Tag Archives: bumi

Bumi Berputar Lebih Cepat Hari Ini, Al-Qur’an Ungkap Kuasa Allah


Jakarta

Hari ini, Selasa, 5 Agustus 2025, akan menjadi hari terpendek yang pernah tercatat. Sebuah fenomena misterius membuat Bumi berputar lebih cepat dari biasanya.

Dilansir Space, Selasa (5/8/2025), catatan di Time and Date menunjukkan waktu hari ini lebih cepat 1,25 milidetik di bawah batas 86.400 detik (24 jam). Hal ini tidak akan terasa, tapi telah membuat bingung para ilmuwan.


Percepatan durasi rotasi Bumi telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pemanasan global diduga menyumbang pengaruh, tetapi para ilmuwan menyebut akar penyebabnya kemungkinan besar karena rotasi inti cair Bumi yang lebih lambat.

Rotasi Bumi Dijelaskan dalam Al-Qur’an

Sejumlah ayat Al-Qur’an mengungkap fenomena di alam semesta, termasuk rotasi Bumi. Meski tak dijelaskan secara eksplisit, para mufassir menemukan ayat yang mengisyaratkan pergerakan Bumi.

Disebutkan dalam Mausu’ah al-Ijaz al-Qur’ani (edisi Indonesia berjudul Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an) karya Dr. Nadiah Thayyarah, salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan rotasi Bumi adalah surah An-Naml ayat 88. Allah SWT berfirman,

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ ٨٨

Wa taral-jibāla taḥsabuhā jāmidataw wa hiya tamurru marras saḥāb(i), ṣun’allāhil-lażī atqana kulla syai'(in), innahū khabīrum bimā taf’alūn(a).

Artinya: “Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Demikianlah) penciptaan Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Penulis Mausu’ah al-Ijaz al-Qur’ani mengatakan firman Allah SWT tersebut menyebut terang-terangan bahwa gunung-gunung bergerak cukup cepat seperti halnya awan, meski tak bisa dilihat manusia. Bumi, termasuk penghuninya, juga berotasi dengan kecepatan yang sama.

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama, ayat tersebut dijadikan dalil bahwa bumi berputar seperti planet-planet lain pada garis edar yang telah ditentukan. Hanya saja, manusia tidak merasakannya.

Mukjizat Al-Qur’an tentang pergerakan Bumi disebutkan dalam firman, “padahal ia berjalan seperti jalannya awan.” Kebenaran kuasa Allah SWT ini baru dibuktikan sains modern pada abad ke-17.

Rotasi Bumi menyebabkan adanya pergantian siang dan malam. Hal ini juga diungkap dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 33,

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ٣٣

Wa huwal-lażī khalaqal-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamar(a), kullun fī falakiy yasbaḥūn(a).

Artinya: “Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Rasulullah tentang 7 Lapis Bumi Dibuktikan Melalui Sains



Jakarta

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang menjelaskan bahwa Bumi terdiri dari tujuh lapisan. Ternyata hadits ini dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Apa sebenarnya makna hadits ini?

Bumi merupakan salah satu planet dari bagian dari tata surya yang berada dalam bagian dari galaksi Bima Sakti. Bumi juga merupakan planet terestrial, yaitu planet yang memiliki jarak terdekat dengan matahari, seperti planet Merkurius, Venus, dan Mars.

Jika dilihat dari struktur lapisannya, Bumi termasuk planet karang yang terdiri dari bebatuan. Bumi memiliki struktur berlapis-lapis sampai pada inti bumi (core). Struktur lapisan bumi ini, terdiri atas berbagai bentuk yang secara umum berupa lautan dan daratan.


Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadits tentang lapisan Bumi.

Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya pada hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.” (HR. Muslim).

Dalam hadits lain yang senada, Abu Salamah bin Abdurrahman Ra. mengisahkan bahwa ia pernah terlibat sengketa tanah dengan seseorang. Lalu, ia menemui Aisyah Ra., dan menceritakan permasalahan yang terjadi.

Aisyah Ra. pun berkata, “Wahai Abu Salamah, jauhilah permasalahan tanah, karena Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain) meski hanya sebatas satu jengkal, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari)

Penegasan terkait tujuh lapisan Bumi juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Talaq ayat 12

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا

Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Tafsir Hadits tentang 7 Lapisan Bumi

Mengutip buku Hadits-Hadits Sains oleh Abdul Syukur al-Azizi dijelaskan bahwa ajaran Islam melarang keras umatnya berbuat zalim (aniaya) terhadap dirinya maupun orang lain. Seseorang yang meninggalkan perintah Allah dan rasul-Nya, serta melanggar larangan-larangan agama adalah orang yang berbuat aniaya.

Allah SWT tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-Nya, namun hamba itu sendiri yang berbuat zalim terhadap dirinya. Sehingga, kezaliman yang mereka perbuat itu akan menyebabkan kehidupan yang tidak harmonis.

Salah satu bentuk kezaliman seseorang kepada orang lain ialah mencuri atau menyerobot tanah yang menjadi hak orang lain.

Hadits tersebut secara umum melarang segala bentuk kezaliman, dan lebih spesifiknya ialah tindakan menyerobot tanah milik orang lain. Dosa besar akan menjadi ganjaran bagi orang yang zalim.

Tujuh Lapis Bumi dalam Pandangan Sains

Beberapa penelitian terbaru dari para ahli geologi mengungkapkan bahwa Bumi memiliki tujuh lapisan sebagaimana langit. Fakta ini telah diungkap Rasulullah SAW ratusan bahkan ribuan tahun sebelum adanya teknologi canggih.

Para ilmuwan menemukan fakta bahwa bumi berbentuk bulat telur, kemudian mereka menduga bahwa inti bola bumi mempunyai nucleus dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis jika dibandingkan dengan ukuran bumi.

Di antara dua lapisan ini, terdapat lapisan ketiga yang biasa disebut dengan “mantel”. Akan tetapi, teori bahwa bumi terdiri atas tiga lapisan (inti bumi, mantel bumi, dan kerak bumi), tidak bertahan lama karena munculnya temuan-temuan terbaru dalam sistem geologi yang memberi bukti lain.

Pengukuran dan percobaan terbaru yang dilakukan oleh para ahli geologi tersebut menunjukkan bahwa lapisan berisi nucleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, hingga mencapai 3.000.000 kali tekanan terhadap permukaan bumi atau tiga juta kali lebih dari permukaan bumi.

Tekanan tersebut memunculkan satuan (zat) yang berubah menjadi penopang, yang berarti bahwa jantung bumi sangatlah keras. Sementara itu, di sekelilingnya terdapat perairan dengan suhu yang sangat tinggi. Jadi, perut bumi terdiri atas dua tingkatan, bukan satu tingkatan seperti yang diyakini sebelumnya. Penelitian ini pernah dilakukan oleh U. S. Geological Survey.

Dari beberapa fakta yang ditemukan tersebut, para ilmuwan kemudian mengklasifikasikan bumi menjadi tujuh lapisan. Dari tujuh lapis bumi tersebut, terdapat kulit yang tipis, kemudian dikelilingi oleh empat lapisan yang bertingkat seperti jaring. Lalu, terbentuklah semuanya menjadi tujuh lapis bumi. Tujuh lapisan ini, memiliki perbedaan yang sangat jauh antara masing-masing tingkatan, baik dari segi susunan, ketebalan, suhu yang terdapat di sana, maupun satuan (zat) yang ada.

Wallahu a’lam.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Adam yang Wafat & Dikafani Kain dari Surga



Jakarta

Ketika Nabi Adam AS yang merupakan manusia pertama ciptaan Allah SWT menemui ajalnya, beliau memperoleh perlakuan khusus dari para malaikat.

Ibnu Katsir dalam bukunya Qashash Al-Anbiya, mengemukakan bahwa Adam AS wafat pada hari Jumat. Di mana kemudian malaikat menemui beliau sambil membawa balsam (wewangian) dan kain kafan dari Allah SWT yang berasal dari surga.

Jumat adalah hari Adam AS menjemput ajal juga diketahui melalui sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Lubabah Al-Badri. Beliau SAW menuturkan: “Penghulu hari (Sayyidul Ayyam) adalah hari Jumat, dan ia adalah seagung-agungnya hari bagi Allah SWT, bahkan lebih agung bagi Allah daripada hari raya Fitri dan Adha.


Dan pada hari Jumat itu terdapat lima kejadian, yaitu; Allah menciptakan Adam AS, Allah menurunkan Adam ke dunia, Allah mewafatkan Adam, hari Jumat adalah saat yang tidaklah seseorang memohon kepada Allah melainkan pasti dikabulkan selama ia tidak meminta barang yang haram, dan pada hari itu akan terjadi kiamat. Tidak ada malaikat yang dekat kepada Allah, langit, bumi, angin, gunung-gunung, lautan melainkan semuanya mencintai hari Jumat.” (HR Ahmad & Ibnu Majah)

Kisah Wafatnya Nabi Adam AS

Masih dari Qashash Al-Anbiya, Ubay bin Ka’ab meriwayatkan hadits mengenai kisah wafatnya Adam AS. Ia berkata:

“Sesungguhnya ketika menjelang wafatnya, Adam AS berkata kepada anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku, aku menginginkan buah-buahan dari surga.’

Ka’ab melanjutkan, “Kemudian anak-anak Adam AS pun segera mencari buah-buahan itu untuk ayah mereka. Mereka lalu ditemui oleh para malaikat yang membawa balsam dan kain kafan. Sementara itu, anak-anak Adam AS membawa kapak, pedang, dan golok.

Para malaikat berkata kepada mereka, ‘Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian inginkan dan apa yang kalian cari?’ Mereka menjawab: ‘Ayah kami sedang sakit dan beliau menginginkan buah-buahan dari surga.’

Para malaikat kembali berujar, ‘Kalian pulang lagi saja. Sesungguhnya, ayah kalian telah mendapatkannya.’

Setelahnya, para malaikat datang menemui Adam AS. Saat Hawa (istri Nabi Adam) melihat kedatangan mereka, ia mengetahui bahwa mereka adalah para malaikat. Hawa segera berlindung mendekati Adam AS.

Lalu Adam AS menuturkan, ‘Menjauhlah dariku, sesungguhnya aku datang sebelum kamu. Oleh sebab itu, menjauhlah dari hadapanku dan dari hadapan para malaikat Tuhanku.’

Tak lama, malaikat mencabut nyawa Adam AS. Kemudian memandikan, mengafani, dan mengolesi tubuhnya dengan wewangian. Selanjutnya, mereka mengubur jenazah beliau ke dalam liang kubur yang telah dipersiapkan.

Setelah itu, para malaikat berkata: ‘Wahai anak-anak Adam, inilah tata cara (mengurus jenazah) bagi kalian’.” (HR Ahmad dalam kitab Musnad-nya) Ibnu Katsir menyatakan hadits ini bersanad shahih.

Ibnu Abbas mengutip sumber yang sama, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Para malaikat bertakbir empat kali (saat mensholati jenazah) Adam AS. Abu Bakar bertakbir empat kali (saat mensholati jenazah) Fathimah. Umar bertakbir empat kali (saat mensholati jenazah) Abu Bakar, dan Shuhaib bertakbir empat kali (saat mensholati jenazah) Umar.” (Disebutkan As-Suyuthi dalam kitab Al-Fathul Kabir, 2/316)

Tempat Nabi Adam AS Dimakamkan

Dalam Qashash Al-Anbiya dijelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai lokasi makam Adam AS. Menurut pendapat yang masyhur, jenazah beliau dikebumikan di pegunungan yang juga menjadi tempat beliau diturunkan (dari surga), yaitu di Hindi.

Ada juga yang mengatakan jenazah Adam AS dikubur di Jabal Abu Qubais, sebuah gunung di kawasan Makkah.

Dikatakan dalam sumber lain, sebelum badai topan dan banjir dahsyat di zaman Nabi Nuh AS, Nuh AS sempat memindahkan jasad Adam AS dan Hawa dalam sebuah peti. Kemudian, jenazah keduanya dimakamkan di Baitul Maqdis. Pandangan ini juga diceritakan oleh Ibnu Jarir.

Ibnu Asakir meriwayatkan pula dari sebagian perawi, ia berkata, “Kepala (jenazah) Adam AS berada di Masjid Ibrahim, sementara kedua kakinya berada di bebatuan di Baitul Maqdis. Adapun Hawa wafat setahun setelah kematian Adam AS.” Wallahu a’lam.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Tempat Diturunkannya Nabi Adam dan Hawa ke Bumi


Jakarta

Nabi Adam AS adalah nabi pertama sekaligus manusia pertama yang Allah SWT ciptakan di alam semesta ini, hingga akhirnya melalui tulang rusuk Adam, Allah SWT hadirkan Siti Hawa seorang wanita sebagai pasangannya.

Kisah mengenai nabi Adam AS diceritakan dalam Al-Qur’an yakni surah Al-Baqarah. Berikut penjelasan surah Al-Baqarah ayat 30:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠


Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dan surah Al-Baqarah ayat 31:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٣١

Artinya: “Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”

Nabi Adam AS dan Siti Hawa Memakan Buah Khuldi

Dari buku Kisah dan Mukjizat 25 Nabi dan Rasul karya Aifa Syah dikisahkan mengenai iblis yang dibantu oleh ular untuk masuk ke Surga, kemudian bertemu dengan nabi Adam AS dan Siti Hawa.

Iblis pun merayu mereka, “Mengapa kalian tidak memakan buah khuldi ini? Tahukah kalian buah ini bisa membuat kalian tetap tinggal di Surga.”

Nabi Adam AS dan Siti Hawa pada awalnya mampu menahan godaan tersebut, namun iblis terus saja merayu mereka, hingga keduanya tergoda untuk memakan buah tersebut. Padahal Allah SWT melarang keduanya untuk memakan buah khuldi.

Ketika nabi Adam AS dan Siti Hawa makan buah tersebut maka tampaklah aurat keduanya yang selama ini tidak terlihat, “Ya Allah kami telah melakukan dosa besar, ampuni kami ya Allah.” Ujar nabi Adam AS dan Siti Hawa.

Mereka berdua menyesal, namun Allah SWT tetap menurunkan nabi Adam AS dan Siti Hawa ke Bumi, keduanya tidak dapat lagi menikmati apapun yang ada di Surga, dan mereka mesti berusaha mencari makanan di Bumi.

Tempat Diturunkannya Adam dan Hawa

Dari buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul karya Ahmad Fatih, S.Pd. disebutkan tempat turunnya nabi Adam AS dan Siti Hawa ke Bumi.

Surah Al-Arah ayat 24:

قَالَ اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚوَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ ٢٤

Artinya: “Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang telah ditentukan.”

Nabi Adam AS dan Siti Hawa tidak diturunkan dalam satu tempat yang sama di Bumi. Nabi Adam diturunkan di Sri Lanka tepatnya di puncak bukit Sri Pada, sementara Siti Hawa diturunkan di daerah Arab.

Keduanya terpisah, hingga akhirnya dipertemukan kembali oleh Allah SWT di Jabal Rahmah. Mereka pun memulai kehidupan barunya di Bumi, banyak hal baru yang dipelajari oleh Nabi Adam AS.

Hikmah kisah Adam dan Hawa

· Manusia sebagai khalifah di Bumi harus senantiasa menjaga kelestarian alam, menghindari permusuhan

· Iblis akan selalu menentang perintah Allah SWT dan menyesatkan manusia

· Hindari sikap sombong, sebab Allah SWT telah mengutuk iblis karena kesombongannya

· Segera bertobat ketika melakukan kesalahan, seperti nabi Adam AS dan Siti Hawa yang memohon ampunan kepada Allah SWT saat memakan buah Khuldi.

Demikian penjelasan tempat diturunkannya Adam dan Hawa, mulai dari kisah keduanya memakan buah Khuldi, hingga hikmah yang bisa diambil. Semoga detikers bisa mengambil pelajaran dari cerita di atas.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com