Tag Archives: bintang

Doa Melihat Bulan dan Langit Cerah yang Diajarkan Rasulullah



Jakarta

Ada sejumlah bacaan doa yang bisa dipanjatkan ketika melihat bulan dan langit cerah. Bulan adalah benda langit ciptaan Allah SWT yang menjadi satelit bumi. Dalam Islam, keberadaan bulan menjadi acuan sistem penanggalan kalender hijriah.

Keberadaan bulan dan benda langit lainnya turut menunjukkan bukti kebesaran Allah SWT, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya melalui Al-Qur’an surat Fussilat ayat 37:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ


Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS Fussilat: 37).

Bentuk dan siklus pergerakan bulan yang mengitari bumi sering kali dapat terlihat dengan jelas oleh mata manusia. Maka dari itu, umat Islam disunnahkan untuk membaca doa saat melihat bulan dan langit cerah sebagai wujud rasa syukur atas ciptaan Allah SWT.

Bacaan Doa ketika Melihat Bulan

Berikut ini sejumlah bacaan doa ketika melihat bulan yang diajarkan Rasulullah SAW, dirangkum dari buku Doa Dzikir Muslimah oleh Abu Ayyub El-Faruqi dan Pendidikan Rohani oleh Ali Abdul Halim Mahmud.

1. Doa Melihat Bulan Sabit

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ الله

Latin: Allahu akbar, allahumma ahillahu ‘alainâ bil amni wal îmâni, wassalâmati wal islâmi, wattaufiqi limâ tuhibbu wa tardha, rabbunâ warabbukallah.

“Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan awal bulan itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhoi. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” (H.R. At-Tirmidzi)

2. Doa Melihat Bulan Purnama

اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ. هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ

Latin: Allâhumma ahillahu ‘alainâ bil amni wal îmâni was salâmati wal islâmi. Hilâlu khairin wa rusydin.

Artinya: “Wahai Tuhanku, terangkanlah ini bulan di atas kami dengan sentosa, iman, selamat, dan islam. Ini bulan menerangkan kebaikan dan petunjuk.”

Bacaan Doa ketika Melihat Langit Cerah

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menerangkan bahwasannya Rasulullah SAW dalam hadits yang dinukil dari kitab Shahih Bukhari Muslim menganjurkan kepada umatnya untuk membaca doa ketika melihat langit cerah.

Bacaan doa ketika melihat langit yang cerah ini merupakan kutipan dari Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 191 yang bunyinya:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Arab-latin: Rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār.

Artinya: “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran: 191).

Dalam bacaan lengkap surat Ali Imran tersebut sebenarnya berisi tentang perintah Allah SWT kepada umat manusia untuk senantiasa mengingatnya dan memikirkan penciptaan langit dan bumi. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-191:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ . ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran: 190-191).

Itulah bacaan doa melihat bulan dan langit cerah yang diajarkan Rasulullah SAW. Saat melihat keindahan langit, umat Islam dapat mengamalkan doa tersebut seraya memikirkan penciptaannya untuk mensyukuri kebesaran Allah SWT.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Ada 11 Bintang yang Sujud pada Nabi Yusuf, Apa Saja Nama-namanya?


Jakarta

Nabi Yusuf AS adalah salah satu putra Nabi Yakub dari istrinya yang bernama Rahiel. Di antara putra-putra Yakub, Nabi Yusuflah yang memiliki kedudukan paling mulia dan agung.

Nabi Yusuf AS adalah satu-satunya anak Nabi Yakub yang mendapatkan tugas kenabian. Salah satu tanda kenabian yang dianugerahkan Allah SWT kepada Nabi Yusuf AS adalah melalui mimpinya, di mana beliau menyaksikan matahari, bulan, dan bintang yang sujud pada Nabi Yusuf AS. Berikut kisah lengkapnya.

Mimpi Nabi Yusuf AS Melihat 11 Bintang Bersujud Padanya

Ibnu Katsir dalam kitab Qashash Al-Anbiya yang diterjemahkan oleh Umar Mujtahid, mengutip sebuah pendapat dari para mufassir dan kalangan lain, yang menuturkan bahwa saat masih kecil dan belum baligh, Nabi Yusuf AS bermimpi seolah-olah sebelas bintang, matahari, serta bulan bersujud kepadanya. Menyaksikan mimpinya tersebut, Nabi Yusuf AS pun tercengang seakan-akan hal ini nyata.


Ketika bangun, Nabi Yusuf AS menceritakan mimpi itu kepada ayahnya. Ayahnya, Nabi Yakub AS, memahami bahwa kelak Nabi Yusuf AS akan meraih kedudukan tinggi, baik di dunia maupun akhirat, dan ayahnya serta seluruh saudaranya akan tunduk padanya dalam kedudukan tersebut.

Namun, Nabi Yakub AS memerintahkan Nabi Yusuf AS untuk menyembunyikan mimpi itu dan tidak menceritakannya kepada saudara-saudaranya, agar mereka tidak merasa hasad, berbuat zalim, dan melakukan tipu daya terhadapnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf ayat 4-6,

اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ ۝٤ قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًاۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ۝٥ وَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيْكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اٰلِ يَعْقُوْبَ كَمَآ اَتَمَّهَا عَلٰٓى اَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبَّكَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya’qub), “Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku. Dia (ayahnya) berkata, ‘Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi manusia. Demikianlah, Tuhan memilihmu (untuk menjadi nabi), mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi, serta menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakannya kepada kedua kakekmu sebelumnya, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana’.”

Dikutip dari Syarah Shahih Al-Bukhari karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Sunnah, sebelas bintang yang sujud pada Nabi Yusuf AS tersebut melambangkan sebelas saudara Nabi Yusuf AS, karena beliau adalah yang kedua belas. Sedangkan matahari dan rembulan melambangkan kedua orang tuanya.

Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa sang ayah dilambangkan dengan Al-Qamar (rembulan), karena bentuk mudzakkar dari kata Al-Qamar. Sementara ibu dilambangkan dengan Asy-Syams (matahari), berdasarkan bentuk muannats dari kata Asy-Syams.

Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa justru sebaliknya, ayah dilambangkan dengan matahari, dan ibu dengan rembulan.

Nama-nama Bintang yang Sujud pada Nabi Yusuf

Dalam mimpinya, sebelas bintang yang sujud pada Nabi Yusuf AS ternyata memiliki nama masing-masing. Mengutip kembali Qashash Al-Anbiya, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Abu Ya’la, dan Bazzar meriwayatkan dalam kitab Musnadnya masing-masing, dari Jabir, yang menuturkan bahwa, “Seorang Yahudi bernama Bustanah datang menemui Nabi SAW, lalu berkata, ‘Hai Muhammad! Beritahukan padaku tentang bintang-bintang yang sujud pada Yusuf seperti dalam mimpinya, apa saja nama-namanya?”

Nabi SAW diam tidak menjawab, lalu Jibril turun memberitahukan nama bintang-bintang itu. Nabi kemudian mendatangi si Yahudi itu dan berkata, ‘Apakah kau akan beriman kepadaku jika aku beritahukan nama bintang-bintang itu kepadamu?’ ‘Ya.’ Jawabnya. Nabi SAW kemudian menyebutkan nama-namanya, ‘(Nama-namanya adalah) Jaryan, Thariq, Dzayyal, Dzul Katifan, Qabis, Watstsab, Amudan, Faliq, Mushbih, Dharuh, Dzul Furu’, Dhiya’ dan Nur.’

Si Yahudi itu kemudian mengatakan, ‘Demi Allah, itulah nama-namanya.’ “

Riwayat Abu Ya’la menambahkan, saat Yusuf mengisahkan mimpi itu kepada ayahnya, ayahnya berkata, “Ini adalah urusan yang tercerai berai yang disatukan Allah. ‘Matahari takwilnya ayah dan bulan takwilnya ibu’.”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com