Tag Archives: bulan rajab

3 Contoh Kumpulan Kultum Singkat Bulan Rajab


Jakarta

Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Islam. Bulan Rajab merupakan bulan mulia yang penuh dengan keistimewaan.

Kultum singkat tentang bulan Rajab dapat menjadi sarana untuk merenungi makna dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Berikut deretan kultum singkat bulan Rajab.

Kumpulan Kultum Singkat Bulan Rajab

1. Contoh Pertama Kultum Bulan Rajab

Dikutip dari buku Taushuah Populer Tradisi Televisi Seputar Ibadah Amaliyah dan Akhlak oleh Yulianto Al Paresi, berikut kultum singkat tentang bulan Rajab:


Isra Mi’raj dan Salat

“Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al Isra: 1)

Setiap memasuki bulan Rajab, umat Islam antusias memperingati perjalanan monumental Rasulullah dari Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina (Isra) dan naiknya beliau ke langit (Mi’raj) dalam rangka menerima risalah shalat lima waktu yang dilaksanakan umat Islam saat ini.

Pada masa sekarang, fenomena keagamaan memang semarak yang ditandai dengan antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan agama, mulai dari tahajud bersama, zikir bersama, dan lainnya. Hanya saja, pada saat fenomena keagamaan itu meningkat, ada fenomena lain yang tidak kalah semaraknya, seperti semaraknya perjudian dan bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya. Semestinya, ketika fenomena keagamaan tersebut menggeliat menurunkan fenomena kemaksiatan tersebut.

Memperhatikan hal itu, apakah karena pengaruh sekularisme atau karena kedangkalan pemahaman agama, saat ini sepertinya sudah berkembang opini bahwa agama hanya berkaitan dengan ibadah (salat, haji, zakat, puasa, dan lainnya) sedangkan di luar itu merupakan persoalan duniawi yang tidak ada kaitannya dengan agama. Opini tersebut jika tidak mendapatkan perhatian serius akan semakin memarjinalkan peran agama dalam lingkup rumah ibadah saja. Padahal, selaku umat Islam semestinya menghayati, firman Allah, “Sesungguhnya shalat (bisa) mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS Al-Ankabut: 45)

Untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana salat semestinya dilakukan oleh setiap muslim, perlu dimengerti tentang ada’ atau ta’diyah dan iqamah yang berarti menunaikan dan mendirikan.

Oleh sebab itu, berkaitan dengan pemenuhan kewajiban salat-di samping nash mereferensi penggunaan kata iqamah, ulama juga menggunakan kosa kata serupa dalam penjelasan mereka agar umat dalam melakukan salat itu tidak semata-mata memenuhi kewajiban, tapi sebagai kebutuhan untuk pencerahan jiwa.

Bukankah Allah telah berfirman, “Hanya dengan berzikir hati menjadi tenang?” Dan, salat sebagai bentuk zikir tertinggi semestinya berdampak kepada hal itu. Dalam rangka menuju kepada maksud tersebut. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits nabi yang maksudnya bahwa salat bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan membuka mata hati pelakunya. Karena itu maknailah salatmu!

Oleh sebab itu, kesemarakan peringatan Isra Mi’raj pada bulan Rajab ini, semestinya dijadikan evaluasi bagi setiap muslim dalam melaksanakan perintah salat. Apakah salat yang dilakukan berdampak kepada ketenangan jiwa dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jika hal itu tidak dilakukan, kesemarakan peringatan Isra’ Mi’raj hanya akan melahirkan budaya konsumtif saja, Sedangkan shalat sebagai media pencerahan jiwa diabaikan.

2. Contoh Kedua Kultum Bulan Rajab

Dikutip dari buku Mimbar Dakwah Majmuat Zainul Atqiya’ terbitan Lembaga Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo Kediri, berikut kultum singkat bulan Rajab:

Keutamaan Bulan Rajab

Hadirin jemaah,

Marilah kita semua senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu mentaati aturan-aturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT melalui perantara para Nabi-Nya. Perlu kita ingat bahwa kita sekarang telah memasuki bulan Rajab yaitu salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Hadirin jemaah,

Ketahuilah, bahwa lafadz Rajab itu terdiri dari tiga huruf yaitu, huruf ro’, jim, dan ba’. Sebagian ulama menafsiri bahwa huruf ro’ menunjukkan رَحْمَةُ اللهِ (rohmatullah) yang artinya kasih sayang Allah SWT. Huruf jim menunjukkan جُرْمُ الْعَبْدِ (jurmul ‘abdi) yaitu dosa seorang hamba.

Sedang huruf ba’ menunjukkan بِاللهِ (birrullah) yaitu kebaikan Allah SWT. Dan ketiganya dapat dirangkaikan dalam kalimat:

يَا عَبْدِي جَعَلْتُ جُرْمَكَ وَجِنَايَتَكَ بَيْنَ بِرِّي وَرَحْمَتِي.

Artinya: “Wahai hamba-Ku, Aku jadikan dosamu dan kejahatanmu diantara kebaikan-Ku dan rahmat-Ku.”

Dengan kata lain Allah SWT membukakan pintu rahmat dan ampunan-Nya dikarenakan kemuliaan bulan ini. Oleh karena itu marilah kita memanfaatkan kesempatan berharga di dalam bulan yang penuh berkah ini dengan memohon ampunan kepada Allah SWT, serta memperbanyak ibadah dan beramal saleh seperti memperbanyak zikir.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. (الأحزاب : ٤١ – ٤٢)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah SWT dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada Allah SWT di pagi dan sore hari.” (QS Al-Ahzab: 41-42)

Hadirin jemaah,

Allah SWT berfirman:

وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (البقرة: (۱۹۹)

Artinya: “Dan mohon ampunlah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah SWTadalah Dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS Al-Baqarah: 199)

Para ulama juga mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan istighfar, sedangkan bulan Syaban adalah bulannya bersholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an.

Salah satu ulama mengatakan: “Barangsiapa yang beristighfar di bulan Rajab seraya membaca:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ

Artinya: “Dibaca sebanyak 70 kali maka dia tidak akan tersentuh api neraka”.

Oleh karena itu selayaknya bagi kita manusia yang berlumuran dosa ini memperbanyak istighfar dan juga bertobat karena sesungguhnya istighfar dan bertobat adalah sebagian dari jalan terbaik untuk kita mendekatkan diri kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan juga sebagai lantaran agar kita mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Kemudian ketika hawa nafsu kita mengajak kembali melakukan dosa maka hendaknya untuk kembali melakukan tobat. Semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan kepada kita agar kita termasuk dari golongan orang-orang yang bertobat.

Hadirin jemaah,

Amalan selanjutnya yang sangat dianjurkan di bulan Rajab ini adalah berdoa, khususnya di hari pertama bulan Rajab. Seperti yang dijelaskan di dalam hadits nabi:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبُّ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ.

Artinya: “Diriwayatkan Dari Sahabat Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW ketika memasuki bulan Rajab Beliau berdoa: “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada bulan Rajab, Syaban dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadan.” (HR Ahmad)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda:

خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ وَلَيْلَةٌ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَةُ الْجُمْعَةِ وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ وَلَيْلَةُ النَّحْرِ

Artinya: “Ada lima malam ketika kalian berdoa maka doanya tidak akan ditolak yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jumat, malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Imam Suyuthi)

Dan di bulan Rajab ini kita sebagai umat Islam juga disunahkan untuk berpuasa.

Hadirin jemaah,

Untuk itu sunguh merugi orang yang tidak memanfaatkan keutamaan dengan memperbanyak ibadah di dalamnya. Semoga kita semua khususnya dan semua umat Islam umumnya tergolong sebagai orang-orang yang diampuni dosanya oleh Allah SWT. Aamiin.

3. Contoh Ketiga Kultum Bulan Rajab

Dikutip dari buku Kumpulan Kultum Setahun Jilid 2 oleh Fuad bin Abdul ‘Aziz Asy-Syalhub, berikut kultum singkat tentang bulan Rajab.

Bulan Rajab Bulan Haram dengan Segala Peristiwanya

Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta, yang telah menyempurnakan nikmat dan agama, yang telah meridai Islam sebagai agama kita. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada imam orang-orang bertakwa. Muhammad bin Abdullah, sholawat atas beliau diiringi salam hingga hari pembalasan.

Bulan Rajab adalah bulan yang telah dimuliakan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةَ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَرَجَبَ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: “Sesungguhnya zaman itu telah menjadi bundar sebagaimana pada hari Allah semua lapisan langit dan bumi, setahun adalah dua belas bulan, di empat yang haram. Tiga berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab adalah mudhar yang berada di antara Jumada dan Syaban.”

Dia adalah bulan haram di sisi Allah SWT dan di sisi Rasulullah SAW serta menurut kaum muslimin. Namun, di dalam bulan ini banyak terjadi berbagai keajaiban yang tidak pernah terjadi di bulan lainnya. Semua itu tiada lain karena sedikitnya ilmu dan menyebarnya kebodohan serta semangat mengikuti hawa nafsu yang membutakan dan memekakkan telinga.

Di antara sembelihan adalah sembelihan yang dilakukan penyembelihannya pada bulan Rajab. Rasulullah SAW bersabda,

لا فَرْعَ وَلَا عَتِيْرَةَ

Artinya: “Tidak ada far’a (unta yang lahir pertama kali disembelih untu tuhan mereka) dan tidak ada atirah (kambing yang disembelih di bulan Rajab).”

Al-Atirah adalah bahwa manusia di zaman jahiliah menyembelih binatang di bulan Rajab sebagai tanda taqarrub kepada Tuhan mereka (patung). Maka dalam sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam: وَلاَ عَشِيْرَة (…dan tidak ada atirah). Ini adalah karena suatu tradisi dan lebih dekat hukum haram. Dengan dasar ini maka tidak boleh melakukan penyembelihan di bulan Rajab karena hal itu bertujuan untuk taqarrub kepada tuhan mereka.

Puasa di bulan Rajab adalah bid’ah dan bukan petunjuk untuk kaum muslimin. Dari Kharsyah bin Al-Hurr berkata, “Aku pernah melihat Umar bin Al-Khaththab memukuli tangan orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab sehingga mereka meletakkan tangannya pada makanan, dan ia berkata,

كُلُوْا فَإِنَّمَا كَانَتْ هُوَ كَانَتْ تُعَلِّمُهُ الْجَاهِلِيَّةُ

Artinya: “Makanlah oleh kalian karena dia adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang jahiliah.”

Kemudian masuklah Abu Bakar kepada keluarganya. Mereka memiliki keranjang-keranjang baru dan kendi-kendi. Sehingga ia berkata, “Apa semua ini?” Maka mereka menjawab, “Ini bulan Rajab, maka kami berpuasa.”

Ia berkata, “Apakah kalian menjadikan bulan Rajab menjadi bulan Ramadan?” Maka dia miringkan semua kerangjang dan dia pecahkan semua kendi. Maka tidak boleh mengkhususkan bulan Rajab untuk menunaikan ibadah puasa, karena yang demikian itu bertentangan dengan petunjuk penghulu para rasul, yaitu Muhammad SAW.

Pengkhususan bulan Rajab untuk melakukan ibadah umrah dengan pandangan bahwa yang demikian itu memiliki keutamaan atas umrah pada bulan yang lain. Dalam hal ini tidak ada hadits yang datang dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sama sekali. Ada dari Nabi SAW sebaliknya adalah keutamaan melakukan ibadah umrah di bulan Ramadan. Beliau SAW bersabda kepada seorang wanita Anshar,

إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِيْهِ تَعْدِلُ حِجَّةً

Artinya” “Jika tiba bulan Ramadan maka ibadah umrah, karena umrah di dalamnya sama dengan ibadah haji.”

Rasulullah SAW tidak pernah melakukan ibadah umrah di bulan Rajab. Yang baku yang datang dari beliau SAW bahwa beliau melakukan empat kali ibadah umrah semuanya dilakukan pada bulan Dzullqa’dah sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Anas dan lainnya.

Ibadah umrah yang dilakukan oleh sebagian salaf dari kalangan para sahabat dan para tabi’in pada bulan Rajab, bukan karena keutamaan menunaikan umrah pada bulan itu. Akan tetapi, karena mereka ingin datang untuk ibadah haji dalam satu keberangkatan dan ibadah umrah dalam keberangkatan yang lain di luar bulan haji. Pengkhususan ibadah dan menetapkannya di dalam satu waktu atau tempat harus berdasarkan dalil yang jelas dan gamblang yang tidak ada kejelasan di dalamnya.

Di antara perkara baru di bulan Rajab apa yang dinamakan dengan salat raghaib. Yang dilakukan oleh sebagian orang pada malam Jumat pertama di bulan Rajab. Antara salat Maghrib dan salat Isya. Salat tersebut diawali dengan puasa Kamis.

Telah muncul berkenaan dengan cara-caranya sebuah hadits maudhu’ (palsu) yang tidak sah disandarkan kepada Nabi SAW. Itu adalah salat yang tidak baku dari Nabi SAW baik dari sabda atau dari perbuatan atau dari ketetapan beliau. Juga tidak pernah dilakukan oleh para sahabat RA.

Pertama-tama terjadi pada abad keempat. Dengan demikian maka diketahui bahwa salat tersebut batan dan tidak sah. Syaikhul Islam berkata, “Salat raghaib adalah bid’ah berdasarkan kesepakatan para imam agama. Tidak disunnahkan oleh Rasulullah SAW dan juga tidak satu pun dari para khalifahnya.

Juga tidak dijadikan anjuran oleh satu pun para imam agama, seperti Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, Abu Hanifah, Ats-Tsauri, Al-Auza’i, Al-Laits dan selain mereka. Hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan hal ini adalah dusta menurut kesepakatan para tokoh dalam pengetahuan tentang hadits.

Di antara perkara-perkara baru di bulan Rajab adalah perkumpulan pada malam Isra dan Mi’raj. Dimana sebagian kaum muslimin dengan sengaja mengadakan perkumpulan pada malam 27 pada bulan Rajab.

Sehingga semua orang berkumpul di masjid, lampu-lampu dinyalakan, dikisahkan cerita Isra dan Mi’raj yang telah terlupakan, dibacakan syair-syair, dibeber permadani-permadani, dan dihadirkan berbagai macam makanan, dan seterusnya. Tidak ada ketentuan baku yang menetapkan bahwa malam Isra Mi’raj pada malam ke-27 di bulan Rajab.

Jika baku, maka tetap tidak boleh mengadakan perkumpulan pada waktu seperti itu hingga muncul dari orang yang makshum (rasul) nash yang memperbolehkannya, maka bagaimana semua ini menjadi baku?

Malam Isra sekalipun agung bagi Nabi kita, Muhammad SAW maka malam Al-Qadar lebih agung bagi kaum muslimin. Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

“Malam Isra’ lebih utama bagi Nabi SAW dan lailatul qadri lebih utama bagi umat. Apa yang menjadi hak khusus bagi NabiSAW dengan kejadian Mi’raj di malam itu lebih sempurna daripada apa yang menjadi hak beliau pada malam-malam Al-Qadar. Bagian yang menjadi hak umat pada lailatul qadri lebih sempurna daripada bagian yang menjadi hak mereka pada malam Mi’raj.

Sekalipun pada malam itu bagi mereka bagian yang sangat agung. Akan tetapi keutamaan, kemuliaan dan derajat yang tinggi di malam itu diperoleh orang yang diisrakan pada malam itu, Nabi SAW.” Dengan demikian, tidak disyariatkan diadakan kumpul-kumpul pada malam Isra dan Mi’raj, melakukan kegiatan itu adalah suatu perkara baru dalam agama.

Wallahu a’lam. Semoga sholawat, salam dan berkah senantiasa dicurahkan kepada nabi kita, Muhammad, kepada segenap keluarga dan para sahabatnya dengan diiringi salam. Dan segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Raih Pribadi Rajabi untuk Menjadi Ramadhani


Jakarta

Pelaksanaan Salat Jumat kali ini, 10 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 10 Rajab 1446 Hijriah. Rajab adalah bulan ke-7 dalam kalender Hijriah. Rajab termasuk bulan haram, bersama Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharram.

Dikutip dari buku Penunjuk Khutbah Juma’t 1444 H (Seri 132), berikut adalah teks khutbah Jumat yang mengangkat tema Raih Pribadi Rajabi untuk Menjadi Ramadhani, yang ditulis oleh KH. Dr.Surahman Hidayat, MA.

Khutbah Jumat Bulan Rajab

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.


الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى حَبِيبِنَا وَحَبِيبِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، إِمَامِ الْمُتَّقِينَ وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَحْبَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

KHUTBAH I

Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia.

Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.

Perjalanan waktu mengantarkan kita kepada bulan Rajab, salah satu bulan yang mulia. Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Sebagai salah satu dari asyhurul hurum sudah selayaknya umat Islam memuliakan dan menghormati keagungan bulan Rajab ini.

Ia disebut dengan bulan Rajab karena pada masa lalu bangsa Arab yarjibuuna, yakni melepaskan mata pisau dari tombaknya sebagai sebuah simbol pengharaman perang. Rajab juga terambil dari kata tarjib (ترجيب) yang bermakna pengagungan.

Dalam Islam, bulan Rajab memiliki banyak kemuliaan. Di antara kemuliaan yang terdapat pada bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan oleh Allah dalam Alquran,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu.” (QS At-Taubah: 36)

Terkait dengan empat bulan haram tersebut, Nabi SAW menjelaskan,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Zaman berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagai salah satu bulan haram, pada bulan Rajab ini siapapun dilarang untuk melakukan perbuatan haram seperti peperangan, pembunuhan, kejahatan, dan semua dosa. Sebaliknya, sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai ketaatan. Di antaranya dengan memperbanyak puasa. Sufyan ats-Tsauri berkata, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”

Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj. Tepatnya pada malam 27 dari bulan Rajab. Pada saat itulah Nabi SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu ke Sidratul Muntaha. Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِى بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra: 1).

Peristiwa Isra dan Mi’raj berisi ibrah yang menguatkan iman akan kekuasaan Allah SWT serta berbuah hadiah Rabbani berupa shalat lima waktu yang menjadi sarana komunikasi dan penghubung antara hamba dengan Tuhan.

Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan tobat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Hal itu dapat dipahami dari firman Allah dalam surat at-Taubah di atas yang berbunyi, “Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu.” Menurut Dr Ali al-Asyi, ini adalah seruan secara tidak langsung untuk memperbaharui tobat.

وقال ذو النون المصري – رحمه الله – : رجب للترك الآفات، وشعبان لاستعمال الطاعات، ورمضان لانتظار الكرامات. فمن لم يترك الآفات، ولم يستعمل الطاعات، ولم ينتظر الكرامات، فهو من أهل الترهات

Dzun Nun al-Mishri rahimahullah berkata, “Rajab adalah bulan meninggalkan dosa, Sya’ban bulan melaksanakan berbagai ketaatan, Ramadhan adalah bulan penantian berbagai karomah. Siapa yang tidak meninggalkan dosa, tidak menunaikan ketaatan, dan tidak menantikan karomah, maka ia termasuk kalangan yang alpa (tidak berguna).”

Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan persiapan menuju Ramadhan. Pasalnya, saat bulan Rajab tiba berarti Ramadhan semakin dekat. Jarak antara Ramadhan hanya dipisahkan oleh satu bulan saja, yaitu bulan Sya’ban. Maka sudah selayaknya bulan Rajab dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri secara maksimal menuju Ramadhan. Itulah yang dilakukan oleh salafunas saleh.

Abu Bakar al-Warraq al-Balkhi berkata:

شهر رجب شهر للزرع، وشعبان شهر لسقي الزرع، ورمضان شهر حصاد الزرع.

Artinya:

Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Serta bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman tersebut.

Setiap orang akan memanen apa yang ia tanam sebelumnya serta mendapatkan hasil usahanya. Maka, siapa yang tidak mau menanam, pada masa panen ia akan kecewa dan menyesal sebab tidak ada yang dihasilkan.

Demikian sejumlah keutamaan dan kemuliaan bulan Rajab. Ia sarana persiapan menuju Ramadhan. Siapa yang menjadi pribadi rajabi dengan memuliakan bulan Rajab ini lewat berbagai amal taat dan tobat, hal itu akan mengantarnya menuju pribadi Ramadhani. Yaitu pribadi yang pada bulan Ramadhan dapat memanen berbagai amal saleh dan kebaikan. Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ تِلَاوَتِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِينٍ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

KHUTBAH II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَىٰ، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَىٰ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَآءِ، أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَىٰ اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَىٰ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ.
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَسَائِرَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً.

اللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Rajab dan Keutamaannya


Jakarta

Bulan Rajab menjadi salah satu ajang mencari kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu, berpuasa sunnah di bulan Rajab.

Hal itu juga dikuatkan oleh kebiasaan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada Rajab. Berikut bunyi haditsnya,

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا عِيسَى، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ، – يَعْنِي ابْنَ حَكِيمٍ – قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صِيَامِ رَجَبَ، فَقَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ


Artinya: Dinarasikan ‘Uthman bin Hakim, “Saya bertanya apda Sa’id bin Jubair tentang puasa selama Rajab. Dia mengatakan: ‘Ibnu ‘Abbas berkata Rasulullah SAW biasa berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berhenti, dan dia tidak berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berpuasa.” (HR Abu Daud)

Bulan Rajab adalah salah satu bulan suci urutan ke-7 dalam kalender Islam. Bulan Rajab termasuk bulan yang mulia. Selain terdapat peristiwa Isra Mi’raj di bulan Rajab, perintah salat juga diwajibkan pada bulan ini. Rasulullah SAW bersabda,

“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku.”

Dilansir Abdullah bin Abdul Aziz At-Tuwaijiry dalam buku Ritual Bid’ah dalam Setahun, tidak ada pengamalan puasa Rajab yang secara khusus dianjurkan muslim. Sebaliknya, puasa Rajab yang dapat diamalkan muslim di antaranya puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis dan puasa Ayyamul Bidh. Adapun bacaan doa berbukanya dapat disimak pada ulasan berikut.

Doa Buka Puasa Rajab

Dikutip dari buku Magnet Rezeki Keluarga oleh Ustadz Arifin Ibnu Jumani, berikut bacaan doa berbuka puasa sunnah:

اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Allaahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu. Dzahabazh-zhama-u wab-tallatil ‘uruuqu watsabatal ajru insyaa-allaah.

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa haus dan telah basah urat-urat, serta telah ditetapkan pahala, insyaAllah.”

Setelah membaca doa berbuka puasa, dilanjutkan dengan membaca doa sebelum makan:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa adzaaban naar, bismillaah.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada apa yang telah Engkau karuniakan dan lindungilah kami dari siksa neraka. Dengan menyebut nama Allah.”

Doa tersebut penting dibaca oleh umat muslim agar Allah SWT memberikan karunia dan keberkahan-Nya kepada hamba-Nya. Bahkan, barang siapa yang membaca doa sebelum makan, niscaya ia juga akan mendapatkan perlindungan Allah SWT dari siksa neraka yang pedih.

Rasulullah SAW dalam haditsnya memberi pedoman waktu untuk berbuka puasa dapat disesuaikan pada masing-masing wilayah. Beliau menyebutkan, waktu berbuka puasa pada saat memasuki waktu Magrib atau saat awal tenggelamnya matahari.

إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

Artinya: “Jika malam telah datang dari sini dan siang telah tertutup dari sini, serta matahari terbenam, itulah waktu berbuka bagi yang berpuasa.” (HR Bukhari)

Keutamaan Puasa Rajab

Merujuk pada buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah oleh Amirulloh Syarbini & Sumantri Jamhari, salah satu cara menunjukkan cinta seorang hamba kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW pada bulan Rajab adalah dengan melaksanakan puasa sunah. Sebab, puasa sunah di bulan Rajab memiliki keutamaan yang sangat istimewa.

Rasulullah SAW menyatakan orang yang melaksanakan puasa pada bulan Rajab akan mendapatkan manisnya hidangan surga. Hal ini berdasarkan pada sebuah hadits,

“Sesungguhnya di surga ada suatu sungai yang bernama Rajab. Warnanya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis daripada manu. Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa di Bulan Rajab, Ini Waktu Mustajab dan Keutamaannya


Jakarta

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia yang penuh keberkahan. Selain sebagai salah satu bulan yang dianjurkan untuk berpuasa, bulan ini juga menjadi waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon ampunan Allah SWT.

Dalam Islam, terdapat berbagai waktu terbaik yang diyakini sebagai waktu mustajab, di mana doa-doa akan lebih cepat dikabulkan, dan salah satu waktu tersebut adalah di bulan Rajab. Namun, kapan waktu mustajab untuk berdoa di bulan Rajab? Berikut penjelasannya.

Kapan Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Rajab?

Dalam buku Doa-doa Khusus Wanita yang disusun oleh Amirulloh Syarbini dijelaskan bahwa, waktu mustajab untuk berdoa di bulan Rajab adalah pada malam pertama bulan Rajab. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,


“Ada lima malam di mana doa tidak akan tertolak, yaitu malam pertama bulan Rajab, pertengahan bulan Sya’ban, malam Jumat, malam Idul fitri, dan malam Idul adha.” (HR. Ibnu Dailani)

Doa Bulan Rajab

Dalam buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa yang disusun oleh Nurhasanah Naminoleh, terdapat sebuah riwayat dari Anas bin Malik RA, dia berkata bahwa Nabi SAW jika memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

Berikut bacaan lengkap doa di bulan Rajab yang dikutip dari buku Memburu Syurga di Bulan Istimewa yang ditulis oleh Miftah Fauzi.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلَّغْنَا رَمَضَانَ

Arab Latin: Allahumma bârik lanâ fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhānā

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami pada Rajab dan Sya’ban. Sampaikan kami dengan Ramadan.”

Keutamaan Bulan Rajab

Selain dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa, bulan Rajab juga memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan sebagai salah satu bulan yang mulia. Berikut adalah beberapa keutamaan bulan Rajab yang dikutip dari buku Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun yang disusun oleh Muhammad Khatib.

1. Salah Satu Bulan yang Dihormati

Dalam setahun, terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, dan salah satunya adalah bulan Rajab.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumadil Tsani Tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim.)

2. Keutamaan Berpuasa di Bulan Rajab

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa amal yang dilakukan di bulan ini akan mendapat ganjaran yang sangat besar, seperti berpuasa.

Imam Thabarani meriwayatkan dari Sa’id bin Rasyid, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari, maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari, maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari, maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.”

3. Rajab Merupakan Nama Sungai di Surga

Di surga, terdapat sungai yang diyakini memiliki rasa yang manis, suasana yang sejuk, dan aroma yang harum. Menurut Malaikat Jibril, sungai tersebut adalah sungai Rajab.

Rasulullah SAW bersabda,

“Pada malam mi’raj, aku melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril AS, ‘Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini?’ Jibril berkata: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini.”

4. Rajab Bulannya Allah SWT

Di antara berbagai bulan yang mulia, Rajab adalah bulan yang khusus milik Allah SWT. Abul Fath meriwayatkan dari al-Hasan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Rajab itu bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku.”

Demikian waktu mustajab untuk berdoa di bulan Rajab. Setelah mengetahui waktu terbaik ini, jangan lewatkan untuk berdoa ya.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Bulan Rajab, Keberkahan Syaban dan Dipertemukan Ramadan


Jakarta

Doa bulan Rajab menjadi amalan yang sayang untuk dilewatkan. Sebab, Rajab tergolong sebagai bulan yang mulia seperti disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya.

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Banyak keutamaan yang terkandung dalam bulan Rajab, salah satunya momen mustajab untuk berdoa. Berikut bacaan doa Rajab yang bisa diamalkan muslim.


Doa Bulan Rajab agar Diberkahi dan Bertemu Ramadan

Dinukil dari buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa karya Nurhasanah Naminoleh, doa bulan Rajab ini berisi permohonan agar mendapat keberkahan pada Rajab dan Sya’ban serta dipertemukan dengan Ramadan. Doa berasal dari hadits dari Anas bin Malik RA, Nabi SAW bersabda:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab latin: Allahumma barik lana fi rajaba wasya’bana waballighna ramadhana.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Waktu Terbaik Membaca Doa Bulan Rajab

Amirulloh Syarbini melalui karyanya dengan judul Doa-doa Khusus Wanita menyebut bahwa malam pertama Rajab menjadi momen yang mustajab untuk membaca doa bulan Rajab. Ini mengacu pada hadits yang diriwayatkan oleh Dailami, Nabi SAW bersabda:

“Ada lima malam yang tidak akan ditolak berdoa (pada malam-malam tersebut) yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat dan dua malam Lebaran (malam Idul Fitri dan Idul Adha).” (HR Dailami)

Keistimewaan Bulan Rajab

Mengutip buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun susunan Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut beberapa keistimewaan bulan Rajab.

1. Bulannya Allah SWT

Bulan Rajab merupakan bulannya Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Rajab adalah Syahrullah (bulan Allah), Sya’ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku.” (HR Dailamy)

2. Anjuran Perbanyak Ibadah pada Rajab

Selain bulannya Allah SWT, ketika Rajab muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadahnya. Tidak hanya berdoa, melainkan juga zikir dan puasa.

Terlebih, puasa pada bulan Rajab memiliki keutamaan yang luar biasa. Nabi SAW bersabda,

“Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama 3 tahun, di hari kedua menjadi kafarat selama 2 tahun, di hari ketiga menjadi kafarat selama 1 tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama 1 bulan.” (HR Abu Muhammad al-Khalali)

3. Bulan yang Dimuliakan

Sebagai bulan Haram, Rajab merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT seperti firman-Nya pada surah At Taubah ayat 36,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Simak juga Video ‘Lezat dan Nikmatnya Sholat’:

[Gambas:Video 20detik]

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Amalan agar Tidak Disentuh Api Neraka


Jakarta

Bulan Rajab akan tiba pada tanggal 1 Januari 2025 bersamaan dengan pergantian tahun baru Masehi. Sebagai salah satu dari empat bulan Haram yang dimuliakan dalam Islam, bulan Rajab merupakan waktu yang istimewa untuk memperbanyak ibadah dan amalan sunnah.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang dipercaya dapat melindungi dari api neraka. Berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali beserta dzikir dan doa lainnya yang dianjurkan dibaca di bulan Rajab.

Bacaan Dzikir Bulan Rajab 70 Kali

Mengutip buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan yang disusun oleh Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa yang beristighfar kepada Allah SWT dengan membaca dzikir bulan rajab 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab, maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia akan meninggal dalam keadaan diridai Allah SWT dan tidak akan tersentuh api neraka.


Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaib(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut adalah bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali sesuai hadits Rasulullah SAW tersebut:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli wa tub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

Bacaan ini dianjurkan untuk diulang sebanyak 70 kali pada siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab. Dalam membaca dzikir ini, umat Islam dianjurkan mengangkat tangan sebagai simbol kesungguhan dalam memohon ampunan dan keridaan Allah SWT.

Amalan ini memberikan manfaat besar bagi siapa saja yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan. Tidak hanya mendatangkan ridha Allah SWT, dzikir ini juga menjadi sarana perlindungan dari api neraka.

Dzikir dan Doa Memasuki Bulan Rajab

Menurut riwayat yang dikutip oleh Abu al-Hasan bin Muhammad Hasan al-Khalal dari Anas bin Malik yang terdapat pada buku Hikmah Bulan Rajab dan Sya’ban tulisan Dimitri Mahayana, Rasulullah SAW ditanyakan kenapa dinamakan bulan Rajab, lalu beliau menjelaskan bahwa bulan Rajab dinamakan demikian karena mengandung banyak kebaikan yang menjadi persiapan menuju bulan Sya’ban dan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, “Karena di dalamnya banyak kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan.”

Selain itu, dalam kitab Mafâtih al-Jinân, disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat hilal sebagai penanda masuknya bulan Rajab, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Arab latin: Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana wa ballighnaa syahra ramadhaana wa a’innaa ‘alas-shiyaami wal-qiyaami wa hifdzhil-lisaani wa ghadhlil-bashari wa laa taj’al hazzanaa minhu al-juu’a wal-‘athasya.

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus.”

Dzikir dan doa seperti ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya.

Keutamaan Membaca Dzikir Bulan Rajab

Ibadah yang dilakukan di bulan Rajab sangat dianjurkan karena pahala kebaikan yang dilipatgandakan, seperti membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang berisi istighfar sebagai bentuk permohonan ampun dan taubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Dzikir ini bukan hanya dzikir yang dibaca pada hari biasa, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendatangkan ridha-Nya dan memanfaatkan bulan penuh keberkahan ini.

Menurut buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah, Rasulullah SAW sendiri menyebutkan keutamaan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Umamah, Rasulullah SAW bersabda:

خَمْسُ لَيَالِ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنَ الشَّعْبَانِ، وَلَيْلَةُ الْجُمْعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَهُ النَّحْرِ.

Artinya: “Ada Lima malam, doa-doa di situ tidak ditolak: malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul fitri, malam Idul Adha”.

Hal ini menjadikan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang sangat dianjurkan untuk berdzikir dan memohon kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak dzikir bulan Rajab 70 kali, kita dapat memanfaatkan bulan mulia ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki kualitas ibadah kita.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sholawat Rajab beserta Dzikirnya Lengkap Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Sholawat Rajab dan dzikir bulan Rajab merupakan amalan yang dapat ditunaikan di bulan Rajab, selain berpuasa dan sholat sunnah.

Menurut kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 Hijriah dimulai pada hari Rabu, 1 Januari 2025, dan berakhir pada Kamis, 30 Januari 2025.

Di bulan yang mulia ini, muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya adalah dengan membaca sholawat Rajab dan berdzikir.


Bacaan sholawat Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahan

Dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun susunan Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut adalah bacaan sholawat Rajab yang bisa diamalkan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab Latin: Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana, wa ballighnaa ramadhaana

Artinya: “Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan.”

Selain itu, ada juga sholawat yang bisa dibaca setelah salam terakhir pada sholat sunnah malam Jumat pertama bulan Rajab. Sholawat ini dibaca sebanyak 70 kali.

Berikut bacaan sholawatnya:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ الْأُتِيَ وَعَلَى أَلِهِ وَسَلَّمَ

Arab Latin: Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihiwasallam.

Artinya: “Ya Allah, semoga rahmat atas nabi Muhammad, nabi yang ummi, serta atas semua keluarga.”

Dzikir Bulan Rajab

Selain sholawat Rajab, ada juga dzikir khusus yang dapat diamalkan selama bulan Rajab, yang dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan 10 hari pertama, kedua, dan ketiga. Berikut bacaannya yang dikutip dari sumber sebelumnya.

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini dapat dibaca sebanyak 100 kali.

2. Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Setelah membacanya 100 kali, lanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 11 kali.

Demikian bacaan sholawat Rajab dan dzikirnya yang dapat diamalkan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Rajab: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Doa buka puasa Rajab adalah doa yang dapat dibaca oleh umat Islam setelah menyelesaikan puasa satu hari penuh di bulan Rajab. Puasa merupakan salah satu amal yang dianjurkan di bulan Rajab, sebagai bagian dari bulan-bulan Haram yang penuh keberkahan.

Berdasarkan buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini, puasa di bulan-bulan haram, termasuk bulan Rajab dianjurkan oleh Rasulullah SAW bagi mereka yang ingin dan mampu melakukannya.

Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang lelaki dari suku Bahilah yang memintanya agar diizinkan untuk berpuasa sepanjang tahun, kemudian beliau bersabda,


صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَصَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

“Maka puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Rasulullah mengatakan tiga kali dengan (menggerakkan) tangannya, mengepalkan lalu merentangkannya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan An- Nasa’i)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa perkataan Rasulullah SAW tersebut merupakan anjuran untuk berpuasa di bulan Haram, dan juga untuk tidak memaksakan diri berpuasa di luar bulan-bulan tersebut.

Ini dimaksudkan agar seorang muslim tidak melemahkan fisiknya dengan berpuasa di luar bulan-bulan Haram, dan bagi mereka yang sanggup, berpuasa di bulan-bulan Haram seperti bulan Rajab merupakan suatu keutamaan. Lalu, bagaimana bacaan doa buka puasa Rajab?

Bacaan Doa Buka Puasa Rajab

Untuk mengamalkan doa buka puasa Rajab, umat Islam dapat mengamalkan beberapa doa buka puasa Ramadhan yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Doa-doa ini dikutip dari kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi yang diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar.

Dalam kitab Sunan Abu Daud dan kitab Sunan Nasai, Ibnu Umar RA menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Arab Latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah.

Artinya: “Dahaga telah lenyap dan tenggorokan telah basah serta pahala telah tetap bila Allah SWT menghendaki.”

Dalam kitab Sunan Abu Daud, diriwayatkan sebuah hadits dari Mu’adz ibnu Zahrah yang menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Arab Latin: Allahumma laka shumtu wa’alaa rizqika afthartu.

Artinya: “Ya Allah, karena Engkaulah aku puasa, dan berkat rezeki-Mu-lah aku berbuka.”

Dalam kitab Ibnu Sinni, diriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas RA yang menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab Latin: Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rizqika aftharnaa fataqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.

Artinya: “Ya Allah, karena Engkaulah kami puasa, dan atas rezeki-Mu-lah kami berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Doa-doa berbuka puasa ini dapat diamalkan oleh seorang muslim sebagai doa buka puasa Rajab.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Bulan Rajab setelah Sholat Subuh Dibaca 70 Kali


Jakarta

Rajab kerap disebut bulan beramal karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah membaca dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh.

Dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh umumnya dibaca 70 kali. Penentuan angka ini mengacu pada hadits yang menyebut Rasulullah SAW beristighfar sehari 70 kali.

Imam an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memaparkan hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, dia berkata,


سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «وَاللَّهِ، إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمَ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Artinya: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah! Sesungguhnya aku mohon ampun dan bertobat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam satu hari.” (HR Bukhari)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Doa bab Istighfar Nabi SAW Sehari Semalam. Menurut mutiara hadits yang terdapat dalam Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan Misbah, hadits tersebut bermakna anjuran untuk memperbanyak istighfar demi meneladani Rasulullah SAW.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW beristighfar 100 kali. Sebagaimana sabda beliau yang dinukil Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Jami’us Sirah dan diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhammad Muchson Anasy, “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah Tuhan kalian! Sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali dalam sehari.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Disebutkan dalam Tazkirah (Risalah Amalan Bulan Rajab) repositori International Islamic University Malaysia (IIUM), berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali setelah sholat Subuh atau pagi hari.

Dzikir Bulan Rajab 70 Kali setelah Sholat Subuh

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ

Allahummaghfirlii warhamnii watub ‘alayya

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku.”

Selain setelah sholat Subuh, dzikir bulan Rajab tersebut juga dianjurkan dibaca saat petang sebanyak 70 kali.

Bacaan dzikir serupa juga terdapat dalam hadits Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW membaca dzikir ini sebanyak 100 kali.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Menurut Imam at-Tirmidzi hadits tersebut hasan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Bulan Rajab yang Bisa Diamalkan Muslim agar Meraih Keutamaan


Jakarta

Doa di bulan Rajab dapat diamalkan muslim agar mendapat kemuliaan. Sebagaimana diketahui, Rajab merupakan salah satu bulan haram yang diistimewakan dalam Islam.

Kedudukan bulan haram ini dijelaskan melalui surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Para mufassir menjelaskan empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut dengan sabda Rasulullah SAW,

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mengutip buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT tulisan Alexander Zulkarnaen, bulan Haram adalah waktu yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan lebih banyak dari biasanya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan mengerjakan banyak amalan, termasuk berdoa.

Berikut beberapa doa di bulan Rajab yang bisa dibaca muslim agar meraih keutamaan.

4 Doa Bulan Rajab yang Bisa Diamalkan Muslim

1. Doa Bulan Rajab agar Mendapat Keberkahan

Doa bulan Rajab berikut berisi permohonan agar mendapat keberkahan pada Rajab dan Sya’ban serta dipertemukan dengan Ramadan. Diterangkan dalam buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa oleh Nurhasanah Naminoleh, doa ini merupakan hadits dari Anas bin Malik RA. Nabi SAW bersabda:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab latin: Allahumma barik lana fi rajaba wasya’bana waballighna ramadhana.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

2. Istighfar Bulan Rajab

Istighfar singkat berikut bisa diamalkan sebanyak 70 kali. Berikut bacaannya yang dikutip dari buku 71 Doa Harian Disertai Doa-doa Ibadah Lengkap tulisan KH M Yusuf Chudlori,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Allahumaghfır lî warhamnî wa tub ‘alayya.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku dan terimalah tobatku.”

3. Sayyidul Istighfar Bulan Rajab

Selain membaca doa memohon berkah, muslim juga bisa memperbanyak istighfar pada bulan Rajab. Menurut buku Dahsyatnya Keajaiban Istighfar bagi Orang-orang Sibuk karya Khairi Syekh Maulana Arabi, berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya:”Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari)

4. Tasbih Bulan Rajab

Masih dari sumber yang sama, ada juga bacaan tasbih yang bisa diamalkan sebagai doa bulan Rajab. Tasbih dibaca 100 kali setiap hari pada malam 11-20 Rajab,

سُبْحَانَ اللَّهِ الْأَحَدِ الصَّمَدِ

Arab latin: Subhanallâhil-ahadish-shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Esa dan Tempat meminta.”

Selain itu, pada malam 21-30 Rajab muslim bisa mengamalkan bacaan berikut sebanyak 100 kali,

سُبْحَانَ اللَّهِ الرَّؤُوْفِ

Arab latin: Subhanallahir-ra’ûf.

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Belas Kasih.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com