبَا
وَ كُـلِّ بـَلِـيَّـةٍ وَوَبـَا بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa
Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

فَكَــمْ مِنْ رَحْمَةٍ حَصَلَتْ وَكَــمْ مِنْ ذِلَّـةٍ فَصَلَتْ
وَكَـمْ مِنْ نِعْمـَةٍ وَصَلَـتْ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Fakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat
Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah

وَ كَـمْ اَغْـنَيْتَ ذَالْعُـمْرِ وَكَـمْ اَوْلَيْـتَ ذَاالْفَـقْـرِ
وَكَـمْ عَافَـيـْتَ ذِاالْـوِذْرِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri
Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

لَـقَدْ ضَاقَتْ عَلَى الْقَـلْـبِ جَمِـيْعُ اْلاَرْضِ مَعْ رَحْبِ
فَانْـجِ مِنَ الْبَلاَ الصَّعْـبِ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Laqad Dlaaqat’Alal Qalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi

Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

ا َتَيـْنَا طَـالِـبِى الرِّفْـقِ وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ
فَوَ سِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di
Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

فَـلاَ تَرْدُدْ مَـعَ الْخَـيـْبَةْ بَلِ اجْعَلْـنَاعَلَى الطَّيْبـَةْ
اَيـَا ذَاالْعِـزِّ وَالْهَـيـْبَةْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah
Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

وَ اِنْ تَرْدُدْ فَـمَنْ نَأْتـِىْ بِـنَيـْلِ جَمِيـْعِ حَاجَا تِى
اَيـَا جَـالِى الْمُـلِـمـَّاتِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii’i Haajaati
Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَ كْرِ مْنَـا بِـنَيـْلِ مـَطَا لِبٍ مِنَّا
وَ دَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa
Wadaf i Masaa-Atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

اِلهِـى اَنـْتَ ذُوْ لُطْـفٍ وَذُوْ فَـضْلٍ وَذُوْ عَطْـفٍ
وَكَـمْ مِنْ كُـرْبـَةٍ تَنـْفِىْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu ‘Athfin
Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

وَصَلِّ عَـلَى النـَّبِىِّ الْبَـرِّ بـِلاَ عَـدٍّ وَلاَ حَـصْـرِ
وَالِ سَـادَةٍ غُــــرِّ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri
Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Arti Lirik Sholawat Badar

Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap untuk Nabi utusan Allah.
Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap untuk Nabi Yasin kekasih Allah.
Kami berwasilah dengan berkah basmalah, dan dengan Nabi yang menunaikan lagi utusan Allah.

Dan seluruh orang yang berjuang karena Allah, karena berkahnya ahli badar ya Allah.
Ya Allah, semoga Engkau menyelamatkan umat dari bencana dan siksa.
Dan dari susah dan kesulitan, karena berkahnya ahli badar ya Allah.
Ya Allah semoga Engkau selamatkan kami dari segala yang menyakitkan, dan semoga Engkau menjauhkan dari berbagai tipu daya musuh-musuh.

Dan semoga Engkau mengasihi kami, karena berkahnya ahli badar ya Allah.
Ya Allah semoga Engkau menjauhkan beberapa kesusahan, dari orang-orang yang bermaksiat dan membuat kerusakan.

Dan semoga Engkau menghilangkan semua bencana dan wabah penyakit, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Maka sudah banyak rahmat yang telah sampai, dan sudah banyak kenistaan yang dihilangkan.

Dan sudah banyak dari nikmat yang telah sampai, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Sudah berapa kali Engkau memberi harta orang yang makmur, dan berapa kali Engkau memberi nikmat kepada orang yang fakir.

Dan berapa kali Engkau mengampuni orang yang berdosa, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Sungguh hati manusia yang merasa sempit di atas tanah yang luas ini, karena banyaknya marabahaya yang menakutkan dan malapetaka yang menghancurkan.

Semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang menakutkan, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Kami datang dengan memohon pertolongan, dan memohon kebaikan dan keberkahan.
Semoga Allah meluaskan anugerah yang melimpah-limpah, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Maka janganlah Engkau menolak kami dari kerugian, bahkan jadikanlah diri kami dapat beramal baik dan selalu berbahagia.

Wahai Dzat yang punya kebesaran dan keagungan, karena berkahnya ahli badar ya Allah.
Ya Allah semoga Engkau mengampuni segala kesalahan kami dan memuliakan kami dengan beberapa permohonan.

Dan menolak kesalahan-kesalahan kami, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

Ya Allah, Engkaulah yang mempunyai belas kasihan dan punya anugerah dan kasih sayang.
Sudah banyak kesusahan yang sirna dari sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.

Dan semoga Engkau melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti
kepada-Mu dengan limpahan rahmat dan kesejahteraan yang tak terbilang dan tak terhitung.
Dan semoga tetap atas para keluarga Nabi dan para Sayyid yang bersinar cahayanya, karena berkahnya ahli badar ya Allah.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab, Bisa Dijadikan Materi Khutbah


Jakarta

Kultum singkat tentang adab bisa dijadikan referensi muslim untuk berdakwah ketika salat Jumat atau kegiatan-kegiatan tertentu. Kultum merupakan singkatan dari kuliah tujuh menit.

Istilah kultum erat kaitannya dengan kegiatan dakwah atau ceramah yang relatif singkat. Dinukil dari buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah tulisan Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafid, kultum banyak dilakukan dalam berbagai acara keagamaan.

Berikut beberapa kultum singkat tentang adab yang dikutip dari Majalis Al Mukminin Fii Mashalih Ad Dunya Wa Ad Din Bi Ightinami Mawasimi Rabb Al Alamin oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub terjemahan Drs Asmuni dan buku Kitab Kultum Kuliah Tujuh Menit karya A R Shohibul Ulum.


4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab

1. Kultum Singkat tentang Adab Salam

الْحَمْدُ للهِ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الأَنام صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ

Segala puji bagi Allah Raja Yang Mahasuci dan Yang Maha Sejahtera. Sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada sebaik-baik manusia. Semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat kepada beliau dan segenap keluarga beliau dengan teriring salam.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (An-Nuur: 27)

Sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai, maukah kutunjukkan kepada kalian suatu perbuatan yang jika kalian amalkan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Di antara adab salam, yaitu:

  • Hak setiap muslim atas yang lainnya sehingga wajib dijawab
  • Mengucapkan salam dengan suara jahar dan memperdengarkan (jawaban) atas orang yang mengucapkan salam kepadanya
  • Mengulang salam hingga tiga kali jika di hadapan jamaah yang banyak jumlah orangnya atau karena ada keraguan bahwa semua muslim telah mendengarnya atau belum
  • Diutamakan orang yang datang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang yang didatangi
  • Mengucapkan salam dan meratakannya kepada orang banyak, kepada siapa saja yang dikenal atau yang tidak dikenal
  • Orang yang berkendara mengucapkan salam kepada orang yang berjalan, orang berjalan kepada orang duduk, kelompok sedikit kepada kelompok yang lebih banyak, anak kecil kepada orang dewasa
  • Sangat disukai salam ditujukan khusus kepada orang-orang yang berjaga di tempat di mana banyak orang tidur

Wallahu a’lam dan semoga Allah senantiasa curahkan sholawat, salam, dan berkah-Nya kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, segenap keluarganya dengan diiringi salam. Dan segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.

2. Kultum Singkat tentang Adab Berbicara

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul pada acara ini dengan sehat walafiat. Tema pada kultum kali ini adalah adab berbicara kepada orang lain. Seperti halnya yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang pentingnya menjaga adab berbicara.

Pertama, kita sebagai umat muslim harus menjaga lisan dengan sungguh-sungguh. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Kemudian, dalam Islam dianjurkan untuk berkata yang baik, jika tidak bisa maka diam saja. Dengan begitu, lisan akan tercegah dari membicarakan hal yang tidak pantas.

Beberapa hadist juga telah menjelaskan bahwa muslim dianjurkan untuk sedikit berbicara, terutama jika banyak mudharatnya. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian dari durhaka kepada orang tua, mengharamkan bakhil dan rakus, memakruhkan katanya dan katanya (isu), banyak bertanya, dan menghamburkan harta.” (HR Bukhari)

Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan. Semoga, kita kelak termasuk dalam golongan yang menjaga lisan masing-masing. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kultum Singkat tentang Adab Makan

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarokatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Segala puji kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufiq hidayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan Islam. Sholawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, saya akan membahas beberapa penjelasan tentang adab makan dan minum ajaran Rasulullah SAW.

Adab makan yang pertama adalah mendahulukan makan daripada sholat ketika makanan telah siap. Ketika hidangan telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka yang didahulukan makan daripada sholatnya sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

“Jika hidangan makan malam telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka mulailah dengan makan malam.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ad-Darmi).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan juga telah dikumandangkan iqamah sholat, maka mulailah dengan makan malam dan jangan terburu-buru sampai selesai.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud).

Faedahnya supaya hati tenang dan tidak memikirkan makanan ketika sholat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur kita adalah tingkat lapar seseorang.

Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan maka hendaknya dia makan lebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

Kedua, membaca bismillah sebelum makan dan minum dan mengambil makanan dari yang terdekat.

Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata,

“Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring, maka Rasulullah berkata kepadaku: ‘Wahai anak, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat darimu.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketiga, tidak berlebihan dalam makan dan tidak juga kekurangan. Rasulullah SAW menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. Setiap orang harus mengira-ngira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah adalah di antara sifat setan yang sangat dibenci Allah SWT. Sifat ini merupakan ciri orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kultum singkat tentang adab ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dalam mengamalkan apa yang kita ketahui. Demikian saya akhiri, kurang lebihnya saya mohon maaf. Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum Singkat tentang Adab kepada Orang Tua

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim, kita wajib berbakti kepada ibu dan bapak sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Serta berbuat baiklah kepada orang tua.”

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Cobalah kita hitung berapa banyak jasa kedua orang tua kita, tentu kita tidak akan mampu menghitungnya karena jasa mereka begitu besar, terutama ibu.

Saat hamil kita, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita. Begitu juga saat kita lahir, ibu mencurahkan semua perhatian dan kasih sayang kepada kita sampai sekarang kasih sayangnya tiada terkira.

Rasulullah juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu. Diriwayatkan dari hadits Bukhari dan Muslim. Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada nabi,

“Siapa yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?” Nabi menjawab, “Ibumu”. “Lalu siapa lagi?” tanya orang itu. “Ibumu,” jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” Nabi masih menjawab “Ibumu” Kemudian sahabat itu kembali bertanya. “Lalu siapa lagi, Wahai Nabi?” Kemudian nabi menjawab, “Ayahmu”

Karena itulah barang siapa yang durhaka kepada orang tua, niscaya Allah akan menurunkan siksa yang amat pedih. Sebagai generasi yang soleh dan solehah, marilah kita berbakti kepada orang tua dan senantiasa berdoa untuk mereka.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada segala kekurangan dan kesalahan. Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah beberapa contoh kultum singkat tentang adab yang bisa dijadikan referensi khutbah Jumat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Menyembelih Hewan Kurban dan Tata Caranya



Jakarta

Penyembelihan hewan kurban sebaiknya diawali dengan membaca doa menyembelih hewan kurban. Amalan ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau bertepatan dengan waktu Idul Adha.

Doa menyembelih hewan kurban Idul Adha adalah bagian dari kesunnahan sebelum menyembelih. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada salah satu keterangan hadits dari Aisyah RA berikut,

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ


Artinya: Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yang kaki, perut, dan sekitar matanya berwarna hitam. Maka dibawakanlah kambing tersebut kepada beliau untuk dijadikan kurban. Beliau lalu berkata kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, asahlah pisau,”

Nabi Muhammad SAW mengambil pisau tersebut dan kambing tersebut, beliau membaringkannya dan menyembelihnya sambil berkata, “Bismillah (dengan nama Allah). Ya Allah, terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarganya, dan umatnya,” (HR Muslim).

Doa Menyembelih Hewan Kurban

Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi dalam Fikih Kurban menyebut, sebelum menyembelih hewan kurban dapat didahului dengan membaca bismillah, membaca takbir, dan doa agar hewan kurbannya diterima oleh Allah SWT. Dinukil dari Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam Kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, berikut bacaan doa menyembelih hewan kurban.

وجهت وجهي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِن صَلاتِي ونسكي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. بِسْمِ اللهِ الرّحمنِ الرَّحِيمِ. اللهم صل على سيدنا محمدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا محمد. الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد. اللهُم هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ اللهم تقبل مني مِنْ فَلَان كَمَا تَقَبلْتَ مِنْ إِبْرَاهِيمَ خَلِيْلكَ.

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukanNya, dan aku termasuk golongan orang muslimin.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, hanya bagi Allah segala puji. Ya Allah, hewan ini adalah nikmat dari-Mu, dan melalui hewan ini pula mendekatkan diri kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dariku/dari fulan (sebut nama orang yang berqurban), sebagaimana Engkau menerima dari Nabi Ibrahim, kekasih-Mu.”

Hukum mengucapkan basmalah sebelum menyembelih hewan kurban adalah wajib. Menurut Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi, kehalalan daging kurban dipengaruhi oleh bacaan basmalah sebelum daging disembelih sebagaimana disinggung dalam surah Al An’am ayat 121,

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Artinya: “Janganlah kamu memakan sesuatu dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik.”

Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al Fatawa juga menyebutkan kewajiban membaca basmalah sebelum hewan disembelih. Hal ini pun, menurutnya, telah disetujui oleh mayoritas ulama.

Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban

1. Alat Sembelihan Tajam

Gunakanlah alat penyembelihan yang tajam, seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Syaddad ibn Aus Radhiyallahu anhu Beliau bersabda,

“Allah memerintahkan untuk berbuat kebaikan dalam segala hal. Ketika kamu membunuh, maka lakukanlah dengan cara yang baik, dan ketika kamu menyembelih, maka lakukanlah dengan cara yang baik, serta pastikan pisau yang digunakan tajam, dan tenangkan hewan yang akan disembelih.” (HR Muslim)

Selanjutnya, lakukan penyembelihan dengan memotong tenggorokan dan dua urat nadinya yang ada di leher hewan kurban.

2. Hadap Kiblat

Hadapkanlah hewan kurban ke arah kiblat. Hal ini sesuai dengan hadits berikut, “Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan ketulusan dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah golongan musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku diperintahkan demikian, dan aku termasuk golongan orang Muslim. Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, ya Allah (kurban ini) adalah darimu, untuk-Mu, dan atas nama Muhammad dan umatnya.” (HR Abu Dawud)

Hari Idul Adha adalah momen penting bagi umat Islam di mana penyembelihan hewan kurban dilakukan. Tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya, pemerintah Indonesia baru akan menetapkan waktu Idul Adha 2023 usai menggelar sidang isbat penetapan awal Dzulhijjah 1444 H. Pada tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat digelar pada 29 Dzulqaidah.

Sementara itu, PP Muhammadiyah telah mengumumkan penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1444 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. Keputusan ini juga mencakup penentuan tanggal Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji 2023. Menurut keputusan tersebut, Hari Raya Idul Adha 2023 akan jatuh pada tanggal 28 Juni 2023.

Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai doa menyembelih hewan kurban sekaligus tata cara dan jadwalnya. Semoga tulisan kali ini dapat membantu ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Menyembelih Hewan Kurban Lengkap dengan Tata Caranya



Jakarta

Doa menyembelih hewan kurban perlu diamalkan sebelum muslim melaksanakan prosesi kurban. Kurban sendiri dapat dilakukan setiap tahunnya dimulai pada tanggal 10 Zulhijah atau bertepatan dengan Hari Idul Adha.

Doa menyembelih hewan kurban Idul Adha adalah bagian dari sunnah sebelum menyembelih, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dinukil dari salah satu hadis dari Aisyah RA,

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ


Artinya: “Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yang kaki, perut, dan sekitar matanya berwarna hitam. Maka dibawakanlah kambing tersebut kepada beliau untuk dijadikan kurban. Beliau lalu berkata kepada Aisyah, ‘Wahai Aisyah, asahlah pisau,’

Nabi Muhammad SAW kemudian mengambil pisau tersebut dan kambing tersebut, beliau membaringkannya dan menyembelihnya sambil berkata, “Bismillah (dengan nama Allah). Ya Allah, terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarganya, dan umatnya,” (HR Muslim).

Doa Menyembelih Hewan Kurban

Melalui Buku Fikih Kurban tulisan Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi, disebutkan bahwa sebelum menyembelih hewan kurban dapat didahului dengan membaca bismillah, membaca takbir, dan doa agar hewan kurbannya diterima oleh Allah SWT. Dikutip dari Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam Kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, berikut bacaan doa menyembelih hewan kurban.

وجهت وجهي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِن صَلاتِي ونسكي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. بِسْمِ اللهِ الرّحمنِ الرَّحِيمِ. اللهم صل على سيدنا محمدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا محمد. الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد. اللهُم هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ اللهم تقبل مني مِنْ فَلَان كَمَا تَقَبلْتَ مِنْ إِبْرَاهِيمَ خَلِيْلكَ.

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukanNya, dan aku termasuk golongan orang muslimin.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, hanya bagi Allah segala puji. Ya Allah, hewan ini adalah nikmat dari-Mu, dan melalui hewan ini pula mendekatkan diri kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dariku/dari fulan (sebut nama orang yang berqurban), sebagaimana Engkau menerima dari Nabi Ibrahim, kekasih-Mu.”

Hukum mengucapkan basmalah sebelum menyembelih hewan kurban adalah wajib. Menurut Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi, kehalalan daging kurban dipengaruhi oleh bacaan basmalah sebelum daging disembelih sebagaimana disinggung dalam Al-Qur’an surah Al An’am ayat 121,

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Artinya: “Janganlah kamu memakan sesuatu dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik.”

Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al Fatawa juga menyebutkan kewajiban membaca basmalah sebelum hewan disembelih. Hal ini pun, menurutnya, telah disetujui oleh mayoritas ulama.

Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban

1. Alat Sembelihan Tajam

Gunakanlah alat penyembelihan yang tajam, seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Syaddad ibn Aus Radhiyallahu anhu Beliau bersabda,

“Allah memerintahkan untuk berbuat kebaikan dalam segala hal. Ketika kamu membunuh, maka lakukanlah dengan cara yang baik, dan ketika kamu menyembelih, maka lakukanlah dengan cara yang baik, serta pastikan pisau yang digunakan tajam, dan tenangkan hewan yang akan disembelih.” (HR Muslim)

Selanjutnya, lakukan penyembelihan dengan memotong tenggorokan dan dua urat nadinya yang ada di leher hewan kurban.

2. Hadap Kiblat

Menghadapkan hewan kurban ke arah kiblat. Hal ini sesuai dengan hadits yang berbunyi sebagai berikut, “Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan ketulusan dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah golongan musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku diperintahkan demikian, dan aku termasuk golongan orang Muslim. Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, ya Allah (kurban ini) adalah darimu, untuk-Mu, dan atas nama Muhammad dan umatnya.” (HR Abu Dawud)

Pemerintah menyampaikan hasil kesepakatan sidang isbat bahwa 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023 dan Hari Idul Adha jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023. Sementara, PP Muhammadiyah menetapkan Hari Idul Adha 2023 jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023 besok.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Setan Ikut Santap Makanan yang Tak Dibacakan Basmalah, Ini Haditsnya



Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca basmalah dalam memulai setiap aktivitas, termasuk saat hendak makan. Ada sebuah hadits yang menyebut, setan akan ikut menyantap makanan yang tidak dibacakan basmalah.

Hadits yang menyebut bahwa setan akan ikut makan makanan yang tidak dibacakan basmalah ini termuat dalam Shahih Muslim. Imam Muslim meriwayatkannya dari Hudzaifah, ia berkata,

“Jika kami menghadiri jamuan makan bersama Nabi SAW maka kami tidak menjamah makanan sebelum Rasulullah mengawali dan menjamah makanan. Suatu kali, kami menghadiri jamuan makan bersama beliau lalu datanglah seorang budak perempuan yang seolah-olah didorong. Ia hendak menjamah makanan maka Rasulullah menahan tangan budak tersebut. Selanjutnya, datang seorang laki-laki badui yang seolah-olah didorong maka beliau menahan tangan badui ini. Lantas beliau bersabda,


‘Sesungguhnya, setan itu menghalalkan makanan yang tidak disebut asma Allah atasnya dan ia mendatangkan budak perempuan ini untuk menghalalkan makanan maka aku menahan tangannya. Selanjutnya, ia datangkan laki-laki badui ini untuk menghalalkan makanan maka aku pun menahan tangannya. Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan bersentuhan dengan tanganku bersama tangan di budak perempuan.'” (HR Muslim)

Dalam Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi dijelaskan, hadits tersebut mengandung dalil tentang amar ma’ruf dan nahi munkar. Beberapa anjuran yang terdapat dalam hadits tersebut di antaranya agar menjaga adab terhadap orang yang lebih tua, dianjurkan bersumpah untuk meneguhkan suatu urusan, dan dianjurkan mengajarkan adab makan dan minum dalam Islam kepada orang-orang.

Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar menjelaskan dalam ‘Alam al-Mala’ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin, setan tidak menghalalkan makanan, kecuali yang dimakan oleh seseorang tanpa membaca asma Allah (basmalah). Jika ia menyebut nama Allah SWT, kata Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar, makanan tersebut menjadi haram bagi setan.

Setan juga akan ikut makan dan minum bersama manusia yang makan atau minum menggunakan tangan kiri. Hal ini bersandar pada pada hadits yang termuat dalam Musnad Ahmad, Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang makan dengan tangan kiri maka ia makan bersama setan. Siapa yang minum dengan tangan kiri maka setan minum bersamanya.” (HR Ahmad)

Masih dalam Musnad Ahmad, terdapat riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki minum sambil berdiri.

Beliau menegurnya, “Jangan!” Laki-laki itu bertanya, “Mengapa?” Beliau menjawab, “Apakah engkau senang jika kucing ikut minum bersamamu?” Ia menjawab, “Tidak.”

Rasulullah bersabda, “Nah, sekarang telah minum bersamamu makhluk yang lebih buruk daripada kucing, yaitu setan.” (HR Ahmad)

Kisah-kisah tentang setan ikut makan bersama manusia turut diceritakan dalam sejumlah hadits. Umayyah bin Makhsyi an-Shahabi RA berkata,

وَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسم اللهَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ لُقْمَةٌ. فَلَمَّا رَفَعَهَا إلى فيه، قَالَ: بسم الله أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، فَضَحك النَّبِيُّ ﷺ ثُمَّ قَالَ: «مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ

Artinya: “Rasulullah SAW duduk, ada pada saat itu seorang laki-laki tanpa mengucapkan basmalah, sehingga makanannya tidak tertinggal kecuali sesuap saja. Setelah orang itu hendak menyuap makanan ke mulutnya, maka tiba-tiba ia mengucapkan. ‘Bimillaahi awwalahu wa aakhirahu (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya).’ Kemudian Nabi SAW tertawa dan bersabda, ‘Tidak henti-hentinya setan makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk menyebut nama Allah, maka setan tersebut memuntahkan seluruh makanan yang ada dalam perutnya.'” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i dalam kitab as-Sunanul Kubraa)

Dalam riwayat lain, Aisyah RA mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَأْكُلُ طَعَامًا فِي سِتَّةِ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَجَاءَ أَعْرَابِيِّ، فَأَكَلَهُ بِلُقْمَتَيْنِ فَقَالَ رسُولُ ﷺ أَمَّا إِنَّهُ لَوْ سَمَّى لَكَفَاكُمْ

Artinya: “Rasulullah SAW makan suatu makanan bersama enam sahabatnya. Lalu datang seorang badui, dan makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah SAW bersabda, ‘Seandainya orang ini membaca basmalah, maka makanan ini pasti cukup untuk kalian.'” (HR at-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih)

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Menyembelih Ayam Sesuai Syariat Islam, Lengkap dengan Tata Caranya


Jakarta

Doa menyembelih ayam dipanjatkan muslim. Pada dasarnya, menyembelih hewan dilakukan agar kehalalan dagingnya terjaga.

Dalil terkait syariat menyembelih hewan tercantum dalam surah Al An’am ayat 118,

فَكُلُوا۟ مِمَّا ذُكِرَ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ إِن كُنتُم بِـَٔايَٰتِهِۦ مُؤْمِنِينَ


Artinya: “Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.”

Hewan ternak yang tidak disembelih sesuai syariat maka kehalalannya diragukan. Oleh sebab itu, muslim harus memperhatikan ketentuan penyembelihan termasuk doa yang dipanjatkan.

Ini berlaku juga dengan ayam. Sebab, ayam termasuk hewan yang diolah dan dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari oleh muslim.

Doa Menyembelih Ayam

Berikut doa menyembelih ayam yang dinukil dari buku Du’a al-Anbiya karya Dr Mustafa Murad yang diterjemahkan Fauzi Bahreisy.

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Arab latin: Allahumma hadzihi minka wa ilaika fataqabbal minnii yaa kariim

Artinya: “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Mu. Karenanya Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku,”

Kapan Doa Menyembelih Ayam Dibaca?

Pertama-tama, muslim harus melafalkan basmalah terlebih dahulu. Setelah itu, barulah panjatkan doa menyembelih ayam seperti di atas.

Pastikan pisau yang digunakan tajam agar proses penyembelihan tidak menyiksa hewan. Selain itu, penyembelih harus berakal sehat.

Tata Cara Menyembelih Ayam sesuai Syariat

Menurut buku Fikih Niat oleh H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, berikut sejumlah tata cara menyembelih ayam sesuai syariat yang dapat dipraktikkan muslim.

  • Menyiapkan alat penyembelihan, pastikan bersih dan tajam
  • Ikat kaki hewan yang akan disembelih lalu baringkan menghadap kiblat. Posisi lambung kiri berada di bawah
  • Menyebut nama Allah atau membaca basmalah
  • Panjatkan doa menyembelih ayam
  • Memotong tenggorokan dan dua urat leher hewan yang akan disembelih dalam satu gerakan hingga memutuskan jalan makan, minum, nafas serta urat nadi kanan dan kiri pada leher
  • Jika ayam sudah benar-benar mati, maka bersihkan dan kuliti

Itulah bacaan doa menyembelih ayam dilengkapi tata cara dan waktu pengamalannya. Semoga bermanfaat.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa sehabis Wudhu Arab, Latin dan Artinya Lengkap


Jakarta

Doa sehabis wudhu menjadi amalan sunnah yang dapat dikerjakan muslim. Wudhu sendiri adalah aktivitas yang wajib dilakukan sebelum melangsungkan salat karena termasuk syarat sah.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Maidah ayat 6,

… يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki…”

Menukil dari buku Kedahsyatan Manfaat Air Wudhu yang ditulis oleh Mukhsin Matheer, wudhu berasal dari kata Al-Wadha’ah yang artinya kebersihan dan kecerahan. Dari segi istilah, wudhu berarti menggunakan air untuk anggota-anggota tubuh tertentu untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi seseorang untuk salat atau melakukan ibadah lainnya.

Adapun, terkait doa sehabis wudhu diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya dari Umar bin Khattab RA, beliau bersabda:

“Barang siapa berwudhu lalu mengucapkan, ‘Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya’, maka dibukakanlah baginya kedelapan pintu surga, di mana dia bisa masuk dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan dalam Al-Kubra dan Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, Ibnu Majah dan lainnya)

Doa sehabis Wudhu Lengkap Versi Panjang dan Pendek

Setidaknya ada dua macam doa sehabis wudhu yang dapat diamalkan muslim. Berikut bacaannya yang dikutip dari buku Tuntunan Doa & Zikir untuk Segala Situasi & Kebutuhan karya Ali Akbar bin Akil.

1. Doa sehabis Wudhu Panjang

أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ ، سُبْحانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Asy-hadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, allaahummaj’alnii minat tawwaabiin, waj’alnii minal mutathahhiriin, subhanakallahumma wa bi hamdika, asy- hadu an laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk golongan yang menyucikan diri. Maha Suci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”

2. Doa sehabis Wudhu Pendek

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: Allahummaj-‘alnii minat-tawwaabiina waj-‘alnii minal- mutathahhiriin.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri.” (HR Tirmidzi)

Keutamaan Doa sehabis Wudhu

Disebutkan dalam buku Gantung Wudhu yang disusun oleh Dr H Sagiran, membaca doa sehabis wudhu akan menyucikan muslim dari dosa-dosa. Wudhu menjadi perantara menyucikan diri.

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa tetesan air wudhu ibarat bergugurannya dosa-dosa kita. Dengan memanjatkan doa tersebut, Allah SWT menjadikan kita sebagai orang-orang yang suci.

Tata Cara Wudhu yang Benar

1. Membaca niat wudhu,

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul whuduua liraf’il hadatsil asghari fardal lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Membaca basmalah

3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali

4. Berkumur tiga kali

5. Menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali

6. Membasuh seluruh bagian wajah yang terlihat sejumlah tiga kali

7. Membasuh kedua tangan sampai siku sebanyak tiga kali

8. Mengusap kepala tiga kali

9. Membasuh kedua telinga tiga kali, dengan diawali yang kanan lalu kiri

10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, juga dimulai dari kanan kemudian kaki kiri

Manfaat Wudhu bagi Muslim

Mengutip dari buku Dahsyatnya Terapi Wudhu oleh Muhammad Syafi’ie el-Bantanie, manfaat berwudhu adalah menggugurkan dosa-dosa yang telah diperbuat. Amr bin Abasah meriwayatkan,

“Aku bertanya kepada Rasulullah tentang wudhu, maka Rasulullah menjawab, ‘Tiada seorang pun dari kalian yang berwudhu; berkumur, menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali, melainkan keluarlah kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh mulut dan hidungnya. Kemudian, ketika ia membasuh mukanya seperti yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, maka keluarkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh wajahnya (mata dan telinganya) itu melalui janggutnya beserta air tersebut.

Ketika ia membasuh kedua tangannya sampai siku, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh kedua tangannya itu melalui jari-jari beserta air tersebut. Ketika ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh kepala (pikiran)-nya itu melalui ujung rambutnya beserta air tersebut. Dan ketika ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh kedua kakinya itu melalui jari-jarinya beserta air tersebut.

Lalu, apabila ia berdiri hendak menunaikan salat, kemudian melaksanakannya, memuji, memuliakan, dan mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya, disertai sikap khusyuk menghadap kepada-Nya, maka terlepaslah ia dari kesalahan-kesalahannya seperti ketika ia baru dilahirkan oleh ibunya.”

Selanjutnya, Amr bin Abasah menceritakan hadis ini kepada Abu Umamah, seorang sahabat Rasulullah saw. Lalu, Abu Umamah berkata kepada Amr, ‘Hai Amr bin Abasah, pikirkanlah terlebih dahulu apa yang akan kau ucapkan kepada orang lain.’

Amr menjawab, ‘Wahai Abu Umamah, umurku telah tua, tulangku telah lemah, dan ajalku pun telah dekat, apakah aku memiliki keinginan untuk berbohong atas nama Allah dan Rasulullah SAW? Sekiranya aku mendengar hadits tersebut dari Rasulullah SAW, hanya sekali, dua atau tiga kali, bahkan tujuh kali, maka aku tidak akan menceritakannya untuk selama-lamanya. Akan tetapi aku mendengar hadis tersebut lebih banyak dari itu.” (HR. Muslim).

Itulah doa sehabis wudhu dan informasi terkaitnya. Semoga bermanfaat.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa sebelum Berhubungan Intim agar Cepat Hamil


Jakarta

Doa sebelum berhubungan intim dapat dibaca oleh pasangan suami istri sebelum melakukan hubungan. Doa tersebut dipanjatkan untuk mohon keberkahan, cepat diberi keturunan, dan melindungi keturunan dari gangguan setan.

Dalam bahasa Arab berhubungan intim adalah jimak. Menukil buku Istri Bukan Pembantu oleh Ahmad Sarwat, Lc., secara istilah jimak adalah melakukan hubungan kelamin, masuknya kemaluan suami ke dalam kemaluan istri, baik seluruhnya atau sebagian, baik keluar atau tidaknya air mani.

Dalam Islam, hubungan suami istri tidak hanya halal, tetapi juga memiliki nilai ibadah. Namun, sebelum berhubungan intim, Islam menganjurkan umatnya untuk membaca doa sebelum berhubungan intim, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dzar,


“Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala.” (HR Muslim)

Doa sebelum Berhubungan Intim

Adapun doa yang dapat diamalkan dan dianjurkan dalam Islam sebelum melakukan hubungan intim. Menukil buku Doa Dzikir Muslimah oleh Abu Ayyub El-Faruqi, berikut ini doanya:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab latin: Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wajannibi syaithoona maarazaqtanaa

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.

Doa ketika Mengeluarkan Air Mani

Dianjurkan pula membaca doa ketika mengeluarkan air mani. Tujuan dari membaca doa itu adalah air mani yang keluar dapat memberi keturunan yang baik. Berikut bacaannya:

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Arab latin: Allahummaj’alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah

Artinya: “Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh).”

Doa setelah Berhubungan Intim

Usai melakukan hubungan intim dapat ditutup dengan membaca hamdalah. Berikut ini lafaznya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا

Arab latin: Alhamdulillaahilladzii khalaqa minal maa i basyaraa

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”

Doa agar Cepat Punya Keturunan

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Arab latin: Rabbi hab lī mil ladunka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Doa agar cepat punya keturunan tersebut adalah doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria AS sebagaimana termaktub dalam surah Ali ‘Imran ayat 38.

Adab-adab saat Berhubungan Intim

Dijelaskan dalam buku Islam dan Kebidanan karya Mokhamad Rohma Rozikin, berhubungan suami istri termasuk amal saleh jika dikerjakan sesuai syariat. Untuk itu, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Berikut ini adab-adab yang perlu diterapkan saat berhubungan suami istri:

1. Disunnahkan Membaca Basmalah dan Doa

Setiap amal saleh hendaknya diawali dengan mengucap basmalah agar mendatangkan keberkahan. Setelah itu, dapat dilanjutkan membaca doa sebelum berhubungan intim seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

2. Melakukan Mukadimah/Pemanasan sebelum Melakukan Penetrasi

Termasuk adab dan akhlak baik sebelum berhubungan istri adalah melakukan mukadimah/pemanasan. Hal ini akan lebih dekat merealisasikan kepuasan bersama dan lebih dekat untuk tidak menyakiti salah satu pasangan.

3. Mengkreasikan Teknik Berhubungan untuk Mencapai Kebahagian Maksimal

Pada saat melakukan hubungan intim, syariat tidak memberikan batasan tentang cara tertentu. Semua orang bebas berkreasi terkait posisi, intensitas, durasi, kecepatan, frekuensi dan lainnya.

4. Berwudhu sebelum Berhubungan Intim

Di antara adab berhubungan suami istri adalah berwudhu ketika hendak mengulang jimak. Seorang suami yang ingin melakukan ronde kedua disunnahkan baginya berwudhu terlebih dahulu.

5. Memilih Waktu yang Tepat

Suami istri yang ingin melakukan jimak sebaiknya memperhatikan waktu agar dapat mencapai ketenangan dan kepuasan dalam berhubungan. Waktu yang ideal untuk melakukan persetubuhan adalah setelah sholat Isya dan sholat Subuh atau di waktu senggang lainnya.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Larangan Mencela Makanan, Jika Tak Suka Tinggalkan


Jakarta

Ada sejumlah adab berkaitan dengan makanan yang perlu menjadi perhatian umat Islam. Salah satunya saat menjumpai makanan yang tidak disukai, Islam melarang mencelanya.

Mencela makanan termasuk perkara yang dilarang berdasarkan hadits Nabi SAW. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkan tanpa mencela.

Dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi tertulis hadits tersebut derajatnya Muttafaq ‘alaih. Hadits dikeluarkan Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Berikut bunyinya,


وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ: مَا عَابَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ طَعَامَاً قَطُّ ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ . متفقٌ عَلَيْهِ .

Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata, ‘Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali, jika beliau menyukainya maka beliau memakannya, dan jika beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya’.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain dikatakan,

وَعَنْ جَابِرٍ : أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدَمَ ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلْ ، فَدَعَا بِهِ ، فَجَعَلَ يَأْكُلُ ، ويقول: (( نِعْمَ الْأُدْمُ الخَلُّ ، نِعْمَ الأُدْمُ الخَلُّ )) رواه مسلم .

Artinya: “Dari Jabir bahwasanya Nabi pernah menanyakan lauk kepada keluarganya, maka mereka menjawab, ‘Kami tidak mempunyai lauk kecuali cuka.’ Beliau lalu memintanya dan makan berkuahkan cuka, kemudian beliau bersabda, ‘Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka’.” (HR Muslim)

Adab Makan yang Dicontohkan Rasulullah

Masih mengacu kitab Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi Edisi Indonesia, berikut sejumlah adab makan yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW memerintahkan membaca basmalah sebelum makan. Diriwayatkan Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah dia membaca basmalah! Jika di awal dia lupa membaca basmalah, maka hendaklah dia mengucapkan Bismillahi awwalahu wa akhirahu (Dengan menyebut nama Allah pada awalnya dan pada akhirnya).” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)

Adapun, anjuran membaca hamdalah setelah makan bersandar pada hadits dari Mu’adz bin Anas RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang makan suatu makanan kemudian berdoa, ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberikanku makanan ini dan telah menganugerahkannya kepadaku dengan tiada daya dan kekuatan dariku’ maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan)

2. Makan dari yang Terdekat

Anjuran makan dari yang terdekat bersandar pada riwayat Umar bin Abi Salamah RA. Ia berkata, “Saya adalah seorang anak kecil yang berada di bawah asuhan Rasulullah SAW, tangan saya (ketika makan) menjelajah semua bagian nampan panjang, lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ‘Wahai anak kecil, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu’!” (HR Muttafaq ‘alaih)

3. Ambil Makanan dari Pinggir Piring, Dilarang Makan dari Tengah

Rasulullah SAW menganjurkan makan mulai dari bagian pinggir piring baru ke tengah. Anjuran ini berkaitan dengan keberkahan makanan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggirnya, dan jangan makan dari tengahnya.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)

4. Makruh Makan sambil Bersandar

Makan sambil bersandar termasuk perkara yang dilarang dalam Islam. Kemakruhan ini bersandar pada hadits dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdillah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Saya tidak makan sambil bersandar.” (HR Bukhari)

5. Makruh Meniup dalam Minuman

Perkara makruh lainnya berkaitan dengan makan dan minum adalah meniupnya. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi SAW melarang bernapas dalam bejana atau meniupnya. Hadits tersebut dikeluarkan At-Tirmidzi dan ia menyatakan hasan shahih.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Baca Al-Qur’an Sesuai Hadits Nabi SAW


Jakarta

Doa setelah membaca Al-Qur’an dapat diamalkan oleh muslim. Doa ini termaktub dalam hadits Rasulullah SAW yang berasal dari Aisyah RA.

Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam sekaligus mukjizat terbesar yang diturunkan melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita membaca, mempelajari dan mengamalkan isi dari Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Al A’raf ayat 204,


وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Setelah membaca Al-Qur’an, terdapat doa yang bisa dibaca. Seperti apa? Berikut bunyi doanya yang dinukil dari buku Kumpulan Doa & Dzikir Ramadhan susunan Ammi Nur Baits.

Doa setelah Membaca Al-Qur’an: Arab, Latin dan Arti

Doa setelah membaca Al-Qur’an bisa diamalkan karena termasuk sunnah Rasulullah SAW. Doa tercantum dalam hadits dari Aisyah RA,

“Tidaklah Rasulullah duduk di suatu tempat atau membaca Al-Qur’an ataupun melaksanakan sholat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimat,”

Aisyah kemudian bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, tidaklah Anda duduk di suatu tempat, membaca Al-Qur’an ataupun mengerjakan sholat melainkan Anda akhiri dengan beberapa kalimat?”

Lalu beliau menjawab, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Subhanakallahumma wa bihamdika, laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR Nasa’i)

Doa sebelum Membaca Al-Qur’an

Masih dari sumber yang sama, ada juga doa yang diamalkan sebelum membaca Al-Qur’an. Berikut bunyinya,

رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ # وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

Arab latin: Robbi audzu bika min hamazatis syayathin wa audzubika Robi an yahduruun

Artinya: “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”

Adab Membaca Al-Qur’an

Selain mengamalkan doa setelah membaca Al-Qur’an, ada juga adab-adab yang harus diperhatikan muslim. Berikut penjelasannya yang dikutip dari Kitabul-Aadab oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub terjemahan Azhar Khalid Seff dan Muh Hidayat.

  • Bersuci sebelum menyentuh dan membaca Al-Qur’an
  • Membaca basmalah
  • Memanjangkan bacaan Al-Qur’an sesuai tajwidnya
  • Ikhlas ketika mempelajari dan membaca Al-Qur’an
  • Mengindahkan suara dalam membaca Al-Qur’an bukan dengan nada yang berliuk atau menyerupai lagu serta nyanyian

Itulah doa setelah membaca Al-Qur’an dan adabnya. Semoga bermanfaat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com