Tag Archives: buka puasa

Jadwal Adzan Magrib, Buka Puasa Tasua dan Asyura


Jakarta

Puasa Tasua dan Asyura adalah amalan sunnah yang dikerjakan pada 9-10 Muharram dalam kalender Hijriah. Tahun ini, kedua puasa tersebut bertepatan dengan 5-6 Juli 2025.

Mengutip dari kitab Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah susunan Raghib As Sirjani terjemahan Andi Muhammad Syahrir, Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa. Karenanya, puasa Tasua dan Asyura sangat dianjurkan karena mengandung keutamaan yang luar biasa.

Rasulullah SAW bersabda,


“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)

Seperti puasa pada umumnya, setelah menahan diri dari lapar, haus dan hawa nafsu selama seharian maka muslim diperbolehkan berbuka pada waktu Maghrib. Berikut jadwal adzan Maghrib yang bisa dijadikan panduan muslim untuk buka puasa Tasua dan Asyura.

Jadwal Adzan Maghrib Buka Puasa Tasua-Asyura Jabodetabek

1. Jadwal Buka Puasa Tasua Jabodetabek

  • Adzan Maghrib Kota Jakarta: 17.54 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Bogor: 17.58 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Depok: 17.54 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Tangerang: 17.55 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Bekasi: 17.53 WIB

2. Jadwal Buka Puasa Asyura Jabodetabek

  • Adzan Maghrib Kota Jakarta: 17.54 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Bogor: 17.58 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Depok: 17.54 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Tangerang: 17.55 WIB
  • Adzan Maghrib Kota Bekasi: 17.53 WIB

Doa Buka Puasa Tasua dan Asyura

Terdapat doa buka puasa Tasua dan Asyura yang bisa diamalkan sebelum berbuka. Berikut bacaannya yang dikutip dari kitab Al-Adzkar Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Arab latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud)

Dalam Sunan Abu Dawud terdapat pula hadits dari Muadz bin Zuhrah yang mengatakan bahwa jika telah berbuka puasa, Nabi SAW membaca doa buka puasa berikut ini:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Arab latin: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rezekika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka.”

Dalam kitab Ibnu Sunni juga terdapat bacaan doa buka puasa. Doa ini berasal dari riwayat Ibnu Abbas RA, berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Keutamaan Sahur dan Berbuka dengan Kurma



Jakarta

Ada beberapa sunnah yang bisa dikerjakan ketika menjalani ibadah puasa, seperti ketika sahur dan berbuka. Ternyata makan kurma menjadi anjuran Rasulullah SAW.

Sahur sangat dianjurkan sebelum menjalani puasa. Selain untuk mengisi energi agar kuat berpuasa seharian, sahur juga menjadi waktu yang spesial karena terdapat keberkahan di dalamnya.

Sebagian besar umat muslim akan sahur dengan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman. Namun sebenarnya ada satu makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi ketika sahur. Bahkan Rasulullah SAW menyebut makanan ini adalah yang terbaik.


Makanan Sahur Terbaik Ala Rasulullah SAW

Mengutip buku 80 Hadits Pilihan Beserta Biografi Perawi dan Faedah Ilmiyah oleh DR. Muhammad Murtaza bin Aish disebutkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Artinya: “Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah Tamar (kurma kering).” (HR Abu Dawud)

Ada beberapa makna yang terkandung dari hadits tersebut, berikut penjelasannya:

1. Disunnahkan untuk sahur dengan kurma. Ini merupakan sunnah yang banyak dilalaikan oleh masyarakat, mereka mengira kurma hanya sunnah untuk berbuka saja.

2. Kurma adalah buah yang diberkahi, dan memakannya ketika sahur merupakan keberkahan di atas keberkahan.

3. Makan sahur akan membantu dalam melakukan kewajiban dan ketaatan. Maka seorang muslim harus selalu melakukannya. Makan sahur bisa dengan makanan sedikit atau banyak sebagaimana bisa dengan hanya makan kurma, bahkan bisa dengan hanya minum air putih saja, namun sahur dengan kurma lebih utama.

Sunnah Buka Puasa dengan Kurma

Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma , sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.”

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa kurma adalah makanan yang membawa keberkahan. Hal ini senada dengan deretan ayat Al-Qur’an yang juga menjelaskan bahwa kurma merupakan buah yang istimewa.

Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 25:

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

Artinya: “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”

Kemudian juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Syuara ayat 148

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

Artinya: “Dan tanam tanaman serta pohon pohon kurma yang mayangnya lembut.”

Keistimewaan buah kurma juga turut disebutkan dalam Al-Qur’an surat An Nahld ayat 67:

وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

Kurma Buah yang Kaya Manfaat

Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya yang berjudul Hadits-Hadits Sains menjelaskan deretan manfaat buah kurma.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka puasa dan sahur dengan kurma. Hal ini ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menambah stamina sekaligus baik bagi kesehatan.

Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah penelitian, secara kimiawi dan biologis, kurma yang dimakan setara dengan 85-87% dari beratnya. Dan, itu mengandung sekitar 20-24% air, 70-75% zat gula, 2-3% protein, 8,5% serat, dan kadar lemak yang rendah, yang tentu saja sangat baik bagi kesehatan.

Di samping itu, kurma juga memiliki rasa yang manis dan enak sehingga disukai banyak kalangan.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Buka Puasa Syawal Sesuai Sunnah Rasulullah SAW



Jakarta

Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari pada bulan Syawal. Puasa Syawal boleh dikerjakan secara berturut-turut setelah hari raya Idul Fitri. Namun, boleh juga dikerjakan secara tidak berurutan, yang penting dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal.

Bacaan Doa Buka Puasa Syawal

Dirangkum dari data DetikEdu, terdapat dua versi doa berbuka puasa yang secara universal dapat dibaca baik untuk puasa wajib maupun puasa sunnah sebagaimana puasa syawal. Doa berikut dapat dibaca sebelum berbuka puasa.

1. Doa Buka Puasa Syawal Menurut HR Bukhari dan Muslim

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ


Latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya:” Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

2. Doa Berbuka Puasa Syawal Menurut HR Abu Daud

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Keutamaan Puasa Bulan Syawal

Dalam Islam, puasa Syawal hukumnya sunnah, boleh dikerjakan dan boleh tidak. Namun, orang yang melaksanakannya (setelah melakukan puasa wajib di bulan Ramadan), maka pahalanya (puasa Ramadan ditambah puasa Syawal) sama dengan berpuasa satu tahun.

Mengutip buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim, sebagian ulama berkesimpulan bahwa berpuasa Ramadan dilanjutkan dengan enam hari Syawal pahalanya sama dengan berpuasa wajib selama setahun penuh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seakan berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim, Abu Daud, dan Tizmidzi).

Adapun dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Allah melipatgandakan pahala seseorang yang berpuasa pada bulan Syawal.

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏”‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, “Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa.”

Berbuka adalah Waktu Mustajab untuk Berdoa

Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya 354 Sunnah Nabi Sehari-Hari menyebutkan bahwa terdapat sebuah doa yang dikabulkan tatkala dibaca ketika menjelang berbuka puasa. Puasa tidak terbatas pada puasa wajib, berlaku juga ketika seseorang berpuasa sunnah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka; doa yang tidak akan ditolak.” [Ibnu Majah, Kitab Ash-Shiyam, Bab; Fi Ash Sha’im Laa Turaddu Daw’watuhu (1753). Berkata Al-Bushiri, “sanadnya shahih,”]

Adapun Abdullah bin Amru, yang meriwayatkan hadits di atas disebutkan bahwa jika ia hendak berbuka puasa, maka ia akan memanggil keluarga dan anak-anaknya, lalu berdoa dengan mengucapkan,

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

“Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla sya’i an taghfira lii.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku.”

Hal itu juga diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Bin Khattab RA bahwa ia mengucapkan, “Sesungguhnya setiap mukmin memiliki doa yang tidak tertolak ketika ia hendak berbuka puasa; dengan dipercepat untuknya di dunia atau ditabung untuknya di akhirat kelak.”

Itulah doa berbuka puasa Syawal yang dapat dibaca oleh umat muslim sesuai dengan anjuran sunnah. Dengan berakhirnya bulan Ramadan, bukan berarti berakhir juga ibadah-ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadan. Dengan melanjutkan amalan puasa di bulan Syawal, maka dapat menjadi tanda rasa syukur kepada Allah SWT.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Idul Adha: Arab, Latin dan Terjemahnya



Jakarta

Doa buka puasa Idul Adha menjadi salah satu amalan yang dapat dikerjakan menjelang buka puasa Tarwiyah dan Arafah. Panjatkan doa sebelum menyatap hidangan berbuka puasa.

Dua puasa sunnah di bulan Zulhijjah ini dapat mendatangkan banyak keutamaan bagi setiap muslim yang menjalaninya. Puasa tarwiyah dikerjakan pada 8 Zulhijjah. Sementara puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Waktu ini bertepatan dengan waktu jamaah haji sedang wukuf di Arafah.

Diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda,


صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya: “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas” (HR Muslim).

Doa Buka Puasa Idul Adha

Mengutip buku Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah, dan Thibbun Nabawi oleh Maryam Kinanti N, berikut bacaaan doa berbuka puasa.

Doa buka puasa Tarwiyah dan Arafah sebenarnya tidak berbeda dengan puasa lainnya.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Bacaan latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah

Artinya: “Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah dan atas kehendak Allah pahala telah ditetapkan. Insya Allah,” (HR Abu Daud).

Dianjurkan juga untuk menyegerakan buka puasa jika waktunya telah tiba. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW,

إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

Artinya: “Jika malam telah datang dari sini dan siang telah tertutup dari sini, serta matahari terbenam, itulah waktu berbuka bagi yang berpuasa,” (HR Bukhari).

Dilansir dari laman NU Online, Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam Hasyiyah I’anatut-thalibin juz 2 halaman 279 menjelaskan bahwa waktu membaca doa buka puasa adalah setelah berbuka, bukan dibaca sebelum dan bukan pula saat berbuka. Penempatan waktu membaca doa berbuka puasa dilakukan setelah selesai berbuka puasa adalah dengan merujuk makna yang terkandung dalam doa tersebut.

Syekh Said bin Muhammad Ba’ali dalam Kitab Busyra al-Karim halaman 598 menjelaskan, disunnahkan (membaca doa buka puasa) ketika hendak berbuka tetapi (waktu) yang lebih utama adalah setelah berbuka dengan membaca doa: ‘Allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthartu’.

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa 10 Menit sebelum Berbuka Puasa agar Berkah


Jakarta

Waktu berbuka puasa termasuk waktu mustajab sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits. Umat Islam bisa mengisi waktu tersebut dengan berdoa, sekitar 10 menit sebelum berbuka puasa.

Hadits yang menyebut keutamaan waktu berbuka puasa tersebut berasal dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Hadits hasan)


Ada juga riwayat lain yang berasal dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA. Ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR Ibnu Majah)

Abdullah bin ‘Amr RA sendiri biasa mengumpulkan anak-anaknya ketika akan berbuka puasa dan mengajaknya berdoa kepada Allah SWT, sebagaimana diceritakan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Fi Rihabis Sunnah. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’ab Al-Iman turut mengeluarkan riwayat mengenai hal ini.

Doa Abdullah bin ‘Amr RA ini disebutkan dalam sejumlah kitab hadits dan dinukil oleh para ulama. Salam satunya dalam kitab Ash-Shiyam karya Ibnu Majah. Doa ini juga dinukil Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa thuruq wa Amaliyah. Berikut bacaan doanya.

Doa 10 Menit sebelum Buka Puasa

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Bacaan latin: Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla sya’i an taghfira lii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku.” (HR Ibnu Majah. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih. Ibnu Asakir meng-hasankan hadits ini dalam Mu’jam Asy-Syuyukh)

Dalam riwayat lain, Ibnu Umar RA memanjatkan doa permohonan ampun lainnya ketika hendak berdoa. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab RA bahwa ia mengucapkan,

“Sesungguhnya setiap mukmin memiliki doa yang tidak tertolak ketika ia hendak berbuka puasa; dengan dipercepat untuknya di dunia atau ditabung untuknya di akhirat kelak.”

Dan Al-Baihaqi berkata, “Adalah Ibnu Umar RA berdoa ketika ia berbuka, ‘Ya wasi’a al-maghfirah; ighfir lii (Wahai Pemilik ampunan yang luas, ampunilah aku.'” (Al Baihaqi dalam Syu’ab Iman)

Keutamaan Berdoa kepada Allah

Keutamaan berdoa kepada Allah SWT telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh hamba-Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia berjanji akan memperkenankan doa itu. Pada akhir ayat, Allah SWT menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya agar mereka senantiasa mendapat petunjuk.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Rajab Arab, Latin dan Artinya Sesuai Sunnah


Jakarta

Umat Islam yang tengah menjalankan puasa Rajab bisa membaca doa buka puasa Rajab setelah tiba waktu Maghrib. Sebab, doanya orang yang puasa ketika berbuka itu mustajab.

Disebutkan dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir, keutamaan doanya orang berpuasa ketika berbuka disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ashr RA, ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ لِلصَّابِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ


Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka: doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dalam kitab Ash-Shiyam. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih dan Ibnu Asakir menyatakan hadits ini hasan)

Imam Ahmad dan lainnya turut mengeluarkan hadits yang menyebut doanya orang yang berpuasa tidak akan tertolak. Rasulullah SAW bersabda,

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزْنِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Artinya: “Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya: imam yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa orang dizalimi, Allah akan mengangkatnya di atas awan, dan membukakan untuknya pintu-pintu langit dan berkata, ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun setelah saat ini’.”

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah, At-Tirmidzi dalam kitab Ad-Da’wat dan ia mengatakan hadits ini hasan, Ibnu Hibban dalam bab Shiyam, Al Baihaqi dalam kitab Al-Kubra dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah.

Doa Buka Puasa Rajab

Imam an-Nawawi dalam kitab Al Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha memaparkan sejumlah doa buka puasa yang dibaca Rasulullah SAW. Berikut bacaan doa buka puasa Rasulullah SAW:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud)

Dalam Sunan Abu Dawud juga terdapat hadits dari Muadz bin Zuhrah yang mengatakan bahwa Nabi SAW jika telah berbuka puasa beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu a ‘alaa rezekika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka.”

Selain itu, Imam an-Nawawi juga meriwayatkan doa buka puasa dalam kitab Ibnu Sunni, dari Ibnu Abbas RA, “Jika Rasulullah SAW berbuka puasa beliau membaca:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam kitab Ibnu Sunni juga terdapat bacaan doa buka puasa versi lainnya yang berasal dari riwayat Muadz bin Zuhraj, berikut bacaannya,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصَمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Alhamdulillaahil ladzii a’aani fashamtu wa razaqanii fa afthartu

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah menolongku sehingga aku dapat berpuasa dan telah memberikan rezeki kepadaku sehingga aku dapat berbuka.”

Sejumlah doa buka puasa di atas tidak spesifik untuk puasa Rajab saja melainkan doa buka puasa secara umum yang bisa dibaca baik dalam puasa wajib maupun sunnah.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Sahur dan Buka Puasa Senin Kamis Sesuai Sunnah


Jakarta

Waktu sahur dan buka puasa termasuk waktu mustajab sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits. Umat Islam bisa mengisi keutamaan waktu tersebut dengan membaca doa sahur dan buka puasa.

Keutamaan waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ


Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari buku Puasa Ibadah Kaya Makna karya Budi Handrianto hukum sahur adalah sunnah. Namun, sahur dianjurkan oleh Nabi SAW karena memiliki banyak keberkahan. Diriwayatkan dalam suatu hadits yang berbunyi,

“Bersahurlah kalian karena di dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sunnah lain dalam berpuasa adalah menyegerakan berbuka. Hal ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Sahl bin Said, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sementara dalam hadits lain dikatakan, “Para sahabat Nabi Muhammad SAW itu adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat makan sahur.” (HR Baihaqi)

Makna dari hadits di atas adalah untuk mengerjakan makan sahur dekat dengan waktu subuh agar memperlama rasa lapar muncul saat puasa dan agar tidak kembali tidur. Sementara itu, dianjurkan menyegerakan buka puasa sebab Allah SWT tidak menyukai menunda orang yang membatalkan puasa sampai tersiksa. Pada buka puasa juga terdapat banyak keberkahan di dalamnya.

Waktu buka puasa juga memiliki keutamaan. Dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir terdapat hadits yang menjelaskan keutamaan ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ashr RA, ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ لِلصَّابِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka: doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dalam kitab Ash-Shiyam. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih dan Ibnu Asakir menyatakan hadits ini hasan)

Umat Islam bisa membaca doa ketika sahur dan buka puasa, baik dalam puasa wajib maupun puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis. Berikut bacaan doanya.

Bacaan Doa Sahur Puasa Senin Kamis

سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Samma’a sami’un bihamdillah wa husni balaihi ‘alaina rabbana shohibna wa afdhil ‘alaina ‘aizan billahi minan nari.

Artinya: “Semoga ada yang mendengar yang menyampaikan pujian kepada Allah, dan cobaan-Nya yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, lindungilah kami dan berilah kami karunia dengan berlindung kepada Allah dari api neraka.” (HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dalam Al-Yaum wa Al-Lailah, dan Hakim dalam Al-Musadrak)

Bacaan doa sahur tersebut terdapat dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy. Dikatakan, ketika dalam perjalanan dan tiba waktu sahur, Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut.

Bisa juga membaca doa sahur dengan bacaan istighfar. Berikut bacaannya:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Adapun, umat Islam bisa membaca niat sahur puasa dengan bacaan berikut.

Niat Sahur Puasa Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Puasa Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Qadha Ramadhan:

Adapun, bagi umat Islam yang ingin melakukan puasa qadha Ramadhan bersamaan dengan puasa Senin Kamis bisa membaca doa berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’aalaa.”

Bacaan Doa Buka Puasa

Ketika memasuki waktu berbuka, umat Islam bisa mengawalinya dengan membaca doa buka puasa. Berikut bacaannya.

Doa buka puasa versi pertama

Di dalam buku Doa-doa Mustajab karya KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, berikut doa buka puasa berdasarkan hadits riwayat Abu Daud.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Doa berbuka puasa versi kedua

Termaktub dalam kitab Sunan Abu Dawud yang turut dinukil Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin

Artinya:” Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Arti Doa Buka Puasa, Salah Satu Waktu Mustajab untuk Berdoa


Jakarta

Doa buka puasa memiliki arti yang baik dan penuh makna. Arti doa buka puasa menunjukkan ungkapan syukur dan terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Momen buka puasa menjadi satu hal yang dinanti setiap muslim yang menjalani puasa. Bukan hanya bisa melepaskan haus dan lapar, buka puasa menjadi waktu mustajab untuk berdoa.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut, Rasulullah SAW bersabda,


ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ

Artinya: “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: seorang pemimpin yang adil, seorang yang berpuasa saat berbuka dan doa orang yang terzalimi, doanya diangkat di atas awan dan pintu-pintu langit dibukakan.” (HR Tirmidzi no. 2449)

Arti Doa Buka Puasa

Setiap doa hendaknya memiliki makna yang baik dan berisi pengharapan kepada Allah SWT. Melansir laman MUI (7/3/2024) berikut beberapa doa buka puasa yang bisa dipanjatkan.

Doa-doa buka puasa ini tercatat dalam kitab al-Adzkar karya Imam al-Nawawi (w. 676 H.).

1. Doa Buka Puasa Versi 1

Doa ini berasal dari riwayat Abu Dawud dari sahabat Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW ketika berbuka puasa berdoa dengan membaca:

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Latin: Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru in syaa Allah

Artinya: “Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah ditetapkan pahala insya Allah.” (HR Abu Dawud no. 2010)

2. Doa Buka Puasa Versi 2

Masih riwayat Abu Dawud dari Mu’adz bin Zahrah, ia bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah berdoa saat berbuka puasa dengan bacaan sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.” (HR Abu Dawud no. 2011)

Doa ini populer di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Biasanya doa ditambahkan dengan kalimat berikut,

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Latin: Allahummalakasumtu wabika aamantu wa’alarizqika afthortu birohmatikaya ar-hamarrahimin

Artinya: “Ya Allah Dzat yang Maha Pemurah dari segalanya, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki dan kasih sayang-Mu aku berbuka.”

3. Doa Buka Puasa Versi 3

Doa ini berasal dari riwayat Ibnu Sunni dari Mu’adz bin Zahrah:

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي أعانَنِي فَصَمْتُ، وَرَزَقَنِي فأفْطَرْتُ

Latin: Alhamdulillahilladzi a’aananii fashamtu, wa razaqanii faafthartu

Artinya:” Segala puji bagi Allah yang menolongku maka aku dapat berpuasa, dan yang telah memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.” (HR Ibnu Sunni)

4. Doa Buka Puasa Versi 4

Masih berdasarkan riwayat dari Ibnu Sunni, dari sahabat Ibnu Abbas:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنا، وَعلى رِزْقِكَ أَفْطَرْنا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

Latin: Allahumma shumnaa, wa ‘alaa rizqika aftharnaa, fataqabbal minna innaka antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, karena Kamu kami berpuasa, dan dengan rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah (puasa) kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR Ibnu Sunni)

5. Doa Buka Puasa Versi 5

Doa buka puasa ini berdasarkan riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, dari Ibnu Umar yang berdoa:

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Latin: Allahumma inni asaluka birahmatikallatii wasi’at kulla syaiin antaghfira lii

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.”

Doa buka puasa bisa dibaca saat hendak membatalkan puasa karena telah tergelincirnya matahari. Ada juga yang berpendapat doa buka puasa khususnya dari riwayat Abu Dawud dibaca setelah membatalkan puasa karena arti doa itu “Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah ditetapkan pahala insya Allah.”

Rasulullah SAW menganjurkan untuk menyegerakan waktu berbuka puasa bagi muslim yang menjalaninya.

Dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.” (HR Ahmad)

Dalam buku Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim oleh Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, dijelaskan makna hadits tersebut, waktu terbenamnya matahari sebagai tanda berbuka bagi orang yang berpuasa, maka beliau memerintahkannya untuk segera berbuka pada awal waktu dan mengabarkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.” Dengan begitu umat muslim tetap memelihara As-Sunnah.

Lebih lanjut dijelaskan, ketika seorang muslim mengakhirkan waktu berbuka maka itu merupakan bukti hilangnya kebaikan dari mereka, karena mereka meninggalkan sunah, yang faedah agamanya juga kembali kepada diri mereka sendiri, yaitu mengikuti sunah. Di samping itu terdapat faedah keduniaan, yaitu menjaga fisik orang yang berpuasa agar tetap kuat dengan makanan dan minuman.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Berbuka Puasa Ramadan Sesuai Sunah, Diamalkan saat Maghrib


Jakarta

Ada doa yang bisa diamalkan ketika hendak berbuka puasa. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Setiap muslim yang berpuasa memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala. Termasuk ketika berbuka puasa. Hal ini seperti yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits.

Diriwayatkan Tirmidzi, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak.”


Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda tentang anjuran menyegerakan berbuka puasa. Ketika matahari mulai terbenam yang ditandai datangnya waktu Maghrib, maka bersegeralah menyantap makanan berbuka puasa.

Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda,

لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Doa Buka Puasa Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang bacaan doa buka puasa. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW ketika beliau berbuka puasa.

Bacaan doa buka puasa ini diucapkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau berbuka puasa. Berikut bacaan lengkapnya,

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Arab-latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dijelaskan, “(Mereka yang berpuasa) dianjurkan setelah berbuka membaca: ‘Allâhumma laka shumtu, wa ‘alâ rizqika afthartu.’ Pasalnya, Rasulullah SAW mengucapkan doa ini yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.”

Sementara itu, Al Imam Al Baihaqi juga meriwayatkan dalam kitab Sunan Al Kubra, sebuah hadits lain yang memiliki makna yang sama.

أخْبَرَنَا أَبُو عَلى الرُّودْبَارِي أخبرنا أبو بكر بن داسة حدثنا أبو دَاوُدَ حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنِ عَنْ مُعَادِ بْن زُهْرَةَ : أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبي – صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قَالَ : « اللهم لك صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

(رواه البيهقي فالسنن الكبرى)

Artinya: Bahwasanya nabi Muhammad SAW itu apabila berbuka puasa membaca “Allahumma laka shumtu…” (Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka). (HR AI Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra)

Terdapat bacaan doa buka puasa dengan lafal berbeda, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud. Berikut bacaan doanya,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Arab-latin: Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.

Artinya: Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah.

Bacaan doa di atas tercantum dalam hadits oleh Al Imam Abu Daud.

حدثنا عبد الله بن مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أبو مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ أَخبرني الحسين بن وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ – يَعْنِي ابن سالم – المقفع – قَالَ رَأيت ابن عمر يقبض على لحيته فيقطع ما زاد على الكف وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إذا أفطر قَالَ « ذَهَبَ الظما وابْتَلَتِ الْعُرُوقَ وَثَبَتَ الآخِرُ إِنْ شَاءَ اللهُ ». (رواه ابو داود)

Artinya: Marwan bin Salim berkata; Aku melihat Ibnu Umar memegang jenggotnya dan memotong yang melebihi genggaman telapak tangannya dan berkata: Rasulullah SAW itu apabila berbuka puasa mengucapkan “Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah.” (HR Abu Dawud).

Selain berdoa, ketika menyantap hidangan berbuka puasa juga harus tetap menjaga adab. Diriwayatkan Umar bin Abi Salamah, ia menuturkan: “Dahulu aku pernah berada di rumah Rasulullah SAW dan tanganku berkeliaran di atas nampan makanan, maka beliau berkata kepadaku, “Wahai anak! Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dengan mengambil yang terdekat darimu.” (HR Bukhari & Muslim)

Waktu Tepat Membaca Doa Buka Puasa

Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU), terdapat anjuran membaca doa buka puasa yakni saat setelah menyantap menu berbuka puasa. Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin,

أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده (وقوله: عقب الفطر)

Artinya: Maksud dari (membaca doa buka puasa) ‘setelah berbuka’ adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz 2, halaman 279).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka waktu terbaik membaca doa buka puasa yakni setelah selesai menikmati hidangan. Meskipun demikian, hendaknya awali dengan membaca doa makan atau membaca basmalah.

Cara Rasulullah SAW Berbuka Puasa

Amirulloh Syarbini & Sumantri Jamhari dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Puasa Wajib & sunah Rekomendasi Rasulullah, menyebutkan beberapa cara yang dilakukan Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.

1. Menyegerakan Berbuka

Dalam hadits riwayat Sahl bin Sa’ad, Rasulullah SAW bersabda,

لا يَزَالُ النَّاسُ بِغَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darami, Malik, Baihaqi, Ahmad & Tirmidzi)

2. Membaca Doa

Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; 1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, 2) pemimpin yang adil, 3) dan orang yang terdzalimi.” (HR Ibnu Majah, Ahmad & Tirmidzi)

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka puasa dengan menyantap kurma, jika tidak ada kurma maka beliau meneguk air putih.

Dalam riwayat Anas bin Malik, ia berkata,

“Rasulullah SAW berbuka dengan beberapa kurma yang masih basah sebelum sholat (Maghrib). Jika tidak ada, beliau berbuka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan meminum air.” (HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi & Hakim)

Rasulullah SAW memilih kurma sebagai menu berbuka puasa. Ternyata ada dalil yang menjelaskan hal tersebut.

Ibnu Hajar Al Asqalani Rahimahullah, dalam kitab Bulughul Marom Hadits menjelaskan sebuah hadits,

وَعَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ اَلضَّبِّيِّ – رضي الله عنه – عَنِ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ, فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ, فَإِنَّهُ طَهُورٌ – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Artinya: Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamar (kurma kering). Sebab, kurma mendatangkan berkah. Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu menyucikan.

Hadits tersebut mengandung makna bahwa kurma menjadi makanan yang baik untuk berbuka puasa karena buah ini mendatangkan keberkahan. Namun bukan berarti jika buka puasa tanpa kurma tidak akan mendatangkan keberkahan. Allah Maha Tahu.

Selain kurma, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berbuka puasa dengan air putih karena air memiliki sifat menyucikan.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Berbuka Puasa dan Sunnah Rasulullah saat Berbuka


Jakarta

Berbuka puasa menjadi momen paling dinanti umat Islam yang menunaikan ibadah puasa. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa dan meminta apapun sebelum berbuka.

Karena doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT. Lantas seperti apa doa berbuka puasa dan artinya?

Nabi Muhammad SAW bersabda:


ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ وَالصَّا ئِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ.

Artinya: “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: (1) pemimpin yang adil, (2) orang yang berpuasa ketika ia berbuka, dan (3) doa orang yang terzholimi.”

Bacaan Doa Berbuka Puasa

Ada dua versi bacaan yang dapat muslim baca ketika berbuka puasa.

Doa Buka Puasa Pertama

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ أُمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت ُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ .

Arab-Latin: Alloohumma laka shumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamarroohimiin

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku tunduk dan patuh, dan dengan rejeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang”

Doa Buka Puasa Kedua

Dilansir dari buku 99 Doa dan Zikir Harian untuk Muslimah yang ditulis oleh Wulan Mulya Pratiwi terdapat doa berbuka puasa lainnya yang pernah dilantunkan Rasulullah SAW saat berbuka puasa.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَ اءَ الله

Arab-Latin: Dzahabazh zhama-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.

Artinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.” (HR. Abu Daud no. 2,357)

Anjuran Rasulullah saat Berbuka Puasa

Selain doa berbuka puasa, ada tiga hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan muslim bisa mengikutinya:

1. Menyegerakan Berbuka Puasa

Dilansir dari buku Puasa Ibadah Kaya Makna karya Budi Handrianto dianjurkan untuk menyegerakan berbuka jika memang telah masuk waktunya berbuka, Allah SWT tidak menyukai umatnya yang merasa hebat bisa menahan dirinya dan berlama-lama dalam berbuka puasa.

Seperti sabda Rasulullah SAW ini:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ.

“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)

2. Berbuka dengan Kurma dan Air

Anjuran Rasulullah SAW lainnya perihal berbuka selain menyegerakannya adalah berbuka dengan kurma dan air.

Rasulullah SAW bersabda:

“Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air. ” (HR.Abu Daud no. 2,356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih).

3. Makan Sebelum Salat

Dari buku Mempercepat Datangnya Rezeki Dengan Ibadah Ringan yang ditulis oleh Dr. KH. Mukhlis Allyudin dan H. Enjang AS, M.Ag. M.Si dijelaskan ketika berbuka puasa sebaiknya makan dahulu mengisi perut sebelum melaksanakan salat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

“Jika santapan malam sudah terhidang, dan salat sudah (akan) dilaksanakan, dahulukan santapan malam.” (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik RA.).

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com