Tag Archives: cobaan

15 Ciri Rumah Tangga yang Terkena Sihir Menurut Islam


Jakarta

Keberadaan sihir telah ada sejak zaman dahulu, bahkan ketika Nabi Musa AS hidup. Terkait hal ini dijelaskan dalam surah Taha ayat 66. Allah SWT berfirman,

قَالَ بَلْ أَلْقُوا۟ ۖ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ

Artinya: “Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.”


Menukil dari kitab Al Kaba’ir oleh Mutawwalli Asy Sya’rawi yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan Fithriah Wardie, pengertian sihir dari segi bahasa berasal dari kata sahara yang artinya waktu malam yang paling akhir dan permulaan munculnya siang, saat gelap bercampur dengan cahaya dan segala sesuatu menjadi tidak terlihat dengan jelas. Hakikat sihir adalah sesuatu yang menurut khayalan ada, namun sebenarnya tak nyata.

Sihir bisa menimpa siapa saja, begitu pula dengan rumah tangga seseorang. Sihir dalam rumah tangga dinamakan sihir tafriq.

Terkait sihir dalam rumah tangga turut dijelaskan melalui surah Al Baqarah ayat 102,

وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا۟ لَمَنِ ٱشْتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”

Lalu, seperti apa ciri rumah tangga yang terkena sihir menurut Islam?

Ciri-ciri Rumah Tangga yang Terkena Sihir

Mengutip dari buku Ensiklopedia Ruqyah susunan Iding Sanus dan buku Ruqyah: Jin, Sihir, dan Terapinya oleh Wahid Abdussalam, berikut beberapa ciri rumah tangga yang terkena sihir.

  1. Rumah tangga rasanya panas dan tidak nyaman
  2. Anggota rumah tangga sering mengalami keributan satu sama lain
  3. Suami atau istri malas bekerja hingga ekonominya sulit
  4. Sulit mendapat keturunan
  5. Suami atau istri tidak betah di rumah
  6. Sering bertengkar
  7. Usaha bisnis yang sedang dikelola mengalami kebangkrutan
  8. Adanya perubahan yang mendadak dari yang mulanya cinta menjadi benci
  9. Pasangan menjadi saling curiga satu sama lain
  10. Membesar-besarkan masalah meski hanya perkara sepele
  11. Terjadi perubahan penampilan dari pasangan yang condong ke arah buruk
  12. Membenci setiap yang dilakukan pasangannya
  13. Tidak ada kata maaf ketika bertengkar
  14. Membenci tempat yang diduduki atau ditempat pasangan
  15. Sering was-was, curiga atau buruk sangka kepada pasangan

Cara agar Rumah Tangga Terhindar dari Sihir

Ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan muslim agar rumah tangga terhindar dari sihir. Berikut bahasannya yang dikutip dari buku Doa & Wirid: Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al Qur’an dan As Sunnah tulisan Ipnu R Noegroho.

1. Membaca Doa agar Terhindar dari Sihir

Amalkan doa berikut sebanyak 100x setiap hari. Berikut bacaannya,

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir

Artinya: “Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

2. Membaca Al-Qur’an

Ada beberapa surat dalam Al Qur’an yang bisa dibaca agar terhindar dari sihir. Surat pertama yaitu Al Baqarah. Hal ini dikatakan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Bacalah surat Al Baqarah, karena membacanya adalah keberkahan. Sedangkan meninggalkannya adalah kerugian. Bahkan, para pelaku kebatilan (para ahli sihir) pun tak mampu menembusnya.” (HR Muslim).

Selain surat Al Baqarah, surah lainnya agar terhindar dari sihir yaitu surah Al Mu’awwidzatain atau surat al Falaq dan An Nas. Kedua surah ini dibaca Nabi Muhammad SAW saat terkena sihir.

Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Makna Surat Al Baqarah Ayat 155-156 tentang Kesabaran


Jakarta

Surat Al Baqarah ayat 155-156 membahas tentang sifat sabar saat menghadapi ujian dari Allah SWT. Sebagai umat Islam, sudah sepantasnya kita yakin ada kabar gembira di balik ujian yang diberikan Sang Khalik.

Al Baqarah sendiri merupakan surat kedua dalam mushaf Al-Qur’an. Surat ini menjadi yang terpanjang karena terdiri dari 286 ayat.


Surat Al Baqarah Ayat 155-156: Bacaan Lengkap

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٥ اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦

(155) Wa lanabluwannakum bisyai’im minal-khaufi wal-jū’i wa naqaṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt(i), wa basysyiriṣ-ṣābirīn(a). (156) Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn(a).

Artinya: (155) “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.” (156) “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)”

Surat Al Baqarah Ayat 155-156 Membahas tentang Kesabaran saat Diuji Allah SWT

Menurut Tafsir Kementerian Agama, surat Al Baqarah ayat 155 membahas bahwa Allah akan menguji umat Islam dengan banyak cobaan. Misalnya seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan bahan makanan.

Melalui ujian tersebut, kaum muslimin ditempa mentalnya hingga keyakinannya menjadi kukuh dan jiwanya tabah. Mereka akan kuat dan tahan dalam menghadapi ujian yang diberikan Sang Khalik.

Umat Islam yang diuji dan tahan menghadapi cobaan akan mendapatkan predikat sabar. Mereka merupakan orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah SWT, sebagaimana ditafsirkan dalam surat Al Baqarah ayat 155.

Sementara itu, pada surat Al Baqarah ayat 156 ditafsirkan bahwa Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk memberi tahu terkait ciri-ciri orang yang mendapat kabar gembira. Mereka merupakan orang yang mengucap inna lillahi wa inna ilaihi raji’un saat tetimpa musibah.

Ibnu Katsir melalui tafsirnya menyebut hadits berkaitan dengan kalimat istirja yang diucap ketika tertimpa musibah. Dari Abu Salamah pernah mendengar langsung dari Rasulullah SAW ucapan yang membuatnya gembira.

Nabi SAW bersabda,

“Tidak sekali-kali seorang muslim tertimpa suatu musibah, lalu ia membaca istirja’ ketika musibah menimpanya, kemudian mengucapkan, “Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah buatku yang lebih baik daripadanya,” melainkan diberlakukan kepadanya apa yang dimintanya itu.” (HR Ahmad) Redaksi hadits ini cukup panjang.

Selain itu, terdapat pula hadits dari Ummu Salamah yang tercantum dalam Shahih Muslim mengenai keutamaan kalimat istirja. Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak sekali-kali seorang hamba tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan, ‘Inna lillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya kepada-Nyalah dikembalikan). Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah kepadaku yang lebih baik daripadanya,’ melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya itu dan menggantikan kepadanya apa yang lebih baik daripadanya.”

Turut dijelaskan dalam buku Merajut Asa di Tengah Ketidak Mungkinan oleh Nur Ahmad Fauzi bahwa Ibnu Katsir menafsirkan surat Al Baqarah ayat 155-156 membahas tentang Allah SWT yang memberitahukan tentang cobaan dan ujian terhadap seluruh hamba-Nya.

Ada kalanya Allah SWT memberikan ujian berupa kesenangan, banyak harta, kedudukan dan kebahagiaan. Namun, Allah SWT juga bisa memberikan ujian berupa kesengsaraan, rasa takut, kelaparan dan sebagainya.

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Makna Innalillahiwainnailaihirojiun dan Kapan Harus Dibaca?


Jakarta

Setiap manusia pasti akan menghadapi ujian dan musibah dalam hidup. Musibah bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari kehilangan harta, kesulitan, sakit, hingga kematian.

Saat menghadapi musibah, hati yang tenang dan kesabaran menjadi kunci untuk tetap teguh dan berserah kepada Allah SWT. Islam mengajarkan doa dan dzikir yang membantu menghadapi ujian tersebut, salah satunya bacaan istirja’ atau bacaan innalillahiwainnailaihirojiun.


Bacaan Innalillahiwainnailaihirojiun dan Maknanya

Berikut bacaan Innalillahiwainnailaihirojiun beserta maknanya:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn(a).

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali.”

Berdasarkan buku Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian karya Mahmud Asy Syafrowi, istilah istirja’ berasal dari kata dasar raja’a yang berarti “kembali” atau berusaha untuk kembali.

Maksudnya, kita berupaya kembali kepada Allah SWT, menyerahkan diri sepenuhnya, dan mengembalikan seluruh urusan kita kepada-Nya. Segala sesuatu yang kita miliki, seperti kehidupan, kesehatan, keluarga, keturunan, jabatan, dan harta, sebenarnya hanyalah titipan dari-Nya. Suatu saat, semuanya akan diminta kembali oleh Sang Pemilik. Bahkan diri kita sendiri pun bukan sepenuhnya milik kita, karena tubuh ini akan hancur dan nyawa akan kembali kepada-Nya.

Yang menarik dalam ucapan istirja’ adalah penggunaan dhamir “na” yang berarti “kita”, bukan “ni” yang berarti “saya”. Dhamir ini menunjukkan mutakallim ma’al ghair, yakni subjek yang dimaksud tidak hanya pengucap, tetapi juga orang lain. Dengan kata lain, ungkapan ini menekankan bahwa saya, Anda, kalian semua, beserta segala yang kita miliki, sejatinya adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya.

Karena semua yang kita miliki berasal dari Allah SWT, setiap kehilangan atau pengambilan titipan-Nya disebut sebagai musibah, sekecil apa pun. Musibah tidak hanya berupa sakit atau kematian, seperti yang umumnya dipahami, tetapi mencakup segala hal yang tidak menyenangkan bagi manusia, baik besar maupun kecil. Rasulullah SAW bersabda,

“Apa yang menimpa seorang mukmin dari hal yang tidak disukainya, maka itu dinamakan musibah.” (HR Thabrani)

Oleh sebab itu, ucapan istirja’ relevan tidak hanya saat menghadapi kematian, tetapi juga dalam berbagai situasi lain, seperti ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan cobaan hidup lainnya.

Kapan Innalillahiwainnailaihirojiun Dibaca?

Menurut buku Fikih Basmalah (Merenda Makna, Menyelami Hukum Dan Menyusur Hikmah) karya Qosim Arsadani, bacaan istirja’ umumnya dibaca ketika seseorang terkena musibah. Musibah yang dimaksud bisa mengenai diri sendiri maupun orang lain, baik berupa kehilangan harta, kesulitan, maupun kematian.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 156,

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Arab latin: Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn(a).

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).

Dari Ummu Salamah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa saja yang terkena musibah, hendaknya membaca: ‘Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada-Nya akan kembali. Wahai Allah, di sisi-Mu saya berharap dengan musibahku, maka berilah aku pahala dan gantilah untukku sebabnya dengan sesuatu yang lebih baik’.” (HR Ahmad)

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Bermental Miskin



Jakarta

Seseorang yang sudah ditakdirkan fakir, haruskah ia bersyukur? Sebab tidak seorang pun di dunia ini yang tidak mendapatkan nikmat. Setiap manusia diberi limpahan kenikmatan, seperti bisa menghirup udara segar artinya ia sehat, bisa menjalankan ibadah yang merupakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua ini merupakan nikmat yang harus disyukuri. Sebagian orang salah menilai bahwa kenikmatan itu dalam bentuk materi. Jadi, materi menjadi ukuran dalam kehidupan. Orang yang fakir dianjurkan bersabar menghadapi keadaan yang ada. Sebab, orang fakir yang bersabar sama kedudukannya dengan orang kaya yang bersyukur.

Allah SWT memuji keduanya, jadi apa pun keadaan kita, masih dapat meraih kemuliaan di sisi-Nya. Ingatlah bahwa Allah SWT memuji orang kaya dan orang miskin, asalkan mereka tetap bersyukur dan bersabar. Hal ini sebagaimana firman-Nya:

1. Surah Shad ayat 30 yang terjemahannya, “Kami menganugerahkan kepada Daud (anak bernama) Sulaiman. Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Allah).” Adapun makna ayat ini adalah: Dan tidak hanya anugerah ilmu pengetahuan dan kenabian, kepada Nabi Dawud Kami karuniakan pula seorang putra yang mengikuti jejak dan perjuangannya, yaitu Nabi Sulaiman. Dia adalah sebaik-baik hamba yang selalu beribadah dan bersyukur. Sungguh, dia sangat taat pada perintah-Nya.


2. Surah Shad ayat 44 yang terjemahannya, “Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya).” Makna ayat ini adalah: Sesungguhnya Kami dapati dia sebagai seorang yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan. Dialah sebaik-baik hamba yang tidak pernah putus asa. Sungguh, dia sangat taat dalam melaksanakan perintah Kami. Ujian dan cobaan bisa menimpa siapa saja. Jika hal itu dihadapi dengan sabar, tawakal, dan berusaha secara maksimal, niscaya Allah SWT akan mengganti dengan imbalan lebih banyak, bahkan terkadang tidak terduga.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai seseorang yang selalu mengeluh merasa kekurangan padahal sejatinya dalam ukuran materi sangat cukup. Sebaliknya ada seseorang yang kehidupannya sederhana dan selalu ringan untuk membantu sesama, memberi makan saat ia melihat orang sangat membutuhkannya, membantu dana meski sedikit bagi orang-orang yang dalam perjalanan sudah kehabisan bekal. Sesungguhnya ada yang lebih menyedihkan, seseorang yang cukup materi namun sikapnya terus menerus memohon bantuan orang lain dan kadang ia meng-create (meski dilarang agama) untuk menghasilkan uang.

Bermental miskin merupakan golongan orang-orang yang sibuk dengan dunia dan selalu berurusan keduniawian.

Dikisahkan, ada seorang Syekh zuhud yang kehidupannya mengandalkan hasil tangkapan dari laut. Suatu ketika, seorang kawan Syekh hendak pergi ke suatu daerah tempat tinggal saudaranya Syekh. Lalu Syekh itu berpesan,” Jika memasuki daerah tempat tinggal saudaraku. Sampaikan salam dariku dan aku mohon didoakan olehnya. Dia seorang Wali Allah.”

Sampailah aku di rumah saudara Syekh itu, dan aku heran ia menggunakan kenderaan sangat megah dengan pakaian sangat mewah. Di dalam rumah aku melihat banyaknya pelayan dan pengawal. Aku memberanikan diri untuk mulai bicara, ‘Saudaramu Syekh menyampaikan salam untukmu.’ Lalu lelaki (wali) itu bertanya, ‘Apakah kamu bertemu dengannya?’

Aku menjawab, ‘Ya.’ Wali itu kembali bicara, ‘Jika kamu pulang sampaikan kepadanya, hingga kapan ia sibuk dengan dunia? Sampai kapan ia berurusan dunia? Sampai kapan ia menginginkan dunia?’ Aku semakin heran dengan saudara sang Syekh ini.”

Kemudian aku kembali dari bepergian dan Syekh bertanya, ‘Apakah kamu bertemu dengan saudaraku?’ Aku mengangguk. Maka Syekh minta diceritakan apa yang ia sampaikan. Setelah aku menceritakannya, sang Syekh menangis lama dan akhirnya berkata, ‘Memang benar apa yang disampaikan saudaraku itu. Allah telah mencuci hatinya dari dunia. Allah menempatkan dunia di tangannya, sementara aku masih menempatkan dunia di hatiku.'”

Terkait kisah di atas, Ibnu Atha’illah menyatakan bahwa keadaan para wali atau kekasih Allah SWT tidak dapat diukur dengan kemiskinan atau kekayaan. Wilayah kewalian merupakan wilayah hati. Tidak ada yang mengetahuinya selain Dzat yang telah mengistimewakannya, yaitu Allah SWT. Siapa yang menghadap-Nya dengan kebaikan-Nya, maka ia wajib bersyukur atas segala karunia itu. Jika tidak, ia telah membiarkan kenikmatan dan karunia-Nya itu hilang dari dirinya.

Ingatlah bahwa dunia di hati adalah jika seseorang kehilangan harta, ia bersedih dan jika dapat anugerah harta ia bergembira ria. Jika dunia hanya di tangan, saat kehilangan harta maupun dapatkan rezeki ia hanya tersenyum karena semua bukan miliknya. Jadi orang yang bermental miskin itu dunia ada di hatinya bukan di tangannya.

Ingatlah saat berhasil meraih kenikmatan, baik nikmat dunia maupun nikmat agama, maka jangan sampai lupa dengan dua tugas:
1. Tugas Hati, ajak hati untuk menyatakan bahwa nikmat itu berasal dari Allah SWT, yang datang lewat berbagai perantara.
2. Tugas Lisan, mengungkapkan nikmat. Sebab, dengan pengakuan hati dan lisan, kita lebih terdorong untuk bersyukur dengan amal dan ketaatan kepada-Nya.

Semoga Allah SWT memberikan bimbingan pada kita semua agar dunia cukup di tangan tidak sampai masuk ke hati.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa agar Dijauhkan dari Masalah dan Kesulitan Hidup, Sesuai Ajaran Rasulullah SAW



Jakarta

Doa adalah salah satu bentuk usaha untuk mendapatkan perlindungan ataupun ketika meminta kepada Allah SWT. Salah satu doa yang menjadi penting adalah doa agar dijauhkan dari masalah dan kesulitan hidup.

Berdoa kepada Allah SWT merupakan amalan yang dianjurkan untuk dilakukan setiap muslim. Anjuran ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Dikutip dari Buku Panduan Lengkap Doa untuk Muslimah karya Fathuri Ahza Mumtaza, dijelaskan bahwa terdapat ajaran dari Rasulullah SAW kepada putrinya, Fatimah, seperti yang tercatat dalam riwayat Imam Thabrani. Selain itu, Rasulullah SAW juga selalu membaca doa ini saat menghadapi kesulitan atau masalah dalam hidupnya.

Doa agar Dijauhkan dari Masalah

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْن.

Arab Latin: “Ya Hayyu Ya Qayyum, biraḥmatika astaghits, asliḥ lii sya’ni kullah, wa laa takilnii ilaa nafsii ṭarfata ‘ain.”

Artinya: “Wahai Zat yang Mahahidup. Wahai Zat yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan. Perbaikilah seluruh urusanku dan janganlah Engkau serahkan kepadaku meski hanya sekejap mata.”

Demikian pula ketika mendapati cobaan seperti masalah yang menumpuk dan terus menerus mendera. Terdapat juga doa dalam keadaan tersebut.

Doa saat Menghadapi Masalah Hidup yang Menumpuk

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.

Arab Latin: “Allahumma laka al-hamdu wa ilaika al-musytaka wa anta al-musta’aanu, wala haula wala quwwata illa billahi al-‘aliyyi al-adziimi.”

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Zat yang dimintai pertolongan. Dan Engkaulah yang bisa diminta pertolongan. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung.”

Selain kedua doa di atas. terdapat beberapa doa lagi yang bisa diamalkan untuk memperlancar kehidupan sehari-hari. Dikutip dari arsip detikHikmah, berikut ini adalah beberapa doa tersebut.

Doa Perlindungan dan Keselamatan Sehari-hari

Doa Memohon Perlindungan dari Orang Jahat

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ

Arab Latin: “Allahumma inni a-‘udzu bika an adhilla aw udholla, aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw ajhala aw yujhala ‘alayya.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, janganlah sampai aku tersesat atau disesatkan (syaitan atau orang jahat), tergelincir atau digelincirkan orang lain, menganiaya atau dianiaya orang lain, dan berbuat bodoh atau dibodohi orang lain.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).

Doa Memohon Perlindungan dari Takdir Buruk

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ.

Arab Latin: “Allahumma innii a-‘uudzubika min jahdil balaa-i, wa darakisy syaqaa-i, wa suu-il qadhaa-i, wa syamaatatil a’daa-i”

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari susahnya bala (bencana), hinanya kesengsaraan, keburukan qadha’ (takdir), dan kegembiraan para musuh.” (HR Bukhari dan Muslim).

Demikian bacaan doa agar dijauhkan dari masalah dan kesulitan hidup. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk berdoa setiap saat ya, detikers!

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Muhammad dan Nabi Ayyub ketika Alami Kesulitan


Jakarta

Berdoa menjadi salah satu ibadah. Melansir buku Doa Ajaran Ilahi yang ditulis Anis Masykhur dan Jejen Musfah, doa menjadi penyerahan sesuatu kepada Allah SWT. Untuk penyelesaian suatu masalah.

Oleh karena itu, orang berdoa sebaiknya disertai dengan hati yang penuh kehadiran kepada Allah, yakni segala lafaz yang diucapkan, dipahami dan direnungkan.

Selain itu orang yang berdoa harus menyadari sebagai pihak yang faqir. Allah SWT berfirman dalam surah Fathir ayat 15:


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ١٥

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Doa ketika Mengalami Kesulitan

رَبِّ أَنِّي مَسَّنِي الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Rabbi annî massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-rahimîn

Artinya: Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang (QS Al-Anbiya’: 83).

Doa ini merupakan pengaduan Nabi Ayyub a.s Beliau dikenal sebagai seorang Nabi yang dicoba Allah dengan cobaan yang bertumpuk- tumpuk dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Cobaan tersebut mulai dari ditinggal wafat anak-anaknya, harta kekayaannya terkuras habis, terbakar, terkena hama, dan banjir; dan pada akhirnya ditimpa penyakit yang sangat menjijikkan, yaitu penyakit kulit sehingga diusir dari kampungnya. Hanya istrinya, satu-satunya manusia yang setia mendampinginya. Cobaan tersebut, menurut riwayat Hasan dari Qatadah, menimpa Nabi Ayyub selama 7 tahun.

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ketika Nabi Ayyub a.s. ditimpa cobaan yang sangat berat ini, setan juga gencar sekali melancarkan godaan-godaannya melalui berbagai lini.

Sasaran pertama adalah para penduduk, sehingga Ayyub diasingkan (diusir) dari kehidupan masyarakat.

Kedua, Ayyub diiming-imingi obat yang terbuat dari khamr (sejenis minuman arak yang memabukkan) dengan jaminan, bila ia menggunakannya akan mendapati kesembuhan dari penyakit hina tersebut.

Setan berkata: “Bila dirimu ingin sembuh, cobalah obat dari khamr ini.”

Ketiga, istrinya hampir saja tergoda oleh setan untuk meninggalkan dirinya; dan godaan-godaan lainnya.

Nabi Ayyub membaca doa ini terus menerus dan memohon kepada Allah SWT sampai akhirnya diberikan kesembuhan.

Doa Rasulullah SAW saat Mengalami Kesulitan

Doa ketika dihadapkan dengan kesulitan yang dibaca Rasulullah SAW ini dikutip dalam buku Ampuhnya Mukjizat Doa dan Dzikir Para Nabi yang ditulis Ustadz Ali Amrin al-Qurawy:

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا.

Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaa.

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau jadikan mudah. Sedangkan, yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR. Ibnu Hibban).

Menurut Ibnu Sunni, Nabi Muhammad SAW membaca doa tersebut apabila menghadapi kesulitan agar dimudahkan oleh Allah SWT.

Allah SWT memberikan ujian demi ujian kepada hamba-Nya. Ujian ini tidak semata-mata dalam bentuk kesulitan atau kemalangan hidup, tetapi kesenangan hidup. Hanya saja, manusia sering kali benar-benar merasa diuji kala ditimpa kesulitan hidup.

(aeb/aeb)



Sumber : www.detik.com

Jangan Pernah Meminta Kematian, Ini Penjelasan Haditsnya


Jakarta

Allah SWT sudah memberikan takdir masing-masing untuk setiap makhluk hidup di dunia ini. Hidup dan mati makhluk juga sudah ditentukan oleh Allah SWT.

M Quraish Shihab mengatakan dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat, “Orang banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam satu butir tumbuhan terdapat kehidupan dan dia berpotensi untuk berkembang. Orang seringkali tidak menyadari perbedaan antara hidup dan potensi hidup,” tulisnya.

Untuk itu manusia yang masih hidup pasti akan berguna untuk manusia yang lain. Meskipun dalam hidup penuh dengan cobaan dan tantangan, kita sebagai muslim harus tetap menjalani kehidupan dengan beribadah dan berusaha.


Dijelaskan dalam kitab An Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim yang ditulis Ibnu Katsir dan diterjemahkan Ali Nurdin, kita tidak boleh meminta kematian kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits menurut riwayat Ahmad dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا.

Artinya: “Janganlah sekali-kali seorang dari kamu sekalian menginginkan mati. Dijelaskan hendaknya manusia jangan berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Dan sesungguhnya apabila orang itu telah mati, maka terputus amalnya. Padahal umur seorang mukmin itu sesungguhnya justru akan menambah kebaikan kepadanya.”

Larangan Mengharap Kematian

Ahmad berkata, “Hasan menuturkan kepada kami, Ibnu Lahi’ah bercerita kepada kami, Ibnu Yunus mengisahkan kepada kami dari Abu Hurairah dari Rasulullah bahwasanya beliau bersabda:

“Janganlah sekali-kali di antara kalian mengharap kematian dan tidak boleh memohon kematian sebelum menimpanya, kecuali jika sudah percaya dengan amalnya. Pasalnya, jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalnya. Sesungguhnya, bertambahnya umur seorang mukmin itu membawa kebaikan’.” (HR. Ahmad)

Dalil mengenai dibolehkannya meminta kematian saat timbul fitnah adalah hadis yang diriwayatkan Ahmad dalam Musnad-nya dari Mu’adz bin Jabal dalam hadis tentang mimpi yang panjang.

Dalam hadist tersebut dituturkan: “Ya Allah, aku memohon kepadamu perbuatan baik, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin, Engkau memberikan ampunan untukku dan merahmatiku, dan jika Engkau hendak menimpakan fitnah kepada satu kaum, matikanlah aku tanpa ada fitnah. Ya Allah, aku memohon berikan cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta pada semua amal yang mendekatkanku pada cinta-Mu.” (HR. Ahmad)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

13 Doa agar Diberi Kemudahan dan Kelancaran Dunia Akhirat


Jakarta

Setiap orang pasti menghadapi tantangan dalam hidup, mulai dari masalah pekerjaan, kesehatan, hingga urusan spiritual. Di saat-saat sulit, berdoa menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT.

Doa yang biasa dipanjatkan dalam hal ini adalah doa agar diberi kemudahan dan kelancaran segala urusan. Dalam Islam, ada banyak doa yang dapat diamalkan untuk memohon kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kumpulan Doa agar Diberi Kemudahan dan Kelancaran

Merangkum buku Tuntunan Doa & Zikir untuk Segala Situasi & Kebutuhan karya Ali Akbar bin Aqil, buku Doa dan Zikir Orang Sukses karya Zaki Zaman, buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki karya Sulaeman bin Muhammad Bahri, buku Kamus Doa karya Luqman Junaedi, dan buku Kunci-Kunci Surga Rahasia Dahsyat Amalan & Doa Calon Penghuni Surga karya Ahya Alfi Shobari, berikut kumpulan doa agar diberi kemudahan dan kelancaran.


1. Doa agar Diberi Kemudahan

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.

Arab-latin: Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi’ lanaa min amrinaa rosyadaa

Artinya: “Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.”

2. Doa agar Diberi Kemudahan Setiap Saat

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا

Arab-latin: Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahuu sahlaa wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaa

Artinya: “Ya Allah, tiada kemudahan melainkan apa yang Engkau jadikan mudah, dan jika Engkau menghendaki maka kesedihan (kesulitan) dapat menjadi mudah.”

3. Doa agar Diberi Kemudahan Rezeki

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقْنِي رِزْقًا حَلَالاً وَاسِعًا طَيِّباً مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا مُشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab-latin: Allaahumma innii as’aluka antarzuqnii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairi ta’abin walaa musyaqqotin walaa dhairin walaa nashabin innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir

Artinya: “Ya Allah, aku minta kepada-Mu akan pemberian rezeki yang halal, luas, baik tanpa repot, dan kemelaratan dan tanpa keberatan dan sesungguhnya Engkau maha atas segala sesuatu.”

4. Doa agar Terpenuhi Hajat Dunia dan Akhirat

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاغْنِنِي بفَضْلِكَ عَمَّنْ سَوَاكَ

Arab-latin: Allaahumma ikfinii bihalaalika ‘an haraamika waghninii bifadhlika amman siwaaka

Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu dari keharaman-Mu, dan cukupkanlah aku dengan anugerah-Mu dari selain-Mu.”

5. Doa Memohon Rezeki Halal

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مَا يَكْفِيْنِي وَصْنَعْ عَنِّي مَا يُطْغَيْنِي

Arab-latin: Allaahummarzuqnii maa yakfiinii washna’ annii maa yuthghinii

Artinya: “Ya Allah, berilah aku rezeki yang cukup dan baik, serta cegahlah diriku dari rezeki yang mencelakakan aku.”

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٍّ لَا يَمُوْتُ بِيدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab-latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuut, biyadihil khair, wa huwa ‘alaa kulli sya-in qa- diir

Artinya: “Tiada Tuhan kecuali Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya-lah kerajaan dan pujian, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, Dia Mahahidup yang tidak akan mati, di tangan-Nya sumber kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

7. Doa agar Diberi Kelapangan Rezeki

يَا خَيْرَ مَدْعُو وَ يَا خَيْرَ مَسْئُوْلٍ وَ يَا أَوْسَعَ مَنْ أَعْطَى وَ يَا خَيْرَ مُرْتَجَى ارْزُقْنِي وَأَوْسِعْ عَلَيَّ مِنْ رِزْقِكَ وَسَبِّبْ لِي رِزْقًا مِنْ قِبَلِكَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab-latin: Yaa khaira mad’uwwin, wa yaa khaira mas-uulin, wa yaa ausa’a man a’thaa, wa yaa khaira murtajaa, urzuqnii wa ausi’ ‘alayya mir rizqik, wa sabbib lii rizqam min qiba- lik, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir

Artinya: “Wahai sebaik-baik Zat yang diseru, wahai sebaik-baik Zat yang dimintai, wahai Zat yang paling luas dalam memberi, wahai sebaik-baik Zat yang diharapkan, berilah aku rezeki dan lapangkanlah rezeki-Mu kepadaku, dan berilah aku jalan untuk mendapatkan rezeki dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

8. Doa agar Diberi Kemudahan dan Kelancaran Setiap Urusan

حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Arab-latin: Hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim

Artinya: “Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan kecuali Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”

9. Doa agar Diberi Rezeki yang Berlimpah

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ الْوَاسِعِ الْحَلَالِ الطَّيِّبِ رِزْقًا وَاسِعًا حَلَالًا طَيِّبًا بَلَاغًا لِلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ صَبًّا صَبًّا هَنِيئًا مَرِيئًا مِنْ غَيْرِ كَدٍ وَلَا مَن مِنْ أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ إِلَّا سَعَةً مِنْ فَضْلِكَ الْوَاسِعِ

Arab-latin: Allaahummarzuqnii min fadl-likal waasi’il halaalith thayyib, rizqan waasi’an halaalan thayyiban balaaghan lid- dun-yaa wal aakhirah, shabban shabban hanii-an marii-an min ghairi kaddin wa laa mannin min ahadin min khalqika illaa sa’atan min fadl-likal waasi’

Artinya: “Ya Allah, berilah aku rezeki dari karunia-Mu yang melimpah, halal dan baik, yang dapat menjadi bekal untuk (kehidupan) dunia dan akhirat. Berilah aku rezeki dengan melimpah ruah, nyaman dan sedap, tanpa harus bersusah payah dan menyakitkan seseorang di antara makhluk-Mu. Hanya rezeki dari karunia-Mu yang melimpah yang kupinta.”

10. Doa agar Selamat Dunia dan Akhirat

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Arab-latin: Allahumma inni as’aluka al-‘afwa wal-‘aafiyata fid-dunya wal-aakhirah

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kesehatan dan keselamatan di dunia dan akhirat.”

11. Doa agar Dihindarkan dari Kesulitan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ سُوْءِ الْقَضَاءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَجَهْدِ الْبَلَاءِ وَشَمَامَةِ الْأَعْدَاءِ

Arab-latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min suu-il qadlaa’, wa darkisy syaqaa’, wa jahdil balaa’, wa syamaamatil a’daa’

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari takdir yang buruk, dari kehancuran (kebangkrutan), dari cobaan yang berat dan dari rasa gembiranya musuh (orang lain) atas keadaanku.”

12. Doa agar Diberi Kelancaran Berbicara

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي.

Arab-latin: Robbisyrohlii shodrii, wa yassir lii amrii, wahlul ‘uqdatan min lisaanii, yafqohuu qoulii

Artinya: “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

13. Doa Sapu Jagat

رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab-latin: Rabbanaa aatina fid-dunyaa hasanah wa fil-aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban-naar

Artinya “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Agar Terhindar dari Sihir dan Cara Menangkalnya dalam Islam


Jakarta

Doa agar terhindar dari sihir termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Sihir merupakan ilmu hitam yang penggunaannya membahayakan orang lain.

Ilmu sihir digunakan untuk mencelakai yang lain. Dalam ilmu sihir, setan dan jin turut andil melalui perantara jin atau paranormal.

Sihir telah ada sejak lama, bahkan pada zaman Rasulullah SAW. Beliau pernah menjadi sasaran sihir dari Labin bin As’am, orang Yahudi yang hasud terhadap sang nabi.


Terkait sihir dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 102,

وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا۟ لَمَنِ ٱشْتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”

Menukil dari Anta Tas’alu wal Islaamu Yujiibu susunan Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi terjemahan Abu Abdillah Almansur, muslim akan dilindungi dan terhindar dari bahaya sihir jika yakin kepada Allah SWT. Sebaliknya, orang yang meminta bantuan kepada selain Allah SWT seperti dukun atau paranormal akan dibiarkan mengatasi sendiri persoalannya oleh sang Khalik.

Berikut bacaan doa agar terhindar dari sihir yang bisa dibaca muslim seperti dikutip dari buku Do’a & Wirid: Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah tulisan Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

Doa agar Terhindar dari Sihir: Arab, Latin dan Artinya

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Arab latin: Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir

Artinya: “Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Doa agar terhindar dari sihir ini dapat dibaca sebanyak 100 kali per hari. Bacaan diamalkan kapan pun, terutama setelah bangun tidur, usai salat wajib dan sunnah serta sebelum tidur.

Membaca Surat Al Mu’awwudzatain agar Terhindar dari Sihir

Selain doa di atas, muslim dapat membaca surat Al Mu’awwidzatain agar terhindar dari sihir. Dalam sebuah riwayat dikatakan Nabi Muhammad dibacakan surat tersebut ketika terkena sihir.

Surat Al Mu’awwidzatain ini terdiri dari surat An-Nas dan Al-Falaq. Muslim bisa mengamalkannya sebelum tidur sebagaimana Nabi SAW membacanya untuk melindungi diri.

Cara Menangkal Sihir dalam Islam

Menukil dari buku Khazanah Islam: Himpunan 40 Artikel Saduran Tausiyah Ustadz Abdul Somad susunan Ega Wahyu, berikut beberapa cara menangkal sihir menurut Islam.

1. Perbanyak Baca Al-Qur’an

Dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an, niscaya muslim diberi ketenangan dan perlindungan. Rumah yang dihuni pun akan mendapat perlindungan dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya pada surat Al-Isra’ ayat 82,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”

2. Membaca Ayat Kursi

Mengamalkan ayat kursi juga termasuk cara menangkal sihir dalam Islam. Dengan membaca ayat kursi, diterangkan dalam buku Allah The Center of Life susunan Haryanto, menyebut ayat kursi bisa jadi penangkal kesurupan, santet, sirih, dan pelet.

Muslim bisa mengamalkannya kapan saja, baik itu pagi maupun malam. Ayat kursi juga dapat dijadikan sebagai doa rutin setelah salat fardhu dan sebelum tidur.

3. Membaca Bacaan yang Mengandung Ayat Al-Baqarah

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR Muslim)

Kandungan ayat dalam Al-Baqarah dapat mengobati gangguan jin dan setan. Ibnu Katsir menyebut bahwa ayat-ayat yang dimaksud itu adalah 10 ayat surat Al-Baqarah, yaitu empat ayat awal surat, ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, dan tiga ayat terakhir.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Benteng Perlindungan oleh Allah SWT


Jakarta

Musibah adalah ujian atau cobaan yang seringkali datang tanpa terduga dalam kehidupan setiap individu. Baik itu berupa kehilangan, kesedihan, penyakit, atau berbagai masalah lainnya, musibah bisa membuat kita merasa lemah dan putus asa.

Dalam Islam, Allah mengajarkan kepada umat-Nya untuk menghadapi musibah dengan sabar dan tawakal, serta senantiasa berdoa kepada-Nya. Doa ketika tertimpa musibah sangat penting sebagai bentuk pengharapan dan permohonan kepada Allah untuk memberikan kekuatan, ketenangan, dan solusi dalam menghadapi ujian hidup.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:


“Berdoa itu termasuk ibadah.” (HR. Abu Dawud no. 1479, Tirmidzi no. 2969, lbnu Majah no. 3828, dan Ahmad no. 18532. Hadits ini sahih.)

Doa-doa ketika Tertimpa Musibah

Mengutip buku Doa Menghadapi Musibah karya Arif Munandar Riswanto (2007) dan beberapa sumber lainnya, berikut adalah beberapa doa yang dapat dibaca ketika tertimpa musibah:

1. Doa Umum untuk Musibah

Salah satu doa yang sering diajarkan dalam menghadapi musibah adalah:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. (QS. Al-Baqarah: 156)

Doa ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari ketentuan Allah dan kita harus siap menerimanya.

2. Doa untuk Memohon Kesabaran

Ketika menghadapi musibah, kita sering merasa kesulitan untuk bersabar. Maka, kita bisa berdoa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Musa.

Doa ini ada di dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 25-28:

رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى

Rabbisyraḥ lī ṣadrī wa yassir lī amrī waḥlul ‘uqdatam mil lisānī yafqahụ qaulī

Artinya: Musa berkata: “Ya Rab-ku, lapangkanlah dadaku, dan ringankanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

3. Doa untuk Memohon Kebaikan

Kita juga bisa berdoa untuk memohon kebaikan dalam situasi sulit. Doa ini termaktub dalam surah Al-Qasas ayat 24:

رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr.

Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

4. Doa Memohon Ampunan

Musibah sering kali juga menjadi pengingat untuk kita bertaubat dan meminta ampun kepada Allah. Doa Nabi Yunus dapat diamalkan untuk memohon petunjuk ketika menghadapi kesulitan.

Selain itu, doa ini juga bisa dibaca saat seseorang memiliki kebutuhan atau hajat tertentu. Doa ini termaktub dalam surah Al-Anbiya ayat 87.

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minaz-zaalimiin

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

5. Doa Nabi Ayub

Nabi Ayub adalah contoh yang baik dalam menghadapi musibah. Kita bisa mengikuti doanya ketika dia diuji dengan penyakit dan kehilangan.

رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS. Al-Anbiya: 83)

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com