Tag Archives: doa untuk orang meninggal

6 Hal yang Harus Dilakukan Ketika Ada yang Sakaratul Maut


Jakarta

Sakaratul maut adalah fase terakhir kehidupan seseorang sebelum ruh berpisah dari jasad. Momen ini sangat sakral dan berat, baik bagi orang yang mengalaminya maupun orang-orang di sekitarnya.

Dalam ajaran Islam, setiap muslim dianjurkan untuk memperlakukan orang yang sedang sakaratul maut dengan penuh kasih sayang, kelembutan, serta menuntunnya dengan adab yang baik agar ia wafat dalam keadaan husnul khatimah.

Sakaratul maut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Qaf ayat 19, Allah SWT berfirman,


وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Artinya: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.

Dikutip dari buku Menguak Rahasia Kehidupan Setelah Kematian karya M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Ma., dan Abdurrahim Hamdi, MA., dijelaskan sakaratul maut merupakan kondisi yang dirasakan seseorang ketika menjelang ajalnya. Imam Al Ghazali melukiskan bahwa sakaratul maut adalah ungkapan tentang rasa sakit yang menyerang inti jiwa dan menjalar ke seluruh bagian jiwa sehingga tidak ada lagi satu pun bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit itu.

Rasulullah SAW juga pernah mengalami sakaratul maut dan Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah Tuhanku, ringankanlah sakaratul maut bagi Muhammad.” Pada saat Rasulullah SAW berada di ambang kematian, di dekat beliau ada seember air yang digunakan oleh beliau untuk membasuh muka seraya berdoa, “Wahai Tuhanku! Ringankanlah bagiku sakaratul maut.” Pada saat yang sama, Fatimah berkata, “Alangkah berat penderitaanku melihat penderitaanmu, Ayah!”. Tapi beliau berkata, “Tidak akan ada lagi penderitaan ayahmu sesudah hari ini.” (HR. Bukhari)

Hal yang Dilakukan pada Orang yang sedang Sakaratul Maut

Dirangkum dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA., dan Saiful Hadi El-Sutha, berikut enam hal penting yang harus dilakukan ketika ada orang yang sedang dalam kondisi sakaratul maut:

1. Membaringkannya Menghadap Kiblat

Salah satu sunnah yang dianjurkan ketika seseorang mengalami sakaratul maut adalah membaringkan tubuhnya dengan posisi miring ke kanan menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan, bisa juga dibaringkan telentang dengan wajah dan dada diarahkan ke kiblat.

Dari hadits Rasulullah SAW, “Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau yang meninggal dunia, maka arahkanlah ia ke kiblat.” (HR. Baihaqi)

2. Membimbing dengan Talqin

Talqin artinya membimbing orang yang sedang sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat syahadat: “Laa ilaaha illallaah” (Tidak ada Tuhan selain Allah).

Bimbingan ini dilakukan dengan lembut dan tenang tanpa memaksanya. Jika ia sudah mengucapkannya, sebaiknya jangan diulangi lagi kecuali jika ia kembali berbicara hal lain.

Rasulullah SAW bersabda,
“Talqinkanlah orang yang akan meninggal di antara kalian dengan kalimat: Laa ilaaha illallaah.” (HR. Muslim)

3. Berdoa dan Membacakan Ayat Suci Al-Qur’an

Ketika menemani orang yang sedang sakaratul maut, disunnahkan untuk memperbanyak doa dan bacaan Al-Qur’an, terutama surat-surat yang menenangkan hati seperti Yasin. Tujuannya adalah untuk memberikan ketenangan dan mengingatkan kepada rahmat Allah.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Bacakanlah surat Yasin untuk orang-orang yang sedang menghadapi kematian di antara kalian.” (HR. Abu Dawud)

4. Memintakan Ampun dan Mendoakan Kebaikan

Selain membimbing dan menenangkan, kita dianjurkan untuk mendoakan orang yang sedang sakaratul maut. Doa-doa yang dipanjatkan bisa berupa permohonan ampun untuknya, memohon agar dimudahkan saat menghadapi sakaratul maut, serta agar ia wafat dalam keadaan husnul khatimah.

5. Menjaga Suasana Sekitar Tetap Tenang dan Penuh Kasih Sayang

Hindari menangis dengan suara keras, berteriak, atau melakukan hal-hal yang bisa mengganggu ketenangan hati orang yang sedang sakaratul maut.

Hindari berkata-kata buruk, memunculkan emosi negatif, atau membuat keributan di sekitar orang yang sedang sakaratul maut. Jangan pula membicarakan masalah duniawi yang bisa membebani pikirannya. Hindari juga mengeluh atau menyalahkan takdir di hadapannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mengatakan kecuali yang baik, karena para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim)

6. Bantu Pejamkan Matanya

Seorang yang meninggal dunia biasanya memiliki mata yang terbuka dan memandang ke atas karena mengikuti keluarnya ruh.

Maka dari itu, hendaklah orang di sekitarnya membantunya memejamkan mata. Caranya dengan mengusap kelopak mata si mayit dengan lembut dan penuh kasih sayang, bisa juga diiringi dengan bacaan zikir dan doa untuk si mayit.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Cara Membaca Yasin dan Mendoakan Orang Meninggal Menurut Sunnah


Jakarta

Surah Yasin bisa dibaca untuk orang yang sudah meninggal dunia. Terkait hal ini diterangkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Mu’aqqal bin Yasar Ash-Shalabiy RA.

Rasulullah SAW bersabda,

“Bacalah surah Yasin untuk orang-orang yang meninggal dunia!” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)


Ibnu Qayyim Al Jauziyyah melalui karyanya Ar Ruh li Ibnil-Qayyim yang diterjemahkan Kathur Suhardi menyebut bahwa surah Yasin juga bisa dibaca saat seseorang mendekati ajalnya. Dalam surah Yasin sendiri terkandung makna kegembiraan bagi orang-orang yang wafat sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Yasin ayat 27-28,

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ٢٧ ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ٢٨

Artinya: “(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan. Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.”

Lantas bagaimana cara mengirim doa yasin untuk orang yang sudah meninggal?

Cara Mengirim Doa Yasin untuk Orang yang Meninggal Dunia

Mengutip dari buku Tuntunan Tanya Jawab Aqidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji oleh Syaikh Muhammad bin Shalih At-Utsaimin, sebelum mengirim doa Yasin untuk orang yang sudah meninggal hendaknya muslim membaca hadroh terlebih dahulu. Hadroh ini terdiri dari istighfar, tawassul, dan Al Fatihah. Setelahnya, maka muslim bisa mengikuti tata cara berikut:

1. Membaca istighfar tiga kali
2. Membaca tawasul kepada Rasulullah SAW,

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ikhwanihi wa minal anbiya-i wal mursalin wal auliyaa-i wasy syuhada-i wash shalihin wash shabati wat tabi’in wal ‘ulamaa-i wal mushonnifinal mukhlashiin wa jami’il malaa-ikatil muqarrabin. Tsumma ilaa jamii’il ahlil kubur minal muslimiina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati min masyariqil ardhi ilaa magharibiha barrihaa wa bahriha khushuushon ila aaabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatina wa masyaayikhana wa masyaayikhi masyaayikhinaa wa asatidzatina wa asatidzati asatidzatina wa liman ahsana ilaina wa limanij tama’naa hahunaa bisababihi, syaiul lillahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat, baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustadz kami, pengajar ustadz kami, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur atau arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua, Al-Fatihah.”

3. Membaca surah Al Fatihah
4. Barulah muslim bisa mengamalkan surah Yasin

Bacaan Doa Lainnya untuk Orang yang Meninggal Dunia

Mengacu dari sumber yang sama, terdapat pula doa lainnya yang bisa dibaca bagi orang yang meninggal dunia. Berikut doanya,

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbaradi wa naqqihii minal khathaa ya kamaa yunaqqats- tsawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihii wa ahlan khairan min ahlihii wa zawjan khairan min zawjihi, wa adkhilhul jannata wa a ‘idzhu min ‘adzaabil qabri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.

Artinya : “Wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa untuk Orang Meninggal Perempuan Sesuai Sunnah



Jakarta

Setiap orang yang ada di dunia ini baik laki-laki maupun perempuan pada akhirnya akan menemui ajalnya. Untuk itu, umat Islam dapat mengirim bacaan doa untuk orang meninggal perempuan sesuai sunnah.

Doa untuk orang meninggal pada umumnya berisi permohonan agar jenazah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Doa ini juga memuat permohonan ampun.

Merujuk dari Paling Lengkap & Praktis Fiqih Wanita: Tutorial Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Ahlul Jannah karya Atiqah Hamid berikut bacaan doa untuk orang meninggal perempuan sesuai sunnah,


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالتَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقَّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجُنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَاب الْقَبْرِ

Arab latin: Allahummaghfir lahaa, warhamhaa, wa ‘aafihaa, wa’fu ‘an-haa. Wa akrim nuzulahaa, wa wassi’ madkhalahaa, waghsilhaa bil maa-I wats tsalji wal baradi. Wa naqqihaa minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadha minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihaa. Wa ahlan khairan min ahlihaa. Wa zaujan khairan min zaujihaa. Wa adkhlhaljannah, wa a’idzhaa min ‘adzaabil qabri

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga). Luaskan kuburannya, serta mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” (HR Muslim)

Selan itu, terdapat bacaan yang berbeda untuk mayit anak perempuan. Merujuk dari buku Risalah Jenazah: Tuntunan Lengkap Pengurusan Jenazah karya Baihaqi Nu’man dan Muhammad Shonhaji, berikut bacaannya:

اللّهُمَّ اجْعَلَهَا فَرَطًا لِاَبَوَيهَا وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيعًا وَثَقِل بِهَا مَوَازِينَهُمَا وَافرغ الصَّبرَ عَلى قُلُوبِهِمَا وَلَا تَفتِنهُمَا بَعدَهَا وَلَا تَحرِمهُمَا أَجرَهَا

Arab latin: Allaahummaj’alhaa farathal li abawaihaa wa salafan wa dzukhran wa ‘izhatan wa’tibaaran wa syafii’an wa tsaqqil bihaa mawaaziina humaa wa afrighish shabra ‘alaa quluubihimaa walaa taftinhumaa ba’dahaa wa laa tahrimhumaa ajrahaa

Artinya: “Wahai Allah! Jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan bagi kedua orang tuanya, titipan, pelajaran (nasihat), contoh, penolong, dan beratkanlah, karena dia, timbangan kedua orang tuanya, curahkanlah kesabaran di hati mereka berdua, janganlah kau jadikan fitnah bagi mereka berdua setelah kematiannya, janganlah kau cegah pahalanya bagi mereka berdua.

Hamid Ahmad Ath-Thahir dalam buku Ensiklopedia Doa menjelaskan mengenai hadits yang berkaitan dengan larangan orang berdoa dan memohon kepada orang yang telah meninggal dunia.

Dikisahkan seseorang bertanya, “Aku mendatangi Nabi Muhammad SAW di kubur beliau, lalu aku mohon beliau memohonkan ampunan untukku atau memohonkan pertolongan untukku di sisi Allah SWT, apakah hal itu boleh atau tidak?”

Rasulullah SAW bersabda,

إذا ماتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةِ أَوْ عِلْمٍ يُنتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Jika seorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendiakan orang tuanya.” (HR Muslim dalam Shahih, Kitab Fi Al-Washiyat)

Hamid Ahmad Ath-Thahir menjelaskan lebih lanjut, seseorang yang telah meninggal dunia jelas tidak mungkin diminta untuk memohonkan ampunan bagi orang lain, termasuk bagi dirinya sendiri, karena amalnya praktis telah terputus.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Lafaz yang Diucapkan Ketika Ada Seseorang yang Meninggal Dunia


Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya bila mendengar atau melihat orang meninggal maka sampaikanlah yang baik-baik. Di bawah ini panduan membacakan lafaz yang diucapkan ketika ada seseorang yang meninggal dunia.

Dilansir dalam buku Nasihat Untuk Yang Akan Mati karya Ali Hasan Abdul Hamid ucapan-ucapan kebaikan kepada mayit bisa disampaikan juga untuk kerabat atau keluarganya. Biasanya disebut sebagai tazkiyah.

Tazkiyah artinya ungkapan turut berduka cita yang ditunjukan untuk para keluarganya, supaya mereka berlaku sabar dan mendoakan mayit. Maka dari itu tazkiyah haruslah ungkapan yang bisa menyenangkan keluarga si mayit, sehingga mereka menjadi lebih ridha akan ketetapan Allah SWT.


Berikut ini adalah lafaz yang dapat diucapkan ketika melihat atau mendengar kabar tentang seseorang yang meninggal dunia.

Doa Ketika Ada yang Meninggal

Mengutip buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi karya Imam an-Nawawi disebutkan sebuah hadits.

Kami telah meriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim, dari Ummu Salamah ra., dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mendatangi orang yang sakit, atau takziah pada kematian, maka doakan- lah untuk mereka dengan doa yang baik, karena para malaikat meng- aminkan apa yang kalian ucapkan.” Dia berkata: “Ketika kematian Abu Salamah, aku mendatangi Rasulullah saw. dan berkata kepadanya: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Abu Salamah telah meninggal,’ kemudian beliau bersabda: ‘Bacalah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً

Arab-latin: Allaahummaghfir lii wa lahuu wa ‘aqibnii minhu ‘uqba hasanata.

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dan dia dan anugerahkanlah akhir yang baik kepadaku dan kepadanya.”

Maka Allah menggantikan orang yang lebih baik darinya, yakni Muhammad SAW.”

Demikian, redaksi hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, sedangkan dalam riwayat at-Tirmidzi.

Doa Tazkiyah untuk Keluarga Mayit

Kami riwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Ummu Salmah ra., dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Tidaklah seorang hamba muslim yang tertimpa musibah, kemudian membaca:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أَجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْهَا

Arab-latin: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun, Allaahumma’jurnii fii mushi- ibatii wakhlif lii khairan minhaa.

Artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah, dan sungguh kepada-Nya dikem- balikan, ya Allah berilah pahala kepadaku atas musibah yang menim- paku, dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik darinya.”

Selain itu, mengutip buku 100 Doa Harian Untuk Anak karya Kak Nurul Ihsan terdapat lafaz doa saat mendengar kematian kerabat.

اِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ وَإِنَّا إِلَى رَبَّنَا الْمُنْقَلِبُونَ . اللَّهُمَّ اكْتُبُهُ عِنْدَكَ فِي الْمُحْسِنِينَ ، وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي علِيِّينَ ، وَا خَلْفٌ فِي أَهْلِهِ فِي الْغَابِرِينَ .

Arab-latin: Innaa lillaahi wa innaa ilayhi rooji’uuna wa inna ilaa robbinaa lamunqolibuun. Alloohummaktubhu ‘indaka fil muhsiniina waj’al kitaabahuu fii ‘illiyyiina wakhluf fii ahlihii fil ghoobiriin.

Artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya dan kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami, Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongannya orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tingkatan yang tinggi serta gantilah ahlinya dengan golongan orang-orang yang pergi.”

Ada juga doa ketika melihat jenazah saat berpapasan dengan rombongan pengangkut jenazah di jalan. Maka langsung ucapkan doa ini.

سُبْحَانَ الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِهَذَ الْمَيْتِ وَارْحَمْهُ وَإِنسَ فِي القَبْرِ وَحْدَتَهُ وَغَرَبَتَهُ وَنَوْرْ قَبْرَهُ .

Arab-latin: Subhaanal hayyil ladzii laa yamuutu. Alloohummaghfir lihaadzal mayyiti warhamhu wa anis fil qobri wahdatahu wa ghurbatahu wa nawwir qobroh.

Artinya: “Mahasuci Allah Zat Yang Hidup yang tidak akan mati. Ya Allah, ampunilah mayat ini dan sayangilah ia, dan temanilah ia di dalam kesendirian dan keasingannya di dalam kubur, dan terangilah kuburannya.”

Demikianlah lafaz yang diucapkan ketika ada seseorang yang meninggal dunia, mendoakan mayit dan keluarga yang ditinggalkan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com