Tag Archives: berdoa

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memanjatkan Doa agar Terkabul?


Jakarta

Berdoa adalah wujud permohonan atau permintaan sesuatu dari seorang hamba yang berisikan hal-hal baik kepada Allah SWT. Kapan waktu mustajab untuk memanjatkan doa tersebut?

Dikutip dari buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa oleh Nurhasanah Namin, tujuan dalam berdoa setiap orang juga bermacam-macam. Misalnya, mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk dan siksaan api neraka, memohon keselamatan hidup, memohon bimbingan serta jalan yang lurus agar selamat dunia akhirat, dan lain sebagainya.

Agar doa yang dipanjatkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT, muslim bisa memanfaatkan waktu-waktu yang mustajab. Kapan saja?


Kapan Waktu yang Tepat untuk Memanjatkan Doa?

1. Setelah Salat Wajib

Dikutip dari buku Rahasia Terkabulnya Doa karya Wawan Susetya & Ari Wardhani seringkali karena kesibukan duniawi, kita tidak sempat untuk berdoa banyak kepada Allah SWT. Hal ini sudah pernah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits dari Tirmidzi yang berbunyi,

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلّى، إذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ) قَالَ : ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ الله وَصَلَّى عَلَى النَّي ، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((أَيُّهَا الْمُصَلِّي أَدْعُ تُحَبْ))

Artinya: Kemudian Rasulullah bersabda, “Engkau tergesa-gesa wahai orang yang shalat. Jika engkau melakukan salat lalu engkau duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang pantas bagi-Nya, bacalah sholawat untukku kemudian berdoalah.” Perawi berkata, “Setelah itu, seorang laki-laki lain melakukan salat, lalu ia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi SAW. Nabi SAW. bersabda, “Wahai orang yang telah melakukan salat, berdoalah maka engkau akan dikabulkan.” (HR Tirmidzi)

Dalam riwayat hadits lainnya dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabatnya, “Pada waktu apakah doa itu sangat didengar (dikabulkan oleh Allah)?”

Rasulullah SAW menjawab, “Yaitu pada tengah malam yang akhir dan sesudah salat-salat fardhu.” (HR At Tirmidzi)

2. Sepertiga Malam

Waktu lain mustajab doa yang akan dikabulkan Allah SWT adalah di sepertiga malam. Artinya, waktu malam hari mendekati waktu subuh atau di waktu sahur seperti yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana.

Menurut salah satu hadits juga menyebut bahwa pada waktu ini, Allah SWT turun ke langit dunia. Berikut bunyi haditsnya,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepadaKu akan Kukabulkan, orang yang meminta sesuatu kepadaKu akan kuberikan, orang yang meminta ampunan dariKu akan Kuampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Saat Sujud dalam Salat

Momen sujud dalam pelaksanaan salat disebut sebagai waktu terdekat seorang hamba dengan Allah SWT. Hal ini dilandasi dari hadits Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka banyak-banyaklah berdoa di dalam sujud.” (HR Muslim)

4. Saat Turun Hujan

Dikutip dari buku Induk Doa dan Zikir yang ditulis oleh Kasimun, Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm telah meriwayatkan dengan sanadnya sebuah hadits mursal, yang berbunyi:

أطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ وَنُزُولِ الْغَيْثَ

Artinya: Carilah oleh kalian doa yang dikabulkan; di saat kedua pasukan bertemu (di jalan Allah); ketika salat diiqamahkan; dan ketika hujan turun.

5. Antara Azan dan Iqomah

Waktu yang tepat untuk memanjatkan doa selanjutnya adalah waktu antara azan dan iqomah. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Tiada ditolak sesuatu doa yang dimohonkan antara azan dan iqomah.” (HR At-Tirmidzi)

6. Hari Jumat

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa hari Jumat adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa. Rasulullah SAW dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 oleh Imam an-Nawawi,

فِيهَا سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Pada hari itu ada waktu yang apabila seorang hamba muslim menepati waktu itu dalam keadaan salat lalu ia mohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya.” Dan beliau memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sebentarnya waktu tersebut. (HR Muttafaq ‘alaih)

Ada yang berpendapat, waktu mustajab di hari Jumat terletak pada waktu imam naik mimbar pada saat khutbah Jumat hingga salat Jumat selesai. Ada pula yang menyebut waktu antara Ashar dan Maghrib adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa pada hari Jumat.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Waktu Doa yang Tidak Tertolak atau Kecil Kemungkinan Tak Diijabah


Jakarta

Rasulullah SAW pernah menyampaikan sejumlah waktu mustajab untuk berdoa. Dikatakan, memanjatkan doa pada waktu tersebut tidak akan tertolak atau kecil kemungkinan tak diijabah Allah SWT.

Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa. Allah SWT berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠


Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan sebagian karunia dan kemurahan Allah SWT. Dia menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya dan menjamin akan mengabulkan permintaan mereka.

Waktu Doa Tak Tertolak

Ada sejumlah waktu di mana ketika seseorang berdoa tidak akan tertolak atau kecil kemungkinan tak diijabah. Waktu-waktu ini telah disampaikan Rasulullah SAW melalui sejumlah hadits.

1. Saat Sepertiga Malam Terakhir

Imam Bukhari mengeluarkan hadits dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad bahwa berdoa ketika sepertiga malam terakhir akan dikabulkan Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Tuhan kami turun pada setiap malam ke langit bumi ketika sepertiga malam terakhir dan berkata, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku pasti Aku mengabulkannya, siapa yang memohon kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku pasti Aku mengampuninya.”

Imam Bukhari mengatakan hadits tersebut shahih. Imam Muslim turut meriwayatkannya dalam bab Shalatul Musafirin. Ar-Tirmidzi dan Ibnu Majah juga meriwayatkannya.

2. Saat Berbuka Puasa

Dalam Kitab Induk Doa & Dzikir terlengkap yang disusun oleh Tim Shahih, saat berbuka puasa (bagi orang yang berpuasa) adalah waktu yang tidak tertolak. Hal ini bersandar pada riwayat Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya, bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR Ibnu Majah)

3. Antara Adzan dan Iqamah

Memanjatkan doa pada waktu antara adzan dan iqamah juga tidak tertolak atau kecil kemungkinan tak diijabah Allah SWT. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits yang termuat dalam kitab Bulughul Maram karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani.

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ، وَغَيْرُهُ، وَصَحْحَهُ ابْنُ حِبَّانَ، وَغَيْرُهُ.

Artinya: “Dan dari Anas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Doa antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak.’ Dikeluarkan oleh An-Nasa’i dan lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya.”

4. Saat Perang Berkecamuk

Ada juga hadits yang menyebut, saat perang berkecamuk juga termasuk waktu mustajab untuk berdoa. Memanjatkan doa pada waktu tersebut tidak akan tertolak. Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak, pada saat adzan dan tatkala perang berkecamuk.” (HR Abu Dawud)

5. Sesaat pada Hari Jumat

Waktu doa yang tidak tertolak lainnya adalah sesaat pada hari Jumat. Para ulama berbeda pendapat terkait waktu ini. Ulama Syafi’iyyah Imam an-Nawawi dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin menyebutkan beberapa waktunya.

Menurut hadits yang berasal dari Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy’ari RA, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar RA bertanya,

“Apakah kau pernah mendengar ayahmu menceritakan waktu yang istimewa pada hari Jumat dari Rasulullah SAW?” Abu Burdah menjawab, “Ya, aku pernah mendengar ayah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Waktu tersebut ada di antara duduknya imam hingga selesai salat.” (HR Muslim)

Ada juga yang menyebut bahwa waktu tersebut bertepatan dengan waktu Ashar pada hari Jumat. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW membicarakan hari Jumat lalu beliau bersabda,

“Pada hari itu ada waktu yang apabila seorang hamba muslim menepati waktu itu dalam keadaan salat lalu ia mohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya.” Dan beliau memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sebentarnya waktu tersebut. (HR Muttafaq ‘Alaih)

Orang-orang yang Doanya Tak Tertolak

Rasulullah SAW dalam salah satu hadits hasan pernah bersabda mengenai tiga orang yang doanya tidak akan tertolak. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah RA.

Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Melepas Pakaian agar Terhindar dari Tatapan Jin dan Setan


Jakarta

Rasulullah SAW sudah menganjurkan muslim untuk melafalkan doa di setiap memulai kegiatan. Bahkan untuk melepas pakaian sekalipun, Rasulullah SAW juga sudah mengajarkan doa melepas pakaian agar terhindar dari ‘ain Jin yang suka melihat aurat manusia.

Pakaian diciptakan kepada anak cucu Adam sebagai pelindung yang telah diberikan oleh-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ


Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Doa Melepas Pakaian dan Artinya

Bacaan doa melepas pakaian yang dapat diamalkan sebagaimana dijelaskan dalam buku Tuntunan Doa & Zikir Sehari-hari yang ditulis oleh Redaksi QultumMedia. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ انْزَعْ عَنِيْ رَبَّقَةً النِّفَاقِ وَثَبِتْنِيْ عَلَى الْإِيمَانِ

Arab latin: Alloohummanza’ ‘annii robqo- tan nifaaqi wa tsabbitnii ‘alal iimaan.

Artinya: “Ya Allah, lepaskanlah dariku ikatan sifat munafik dan tetapkanlah aku pada keimanan.”

Selain itu, ada bacaan doa melepas pakaian versi pendek yang diterangkan dalam buku 24 Jam Hidup dengan Doa dan Amal Harian Rasulullah oleh Abu Bakar bin As-Sina.

بِسمِ اللّٰهِ الَّذِي لَا إِلٰهَ اِلَّا هُوَ

Arab latin: Bismillahil ladzi lailaha illa huwa

Artinya: Dengan nama Allah Yang Tiada Tuhan melainkan Dia.

Atau bila khawatir terlupa dengan bacaannya, muslim bisa cukup mengucapkan basmalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Tirmidzi, yang diambil dari buku Ensiklopedia Doa Muslimah oleh TIM GIP.

بِسمِ اللّٰهِ

Arab latin: Bismillah

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. (HR Tirmidzi)

Keutamaan Baca Doa Melepas Pakaian

Salim Rosyadi dalam buku Living Hadis menjelaskan beberapa alasan pentingnya untuk perlu mengamalkan doa sebelum melepas dan memakai pakaian. Beberapa di antaranya seperti, untuk melindungi tubuh kita saat aurat terbuka, rasa malu dan hormat pada malaikat yang selalu bersama kita, hingga untuk melindungi tubuh dari pandangan jin.

Doa melepas pakaian sangat dianjurkan untuk diucapkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebab setan dan jin sangat menyukai aurat manusia. Bahkan tatapan mereka bisa menyebabkan dampak buruk untuk manusia yang bisa disebabkan oleh ‘ain.

Menurut buku Alam Jin yang ditulis oleh Al-Imam As-Suyuthi, setan dan jin sangatlah menyukai aurat-aurat Bani Adam. Apalagi ketika memasuki kamar mandi untuk mandi, tentunya seseorang akan membuka auratnya. Padahal tempat itu adalah sarang dari para jin dan setan.

Rasulullah SAW mengatakan bahwa pembatas antara pandangan jin dan aurat manusia adalah lafaz basmalah. Sebagaimana yang termaktub dalam hadits riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah mentakhrij dari Ali bin Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Artinya: Tabir antara mata jin dan aurat-aurat Bani Adam jika salah seorang di antara kalian masuk kamar mandi ialah jika dia mengucapkan, “Bismillah.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Mendoakan Sesama Muslim dalam Islam, Ini Dalilnya


Jakarta

Berdoa adalah salah satu amalan dengan sejumlah keutamaan yang dapat dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadits pun menjelaskan keutamaan mendoakan sesama muslim.

Islam sangat menganjurkan untuk berdoa karena terdapat keutamaan-keutamaan di dalamnya. Allah SWT berfirman dalam surah Ghafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri. Seorang muslim juga dapat berdoa untuk orang lain apalagi bila orang yang didoakan juga tidak mengetahui hal tersebut.

Keutamaan dan Dalil Mendoakan Sesama Muslim

Keutamaan mendoakan sesama muslim disebutkan dalam salah satu hadits riwayat Muslim. Berdasarkan hadits tersebut, malaikat juga turut mendoakan orang yang berdoa tiap kali mereka mendoakan sesama muslim.

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: “Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu kecuali malaikat berkata, ‘Dan untuk kamu juga seperti itu.'” (HR Muslim)

Melalui riwayat lainnya disebutkan pula bawah mendoakan sesama muslim termasuk jenis doa yang mustajab atau dikabulkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

دَعْوَةُ الْمَرْء الْمُسْلِم لأخيه بظهر الغيب مُسْتَجَابَةٌ، عندَ رأْسه مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلِّمَا دَعَا الأَخِيهِ بِخَيْرِ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ، وَلَكَ بمثل رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: “Doa seorang muslim untuk saudaranya dengan tanpa sepengetahuan saudaranya itu mustajab. Di kepala seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas; bila ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan, ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu.'”

Selain itu, dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 karya Imam an Nawawi, ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya. Salah satunya, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 10,

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٠

Artinya: “Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

Surah Muhammad ayat 19 berisikan memohonkan ampunan dosa bagi orang lain. Allah SWT berfirman:

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ ࣖ ١٩

Artinya: “Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu.”

Allah SWT juga berfirman dalam surah Ibrahim ayat 41 tentang bacaan doa yang dapat diamalkan untuk mendoakan sesama muslim. Berikut bacaannya:

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ ࣖ ٤١

Artinya: “Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Allahumma Yassir Wala Tu’assir, Ketahui Arti dan Manfaatnya


Jakarta

Doa menghubungkan komunikasi antara individu dengan Allah. Doa bukan hanya kegiatan spiritual, melainkan juga sarana mengungkapkan syukur dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Salah satu doa yang sering dipanjatkan oleh seorang Muslim adalah Allahumma yassir wala tu’assir. Lantas, apa arti dari doa tersebut? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!

Arti Allahumma Yassir Wala Tu’assir

Berikut ini adalah bacaan doa Allahumma yassir wala tu’assir dalam bahasa Arab dan latin:


اَللَّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّرْ

Allahumma yassir walaa tu’assir

Artinya: “Ya Allah, mudahkanlah dan janganlah engkau persulit”

Allahumma yassir wala tu’assir merupakan doa karena mengandung seruan, perintah, dan juga larangan.

Kata pertama “Allahumma” merupakan kalimat seruan yang artinya “Ya Allah”, lalu kata kedua “yassir” adalah kata perintah yang artinya “mudahkanlah.”

Kalimat “wa” merupakan kata hubung “dan”. Kemudian, kata terakhir “laa tu’assir” merupakan kata larangan yang artinya “jangan persulit.”

Akan tetapi, seruan, perintah, dan larangan yang ada di doa allahumma yassir wala tu’assir merupakan bentuk doa dan permohonan kepada Dzat yang kedudukannya tinggi.

Kandungan Allahumma Yassir Wala Tu’assir

Bacaan doa Allahumma yassir wala tu’assir merupakan doa pendek diambil dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.

Dijelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan nasihat yang berbunyi:

اَللّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّر, بَشِّرُوْوَلَا تُنَفِّرُو

Yassiruu walaa tu’assiruu, basyiruu walaa tunaffiruu.

Artinya: “Permudahlah, jangan dipersulit, berilah kabar gembira, jangan ditakut-takuti” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacaan doa Allahumma yassir wala tu’assir merupakan permohonan kepada Allah agar dimudahkan dalam menghadapi segala urusan dan tidak diberikan kesulitan ketika menghadapi masalah.

Manfaat Doa Allahumma Yassir Wala Tu’assir

Berikut beberapa manfaat memanjatkan doa Allahumma yassir wala tu’assir.

1. Memohon Kemudahan

Dengan memanjatkan doa Allahumma yassir wala tu’assir, Anda dapat memulai mengerjakan tugas atau menghadapi tantangan sulit dengan kepercayaan diri atas kemudahan yang akan diberikan oleh Allah nantinya.

2. Memberikan Ketenangan Batin

Berdoa memohon kemudahan dalam situasi yang membuat stres atau cemas dapat memberikan keyakinan yang dapat menenangkan batin. Ketenangan akan membantu pengambilan keputusan yang lebih objektif dan jernih.

3. Mengingatkan Kekuasaan Allah

Berdoa dapat membantu seseorang untuk merasakan kedekatan dengan Allah dan perasaan bahwa ia tidak sendirian menghadapi kesulitan. Hal ini dapat membantu meningkatkan keimanan seseorang.

Demikian bacaan dan arti Doa Allahumma Yassir Wala Tu’assir yang bisa diamalkan. Jangan lupa dipanjatkan ya!

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Merasa Gelisah dan Takut? Baca Doa Ini Yuk!



Jakarta

Dalam kehidupan, sering kali menghadapi kondisi yang membuat gelisah dan takut. Agar perasaan merasa tenang, amalkan doa untuk menghilangkan gelisah, khawatir dan takut.

Berdoa bisa menjadi cara untuk menenangkan jiwa dan mendapatkan ketenangan dalam diri. Dengan berdoa juga, umat muslim bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan rasa ikhlas.

Doa saat Merasa Gelisah dan Takut

Terdapat beberapa doa yang dapat dibaca saat merasa gelisah dan takut. Beberapa diantaranya yaitu:


Dikutip dari buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi karya Imam an-Nawawi, jika sedang merasa gelisah dan takut maka doa yang dapat dibaca yaitu:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ

Bacaan latin: A’uudzu bikalimaatil laahit taammati min ghadlabihii wa syarri ‘ibaadihii wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdluruun.

Artinya: “Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna, dari murka Allah dan keburukan hamba-Nya dan dari godaan syaitan agar mereka tidak mendatangiku.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dikutip dari buku Nggak Takut Dosa karya Kang Yadi, doa yang dapat dibaca ketika sedang gelisah dan takut yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Bacaan latin: Allahumma inni a’uudzubika minal hammi walhazani wa a’uudzubika minal ‘ajzi walkasali wa a’uudzubika mina jubni wal bukhli wa a’uudzubika min ghalabatid daini wa qahri rijaali.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sumpek dan gelisah, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada- Mu dari cengkraman utang dan kekerasan orang.”

Dikutip dari Buku Fikih Sunnah 2 karya Sayyid Sabiq, doa yang dapat dibaca ketika sedang gelisah yaitu,
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Bacaan latin: Yâ hayyu yâ qayyûmu, bi-rahmatika astagîtsu.

Artinya: “Wahai Zat yang Mahahidup, wahai Zat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.” (HR At-Tirmidzi)

Pentingnya Doa dalam Mengatasi Gelisah dan Ketakutan

Doa menjadi salah satu bentuk ibadah yang dapat dilakukan oleh seseorang jika sedang merasa gelisah atau takut. Dengan berdoa, maka seseorang akan memungkinkan untuk mengingat Allah SWT dan dengan mengingat-Nya maka seseorang akan merasa tenteram.

Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Rad ayat 28,

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ٢٨

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.”

Mengatasi Gelisah dan Takut setelah Berdoa

Dikutip dari buku Usir Gelisah dengan Ibadah karya Syauqi Abdillah Zein, setelah membaca doa di atas, seseorang dapat beribadah untuk mengatasinya.

Ibadah terbukti sangat efektif dan ampuh dalam mengatasi berbagai permasalahan, misalnya gelisah dan rasa takut. Ibadah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara salat, berdzikir atau pun bersedekah.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bolehkah Berdoa saat Sujud Terakhir dalam Salat?


Jakarta

Sujud merupakan momen di mana hamba berada sangat dekat dengan Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam buku Pengobatan dan Doa Mustajab oleh Muhammad Hasan Husen. Bolehkah berdoa saat sujud terakhir dalam salat?

Saat sujud adalah waktu yang sangat mulia. Sebab Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa di saat-saat seperti ini adalah waktu seorang hamba lebih dekat dengan Tuhannya dengan bermunajat kepada-Nya dengan serendah-rendahnya dan hina. Rasulullah SAW bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا مِنَ الدُّعَاءِ


Artinya: “Kondisi terdekat seorang hamba dari Allah adalah ketika sujud, maka berdoalah kalian yang banyak.” (HR Muslim)

Terdapat juga sebuah hadits pendukung sebagai berikut, “Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdoa padanya, karena pantas untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu).” (HR Muslim)

Bolehkah Berdoa saat Sujud Terakhir dalam Salat?

Syaikh Abdullah Al-Jabreen dalam Fatwa Islamiyyah mengatakan, tidak ada dalil anjuran memperpanjang sujud terakhir dalam salat. Namun ia berpendapat, ada kemungkinan imam melakukan hal itu sebagai penanda gerakan sujud terakhir dalam salat yang setelahnya dilanjutkan dengan duduk tasyahud akhir.

Meski demikian, tidak ada salahnya bagi muslim untuk melafalkan doa saat sujud terakhir, baik doa itu menyangkut kebahagiaan ukhrawi maupun kebahagiaan duniawi.

Dalam buku Rahasia agar Doa Mustajab yang ditulis oleh Ustaz Cinta menyebutkan, Rasulullah SAW berdoa pada sujud terakhirnya. Sebagai umatnya yang taat, kita hanya perlu mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh beliau.

Salah satu doa yang sering beliau panjatkan tertulis dalam buku Sifat Salat Rasulullah SAW yang Terabaikan karya Iwan Muliawan. Doa tersebut berbunyi,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ.

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzambî kullahu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa âkhirahu wa alâ niyatahu wa sirrahu

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang ter- sembunyi dan terang-terangan.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah RA).

Di samping itu, di sumber yang lain menyebutkan bahwa berdoa tidak hanya dapat dilakukan saat sujud terakhir. Hal ini dijelaskan dalam buku Fiqih Kontroversi Jilid 1: Beribadah antara Sunnah dan Bid’ah yang ditulis oleh H. M. Anshary.

Pernyataan tersebut didasarkan pada hadits yang sudah disebutkan di atas. Di mana hadits tersebut tidak menyebutkan kata terakhir melainkan hanya sujud saja.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Dalil Mengangkat Tangan saat Berdoa, Anjuran Rasulullah atau Bukan?



Jakarta

Hampir seluruh umat muslim di Indonesia mengangkat dan menengadahkan tangan ketika berdoa. Ini menjadi salah satu gerakan yang khas saat berdoa.

Dalam Al-Qur’an tidak ada dalil ataupun perintah mengangkat tangan ketika berdoa, namun Rasulullah SAW semasa hidup pernah melakukan hal ini saat memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Meskipun bukan syariat, namun mengangkat tangan saat berdoa juga bukanlah sebuah larangan dalam ajaran Islam.


Mengutip buku Kumpulan Tanya Jawab Islam Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam dijelaskan, ulama-ulama pakar dari berbagai madzhab yakni Hanafi, Maliki , Syafi dan lain sebagainya, selalu mengangkat tangan waktu berdoa. Hal ini termasuk adab atau tata tertib cara berdoa kepada Allah SWT.

Dalil Mengangkat Tangan saat Berdoa

1. Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa

Dalam kitab Riyadus Shalihin jilid 2 oleh H. Salim Bahreisj disebutkan beberapa hadits riwayat yang menjelaskan hal ini.

Sa’ad bin Abi Waqash ra. berkata, “Kami bersama Rasulullah SAW keluar dari Makkah menuju ke Madinah, dan ketika kami telah mendekati Azwara, tiba-tiba Rasulullah SAW turun dari kendaraannya, kemudian mengangkat kedua tangan berdoa sejenak lalu sujud lama sekali, kemudian bangun mengangkat kedua tangannya berdoa, kemudian sujud kembali, diulanginya perbuatan itu tiga kali. Kemudian berkata:

“Sesungguhnya saya minta kepada Tuhan supaya diizinkan memberikan syafa’at (bantuan) bagi umat ku, maka saya sujud syukur kepada Tuhanku, kemudian saya mengangkat kepala dan minta pula kepada Tuhan dan diperkenankan untuk sepertiga, maka saya sujud syukur kepada Tuhan, kemudian saya mengangkat kepala berdoa
minta untuk umatku, maka diterima oleh Tuhan, maka saya sujud syukur kepada Tuhanku.” (HR.Abu Dawud).

Dalam hadits ini menerangkan bahwa Rasulullah SAW tiga kali berdoa sambil mengangkat tangannya setiap berdoa, dengan demikian berdoa sambil mengangkat tangan adalah termasuk sunnah Rasulullah SAW

2. Mengangkat tangan setinggi bahu

Dalam Kitab Fiqih Sunnah Sayid Sabiq jilid 4 dijelaskan sebuah hadits berdasarkan riwayat Abu Daud dari Ibnu Abbas ra.,
“Jika kamu meminta (berdoa kepada Allah SWT) hendaklah dengan mengangkat kedua tanganmu setentang kedua bahumu atau kira-kira setentangnya, dan jika istighfar (mohon ampunan) ialah dengan menunjuk dengan sebuah jari, dan jika berdoa dengan melepas semua jari-jemari tangan”.

Melalui hadits ini, kita diberi tahu sampai dimana batas sunnahnya mengangkat tangan saat berdoa, dan waktu mengangkat tangan tersebut disunnahkan dengan menunjuk sebuah jari waktu mohon ampunan, melepas semua jari-jari tangan (membuka telapak tangannya) waktu berdo’a selain istighfar.

3. Mengangkat tangan dengan bagian telapak terbuka

Diriwayatkan dari Malik bin Yasar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu meminta(berdoa kepada Allah), maka mintalah dengan bagian dalam telapak tanganmu, jangan dengan punggungnya.”

Dalam hadits lain, dari Saman, sabda Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya Tuhanmu yang Mahaberkah dan Mahatinggi adalah Mahahidup lagi Mahamurah, ia merasa malu terhadap hamba-Nya jika ia menadahkan tangan (untuk berdoa) kepada-Nya, akan menolaknya dengan tangan hampa”

Hadits ini menjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan menolak doa hamba-Nya waktu berdo’a sambil menadahkan tangan kepadaNya, dengan demikian doa kita akan lebih besar harapan dikabulkan.

4. Rasulullah SAW mengangkat tangan sampai terlihat ketiak

Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik menuturkan,
“Aku pernah melihat Rasulullah SAW mengangkat dua tangan ke atas saat berdoa sehingga tampak warna keputih-putihan pada ketiak beliau.”

5. Rasulullah SAW mengangkat tangan saat berdoa usai sholat istisqa

Dalam buku Fiqih Kontroversi Jilid 1: Beribadah antara Sunnah dan Bid’ah oleh H. M. Anshary, disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas yang menerangkan bahwa ada seorang Arab pedesaan yang datang kepada Rasulullah SAW dan menyampaikan bahwa banyak
hewan yang mati dan orang-orang mengalami kesulitan karena kekeringan, lama tidak turun hujan.

Kemudian Rasulullah SAW berdoa dengan mengangkat tangan dan orang-orang juga berdoa dengan mengangkat tangan untuk memohon hujan bersama Rasulullah SAW. Menurut Anas bahwa tidak lama setelah itu turunlah hujan.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Hasbunallah Wanikmal Wakil ‘Doa Minta Pertolongan Allah’, Ini Manfaat Membacanya


Jakarta

Hasbunallah wanikmal wakil adalah doa untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. Bacaan dzikir ini merupakan salah satu pegangan umat Islam, bahwa Allah selalu bersama mereka dalam segala situasi.

Lebih lanjut, ketahui bacaan Arab dan arti dari hasbunallah wanikmal wakil, waktu dibacanya kalimat ini, hingga manfaatnya berikut ini.

Tulisan Arab dan Arti Hasbunallah Wanikmal Wakil

Kalimat “hasbunallah wanikmal wakil” dalam bahasa Arab dituliskan sebagai berikut:


حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Artinya: Cukuplah Allah sebagai penolong bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.

Sejatinya, bacaan doa tersebut juga merupakan penggalan ayat Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imran Ayat 173, Allah SWT berfirman:

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Allaziina qoola lahumun naasu innan naasa qad jama’uu lakum fakhshawhuin fazaadahum iimaannanwa wa qooluu hasbunal laahu wa ni’malwakiil

Artinya: “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”. (QS Ali-Imran:173).

Bacaan tersebut juga menjadi penanda bahwa seorang hamba sejatinya hanya bisa pasrah kepada Allah SWT, dan menjadikan-Nya sebagai tempat untuk bersandar.

Sebagaimana dalam ebook Mencari Pahala di Saat Haid oleh Ratu Aprilia Senja, bacaan dzikir hasbunallah wanikmal wakil disebut juga sebagai doa tawakal.

Kapan Membaca Doa Hasbunallah Wanikmal Wakil?

Hasbunallah wanikmal wakil bisa dibaca saat kita tengah menghadapi masalah atau kesulitan dalam hidup, seperti saat tengah terpuruk, menghadapi derita, mengalami kesusahan, ketakutan, serta bisa dipakai untuk menghilangkan kekhawatiran.

Di sisi lain, sejatinya dzikir ini juga bisa dibaca kapan saja selagi memungkinkan. Terutama bila hendak bertawakkal pada Allah dan meminta pertolongan dari-Nya. Insya Allah, dengan membaca doa ini Allah SWT akan memberi pertolongan dan perlindungan-Nya.

Dikutip dari ebook Mencari Pahala Disaat Haid oleh Ratu Aprilia Senja, Hasbunallah wanikmal wakil juga menjadi kalimat yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim as.

Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata, “Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi Ibrahim saat dilemparkan ke dalam api yaitu ‘hasbunallah wanikmal wakil’.

Saat itu, Nabi Ibrahim as. telah menyerahkan seluruh jiwa raganya hanya kepada Allah SWT. Maka Allah SWT pun kemudian berfirman kepada api “Hai api, menjadi dinginlah, dan menjadilah keselamatan bagi Ibrahim!”.

Api yang panas pun kemudian menjadi dingin seketika, dan Nabi Ibrahim as. akhirnya tidak terbakar.

Saat menghadapi ancaman dari pasukan kafir, Rasulullah dan para sahabatnya juga membacakan “hasbunallah wanikmal wakil (cukuplah Allah yang menjadi penolong kami dan allah sebaik-baiknya pelindung).”

Manfaat Membaca Hasbunallah Wanikmal Wakil

Dilansir dari laman Ilmi Book, berikut adalah beberapa manfaat hasbunallah wani’mal wakil:

  • Diberi kemudahan dalam setiap urusan ataupun tugas
  • Diberi kelimpahan rezeki
  • Dipermudahkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

Dengan membaca hasbunallah wanikmal wakil, insya Allah segala persoalan yang berkaitan dengan uang, kekayaan, hingga permasalahan dengan pasangan, anggota keluarga, hingga teman akan terselesaikan, dan kita harus yakin Allah akan segera mengganti kesulitan itu semua dengan hal yang lebih baik.

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com

Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kamaa Rabbayani Saghira: Tulisan Arab dan Artinya


Jakarta

Doa untuk kedua orang tua berbunyi rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira. Tulisan Arabnya tidak begitu sulit untuk dicontoh.

Simak artikel ini untuk mengetahui tulisan Arab, terjemahan, hingga keutamaan membaca doa ini.

Tulisan Arab Doa untuk Kedua Orang Tua

Ada dua versi doa untuk kedua orang tua yang biasa diajarkan. Versi pertama menggunakan Rabbighfirli, sedangkan yang kedua menggunakan Allahummaghfirli. Keduanya sama saja. Fungsinya adalah untuk mendoakan kedua orang tua, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.


Dilansir dari buku Ayah Ibu Kubangunkan Surga Untukmu (2019) oleh Muh. Abdul Had dan Muhammad Abdul Hadi, berikut ini tulisan Arab dan tulisan latin dari doa untuk kedua orang tua:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira”

Atau kata Rabbighfirli bisa diganti dengan Allahummaghfirli. Tulisan Arabnya menjadi seperti ini:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا.

“Allahummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa.”

Arti dari kedua versi doa tersebut sama, yaitu:

“Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil.”

Keutamaan Mendoakan Orang Tua

Mendoakan orang tua adalah salah satu cara berbakti kepada mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Berikut ini beberapa keutamaan mendoakan kedua orang tua sesuai dengan hadist Rasulullah SAW:

1. Sebagai Amalan Utama

Berbakti kepada orang tua adalah salah satu amalan utama yang bisa dipraktikkan oleh setiap muslim. Cara yang paling mudah adalah mendoakan mereka.

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ

Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ ‘Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ ‘Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ ‘Jihad di jalan Allah,’ jawabnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Mendapatkan Ridha Allah SWT

Untuk mendapatkan ridha Allah, kita bisa mencari ridha dari orang tua. Maka berbaktilah kepada orang tuamu dan jangan menyia-nyiakan keduanya.

Hal ini sesuai hadist Nabi yang artinya: “Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tuanya dan murka Allah tergantung murka keduanya.” (HR. Thabrani).

Orang tua adalah jalan kita menuju surga, sebab surga berada di telapak kaki ibu. Ini sesuai dengan hadis berikut ini:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا

Artinya: Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, Jahimah ra mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, ‘Aku ingin berperang bersamamu dan aku datang untuk meminta petunjukmu.’ Rasul bertanya, ‘Apakah kamu mempunyai ibu?’ ‘Ya,’ jawabnya. ‘Lazimkanlah ibumu karena surga berada di bawah telapak kakinya,'” (HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

4. Sebagai Amal Jariyah

Doa anak kepada orang tua juga bisa berfungsi sebagai amal jariyah. Doa anak kepada orang tua selalu diterima meski orang tua sudah meninggal.

Bagi yang sudah berkeluarga, ajarkan doa ini kepada anak agar mendapatkan kebaikan dari doa yang anak panjatkan.

Dalam hadits berikut ini, doa kepada orang tua menghubungkan anak dengan orang tua yang sudah meninggal dunia.

عن أبي بردة قال قَدِمْتُ المَدينَةَ فأَتَانِي عبدُ اللهِ بنُ عمَرَ فقال أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ قال قُلْتُ لَا قال سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ

Artinya: Dari sahabat Abu Burdah ra, ia bercerita, suatu hari ia mengunjungi Madinah. ‘Abdullah bin Umar menemuiku,’ kata Abu Burdah. ‘Tahukah kamu, mengapa aku menemuimu?’ ‘Tidak,’ jawab Abu Burdah. Abdullah bin Umar mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa yang ingin menghubungi ayahnya di alam kuburnya, hendaklah ia menyambung persahabatan dengan teman ayahnya sepeninggalnya.’ Sungguh, antara ayahku Umar dan ayahmu terdapat hubungan persahabatan yang hangat. Kini aku ingin menyambungnya.’ (HR Ibnu Hibban).

Itulah tadi doa untuk kedua orang tua yang berbunyi rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira. Tulisan Arabnya juga telah kita ulas lengkap dengan arti dan keutamaannya. Wallahu a’lam.

(bai/inf)



Sumber : www.detik.com