Tag Archives: doa iftitah

Bacaan Doa Iftitah Berbagai Versi: Arab, Latin dan Arti


Jakarta

Bacaan iftitah dipanjatkan sebelum surah Al Fatihah ketika salat fardhu. Hukum membaca doa iftitah sendiri ialah sunnah.

Bacaan iftitah terdiri dari berbagai versi, mulai dari yang panjang hingga pendek. Semuanya pernah dibaca oleh Rasulullah SAW.

Menurut buku QnA Persoalan Islam oleh Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum, menjelaskan doa iftitah memiliki banyak shighat (bentuk) berdasarkan riwayat-riwayat hadits.


Para ulama memiliki pandangan berbeda terkait hukum doa iftitah. Disebutkan dalam buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar, ulama empat mazhab memiliki pandangan berbeda mengenai doa iftitah. Ada yang mengatakan sunnah ada juga yang mengatakan makruh.

Bacaan Iftitah Berbagai Versi

Mengacu pada sumber yang sama, berikut bacaan iftitah berbagai versi yang bisa diamalkan.

1. Bacaan Iftitah Versi Pertama

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ

Arab latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila. Inni Wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifam-muslima wama anaminal musyrikin. inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin. La syarikalahu wabidzalika umirtu wa anaminal muslimin.

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan. Aku juga tidak tergolong dalam kelompok orang musyrik. Semua salatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karenanya, aku dengan tulus menerima perintah-Nya dan aku adalah seorang muslim.”

2. Bacaan Iftitah Versi Kedua

Nabi Muhammad SAW juga membaca doa iftitah lainnya seperti hadis riwayat Bukhari, dan Muslim,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baa ‘id baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa ‘adta baynal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots-tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silni min khotoyaya bil ma-i wats-tsalji wal barod.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.”

3. Bacaan Iftitah Versi Ketiga

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Arab latin: Subhaa nakallahumma wabihamdika watabarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghoiruk.

Artinya: “Engkau Maha Suci, ya Allah, aku memuji-Mu, dan Maha Berkah Nama-Mu. Kekayaan dan kebesaran-Mu begitu tinggi; tidak ada yang layak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau.”

4. Bacaan Iftitah Versi Keempat

Doa ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud, berikut bacaannya:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Arab latin: Allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashilla, a’udzu billahi minasy-syaithani min nafkhihi, wanaftshihi, wahamzih.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.”

5. Bacaan Iftitah Versi Kelima

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab latin: Allahumma robba jibra-iila wa mii-ka-iila wa israa fiila, faathiras-samawati wal ardhi ‘alimal ghaibi wasy-syahadati anta tahkumu bayna ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdini limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznika innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shiratim-mustaqim.

Artinya: “Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Ya Pencipta langit dan bumi, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menetapkan hukum untuk mengadili perselisihan mereka. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam perbantahan ini dengan seizin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada jalan yang lurus bagi siapa yang Engkau kehendaki.”

Itulah berbagai versi bacaan doa iftitah yang bisa dipanjatkan. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Pendek Sesuai Sunnah dan Artinya


Jakarta

Doa iftitah merupakan bacaan pembuka sholat. Doa ini dilafalkan setelah takbiratul ihram dan sebelum surat Al-Fatihah pada rakaat pertama sholat.

Pembacaan doa iftitah dalam sholat ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasul SAW. Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam kitab Sifat Shalat Nabi SAW menuturkan, “Rasulullah memulai sholat dengan membaca berbagai macam doa.”

“Dalam doa tersebut, beliau memuji Allah SWT, mengagungkan, dan menyanjung-Nya. Beliau memerintahkan orang yang tidak benar sholatnya untuk melakukan hal itu,” lanjut Syaikh Al-Albani.


Doa inilah yang dikenal dengan doa iftitah. Berikut bacaan doa iftitah pendek sesuai sunnah Nabi SAW.

Doa Iftitah Pendek: Arab, Latin, dan Artinya

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Latin: Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka.

Artinya: “Maha Suci Engkau, ya Allah dengan segala puji-Mu (aku mensucikan-Mu), Maha Suci nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu; dan tidak ada Ilah (Tuhan) selain Engkau.”

Keterangan: Syaikh Said bin Ali Al-Qahthani dalam kitab Shalatul Mu’min menjelaskan bahwa doa Iftitah tersebut sesuai hadits yang diriwayatkan Muslim, Abdurrazaq, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Khuzaimah, dan Hakim dari sejumlah sahabat yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, Anas, Abu Sa’id, dan Abdullah bin Mas’ud.

Hadits tersebut dishahihkan Hakim dan disepakati Adz-Dzahabi. Ibnu Taimiyah berkata, “Disebutkan dalam riwayat shahih dari Umar bin Khattab bahwasanya dia pernah membaca doa iftitah: ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdika…’ secara jahr dengan maksud untuk mengajari banyak orang. Sekiranya hal ini bukan merupakan Sunnah masyru’ah (yang disyariatkan), tentu dia tidak mengajarkannya…”

Abu Bakar dan Utsman bin Affan dikatakan juga pernah membaca doa iftitah tersebut dalam sholat mereka.

Tata Cara Membaca Doa Iftitah

Menurut jumhur ulama, membaca doa iftitah dalam sholat hukumnya sunnah. Doa ini disunnahkan untuk dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum melafalkan surat Al-Fatihah pada rakaat pertama sholat, baik sholat fardhu maupun sholat sunnah yang dilakukan munfarid atau berjamaah .

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha, menjelaskan jika seseorang tidak membaca doa iftitah pada rakaat pertama sholat karena lupa maupun sengaja, maka tidak dianjurkan untuk membacanya pada rakaat kedua atau selanjutnya lantaran itu sudah bukan pada waktunya lagi.

Menurutnya, apabila doa iftitah dibaca pada rakaat kedua atau setelahnya, maka hukumnya menjadi makruh tapi tidak membatalkan sholat.

Bacaan doa iftitah terdapat beberapa macamnya. Dalam sholat, muslim cukup membaca salah satunya saja. Adapun doa iftitah hendaknya dibaca dengan suara pelan (sirr) karena sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

(row/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah Lengkap Tulisan Arab, Latin, Arti dan Maknanya


Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang memiliki makna mulia. Ada beberapa versi terkait bacaan doa tersebut. Berikut ini bacaan doa iftitah Arab, arti, dan maknanya.

Dijelaskan dalam buku Tuntunan Shalat Sesuai Al-Qur’an & Hadits Sahih karya Redaksi Qultum Media dkk, hukum membaca doa iftitah adalah sunah. Kesunahan ini bersandar pada hadits berikut,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرِ الْمُقَدَّمِيُّ، حَدَّثَنَا يُوسُوْفُ الْمَاجِسُوْنَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنِ أَبِي رَافِعُ، عَنْ عَلِيّ ابْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ: وَخَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ.. إِلَى أخره.


Artinya: “Muhammad bin Bakr Al-Muqaddami menceritakan kepada kami, Yusuf Al-Majisun menceritakan kepada kami, Ayahku mencertikan kepadaku, dari Abdurrahman Al-A’raj, dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah SAW, “Apabila Rasulullah SAW berdiri salat, beliau membaca: Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha… sampai akhir hadits.” (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, Ibu Majah dan Ad-Darimi)

Doa Iftitah Arab, Latin, dan Artinya

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ”

Latin: Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”

Bacaan doa iftitah tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ‘Ali bin Abi Thalib RA. Bacaan ini dipakai oleh Imam Al- Syafi’i dan Ibn Mundzir.

Dalam buku Shalat for Character Building Buat Apa Shalat Kalau Akhlak Tidak Menjadi Lebih Baik karya M. Fauzi Rachman terdapat bacaan doa iftitah yang lebih pendek. Doa iftitah ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA. Berikut bacaannya,

اللهم باعد بينِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَا عَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ تقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنقى الثوبُ الْأَرْضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana telah Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahan-ku dengan air, es dan embun.”

Makna Doa Iftitah

Menurut penjelasan dalam buku Sudah Shalat, Kok Tetap Maksiat? karya Muhammad Mawaidi terdapat kalimat, “Sungguh kuhadapkan wajahku kepada Allah SWT yang menjadikan langit dan bumi dengan keadaan suci lagi berserah diri.” memiliki arti mengenai seorang hamba yang meyakini kekuasaan Allah SWT. Kalimat ini juga bermakna seorang yang berserah melalui salat.

Kemudian, ia menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT artinya sebagai orang yang mewujudkan atau menunaikan semua gerakan salat. Arti lainnya bisa juga upaya menghadirkan-Nya ketika salat.

Kalimat, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanya semata-mata bagi Allah SWT.” Artinya semua hal yang ada di alam semesta ini terjadi karena Allah SWT. Termasuk diciptakannya manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, dan menjauhkan larangan-Nya.

Maka dari itu, apa pun yang manusia perbuat di dunia harus berdasarkan ketentuan dan ketetapan Allah SWT.

Demikianlah bacaan doa iftitah sesuai sunah. Doa iftitah tersebut dapat dibaca setelah takbiratul ihram sebelum membaca surah Al Fatihah.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah dan NU Lengkap Hukum Membacanya


Jakarta

Doa Iftitah adalah salah satu bagian penting dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram. Baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) memiliki versi bacaan doa iftitah yang sedikit berbeda tapi tetap memiliki esensi yang sama, yaitu memuji kebesaran Allah SWT.

Untuk mengetahui perbedaan dan makna mendalam dari doa iftitah Muhammadiyah dan NU, simak penjelasan lengkap di bawah ini. Simak juga informasi tentang hukum membaca doa ini dalam sholat.

Pengertian Doa Iftitah

Bacaan doa iftitah sering kali dipertanyakan oleh jamaah karena perbedaan antara versi Muhammadiyah dan NU. Namun demikian, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini memiliki pandangan yang sama mengenai keutamaannya.


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bacaan doa iftitah Muhammadiyah dan NU, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu definisi dari doa iftitah itu sendiri.

Dikutip dari buku Ragam doa iftitah tulisan Muhammad Saiyid Mahadhir, doa iftitah adalah dzikir pembuka dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum ta’awwudz serta surah Al-Fatihah. Doa ini juga dikenal sebagai doa Istiftah atau doa tsana’. Doa ini dapat dibaca baik saat sholat sendirian maupun berjamaah, serta berlaku bagi imam maupun makmum.

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Artinya

Berikut adalah bacaan doa iftitah Muhammadiyah yang dilansir dari situs Suara Muhammadiyah.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ

Latinnya: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Wahai Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”

Bacaan Doa Iftitah NU Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan doa iftitah NU sedikit berbeda dengan doa iftitah Muhammadiyah. Berikut adalah bacaan doa iftitah NU yang dilansir dari situs NU Online.

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Latinnya: Allahu akbar kabiraw walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.”

Bacaan Doa Iftitah Versi Lain

Setelah membahas perbedaan bacaan doa iftitah Muhammadiyah dan NU, penting untuk kita ketahui bahwa doa iftitah memiliki beberapa variasi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut beberapa bacaan doa iftitah versi lain yang bisa diamalkan yang dikutip dari buku Ragam Doa Iftitah yang disusun oleh Saiyid Mahadir, Lc., MA.

1. Doa Iftitah Versi Riwayat Aisyah RA

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.”

2. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Said Al-Khudri

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. Allahu Akbaru kabiro. A’udzubillahis sami’il alimi minas syaithonir rojim min hamzihi wanafkhihi wanaftsihi.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah swt dari syaitan yang terkutuk, dari gurisannya, dari tiupannya dan dari hembusannya. “

3. Doa Iftitah Versi Riwayat Jabir RA

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Latinnya: Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawatiwal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ‘alamin.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Aku hadapkan wajahku kepada Allah Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri dan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim.”

4. Doa Iftitah Versi Riwayat Anas RA

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

Latinnya: Alhamdulillahi hamdan katsiron mubarokan fihi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya.”

5. Doa Iftitah Versi Riwayat Ibnu Umar RA

الله أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَ سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Latinnya: Allahu akbaru kabiro, walhamdulillahi katsiro wasubhanallahi bukrotan wa ashila

Artinya: “Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.”

6. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Hurairah RA

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَجِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Latinnya: Allahumma ba’id baini wabaina khothoyaya kama ba’adta bainal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsil khothoyaya bilma’i was tsalji walbarodi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan- kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari semua kesalahan sebagaimana Engkau mensucikan pakaian dari kotoran. Ya Allah, mandikanlah aku dengan air, salju dan embun.”

7. Doa Iftitah Versi Riwayat Ibnu Abbas RA

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Latinnya: Allahumma lakal hamdu, anta nurus samawati wal ardh, walakal hamdu, anta qayyamus samawati wal ardh waman fihin, antal haq, waqaulukal haq, wawa’dukal haq, waliqa’ukal haq, waljannatul haq, wannaru haq, wassa’atu haq, allahumma laka aslamtu, wabika amantu, wailaika hakamtu, faghfirli ma qaddamtu wama akhkhartu wama asrartu wama a’lantu, antalladzi la ilaha illa anta.

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau- lah pemelihara langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah yang terus menerus mengurusi langit-langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Engkau adalah al- Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, ucapan-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi). Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan demi-Mu aku berdebat (terhadap para pengingkarmu), hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau.”

8. Doa Iftitah Versi Riwayat Abu Salamah bin Abdurrahman RA

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَئِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Latinnya: Allahumma rabba jibril wamika’il waisrafil, fathiris samawati wal ardh, ‘alimil ghaibi wasy syahadah, anta tahkumu baina ‘ibadika fima kanu fihi yakhtalifun, ihdini limakhtulifa fini minal haq bi idznika wainnaka latahdi ila shiratim mustaqim Ya Allah, wahai Rabb Jibril, Mikail dan Israfil!

Artinya: “Wahai Yang memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya! Wahai Dzat Yang mengetahui yang gaib dan yang tampak! Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka berselisih di dalamnya. Tunjukilah aku mana yang benar dari apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

9. Doa Iftitah Versi Riwayat Ali bin Abi Thalib RA

وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيْعًا لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرِ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika”.

Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada- Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Hukum Membaca Doa Iftitah

Hukum membaca doa iftitah dinilai oleh mayoritas ulama sebagai sunnah. Ini berlaku baik untuk sholat wajib maupun sunnah, serta dapat dibaca oleh imam atau makmum, laki-laki maupun perempuan. Doa iftitah juga bisa dibaca dalam kondisi sholat berdiri, duduk, atau berbaring.

Jika seseorang tidak sengaja meninggalkannya, sholat tetap sah tanpa harus diganti dengan sujud sahwi. Jika langsung membaca Al-Fatihah setelah takbiratul ihram tanpa membaca doa iftitah, sholat tetap sah, dan tidak perlu diulang.

Gerakan Saat Membaca Doa Iftitah

Cara membaca doa iftitah saat sholat dapat dibaca ketika awal permulaan sholat. Untuk uraian yang lebih jelas dan detail, kami akan menjelaskan ulang bagian awal dari tata cara sholat yang dikutip dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya H. Sayuti.

  1. Berdiri tegak menghadap kiblat
  2. Mengangkat kedua tangan, sambil mengucapkan takbir
  3. Membaca doa iftitah
  4. Dilanjutkan membaca surah Al-Fatihah dan lanjutkan rukun sholat seperti biasanya

Demikianlah penjelasan mengenai bacaan doa iftitah Muhammadiyah, NU, dan beberapa versi lainnya. Semoga bermanfaat.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Membaca doa iftitah termasuk sunnah dalam sholat, menurut mayoritas ulama mazhab. Bacaan doa iftitah bervariasi.

Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram tepatnya sebelum membaca surah Al-Fatihah. Dikutip dari buku Ritual Sholat Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab tulisan Isnan Ansory, doa ini juga dikenal dengan nama doa istiftah, doa tsana, atau doa tawajuh.

Para ulama sepakat bahwa membaca bacaan iftitah bukanlah rukun sholat, artinya sholat tetap sah walaupun tanpa membacanya. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai kesunahannya.


Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali memandang membaca bacaan iftitah dalam sholat adalah sunnah. Ini berarti meskipun tidak wajib, membaca iftitah dianjurkan untuk menambah kesempurnaan sholat.

Sementara itu, mazhab Maliki berpendapat membaca bacaan iftitah tidak disunnahkan, bahkan mereka menganggapnya makruh atau bid’ah. Alasan di balik pandangan ini adalah kekhawatiran bahwa menambahkan bacaan di luar yang diwajibkan dalam sholat dapat dianggap sebagai kewajiban, sehingga menambah unsur yang bukan bagian asli dari sholat.

Ada banyak bacaan doa iftitah sebagaimana terdapat dalam hadits. Umat Islam Indonesia khususnya warga Muhammadiyah biasa membaca doa iftitah yang bersumber dari hadits Abu Hurairah RA.

Bacaan Iftitah Muhammadiyah Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan iftitah Muhammadiyah dilansir dari situs resmi Suara Muhammadiyah.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Wahai Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”

Bacaan Iftitah Versi Lain

Selain bacaan tersebut, berikut sejumlah bacaan iftitah yang pernah digunakan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW.

1. Bacaan Iftitah dari Hadits Ali bin Abi Thalib RA

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ بَ إِلَّا إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal-ardha haniifan, wa maa ana minal-musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin, laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.

Allahumma anta al-malik, laa ilaaha illa anta, anta rabbii wa ana ‘abduka, dhalamtu nafsii, wa’taraftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jamii’an, innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta. Wahdinii li-ahsanal-akhlāqi laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wasrif ‘annii sayyi’ahaa laa yashrifu ‘annii sayyi’ahaa illaa anta.
Labbayka wa sa’dayka wal-khayru kulluhu biyadayka wasy-syarru laisa ilayka, ana bika wa ilayka, tabaarakta wa ta’aalayta, astaghfiruka wa atuubu ilayka.

Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim.

Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/ jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan- Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

2. Bacaan Iftitah dari Hadits Umar bin Khattab RA 1

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهُ غَيْرُكَ.

Arab latin: Subhaanaka allaahumma wa bihamdika, tabaarakasmuka, wa ta’aalaa jadduka, wa laa ilaaha ghayruka.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.”

3. Bacaan Iftitah dari Hadits Umar bin Khattab RA 2

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.

Arab latin: Allaahu akbaru kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa ashiilaa.

Artinya: “Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.”

4. Bacaan Iftitah dari Hadits Ja’far bin Abdillah

إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ.

Arab latin: Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin, laa syariika lahu, wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.

Allahumma ihdinii li-ahsanil-a’maali wa ahsanil-akhlaaqi, laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, waqinii sayyi’al-a’maali wa sayyi’al-akhlaaqi, laa yaqiinii sayyi’ahaa illaa anta.

Artinya: “Sesungguhnya sholatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Ya Allah, tunjukilah aku kepada amalan yang terbaik dan akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada amalan dan akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Jagalah aku dari amal yang buruk dan akhlak yang jelek, tidak ada yang dapat menjaga dari amal dan akhlak yang buruk kecuali Engkau.”

5. Bacaan Iftitah dari Hadits Anas bin Malik RA

الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Arab latin: Alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih.

Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya.”

6. Bacaan Iftitah dari Hadits Ibnu Abbas RA

اللهمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ فَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ. أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ

. اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَرْتُ، وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Arab latin: Allahumma lakal-hamdu anta nuurus-samaawaati wal-ardhi wa lakal-hamdu anta qayyimus-samaawaati wal-ardhi wa lakal-hamdu anta rabbus-samaawaati wal-ardhi wa man fiihinna. Antal-haqqu, wa wa’duka al-haqqu, wa qawluka al-haqqu, wa liqaa’uka haqqun, wal-jannatu haqqun, wan-naaru haqqun, was-saa’atu haqqun.

Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wa bika khaasumtu, wa ilayka haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, anta ilaahii laa ilaaha illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah pemelihara langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah yang terus menerus mengurusi langit-langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Engkau adalah al-Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, ucapan-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi).

Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan demi-Mu aku berdebat (terhadap para pengingkarmu), hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau.”

Cara Membaca Doa Iftitah

Bacaan iftitah dalam sholat dibaca di awal sebagai bagian dari permulaan ibadah. Untuk memberikan penjelasan yang lebih mendetail, berikut ini langkah-langkah awal dalam tata cara sholat berdasarkan panduan dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya Moh. Rifai:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat dengan posisi yang benar.

2. Angkat kedua tangan sambil mengucapkan takbir.

3. Lanjutkan dengan membaca bacaan iftitah.

4. Setelah itu, baca surah Al-Fatihah dan teruskan dengan rukun-rukun sholat selanjutnya seperti biasa.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah Lengkap dengan Latin, Arti dan Keutamaannya


Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang dibaca pada awal sholat, tepatnya setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surah Al-Fatihah. Ada beberapa macam bacaan doa iftitah.

Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy menjelaskan, membaca doa iftitah dalam sholat hukumnya sunnah bukan kewajiban. Sehingga jika seorang muslim meninggalkannya, sholatnya tetap sah tanpa perlu sujud sahwi.

Meskipun demikian, banyak yang menganggap penting untuk mengamalkan doa ini karena besarnya keutamaan yang terkandung.


Seandainya doa iftitah tertinggal pada rakaat pertama, baik karena lupa atau sengaja, ia tidak bisa dibaca pada rakaat berikutnya. Hal ini dikarenakan waktunya telah habis, dan mengerjakannya setelah itu akan menjadi makruh. Meskipun demikian, sholat yang dilakukan tetap sah.

Sebagai makmum yang telat melaksanakan sholatnya dan menjumpai imam pada salah satu rakaat, seorang muslim boleh mengerjakan doa iftitah jika ia merasa tidak akan melewatkan bacaan surah Al-Fatihah. Jika khawatir tertinggal, sebaiknya membaca Al-Fatihah karena hukumnya wajib, sedangkan doa iftitah hanya sunnah.

Bacaan Doa Iftitah Lengkap: Arab, Latin dan Artinya

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيراً، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيراً، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفاً مُسْلِمِاً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allāhu Akbaru Kabīrā, wal-ḥamdu Lillāhi Kathīrā, wa subḥāna Allāhi bukratan wa asīlā, wajjahtu wajhīya lilladhī faṭara as-samāwāti wal-arḍa ḥanīfāan musliman wamā anā mina al-mushrikīn, inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wamamātī Lillāhi rabbil-‘ālamīn, lā sharīka lahu wabi-dhālika umirtu wa anā mina al-muslimīn.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah pagi dan petang. Aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi dengan meluruskan ketaatan kepada-Nya dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, semua ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah, Rabb semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang muslim.”

Doa iftitah ini adalah doa iftitah yang sering dibaca oleh umat Islam saat melaksanakan sholat. Namun, untuk versi lengkapnya, dapat melanjutkan dengan membaca doa berikut ini.

، اللَّهُمَّ أَنْتَ المَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعاً، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُالذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ والخَيْرُ كُلَّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Allahumma Anta al-Malik, la ilaha illa Anta, Anta rabbi wa ana abduka, zhalamtu nafsi wa i’tarafhtu bidhambi, faghfir li dhunubi jami’an, fa’innahu la yaghfiru adhdhunuba illa Anta, wahdini li ahsani al-akhlaqi la yahdi li ahsaniha illa Anta, wa asrif ‘anni sayyi’aha la yasrifu sayyi’aha illa Anta, labbaik wa sa’daik wal-khayru kulluhu fi yadika, wal-sharru laysa ilayk, ana bika wa ilayk, tabarakta wa ta’alayt, astaghfiruka wa atubu ilayk.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah segala dosaku; tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik, tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepada akhlak yang paling baik kecuali Engkau, dan palingkanlah diriku dari akhlak yang buruk, tiada seorang pun yang dapat memalingkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Aku penuhi seruan-Mu dan aku merasa bahagia dengan menjatahkan seruan-Mu. Semua kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, dan kejahatan itu bukan bersumber dari-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu, Maha Agung lagi Maha Tinggi Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Selain itu, ada juga bacaan doa iftitah dengan lafaz berikut,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma ba’id bayni wa bayna khatayaya kama ba’adta baynal-mashriqi wal-maghrib. Allahumma naqni min khatayaya kama yunakka at-thawbul-abyadu minad-danas. Allahumma ighsilni min khatayaya bith-thalji wal-ma’i wal-barradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotorannya. Ya Allah, cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun.”

Keutamaan Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah memiliki banyak keutamaan. Berikut beberapa keutamaan doa uftitah dikutip dari buku Kutemukan Engkau dalam Tahajjudku karya Muhammad Ainur Rasyid dan arsip detikHikmah.

1. Pintu Langit Dibuka

Salah satu keutamaan doa iftitah yang paling dikenal adalah dibukanya pintu-pintu langit saat doa ini dibaca. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW sangat mengagumi bacaan ini karena dengan membaca doa iftitah, pintu-pintu langit dibuka. “Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu.” (HR Muslim)

2. Bacaan yang Disukai Nabi Muhammad SAW

Doa iftitah adalah doa yang sangat disukai Rasulullah SAW, bahkan menjadi bacaan utama beliau ketika memulai sholat malam. Aisyah RA mengisahkan bahwa setiap kali Rasulullah SAW bangun malam untuk sholat, beliau selalu memulai dengan doa iftitah.

3. Pujian kepada Allah SWT

Doa iftitah dimulai dengan pujian-pujian untuk Allah SWT. Dengan memulai sholat menggunakan doa ini, seorang muslim mengagungkan dan menyucikan Allah SWT.

4. Penyerahan Total kepada Allah SWT

Doa iftitah juga mengandung komitmen untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ketika kita mengucapkan kalimat “wamaa ana minal musyrikin” (dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya), kita menegaskan bahwa hanya kepada-Nya lah kita menyerahkan segala urusan, menjauhkan diri dari syirik dan keyakinan yang salah.

5. Komitmen untuk Tidak Menyekutukan Allah SWT

Selain penyerahan diri, doa ini juga mengingatkan akan komitmen untuk tidak menyekutukan Allah SWT. Dengan kalimat “laa syariika lahu” (tidak ada sekutu bagi-Nya), menunjukkan keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan berjanji untuk tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Bacaan Doa Iftitah, Lengkap dengan Maknanya


Jakarta

Doa Iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram sebagai pembukaan dalam salat. Meskipun tidak wajib, doa ini sangat dianjurkan karena maknanya yang mendalam.

Sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya,

“Tidak sempurna shalat seseorang sebelum dia bertakbir, memuji Allah azza wa jalla, menyanjungnya, dan membaca ayat-ayat Al-Quran yang dihafalnya.” (HR. Abu dawud dan Hakim.)


Doa iftitah bukan hanya sekadar lafaz yang dihafal dan dibaca setiap kali setelah takbiratul ihram, tetapi juga harus dipahami kedalaman maknanya, sebagai renungan dalam setiap ibadah salat. Berikut adalah bacaan doa iftitah dan artinya.

Bacaan Doa Iftitah

Dikutip dari kitab Khasiat Zikir dan Doa karya Imam Nawawi terjemahan Bahrun Abu Bakar, berikut beberapa bacaan doa iftitah dan artinya.

Doa Iftitah Versi 1

اللهُ أَكْبَرَ كَبِيراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Arab Latin: Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanal- laahi bukrataw wa ashiilaa, wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardla haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillaahi rabbbil ‘aalamiin, laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Mahasuci Allah pagi dan petang. Aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi dengan meluruskan ke- taatan kepada-Nya dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, semua ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah, Rabb semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah segala dosaku; tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik, tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepada akhlak yang paling baik kecuali Engkau, dan palingkanlah diriku dari akhlak yang buruk, tiada seorang pún yang dapat memalingkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Aku penuhi seruan-Mu dan aku merasa bahagia dengan menjalankan seruan-Mu. Semua kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, dan kejahatan itu bukan bersumber dari-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu, Mahaagung lagi Mahatinggi Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Doa Iftitah Versi 2

Seorang muslim juga bisa membaca doa iftitah berikut.

اللهم باعد بينِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَا عَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ تقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنقى الثوبُ الْأَرْضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, seba- gaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotorannya. Ya Allah, cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun.”

Doa Iftitah Versi 3

Selain doa iftitah dan artinya tersebut, ada pula doa iftitah lain yang dapat dibaca berdasarkan hadits riwayat Imam Baihaqi, dari Umar RA, yang mengatakan bahwa,

انَّهُ كَبَّرَ ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ.

“Beliau SAW melakukan takbiratul ihram, lalu mengucapkan doa berikut, ‘Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, Maha Agung asma-Mu dan Maha Tinggi keagungan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau’.”

Disunnahkan untuk menggabungkan semua bacaan doa iftitah bagi orang yang salat sendirian, juga bagi imam, apabila para makmum menyetujuinya. Jika para makmum tidak menyetujui membaca gabungan semua doa iftitah, imam tidak boleh memperpanjang salat bersama mereka, melainkan cukup dengan sebagian dari doa iftitah tersebut.

Tetapi sudah cukup baik jika ia meringkas bacaannya hanya pada, “Aku menghadapkan diriku hingga termasuk orang-orang muslim.” Demikian pula bagi orang yang salat sendirian, jika ia memilih memperpendek bacaan iftitahnya.

Makna Doa Iftitah

Doa Iftitah, menurut buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu akan Tenang karya Nurul Qamariyah, mengandung beberapa makna yang bisa direnungkan oleh umat Islam. Salah satunya adalah pujian kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca setelah takbiratul ihram ini dimulai dengan pujian yang mengagungkan-Nya, yakni “Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiraw wa subhaanallaahi bukrataw wa ashilaa” (Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya.)

Dengan memuji Allah SWT melalui kalimat ini, seorang muslim senantiasa mengagungkan-Nya.

Selain itu, doa ini juga menunjukkan penyerahan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ini adalah janji seorang muslim dengan tulus untuk mengikuti petunjuk-Nya. Kalimat “Wamaa ana minal musrykiin” (dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya) menunjukkan ketundukan dan kepatuhan yang mendalam kepada Allah SWT.

Dengan mengucapkan kalimat ini, muslim menegaskan bahwa dia telah sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya, sehingga tidak ada kekhawatiran dalam menjalani kehidupan.

Selanjutnya, seorang muslim menegaskan kembali penyerahan dirinya dengan kalimat, “Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin” (Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya bagi Allah semata, Tuhan Penguasa Semesta Alam). Kalimat ini menggambarkan penyerahan total yang jarang direnungkan dalam salat.

Terakhir, setelah menyerahkan diri sepenuhnya, muslim berjanji untuk tidak menyekutukan Allah SWT dengan ucapan: “Laa syariikalahu” (Tiada sekutu bagi-Nya). Kalimat ini adalah seorang muslim untuk hanya mengabdi dan berserah diri kepada Allah SWT.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com