Tag Archives: detikkultum

Kemuliaan Istighfar di Bulan Ramadan



Jakarta

Banyak keutamaan yang bisa diraih umat Islam dengan mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat Astaghfirullah ini menjadi tanda syukur sekaligus permohonan ampunan atas dosa dan khilaf yang pernah dilakukan.

Kalimat istighfar dianjurkan untuk diperbanyak selama Ramadan, karena bulan ini adalah bulan ampunan. Hal ini dijelaskan Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Jumat (15/3/2024).

Habib Ja’far menjelaskan salah satu sebutan bulan Ramadan adalah Syahrul Maghfirah yang artinya adalah bulan ampunan.


“Allah tahu sekali bahwa kita tidak ada yang bisa terlepas dari khilaf dan salah ataupun dosa, kecuali Nabi Muhammad karena dia adalah rasul yang suci dari segala salah atau khilaf dan dosa,” ujar Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far menegaskan bahwa Ramadan menjadi momen untuk meminta dan memohon ampunan dengan memperbanyak istighfar.

“Di antara ciri manusia adalah pernah salah, pernah khilaf pernah dosa, maka diciptakanlah bulan Ramadan sebagai momentum untuk kita memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa yang kita lakukan,” sambungnya.

Memperbanyak istighfar saat Ramadan merupakan amalan yang mulia, meskipun sebenarnya istighfar bisa dikerjakan kapan pun. Istighfar menjadi salah satu upaya untuk bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.

“Istighfar adalah pintu untuk kita agar menjadi pribadi yang baik setelah terjebak dalam dosa dan maksiat,” tegas Habib Ja’far.

Dalam kesempatan ini juga Habib Ja’far menyebutkan bahwa Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak istighfar saat Ramadan. Bersumber dari hadits riwayat, Rasulullah SAW mengucap istighfar 70-100 kali dalam sehari.

“Rasulullah saja yang kita tahu suci dari dosa, sehari minimal istighfar 70-100 kali. Istighfar menjadi bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT dan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT.”

Kapan istighfar bisa diamalkan dan bagaimana mengamalkannya sepenuh hati? Semua akan dibahas dan dijelaskan Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Kemuliaan Istighfar di Bulan Ramadan bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan tiap menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Etika dan Adab Puasa Ramadan



Jakarta

Ketika berpuasa, ada sejumlah adab dan etika yang perlu dipahami kaum muslimin. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, melainkan juga menjaga pikiran, jiwa, dan indera dari perbuatan maksiat.

Hal tersebut dijelaskan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar menjelaskan dalam detikKultum detikcom, Sabtu (16/3/2024).

“Berpuasa itu bukan hanya berpuasa tidak makan dan tidak minum, tetapi yang harus berpuasa itu bagaimana mata ini supaya tidak mengintip, kemudian bagaimana mulut kita ini juga berpuasa supaya jangan ngerumpi, jangan bicarakan aib orang lain, jangan berbohong, jangan menghujat,” ujarnya.


Ia juga mengimbau agar kaum muslimin menyempurnakan puasa dengan tidak berlebih-lebihan dalam hal duniawi, termasuk mengumbar aurat.

“Jangan kita mengumbar aurat. Kalau perlu saya boleh menyarankan, ini bulan suci Ramadan kita tampilkan kebersahajaan kita,” lanjut Prof Nasaruddin Umar.

Kemudian, ia turut mengajak kaum muslimin untuk introspeksi diri. Tidak perlu memamerkan kekayaan yang dimiliki di bulan suci Ramadan ini.

Di bulan suci ini, kaum muslimin bisa merevisi pandangan hidupnya dengan cara menyucikan pikiran dan batin. Syukuri apa yang ada, karena itu adalah yang terbaik untuk kita menurut Allah SWT.

“Jangan terlalu berambisi meraih sesuatu yang istimewa. Siapa tahu itu belum tentu juga yang bermanfaat buat kita semuanya,” terang Prof Nasaruddin.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Etika dan Adab Puasa Ramadan bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Prof Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04:20 WIB.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Ingatlah Amal Keburukan agar Terhindar dari Riya



Jakarta

Bulan suci Ramadan menjadi ajang untuk memperbaiki sekaligus introspeksi diri. Berkaitan dengan hal ini, Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom turut mengingatkan kaum muslimin.

“Nah mari kita melakukan introspeksi dalam bulan suci Ramadan ini. Para pemirsa jangan sampai kita berpuas diri padahal keropos ibadah kita,” katanya dalam detikKultum yang tayang pada Minggu (17/3/2024).

Prof Nasaruddin mengingatkan agar kita tidak membanggakan diri terkait amal kebajikan yang sudah dikerjakan. Sebaliknya, kita harus mengingat amal keburukan untuk introspeksi.


“Jangan menghitung amal kebajikannya, tapi ingat-ingatlah amal keburukannya di masa lampau. Ada bahayanya kalau kita mengingat amal kebajikan, bisa riya,” ujar Prof Nasaruddin Umar.

Lebih lanjut ia menjabarkan bahwa amal kebajikan yang kita kerjakan bukan untuk disampaikan ke khalayak umum. Sebab, seluruh kebaikan yang dipamerkan hanya mengurangi pahala.

“Semua amal kebaikan ditanam di bumi keterkenalan hanya akan panen di dunia tidak panen lagi di akhirat. Maka itu mulailah kita menyingkirkan popularitas dalam diri kita sendiri, hindari keterkenalan itu bapak ibu,” ungkap Prof Nasaruddin Umar.

Begitu pula dengan ibadah yang dikerjakan. Jangan sampai kaum muslimin membanggakan dirinya setelah mengerjakan berbagai ibadah, padahal belum tentu ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Menurut Prof Nasaruddin, sehebat apapun seseorang dalam beribadah jangan pernah mengatakan dirinya sebagai ahli ibadah.

“Gak usah disampaikan kepada orang prestasi-prestasi spiritual ini,” ujarnya.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Introspeksi dan Memperbaiki Diri di Bulan Suci bisa disaksikan DI SINI.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Habib Ja’far: Banyak Bersyukur, Nikmat Bertambah



Jakarta

Seorang hamba yang senantiasa bersyukur akan selalu mendapatkan limpahan nikmat dari Allah SWT. Nikmat sehat, nikmat rezeki dan nikmat untuk tetap berada dalam keimanan adalah beberapa bentuk kasih sayang Allah SWT.

Semakin bersyukur seorang hamba maka semakin banyak juga nikmat yang diberikan. Hal ini sebagaimana disampaikan Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Minggu (17/3/2024).

Habib Ja’far menjelaskan perkara pentingnya bersyukur ini dengan menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, istri Rasulullah SAW.


“Dari Sayyidah Aisyah, istri Nabi Muhammad mengatakan, bahwa suatu hari beliau melihat Nabi SAW di tengah malam saat semua orang menikmati tidurnya. Beliau (Rasulullah SAW) berdiri, rukuk, sujud, duduk, begitu terus diulang-ulang hingga kemudian Sayyidah Aisyah bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai junjunganku, bukankah engkau telah dijamin masuk surga, namun kenapa engkau masih begitu giatnya beribadah di tengah malam?”

“Mendengar pertanyaan sang istri, Nabi SAW menjawab karena aku ingin menjadi hamdan syakur, hamba yang pandai bersyukur.”

Jika Rasulullah SAW yang telah dijamin masuk surga saja masih giat untuk beribadah hingga tengah malam, seharusnya menjadi pengingat bagi diri kita untuk mencontohnya.

“Bersyukur itu adalah salah satu hal penting dalam ajaran Islam agar nikmat itu dilipatgandakan,” ujar Habib Ja’far.

Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Habib Ja’far mengingatkan, bersyukur seharusnya menjadi nafas dalam hidup.

“Kita ibadah bukan hanya karena itu kewajiban dari Allah tetapi bagi seorang kekasih Allah SWT, beribadah sebagai hak untuk bersyukur atas apa yang telah Allah SWT karuniakan,” jelas Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far juga mengingatkan bersyukur bukan hanya dilakukan atas nikmat yang diberikan Allah SWT saja. Bersyukur juga dilakukan atas cobaan yang diberikan. Sebab, dengan cobaan itu berarti Allah SWT masih melihat dan memperhatikan kita sebagai hamba-Nya.

“Syukur adalah antonim dari kata kufur. Seorang yang tidak bersyukur maka ia sudah kufur alias kafir. Hatinya dan pikirannya telah ternodai dengan kekafiran.” tegas Habib Ja’far.

Jika ingin Allah SWT menambah nikmat, maka bersyukurlah. “Bersyukurlah, karena kata Allah SWT, makin bersyukur, makin Aku tambah,” ujar Habib Ja’far mengingatkan.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Banyak Bersyukur, Nikmat Bertambah bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Pentingnya Jaga Kebersihan Lahir dan Batin



Jakarta

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Ungkapan ini menggambarkan betapa pentingnya kebersihan dalam ajaran Islam.

Bahkan, kebersihan menjadi bagian dari ibadah. Ketika hendak mendirikan salat, salah satu syarat sahnya ialah wudhu yang mana bersuci dari najis.

Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom yang tayang Senin (18/3/2024), turut menjelaskan terkait pentingnya kebersihan. Menurutnya, kebersihan ditinjau dari dua sisi yaitu bersih lahiriah dan bersih batin.


“Jadi yang kita maksudkan di sini kebersihan, bersih secara lahiriah. Jangan pakai pakaian yang bernajis, jangan pakai pakaian yang berbau, jangan memakai pakaian salat ke masjid (dengan) pakaian tidur,” terang Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut dalam kultumnya.

Menjaga kebersihan lahiriah dalam Islam bisa dengan memakai pakaian yang pantas dan bersih dari najis saat akan melangsungkan ibadah. Sementara itu, bersih batin seperti beristigfar ketika melakukan dosa.

Beristigfar merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan batin. Segala dosa yang kita lakukan hendaknya segera ditobatkan.

“Semua harus segera kita tobatkan, jangan membiarkan tanpa melakukan pertobatan. Dengan kata lain jangan membiarkan dosa itu bermalam tanpa segera ditobatkan,” jelas Nasaruddin Umar.

Seluruh anggota badan yang sering berdosa hendaknya dibersihkan di bulan suci ini. Ramadan menjadi momen untuk membersihkan diri.

“Kalau kita tidak mampu membersihkan diri di bulan suci Ramadan ini, bulan apalagi yang akan bersihkan kita?” ujar Nasaruddin Umar.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Keindahan dan Hukum Menjaga Kebersihan dalam Islam bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Ramadan Jadi Momen Curhat ke Allah SWT



Jakarta

Ramadan adalah bulannya doa. Momen Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk berdoa dan mencurahkan perasaan kepada Allah SWT.

Berdoa merupakan amalan yang dianjurkan, bahkan termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’min ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Senin (18/3/2024), juga menegaskan bahwa berdoa menjadi cara manusia untuk curhat kepada Allah SWT.

“Kita butuh Allah SWT untuk bercurhat. Orang kalau udah kehilangan Allah SWT, apa sih yang tersisa? Dan orang kalau udah punya Allah SWT, emang masih perlu sesuatu yang lain?” kata Habib Ja’far.

Curhat kepada Allah SWT bisa dikerjakan dengan salat dan berdoa. Amalan ini menjadi waktu berharga untuk berdialog dengan Allah SWT, Sang Maha Segalanya.

“Jika tidak ada bahu untuk bersandar maka ada sajadah untuk bersujud kita sebagai sandaran hidup kita,” tegas Habib Ja’far.

Habib Ja’far menjelaskan, manusia membutuhkan Allah SWT sebagai tempat curhat. Dalam Islam, curhat kepada Allah SWT disebut dengan doa.

“Imam Hasan Al Basri, beliau berkata, “kalau ingin curhat ke Allah SWT maka berdoalah. Dan kalau mau mendengar opini Allah SWT tentang diri lo maka bacalah Al-Qur’an,” ujar Habib Ja’far.

“Salat menjadi salah satu cara curhat yang paling ‘deep’ antara lo dengan yang Maha Layak Pelipur Hati. Di dalam salat ada ayat-ayat Al-Qur’an dan di dalam salat ada doa-doa yang lo panjatkan. Berdialoglah dengan Allah SWT dalam salat,” sambung Habib Ja’far.

Karena dengan menggantungkan hidup kepada Allah SWT maka tak ada lagi kekhawatiran dan ketakutan. Seorang yang dekat dengan Allah SWT akan merasa hidupnya tenang dan jauh dari perasaan sedih.

Habib Ja’far mengingatkan, Ramadan menjadi bulan yang diagungkan Allah SWT. Salah satu keagungan Ramadan adalah bulannya curhat.

Rasulullah bersabda, doa di bulan Ramadan adalah doa yang tidak tertolak.

Apa lagi keutamaan dari curhat kepada Allah SWT? Habib Ja’far akan menjabarkan dengan lengkap.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Ramadan Jadi Momen Curhat ke Allah SWT bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Tips Mencari Jodoh Menurut Islam



Jakarta

Jatuh cinta adalah perasaan sekaligus anugerah yang diciptakan Allah SWT kepada makhluk-Nya. Jatuh cinta dengan belahan hati yang telah menjadi jodoh tentu akan meraih pahala tersendiri.

Terkait jodoh, Habib Ja’far menjelaskan sekaligus memberikan tips mencari jodoh yang baik dalam Islam. Penjelasan Habib Ja’far terangkum dalam detikKultum detikcom, Selasa (19/3/2024).

Jodoh menjadi salah satu isu Gen Z. Banyak anak muda yang sering membahas tentang jodoh baik itu adalah menunggu jodoh dan mencari jodoh.


“Isu di kalangan Gen Z tentang jodoh, pokoknya jodoh, jodoh dan jodoh. Sebenarnya itu sesuatu yang manusiawi,” ujar Habib Ja’far.

Habib Ja’far menjelaskan perkara jodoh ini dengan mengutip satu ayat dalam Al-Qur’an surah Al A’raf ayat 189,

۞ هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِۦ ۖ فَلَمَّآ أَثْقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَٰلِحًا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”.

“Laki-laki dan perempuan membutuhkan pasangan untuk melengkapi hidup,” tegas Habib Ja’far.

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Menikah itu adalah menyempurnakan ibadah kita sebagai hamba terhadap Tuhannya.”

Bagaimana cara mencari dan menemukan jodoh?

Habib Ja’far menjelaskan jodoh boleh dicari melalui media apa pun selama tidak ada unsur kemaksiatan. Boleh melalui orang tua, teman, media sosial, bahkan dating apps. Semua boleh dan tidak masalah selama tidak ada unsur kemaksiatan.

“Tidak ada mitos, cowok mencari jodoh, cewek menunggu jodoh. Nggak gitu Bro! Jadi baik cowok atau cewek sama-sama mencari jodohnya. Jodoh itu emang dari Tuhan, di tangan Tuhan dan jodoh nggak akan kemana tapi kalo Lo nggak kemana-mana ya Lo gak dapet jodoh,” beber Habib Ja’far.

Habib Ja’far juga menegaskan bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal mencari jodoh. Tidak harus laki-laki yang bergerak mencari jodohnya, perempuan juga harus bergerak.

“Bahkan Sayyidah Khadijah mendapatkan jodohnya yaitu manusia termulia Rasulullah SAW karena beliau yang bergerak dan meminta Nabi Muhammad untuk menikahinya,” jelas Habi Ja’far.

Siapa sih jodoh kita dan seperti apa jodoh yang membawa kebaikan serta membawa diri kita semakin mencintai Allah SWT?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Tips Mencari Jodoh Menurut Islam bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Dahsyatnya Manfaat Puasa, Tak Cuma Menyehatkan Badan



Jakarta

Selain sebagai ibadah wajib bagi umat Islam, puasa juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Hal ini dipaparkan oleh Prof Nasaruddin Umar dalam kultumnya.

“Kata nabi (Rasulullah SAW) berpuasalah supaya keadaan sehat. Justru kalau orang ingin sehat itu harus berpuasa,” katanya dalam detikKultum detikcom yang tayang Rabu (20/3/2024).

Imam Besar Istiqlal itu juga menyebut bahwa ketika puasa, sel-sel yang hidup di dalam tubuh akan memakan sel-sel yang telah mati. Hal ini dikatakan juga sebagai pembersihan badan.


“Jadi kalau orang gak pernah mengenal puasa, itu berbagai persoalan (penyakit) di perutnya terjadi,” lanjutnya.

Meski puasa diniatkan karena Allah SWT, pada saat yang bersamaan di luar kesadaran ada manfaat bagi kesehatan badan. Selain itu, puasa juga mampu menyehatkan jiwa kaum muslimin.

Ketika berpuasa, umat Islam dibiasakan untuk sabar dan mengendalikan diri.

“Maka itu, puasa bukan hanya menyehatkan badan tapi juga menyehatkan jiwa. Jiwa yang tidak sabaran bisa menjadi sabar, jiwa yang tergesa-gesa itu bisa menjadi tenang,” urai Prof Nasaruddin Umar.

Tak sampai di situ, puasa juga bisa menyehatkan pikiran muslim. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa badan sehat terletak pada pikiran yang sehat.

“Badan yang sehat itu otomatis juga akan menyehatkan pikiran,” jelasnya.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Tips Menjaga Kesehatan Selama Bulan Ramadan dapat ditonton DI SINI. Kajian bersama Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Orang-orang yang Dirindukan Allah SWT



Jakarta

Allah SWT memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan sifat ini, Allah SWT selalu mencurahkan cinta dan sayang kepada hamba-Nya.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Rabu (20/3/2024), menjelaskan tentang tanda-tanda orang yang selalu dirindukan Allah SWT.

“Kita menyembah Tuhan yaitu Allah SWT yang salah satu sifatnya yaitu Maha Cinta bahkan itu menjadi sifat utama Allah. Ar Rahman, Ar Rahim artinya Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kita selalu menyebutnya dalam segala hal,” kata Habib Ja’far.


Sifat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ini menjadikan kita sebagai hamba yang beruntung. Setiap nikmat yang diberikan Allah SWT semua berdasarkan cinta kasihnya.

“Karena Dia Maha Cinta maka setiap ketetapan-Nya berbasis pada cinta, tidak ada kebencian sedikit pun. Bahkan hadits Rasulullah SAW mengatakan ‘Sesungguhnya cinta-Ku pada mu lebih besar dari murka-Ku kepadamu atas dosa-dosa yang kau lakukan kepada-Ku,” lanjut Habib Ja’far.

Habib Ja’far menambahkan, Allah SWT juga senantiasa rindu kepada hamba-Nya.

Lebih lanjut, Habib Ja’far menjelaskan ciri dan tanda orang-orang yang dirindukan Allah SWT.

Ketika Allah SWT rindu maka Dia akan memberikan ujian kepada hamba-Nya seperti rasa sakit, terlilit utang, terkena bencana, orang tua meninggal, istri sakit dan lain sebagainya. Tujuan dari ujian ini agar kita semakin dekat kepada Allah SWT.

Ciri lainnya ketika Allah SWT rindu yakni dengan membangunkan kita di tengah malam. “Allah bangunkan kita tengah malam, tanpa ada alarm, tanpa ada yang mengganggu. Kita ke kamar mandi, lalu wudhu, salat tahajud. Ini terjadi karena Allah SWT rindu,” ujar Habib Ja’far.

Masih banyak lagi peristiwa yang menjadi tanda bahwa Allah SWT rindu dengan kita dan ingin hamba-Nya memohon kepada Dia. Apa saja tanda lainnya?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Orang-orang yang Dirindukan Allah SWT bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Nasaruddin Umar: Ramadan Gudangnya Amal Kebaikan



Jakarta

Ramadan merupakan bulan yang suci sekaligus mulia. Pada momen ini, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan berbagai ibadah dan kebaikan karena akan mendapat balasan berkali lipat oleh Allah SWT.

Prof Nasaruddin Umar melalui detikKultum detikcom menyampaikan bahwa Ramadan menjadi bulan gudangnya amal.

“Jadi sebetulnya bulan ini (Ramadan) adalah gudang amal,” katanya dalam kultum yang tayang pada Kamis (21/3/2024).


Prof Nasaruddin mengajak kaum muslimin agar memperbanyak amalan di bulan Ramadan ini. Contohnya seperti, membaca Al-Qur’an, bahkan kalau bisa ibadah-ibadah sunnah juga dikerjakan.

Selain itu, kaum muslimin juga bisa membaca lafaz subhanallah sebagai pujian kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat subhanallah wabihamdihi subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan mengerjakan berbagai amalan di bulan suci, niscaya seorang muslim dapat memperoleh pahala sebanyak-banyaknya.

“Insyaallah pasti akan mendapatkan pahala maksimum di bulan suci Ramadan ini,” kata Prof Nasaruddin Umar.

Selain mengerjakan ibadah-ibadah spiritual, umat Islam juga bisa melaksanakan ibadah sosial seperti berbagi kepada anak yatim. Bisa juga dengan menebarkan senyum dan sapa ke sesama, sebab ibadah sosial tidak selalu berkaitan dengan materi.

“Ibadah sosial itu tidak mesti harus dengan uang. Memberikan senyuman itu sedekah,” terang Prof Nasaruddin.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Amalan Utama Selama Bulan Puasa dapat ditonton DI SINI. Kajian bersama Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com