Tag Archives: doa iftitah

Bacaan Doa Iftitah Pendek dan Hukum Membacanya Ketika Sholat



Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang dilafalkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat yang wajib dibaca yakni surat Al-Fatihah. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa iftitah tidak wajib dibaca ketika sedang sholat fardhu ataupun sholat sunnah.

Meskipun begitu, beberapa orang tetap membacanya karena sudah terbiasa. Bagi yang belum mengetahuinya, berikut bacaan doa iftitah dan hukum membacanya ketika sholat.

Bacaan Doa Iftitah Pendek

Berikut bacaan doa iftitah pendek berdasarkan hadits riwayat Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

“Subhaanakallahumma wabihamdika, watabaarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghairuka”

Arti: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.

Sholat wajib atau sunnah tanpa membaca iftitah hukumnya adalah sah. Diperbolehkan bagi umat Islam untuk langsung membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama tanpa melafalkan doa iftitah sebelumnya.

Apakah Imam Wajib Membaca Doa Iftitah?

Membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Jadi, imam boleh membacanya ataupun tidak.

Dikutip dari buku Sifat Wudu dan Shalat Nabi ala Mazhab Syafi’i oleh Sulthan Adam, SQ, disukai bagi siapa saja yang menjadi imam agar sengaja memberikan waktu bagi makmum untuk membaca doa iftitah.

Imam dengan sengaja dapat diam sejenak walaupun seandainya imam tidak membaca doa iftitah untuk menunggu makmum yang lain selesai membaca doa tersebut.

Hukum Menggabungkan Doa Iftitah

Beberapa ulama dari tiga mazhab yakni Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali menyepakati bahwa untuk sholat sunnah apalagi sholat malam agar menggabungkan beberapa doa iftitah. Menurut Imam An-Nawawi, beliau tetap membolehkan untuk menggabungkan beberapa doa iftitah pada saat sholat wajib.

Namun, jika imam ingin memanjangkan doa iftitah dengan cara menggabungkan banyak doa, maka bisa dengan cara meminta izin atau memberi tahu makmum sehingga makmum tidak kaget karena merasa imam terlalu lama berdiri.

Apakah Masbuk Wajib Membaca Doa Iftitah?

Masbuk adalah makmum yang terlambat mengikuti sholat berjamaah. Makmum yang ketinggalan sholat berjamaah akan langsung mengikuti posisi imam setelah melakukan takbiratul ihram.

Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar halaman 44-45, jika seseorang yang masbuk mendapati imam dalam kondisi masih berdiri, baik mendapati imam berdiri pada rakaat pertama atau kedua, maka kesunahan membaca doa iftitah tetap ada. Jika tidak yakin makmum dapat langsung membaca Al-Fatihah sebelum imam rukuk.

Apabila mendapati imam sedang rukuk, maka tentunya setelah takbiratul ihram segera rukuk dan tidak perlu membaca doa iftitah lagi. Setelah imam salam, makmum bisa menambah rakaat yang kurang dan berdiri kembali tanpa membaca doa iftitah karena dinilai waktu membaca doa tersebut sudah habis.

Menurut mazhab Asy-syafi’i waktu membaca doa iftitah yang paling tepat adalah pada rakaat pertama makmum atau pada rakaat pertama masbuk setelah takbiratul ihram. Itu pun jika memungkinkan untuk dibaca, jika tidak maka tidak masalah meninggalkannya.

Demikian penjelasan mengenai doa iftitah dan juga hukum membacanya ketika sholat. Semoga bisa membantu detikers yang ingin menghafalkan doa tersebut.

(fds/fds)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Iftitah yang Bisa Diamalkan saat Salat



Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang dapat dibaca sebagai pembuka dalam salat. Hukum dari membaca doa iftitah ini adalah sunnah.

Hal ini juga didukung oleh pendapat mayoritas imam besar mazhab dari Hanafi, Syafi’i dan Hambali. Berikut pendapat ketiga mazhab tersebut yang dikutip dari buku Kitab Sholat Empat Mazhab oleh Syeikh Aburrahman Al-Jaziri,

“Membaca doa iftitah tidak disunnahkan bagi makmum, setelah imam memulai bacaan dalam setiap rakaat,” tulis Syeikh Aburrahman Al-Jaziri.


Dalam pelaksanaannya, doa iftitah dibaca setelah rukun takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awudz dalam setiap salat, baik salat fardhu maupun salat sunnah. Namun, dalam pelaksanaan salat jenazah, doa iftitah tidak dianjurkan untuk dibaca karena salat jenazah dianjurkan untuk dikerjakan secara singkat.

Mengutip buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, untuk bacaan doa iftitah sendiri memiliki beberapa versi. Berikut adalah beberapa versi bacaan yang diambil dari hadits Rasulullah SAW.

4 Versi Pilihan Doa Iftitah dan Artinya

1. Bacaan Doa Iftitah Versi Pertama

للهم باعِدُ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمُشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. اللهم نَقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللهم اغسِلُنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari kotoran. Ya Allah, basuhlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

2. Bacaan Doa Iftitah Versi Kedua

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَات وانا كنيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَيْنَ. لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Arab latin: Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawaati wal ardha haniifam muslimau wamaa ana minal musyrikiina. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu, wabidzalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang telah memulai penciptaan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan lurus mengarah kepada Al-Haq, lagi berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.” (HR Muslim dari Ali bin Abu Thalib)

3. Bacaan Doa Iftitah Versi Ketiga

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab latin: Allahumma robba jibroo-iila wa mii-ka-iila wa isroofiila, faathiros samaawati wal ardhi ‘aliimal ghoibi wasy syahaadah anta tahkumu bayna ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shirootim mustaqiim.

Artinya: “Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkan lah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.” (HR Muslim)

4. Bacaan Doa Iftitah Versi Keempat

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Arab latin: Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.” (HR Abu Daud)

Itulah beberapa bacaan doa iftitah yang bisa kita amalkan ketika salat. Semoga dapat membantu ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Iftitah Latin dan Artinya, Dibaca Setelah Takbiratul Ihram



Jakarta

Doa iftitah merupakan bacaan pembuka salat fardhu maupun sunnah. Doa ini dilafalkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Surat Al Fatihah. Simak sejumlah redaksi doa iftitah latin beserta artinya di bawah ini!

Muhammad Nashiruddin al-Albani melalui kitabnya Ashlu Shifati Shalatin Nabiyyi menjelaskan bahwa Rasul SAW membuka salatnya dengan lafal yang berisi pujian kepada Allah SWT, mengagungkan-Nya serta menyanjung-Nya. Bacaan beliau ini yang dikenal dengan doa iftitah.

Nabi SAW turut memerintahkan kaum muslim yang buruk dan kurang benar dalam salatnya untuk membuka salat dengan doa iftitah. Beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya tidaklah salat seseorang menjadi sempurna sampai ia bertakbir (Allahu Akbar), dan ia bertahmid memuji Allah SWT dan memuliakan-Nya, kemudian membaca Al-Qur’an yang mudah baginya,” (HR Abu Dawud & Hakim)


Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum pembacaan doa iftitah dalam salat ini. Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri dalam Kitabal-Fiqhu al-Madzahib al-Arba’ah menyebut madzhab Syafi’i, Hambaliah dan Hanafiah berpendapat hukum doa iftitah adalah sunnah.

Sedangkan Malikiah berpemahaman doa iftitah hukumya makruh. Namun demikian, sebagian pengikut madzhab ini mengatakan bacaan iftitah adalah mandub.

Imam Nawawi melalui kitab Al-Adzkar mengemukakan, “Perlu diketahui, bahwa bacaan tawajuh (nama lain dari doa iftitah) ini disunnahkan baik dalam salat fardhu atau salat sunnah.” Begitu juga Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah yang mengatakan doa iftitah ini hukumnya sunnah, serta dilafalkan setelah takbiratul ihram dan sebelum memaca Surat Al Fatihah.

Doa iftitah disunnahkan pada rakaat pertama salat saja. Imam Nawawi jelaskan, jika pada rakaat pertama bacaan ini tertinggal maka pada rakaat kedua tidak dianjurkan membacanya, karena telah habis waktu pelaksanaannya. Apabila pada rakaat kedua, seorang muslim melafalkan doa iftitah, maka makruh tetapi tidak sampai membatalkan salat.

5 Doa Iftitah Latin, Arab dan Artinya

Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani dalam kitab Shalatul Mu’min menyebutkan doa iftitah yang berasal dari Nabi SAW terdapat banyak lafalnya, tetapi seorang muslim hanya cukup membaca salah satunya saja dalam salat.

Berikut di antara bacaan doa iftitah pendek dan panjang yang dikutip dari kitab Shalatul Mu’min, dan buku 125 Masalah Salat oleh Muhammad Anis Sumaji:

1. Doa Iftitah Versi Kesatu

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالتَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Latin: Allahumma baa’id baini wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghribi Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqa ats-tsaubul abyadhu minad danasi Allahummaghsilnii min khathaayaaya bits tsalji wal maa’i wal baradi

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dengan kesalahan-kesalahanku (dosa- dosaku) seperti Engkau menjauhkan antara ufuk timur dan ufuk barat. Ya Allah sucikanlah diriku dari segala dosa dan kesalahan seperti kain putih yang disucikan dari noda. Ya Allah sucikanlah diriku dari dosa-dosaku dengan air, salju, dan embun.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i & Ahmad, dari Abu Hurairah)

2. Doa Iftitah Versi Kedua

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ أَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Latin: Wajjahtu wajhiya lilladzi fathara as-samaawaati wal ardha haniifan wa maa anaa minal musyrikiin inna shalaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiin laa syariika lahu wa bidzalika umirtu wa anaa awwalul muslimiina

Allahumma antal maliku laa ilaaha illa anta, subhaanaka wa bihamdika anta rabbii wa anaa ‘abduka dzhalamtu nafsii wa’taraftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jamii’an innahu laa yaghfiru adz-dzunuuba illa anta. Wahdinii liahsanil akhlaaqi laa yahdi liahsanihaa illa anta washrif ‘annii sayyiahaa laa yashrifu ‘anni sayyiahaa illa anta. Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika wasysyarru laisa ilaika wal mahdi man hadaita anaa bika wa ilaika tabaarakta wa ta’aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku kepada Zat Yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus [dan berserah diri], dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah-ibadahku, hidupku, dan matiku, kupersembahkan hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang pertama berserah diri. “

“Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada tuhan selain Engkau [Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu]. Engkaulah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui segala dosaku. Maka, ampunilah segala dosaku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Tunjukilah kepadaku sebaik-baiknya akhlak, tiada yang dapat menunjukkannya kecuali Engkau. Jauhkanlah dariku akhlak yang buruk, tiada yang dapat menjauhkannya dariku kecuali Engkau. Kusambut panggilan-Mu dan kuikuti perintah-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu, dan segala keburukan tidak akan kembali kepada-Mu. Aku berlindung dengan-Mu dan kepada-Mu [tidak ada keselamatan dan tempat berlindung dari-Mu melainkan kembali kepada-Mu]. Bertambah-tambahlah keberkahan-Mu dan bertambah- tambah pula ketinggian-Mu. Aku memohon ampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu.” (HR Muslim, Abu Dawud, Daruquthni, Tirmidzi, Baihaqi, & Ahmad, dari Ali bin Abi Thalib)

3. Doa Iftitah Versi Ketiga

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Latin: Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka

Artinya: “Mahasuci Engkau, ya Allah dengan segala puji-Mu (aku mensucikan-Mu), Maha Suci nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu; dan tidak ada Ilah (tuhan) selain Engkau.” (HR Muslim, Abdurrazaq, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Khuzaimah & Hakim)

4. Doa Iftitah Versi Keempat

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ. إِهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Latin: Allaahumma rabba jibraa-iila wa miikaa-iila wa israafiila fathiras samaawaati wal ardh, ‘aalimal ghaibi wasy syahaadati anta tahkumu baina ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun. Ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiroothim mustaqiim

Artinya: “Ya Allah, Rabb malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil; Pencipta semua langit dan bumi; dan Dzat Yang Maha Mengetahui semua yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memberi keputusan di antara para hamba-Mu atas apa yang mereka perselisihkan. Berilah petunjuk kepadaku untuk mengikuti yang benar dari semua hal yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus).” (HR Muslim, dari Abdurrahman bin Auf)

5. Doa Iftitah Versi Kelima

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Latin: Allaahu akbaru kabiiraa, wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanalloohi
bukratawwa ashiilaa

Artinya: “Allah Maha Besar sebesar-besarnya, bagi Allah pujian sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah baik di pagi hari maupun di petang hari.” (HR Muslim, dari Ibnu Umar)

Itulah lima doa iftitah pendek dan panjang yang berasal dari Rasulullah SAW, sehingga bisa umat Islam baca. Semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro



Jakarta

Bacaan allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro merupakan penggalan salah satu doa iftitah yang diajarkan Rasulullah SAW. Doa ini dibaca setelah takbiratul ihram sebelum membaca surah Al Fatihah.

Hal ini secara langsung dijelaskan oleh Imam an-Nawawi dalam Kitab al-Adzkar bahwa banyak hadits yang secara keseluruhan menyatakan setelah melakukan takbiratul ihram hendaknya orang tersebut mengucapkan,

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً


Allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa

Artinya: “Allah Mahabesar lagi sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah sepanjang pagi dan petang.” (Hadits ini dianggap shahih oleh Ibnu Khuzaimah, HR Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majah)

Imam an-Nawawi juga memaparkan bacaan doa setelah takbiratul ihram dengan lafaz berikut:

وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفُتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جميعًا لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لأخستنها إِلَّا أَنتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّهَا إِلَّا أَنتَ لَتَيْك وَسَعْدَيكَ وَالْخَيْرُ كله في يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أنا يك واليك تباركت وتعاليت أستغفرك وأتوب إليك

Arab latin: Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifa wamaa anaa minal musyrikiin. inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin. Allahumma antal maliku laa ilaha illa anta anaa abduka zhalamtu nafsii wa’taraftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jamii’aa, laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, wahdinii liahsanil akhlaaqi, laa yahdii liahsanihaa ilaa anta, washrif ‘annii sayyiahaa la yashrifu ‘annii sayyi’ahaaa illa anta, labbaika wasa’daika walkhairu kulluhu fiiyadaika, wassyarru laisa ilaika, anaa bika wailaika, tabaaraka wata’aalaita, astagfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya: “Sesungguhnya aku menghadapkan mukaku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan bukanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu aku rela diperintah dan aku adalah golongan orang Islam. Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah Tuhanku sedangkan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku dan mengakui dosaku. Karena itu, ampunilah seluruh dosa-dosaku. Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk terhadap budi pekerti yang terbaik, dan tiada yang dapat menunjukkan yang terbaik kecuali Engkau. Hindarkanlah aku dari keburukan budi pekerti, di mana tiada yang dapat menghindarkanku darinya kecuali Engkau. Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, dan aku patuhi perintah-Mu ya Allah. Seluruh kebaikan berada dalam kedua tangan-Mu, dan kejahatan tidak dinisbatkan kepada-Mu. Aku hanya dapat hidup dengan-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Mahaberkah Engkau dan Mahatinggi, aku mohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.” (Hadits ini shahih, HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad dan semuanya berasal dari hadits Ali bin Abi Thalib)

Imam an-Nawawi juga menjelaskan bahwa banyak sekali hadits yang memberi penjelasan mengenai bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di antaranya hadits Aisyah RA, “Apabila Rasulullah SAW telah membaca doa iftitah, maka beliau mengucapkan,

اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ

Artinya: “Mahasuci Engkau ya Allah, dan aku memuji-Mu, dengan kesucian nama- Mu, Mahaagung kebesaran-Mu, tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dianggap shahih oleh Ibnu Khuzaimah)

Merangkum detikHikmah, ada beberapa syarat dalam membaca doa iftitah, di antaranya:

1. Salat yang dikerjakan selain salat jenazah, walaupun salat jenazahnya di atas kuburan atau salat gaib (mayatnya berada di daerah yang jauh dari daerahnya orang yang menyalati).

2. Waktunya cukup untuk mengerjakan salat (beserta membaca doa iftitah). Jika waktunya sempit atau terbatas, maka boleh untuk tidak membaca doa iftitah bahkan harus melaksanakan yang wajib-wajib saja.

3. Saat menjadi makmum tidak khawatir ketinggalan sebagian surat al-Fatihah seandainya ia membaca doa iftitah.

4. Saat menjadi makmum, ia tidak menjumpai imam di selain posisi berdiri. Jika ia menjadi makmum masbuk dan menjumpai imam di selain posisi berdiri semisal ruku’, sujud dan seterusnya, maka tidak disunnahkan membaca doa iftitah, akan tetapi ia langsung menyusul ke posisi imam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah Latin, Sunnah Dibaca setelah Takbiratul Ihram


Jakarta

Doa iftitah latin adalah bacaan dalam salat yang dilafalkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surah Al Fatihah. Jumhur ulama menyebut, membaca doa iftitah hukumnya sunnah.

Hukum membaca doa iftitah ini turut dijelaskan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam Fatawa Arkanul Islam. Kesunnahan ini berlaku baik dalam salat fardhu maupun sunnah, untuk imam maupun makmum.

Adapun, Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Kitab Minhajul Muslim menyebut hukum membaca doa iftitah dalam salat adalah sunnah ghairu muakkad. Hal ini disepakati oleh ulama Syafi’iyah, sebagaimana termuat dalam Kitab al-Fiqhu al-Madzahib al-Arba’ah, al-Juz’ al-Awwal, Kitab ash-Shalah.


Dalil kesunnahan membaca doa iftitah bersandar pada hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan,

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

Artinya: “Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika salat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa iftitah).” (HR Muttafaqun ‘alaih)

Lebih lanjut dijelaskan, yang harus dibaca seseorang dalam iftitah adalah membaca bacaan yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Bacaannya ada beberapa macam. Dua di antaranya diawali dengan allahu akbar kabiro dan allahumma baid baini.

Menurut Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam Kitab Ashlu Shifati Shalaatin Nabiyyi shallaahu ‘alaihi wa sallam, doa iftitah yang diawali dengan allahumma baid baini adalah doa yang sanadnya paling shahih.

Bacaan Doa Iftitah Latin

Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod

Artinya: “Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain itu, bisa juga membaca doa iftitah latin yang diawali dengan allahu akbar kabiro. Doa ini termuat dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi. Berikut bacaan latin dan artinya,

Allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa

Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang.” (Hadits ini dianggap shahih oleh Ibnu Khuzaimah, HR Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majah)

Keutamaan Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah memiliki sejumlah keutamaan. Salah satunya dapat membuka pintu-pintu langit, sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat yang berasal Ibnu Umar RA yang berkata,

“Ketika kami salat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan ‘Allahuakbar kabira walhamdu lillahi katsira wasubhanalla hibukratawwa ashiilan’ (doa iftitah). Selesai salat, Rasulullah SAW bertanya, ‘Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?’ Seorang sahabat menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Beliau lalu bersabda, ‘Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu’ Kata Ibnu Umar, ‘Maka aku tak pernah lagi meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu.'” (HR Muslim)

Doa iftitah menjadi salah satu doa yang senantiasa dibaca Rasulullah SAW saat mengerjakan salat malam. Dalam Kitab Adzkaar al-Muttaqin min Kitaabillah wa Shahih al-Haditsi Imam karya Syekh Irfan bin Sulaim al-Asya Hasunah al-Dimasyqiy, terdapat hadits yang berbunyi,

Dari Abu Salmah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin. Dengan bacaan apa Nabi memulai salatnya apabila ia bangun dari tidur di malam hari?” Aisyah berkata, “Apabila bangun dari tidur malam, maka Rasulullah membaca doa iftitah dalam salatnya.”

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Pendek: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Membaca doa iftitah ketika sholat hukumnya sunnah. Doa iftitah juga bukan termasuk rukun sholat namun termasuk yang dianjurkan dibaca saat sholat sebagai imam, makmum maupun sholat munfarid atau sendiri.

Mengutip buku Shalat for Character Building: Buat Apa Shalat Kalau Akhlak Tidak Menjadi Lebih Baik oleh M. Fauzi Rachman, dijelaskan bahwa Imam Malik sendiri berpendapat, bahwa membaca doa iftitah itu tidak dituntut.

Doa iftitah dibaca setelah mengucapkan takbiratul ihram pada rakaat pertama saja, karena Rasulullah SAW sendiri pun ketika bangun untuk mengerjakan rakaat kedua, beliau tidak pernah membaca doa iftitah lagi.


Hendaknya doa iftitah dibaca dengan suara pelan (sirr), karena Rasulullah SAW juga melakukannya seperti demikian. Namun, jika dibaca dengan suara keras, karena ada suatu keperluan, yakni untuk mengajarkannya dan tidak dilakukan terus-menerus, maka hal ini boleh saja.

Bacaan Doa Iftitah Pendek

Berikut bacaan doa iftitah pendek berdasarkan hadits riwayat Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Latin: “Subhaanakallahumma wabihamdika, watabaarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghairuka”

Arti: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.

Sholat wajib atau sunnah tanpa membaca iftitah hukumnya adalah sah. Diperbolehkan bagi umat Islam untuk langsung membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama tanpa melafalkan doa iftitah sebelumnya.

Doa Iftitah Menurut 4 Mazhab

Mengutip buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah oleh Asmaji Muchtar dijelaskan bahwa membaca doa iftitah hukumnya sunnah, kecuali menurut Mazhab Maliki.

Mazhab Maliki menyatakan hal tersebut makruh menurut pendapat yang populer. Sebagian ulama dari mazhab tersebut mengatakan hukumnya mandub.

Mazhab Hanafi mengatakan, bacaan doa iftitah adalah Subhaanakallahumma wabihamdika, watabaarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghairuk.

Membaca doa ini disunnahkan bagi imam, makmum, dan munfarid dalam shalat fardhu dan shalat sunnah, kecuali imam telah memulai membaca Surah Al Fatihah. Dalam keadaan demikian, makmum tidak disunnahkan membaca iftitah.

Apabila seseorang tertinggal satu rakaat dan menjumpai imam pada rakaat kedua, hendaknya ia membaca doa iftitah sebelum imam memulai membaca surat Al-Fatihah.

Jika ia menjumpai imam dalam keadaan ruku’ atau sujud dan ia memiliki dugaan kuat akan menjumpai imam sebelum bangun dari ruku’ atau sujudnya, ia disunnahkan membaca doa iftitah.

Menurut Mazhab Syafii, bacaan doa iftitah adalah wajahtu wajhiya lilladzi fathara as-samawâti wa al-ardha hanifan musliman, wa mâ ana min al-musyrikin, inna shalâti wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lilahi rabbi al- âlamin, lâ syarika lahu wa bi dzàlika umirtu wa ana min al-muslimin.

Mazhab Hambali sependapat dengan Mazhab Hanafi mengenai lafazh doa iftitah. Menurutnya, membaca doa seperti yang dikemukakan oleh Mazhab Syafi’ i juga boleh, hukumnya tidak makruh.

Menurut Mazhab Maliki, dimakruhkan membaca doa iftitah, menurut pendapat yang populer. Alasannya, para sahabat Nabi tidak membaca iftitah walaupun hadits yang menerangkan doa ini shahih. Namun mereka meriwayatkan dari Imam Malik bahwa ia mengatakan hukumnya mandub.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Takbiratul Ihram ‘Allahu Akbar’ Lengkap dengan Doa Iftitah


Jakarta

Saat menunaikan sholat, setiap umat muslim wajib mengucapkan takbiratul ihram. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa iftitah, lalu disambung dengan Surat Al-Fatihah dan surat pendek di dalam Al-Quran.

Lantas, bagaimana bacaan takbiratul ihram yang benar? Lalu seperti apa bacaan doa iftitah? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

Pengertian Takbiratul Ihram

Takbiratul ihram adalah takbir yang diucapkan ketika seorang muslim mengawali sholat sambil mengarah ke kiblat, baik itu sholat fardhu maupun sunnah.


Mengutip buku Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2, disebut takbiratul ihram karena seseorang yang telah berniat melaksanakan sholat, maka haram baginya untuk mengerjakan segala sesuatu yang tadinya halal, seperti makan, minum, berbicara, dan lain sebagainya yang dapat membatalkan sholat.

Ketika seorang umat muslim sholat sendiri, maka ia perlu membaca takbiratul ihram secara pelan minimal bisa terdengar oleh dirinya sendiri. Ketika sholat berjamaah, imam disunnahkan membaca takbiratul ihram dengan suara yang sedikit dikeraskan, seperti halnya yang dilakukan Rasulullah SAW agar seluruh makmum dapat mendengarnya.

Adapun Rasulullah SAW menegaskan kepada umatnya bahwa yang belum benar dalam melaksanakan sholat untuk mengucapkan takbiratul ihram. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya salat seseorang tidak sah, kecuali jika ia berwudhu terlebih dahulu. Selanjutnya, orang itu berwudhu dengan benar kemudian melafalkan Allahu akbar.” (HR Thabrani).

Bacaan Takbiratul Ihram

Ingin mengetahui bacaan takbiratul ihram yang tepat? Dalam buku Sifat Shalat Nabi oleh Syaikh Muhammad Nasirrudin al-Albani, berikut bacaan takbiratul ihram:

اللَّهُ أَكْبَرُ

Latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Bacaan Doa Iftitah

Setelah membaca takbiratul ihram, umat muslim dianjurkan membaca doa iftitah untuk kesempurnaan sholat. Simak bacaan doa iftitah di bawah ini:

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.

Latin: Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila

Artinya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين

Latin: inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin

Artinya: Kuhadapkan wajahku kepada zat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

Latin: inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Artinya: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.

Doa iftitah di atas merupakan doa yang paling umum dibaca dan didengar oleh kita. Selain itu, aja juga doa iftitah yang telah diajarkan Rasulullah SAW, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi, yakni sebagai berikut:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Latin: Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk.

Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.

Nah, itu dia pembahasan mengenai bacaan takbiratul ihram lengkap dengan doa iftitah. Semoga artikel ini dapat membantumu untuk mempelajari rukun sholat yang baik dan benar.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah dalam Sholat Lengkap dengan Latin dan Artinya


Jakarta

Doa iftitah merupakan salah satu doa yang dibaca sebelum Al-Fatihah dalam salat. Doa ini tidak wajib dibaca karena hukumnya sunnah.

Mengutip buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar, ulama empat mazhab memiliki pandangan berbeda mengenai doa iftitah. Ada yang mengatakan sunnah ada juga yang mengatakan makruh.

Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi menyatakan bahwa doa iftitah dalam salat adalah ‘subhanakallahumma wa bi hamdika wa tabarakasmuka wa ta’ala jadduka wa la ilaha ghairuk’. Doa ini dianjurkan untuk dibaca oleh imam, makmum, dan munfarid dalam salat fardhu dan salat sunnah, kecuali jika imam sudah memulai membaca Surah Al-Fatihah. Dalam situasi seperti itu, tidak dianjurkan bagi makmum untuk membaca doa iftitah.


Jika seseorang melewatkan satu rakaat dan menemui imam pada rakaat kedua, disarankan untuk membaca doa iftitah sebelum imam memulai membaca Surah Al-Fatihah. Jika ia menemui imam dalam keadaan ruku atau sujud, dan ia yakin akan menemui imam sebelum imam bangkit dari ruku atau sujud, maka disarankan membaca doa iftitah.

Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi’i mengajarkan doa iftitah sebagai ‘wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas-samawati wal-ardha hanifan musliman, wa ma ana minal-musyrikin, inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil-‘alamîn, la syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana minal-muslimin.’

Mazhab Syafi’i

Mazhab Hanbali sejalan dengan Mazhab Hanafi dalam masalah lafazh doa iftitah. Mereka memandang bahwa membaca doa sebagaimana yang diajarkan oleh Mazhab Syafi’i juga diperbolehkan dan tidak makruh.

Mazhab Maliki

Mazhab Maliki, dalam pandangan umum, menganggap membaca doa iftitah sebagai makruh. Hal ini didasarkan pada pandangan yang populer dalam mazhab ini, meskipun ada riwayat yang menyebutkan bahwa Imam Malik memandang doa iftitah sebagai mandub (pekerjaan yang mendatangkan pahala).

Bacaan Doa Iftitah

Dalam bukunya yang berjudul “QnA Persoalan Islam,” Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum menjelaskan bahwa doa iftitah memiliki berbagai variasi. Berikut bacaannya:

Doa Iftitah 1

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ

Bacaan latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-washila. Inni Wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifa muslima wama anaminal musyrikin. inna solati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. lasyariikalahu wa bidzalika umirtu wa anaminal muslimin.

Artinya: “Aku sungguh menghadapkan wajahku kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan. Aku tidak tergolong dalam kelompok orang-orang musyrik. Segala salatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, aku dengan tulus menerima perintah-Nya, dan aku adalah seorang muslim.”

Doa Iftitah 2

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Bacaan latin: Subhaanakallahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka walaa ilaha ghoiruk.

Artinya: ya Allah yang Maha Suci, aku memuji-Mu, dan Maha Suci Nama-Mu yang penuh berkah. Kekayaan dan keagungan-Mu begitu tinggi, tak ada yang layak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau. (HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)

Doa Iftitah 3

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Bacaan latin: Allahumma baid bayni wa bayna khotoyaya kama ba’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini min khotoyaya kama yunaqqots-saubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silni min khotoyaya bil ma-iwats tsalji walbarod.

Artinya: Ya Allah, jauhkan aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan timur dari barat. Ya Allah, sucikan aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, mandikan aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim)

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Arti Doa Iftitah Lengkap dengan Arab dan Latinnya


Jakarta

Ada beberapa versi doa iftitah yang bisa diamalkan ketika salat. Hukum membacanya adalah sunnah, tidak wajib untuk dibaca.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam punya berbagai doa iftitah yang pernah ia pakai, mulai dari yang pendek hingga panjang. Semuanya pernah dibaca oleh Rasul di berbagai kesempatan.

Namun kali ini, cobalah untuk melihat arti doa iftitah agar kita paham apa yang dibaca. Menukil buku QnA Persoalan Islam karya Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum, berikut doa iftitah yang bisa diamalkan.


Doa Iftitah 1 berikut Artinya

Doa Iftitah ini mungkin sudah biasa kita dengar. Doa iftitah ini yang biasa diajarkan oleh guru-guru kita ketika dulu mengaji.

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ

Arab latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila. Inni Wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifam-muslima wama anaminal musyrikin. inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin. La syarikalahu wabidzalika umirtu wa anaminal muslimin.

Arti doa iftitah 1: “Aku menghadapkan wajahku kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan. Aku juga tidak tergolong dalam kelompok orang musyrik. Semua salatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karenanya, aku dengan tulus menerima perintah-Nya dan aku adalah seorang muslim.

Doa Iftitah 2 berikut Artinya

Doa ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud, berikut bacaannya:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Arab latin: Allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashilla, a’udzu billahi minasy-syaithani min nafkhihi, wanaftshihi, wahamzih.

Arti doa iftitah 2: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.

Doa Iftitah 3 berikut Artinya

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam juga membaca doa iftitah lainnya seperti hadis riwayat Bukhari, dan Muslim,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baa ‘id baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa ‘adta baynal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots-tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silni min khotoyaya bil ma-i wats-tsalji wal barod.

Arti doa iftitah 3: Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.

Doa Iftitah 4 berikut Artinya

Doa iftitah ini pernah dibaca oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ketika salat malam, sebagaimana hadis riwayat Muslim:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab Latin: Allahumma robba jibra-iila wa mii-ka-iila wa israa fiila, faathiras-samawati wal ardhi ‘alimal ghaibi wasy-syahadati anta tahkumu bayna ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdini limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznika innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shiratim-mustaqim.

Arti doa iftitah 4: Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Ya Pencipta langit dan bumi, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menetapkan hukum untuk mengadili perselisihan mereka. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam perbantahan ini dengan seizin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada jalan yang lurus bagi siapa yang Engkau kehendaki.

Doa Iftitah 5 berikut Artinya

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Arab latin: Subhaa nakallahumma wabihamdika watabarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghoiruk.

Arti doa iftitah 5: Engkau Maha Suci, ya Allah, aku memuji-Mu, dan Maha Berkah Nama-Mu. Kekayaan dan kebesaran-Mu begitu tinggi; tidak ada yang layak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Doa iftitah merupakan salah satu bacaan sholat. Doa ini dibaca sesudah takbiratul ihram, sebelum surah Al Fatihah.

Dikutip dari buku 125 Masalah Salat karya Muhammad Anis Sumaji, doa iftitah dibaca dengan lirih, tetapi tidak dibaca dalam dua sholat yaitu sholat jenazah dan sholat orang yang terlambat dan mendapati imam sudah berdiri sehingga tidak perlu membaca doa iftitah karena waktunya sudah lewat.

Berikut penjelasan mengenai hukum, bacaan, serta keutamaan dari doa iftitah.


Hukum Membaca Doa Iftitah

Dikutip dari buku Shalat for Character Building karya M. Fauzi Rachman, para ulama menetapkan bahwa doa iftitah hukumnya sunnah, dan tidak termasuk rukun sholat. Seandainya seseorang meninggalkannya, maka ia tidak perlu melakukan sujud sahwi.

Doa iftitah dilakukan hanya pada rakaat pertama, karena Rasulullah SAW jika bangun untuk mengerjakan rakaat kedua, beliau tidak membaca doa iftitah lagi.

Bacaan Doa Iftitah Arab, Latin, dan Artinya

Dikutip dari buku Risalah Tuntunan Lengkap Shalat Plus karya Moh. Rifa’i, terdapat dua bacaan doa iftitah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pertama, doa iftitah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ”

Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan dan dosa sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, segala kesalahanku dengan air, salju, dan embun sebersih-bersihnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kedua, doa iftitah yang diriwayatkan oleh Ali RA.

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ”

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”

Keutamaan Doa Iftitah

Meskipun sunnah, ada baiknya ketika sholat membaca doa iftitah mengingat keutamaan dan maknanya yang besar.

Dikutip dari buku 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat karya Abdillah F. Hasan, keutamaan membaca doa iftitah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar RA, ia berkata,

“Ketika kami sholat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan Allaahu akbaru kabiraa Walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan waashiilaa. Selesai sholat, Rasulullah SAW bertanya, ‘Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?’ Seorang sahabat menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Beliau lalu bersabda, ‘Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu’. Kata Ibnu Umar, ‘Maka aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com