Tag Archives: berdoa

Cara Berdoa di Multazam yang Dikenal Mustajab dan Bacaannya


Jakarta

Salah satu ibadah yang dilakukan ketika beribadah di Tanah Suci yaitu berdoa di Multazam. Ketika berdoa di tempat tersebut, umat Islam perlu memperhatikan cara berdoa di Multazam agar mendapat keutamaannya.

Mengutip buku Bimbingan Lengkap Haji dan Umrah karya Syukron Maksum, Multazam berasal dari kata lazim yang berarti harus. Multazam adalah tempat di mana Allah SWT mengharuskan atas diri-Nya untuk menerima permohonan setiap orang yang tulus kepada-Nya.

Multazam adalah dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Jemaah haji ataupun umrah bisa berdoa di Multazam setelah selesai melakukan tawaf.


Cara Berdoa di Multazam

Menukil buku Panduan Beribadah Khusus Pria karya Syaikh Hasan Muhammad Ayyub, cara berdoa di Multazam dilakukan dengan meletakkan dada, perut, dan pipi kanan pada tembok Baitullah. Seorang muslim yang berdoa di Multazam juga hendaknya membentangkan kedua tangannya pada tembok.

Posisi tangan ketika berdoa di Multazam yaitu tangan kanan menghadap pintu Ka’bah dan tangan kiri menghadap Hajar Aswad. Hal ini berdasarkan keterangan Rasulullah SAW dalam hadits dhaif, bahwa beliau mendatangi Multazam dengan cara tersebut.

Cara ini juga dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, seperti dikutip Ahmad Mustafa Mutawalli dalam Syama’il Rasulullah, “Apabila seseorang berada di Multazam yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah maka hendaklah ia meletakkan dada, wajah, lengan, dan kedua telapak tangan padanya, kemudian berdoa dan memohon kebutuhannya kepada Allah, sebelum tawaf wada’. Berdoa di Multazam sama baiknya dengan pada saat tawaf wada’ atau lainnya.”

Bacaan Doa di Multazam

Dinukil dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha, doa yang disunahkan untuk dibaca ketika berada di Multazam yaitu sebagai berikut.

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَكَ وَيُكَافِي مَزِيدَكَ أَحْمَدُكَ بِجَمِيعِ مَحَامِدِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ عَلَى جَمِيعِ نِعَمِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَعَلَى كُلِّ حَالٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ أَعِذْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ وأَعِذْنِي مِنْ كُلِّ سُوءٍ وَقَنَعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي وَبَارِكْ لِي فِيهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَكْرَمِ وَفْدِكَ عَلَيْكَ وَأَلْزِمْنِي سَبِيْلَ الْاسْتِقَامَةِ حَتَّى أَلْقَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

Allahumma lakal hamdu hamday yuwaafi ni’amika wa yukaafiu maziidak, ahmaduka bi jamii-i mahaamidika maa ‘alimtu minhaa wa maa lam a’lam ‘alaa jamii-i ni’amika maa ‘alimtu minhaa wa maa lam a’lam wa ‘alaa kulli haal, allaahumma shalli wa sallim ‘alaa muhammadin wa’alaa aali muhammad, allaahumma a’idznii minasy syaithaanir rajiim, wa ‘aid- znii min kulli suu’, wa qanni’nii bi maa razaqtanii wa baarik lii fiih. Allaa- hummaj ‘alnii min akrami wafdika ‘alaika, wa alzimnii sabiilal istiqaamati hattaa alqaaka yaa rabbal ‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah, Segala puji bagi-Mu, dengan pujian yang menyampaikan pada kenikmatan-Mu dan menepati tambahan kenikmatan itu. Aku memuji-Mu dengan semua pujian baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui atas seluruh kenikmatan-Mu baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui, atas segala keadaan. Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Ya Allah, lindungilah aku dari setan-setan yang terkutuk, dan lindungilah aku dari segala keburukan dan jadikanlah aku qanaah menerima apa yang Engkau berikan dan berkahilah di dalamnya untukku. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang mulia yang Engkau utus, dan tetapkanlah istikamah sampai aku bertemu kepada-Mu, wahai Tuhan pemilik seluruh alam.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Arti, Tulisan Arab, dan Waktu Pengucapannya


Jakarta

Aamiin ya Mujibassailin adalah ungkapan yang kerap digunakan pada kehidupan sehari-hari. Utamanya, digunakan setelah berdoa atau memohon kepada Allah SWT ataupun setelah membaca ayat Al Qur’an.

Kalimat pendek ini mengandung makna yang sangat luas. Ketahui makna kandungannya berikut ini.

Arti dan Tulisan Arab Aamiin Ya Mujibassailin

Terdiri dari dua suku kata, yakni “Aamiin” dan “Ya Mujibassailin” Berikut Aamiin ya Mujibassailin dalam tulisan Arab beserta artinya:


آمينَ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينَ

Artinya:
“Kabulkanlah doa kami, wahai Dzat Yang Maha Mengabulkan (Allah SWT) para peminta (orang-orang yang berdoa).”

Dikutip dari buku Al-Alfaazh: Buku Pintar Memahami Kata-kata Dalam Al-Qur’an oleh Masduha, kata Aamiin (آمينَ) bukan lafazh Al-Qur’an. Aamiin merupakan kalimat isim yang berarti istijab atau kabulkanlah.

Imam Al Maragi mengutip pandangan Ali, Sahabat Nabi mengenai kandungan aamiin. Ali mengatakan: Aamiin (آمينَ) adalah lafazh penutup dari Allah SWT, Tuhan semesta alam. Artinya, Allah menutup doa hambanya dengan Aamiin.

Orang yang menutup itu dilarang melihat apa yang ditutupnya dengan mengutik-ngutik. Kata Aamiin, akan menghilangkan kekecewaan dari doa yang dipanjatkan oleh hambanya (doanya dikabulkan).

Makna Amin, Aamiin, Aamin, Amiin

Pada dasarnya, kata āmīn” artinya “Terimalah doa kami.” (As-Shabuni, 1999: 25). Kata amin (آمين) sendiri ada yang ditulis atau dibaca ‘amiin’, ‘aamin’, ‘aammiin’, atau ‘aamiin’.

Dikutip dari laman Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, keempat kata tersebut sejatinya punya makna yang berbeda-beda. Berikut penjelasannya.

1. Aamiin

Jika ditulis “aamiyn” atau “Aamiin” yaitu “a” dan mim panjang. Kata ini berarti “Ya Allah terimalah doa kami”.

2. Aamiin

Dalam kata ini, “a” panjang dan “mim” pendek Sehingga, arti “Aamin” adalah “percayalah atau amankanlah.”

3. Amiin

Jika ditulis amiin atau amiyn” yakni “a” pendek dan “mim” panjang. “Amiin” di sini artinya “jujur.”

4. Amin

Jika ditulis dengan “amin”, maka a dan mim pendek. Sehingga, artinya “amanlah.”

Ustadz Adi Hidayat pernah menjelaskan bahwa sejatinya “amin” itu permohonan akan terkabulnya suatu hal, setelah menempuh ikhtiar sesuai dengan aturan yang ditetapkan. (HR Abu Dawud: 649).

“Makna ‘amin’ bukan hanya sebatas permintaan atas suatu hal. Permohonan kamu dikabulkan terikat dengan mau atau tidaknya kamu berikhtiar,” ungkap Ustadz Adi Hidayat dalam video YouTube Al Hujjah Dakwah Islam yang tayang (12/03/2017).

Ia menjelaskan bahwa jika seseorang berikhtiar mewujudkannya, maka Allah SWT bisa mengabulkan. Sebaliknya, jika seringkali mengatakan amin tidak mau berikhtiar sesuai dengan ketentuan Allah maka tidak akan diberikan oleh-Nya.

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah Larang Mencela Hujan dan Angin, Ini Alasannya



Jakarta

Ada kalanya rencana kaum muslim tertunda karena cuaca, misalnya hujan lebat dan angin kencang. Tertundanya rencana kadang membuat kesal, hingga keluar celaan kepada cuaca ciptaan Allah SWT tersebut. Namun, ternyata terdapat larangan mencela hujan dan angin.

Hujan dan angin merupakan tanda kekuasaan yang diperlihatkan Allah SWT kepada setiap manusia. Hujan dan angin juga merupakan rahmat-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura ayat 28. Allah SWT berfirman,

وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْد


Artinya: “Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan (Dia pula yang) menyebarkan rahmat-Nya. Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.”

Larangan Mencela Hujan dan Angin

Menukil kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha, selain surah Asy-Syura ayat 28, hujan sebagai berkah juga dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Zaid bin Khalid RA. Ia berkata, “Rasulullah SAW salat Subuh bersama kami di Al-Hudaibiyah setelah turun hujan pada malam hari. Setelah salat, beliau menghadap jemaah dan bersabda,

‘Apakah kalian tahu apa yang difirmankan Tuhan kalian?’ Mereka menjawab, ‘Allah SWT dan utusan-Nya lebih tahu.’

Rasulullah pun bersabda, ‘Allah berfirman, di antara hamba-Ku ada yang beriman dan kafir. Orang yang mengatakan ‘Telah turun hujan kepada kami dengan karunia dan rahmat Allah’, demikian itu yang iman kepadaku dan kafir kepada bintang-bintang. Sedangkan orang-orang yang mengatakan, ‘Telah turun hujan kepada kami, hujan karena rasi bintang ini dan itu’, maka dia itu yang kafir kepadaku dan beriman kepada bintang-bintang’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kaum muslim dilarang mencela karunia dan rahmat Allah SWT. Selain itu, menurut penjelasan dalam al-Hadyu an-Nabawi fil-Fadhaail wal-Aadaab karya Ahmad Asy-Syaami yang diterjemahkan Abdul Hayyie Al Kattani dan Mujiburrahman Subadi, Rasulullah SAW melarang kaum muslim mencela sesuatu tidak pada tempatnya. Beliau bersabda,

“Allah SWT berfirman, ‘Anak keturunan Adam menyakiti-Ku karena mereka mencela masa, padahal Aku adalah Zat yang menciptakan dan menguasai masa, Aku yang mempergantikan malam dan siang’.” (HR Muttafaq’alaih, Bukhari, dan Muslim)

Selain itu, dalam hadits dijelaskan pula larangan mencela angin. Dikutip dari Shahih Adabul Mufrad karya Imam Bukhari yang diterjemahkan Abu Ahsan, dari Ubay, Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah kamu mencela angin. Apabila kalian melihat angin yang tidak kalian sukai maka berdoalah, ‘Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, serta kebaikan apa yang telah Engkau kirim. Saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini, serta apa yang ada di dalamnya dan apa yang telah Engkau kirim’.” (HR Bukhari)

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Angin itu termasuk ruh Allah yang dapat mendatangkan rahmat dan siksa, maka janganlah kamu mencelanya, tetapi mohonlah kebaikannya kepada Allah dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya.” (HR Bukhari)

Doa ketika Hujan Turun

Hendaknya kaum muslim mengucap doa ketika hujan turun. Masih dari kitab Al Adzkar, diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasulullah SAW membaca doa berikut ketika melihat hujan.

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Allaahumma shayyiban naafi’a.

Artinya: “Ya Allah, semoga menjadi hujan yang manfaat.” (HR Bukhari)

Doa ketika Angin Kencang

Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata, “Ketika angin berhembus kencang Rasulullah SAW membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرَهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Allaahumma innii as-aluka khairahaa wa khaira maa fiihaa wa khairaa maa ursilat bihii wa a’uudzubika min syarihaa wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bih.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kebaikan angin ini, kebaikan apa yang di dalamnya, kebaikan apa yang dikirimkan bersamanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan di dalamnya dan keburukan dari apa yang dikirim bersamanya.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa untuk Orang yang Menghina Kita dan Cara Menyikapinya


Jakarta

Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat mungkin jika ada orang lain yang tidak menyukai kita. Bahkan mungkin ada orang yang secara frontal menghina kita.

Sebagai muslim, kita harus menyikapi sesuai dengan tuntunan yang benar, antara lain dengan mendoakan orang tersebut. Dalam artikel ini kita ulas mengenai doa untuk orang yang menghina kita, serta cara menyikapinya sesuai pandangan ulama.

Doa untuk Orang yang Menghina Kita

Bagaimanakah doa untuk orang yang menghina kita sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw? Nabi Muhammad sendiri sering mendapat hinaan dari kaum kafir. Beliau mencontohkan untuk mengucapkan doa yang baik.


1. Memohonkan Ampun

Ketika mendapatkan hinaan, Rasulullah saw memohon kepada Allah SWT agar dosa-dosa orang tersebut diampuni. Ucapan Rasulullah berikut ini dapat kita contoh adalah sebagai berikut:

اللهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون

Arab latin: Allahummaghfir li qaumi fa innahum la ya’lamun.

Artinya: “Ya Allah ampunilah kaumku, (mereka berbuat demikian) karena mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Doa Minta Perlindungan Allah dari Fitnah

Hinaan dapat berupa fitnah. Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu Lampung, KH Sujadi, yang dilansir NU Online, mengatakan agar sebaiknya muslim tetap bersabar dan berlindung kepada Allah.

Hal ini pernah dialami Siti Maryam ibunda Nabi Isa yang difitnah kaumnya. Doa Maryam termaktub dalam surat Ali Imran ayat 173:

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Arab latin: Hasbunallah wa ni’mal wakil. Ni’mal maula wa ni’man nasir

Artinya: “Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung”.

Ayat tersebut dapat menguatkan hati kita menghadapi fitnah dan meyakini bahwa Allah yang akan menolong kita.

3. Mendoakan agar Berlapang Dada

Orang lain menghina kita karena mungkin merasa iri dan dengki. Berikut ini doa untuk orang yang menghina kita karena merasa iri dan dengki:

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَاسِدِيْنَا فَإِنَّهُمْ لِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الضَّيْقِ لَا يَحْتَمِلُوْنَ رُؤْيَةَ النِّعَمِ الَّتِي عَلَيْنَا دُوْنَهُمْ، وَلَوِ اتَّسَعَتْ نُفُوْسُهُمْ لَمْ يَقَعُوْا فِي حَسَدِنَا

Arab latin: Allâḥummaghfir li hâsidînâ, fa innahum li mâ ‘indahum minadl dlaiqi lâ yaḫtamilûna ru’yatan ni’amil latî ‘alainâ dûnahum. Wa law ittasa’at nufûsuhum lam yaq’û fî hasadinâ

Artinya: “Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami,”(Imam Abdul Wahab As-Sya’rani, Tanbihul Mughtarrin, [Semarang, Thaha Putra: tanpa tahun], halaman 37).

Cara Menyikapi Hinaan dari Orang Lain

Mendapat hinaan dari orang lain mungkin akan membuat hati kita sakit dan bersedih. Namun bukan berarti kita harus membalasnya dengan hal serupa atau mendoakannya dengan keburukan.

Berikut ini cara menyikapi hinaan dari orang lain sesuai dengan pandangan ulama

1. Dianjurkan Mendoakan yang Baik

Kitab Syarah Hisnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Akhmadi menjelaskan adanya hadits tentang anjuran berdoa untuk kebaikan. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sudah sangat kurus seperti seekor anak ayam.

Beliau bertanya orang tersebut, “Apakah kamu sudah berdoa memohon sesuatu atau meminta kepada-Nya?”

Orang itu menjawab, “Ya, aku telah mengatakan, ‘Ya Allah, apa yang telah Engkau tentukan hukumanku di akhirat, tolong segerakanlah hal itu untukku di dunia.”

Rasulullah SAW lalu bersabda, “Maha Suci Allah. Bukankah sebaiknya kamu berdoa saja, ‘Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhriat, serta jagalah kami dari azab neraka.'”

Setelah itu, Rasulullah SAW mendoakan orang itu kepada Allah SWT dan orang itu kemudian sembuh. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

2. Jangan Melewati Batas

Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar tidak mendoakan jelek kepada orang yang menzalimi kita. Dikhawatirkan bobot doa kita melebihi batas kezaliman orang tersebut, sehingga justru kita yang berbalik berbuat zalim kepadanya.

Hal ini sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi Banten yang menjelaskan Kitab Bidayatul Hidayah tersebut.

السابع الدعاء على الخلق) بالهلاك (فاحفظ لسانك عن الدعاء على أحد من خلق الله تعالى، وإن ظلمك) أحد (فكل) أي فوض (أمره) الظالم (إلى الله تعالى) واكتف به تعالى (ففي الحديث إن المظلوم ليدعو على ظالمه) بالهلاك (حتى يكافئه) يقابله في ثقل المظلمة (ثم يبقى للظالم فضل) زيادة (عنده) المظلوم (يطالب به) أي يطلب الظالم من المظلوم ذلك الفضل (يوم القيامة)

Artinya: “Peliharalah mulutmu agar tidak mendoakan seorang pun dari makhluk Allah sekalipun kamu dizalimi oleh orang tersebut. (Pasrahkan) serahkan (urusannya) masalah orang yang menzalimi[mu] (kepada Allah). Cukup Allah yang menyelesaikannya. (Dalam hadits disebutkan, ‘Sungguh, orang yang dizalimi mendoakan) kebinasaan (untuk orang yang menzaliminya sampai lunas terbayar) pembalasan dengan kezaliman yang setimpal (tetapi yang tersisa kemudian adalah kelebihan) ketambahan (hak orang yang berbuat zalim terhadapnya) terhadap orang yang dizalimi (yang akan dituntut olehnya), maksudnya orang yang zalim kelak akan menuntut kelebihan haknya terhadap orang yang dizaliminya (pada hari kiamat).” (Syekh M Nawawi Banten, Maraqil Ubudiyyah ala Bidayatul Hidayah).

3. Berintrospeksi Diri

Salah satu Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak dalam akun Facebook miliknya, Jumat (24/11/2023), menjelaskan sikap yang harus dilakukan ketika ada orang yang menghina kita adalah berintrospeksi.

“Dari orang yang mencela, kita harus mengambil pelajaran dari ucapan mereka karena dia itu menunjukan kekurangan kita. Untuk itu, baik ada orang yang menghina maupun mencemooh dan membenci kita, kita sama-sama tahu itu menunjukkan apa yang salah pada diri kita dan harus diperbaiki,” tuturnya.

4. Doa Buruk untuk Orang Kafir Zalim

Dikutip dari situs Institut Agama Islam Sahid, sebagian ulama memperbolehkan berdoa keburukan jika hinaan dilakukan oleh orang kafir yang zalim dan menginjak kemuliaan agama Islam.

Namun jika hinaan tidak sampai menginjak kemuliaan agama, cukuplah berdoa agar mendapatkan ampunan dan diberikan taubat.

Hal ini dijelaskan oleh Ibnu hajar Al-asqolani dalam Fathul Bari Syarah Shohih Bukhari, Jilid 1 halaman 352 yang mengomentari hadits mengenai Nabi yang pernah mendoakan Abu Jahal dkk dengan kebinasaan.

“Dan dalam hadits tersebut ada kebolehan mendoakan keburukan untuk orang zalim. Akan tetapi sebagian ulama berkata: tempat diperbolehkan doa itu adalah apabila orang yang zalim itu adalah orang kafir. Adapun orang muslim, maka sunnahnya adalah memintakan ampunan dan mendoakan agar bertobat.”

Syekh Badruddin Al-Aini menjelaskan dalam Umdatul Qori, orang kafir yang kezalimannya sampai menginjak kemuliaan islam boleh didoakan dengan kebinasaan.

“Sebagian ulama berkata: apabila mereka (orang kafir yang zalim) menginjak-injak kemuliaan agama maka didoakan dengan kebinasaan, apabila tidak sampai menginjak-injak maka didoakan agar diberi tobat.” (Umdatul Qori jilid 7 hal 27)

Nah, itulah tadi sejumlah doa untuk orang yang menghina kita. Jika menerima hinaan, sebaiknya kita menyikapinya sesuai tuntunan Nabi Muhammad dan para ulama. Wallahu a’lam.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Susah Tidur dan Amalan Sunnah yang Dibaca agar Bisa Istirahat


Jakarta

Doa susah tidur dapat dibaca tiap muslim yang kesulitan beristirahat total di malam hari. Usai membaca doa, seorang muslim diharapkan lebih ikhlas menyerahkan jiwa raganya pada Allah SWT saat tidur.

Bacaan doa susah tidur juga disertai harapan agar bangun dengan kondisi lebih baik di pagi hari. Dengan istirahat yang berkualitas, seorang muslim bisa beraktivitas lebih baik.

Kumpulan Doa Susah Tidur Arab, Latin, dan Terjemah

Doa sulit tidur tersedia dalam berbagai versi sesuai ajaran para alim ulama. Tiap muslim bisa memilih bacaan yang sesuai dengan harapan dan kondisinya.


1. Doa Susah Tidur sesuai HR. Ibnu Sunni dan Thabrani dari Zaid bin Tsabit

Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, diceritakan Zaid bin Tsabit yang gelisah dan mengadu kepada Nabi Muhammad SAW. Ia merasakan kesulitan untuk tidur dan Rasulullah memberikan doa yang berhasil menghilangkan kegelisahannya yang berbunyi:

اللَّهُمَّ غَارَتِ النُّجُومُ وَهَدَأَتِ الْعُيُونُ وَأَنْتَ حَيٌّ قَيُّومٌ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ أَهْدِئْ لَيْلِيْ وَأَنِمْ عَيْنِي

Arab Latin: Allâhumma ghâratin nujûm wa hada’atil ‘uyûn, wa anta hayyun qayyûmun, lâ ta’khudzuhû sinatun wa lâ naum. Yâ hayyu, ya qayyûm, ahdi’ laylî wa anim ‘aynî

Artinya: “Tuhanku, bintang-bintang telah ‘tenggelam’, dan banyak bola mata menjadi tenang sementara Kau adalah zat maha hidup dan zat maha tegak. Kantuk dan tidur tidak mempengaruhi-Mu. Wahai Zat Maha Hidup dan Zat Maha Tegak, tenangkan malam hamba dan istirahatkan sepasang bola mata hamba.” (HR. Ibnu Sunni dan Thabrani dari Zaid bin Tsabit)

2. Doa Susah Tidur Kutipan Kitab Imam Nawawi

Dikutip dari Buku Induk Doa & Dzikir karya Imam Nawawi, ketakutan sebelum tidur dapat diatasi dengan membaca lafadz berikut:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Arab Latin: A’uudzu bi kalimatilllaahit-taammaati min syarri maa kholaq

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan ciptaan-Nya.”

Amalan Sunnah yang Dibaca Sebelum Tidur

Islam mengatur seluruh kehidupan umatnya supaya mendatangkan keberkahan. Umat muslim disarankan untuk bersikap pasrah kepada Allah SWT dengan senantiasa mengingat Allah SWT.

Sebagaimana ajaran Rasulullah SAW kepada Aisyah ra, berikut empat hal yang sebaiknya dikerjakan sebelum tidur:

1. Membaca Surat Al Ikhlas Tiga Kali

Membaca surat Al Ikhlas sebanyak 3 kali diibaratkan seperti mengkhatamkan Al Qur’an. Bacaan ini adalah pembuka dari 3 doa lainnya.

2. Membaca Sholawat Tiga Kali

Berikut bacaan sholawat yang ditujukan untuk mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى جَمِيْعِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ

Arab Latin: Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala jami’il ambiyaai wal mursaliina

Artinya: “Ya Allah, limpahkan rahmat kepada junjungan kami baginda Muhammad, semua nabi dan rasul.”

3. Membaca Istighfar Satu Kali

Berikut bacaan istigfar untuk mendapatkan ridha Allah dan meminta ampun seluruh umat muslim di dunia.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Arab Latin: Allahummagfirli waliwadlidayyal muslimiina wal muslimaati wal mukminiina wal mukminaati

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, semua kaum muslim laki-laki dan perempuan, dan semua kaum mukmin laki-laki dan perempuan.”

4. Membaca Tasbih 7 Kali

Membaca tasbih sebelum tidur diibaratkan seperti melaksanakan haji dan umrah. Berikut lafadz yang harus dibaca mengutip dari laman NU Online.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Latin: Subhanallahi wal khamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar walaa khaula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhziimi

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah, Allah Maha besar, tidak ada daya menjalankan ketaatan dan tidak ada kemampuan menghindar dari kemaksiatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung”

Selain menerapkan hal tersebut, Rasulullah juga menganjurkan beberapa amalan sebelum tidur mengutip dari buku Sunnah Rasulullah Sehari-hari karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al-Furaih yaitu:

  • Membaca ayat kursi
  • Membaca QS Al Baqarah ayat 285-286
  • Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing 3 kali) kemudian meniup dan mengusapkannya ke wajah
  • Membaca doa sebelum tidur
  • Membaca takbir, tasbih, dan tahmid (masing-masing 33 kali)
  • Berwudhu sebelum tidur.

Demikian doa susah tidur dan amalan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas tidur. Selain berdoa, detikers juga perlu memperbaiki pola hidup agar tidur semakin nyenyak.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa untuk Kehilangan Uang dan Barang, serta Cara Menyikapinya


Jakarta

Ketika kehilangan uang maupun barang, kita harus mengikhlaskannya karena semua yang kita miliki sebetulnya adalah titipan dari Allah SWT. Namun bukan berarti kita tidak boleh mencarinya.

Sikap yang dapat kita lakukan adalah berusaha mencarinya dan berdoa kepada Allah. Di bawah ini adalah sejumlah doa untuk kehilangan uang dan barang-barang lain, lengkap dengan cara menyikapi ketika kita kehilangan barang.

Doa untuk Kehilangan Uang dan Barang

Ada beberapa versi doa yang sama-sama berhara, uang dan barang yang hilang bisa kembali. Tentunya, uang dan barang kembali dalam kebaikan serta keikhlasan jika keduanya tidak kembali.


1. Doa agar Barang Ditemukan dengan Kebaikan

DIkutip dari NU Online, berikut ini doa agar dipertemukan dengan barang yang hilang dengan kebaikan:

اَللّٰهُمَّ يَا جَامِعَ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ، اِجْمَعْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ ضَالَّتِيْ فِيْ خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ

Arab latin: Allâhumma yâ jâmi’an nâsi liyaumin lâ raiba fîh, ijma’ bainî wa baina dlâllatî fî khairin wa ‘âfiyah

Artinya, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhan yang mengumpulkan semua manusia di hari yang tiada ragu lagi padanya. Pertemukan aku dan barangku yang hilang dengan kebaikan dan ‘afiyah,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

2. Doa agar Barang Kembali

Dilansir dari buku Selesaikan Segala Resahmu dengan Doa dan Munajat (2020) oleh Salman Al Farisi, doa agar barang yang hilang dapat kembali adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ يَارِبِّ الضَّآلَّةِ وَيَاهَادِيًا مِنَ الضَّلاَلَةِ رُدَّ ضَآ لَّتِىْ

Arab latin: Allahumma yaa rabbadh dhaallati, wa yaa haadiyam minadh dhalaalati, rudda dhaallatii

Artinya: “Ya Allah, Wahai Tuhan dari sesuatu yang hilang, Tuhan yang menunjukkan dari kesesatan, kembalikanlah barangku yang hilang.”

3. Membaca Istirja

Dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor, S.Ag, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang hilang adalah kehendak Allah. Maka dianjurkan untuk membaca kalimat istirja’, yaitu inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Hal ini tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 156:

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ۝١٥٦

Arab latin: “Alladzîna idzâ ashâbat-hum mushîbah, qâlû innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.”

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”

Cara Menyikapi Kehilangan Uang dan Barang

Sebagai muslim yang baik, ada sejumlah cara menyikapi kondisi ketika kita kehilangan uang maupun barang apapun. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berdoa

Sambil mencari barang yang hilang, kita juga harus selalu berdoa agar Allah mengizinkan kita agar dipertemukan lagi dengan barang yang hilang. Doa yang bisa diucapkan adalah seperti yang telah dijelaskan di atas.

Jika kehilangan barang, janganlah buru-buru menuduh orang lain mengambilnya, karena belum tentu orang tersebut mengambilnya. Jika perlu, laporkan kejadian kehilangan tersebut kepada pihak berwajib.

3. Meyakini Takdir Allah

Kehilangan uang atau barang termasuk musibah. Ketika menghadapi musibah ringan maupun berat, kita harus meyakini semuanya adalah takdir Allah. Kita bisa mengucapkan kalimat istirja’, yaitu inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

4. Ikhlas dan Bersabar

Sikap selanjutnya adalah ikhlas dan bersabar. Kita harus ikhlas karena semua benda yang kita miliki pada dasarnya adalah titipan dari Allah. Jika hilang, mungkin Allah menghendaki barang tersebut diambil dari kita.

Kesabaran juga tak kalah pentingnya karena disebutkan berulang kali dalam Al Qur’an. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).

5. Bersyukur Saat Menemukannya

Barang yang hilang mungkin dapat kembali atas izin Allah. Jika barang tersebut kembali kepada kita, maka kita harus bersyukur dengan mengucap hamdalah.

Demikian tadi sejumlah doa untuk kehilangan uang dan barang, lengkap dengan cara menyikapinya. Wallahu a’lam.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Berhubungan Suami Istri agar Cepat Hamil Anak Sholeh


Jakarta

Memiliki anak adalah harapan bagi banyak pasangan suami istri. Namun terkadang, harapan tersebut belum dikabulkan oleh Allah.

Selain bersabar dan berpikir positif, pasangan suami istri harus selalu berusaha dan berdoa agar mendapatkan momongan. Salah satunya dengan mengamalkan doa setelah berhubungan suami istri agar cepat hamil.

Tak sekadar memiliki anak, pasangan suami istri juga pasti menginginkan agar dikaruniai anak sholeh dan sholehan. Detikers bisa mengamalkan doa memohon anak sholeh dan sholehah ini kepada Allah.


Doa Berhubungan Suami Istri

Berikut ini berbagai doa berhubungan suami istri yang dilansir dari buku Kitab Doa-Doa Bagi yang Sudah Berkeluarga karya Siti Nur Aidah. Doa berhubungan suami istri ini bisa dibaca sebelum dan setelah bercinta serta ketika ejakulasi agar cepat hamil.

1. Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri

Sebelum berhubungan intim, suami dan istri disunnahkan membaca doa agar dijauhkan dari setan selama berhubungan intim. Diharapkan setan tidak turut campur selama berhubungan intim dan anak yang dihasilkan dari hubungan itu tidak diganggu setan selamanya.

Doa ini sesuai dengan hadits nabi sesuai HR. Bukhari dan Muslim:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab Latin: Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wajannibi syaithaana maarazaqtanaa

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

2. Doa Saat Mengeluarkan Mani

Saat ejakulasi atau mengeluarkan mani, doa yang dibaca adalah sebagai berikut:

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Arab Latin: Allahummaj’al nuthfatanaa zurriyatan thayyibah

Artinya: “Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (sholeh).”

3. Doa Setelah Berhubungan Suami Istri agar Cepat Hamil

Kemudian Anda juga bisa mengamalkan doa setelah berhubungan suami istri agar cepat hamil. Doanya sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Arab Latin: Alhamdulillaahilladzii khalaqa minal maa i basyaraa

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”

Doa Memohon Anak Sholeh dan Sholehah

Selain saat berhubungan intim, ada berbagai doa memohon anak sholeh dan sholehah yang bisa dibaca kapan pun. Berikut ini beberapa doanya:

1. Doa Nabi Ibrahim

Dalam QS As-Saffat dikisahkan Nabi Ibrahim pernah berdoa kepada Allah SWT agar memperoleh anak yang sholeh. Kita juga bisa mengikuti doa yang dibaca Nabi Ibrahim berikut ini:

رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ

Arab Latin: Rabbi habli minas salihin.

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.” (QS As-Saffat: 100)

2. Doa Nabi Zakaria

Dalam surah Ali-Imran, dikisahkan Nabi Zakaria yang tidak kunjung dikaruniai anak hingga usianya sangat tua. Dia terus berdoa hingga akhirnya dikaruniai anak laki-laki yang kemudian diangkat Allah menjadi nabi, yaitu Nabi Yahya.

Berikut ini doa Nabi Zakaria yang bisa dibaca:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ

Arab Latin: Rabbi hablî min ladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka sami’uddu’î.

Artinya: ” Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS Ali Imran: 38)

3. Doa Memohon Keluarga yang Sakinah

Doa ketiga yang bisa diamalkan adalah doa memohon agar dikaruniai keluarga sakinah, mawadah, warahmah, termasuk mendapatkan anak yang sholeh. Doa ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 74:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إماما

Arab Latin: Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waj’alna lil muttaqina imama.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Demikian tadi berbagai doa lengkap mulai dari sebelum berhubungan intim hingga doa setelah berhubungan suami istri agar cepat hamil. Wallahu a’lam.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

3 Bacaan Doa Iftitah, Lengkap dengan Maknanya


Jakarta

Doa Iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram sebagai pembukaan dalam salat. Meskipun tidak wajib, doa ini sangat dianjurkan karena maknanya yang mendalam.

Sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya,

“Tidak sempurna shalat seseorang sebelum dia bertakbir, memuji Allah azza wa jalla, menyanjungnya, dan membaca ayat-ayat Al-Quran yang dihafalnya.” (HR. Abu dawud dan Hakim.)


Doa iftitah bukan hanya sekadar lafaz yang dihafal dan dibaca setiap kali setelah takbiratul ihram, tetapi juga harus dipahami kedalaman maknanya, sebagai renungan dalam setiap ibadah salat. Berikut adalah bacaan doa iftitah dan artinya.

Bacaan Doa Iftitah

Dikutip dari kitab Khasiat Zikir dan Doa karya Imam Nawawi terjemahan Bahrun Abu Bakar, berikut beberapa bacaan doa iftitah dan artinya.

Doa Iftitah Versi 1

اللهُ أَكْبَرَ كَبِيراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Arab Latin: Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanal- laahi bukrataw wa ashiilaa, wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardla haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillaahi rabbbil ‘aalamiin, laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Mahasuci Allah pagi dan petang. Aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi dengan meluruskan ke- taatan kepada-Nya dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, semua ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah, Rabb semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah segala dosaku; tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik, tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepada akhlak yang paling baik kecuali Engkau, dan palingkanlah diriku dari akhlak yang buruk, tiada seorang pún yang dapat memalingkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Aku penuhi seruan-Mu dan aku merasa bahagia dengan menjalankan seruan-Mu. Semua kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, dan kejahatan itu bukan bersumber dari-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu, Mahaagung lagi Mahatinggi Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Doa Iftitah Versi 2

Seorang muslim juga bisa membaca doa iftitah berikut.

اللهم باعد بينِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَا عَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ تقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنقى الثوبُ الْأَرْضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, seba- gaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotorannya. Ya Allah, cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun.”

Doa Iftitah Versi 3

Selain doa iftitah dan artinya tersebut, ada pula doa iftitah lain yang dapat dibaca berdasarkan hadits riwayat Imam Baihaqi, dari Umar RA, yang mengatakan bahwa,

انَّهُ كَبَّرَ ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ.

“Beliau SAW melakukan takbiratul ihram, lalu mengucapkan doa berikut, ‘Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, Maha Agung asma-Mu dan Maha Tinggi keagungan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau’.”

Disunnahkan untuk menggabungkan semua bacaan doa iftitah bagi orang yang salat sendirian, juga bagi imam, apabila para makmum menyetujuinya. Jika para makmum tidak menyetujui membaca gabungan semua doa iftitah, imam tidak boleh memperpanjang salat bersama mereka, melainkan cukup dengan sebagian dari doa iftitah tersebut.

Tetapi sudah cukup baik jika ia meringkas bacaannya hanya pada, “Aku menghadapkan diriku hingga termasuk orang-orang muslim.” Demikian pula bagi orang yang salat sendirian, jika ia memilih memperpendek bacaan iftitahnya.

Makna Doa Iftitah

Doa Iftitah, menurut buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu akan Tenang karya Nurul Qamariyah, mengandung beberapa makna yang bisa direnungkan oleh umat Islam. Salah satunya adalah pujian kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca setelah takbiratul ihram ini dimulai dengan pujian yang mengagungkan-Nya, yakni “Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiraw wa subhaanallaahi bukrataw wa ashilaa” (Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya.)

Dengan memuji Allah SWT melalui kalimat ini, seorang muslim senantiasa mengagungkan-Nya.

Selain itu, doa ini juga menunjukkan penyerahan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ini adalah janji seorang muslim dengan tulus untuk mengikuti petunjuk-Nya. Kalimat “Wamaa ana minal musrykiin” (dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya) menunjukkan ketundukan dan kepatuhan yang mendalam kepada Allah SWT.

Dengan mengucapkan kalimat ini, muslim menegaskan bahwa dia telah sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya, sehingga tidak ada kekhawatiran dalam menjalani kehidupan.

Selanjutnya, seorang muslim menegaskan kembali penyerahan dirinya dengan kalimat, “Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin” (Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya bagi Allah semata, Tuhan Penguasa Semesta Alam). Kalimat ini menggambarkan penyerahan total yang jarang direnungkan dalam salat.

Terakhir, setelah menyerahkan diri sepenuhnya, muslim berjanji untuk tidak menyekutukan Allah SWT dengan ucapan: “Laa syariikalahu” (Tiada sekutu bagi-Nya). Kalimat ini adalah seorang muslim untuk hanya mengabdi dan berserah diri kepada Allah SWT.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Naik Kendaraan Darat, Laut, dan Udara, Amalkan agar Selamat Sampai Tujuan


Jakarta

Berkendara adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh setiap orang. Namun, di setiap perjalanan pasti terdapat berbagai risiko yang tidak bisa diprediksi, atau bahkan sulit dihindari.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dalam setiap langkah, termasuk saat berkendara. Selain dengan berhati-hati dalam berkendara, membaca doa sebelum berkendara juga dapat menjadi salah satu cara agar perjalanan menjadi lancar dan selamat, dan mencegah terjadinya marabahaya. Berikut dipaparkan doa berkendara yang dapat diamalkan.

Kumpulan Doa Naik Kendaraan

Sebelum memulai perjalanan dengan berkendara, seorang muslim dianjurkan untuk membaca doa agar dikaruniai keselamatan oleh Allah SWT.


Berikut ini adalah doa berkendara yang dapat dibaca saat hendak menaiki kendaraan, baik di darat, laut, maupun udara, yang dikutip dari buku Khasiat Zikir dan Doa karya Imam Nawawi terjemahan Bahrun Abu Bakar dan buku Doa dan Zikir Umrah susunan Amisya Tours & Travel.

1. Doa Naik Kendaraan Darat

Diriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim dalam Kitabul Manasik melalui Abdullah ibnu Umar RA, yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW apabila telah duduk tegak di atas untanya untuk melakukan suatu perjalanan, beliau bertakbir tiga kali, kemudian berdoa,

,سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ،

وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Arab latin: Subhanalladzi sakkhara lana hadza wa maa kunnaa lahu muqrinin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibun, allahumma inna nas’aluka fii safarinaa hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amal maa tardha, allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa athwi ‘annaa bu’dahu, allahumma antash shahibu fis safari wal kholifatu fil ahli, allahumma inni a’udzubika min wa’tsaais safari wa kaabatil mandzhari wa suuil munqalibi fil maali wal ahli.

Artinya: “Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelum itu kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebajikan dan ketakwaan serta amal perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami perjalanan kami ini, dan dekatkanlah untuk kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan dalam pemandangan, dan keburukan tempat kembali dalam harta dan keluarga.”

Apabila beliau kembali, beliau mengucapkan doa yang sama. Kemudian ditambahkan dengan bacaan ini,

أَيبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَ بَّنَا حَامِدُونَ

Arab Latin: Aybuna taa-ibun abidun li rabbina hamidun

Artinya: “Kami kembali dalam keadaan bertobat, dan kami menyembah serta memuji hanya kepada Rabb kami.”

2. Doa Naik Kendaraan Laut

Diriwayatkan di dalam kitab Ibnu Sinni melalui Al-Husain ibnu Ali RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Untuk keamanan umatku dari tenggelam bila mereka berkendaraan, hendaklah mereka mengucapkan,

بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا وَمُرْسَهَآاِنَّ رَبِّىْ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ

Arab latin: Bismillaahi majraha wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rohiim

Artinya: “Dengan nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.”

3. Doa Naik Kendaraan Udara

اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هُذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ . اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ . اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَابَةِ الْمَنْظَرِ

وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَالْوَلَدِ

Arab Latin: Allaahumma hawwin ‘alainaa safaranaa haadzaa wa athwi ‘annaa bu’dah. Allaahumma antash shaahibu fissafari wal khaliifatu fil ahli. Allaahumma innii a’uudzu bika min wa’tsaa`issafari wa ka`aabatil mandzari wa suu’il munqalabi filmaali wal ahli wal walad(i).

Artinya: “Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini dan dekatkan jauhnya. Ya Allah, Engkau adalah yang menyertai dalam bepergian dan pelindung terhadap keluarga yang ditinggalkan. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kesukaran dalam bepergian, penampilan yang buruk, kepulangan yang menyusahkan dalam hubungan dengan harta benda, maupun keluarga dan anak.”

Itulah doa berkendara yang dapat diamalkan ketika hendak menaiki kendaran, baik di darat, laut, maupun udara.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa agar Hujan Reda dan Terhindar dari Bencana


Jakarta

Hujan yang turun tanpa henti sering kali membuat aktivitas terganggu, terutama ketika ada agenda penting di luar rumah. Dalam situasi seperti ini, banyak orang mencari doa agar hujan reda sebagai bentuk ikhtiar sekaligus memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Doa ini bukan hanya wujud harapan agar cuaca menjadi lebih bersahabat, tetapi juga pengingat untuk selalu bergantung kepada Sang Pencipta dalam setiap keadaan.

Bacaan Doa agar Hujan Reda

Hujan adalah rahmat dari Allah SWT yang membawa keberkahan. Namun, jika hujan terus-menerus turun hingga menimbulkan kesulitan, kita dianjurkan untuk memohon kepada Allah agar hujan berhenti tanpa menghilangkan berkah-Nya.


Berikut ini adalah bacaan doa agar hujan reda yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dirangkum dari arsip detikHikmah.

Doa ini diriwayatkan dari Anas bin Malik RA:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَ
Arab latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” (HR Bukhari)

Selain itu, terdapat pula doa yang diriwayatkan dalam hadits Abu Daud dari Utsman bin Affan RA:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Arab latin: Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi wala fissamai wahuwassami’ul ‘alim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (HR Abu Daud)

Hujan sebagai Waktu Mustajab untuk Berdoa

Hujan adalah waktu yang penuh berkah untuk berdoa, karena saat hujan merupakan waktu paling mustajab. Setiap tetes hujan adalah wujud rahmat dan kebesaran Allah SWT yang diberikan kepada seluruh makhluk.

Mengutip buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku karya Masriyah Amva, biasanya, ketika hujan turun, pikiran dan perasaan seseorang mengalami perubahan. Ia menjadi lebih ingat kepada Tuhannya, menghayati kebesaran-Nya, dan tenggelam dalam rasa syukur. Ada yang merasa lebih tenang, namun ada pula yang justru merasa takut akan azab Allah SWT.

Singkatnya, jiwa lebih mudah tenggelam dalam tafakur ketika menyaksikan air hujan yang berderai. Perasaan-perasaan inilah yang menjadikan doa di kala hujan turun sangat baik dan dianggap mustajab, sebagaimana diriwayatkan oleh sabda Rasulullah berikut.

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

Artinya: “Raihlah kemustajaban doa di kala pasukan sedang bertempur, saat ikamah shalat, dan di kala hujan turun.” (HR Imam al-Syafi’i)

Bacaan Doa agar Tidak Bencana

Hujan yang terus-menerus turun hingga menimbulkan kekhawatiran akan datangnya bencana, seperti banjir, longsor, atau angin kencang. Ini menjadi momen bagi kita untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk selalu berdoa agar terhindar dari segala bentuk musibah dan mendapatkan perlindungan-Nya.

Mengutip dari laman NU Lampung, berikut beberapa bacaan doa agar tidak bencana.

1. Doa agar Tidak Banjir

اَللّٰهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اَللّٰهُمَّ عَلَى الْاٰكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Arab latin: Allâhumma ḫawâlainâ wa lâ ‘alainâ. Allâhumma ‘alal âkâmi wal jibâli, wadh dhirâbi, wa buthûnil awdiyati, wa manâbitisy syajar(i).

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami (memberkahi), bukan di atas kami (memudaratkan). Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.

2. Doa saat Gempa Bumi

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ

Arab latin: Allâhumma innî as-aluka khairaha wa khaira mâ fîhâ, wa khaira mâ arsalta bihi, wa a’ûdzubika min syarrihâ, wa syarri mâ fîhâ wa syarri mâ arsalta bihi.

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.

3. Doa Perlindungan dari Bencana

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّيْ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ وَالْحَرِيْقِ وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَمُوْتَ فِيْ سَبِيْلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَمُوْتَ لَدِيْغًا

Arab latin: Allâhumma innî a’ûdzu bika minal hadmi, wa a’ûdzu bika minat taraddî, wa a’ûdzu bika minal gharqi wal ḫarîqi, wa a’ûdzu bika an yatakhabbathanîsy syaithânu ‘indal mauti, wa a’ûdzu bika an amûta fî sabîlika mudbiran, wa a’ûdzu bika an amûta ladîghan.

Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa reruntuhan. Aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari tempat yang tinggi. Aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran. Aku berlindung kepada-Mu dari bujuk rayu setan ketika (menjelang) kematian (sakaratul maut). Aku berlindung kepada-Mu dari mati di jalan-Mu dalam keadaan melarikan diri. Dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena sengatan binatang.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com