Tag Archives: cerdas

Ciri-ciri Orang yang Cerdas Menurut Hadis Nabi


Jakarta

Rasulullah SAW pernah menyebutkan ciri-ciri orang yang cerdas dalam salah satu hadisnya. Apa saja?

Ciri-ciri orang yang cerdas menurut hadis nabi berkaitan dengan amal dan perbuatan semasa hidup di dunia. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Akhlaq Al-Islam menukil hadits yang menyebut tentang hal ini. Rasulullah SAW bersabda,

الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ


Artinya: “Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah.” (HR Ahmad)

Sesuai dengan hadits di atas, ciri-ciri orang yang cerdas menurut hadis nabi adalah orang yang selalu bermuhasabah diri dan menyiapkan amalan berpahala sebagai bekal menghadapi kematian.

Dikutip dari buku tersebut, Imam An-Nawawi menyebutkan, menurut Imam At-Tirmidzi dan ulama lainnya, makna dari “Al-kayyis” adalah “orang cerdas.” Sedangkan lafal “dana nafsahu” berarti “bermuhasabah atas dirinya.”

Bermuhasabah diri bisa dilakukan dengan cara selalu mencari kesalahan dalam diri sendiri dan bukan orang lain, sehingga ia bisa selalu menyadari kesalahan tersebut dan memperbaikinya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Syaibah, dari Umar RA, dia berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab! Timbanglah amal perbuatan kalian sebelum semua itu dihitung atas kalian.”

Dikatakan pula dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, Maimun bin Mahran pernah berkata, “Orang bertakwa lebih ketat menghisab dirinya daripada seorang penguasa yang lalim, atau dari seorang teman kongsi yang pelit.”

Muhasabah diri merupakan salah satu di antara pokok-pokok akhlak tarbiyah di dalam Islam. Hal ini sesuai dengan urgensi muhasabah diri dari ijma para ulama sufi, ahli akhlak, dan para murabbi.

Muhasabah diri memiliki banyak manfaat dan kebaikan. Manfaat muhasabah diri antara lain adalah selalu mendorong diri untuk berusaha memperbaiki kesalahan, menyempurnakan kekurangan, mencari kesempurnaan, serta akan menjauhkan kita dari sikap ujub, terperdaya oleh amalnya sendiri, dan mengejek orang lain.

Cara Muhasabah Diri

Selalu muhasabah diri karena selalu ingat mati dan agar menjadi orang yang jauh dari hawa nafsu merupakan salah satu ciri-ciri orang yang cerdas menurut hadis nabi.

Dengan ingat mati, kita akan selalu ingat pula dengan kehidupan yang terjadi setelah kematian. Akhirnya dirinya akan selalu bermuhasabah diri agar terhindar dari segala dosa dan pengaruh buruk hawa nafsu.

Agar bisa menjadi orang cerdas menurut hadis nabi, maka kita perlu muhasabah diri. Abu Abdullah bin Qayyim Al Jauziyyah menyebut beberapa cara untuk muhasabah diri, seperti dinukil Majdi Fathi Sayyid dalam buku Amal yang Dibenci dan yang dicintai Allah: Panduan untuk Muslimah oleh Majdi Fathi. Antara lain:

1. Muhasabah Terhadap Kewajiban

Cara muhasabah diri yang pertama adalah dengan melakukan introspeksi terhadap ibadah-ibadah wajib terlebih dahulu. Jika ada kekurangan maka harus segera diperbaiki dan dilengkapi.

2. Muhasabah Terhadap Kelalaian

Muhasabah diri terhadap kelalaian bisa dilakukan dengan cara berzikir dan memusatkan diri kepada Allah SWT. Lalu, mengingat-ingat apa saja yang sudah dilakukannya, terutama hal-hal yang tak disadari atau tidak sengaja. Lalu perbaiki ketidaksengajaan itu dengan taubat dan menumpuknya dengan perbuatan yang baik.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Sosok Asy Syifa binti Abdullah, Muslimah Cerdas yang Dihormati Rasulullah



Jakarta

Asy Syifa binti Abdullah adalah seorang wanita cerdas yang menjadi kebanggaan umat Islam. Bahkan Rasulullah SAW dan para sahabat sangat menghormatinya. Bagaimana kisahnya?

Asy Syifa adalah seorang wanita cerdas di kalangan umat Islam pada zaman Rasulullah SAW. Ia merupakan seorang ulama di antara ulama umat Islam. Pikiran serta jiwanya adalah lahan yang subur bagi ilmu dan iman.

Dikutip dari buku 100 Muslim Paling Berpengaruh dan Terhebat Sepanjang Sejarah karya Teguh Pramono, nama lengkap wanita cerdas ini adalah Asy Syifa binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab Al-Qurasyiyyah Al-Adaqiyah.


Diriwayatkan, Asy Syifa binti Abdullah mengakui keislamannya sebelum Rasulullah SAW hijrah. Sehingga, ia termasuk dalam wanita angkatan pertama yang berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW.

Wanita salihah ini kemudian menikah dengan seorang lelaki bernama Abu Hatsmah bin Hudzaifah bin Adi. Keduanya lalu dikarunia anak oleh Allah SWT dan diberi nama Sulaiman bin Abi Hatsmah.

Sebelum datangnya Islam, Asy Syifa binti Abdullah sudah terkenal sebagai wanita yang cerdas. Ia dikenal sebagai guru membaca dan menulis untuk orang-orang di sekitarnya.

Kemudian, ketika masuk Islam, ia tetap memberikan pengajarannya kepada wanita-wanita muslimah dengan mengharapkan ganjaran dan pahala. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai guru pertama dalam Islam.

Rasulullah SAW bahkan meminta Asy Syifa untuk mengajari Hafshah, istri beliau, tentang menulis dan sebagian ruqyah. Asy Syifa berkata, “Suatu ketika Rasulullah SAW masuk, sedangkan saya berada di samping Hafshah. Beliau bersabda, ‘Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya ruqyah sebagaimana engkau ajarkan kepadanya menulis?'” (HR Abu Dawud)

Mengenai keahliannya dalam ruqyah, Asy Syifa binti Abdullah pernah berkata kepada Rasulullah SAW, “Aku adalah ahli ruqyah di masa jahiliah dan aku ingin memperlihatkannya kepada engkau.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Perlihatkanlah kepadaku.”

Asy Syifa pun memperlihatkannya kepada beliau. Saat itu, ia meruqyah penyakit bisul. Rasulullah SAW lalu berkata, “Meruqyahlah dengan cara tersebut dan ajarkanlah hal itu kepada Hafshah.”

Kemudian Rasulullah SAW mengajari Asy Syifa banyak ilmu dan bimbingan sehingga tumbuhlah rasa sayang beliau kepadanya. Sebagaimana kaum mukminin yang lain, Asy Syifa juga turut belajar dari hadits-hadits Rasulullah SAW.

Tak hanya menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari Rasulullah SAW, namun Asy Syifa juga turut menyebarkan Islam, memberi nasihat kepada umat, serta terkenal pantang menyerah dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan.

Begitu luasnya ilmu Asy Syifa binti Abdullah, sampai-sampai Umar bin Khattab RA lebih dulu mendahulukan pendapatnya saat mencari solusi dari masalah. Umar RA juga menjaganya, mengutamakannya, dan bahkan ia mempercayakan kepadanya urusan mengenai pasar.

Tidak berbeda dari Umar RA, Asy Syifa juga sangat menghormati sahabat nabi itu. Ia menganggap Umar RA sebagai orang yang jujur, dapat menjadi suri teladan yang baik, bertakwa, dan bisa berbuat adil.

Suatu saat, Asy Syifa binti Abdullah melihat ada segerombolan pemuda yang berjalan santai dan bersuara pelan. Lalu ia bertanya, “Apa ini?”

Pemuda itu menjawab, “Begitulah ahli ibadah.”

“Demi Allah, Umar adalah orang yang apabila berbicara suaranya terdengar jelas, bila berjalan melangkah dengan cepat, dan bila memukul mematikan,” puji Asy Syifa terhadap Umar bin Khattab RA.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Asy Syifa menjalani hidupnya dengan menghormati dan menghargai pemerintahan Islam. Ia terus mengabdikan dirinya dalam bidang ilmu demi kemajuan umat Islam.

Asy Syifa binti Abdullah wafat pada tahun 20 Hijriah sebagai wanita salihah yang dihormati oleh umat Islam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com