Tag Archives: buku keberkahan sholat dhuha

5 Keutamaan Sholat Dhuha, Amalan Ringan dengan Ganjaran Besar


Jakarta

Dalam Islam, banyak ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh muslim. Salah satunya sholat dhuha, amalan dengan berbagai keutamaan.

Meskipun hukumnya tidak wajib, sholat dhuha merupakan amalan yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW dan dikenal sebagai salah satu kunci pembuka rezeki serta penghapus dosa.

Dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari: Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Ustadz Arif Rahman, sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari terbit dan sebelum masuk waktu dzuhur. Dalam bahasa Arab, kata “ḍuḥā” berarti waktu pagi ketika matahari mulai naik sekitar satu tombak di atas ufuk.


Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah ghairu muakkad, yaitu sunnah yang tidak terlalu ditekankan, tetapi tetap sangat dianjurkan karena banyak keutamaannya.

Anjuran mendirikan sholat dhuha dijelaskan dalam hadits. Abu Hurairah RA meriwayatkan,

“Kekasihku (Rasulullah SAW) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati: Puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan sholat witir.” (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Sholat Dhuha

1. Diberi Pahala Setara Sedekah untuk Seluruh Persendian

Dari Abu Dzar, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 rakaat.” (HR Muslim)

Dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, hadits ini menjelaskan, dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, seorang muslim mendapatkan pahala seolah telah bersedekah untuk 360 persendian tubuh. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala sholat ini.

2. Menjadi Sebab Datangnya Rezeki

Sholat dhuha juga dikenal sebagai sholat pembuka pintu rezeki. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,

“Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) untuk-Ku di awal siang sebanyak empat rakaat, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR Tirmidzi)

3. Dicatat sebagai Ahli Ibadah

Orang yang terbiasa menjaga sholat dhuha akan dicatat sebagai hamba Allah SWT yang senantiasa beribadah.

Dari Abu Darda’ RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, niscaya dosanya akan diampuni, walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

4. Menghapus Dosa-dosa

Sholat dhuha memiliki keutamaan sebagai penghapus dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut di atas. Meski dosa sebesar buih di lautan, Allah SWT akan mengampuninya melalui ibadah ini, tentu dengan keikhlasan dan ketekunan.

5. Menjadi Sholat Orang-orang yang Kembali kepada Allah (Awwabin)

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin), dan itu adalah sholatnya orang-orang yang awwabin.” (HR Ibn Khuzaimah dan Hakim)

Istilah awwabin adalah sebutan bagi hamba yang senantiasa kembali, taat, dan tunduk kepada Allah. Dengan rutin mengerjakan sholat dhuha, insyaallah seseorang bisa tergolong dalam golongan mulia ini.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Tidak Membaca Surah Ad-Dhuha saat Sholat Dhuha, Sah atau Tidak?


Jakarta

Sholat dhuha dikenal sebagai salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan di pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur. Banyak yang menyangka bahwa membaca Surah Ad-dhuha merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan sholat ini. Namun, benarkah jika tidak membaca surah tersebut sholat dhuha menjadi tidak sah?

Sholat dhuha sendiri memiliki keutamaan yang luar biasa sebagaimana dijelaskan dalam Buku Referensi Kesejahteraan Psikologis dengan Sholat Dhuha karya Faqih Purnomosidi, S.Psi. dkk. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu cukup digantikan dengan dua rakaat sholat dhuha.” (HR Bukhari Muslim)


Bahkan, dalam hadits qudsi dikatakan,

“Wahai anak Adam, janganlah engkau malas mengerjakan sholat empat rakaat di waktu pagi, niscaya Aku akan cukupkan kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR Al-Hakim dan At-Thabrani)

Bacaan Surah Ad-Dhuha: Arab, Latin dan Terjemahan

وَالضُّحٰىۙ١

Arab latin: waḍ-ḍuḥā

Artinya: “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)”,

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢

Arab latin: wal-laili iżā sajā

Artinya: “Demi malam apabila telah sunyi”,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣

Arab latin: mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā

Artinya: Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤

Arab latin: wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

Artinya: Sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥

Arab latin: wa lasaufa yu’ṭīka rabbuka fa tarḍā

Artinya: Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦

Arab latin: a lam yajidka yatīman fa āwā

Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧

Arab latin: wa wajadaka ḍāllan fa hadā

Artinya: Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨

Arab latin: wa wajadaka ‘ā`ilan fa agnā

Artinya: Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩

Arab latin: fa ammal-yatīma fa lā taq-har

Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠

Arab latin: wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

Artinya: Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١

Arab latin: wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ

Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Hukum Membaca Surah Ad-Dhuha dalam Sholat Dhuha

Dalam buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, dijelaskan bahwa sholat dhuha secara umum sama dengan sholat sunnah lainnya. Tidak ada bacaan khusus yang wajib dibaca, tetapi memang ada beberapa surah yang dianjurkan.

Biasanya, Surah Asy-Syams dibaca setelah Al-Fatihah pada rakaat pertama, dan Surah Ad-Dhuha dibaca pada rakaat kedua. Bisa juga sebaliknya, atau diganti dengan Surah Al-Insyirah. Meski begitu, membaca surah lain tetap diperbolehkan sesuai dengan kemampuan masing-masing orang yang sholat.

Jadi, tidak membaca Surah Ad-Dhuha saat sholat dhuha tidak membuat sholat menjadi tidak sah. Yang penting adalah tetap membaca surah apa pun dari Al-Qur’an setelah Al-Fatihah.

Tata Cara Sholat Dhuha

Mengutip buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari oleh Ustadz Arif Rahman, berikut ini urutan pelaksanaan sholat dhuha dua rakaat:

1. Niat dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Bacaan niat sholat dhuha:

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Arab-latin: Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat sholat dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala.”

2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca surah Al-Fatihah.
4. Membaca surah dari Al-Qur’an. Disarankan membaca Asy-Syams pada rakaat pertama dan Ad-Dhuha pada rakaat kedua, tapi boleh diganti dengan surah lainnya.
5. Ruku’ dan membaca tasbih.
6. I’tidal.
7. Sujud pertama dan membaca tasbih.
8. Duduk di antara dua sujud dan membaca bacaannya.
9. Sujud kedua dan membaca tasbih.
10. Berdiri untuk rakaat kedua dan mengulang langkah-langkah sebelumnya.
11. Setelah sujud terakhir, duduk tasyahud dan diakhiri dengan salam.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com