Tag Archives: bencana

4 Doa Ketika Mendengar Suara Ledakan di Atap Rumah, Mohon Perlindungan Allah


Jakarta

Suara ledakan di atap rumah bisa menjadi pengalaman yang menakutkan dan mengejutkan. Orang yang mendengarnya bisa merasa cemas, terutama karena tidak tahu penyebabnya.

Ketika menghadapi situasi ini, penting untuk tetap tenang dan berdoa kepada Allah SWT. Dengan begitu, Insya Allah, Allah akan memberikan perlindungan kepada penghuni rumah.

Doa Ketika Mendengar Suara Ledakan di Atap Rumah Agar Mendapat Perlindungan Allah SWT

Ketika ada suara ledakan di atap rumah, alangkah baiknya jika umat Islam memohon perlindungan kepada Allah SWT. Berikut doa-doa yang dapat dipanjatkan.


1. Doa Meminta Perlindungan

Salah satu doa yang dapat dibacakan ketika mendengar suara ledakan di atap rumah adala doa meminta perlindungan dari makhluk. Mengutip buku Fikih Traveling, Petunjuk Praktis bagi seorang Muslim dalam Bepergian oleh Usamah Aljihadi, Lc., dkk, berikut doanya:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Arab latin: “A’udzu bikalimaatillahit tammaati min syarri maa kholaq”

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allâh yang sempurna dari kejahatan yang ada pada makhluk-Nya.”

2. Doa Perlindungan dari Takdir Buruk

Saat mendengar sesuatu yang menakutkan, umat Islam dapat memohon perlindungan dari takdir yang buruk. Menurut buku Zikir Pagi dan Petang Setelah Sholat karya Muhammad Fadhlun Almahera, berikut bacaannya.

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ.

Arab latin: Allahumma innii a-‘uudzubika min jahdil balaa-i, wa darakisy syaqaa-i, wa suu-il qadhaa-i, wa syamaatatil a’daa-i

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari susahnya bala (bencana), hinanya kesengsaraan, keburukan qadha’ (takdir), dan kegembiraan para musuh.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Doa Keselamatan dari Bencana (Tolak Bala)

Umat Islam juga bisa membacakan doa Tolak Bala. Begini bacaannya:

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Arab latin: Allaahummadfa’ ‘annal ghalaa-a, wal balaa-a, wal wabaa-a, wal fahsyaa-a, wal munkara, was-suyuufal mukhtalifata, wasy-syadaa-ida, wal mihana maa zhahara minhaa, wa maa baathana min baladinaa haadzaaa khaashshatan, wa min buldaanil muslimiina ‘aammatan. Innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir

Artinya: “Ya Allah, hindarkanlah kami malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemungkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

4. Surat Al Falaq

Menurut buku Majalah Dakwah Islam Cahaya Nabawiy: Menuju Ridho Ilahi dan buku Psikoterapi Profetik Tujuh Sunnah Harian dari Rasulullah tulisan Cintami Farmawati, Al Falaq menjadi salah satu surah yang dibacakan nabi sebelum tidur di malam hari. Dalam surat ini ada permohonan perlindungan Allah dari kejahatan manusia dan juga sihir.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

Arab Latin: Qul a’uudzu birabbil-falaq

Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar).

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

Arab Latin: Min syarri maa khalaq

Artinya: Dan kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

Arab Latin: Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab

Artinya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

Arab Latin: Wa min syarrin-naffaatsaati fil-‘uqad

Artinya: dan dari kejahatan(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Arab Latin: Wa min syarri haasidin idzaa hasad

Artinya: dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

Itulah beberapa doa yang dapat dipanjatkan saat mendengar suara ledakan di atap rumah. Semoga Allah SWT selalu melindungi kamu, rumahmu, serta para penghuninya ya detikers.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Doa ketika Turun Hujan, Amalkan agar Terhindar dari Bencana Alam


Jakarta

Doa ketika turun hujan diamalkan muslim agar terhindar dari mara bahaya. Selain itu, doa juga dibaca dengan harapan hujan tersebut membawa berkah.

Terkait hujan dijelaskan dalam beberapa ayat suci Al-Qur’an, salah satunya surah Az-Zukhruf ayat 11:

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ


Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”

Kumpulan Doa ketika Turun Hujan

Berikut beberapa doa ketika turun hujan yang dapat dibaca muslim seperti dinukil dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh Hamdan Hamedan dan kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha.

1. Doa ketika Turun Hujan Pertama

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَيِّبًا نَافِعًا

Arab latin: Allahummaj’alhu shayyiban naafi’an.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat.”

2. Doa ketika Turun Hujan Kedua

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Arab latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

3. Doa ketika Turun Hujan Ketiga

سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

Arab latin: Subhaanal ladzii yusabbihur ra’du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih.’

Artinya: “Maha Suci Allah, Yang petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya.”

4. Doa ketika Turun Hujan Keempat

اَللهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَمَا اُرْسِلَتْ بِهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا فِيْهَا وَشَرِّمَا اُرْسِلَتْ بِهِ

Arab latin: Allaahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih

Artinya: “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya,”

5. Doa ketika Turun Hujan Kelima

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

Arab latin: Muthirnaa bi-fadhlillaahi wa rahmatih.

Artinya: “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”

Berdoa saat Hujan Tergolong Mustajab

Menukil dari buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku yang disusun Masriyah Amva, berdoa ketika tergolong mustajab. Hujan merupakan tanda kebesaran dan rahmat Allah SWT untuk seluruh makhluk di bumi.

Ketika hujan turun, maka pikiran dan perasaan seseorang mengalami perubahan. Jiwa lebih cepat tenggelam dalam tafakur ketika menyaksikan air hujan yang berderai.

Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda, “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR Hakim)

Keringanan Ibadah bagi Muslim ketika Hujan

Diterangkan dalam buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa oleh Nurhasanah Namin, ada beberapa keringanan bagi muslim dalam hal ibadah ketika turunnya hujan. Salah satunya diperbolehkan meninggalkan salat berjamaah di masjid.

Dari Abdullah bin Abbas RA berkata kepada muadzin saat hujan, “Jika engkau mengucapkan ‘Asyhadu alla ilaha illallah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’, maka janganlah engkau ucapkan ‘Hayya ‘alash sholaah’. Tetapi ucapkanlah ‘Sholluu fii buyutikum’ (salatlah di rumah kalian)”

Menurut Imam Nawawi, hadits di atas menjadi dalil keringanan untuk tidak salat berjamaah saat hujan. Ini termasuk sebagai uzur atau halangan untuk meninggalkan salat berjamaah.

“Salat jamaah sebagaimana yang dipilih oleh ulama Syafi’iyyah merupakan salat yang muakkad (betul-betul ditekankan) apabila tidak ada uzur. Dan tidak mengikuti salat jamaah dalam kondisi tersebut adalah suatu hal yang disyariatkan (diperbolehkan) bagi orang yang susah dan sulit melakukannya,” tulis Imam Nawawi.

Selain itu, ketika hujan turun dengan deras muslim juga boleh menjamak salat. Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas RA dia berkata,

“Rasulullah SAW pernah mengerjakan salat Dzuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya secara jamak, bukan dalam keadaan takut maupun safar.” Yang meriwayatkan dari Abu Az Zubair adalah Imam Malik dalam Muwatho’nya, Imam Maik mengatakan, “Aku menyangka bahwa menjamak di sini adalah ketika hujan.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Selamat dari Musibah, Bisa Diamalkan saat Ada Bencana


Jakarta

Ada doa selamat yang bisa diamalkan agar selamat dari musibah. Setiap muslim bisa mengamalkan doa selamat, tujuannya agar terlindung dari berbagai musibah sekaligus memohon perlindungan Allah SWT.

Berdoa adalah sebuah ibadah sekaligus cara berkomunikasi seorang hamba kepada Allah SWT. Doa juga menjadi amalan yang diperintahkan Allah dan termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60, Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Mengutip buku Doa Menghadapi Musibah karya Arif Munandar Riswanto, doa berasal dari bahasa Arab da’a yad’u da’wah du’a. Secara bahasa ia berarti memanggil, mengundang, memohon, dan meminta.

Doa memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Doa menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk lemah yang selalu membutuhkan Allah, Dzat Yang Memiliki sifat Maha Segalanya.

Doa Selamat dari Musibah

Berikut beberapa doa selamat yang bisa dibaca ketika sedang tertimpa musibah.

1. Doa ketika Tertimpa Musibah

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Arab-latin: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. (QS. Al-Baqarah: 156)

2. Doa Selamat Kebaikan Dunia dan Akhirat

رَبَّنَاا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Arab-latin: Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa adzabannaari.

Artinya: Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka.

3. Doa Selamat Dunia dan Akhirat

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Arab-latin: Allahumma inna nas-aluka salamatan fiddin wa afiyatan fil-jasadi wa ziyadatan fil-ilmi wa barakatan firrizqi, wa taubatan qablal-maut, wa rahmatan indal-maut, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut, wannajatan minannaari, wal afwa indah hisab.

Artinya: Ya Allah, kami memohon kepada Engkau akan keselamatan agama, kesehatan badan, tambahnya pengetahuan, berkahnya rezeki, mendapatkan tobat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati. Dan ringankanlah kiranya dalam sakaratul maut, dan selamatkanlah kiranya dari siksa neraka dan dapatkan kami ampunan pada hari hisab (perhitungan).

4. Doa Selamat dan Nikmat Dunia Akhirat

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَ قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَعِنْدَ الْحِسَابِ، رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ، رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab-latin: Allahumma innaa nas-aluka salaamatan fid diini wa ‘afiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wa barokatan fir rizqi wa taubatan qablal mauti wa rohmatan ‘indal mauti wa maghfirotan ba’dal mauti, allahummaa hawwin ‘alainaa fil sakaraatil mauti wannajaata minan naari wal ‘afwa ‘indal hisaabi, rabbanaa laa tuzigh quluubana ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa mil ladunka rahma, innaka antal wahhaab, rabbanaa aatinaa fiddunnyaa hasanah, wa fil akhirati hasanah waqinaa ‘adzaa ban naar.

Artinya: Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rezeki, serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami saat pencabutan nyawa selamat dari api neraka dan mendapat kemaafan ketika amal diperhitungkan. Ya Allah, janganlah Engkau goyahkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

5. Doa Selamat dan Tolak Bala

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Arab-latin: Allahummaftah lana abwabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaban ni’mah, wa abwabar rizqi, wa abwabal quwwah, wa abwabas shihhah, wa abwabas salamah, wa abwabal ‘afiyah, wa abwabal jannah.
Allahumma ‘afina min kulli bala’id dunya wa ‘adzabil akhirah, washrif ‘anna bi haqqil qur’anil ‘azhim wa nabiyyikal karim syarrad dunya wa ‘adzabal akhirah. Ghafarallahu lana wa lahum bi rahmatika ya arhamar rahimin. Subhana rabbika rabbil ;izzati ‘an ma yashifun, wa salamun a’alal mursalin, walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Artinya: Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah dan pintu surga.

Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hal Alquran yang agung dan derajat Nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Dzat yang maha pengasih. Maha suci Tuhan, Tuhan keagungan dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada Rasul. Segala puji bagi Allah, semesta alam.

Kedudukan Doa Bagi Muslim

Mengutip Abdul Razzaq ibn Abdil Muhsin Al-Badr dalam Kitab Al-Dzikr wa Al-Du’a’fi Dhau’ A-Kitâb wa Al-Sunnah, jika melihat ke dalam Al-Quran dan Sunnah, kita akan mendapatkan kedudukan doa, sebagai berikut:

1. Doa adalah sesuatu yang membedakan orang sombong dan tidak sombong. Allah SWT berfirman, Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscava akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (QS AI-Mu’min: 60).

2. Allah SWT Maha dekat, dan karenanya Dia pasti akan mengabulkan setiap orang yang berdoa kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Dạn apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah [2]: 186).

3. Doa adalah ibadah. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah ibadah. ” (HR A-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad).

4. Doa adalah sesuatu yang mulia bagi Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah daripada doa. ” (HR Al-Hakim).

5. Orang yang tidak pernah berdoa akan mengundang murka Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa tidak pernah berdoa kepada Allah, Dia akan marah kepadanya.” (HR Al-Tirmidzi dan Ibn Majah).

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Diserang Belalang, Katak, Kutu hingga Darah



Jakarta

Firaun era Nabi Musa AS adalah seorang raja yang ingkar dan enggan beriman kepada Allah SWT. Ia dan kaumnya ditimpa azab berupa serangan belalang, katak dan kutu.

Kisah tentang azab yang menimpa Firaun ini terjadi pada masa Nabi Musa AS dan termaktub dalam Al-Qur’an surah Al A’Raf ayat 130-133. Allah SWT berfirman yang artinya,

“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”


Azab bagi Firaun

Dalam buku Qashash Al-Anbiyaa’ karya Imam Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi dijelaskan adanya bencana yang melanda Firaun dan kaumnya yakni masyarakat Mesir. Bencana tersebut berupa musim paceklik yang mengeringkan tanah Mesir sehingga tidak ada tanaman yang tumbuh dan tidak ada susu hewan yang dapat dimanfaatkan.

Meskipun telah dilanda musibah ini selama bertahun-tahun, Firaun dan kaumnya tetap enggan beriman. Mereka tetap kufur dan ingkar.

Ketika kebaikan datang kepada mereka, yakni berupa kesuburan, mereka berkata “Ini adalah karena (usaha) kami.”

Firaun dan kaumnya tidak mengakui bahwa kebaikan ini diterima karena keimanan Nabi Musa AS dan kaumnya. Pada masa itu Firaun dan Nabi Musa AS hidup berdampingan.

Apabila Firaun ditimpa kesusahan maka mereka akan melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa AS dan pengikutnya. Bila datang kesusahan maka mereka menyalahkan orang-orang beriman.

Dalam surah Al A’raf ayat 133, Allah SWT berfirman, “Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”

Mengenai ath thufan (topan), sebuah riwayat dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa maksudnya adalah hujan deras yang diturunkan dengan kapasitas tinggi, hujan yang menyebabkan banjir, dan hujan yang menyebabkan kerusakan pada tanaman dan pepohonan.

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Utsman An Nahdi, dari Salman Al Farisi, ia berkata, “Nabi SAW pernah ditanya mengenai belalang, lalu beliau menjawab, “Belalang adalah salah satu jenis tentara Allah yang paling banyak jumlahnya. Aku tidak memakannya namun aku juga tidak mengharamkannya.”

Ayat ini juga menyebutkan jaraad (belalang) sebagai bencana bagi Fir’aun dan kaumnya sebagai hewan yang menyerang tanaman mereka hingga tidak tersisa sayuran, buah, dedaunan atau rerumputan.

Ayat ini juga menyebutkan al-qummal (kutu). Ibnu Abbas menjelaskan maksudnya adalah sejenis ulat yang keluar dari hasil tanaman, terutama gandum.

Azab bagi Firaun juga berupa dhafadi (katak). Maksud dari katak sebagai bencana adalah hewan yang menyerbu istana Fir’aun dan rumah-rumah kaumnya hingga masuk ke bejana dan makanan. Bahkan ketika seorang ingin menyuap makanan maka seekor katak akan melompat lebih dulu ke dalam mulutnya.

Adapun terkait damm (darah) sebagai bencana adalah bercampurnya darah ke dalam air-air yang mereka gunakan untuk minum, mandi, dan lain sebagainya sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan air Sungai Nil, air sumur dan sumber air lainnya.

Meskipun bencana itu diturunkan untuk seluruh masyarakat Mesir, tapi bani Israil kaum Nabi Musa AS sama sekali tidak merasakannya. Ini merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada orang-orang beriman.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com