Tag Archives: dakwah

3 Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Berbagai Tema Menarik


Jakarta

Khutbah Jumat termasuk salah satu rukun sholat Jumat. Pelaksanaannya dilakukan sebelum mendirikan sholat dan terdiri dari dua khutbah yang dipisah dengan khatib duduk sejenak.

Materi khutbah Jumat tidak bisa sembarangan, melainkan rukun-rukunnya mesti terpenuhi. Mengutip buku Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah oleh Yoli Hemdi, rukun khutbah Jumat yaitu mengucapkan pujian terhadap Allah SWT, bersholawat kepada Rasul, menyampaikan wasiat untuk bertakwa, membaca ayat Al-Qur’an, dan memohon ampunan-Nya melalui doa.

Jika ditunjuk sebagai khatib sholat Jumat, temukan teks khutbah Jumat ringkas dengan berbagai tema menarik yang dapat dijadikan referensi di bawah ini.


Materi Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Mengutip buku Kumpulan Lengkap dan Praktis Khutbah Jum’at & Hari Besar Islam Sepanjang Tahun karya Ustadz Much. Zaenuri Nur, berikut sejumlah khutbah Jumat singkat dengan berbagai tema yang dapat dijadikan referensi:

1. Berbakti kepada Orang Tua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعْطَانَا مِنَ النِّعَمِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَكُوْنُ بِهِ مُخْتَصًّا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَكُنْ مُعَانِدًا وَلَا عَصَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي صَارَ بِالشَّفَاعَةِ الْعُظْمَى مُخْتَصًّا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طغَى.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Sehingga kita masih dapat melaksanakan shalat Jum’at berjamaah sebagai wujud rasa iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Tidak lupa, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Takwa dengan sebenar-benarnya, yakni melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sidang Jumat rahimakumullah,

Orang yang paling dekat, paling banyak, dan paling besar jasa serta pengorbanannya kepada kita adalah kedua orang tua. Jasa dan pengorbanan yang telah diberikan orang tua kepada kita tidak dapat diukur atau diganti dengan apa pun. Karena begitu besar jasa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada kita, maka agama menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua di urutan kedua setelah berbakti kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا – 23

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra: 23)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Ayat tersebut dengan sangat jelas telah memerintahkan kepada kita untuk tidak menyekutukan Allah SWT dan tidak mendurhakai orang tua. Selain itu, juga menerangkan tentang beberapa cara berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Kita harus mengasuhnya dengan kasih sayang, berkata dengan lemah lembut kepadanya, dan tidak menyakiti hatinya. Allah SWT sangat murka terhadap seorang anak manusia yang mendurhakai kedua orang tuanya. Bahkan, Rasulullah SAW telah bersabda:

رِضَى اللَّهُ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللَّهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْن.

Artinya: “Keridhaan Allah SWT tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah SWT terletak pada kemarahan kedua orang tua.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Lewat mimbar yang terhormat ini, saya berpesan kepada saya sendiri khususnya dan segenap kaum muslimin umumnya. Jika kita sekarang telah hidup berkecukupan dengan harta benda yang melimpah, kedudukan dan kehormatan yang tinggi, janganlah sombong dan melupakan kedua orang tua kita, meskipun mereka hidup di pedesaan yang sunyi dan berada di bawah garis kemiskinan. Justru, kita harus menjadikan mereka sebagai sosok yang sangat kita hormati dan patuhi. Selama tidak bertentangan dengan Allah Swt. dan Rasul-Nya, kita wajib menuruti perintah kedua orang tua.

Dan, kalau sekiranya kita telah menjadi orang kaya, ingatlah bahwa kekayaan yang kita miliki sekarang adalah karena perjuangan dan pengorbanan dari orang tua kita. Dan, kalau saat ini kita menjadi orang yang berilmu, ingatlah juga bahwa ilmu yang kita miliki didapat dengan taruhan tetesan keringat, genangan darah usaha orang tua yang telah diberikan kepada kita. Pendek kata, semua yang kita miliki sekarang tidak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua kita.

Seandainya kedua orang tua kita telah meninggal, kita tidak ada yang kita lakukan kecuali mendoakan keduanya kepada Allah SWT agar diampuni dosanya dengan cara-cara yang baik dan benar.

Saudara kaum muslimin rahimakumullah,

Dari uraian singkat ini, dapat disimpulkan bahwa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua dengan cara-cara yang disyariatkan adalah keniscayaan yang harus dilakukan oleh kaum muslimin.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang kuat berbakti kepada kedua orang tua. Amin.

جَعَلَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِينَ الْآمِنِينَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي عِبَادِهِ الصَّالِحِينَ. فَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَرْسَلَ كَافَةً إِلَى النَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا، وَهَادِيًا إِلَى الْحَقِّ وَسِرَاجًا مُنِيرًا. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadapan Allah SWT yang sudah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sehingga, di tengah kesibukan hidup, kita masih sempat memantapkan niat dan melangkahkan kaki menuju masjid dalam rangka melaksanakan shalat Jum’at berjamaah sebagai wujud rasa iman dan takwa kita ke hadirat Allah SWT. Tidak lupa juga, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita ke hadirat Allah SWT dengan jalan beribadah kepada-Nya sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan hadits.

Sidang Jumat rahimakumullah,

Sesungguhnya, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia sama artinya seperti seorang tentara yang telah dibekali pedang yang tajam dan terjun ke medan perang untuk berhadapan dengan lawan yang hanya ada dua kemungkinan, yaitu menang dan tetap hidup atau terkapar di medan perang. Ya, begitulah hidup ini. Kita diberikan akal dan agama oleh Allah SWT yang fungsinya seperti pedang yang tajam. Kemudian, Allah SWT menurunkan ujian dengan berbagai jenis. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ – 155 اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ – 156 اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ – 157

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah: 155-157)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT telah menyebutkan tentang berbagai cobaan yang beraneka ragam, baik yang berupa kemiskinan, kelaparan, kematian, dan lain sebagainya. Namun, di sisi lain, Allah SWT juga menyebutkan bahwa wanita, anak, juga harta kekayaan yang melimpah juga bagian dari ujian. Itu artinya bahwa ujian yang akan Allah SWT berikan kepada manusia bukan hanya berupa penderitaan. Namun, bermacam-macam kesenangan yang ada di dunia juga sebuah ujian untuk menguji keimanan seseorang. Tentang hal ini, Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ – 35

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.” (QS Al-Anbiya: 35)

Sidang Jumat rahimakumullah,

Karena penderitaan hidup di dunia adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keimanan kita, maka kita harus menyambutnya dengan cara bersabar. Sebab, hanya orang- orang yang bersabar, yang akan mendapatkan pahala dan kemenangan dari Allah SWT tentang hal ini, Allah SWT berfirman:

… اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ – 10

Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.” (QS Az-Zumar: 10)

Sementara itu, kesenangan dan kemewahan hidup juga harus kita hadapi dengan rasa bersyukur kepada Allah SWT dan mempergunakan sebagai sarana ibadah kehadirat-Nya. Jangan sampai kita gunakan sebagai alat untuk menyombongkan diri dan durhaka kepada Allah SWT. Sebab, itu artinya kita telah kalah di medan perang. Kita telah menjadi kafir kepada Allah SWT karena terpengaruh oleh kenikmatan dunia, sebagaimana dijelaskan oleh hadits berikut:

إِنْ صَبَرْتَ مَضَى أَمْرُ اللَّهِ وَكُنْتَ مَأْجُوْرًا وَإِنْ جَزَعْتَ قَضَى أَمْرُ اللَّهِ وَكُنْتُ مَأْزُوْرًا.

Artinya: “Bila kamu bersabar, ketentuan Allah SWT tetap berlaku, sedang kamu diberi pahala. Dan, bila kamu mengeluh, ketentuan Allah SWT tetap berlaku, sedang kamu mendapat dosa.”

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Oleh karena itu, sabar dalam menghadapi cobaan adalah sebuah kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Semakin kuat keimanan seseorang, semakin berat pula ujian yang akan diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Itu semua dalam rangka menguji keimanan mereka; apakah iman mereka telah benar- benar menghunjam di dalam jiwa ataukah hanya sekadar permainan belaka? Hal tersebut telah pernah dinyatakan oleh Luqman ketika memberi nasihat kepada anaknya, sebagaimana diabadikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya sebagai berikut:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ – 17

Artinya: “Wahai anakku, tegakkanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.” (QS Luqman: 17)

Mengakhiri khutbah ini, saya akan sampaikan pesan dari ahli bijak:

“Wahai manusia, kalian mencintai tiga perkara, sedangkan tiga perkara itu bukanlah milik kalian, yaitu kalian mencintai jiwa, sedangkan jiwa itu kepunyaan hawa nafsunya; kalian mencintai ruh, sedangkan ruh itu kepunyaan Allah SWT ; kalian mencintai harta, sedangkan harta itu kepunyaan ahli waris.”

Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian dari orang- orang yang beriman yang senantiasa bersabar ketika diberikan cobaan berupa penderitaan hidup dan menjadi hamba Allah SWT yang pandai bersyukur ketika diberikan cobaan berupa kesenangan hidup di dunia.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَاسْتَغْفِرُهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

3. Bersyukur Atas Nikmat Umur

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعْطَانَا مِنَ النِّعَمِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَكُوْنُ بِهِ مُخْتَصًّا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَكُنْ مُعَانِدًا وَلَا عَصَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي صَارَ بِالشَّفَاعَةِ الْعُظْمَى مُخْتَصًّا. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاءِ. أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى.

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Melalui mimbar yang terhormat ini, khatib berpesan kepada kita semua, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Takwa dalam arti yang sebenar- benarnya, yakni melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya, dalam hidup ini banyak sekali karunia dan nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Bahkan, seandainya air laut dipakai sebagai tinta, dan pohon-pohon yang tumbuh di muka bumi digunakan sebagai pena untuk melukiskan nikmat Allah Swt., niscaya semuanya tidak akan cukup. Pantaslah kalau Allah SWT menyatakan dalam firman- Nya:

… وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ – 34

Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat zalim lagi sangat kufur.” (QS Ibrahim: 34)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya, nikmat yang paling berharga dalam hidup adalah nikmat umur, bahkan lebih berharga dari apa pun yang kita punya. Pangkat dan jabatan, harta dan kekayaan, kehormatan dan kedudukan semuanya tidak ada artinya kalau kematian sudah menjemput kita. Allah SWT berfirman:

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ – 11

Artinya: “Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Munafiqun: 11)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT telah menyatakan bahwa manusia tidak akan mempunyai kekuatan apa pun untuk menolak sebuah kematian. Hidup hanyalah sangat sementara. Hidup ibarat seseorang yang mampir untuk minum, lalu ia melanjutkan perjalanan kembali. Akhirnya, kita berjumpa kembali ke hadapan Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama di dunia.

Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ – 8

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu. Kamu kemudian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” (QS Al-Jumuah: 8)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Batas umur manusia sangatlah misteri, dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia tidak dapat memajukan atau mengundurkan ajal. Oleh karena itu, sebagai wujud dari rasa iman dan takwa kita kepada Allah SWT, tidak ada sesuatu yang pantas dilakukan, kecuali mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Caranya adalah dengan memanfaatkan nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ajal datang menjemput kita tanpa memberi tahu sebelum nya. Kita tidak tahu kapan datangnya, apakah nanti, besok, atau lusa. Oleh karena itu, jangan sampai kita lengah atau lupa diri. Jangan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Mari mulai sekarang, kita bangkit. Kita menyingsingkan lengan untuk bersujud dan tunduk kepada Allah SWT.

Meskipun demikian, kita tidak harus meninggalkan dunia. Otak kita boleh Jerman, tapi hati harus tetap Makkah. Dunia kita harus sukses. Dan, di akhirat, kita harus beruntung. Jika suatu pekerjaan belum tuntas, harus segera kita selesaikan. Mana saja ibadah yang belum kita kerjakan, padahal kita telah mampu, harus segera kita kerjakan.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Ya, umur adalah nikmat Allah SWT yang tidak ternilai harganya, dan betapa kita telah banyak menyia-nyiakannya. Kita telah lupa bahwa ajal sewaktu-waktu bisa saja datang kepada kita. Dan, setelah nyawa kita diambil oleh Allah SWT, pintu taubat telah tertutup. Sirnalah semua harta dan kekayaan serta pangkat dan jabatan yang selama ini kita bangga-banggakan. Dan terkuburlah sudah segala kesombongan yang selama ini kita tonjolkan. Lalu, berganti dengan air mata dan penyesalan karena dosa dan kemaksiatan yang selama ini kita lakukan.

Oleh karena itu, sebelum semuanya terjadi, marilah kita manfaatkan nikmat umur yang telah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Marilah kita gunakan waktu dengan bekerja semaksimal mungkin dan beribadah kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Sungguh, kita akan menyesal selama kita hidup di dunia tidak mampu dan bahkan lalai memanfaatkan umur dengan sebaik-baiknya.

Mudah-mudahan, kita digolongkan oleh Allah SWT menjadi hamba-hamba yang pandai mensyukuri nikmat umur. Sehingga, nasib kita menjadi mujur ketika badan kita membujur dan hancur dimakan ulat di dalam kubur. Kita tetap dalam kondisi iman dan Islam yang sempurna kepada Allah SWT. Amin.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

4 Metode Dakwah Sunan Gresik dalam Menyebarkan Islam di Tanah Jawa


Jakarta

Pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa, para Wali Songo memiliki metode tersendiri dalam memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat. Mereka menggunakan berbagai cara yang bijaksana dan menyesuaikan budaya setempat untuk menarik perhatian orang-orang agar menerima Islam. Salah satu tokoh yang juga berperan penting dalam hal ini adalah Sunan Gresik.

Simak metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa berikut ini.

Profil Singkat Sunan Gresik

Dalam buku Sejarah Islam Nusantara yang disusun oleh Rizem Aizid dijelaskan bahwa Sunan Gresik diyakini sebagai Wali Songo pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal dengan julukan Syekh Maghribi atau Maulana Maghribi.


Selain itu, Sunan Gresik memiliki gelar lain, seperti Sunan Tandhes, Sunan Raja Wali, Wali Quthub, Mursyidul Auliya’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya Wali Sanga, Ki Ageng Bantal, dan Maulana Makdum Ibrahim I. Karena dianggap sebagai Wali Songo pertama yang datang ke Jawa, Sunan Gresik dipandang sebagai wali yang paling senior di antara anggota Wali Songo.

Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan pendekatan yang bijaksana dan strategi yang tepat. Ia dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut, penuh kasih sayang, dan ramah tamah kepada semua orang, baik yang seagama maupun yang berbeda keyakinan.

Sifat-sifat ini membuatnya dihormati dan disegani sebagai tokoh masyarakat. Kepribadiannya yang baik menarik perhatian penduduk setempat, yang kemudian berbondong-bondong memeluk Islam dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, serta menjadi pengikut setia dakwahnya. Dalam hal akidah, Sunan Gresik menganut Islam Ahlusunnah wal Jamaah dan mengikuti mazhab Syafi’i dalam masalah fiqh.

Selama menyebarkan agama Islam, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) merupakan pembimbing dari sembilan tarekat mu’tabarah yang diikuti oleh Wali Songo, yaitu Tarekat ‘Alawiyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Sanusiyah, Tarekat Maulawiyah, Tarekat Nur Muhammadiyah, Tarekat Khidiriyah, dan Tarekat Al-Ahadiyah.

Di tengah kuatnya pengaruh agama Hindu dan Buddha, Sunan Gresik berhasil membawa dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, Jawa masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, kerajaan Buddha terbesar di Nusantara.

Dengan pendekatan dakwah yang bijaksana, Sunan Gresik mampu meruntuhkan dominasi Hindu-Buddha di Jawa dan berhasil mengislamkan masyarakat Jawa, khususnya di daerah-daerah yang menjadi pusat dakwahnya.

Metode Dakwah Sunan Gresik

Berikut adalah metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik, sehingga Islam berhasil menyebar luas di tanah Jawa. Metode-metode ini dirangkum dari buku Sunan Gresik susunan Masykur Aarif dan sumber sebelumnya.

1. Pendekatan Pribadi Melalui Adat Istiadat

Metode dakwah Sunan Gresik yang digunakan pertama adalah pendekatan secara pribadi, melalui pergaulan dengan masyarakat. Dalam metode ini, Sunan Gresik senantiasa menunjukkan sifat-sifat mulia, seperti ramah-tamah, kasih sayang, dan suka menolong.

Dengan sifat-sifat baik tersebut, ia berhasil menarik perhatian masyarakat, yang kemudian menjadi dekat dengannya dan menghormatinya. Bahkan, banyak dari mereka yang akhirnya memeluk Islam dengan sukarela, karena melihat budi pekerti luhur yang ditunjukkan oleh Sunan Gresik.

Meskipun pada waktu itu mayoritas masyarakat beragama Hindu, Sunan Gresik tidak secara langsung menentang agama atau kepercayaan yang mereka anut, melainkan lebih kepada menunjukkan keindahan dan kebaikan ajaran Islam.

Melalui metode ini, Sunan Gresik juga mempelajari bahasa Jawa, mengenal adat istiadat setempat, dan belajar memahami kehidupan masyarakat, termasuk mata pencaharian dan pandangan hidup mereka. Ini menunjukkan bahwa Sunan Gresik sangat berhati-hati dalam menjalankan dakwah, dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang bisa menyebabkan penolakan dari masyarakat.

2. Perdagangan

Metode dakwah Sunan Gresik kedua yang dilakukan dalam rangka menyiarkan Islam adalah melalui jalan perdagangan. Dalam metode ini, Sunan Gresik berprofesi sebagai pedagang di pelabuhan terbuka, yang sekarang dikenal dengan nama desa Romo, Manyar.

Melalui perdagangan, Sunan Gresik dapat berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, kegiatan perdagangan juga melibatkan raja dan para bangsawan yang turut serta sebagai pelaku jual beli, pemilik kapal, atau pemodal.

Setelah cukup dikenal dan dihormati oleh masyarakat, Sunan Gresik melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Meskipun kunjungannya untuk menyebarkan agama Islam tidak berhasil karena raja Majapahit tidak memeluk Islam, Sunan Gresik berhasil menarik perhatian raja Majapahit.

Sebagai hasilnya, sang raja memberikan sebidang tanah di pinggiran kota Gresik, yang kini dikenal dengan nama desa Gapura.

3. Pertanian dan Pengobatan

Cara lain yang digunakan Sunan Gresik dalam menyiarkan agama Islam adalah melalui jalur pertanian dan pengobatan. Berdasarkan literatur sejarah, Sunan Gresik dikenal sebagai seorang ahli di bidang pertanian dan pengobatan.

Sejak ia berada di Gresik, hasil pertanian masyarakat meningkat pesat. Sunan Gresik mampu memanfaatkan kesuburan tanah Jawa untuk menanam berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti padi, umbi-umbian, dan tanaman lainnya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa ia adalah orang pertama yang mengusulkan untuk mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian masyarakat.

Selain itu, Sunan Gresik juga dikenal mampu menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan ramuan dari daun-daunan tertentu. Dalam praktik pengobatannya, ia tidak memungut biaya sepeser pun. Ia dengan ikhlas membantu masyarakat yang sakit dan membutuhkan kesembuhan.

Melalui cara ini, Sunan Gresik berhasil mendapatkan simpati dari masyarakat, yang akhirnya mempermudah penyebaran agama Islam di kalangan mereka.

4. Mendirikan Masjid dan Pesantren

Setelah para pengikut Islam semakin banyak, metode dakwah Sunan Gresik yang ia lakukan selanjutnya adalah dengan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, sarana dakwah, serta untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat. Pada masa itu, masyarakat Jawa sudah terbiasa tinggal di sekitar tempat guru mereka yang mengajarkan ilmu.

Ada tempat-tempat khusus yang disediakan oleh para guru untuk menampung murid yang ingin belajar.

Sunan Gresik yang memahami kebiasaan ini, kemudian mendirikan pesantren sebagai tempat untuk menampung santri yang ingin belajar ilmu agama darinya. Pesantren yang didirikannya tercatat sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Tanah Jawa.

Itulah empat metode dakwah Sunan Gresik dalam upaya menyebarkan Islam di Jawa, khususnya di wilayah Gresik. Setelah Islam diterima oleh masyarakat setempat dan pesantren selesai dibangun, Sunan Gresik pun menghadap Allah SWT (wafat). Kini, makam beliau menjadi salah satu tempat ziarah umat Islam di Indonesia, yang terletak di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Pintu Kebangkitan


Jakarta

Dalam kitab suci umat Islam, banyak ayat yang mengajak manusia untuk memaksimalkan potensi akalnya dalam berpikir. Allah SWT seringkali berfirman,

“Apakah kamu tidak berpikir?”, “… hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”

Firman Allah SWT yang memerintahkan untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, konon mencapai ratusan ayat. Inilah yang memberi motivasi kaum Muslimin dan juga bangsa Arab umumnya untuk mengoptimalkan potensi otaknya.


Maka mereka berlomba-lomba mengadakan riset dan penyelidikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka sadar bahwa pemberian-Nya berupa ilmu dipergunakan untuk kehidupan dan menjaga kelestarian bumi karena menyandang sebagai Khalifah di muka bumi.

Mereka, para ilmuwan Muslim dan Arab, tidak segan-segan mengambil ilmu peradaban bangsa lain, yaitu bangsa Yunani dan India. Mereka menerjemahkan buku-buku berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, sastra, dan lainnya ke dalam bahasa Arab.

Mereka dengan tekun melakukan riset dan menyelidiki hal-hal yang belum diketahui untuk dikembangkan, maka pada masa itu muncullah tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina yang sampai saat ini penemuannya sebagai landasan dalam ilmu kedokteran. Dan masih banyak tokoh-tokoh lain di bidang ilmu bumi, optik, aljabar yang sampai sekarang berguna.

Mereka tidak mengklaim bahwa semua karya merupakan hasil murni darinya, melainkan mereka mengakui dengan lapang dada sumber ilmu mereka dari buku-buku para ilmuwan Yunani dan India.

Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu. baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim ).

Tuntunan ini sangat jelas bahwa umat Muslimin jika menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat maka tuntutlah ilmu pengetahuan. Ilmu ini adalah pelita dunia dan menjadi cahaya di akhirat. Dengan ilmu seseorang bisa mewujudkan impian dan khayalannya.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi keniscayaan dalam kehidupan saat ini. Bayangkan sesuatu yang dahulu tidak mungkin dilakukan, sekarang bisa terjadi. Kita ambil contoh tentang robot, dengan dibenamkannya AI (artificial intelligence) sebuah robot bisa diajak bicara dan bisa melayani layaknya pelayan di restoran.

Perkembangan iptek ini akan terus berjalan selama manusia masih ada kehidupan, dan ingatlah bahwa Allah SWT mendorong penguasaan iptek ini melalui surat al-Mujadilah ayat 11 yang terjemahannya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Pada ayat ini, Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan rasa persaudaraan dalam semua pertemuan. Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, dalam berbagai forum atau kesempatan, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, agar orang-orang bisa masuk ke dalam ruangan itu,” maka lapangkanlah jalan menuju majelis tersebut, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dalam berbagai kesempatan, forum, atau majelis.

Apabila dikatakan kepada kamu dalam berbagai tempat, “Berdirilah kamu untuk memberi penghormatan,” maka berdirilah sebagai tanda kerendahan hati, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu karena keyakinannya yang benar, dan Allah pun akan mengangkat orang-orang yang diberi ilmu, karena ilmunya menjadi hujah yang menerangi umat, beberapa derajat dibandingkan orang-orang yang tidak berilmu. Dan Allah Mahateliti terhadap niat, cara, dan tujuan dari apa yang kamu kerjakan, baik persoalan dunia maupun akhirat.

Keutamaan Orang Berilmu

Adapun keutamaan orang berilmu adalah:

1. Orang Berilmu Takut Kepada Allah SWT.

Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman, “Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”

2. Orang Berilmu Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat

Dalam surat Al-Baqarah ayat 269, Allah SWT berfirman:

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”

3. Orang Berilmu Diangkat Derajatnya

Allah SWT. berfirman, “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah ayat 11).

Ketahuilah ajaran Islam tidak bertentangan dengan iptek dan justru mendorong perkembangannya. Adapun sumber ilmu itu ada pada Al-Qur’an dan Hadis, sehingga bisa dikatakan ilmu pengetahuan dalam Islam mendapat tempat yang tinggi dan sangat terhormat. Ingatlah bahwa inilah kunci maupun pintu menuju kebangkitan.

Seorang pemikir etik dan filosof Inggris, Bertrand Russell, berkata, “Penggunaan istilah Abad Kegelapan antara tahun 699 M sampai 1000 M itu menunjukkan bahwa kita membatasi perhatian hanya pada Barat atau Eropa. Padahal justru waktu itulah kebudayaan Islam yang cemerlang menerangi dunia, mulai dari India di Timur sampai Spanyol di Barat. Apa yang hilang di negeri-negeri Kristen waktu itu, bukanlah hilangnya kebudayaan secara umum, bahkan keadaan sangat kontras. Buat kita tampak, bahwa kebudayaan Eropa atau Barat itu memang suatu kebudayaan, akan tetapi sebenarnya adalah suatu pandangan yang sempit.”

Begitu indahnya dan cemerlang kebudayaan Islam melalui perkataan Bertrand Russel di atas. Meskipun demikian, kita tidak perlu selalu mengenang keemasan masa lalu, jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk bangkit dan mengejar ketertinggalan kita (kaum muslimin). Tengoklah negeri Tiongkok dalam waktu yang relatif singkat (25-30 tahun) telah merubah diri dan meloncat menuju peradaban baru yang dibangun.

Ya Allah, teguhkanlah hati kami (kaum muslimin) untuk selalu mena’ati dan melaksanakan perintah-Mu dalam menuntut ilmu pengetahuan. Kami sadari saat ini tertinggal dari kaum lainnya dan kami mohon tegakkanlah kepala kami untuk memimpin peradaban di masa mendatang.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab, Bisa Dijadikan Materi Khutbah


Jakarta

Kultum singkat tentang adab bisa dijadikan referensi muslim untuk berdakwah ketika salat Jumat atau kegiatan-kegiatan tertentu. Kultum merupakan singkatan dari kuliah tujuh menit.

Istilah kultum erat kaitannya dengan kegiatan dakwah atau ceramah yang relatif singkat. Dinukil dari buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah tulisan Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafid, kultum banyak dilakukan dalam berbagai acara keagamaan.

Berikut beberapa kultum singkat tentang adab yang dikutip dari Majalis Al Mukminin Fii Mashalih Ad Dunya Wa Ad Din Bi Ightinami Mawasimi Rabb Al Alamin oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub terjemahan Drs Asmuni dan buku Kitab Kultum Kuliah Tujuh Menit karya A R Shohibul Ulum.


4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab

1. Kultum Singkat tentang Adab Salam

الْحَمْدُ للهِ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الأَنام صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ

Segala puji bagi Allah Raja Yang Mahasuci dan Yang Maha Sejahtera. Sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada sebaik-baik manusia. Semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat kepada beliau dan segenap keluarga beliau dengan teriring salam.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (An-Nuur: 27)

Sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai, maukah kutunjukkan kepada kalian suatu perbuatan yang jika kalian amalkan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Di antara adab salam, yaitu:

  • Hak setiap muslim atas yang lainnya sehingga wajib dijawab
  • Mengucapkan salam dengan suara jahar dan memperdengarkan (jawaban) atas orang yang mengucapkan salam kepadanya
  • Mengulang salam hingga tiga kali jika di hadapan jamaah yang banyak jumlah orangnya atau karena ada keraguan bahwa semua muslim telah mendengarnya atau belum
  • Diutamakan orang yang datang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang yang didatangi
  • Mengucapkan salam dan meratakannya kepada orang banyak, kepada siapa saja yang dikenal atau yang tidak dikenal
  • Orang yang berkendara mengucapkan salam kepada orang yang berjalan, orang berjalan kepada orang duduk, kelompok sedikit kepada kelompok yang lebih banyak, anak kecil kepada orang dewasa
  • Sangat disukai salam ditujukan khusus kepada orang-orang yang berjaga di tempat di mana banyak orang tidur

Wallahu a’lam dan semoga Allah senantiasa curahkan sholawat, salam, dan berkah-Nya kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, segenap keluarganya dengan diiringi salam. Dan segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.

2. Kultum Singkat tentang Adab Berbicara

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul pada acara ini dengan sehat walafiat. Tema pada kultum kali ini adalah adab berbicara kepada orang lain. Seperti halnya yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang pentingnya menjaga adab berbicara.

Pertama, kita sebagai umat muslim harus menjaga lisan dengan sungguh-sungguh. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Kemudian, dalam Islam dianjurkan untuk berkata yang baik, jika tidak bisa maka diam saja. Dengan begitu, lisan akan tercegah dari membicarakan hal yang tidak pantas.

Beberapa hadist juga telah menjelaskan bahwa muslim dianjurkan untuk sedikit berbicara, terutama jika banyak mudharatnya. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian dari durhaka kepada orang tua, mengharamkan bakhil dan rakus, memakruhkan katanya dan katanya (isu), banyak bertanya, dan menghamburkan harta.” (HR Bukhari)

Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan. Semoga, kita kelak termasuk dalam golongan yang menjaga lisan masing-masing. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kultum Singkat tentang Adab Makan

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarokatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Segala puji kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufiq hidayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan Islam. Sholawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, saya akan membahas beberapa penjelasan tentang adab makan dan minum ajaran Rasulullah SAW.

Adab makan yang pertama adalah mendahulukan makan daripada sholat ketika makanan telah siap. Ketika hidangan telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka yang didahulukan makan daripada sholatnya sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

“Jika hidangan makan malam telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka mulailah dengan makan malam.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ad-Darmi).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan juga telah dikumandangkan iqamah sholat, maka mulailah dengan makan malam dan jangan terburu-buru sampai selesai.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud).

Faedahnya supaya hati tenang dan tidak memikirkan makanan ketika sholat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur kita adalah tingkat lapar seseorang.

Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan maka hendaknya dia makan lebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

Kedua, membaca bismillah sebelum makan dan minum dan mengambil makanan dari yang terdekat.

Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata,

“Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring, maka Rasulullah berkata kepadaku: ‘Wahai anak, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat darimu.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketiga, tidak berlebihan dalam makan dan tidak juga kekurangan. Rasulullah SAW menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. Setiap orang harus mengira-ngira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah adalah di antara sifat setan yang sangat dibenci Allah SWT. Sifat ini merupakan ciri orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kultum singkat tentang adab ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dalam mengamalkan apa yang kita ketahui. Demikian saya akhiri, kurang lebihnya saya mohon maaf. Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum Singkat tentang Adab kepada Orang Tua

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim, kita wajib berbakti kepada ibu dan bapak sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Serta berbuat baiklah kepada orang tua.”

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Cobalah kita hitung berapa banyak jasa kedua orang tua kita, tentu kita tidak akan mampu menghitungnya karena jasa mereka begitu besar, terutama ibu.

Saat hamil kita, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita. Begitu juga saat kita lahir, ibu mencurahkan semua perhatian dan kasih sayang kepada kita sampai sekarang kasih sayangnya tiada terkira.

Rasulullah juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu. Diriwayatkan dari hadits Bukhari dan Muslim. Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada nabi,

“Siapa yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?” Nabi menjawab, “Ibumu”. “Lalu siapa lagi?” tanya orang itu. “Ibumu,” jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” Nabi masih menjawab “Ibumu” Kemudian sahabat itu kembali bertanya. “Lalu siapa lagi, Wahai Nabi?” Kemudian nabi menjawab, “Ayahmu”

Karena itulah barang siapa yang durhaka kepada orang tua, niscaya Allah akan menurunkan siksa yang amat pedih. Sebagai generasi yang soleh dan solehah, marilah kita berbakti kepada orang tua dan senantiasa berdoa untuk mereka.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada segala kekurangan dan kesalahan. Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah beberapa contoh kultum singkat tentang adab yang bisa dijadikan referensi khutbah Jumat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Teks Ceramah Isra Mi’raj untuk Memahami Peristiwa Agung Rasulullah


Jakarta

Setiap perayaan Isra Mi’raj, ceramah keagamaan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Ceramah ini tidak hanya mengingatkan kita tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menggali hikmah-hikmah penting yang terkandung dalam perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha.

Agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, berikut beberapa contoh teks ceramah Isra Mi’raj yang dapat membantu menyampaikan makna peristiwa agung tersebut, sehingga dapat menginspirasi jemaah dengan lebih mendalam.

Contoh Teks Ceramah Isra Mi’raj

1. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Hadirin rahimakumullah,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rahimakumullah,

Kata “Isra” dalam bahasa Arab berarti berjalan malam. Menurut istilah, Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj berarti naik ke atas. Menurut istilah, Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa menuju Arasy untuk menghadap Allah SWT.

Allah SWT menceritakan kisah ini dalam surat Al Isra, ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Hadirin rahimakumullah,

Setelah mengalami kedukaan karena dua orang yang amat dicintai dan dihormati telah meninggal dunia, Allah SWT ingin menghibur dan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Allah telah mengutus Malaikat Jibril untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap-Nya.

Peristiwa ini terjadi setelah sebelas tahun Muhammad menjadi Nabi. Setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril membaringkan Nabi Muhammad SAW, kemudian membelah dadanya, membersihkan sifat-sifat buruk, dan menggantinya dengan sifat baik ke dalam dadanya. Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril menaiki Buraq, yaitu kendaraan yang sangat cepat. Perjalanan mereka pertama menuju Masjidil Aqsa di Palestina.

Selama di perjalanan, mereka singgah di lima tempat, yaitu:

Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwaroh.
Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa dari Fir’aun.
Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima Kitab Taurat.
Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS.
Masjidil Aqsa di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Pada tiap persinggahan, Nabi Muhammad SAW selalu melakukan sholat dua rakaat. Sesampainya di Masjidil Aqsa, Nabi disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak. Nabi Muhammad SAW mengambil gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Setelah menjadi imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama Malaikat Jibril. Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit, yaitu:

Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam AS.
Langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Ishaq AS.
Langit ketiga bertemu Nabi Yusuf AS.
Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS.
Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun AS.
Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa AS.
Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

Hadirin rahimakumullah,

Setelah melewati tujuh lapis langit, Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur, yaitu tempat Malaikat melaksanakan Thawaf. Kemudian naik ke Sidratul Muntaha, dan dalam perjalanan ini Malaikat Jibril tidak ikut serta.

Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan sholat sebanyak lima puluh waktu.

Ketika hendak turun, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa AS, dan beliau bercerita tentang perintah sholat yang diterimanya dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut, Nabi Musa menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah kembali guna meminta keringanan. Nabi Muhammad berulang kali menghadap Allah untuk memberikan keringanan perintah sholat, dan akhirnya Allah memberikan keringanan kepada Nabi Muhammad, menjadi 5 waktu setiap harinya. Allah memberikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad seperti melaksanakan sholat sebanyak 50 waktu. Setelah itu, Nabi dikembalikan ke Makkah.

Pagi harinya, Nabi berniat menceritakan hal tersebut kepada kaum Quraisy. Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal mengumpulkan kaum Quraisy. Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk meyakinkan kaum kafir Quraisy tentang kebohongan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menyeru kaum Quraisy untuk berkumpul.

Setelah kaum Quraisy berkumpul, Nabi Muhammad menceritakan segala kejadian yang dialaminya dalam Isra Mi’raj. Ceramah Nabi Muhammad tersebut disambut dengan ejekan dan cemoohan. Abu Jahal menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan kebohongan. Kemudian menemui Abu Bakar dan menceritakan apa yang mereka dengar dari Nabi Muhammad.

Mereka bertanya kepada Abu Bakar, “Apakah Abu Bakar mempercayainya?” Dengan tegas, Abu Bakar menyatakan “bahwa dia meyakini apa yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW.” Kemudian Nabi Muhammad SAW memberikan gelar Assidiq kepada Abu Bakar hingga menjadi Abu Bakar Assidiq.

Hadirin rahimakumullah,

Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami peristiwa yang tidak pernah dirahasiakannya. Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad dalam waktu yang singkat telah tersiar ke seluruh kota Makkah. Ejekan dan cemoohan sering diterima Nabi Muhammad mengenai peristiwa yang dialaminya.

Sebagai contoh, waktu Nabi Muhammad duduk di Masjidil Haram dan bertemu dengan Abu Jahal, Abu Jahal duduk di samping Nabi Muhammad SAW dan berkata dengan nada mengejek, “Apa kabar pagi ini, Muhammad? Adakah sesuatu yang engkau anggap penting yang engkau terima dari Tuhanmu?” Nabi Muhammad menjawab, “Ya, tadi malam aku telah diisra’kan.” Abu Jahal bertanya, “Kemana?” Nabi menjawab, “Ke Baitul Maqdis.” Kata Abu Jahal, “Kemudian pagi ini engkau telah ada di sini?” Nabi Muhammad menjawab, “Ya.”

Mendengar jawaban itu, Abu Jahal tertawa dan mengejek Nabi dan berkata, “Beranikah engkau menceritakan perkataanmu itu kepada penduduk Makkah? Saya akan mengumpulkan mereka di sini, lalu sampaikan perkataanmu kepada mereka!” Nabi menjawab, “Baiklah, saya akan menerangkan peristiwa ini kepada mereka.”

Setelah penduduk Makkah berkumpul di Masjidil Haram, Nabi menceritakan peristiwa Isra Mi’raj dari awal sampai akhir, tidak ada sedikitpun yang terlewat. Kejadian ini menjadikan mereka yang sudah masuk Islam berbalik menjadi murtad. Tetapi bagi umat Islam yang kuat imannya, tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu karena mereka telah yakin akan kebenaran Nabi Muhammad.

Lain halnya dengan Abu Bakar, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain. Setelah didatangi oleh orang-orang yang merasa sangsi dengan peristiwa Isra dan Mi’raj, ia mendatangi Nabi Muhammad SAW dan meminta penjelasannya. Peristiwa yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW langsung diterimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan As Siddiq.

Hadirin rahimakumullah,

Adapun tamsil dalam Isra, yaitu:

Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus, beliau bertanya kepada Jibril, “Siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka itu ibarat mu yang gemar beramal jariah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT.”

Melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya, Nabi Muhammad bertanya, “Siapakah mereka itu, Ya Jibril?” Dijawabnya, “Mereka itu ibarat mu yang enggan bersholawat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya.”

Melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya, Nabi bertanya, “Apakah itu, Ya Jibril?” Dijawabnya, “Itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Ia mati disiksa dengan digodok oleh Raja Fir’aun karena mempertahankan imannya kepada Allah Swt sewaktu dipaksa untuk menyembah berhala.”

Melihat orang yang di hadapannya ada dua hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memakan makanan busuk. Nabi bertanya, “Ya Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Ya Rasulullah, itu ibarat umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala.”

Nabi Muhammad SAW melihat orang-orang yang gagah perkasa. Orang itu menengok dan melihat ke kirinya merasa sedih dan menangis tersedu-sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke kanannya, dia berseri-seri gembira dan tersenyum. Nabi bertanya, “Siapakah orang itu, Ya Jibril?” Jawab Jibril, “Dia itu bapakmu yang pertama, yaitu Nabi Adam AS. Bila beliau melihat ke kiri, sedih karena melihat anak cucunya berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila mereka menengok ke kanan, merasa gembira karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh.”

Hadirin rahimakumullah,

Hikmah Isra Mi’raj, yaitu:

Menghilangkan perasaan sedih dalam diri Nabi Muhammad SAW yang disebabkan oleh meninggalnya pembelanya yang utama, yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah. Allah SWT ingin meyakinkan utusan-Nya itu bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh apa pun dan siapa pun.
Allah hendak memperlihatkan kemahakuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi musuh yang menghalangi penyiaran agama Islam.

Allah mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan para Nabi dan Rasul terdahulu, agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.
Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas kejayaan bangsa-bangsa terdahulu yang hancur luluh karena kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Menguji para pengikut Nabi, apakah mereka akan tetap beriman kepada agama yang selama ini dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.

Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dengan hadirat Allah SWT.
Allah menyampaikan perintah melakukan sholat kepada Nabi dan umatnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

2. Teks Ceramah Isra Mi’raj Hikmah Peristiwa Isra Miraj yang Penuh Makna

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينُ وَعَلَىٰ أُمُورِ دُّنْيَا وَالدِّينِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَىٰ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa bihi nasta’inu wa ‘ala umuri dunya wa ad-din. Wa as-sholatu wa as-salamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal-mursalin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, mari kita mengulas peristiwa Isra Miraj, sebuah mukjizat besar yang Allah berikan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Isra Miraj terjadi pada malam yang penuh berkah, di mana Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh. Peristiwa ini merupakan hadiah dari Allah untuk menghibur hati Rasul-Nya yang tengah dilanda kesedihan setelah kehilangan Khadijah dan Abu Thalib.

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa utama: Isra (perjalanan malam) dan Miraj (kenaikan). Isra adalah perjalanan fisik Rasulullah dari Makkah ke Yerusalem, sedangkan Miraj adalah kenaikan beliau melewati langit-langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menjadi landasan kewajiban sholat lima waktu bagi umat Islam.

Peristiwa Isra Miraj mengandung banyak hikmah yang dapat kita ambil. Kemukjizatan yang terjadi menunjukkan kuasa Allah atas waktu, di mana Rasulullah mampu melakukan perjalanan luar biasa dalam waktu yang sangat singkat. Selain itu, Isra Miraj juga menegaskan pentingnya masjid, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat rohani dan aktivitas umat Islam.

Hikmah lainnya adalah pengingat untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan, karena kehidupan umat Islam yang beriman seringkali diuji oleh mereka yang tidak percaya. Isra Miraj juga mengajarkan bahwa melakukan “safar” atau perjalanan menuju hal-hal yang baik dapat membantu menemukan inspirasi dan semangat baru dalam menghadapi kesulitan hidup.

Pentingnya iman sebagai landasan utama juga menjadi pelajaran besar dari peristiwa ini. Sebagaimana Rasulullah mempercayai mukjizat ini, kita pun perlu memperkuat iman untuk menjalani kehidupan di bawah naungan Islam.

Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran berharga dari kisah Isra Miraj ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Keutamaan Isra Miraj

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينُ وَعَلَىٰ أُمُورِ دُّنْيَا وَالدِّينِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَىٰ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa bihi nasta’inu wa ‘ala umuri dunya wa ad-din. Wa as-sholatu wa as-salamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal-mursalin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hadirin yang dirahmati Allah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, Islam, serta kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, izinkan saya menyampaikan ceramah tentang peristiwa agung dalam Islam, yaitu Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT sekaligus mukjizat luar biasa yang diberikan kepada Rasulullah SAW.

Hadirin yang berbahagia,

Isra Miraj adalah perjalanan malam yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12 kenabian. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan kendaraan yang disebut Buraq. Di Masjidil Aqsa, beliau memimpin sholat bersama para nabi terdahulu, sebuah peristiwa yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat manusia dan para nabi.

Setelah itu, dalam Miraj, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha, yaitu tempat tertinggi di langit ketujuh. Dalam perjalanan tersebut, beliau bertemu dengan para nabi pada setiap lapisan langit dan menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Puncaknya, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah sholat lima waktu, yang menjadi kewajiban utama umat Islam hingga kini.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Peristiwa Isra Miraj memiliki banyak keutamaan yang patut kita renungkan. Pertama, peristiwa ini adalah bukti kebesaran Allah SWT. Perjalanan luar biasa ini, yang terjadi hanya dalam satu malam, tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia. Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Isra ayat 1, yang
artinya:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Keutamaan lainnya adalah sebagai bukti kenabian Rasulullah SAW. Isra Miraj menegaskan bahwa beliau adalah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran bagi seluruh umat manusia. Perjalanan ini juga memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW surga dan neraka, yang menjadi bukti nyata adanya kehidupan setelah mati. Melalui peristiwa ini, Allah SWT menunjukkan bahwa Dia mampu melakukan segala sesuatu, bahkan yang berada di luar nalar manusia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Isra Miraj juga menjadi salah satu bukti kebenaran Islam. Mukjizat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang benar dan berasal dari Allah SWT, pencipta alam semesta. Oleh karena itu, mari kita jadikan peristiwa ini sebagai pengingat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa Isra Miraj dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita tutup dengan doa, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Pelajaran dari Perjalanan Isra Mi’raj

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan anugerah terbesar kepada umat manusia berupa Islam sebagai jalan hidup. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan sedikit tausiyah mengenai peristiwa Isra Mi’raj. Isra Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang dilalui oleh Nabi Muhammad SAW, di mana beliau menerima perintah sholat lima waktu sebagai kewajiban umat Islam. Perjalanan ini merupakan mukjizat yang menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam.

Peristiwa Isra, perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan manusia dengan sesama. Sedangkan Mi’raj, perjalanan naik ke Sidratul Muntaha, mengingatkan kita akan hubungan manusia dengan Allah SWT, yaitu ibadah dan ketaatan kepada-Nya.

Dalam perjalanan itu, Rasulullah SAW diperlihatkan berbagai gambaran tentang kehidupan umat manusia. Beliau melihat akibat dari perbuatan buruk seperti meninggalkan sholat, enggan bersedekah, dan memakan riba. Semua ini menjadi peringatan nyata agar kita senantiasa menjaga kewajiban sebagai seorang Muslim.

Hadirin yang berbahagia,

Isra Mi’raj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga pedoman hidup. Melalui perintah sholat lima waktu, kita diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT, sekaligus memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan.

Mari jadikan momentum ini untuk meningkatkan ketaqwaan, memperbanyak ibadah, dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama, dan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikianlah ceramah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua mampu mengambil hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon maaf atas segala kekurangan, semoga Allah SWT meridhoi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Kedaulatan



Jakarta

Kedaulatan berasal dari bahasa Arab yaitu “daulah” yang artinya kekuasaan tertinggi, yang artinya adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat UU dan melaksanakannya. Sedangkan kedaulatan rakyat berarti pemerintah mendapatkan mandatnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam UU 1945 amandemen tentang Wakil Rakyat dan Presiden dipilih secara langsung, itulah yang diharapkan sebagai kedaulatan memilih di tangan rakyat.

Perlu diketahui bahwa berdasarkan data LIPI pada Pemilu 2019, sebanyak 47,4 persen responden membenarkan adanya politik uang dan 46,7 persen responden menganggap hal wajar. Sementara hasil kajian KPK terkait politik uang, sebanyak 72 persen responden pemilih menerima politik uang dan 82 persen di antaranya perempuan dengan rentang usia di atas 35 tahun.

Penulis memperkirakan pada saat pemilu legislatif dan pemilu presiden yang konon banyak pihak mengatakan pelaksanaan pemilu yang paling brutal. Artinya, politik uang merupakan unsur dominan. Oleh sebab itu, di mana letak kedaulatan rakyat?


Siapa pun yang ingin menjadi wakil rakyat maupun kepala daerah, maka bersiaplah dengan dana yang cukup besar. Maka dalam praktek kontestasi ini muncul istilah “Bandar” yang memberikan sejumlah dana untuk kemenangan wakil rakyat dan kepala daerah.

Di dalam Al-Qur’an, musyawarah menjadi indikator terpenting yang menunjukkan kualitas keimanan pada suatu masyarakat. Musyawarah juga disandingkan sejajar dengan shalat dan infak. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah asy-Syura ayat 38 yang terjemahannya, “(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

Makna ayat di atas adalah: Menerangkan bahwa orang-orang yang menyambut baik panggilan Allah kepada agama-Nya seperti mengesakan dan menyucikan Dzat-Nya dari penyembahan selain Dia, mendirikan salat fardu pada waktunya dengan sempurna untuk membersihkan hati dari iktikad batil dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, selalu bermusyawarah untuk menentukan sikap di dalam menghadapi hal-hal yang pelik dan penting, kesemuanya akan mendapatkan kesenangan yang kekal di akhirat.

Musyawarah merupakan syarat utama untuk membangun manusia yang lebih baik dalam tindakan apa pun yang dilakukannya. Selain itu, musyawarah merupakan sebuah alat yang sangat penting untuk melipatgandakan potensi dan kemampuan yang dimiliki sebuah negara, komunitas maupun organisasi. Adapun hasil musyawarah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas pemikiran.
  2. Meningkatkan sikap saling tolong menolong dalam masyarakat.

Sesuatu yang dipikirkan bersama melalui musyawarah tentu hasilnya lebih baik dari pemikiran seseorang. Masalah timbul ketika seorang pemimpin “merasa” bahwa pemikirannya yang paling benar, maka proses musyawarah akan menghadapi jalan buntu. Tipe pemimpin yang seperti ini banyak kita jumpai di negeri ini, mereka merasa sebagai pemimpin itu segalanya. Ingatlah apa saja yang dilakukan hendaknya dipertanggungjawabkan. Dengan bermusyawarah akan timbul rasa saling lebih mengenal di antara mereka dan muncullah sikap saling tolong menolong.

Di negeri tercinta ini makin sulit kita temukan sikap saling tolong menolong, yang ada menang-menangan. Ingatlah bahwa demokrasi saat ini belum cocok dijalankan, terbukti tujuan kedaulatan di tangan rakyat beralih kepada kedaulatan di tangan pemilik modal.

Ada satu hal yang perlu menjadi bahan pemikiran, apakah dengan sistem demokrasi saat ini masihkah sesuai dengan sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan?

Tolong dipikirkan dengan hati yang bening dan jawablah, apakah kita konsisten terhadap sila ke-empat ataukah kita sudah jauh meninggalkan ?

Oleh sebab itu, Lembaga Permusyaratan yang telah terbentuk hendaknya mempunyai kewenangan dalam memecahkan masalah kenegaraan melalui musyawarah. Lembaga ini tidak boleh berhenti bermusyawarah sampai masalah yang mereka bahas menemukan jalan keluarnya. Kadangkala dalam musyawarah konsensus tidak dapat dicapai. Adapun jalan tengahnya adalah, pendapat yang diambil merupakan pendapat yang paling banyak mendapat dukungan dari peserta musyawarah. Rasulullah SAW telah menetapkan bahwa pendapat mayoritas setara dengan hukum yang dicapai lewat konsensus.

Di dalam Islam yang utama dalam memecahkan persoalan adalah melalui musyawarah, kemudian jika tidak ketemu kesepakatan maka dipilihlah pendapat yang didukung mayoritas bukan cara voting satu-satunya. Untuk itulah penulis berpendapat kembalilah kepada konstitusi yang dapat menjadikan negeri yang berdaulat, bukan negeri yang “dijajah” sekelompok pemodal. Kami rindu dengan sila ke-empat. Wujudkanlah sila ke-lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat negeri ini. Dalam hal ini diperlukan sikap penguasa untuk bertindak adil khususnya dalam pengelolaan kekayaan negara. Sikap adil ini akan timbul jika berketuhanan, tanpa itu rasanya agak sulit untuk bisa adil.

Ya Allah, berilah cahaya-Mu agar para pemimpin kami selalu mengingat-Mu dan beribadah dengan benar. Bersikap adil dan melayani, meluruskan agar negeri ini benar-benar berdaulat.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Kota Kuno Dumat al-Jandal Jadi Saksi Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad



Jakarta

Sebuah kota kuno di jantung Al-Jouf, Arab Saudi menjadi saksi penting perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW dan perjuangan kaum muslimin. Kota itu bernama Dumat al-Jandal atau dulunya disebut Adumato.

Seorang arkeolog Saudi, Hussain Al-Khalifah, mengatakan peradaban dan kerajaan telah berkembang di Dumat al-Jandal selama ribuan tahun. Wilayah ini diyakini telah dihuni sekitar milenium kedua sebelum masehi.

“Saat itu sedang musim hujan dengan sungai dan hutan, kemudian berubah menjadi sabana, kemudian memasuki musim dengan sedikit hujan, kemudian pemukiman berpindah ke lokasi lain di dekatnya seperti situs Al-Jamal dan situs Al-Rajajil,” jelas Hussain dilansir Arab News.


“Setelah itu, Jazirah Arab berubah menjadi gurun seperti yang kita lihat saat ini. Pada zaman dahulu, manusia berpindah ke tempat-tempat yang memiliki tanah dan sumber air yang subur. Oleh karena itu, Dumat Al-Jandal merupakan salah satu kota tertua yang dihuni sekitar milenium kedua SM,” lanjut arkeolog dengan pengalaman lebih dari 30 tahun itu.

Dumat al-Jandal, kata Hussain, merupakan salah satu titik penting di jalur perdagangan bagi orang-orang yang datang dari selatan Jazirah Arab. Hal tersebut menjadikan wilayah ini kuat dan kaya.

Ada beberapa kerajaan dan kekaisaran yang mencoba menguasai Dumat al-Jandal. Salah satunya bangsa Asyur. Akan tetapi, pada waktu yang sama muncul Kerajaan Qedar Arab yang tidak hanya menghalau bangsa Asyur tapi juga memperluas wilayah kekuasaan mereka hingga mencapai Palestina.

Dumat al-Jandal sudah ada jauh sebelum era Islam. Pada saat Islam datang, wilayah tersebut menjadi salah satu lokasi dakwah Nabi Muhammad SAW.

Diceritakan dalam Hadza al-Habib Muhammad Rasulullah Ya Muhibb karya Abu Bakar Jabir al-Jaziri yang diterjemahkan Iman Firdaus, pada tahun kelima Hijriah, Nabi Muhammad SAW mendengar berita sejumlah musyrikin di Dumat al-Jandal melakukan pencurian, perampokan, dan sering mengganggu kafilah di sana.

Nabi SAW lantas ingin memberi pelajaran kepada mereka agar daerah itu jauh dari kejahatan dan kezaliman. Selain itu, beliau ingin menggentarkan bangsa Romawi dan penduduk sekitarnya supaya tidak berpikir memerangi beliau dan tak lupa beliau juga ingin berdakwah di sana.

Rasulullah SAW bertolak ke Dumat al-Jandal bersama seribu pasukan. Setibanya di negeri tersebut, beliau tak menemukan siapa-siapa. Ternyata para musyrikin itu telah kabur dan bercerai-berai karena ketakutan saat mendengar kabar Nabi Muhammad SAW menuju ke sana.

Nabi Muhammad SAW menginap di Dumat al-Jandal selama beberapa hari. Beliau mengutus pasukannya ke berbagai tempat untuk mencari kaum musyrikin. Namun, nihil. Pasukan Nabi SAW hanya menemukan beberapa ekor unta dan kambing.

Rasulullah SAW dan kaum muslimin akhirnya kembali ke Madinah tanpa peperangan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Masyaallah! Raja Salman Akan Undang 1.000 Orang dari 66 Negara Umrah Gratis



Jakarta

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyetujui penyelenggaraan umrah gratis yang menyasar 1.000 orang dari 66 negara pada musim ini. Jemaah terbagi dalam empat kelompok.

Dilansir dari kantor berita Saudi, SPA, Selasa (19/11/2024), kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tamu Penjaga Dua Masjid Suci untuk Haji, Umrah, dan Ziarah. Program ini dilaksanakan dan diawasi oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan.

Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan serta Pengawas Umum Syekh Dr. Abdullatif bin Abdulaziz Al Sheikh mengatakan program tamu ini telah menjangkau lebih dari 140 negara sejak pertama kali diluncurkan. Para tamu kerajaan telah menikmati berbagai manfaat yang diberikan selama program.


“Para tamu program menikmati berbagai layanan melalui sistem yang komprehensif, yang memastikan pengalaman yang lancar dari keberangkatan hingga kepulangan mereka dengan selamat,” demikian seperti dilaporkan SPA.

Al-Sheikh turut menyampaikan rasa terima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman karena telah memberdayakan umat Islam dari berbagai negara untuk menjalankan ibadah dengan nyaman dan damai dengan biaya sendiri.

Saudi Gazette turut melaporkan, program umrah gratis ini juga dilakukan untuk memperkuat ikatan persaudaraan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia. Program ini juga bertujuan mengembangkan komunikasi yang bermanfaat dengan para elite Islam, ulama, syekh, dan tokoh-tokoh berpengaruh dunia.

Pada tahun sebelumnya, program ini menyasar ulama, cendekiawan hingga tokoh muslim berpengaruh di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara yang mendapat undangan umrah gratis dari Raja Salman tahun lalu.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah H. Amodi menyebut Raja Salman mengundang 50 orang dari Indonesia untuk melaksanakan umrah.

Belum diketahui rincian undangan untuk tahun ini.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Addas, Lelaki yang Masuk Islam setelah Melihat Nabi Makan Anggur



Jakarta

Sebuah kisah inspiratif datang dari lelaki bernama Addas, seorang budak di Thaif. Ia mendapat hidayah dan memilih memeluk Islam setelah bertemu dengan Rasulullah SAW.

Semasa hidup, Rasulullah SAW pernah datang ke kota Thaif untuk menyampaikan dakwah. Diketahui, keberadaan Rasulullah SAW di Thaif ini selama 10 hari. Meskipun terbilang singkat, namun cobaan yang dialami Rasulullah sangatlah berat.

Mengutip dari buku Saat-saat Rasulullah Bersedih oleh Majdi Muhammad Asy-Syahawi, dikisahkan mengenai dakwah Nabi Muhammad di Thaif. Kisah ini diriwayatkan dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im.


Ketika di Thaif, Rasulullah SAW ditemani oleh Zaid bin Haritsah RA. Mereka mendatangi para pemuka dan menyampaikan dakwahnya. Sayangnya, tak seorang pun dari mereka yang mau menerima dakwah beliau. Rasulullah SAW bahkan mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat Thaif.

Kisah Addas yang Menjadi Mualaf

Mengutip buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dikisahkan bahwa ada lelaki Thaif yang merasa tersentuh setelah menerima dakwah Rasulullah SAW.

Kisah ini juga dibagikan oleh Al Khalidi dalam Ar Rasul Al Mubaligh.

Ketika di Thaif, Rasulullah mengalami intimidasi dari kalangan kaum Thaif, sehingga beliau keluar dari negeri mereka. Rasulullah SAW terdesak hingga ke kebun milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah, dan keduanya sedang berada di kebun tersebut.

Maka tatkala keduanya melihat Rasulullah SAW, keduanya merasa iba, dan memanggil budaknya yang beragama Nasrani bernama Addas.

Keduanya berkata, “ambillah setangkai anggur, letakkan di piring ini, kemudian pergilah menemui lelaki itu, lalu katakan kepadanya untuk memakannya.” Maka Addas pun melakukan perintah majikannya, sampai dia meletakkan piring tersebut di hadapan Rasulullah, kemudian dia berkata, “Makanlah.”

Tatkala Rasulullah menaruh tangannya di atas piring itu, beliau mengucapkan “Bismillah.” Kemudian beliau pun makan satu per satu buah anggur.

Addas memandangi Rasulullah karena ia terkejut melihat cara makan beliau. Addas kemudian berkata, “Demi Allah, ucapan ini tidak pernah dikatakan oleh penduduk negeri ini.”

Rasulullah SAW bertanya, “Dari negeri apakah engkau wahai Addas? Dan apa agamamu?”

Dia menjawab, “Aku seorang Nasrani dan aku adalah seorang yang berasal dari negeri Ninawa.”

Rasul bertanya lagi, “Apakah dari desa seorang lelaki shaleh yang bernama Yunus bin Mata?”

Addas menjawab, “Apa yang engkau ketahui tentang Yunus bin Mata?”

Beliau bersabda, “Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi dan aku pun seorang Nabi.”

Lalu Addas langsung memeluk Rasulullah, mencium tangan dan kaki beliau.

Ternyata Addas mendapatkan hidayah setelah menyaksikan Rasulullah SAW makan dengan menyebut Bismillah.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Berapa Lama Nabi Nuh Berdakwah? Ini Kisah Perjuangannya



Jakarta

Kisah Nabi Nuh AS adalah salah satu kisah penting yang termaktub dalam Al-Qur’an. Nabi Nuh AS memiliki kisah terkait masa dakwahnya yang cukup panjang.

Dikutip dari buku Pengantar Studi Ilmu Dakwah karya Abu Al-Fath Al-Bayanuni dan M. A. Bayayuni, Nabi Nuh AS merupakan utusan Allah SWT pertama yang dakwah dan risalahnya tercatat dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 59-64,


لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ٥٩ قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٦٠قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ ٦١ اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنْصَحُ لَكُمْ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٦٢ اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوْا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٦٣ فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ ࣖ ٦٤

Artinya: “Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihatmu (berada) dalam kesesatan yang nyata.” Dia (Nuh) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?” (Karena) mereka mendustakannya (Nuh), Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”

Sejarah dakwah Nabi Nuh AS juga diabadikan dalam surah Nuh. Allah SWT berfirman tentang salah satu strategi dakwah Nabi Nuh AS dan sistem tadarruj yang dikembangkannya dalam surah Nuh.

Nabi Nuh AS dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan dengan penuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi pertentangan kaumnya dalam kurun waktu yang lama. Karena Nabi Nuh AS merupakan nabi yang memiliki umur paling panjang.

Allah berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 14 tentang usia Nabi Nuh AS,

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٤

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.”

Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam buku Nuh: Peradaban Manusia Kedua menyatakan bahwa Nabi Nuh AS telah menasehati, memerintahkan, dan memperingatkan kaumnya untuk menyembah Allah SWT. Namun mereka menentangnya dan semakin sesat serta menyombongkan diri. Namun, kesabaran Nabi Nuh AS semakin bertambah.

Nabi Nuh AS menghabiskan waktu untuk berdakwah selama 950 tahun untuk menyerukan tauhid dan keikhlasan beribadah kepada Allah SWT serta mendorong untuk takut dan taat kepada-Nya.

Dakwah yang sangat panjang ini membangun metode, pemikiran, gaya atau teknik, perdebatan, pertentangan, cobaan, dan pelajaran bagi para nabi.

Nabi Nuh AS merupakan nabi yang istimewa dan menjadi suri tauladan untuk kaum muslim atas kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi kaum musyrikin yang menentangnya, hingga datanglah pertolongan Allah SWT atas kaumnya yang kafir.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com