Tag Archives: doa pembuka majelis

Bacaan Doa Pembuka Majelis beserta Adab ketika Menghadirinya


Jakarta

Doa pembuka majelis dibaca ketika acara hendak dimulai. Umumnya, majelis ilmu diawali dan diakhiri dengan doa.

Abdul Hamid melalui bukunya yang berjudul Memaknai Kehidupan menjelaskan terkait definisi majelis. Secara bahasa, majelis berasal dari bahasa Arab majlis yang artinya tempat duduk. Namun, dalam konteks ini yang dimaksud majelis ialah majelis ilmu atau majelis taklim.

Majelis juga disebut sebagai acara Islam yang mana menjadi ajang bertemunya orang-orang dengan tujuan tertentu. Sejak zaman Rasulullah SAW berbagai kegiatan majelis ilmu telah digelar.


Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam Sirah Nabawiyyah bahwa majelis ilmu pertama beliau sejak diangkat menjadi Rasulullah adalah di rumah Arqam bin Abi al-Arqam. Kala itu, majelis ilmu tidak hanya berfungsi untuk menyebarkan ilmu, tetapi sekaligus tempat kaderisasi para sahabat Rasulullah.

Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:

“Jika kalian melewati taman surga, maka berhentilah. Mereka bertanya, apakah taman surga itu? Beliau menjawab, halaqah dzikir (majelis ilmu)” (HR Tirmidzi)

Mengenai doa pembuka majelis sendiri tercantum dalam surat Al A’raf ayat 43 seperti dikutip dari buku Doa Para Nabi dan Rosul karya Nurul Huda.

Doa Pembuka Majelis: Arab, Latin dan Arti

… الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَننَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِهْتَدِى لَوْلَا أَنْ هَدَيْنَا اللَّهُ …

Arab latin: “Alḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk,”

Selain itu, ada juga doa pembuka majelis versi lainnya yang lebih panjang, berikut bunyinya:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . أَمَّا بَعْدُ

Arab Latin: “Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta’iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba’du.”

Artinya: “Segala puji hanya kepada Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,”

Adab Menghadiri Majelis

Berikut sejumlah adab yang dapat diperhatikan saat menghadiri majelis seperti dinukil dari buku Kuliah Adab susunan ‘Aabidah Ummu ‘Aziizah dan buku Penuntun Doa Beserta Tata Caranya oleh Abu Ihsan.

1. Memilih Tempat Duduk yang Paling Depan

Adab lainnya dalam menghadiri majelis ialah memilih tempat duduk yang paling depan. Jangan memilih tempat duduk yang jauh, hendaknya duduk dengan sambil menyimak majelis.

2. Jangan Berputus Asa

Maksudnya, dalam menghadiri majelis hendaknya seorang muslim tidak berputus asa saat merasa sulit mencerna ilmu yang disampaikan. Hal-hal itu disebut sebagai rintangan dan ujian yang Allah berikan, seperti merasa bosan, tidak ada teman kajian, dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga,” (HR Muslim)

3. Ikhlas karena Allah SWT

Saat menghadiri majelis, hendaknya seseorang merasa ikhlas untuk menuntut ilmu. Luruskan niat hanya kepada Allah SWT agar dapat menerima ilmu dengan mudah.

4. Perhatikan Ilmu yang Disampaikan

Dikisahkan oleh Imam az-Zahabi dalam Takzirah al Huffadz, Ahmad bin Sinan mengatakan tidak ada seorang pun yang mengobrol di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Bahkan, pena pun tidak bersuara.

Dengan menerapkan hal ini, maka ilmu yang diperoleh dari majelis dapat lebih dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Tidak Makan dan Minum

Ketika menghadiri majelis, hendaknya seseorang fokus memperhatikan majelis yang berlangsung. Jangan makan ketika menghadiri majelis.

Demikian doa pembuka majelis dan adab ketika menghadirinya. Semoga bermanfaat.

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa Pembuka Majelis Sesuai Sunnah Versi Singkat dan Panjang


Jakarta

Doa pembuka majelis adalah bacaan yang bisa diamalkan muslim ketika hendak mengikuti suatu pertemuan atau yang juga disebut sebagai majelis. Doa ini dapat diamalkan agar perkumpulan yang dilakukan dapat bermanfaat dan diridai oleh Allah SWT.

Menurut Abdul Hamid dalam buku Memaknai Kehidupan, secara bahasa, majelis berasal dari bahasa Arab majlis yang artinya tempat duduk. Namun, dalam konteks ini yang dimaksud majelis ialah majelis ilmu atau majelis taklim.

Majelis juga disebut sebagai acara Islam yang mana menjadi ajang bertemunya orang-orang dengan tujuan tertentu. Sejak zaman Rasulullah SAW berbagai kegiatan majelis ilmu telah digelar.


Dikutip dari Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah, disunnahkan untuk memulai suatu majelis dengan membacakan khutbatul hajah, yang selalu dibacakan oleh Rasulullah SAW sebelum memberikan khutbah, ceramah, baik itu dalam acara pernikahan, muhadharah (ceramah), atau pertemuan lainnya. Sunnah ini juga diikuti oleh para sahabat beliau.

Doa pembuka majelis sendiri dapat ditemukan dalam surah Al-A’raf ayat 43, sebagaimana dikutip dalam buku Doa Para Nabi dan Rasul karya Nurul Huda.

Doa Pembuka Majelis Singkat: Arab, Latin, dan Artinya

… الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَننَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِهْتَدِى لَوْلَا أَنْ هَدَيْنَا اللَّهُ …

Arab latin: “Alḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk,”

Selain itu, ada juga doa pembuka majelis versi lainnya yang lebih panjang, berikut bunyinya,

Doa Pembuka Majelis Versi Panjang: Arab, Latin, dan Artinya

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . أَمَّا بَعْدُ

Arab Latin: “Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta’iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba’du.”

Artinya: “Segala puji hanya kepada Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,”

Selain adanya doa pembuka majelis, terdapat juga doa penutup majelis yang mengharap ampunan-Nya akan kekhilafan yang mungkin saja kita lakukan secara sengaja atau tidak disengaja selama ikut majelis.

Berikut ini adalah bacaan doa penutup majelis seperti dikutip dari buku Zikir Doa Pembuka Pintu Rahmat tulisan Gus Arifin.

Doa Penutup Majelis dengan Arab, Latin, dan Artinya

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Arab Latin: “Subhanakallâhuma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illà anta, astaghfiruka wa atubu ilaik.”

Artinya: “Maha Suci Engkau, Ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepada-Mu.

Demikian penjelasan kali ini mengenai doa pembuka majelis sekaligus penutupnya. Jangan sampai lupa untuk diamalkan ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com