Tag Archives: doa

Doa Masuk dan Keluar Kota Makkah: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Menjejakkan kaki di Tanah Suci Makkah adalah impian bagi setiap umat Islam. Di sana, mereka berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Sebelum memasuki Makkah, ada doa khusus yang bisa dibaca sebagai bentuk penghormatan dan permohonan kepada Allah SWT. Doa ini berisi harapan agar perjalanan ibadah berjalan lancar, penuh berkah, dan diterima oleh Allah SWT.

Begitu pula saat hendak meninggalkan Makkah, doa dipanjatkan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan dalam menunaikan ibadah di Tanah Suci. Doa ini juga berisi permohonan agar amal ibadah diterima dan mendapat pahala yang berlipat ganda.


Doa Memasuki Makkah

Terdapat doa khusus yang bisa kita baca saat memasuki kota suci umat Islam ini. Dikutip dari buku Special Guide Book Traveling di Tanah Suci oleh H. Brilly El-Rasheed, berikut ini adalah doa memasuki Makkah:

اللَّهُمَّ هَذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ، فَحَرِمْ لَحْمِي وَدَمِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَ آمِنِيْ مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَوْلِيَا بِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ، يَارَبَّ الْعَالَمِينَ

Arab Latin: Allahumma hadza haramuka wa amnuka, faharrim lahmi wadami wabasyari’alanna-ri wa amini min’adzabika yauma tab’atsu ibadaka, waj’ali min auliya bika wa ahli tha’atika ya rabbal ‘alamin.

Artinya: “Ya Allah, ini adalah tanah suci-Mu dan negeri yang aman-Mu. Lindungilah daging, darah, dan kulitku dari api neraka, serta jauhkanlah aku dari azab-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Masukkanlah aku ke dalam golongan kekasih-Mu dan orang-orang yang rajin serta taat kepada-Mu, wahai Rabb seluruh alam.”

Doa Meninggalkan Makkah

Selain ketika memasuki kota suci Makkah, ada juga doa yang bisa muslim amalkan ketika akan meninggalkan kota ini. Berikut ini adalah doa meninggalkan Makkah:

بسم الله اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَ اللهِ ، والحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلا قوَّةَ إِلا بِاللهِ العَلِي العَظِيمِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . اللَّهُمَّ إِيْمَانَا بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتَّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . {إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ} يَا مُعِيْدُ أَعِدْنِي، يَا سَمِيْعُ أَسْمِعْنِي، يَا جَبَّارُ اجْبُرْنِي يَا سَتَارُ اسْتَرْنِي، يَا رَحْمَنُ ارْحَمْنِي، يَا رَدَّادُ ارْدُدْنِي إِلَى بَيْتِكَ هَذَا، وَارْزُقْنِيَ العَوْدَةَ ثُمَّ الْعَوْدَ كَرَّاتٍ بَعْدَ مَرَّاتٍ، تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَائِحُوْنَ لِرَبَّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ . اللَّهُمَّ احْفَظْني عَنْ عَيْنِي وَعَنْ يَسَارِيْ، وَمِنْ قُدَّامِيْ وَمِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي، وَمِنْ فَوْقِي وَمِنْ تَحْتِي حَتَّى تَوَصَلَنِي إِلَى أَهْلِي وَبَلَدِي . اللَّهُمَّ هَوَنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ وَأَطْوِ لَنَا بَعْدَ الْأَرْضِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا فِي سَفَرِنَا وَاخْلُفْنَا فِي أَهْلِنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Arab Latin: Bismillaahi allaahuakbar, subhaanallaah wal-hamdulillaah, walaa ilaaha illallaahu wallaahuakbar walaa haula walaa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-‘azhiim. Wasshalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillaahi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Allaahumma iimaanaa bika watashdiiqan bikitaabika wawafaa’an bi ‘ahdika wattabaa’an lisunnati nabiyyika muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallam. Innalladzii faradha ‘alaikal qur’aana laraadduka ilaa ma’aad. Yaa Mu’iidu a’idnii, yaa samii’u asmi’nii yaa jabbarujburnii, yaa sataarustarnii, yaa rahmaanurhamnii, yaa raddaadurdudnii ilaa baitika haadzaa, warzuqniyal-‘audata tsummal-‘auda karraatin ba’da marraatin taa’ibuuna ‘aabiduuna saa’ihuuna lirabbanaa haamiduuna shodaqallaahu wa’dahu, wanashora ‘abdahu wahazamal-ahzaaba wahdahu. Allaahuumahfazhnii ‘an ‘aiinii wa ‘an yasaarii wa min quddaamii wa min waraa’i zhahrii wa min fauqii wa min tahtii hatta tawasholanii ilaa ahlii wa baladii. Allaahumma hawan ‘alainas-safara wa athwi lanaa ba’dal-ardhi. Allaahumma ashbahnaa fii safarinaa wakhlufnaa fii ahlinaa yaa arhamar-raahimiin, wa yaa rabbal-‘aalamiin.

Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah dan segala puji hanya untuk Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Shalawat dan salam bagi junjungan kita, Rasulullah. Ya Allah, aku datang kemari karena iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu, dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad. Sesungguhnya Tuhan yang menurunkan al-Qur’an kepadamu akan memulangkanmu ke tempat kembali. Wahai Tuhan Yang Kuasa Mengembalikan, kembalikanlah aku ke tempatku. Wahai Tuhan Yang Maha Mendengar, dengarlah permohonanku. Wahai Tuhan Yang Maha Memperbaiki, perbaikilah aku. Wahai Tuhan Yang Maha Pelindung, tutupilah aibku. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, sayangilah aku. Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa Mengembalikan, kembalikanlah aku ke Ka’bah ini dan berilah aku rizki untuk mengulanginya berkali-kali, dalam keadaan bertaubat dan beribadah, menuju kepada-Mu sambil memuji. Allah Maha menepati janji-Nya, membantu hamba-hamba-Nya, dan menghancurkan musuh-musuh-Nya. Ya Allah, lindungilah aku dari kanan, kiri, depan, belakang, atas, dan bawah sampai Engkau mengembalikanku kepada keluarga dan tanah airku. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami, lipatkan bumi untuk kami. Ya Allah, sertailah kami dalam perjalanan, dan jagalah keluarga yang kami tinggalkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, wahai Tuhan Yang Memelihara seluruh alam.”

Keistimewaan Kota Makkah

Kota Makkah memiliki kedudukan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Dirangkum dari buku berjudul Makkah: Kota Suci yang Dirindukan Umat Oleh Rizem Aizid, berikut ini adalah keistimewaan Makkah:

  • Kota yang tidak akan dimasuki Dajjal
  • Amal baik dan buruk akan dilipatgandakan di Makkah
  • Tempat pertama dibangunnya rumah Allah, yaitu Masjidil Haram
  • Salat di Masjidil Haram lebih utama 100 ribu kali dibandingkan di masjid lainnya
  • Tempat yang paling utama untuk dikunjungi karena Makkah adalah kota suci umat Islam
  • Menjadi satu-satunya kota yang dijadikan sumpah oleh Allah, dalam surah At-Tin ayat 1-3: Artinya: “Demi (buah) tin dan (buah) zaitun, demi gunung Sinai, dan demi negeri (Makkah) yang aman ini”
  • Kota yang menjadi saksi awal peristiwa Isra’ Mi’raj
  • Tempat terbaik di bumi dalam hal spiritualitas, bahkan bangsa jin (iblis) pun tidak bisa memasuki Makkah
  • Kota yang didoakan oleh Nabi Ibrahim yang tertulis dalam Surat Ibrahim ayat 35-37 https://www.detik.com/hikmah/quran-online/at-tin
  • Kota yang dilarang untuk berperang
  • Kota yang dilindungi oleh Allah SWT dari kerusakan dan kepunahan populasinya. “Sesungguhnya tanah ini telah diharamkan oleh Allah SWT, sehingga tidak boleh ditebang tumbuhannya, tidak boleh diburu hewan buruannya, dan tidak boleh diambil (dipungut) satu pun barang yang hilang di sana, kecuali oleh orang yang mencari pemiliknya.” (HR al-Bukhari)

detikers juga bisa membaca doa-doa di Tanah Suci lainnya melalui Kumpulan Doa dan Zikir Ibadah Haji dari detikHikmah.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Lafaz yang Diucapkan Ketika Ada Seseorang yang Meninggal Dunia


Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya bila mendengar atau melihat orang meninggal maka sampaikanlah yang baik-baik. Di bawah ini panduan membacakan lafaz yang diucapkan ketika ada seseorang yang meninggal dunia.

Dilansir dalam buku Nasihat Untuk Yang Akan Mati karya Ali Hasan Abdul Hamid ucapan-ucapan kebaikan kepada mayit bisa disampaikan juga untuk kerabat atau keluarganya. Biasanya disebut sebagai tazkiyah.

Tazkiyah artinya ungkapan turut berduka cita yang ditunjukan untuk para keluarganya, supaya mereka berlaku sabar dan mendoakan mayit. Maka dari itu tazkiyah haruslah ungkapan yang bisa menyenangkan keluarga si mayit, sehingga mereka menjadi lebih ridha akan ketetapan Allah SWT.


Berikut ini adalah lafaz yang dapat diucapkan ketika melihat atau mendengar kabar tentang seseorang yang meninggal dunia.

Doa Ketika Ada yang Meninggal

Mengutip buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi karya Imam an-Nawawi disebutkan sebuah hadits.

Kami telah meriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim, dari Ummu Salamah ra., dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mendatangi orang yang sakit, atau takziah pada kematian, maka doakan- lah untuk mereka dengan doa yang baik, karena para malaikat meng- aminkan apa yang kalian ucapkan.” Dia berkata: “Ketika kematian Abu Salamah, aku mendatangi Rasulullah saw. dan berkata kepadanya: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Abu Salamah telah meninggal,’ kemudian beliau bersabda: ‘Bacalah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً

Arab-latin: Allaahummaghfir lii wa lahuu wa ‘aqibnii minhu ‘uqba hasanata.

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dan dia dan anugerahkanlah akhir yang baik kepadaku dan kepadanya.”

Maka Allah menggantikan orang yang lebih baik darinya, yakni Muhammad SAW.”

Demikian, redaksi hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, sedangkan dalam riwayat at-Tirmidzi.

Doa Tazkiyah untuk Keluarga Mayit

Kami riwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Ummu Salmah ra., dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Tidaklah seorang hamba muslim yang tertimpa musibah, kemudian membaca:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أَجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْهَا

Arab-latin: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun, Allaahumma’jurnii fii mushi- ibatii wakhlif lii khairan minhaa.

Artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah, dan sungguh kepada-Nya dikem- balikan, ya Allah berilah pahala kepadaku atas musibah yang menim- paku, dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik darinya.”

Selain itu, mengutip buku 100 Doa Harian Untuk Anak karya Kak Nurul Ihsan terdapat lafaz doa saat mendengar kematian kerabat.

اِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ وَإِنَّا إِلَى رَبَّنَا الْمُنْقَلِبُونَ . اللَّهُمَّ اكْتُبُهُ عِنْدَكَ فِي الْمُحْسِنِينَ ، وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي علِيِّينَ ، وَا خَلْفٌ فِي أَهْلِهِ فِي الْغَابِرِينَ .

Arab-latin: Innaa lillaahi wa innaa ilayhi rooji’uuna wa inna ilaa robbinaa lamunqolibuun. Alloohummaktubhu ‘indaka fil muhsiniina waj’al kitaabahuu fii ‘illiyyiina wakhluf fii ahlihii fil ghoobiriin.

Artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya dan kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami, Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongannya orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tingkatan yang tinggi serta gantilah ahlinya dengan golongan orang-orang yang pergi.”

Ada juga doa ketika melihat jenazah saat berpapasan dengan rombongan pengangkut jenazah di jalan. Maka langsung ucapkan doa ini.

سُبْحَانَ الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِهَذَ الْمَيْتِ وَارْحَمْهُ وَإِنسَ فِي القَبْرِ وَحْدَتَهُ وَغَرَبَتَهُ وَنَوْرْ قَبْرَهُ .

Arab-latin: Subhaanal hayyil ladzii laa yamuutu. Alloohummaghfir lihaadzal mayyiti warhamhu wa anis fil qobri wahdatahu wa ghurbatahu wa nawwir qobroh.

Artinya: “Mahasuci Allah Zat Yang Hidup yang tidak akan mati. Ya Allah, ampunilah mayat ini dan sayangilah ia, dan temanilah ia di dalam kesendirian dan keasingannya di dalam kubur, dan terangilah kuburannya.”

Demikianlah lafaz yang diucapkan ketika ada seseorang yang meninggal dunia, mendoakan mayit dan keluarga yang ditinggalkan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Kirim Doa untuk Ibu yang Sudah Meninggal


Jakarta

Setiap orang harus selalu berbakti kepada orang tua meski telah meninggal dunia. Salah satu caranya adalah dengan mendoakan mereka. Hal ini termasuk amal jariyah orang tua karena memiliki anak yang sholeh.

Di bawah ini adalah tata cara kirim doa untuk ibu yang sudah meninggal dalam berbagai versi. Doa ini juga bisa digunakan jika kedua orang tua Anda sudah meninggal. Selain itu, ketahui juga dalil mendoakan orang yang sudah wafat.

Tata Cara Kirim Doa untuk Ibu yang Sudah Meninggal

Dikutip dari NU Online, ada beberapa doa untuk ibu yang sudah meninggal yang bisa diamalkan. Doa ini juga bisa dibacakan untuk ayah yang sudah meninggal dunia.


1. Doa untuk Orang Tua Paling Umum

Yang pertama adalah membaca doa untuk orang tua yang sudah biasa diajarkan sejak kecil. Doa ini bisa dibaca untuk orang tua yang masih hidup maupun sudah meninggal.

رَّبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً

Bacaan latin: Rabbigh firlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiiraa

Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil.”

2. Doa untuk Orang Tua dan Guru

Yang kedua adalah doa untuk orang tua, kakek, nenek, dan guru yang masih hidup maupun sudah meninggal.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا

Bacaan latin: Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddārinā, wa asātidzatinā, wa mu’allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”

3. Doa Ampunan untuk Orang yang Telah Meninggal

Selanjutnya, bacalah doa untuk memohon ampun bagi orang yang telah meninggal. Doa ini bisa dibaca untuk siapa pun, tidak hanya untuk orang tua.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.

Bacaan latin: Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa’fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.”

4. Doa Penutup

Setelah membaca doa-doa di atas, Anda dapat menutup doa dengan membaca doa sapu jagat, sholawat nabi dan membaca Al-Fatihah.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ …

Bacaan latin: Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah.

Artinya: “Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (Lanjut membaca surat Al-Fatihah).”

Doa Khususon Ila Ruhi untuk Ibu dan Ayah yang Wafat

Selain doa-doa di atas, ada juga doa khususon ila ruhi sebagai doa untuk ibu yang sudah meninggal atau ayah yang sudah meninggal.

Doa ini sebenarnya sama dengan doa ampunan untuk orang-orang yang telah meninggal, namun bagian depannya ditambah menyebut nama orang yang meninggal.

1. Doa untuk Ibu yang Sudah Meninggal

Bacaan latin: Khushuushon ilaa ruuhi ummi (sebut nama almarhumah) binti (sebut nama ayah). Allahumaghfir lahaa warhamhaa wa ‘aafihaa wa’fu ‘anhaa lahal fatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruh ibuku (sebut nama almarhumah) putri dari (sebut nama ayah). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, untuknya. (Lanjut baca Al-Fatihah).”

2. Doa untuk Ayah yang Sudah Meninggal

Bacaan latin: Khushuushon ilaa ruuhi abii (sebut nama almarhum) bin (sebut nama ayah almarhum). Allahumaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruh ayahku (sebut nama almarhum) putra dari (sebut nama ayah almarhum). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, untuknya. (Lanjut baca Al-Fatihah).”

Dalil Mendoakan Orang Tua yang Meninggal

Berikut ini sejumlah dalil mengapa anak harus tetap mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia.

1. Wujud Berbakti kepada Orang Tua

Rasulullah memerintahkan untuk mendoakan kedua orang tua yang meninggal. Abu Usaid pernah meriwayatkan sebuah hadits yang artinya:

“Suatu ketika saya sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sahabat Anshar berkunjung. Ia bertanya kepada Rasul, ‘Ya Rasul, apakah saya bisa berbaik budi kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal?’ Rasul lalu menjawab, ‘Iya, ada empat hal, yaitu (1) mendoakan mereka, (2) memohonkan ampunan untuk keduanya, (3) menunaikan janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan (4) menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu kecuali melalui perantara ayah-ibumu. Itulah budi baik yang harus kamu lakukan setelah mereka meninggal’.” (Musnad Ahmad: 16059)

2. Kiriman Doa Melebihi Dunia Seisinya

Ada juga riwayat Nabi yang mengatakan doa untuk almarhum lebih berharga dibandingkan dunia dan seisinya.

“Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, ‘Tidak ada mayit yang berada dalam kuburnya kecuali ia seperti orang tenggelam yang meminta pertolongan-kal ghariqil mughawwats dengan diharakati fathah pada huruf wawunya yang bertasdid, yaitu orang yang meminta pertolongan-ia menunggu setetes doa yang yang dikirimkan anaknya, saudara, atau temannya. Karenanya ketika ia mendapatkan doa, maka hal itu lebih ia sukai dibanding dunia dengan seluruh isinya,'” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, halaman 281).

3. Tercantum dalam Al-Qur’an

Perintah mendoakan orang yang sudah meninggal diperkuat dengan firman Allah dalam surat Al Hasyr ayat 10:

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ – ١٠

Artinya: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”

Demikian tadi kita ketahui tata cara kirim doa untuk ibu yang sudah meninggal, yang juga bisa dibacakan untuk ayah yang sudah meninggal dunia, lengkap dengan dalilnya.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Ayub AS Memohon Kesembuhan atas Penyakitnya


Jakarta

Doa Nabi Ayub AS dapat diamalkan oleh kaum muslimin agar sembuh dari penyakit. Bacaan ini dipanjatkan oleh sang nabi saat ia diuji oleh Allah SWT.

Mengutip dari Qashash al-Anbiyaa susunan Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Nabi Ayub AS diberi ujian berupa penyakit kulit yang membuatnya dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, saking parahnya penyakit Nabi Ayub AS, sang rasul sempat dibuang ke tempat sampah milik bani Israil hingga tubuhnya dipenuhi lalat dan berbagai serangga.

Tak ada seorang pun yang merasa kasihan terhadap Nabi Ayub AS selain sang istri. Penyakit kulit yang diderita Nabi Ayub AS ini bahkan membuat daging yang melekat di tubuhnya berjatuhan sampai timbul tulang belulang dan otot.


Kondisi tersebut, membuat istri Nabi Ayub AS terpaksa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup bersamanya. Suatu hari, sang istri menjual salah satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat untuk ditukarkan dengan makanan yang banyak.

Hal itu membuat Nabi Ayub AS berdoa kepada Allah SWT sebagaimana termaktub dalam surah Al Anbiya ayat 83. Inilah ayat yang disebut sebagai doa Nabi Ayub AS memohon kesembuhan.

Doa Nabi Ayub AS Memohon Kesembuhan

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Arab latin: Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Diangkatnya Penyakit Nabi Ayub AS oleh Allah SWT

Mengutip buku Mukjizat Doa-Doa yang terbukti Dikabulkan Allah tulisan Yoli Hemdi, Nabi Ayub AS tidak langsung meminta kesembuhan. Ia justru meminta untuk diperlihatkan bentuk Maha Penyayangnya Allah SWT.

Sosoknya yang seperti itu menjadikan Nabi Ayub AS sebagai manusia yang taat dan santun. Doa beliau didengar oleh Allah SWT, hal ini tertuang dalam surah Al Anbiya ayat 84,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”

Setelahnya, penyakit Nabi Ayub AS diangkat dan ia sembuh atas pertolongan Allah SWT. Saat itu, ia diperintahkan untuk menghentakkan kakinya ke tanah hingga terpancar air yang dapat digunakan untuk mandi serta minum.

Terkait hal ini turut disebutkan dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surah Shad ayat 42,

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Air tersebut membuat Nabi Ayub AS sembuh total dari penyakit yang dideritanya. Badannya kembali sehat, wajahnya pun tampak lebih segar.

Wallahu’alam bishawab.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Memotong Hewan Kurban untuk Diri Sendiri dan Orang Lain


Jakarta

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Selain melaksanakan sholat Id di pagi hari, ibadah yang paling dianjurkan saat Idul Adha adalah berkurban.

Sebelum memotong hewan kurban, dianjurkan membaca doa terlebih dahulu. Lantas, apa doa memotong hewan kurban untuk diri sendiri dan orang lain? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Bacaan Doa Memotong Hewan Kurban

Perlu diingat, bacaan doa memotong hewan kurban untuk diri sendiri atau orang lain terdapat sedikit perbedaan. Dilansir situs NU Online, berikut bacaan doa memotong hewan kurban secara lengkap.


Doa Memotong Hewan Kurban untuk Diri Sendiri

Berikut ini bacaan doa saat memotong hewan kurban yang diniatkan untuk diri sendiri.

1. Membaca Basmalah

بِسْمِ اللهِ

Bismillah

Artinya: “Dengan nama Allah.”

2. Membaca Sholawat untuk Rasulullah SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.

Artinya: “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

3. Membaca Takbir 3 Kali dan Tahmid 1 Kali

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagimu.”

4. Membaca Doa Menyembelih Hewan Kurban

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya: “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat darimu. Dan dengan ini aku bertakarub kepadamu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah takarubku.”

b. Doa Memotong Hewan Kurban Milik Orang Lain

Berikut ini bacaan doa saat memotong hewan kurban yang diniatkan untuk orang lain.

1. Membaca Basmalah

بِسْمِ اللهِ

Bismillah

Artinya: “Dengan nama Allah.”

2. Membaca Sholawat untuk Rasulullah SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.

Artinya: “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

3. Membaca Takbir 3 Kali dan Tahmid 1 Kali

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd

4. Membaca Doa Sembelih Hewan Kurban Milik Orang Lain

(….) بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنْ

Bismillah wallahu akbar. Allahumma minka wa ilaika, fataqabbal min … (ucapkan nama pemilik hewan kurban)

Artinya: “Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, Ya Allah, kurban ini dari-Mu dan untuk-Mu, terimalah kurban (nama pemilik hewan kurban).”

Dalil tentang Memotong Hewan Kurban

Dalam Islam, kurban merupakan bentuk ibadah yang memiliki banyak keberkahan dan pahala. Hukum kurban termasuk ke dalam sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan atau hampir mendekati wajib bagi orang yang mampu atau berkecukupan.

Di dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 34, Allah SWT berfirman mengenai kurban:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ

Latin: Wa likulli ummatin ja’alnā mansakal liyażkurusmallāhi ‘alā mā razaqahum mim bahīmatil-an’ām, fa ilāhukum ilāhuw wāḥidun fa lahū aslimụ, wa basysyiril-mukhbitīn

Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah SWT).”

Syarat Berkurban

Berkurban hukumnya sunnah muakkad. Artinya, sunnah tersebut sangat dianjurkan bagi umat muslim yang memiliki kemampuan untuk berkurban.

Nah, ada sejumlah syarat dalam melaksanakan kurban sesuai ajaran Islam, yakni sebagai berikut:

1. Seorang Muslim

Syarat yang pertama adalah ia merupakan seorang muslim. Bagi orang kafir tidak diwajibkan untuk kurban.

2. Berkecukupan atau Mampu

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kurban disunnahkan bagi yang mampu, yakni telah memiliki harta untuk berkurban. Seorang muslim dianggap mampu jika sudah bisa memberi nafkah kepada keluarga.

3. Balig dan Berakal

Kurban dilakukan oleh seorang muslim yang sudah balig atau cukup umur dan berakal. Sementara bagi anak-anak tidak dibebankan untuk berkurban.

Itu dia bacaan doa memotong hewan kurban untuk diri sendiri dan orang lain beserta landasan dalilnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin menyembelih hewan kurban.

(ilf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Hari Tasyrik, Bisa Dibaca pada 11, 12 dan 13 Zulhijah


Jakarta

Hari tasyrik yaitu sebutan untuk tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyrik jatuh pada 11, 12, 13 Zulhijah pada kalender Islam.

Hari tasyrik bisa dimanfaatkan dengan memperbanyak amalan, salah satunya doa. Terdapat doa khusus yang dianjurkan dibaca di hari tasyrik.

Merangkum buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat oleh M. Ghofur Khalil dijelaskan hari tasyrik merupakan salah satu hari, di mana umat Islam dilarang berpuasa.


Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda “Hari-hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari tasyrik, umat Islam dilarang untuk berpuasa.

Beberapa dzikir yang dianjurkan oleh ajaran Islam pada hari tasyrik, yaitu berdzikir kepada Allah SWT dengan bertakbir.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 200, Allah SWT berfirman tentang amalan di hari tasyrik,

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ

Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

Dilanjutkan dengan urat ayat 201,

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Doa Sapu Jagat Hari Tasyrik

Doa sapu jagad merupakan salah satu doa yang dijadikan untuk berdzikir di hari tasyrik. Doa ini juga merupakan doa yang paling banyak dibaca Rasulullah SAW.

Dari Anas bin Malik mengatakan,

“Doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi Muhammad SAW, “Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina adzaban naar.”

Berikut bacaan doa sapu jagat:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Bacaan latin: Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Bacaan doa sapu jagat terbilang ringkas namun sarat akan keutamaan yang mencakup kebaikan segala urusan dunia dan akhirat.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Urutan Lengkap Doa Ziarah Kubur: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Doa ziarah kubur bisa diamalkan ketika mengunjungi makam keluarga atau kerabat. Ziarah kubur menjadi amalan yang diperbolehkan bagi muslim. Salah satu hikmah dari ziarah adalah untuk mengingatkan pada kematian.

Ziarah kubur merupakan hal yang disyariatkan dalam agama Islam. Hal ini dijelaskan Mutmainah Afra Rabbani S. Ag dalam buku yang berjudul Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita, ziarah kubur menjadi amalan yang bisa menjadi pengingat adanya akhirat.

Ziarah kubur termasuk ibadah yang mulia bila dilandasi dengan bimbingan dari Rasulullah SAW.


Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah. Karena dengannya, akan bisa mengingatkan pada hari akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian. Maka barang siapa yang ingin berziarah maka lakukanlah, dan jangan kalian mengatakan hujr (ucapan yang buruk).” (HR. Muslim)

Urutan Doa Ziarah Kubur

Berikut doa yang dapat dibacakan ketika melakukan ziarah kubur.

1. Mengucapkan Salam kepada Ahli Kubur

السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Arab latin: Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn wa yarhamullâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan akan menyusul) kami. Sesungguhnya kami insya allah akan menyusul kalian.

2. Membaca Surat Al Fatihah

Ayat 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Latin: bismillâhir-raḫmânir-raḫîm

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Latin: al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

Ayat 3

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Latin: ar-raḫmânir-raḫîm

Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Ayat 4

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

Latin: mâliki yaumid-dîn

Artinya: Pemilik hari Pembalasan.

Ayat 5

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Latin: iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în

Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Ayat 6

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

Latin: ihdinash-shirâthal-mustaqîm

Artinya: Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,

Ayat 7

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ

Latin: shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn

Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

3. Membaca Al Baqarah ayat 1-5

Ayat 1

الٓمٓ
Arab-latin: alif lām mīm
Artinya: “Alif laam miim.”

Ayat 2

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Arab-latin: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

Ayat 3

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Arab-latin: allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

Ayat 4

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Arab-latin: wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
Artinya: “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

Ayat 5

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Arab-latin: ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya: “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

4. Membaca Ayat Kursi

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Arab-latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Maha Agung.” (QS. Al-Baqarah: 255)

5. Membaca Al Baqarah ayat 284-286

لِّلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Arab-Latin: lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yaghfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr

Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ
Arab-Latin: āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Arab-Latin: lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

6. Membaca Surat Al Ikhlas 3x

1. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Arab-Latin: qul huwallāhu aḥad

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

2. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Arab-Latin: allāhuṣ-ṣamad

Artinya: “Allah tempat meminta segala sesuatu.”

3. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Arab-Latin: lam yalid wa lam yụlad

Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

4. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Arab-Latin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

7. Membaca Surat Al Falaq 3x

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

1. Qul a’udzu birabbil-falaq
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar).

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
2. Min syarri ma khalaq
Artinya: dan kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
3. Wa min syarri ghasiqin iza waqab
Artinya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
4. Wa min syarrin-naffasati fil-‘uqad
Artinya: dan dari kejahatan(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
5. Wa min syarri hasidin idza hasad
Artinya: dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

8. Membaca Surat An Nas 3x

بسم الله الرحمن الرحيم

Bacaan latin: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ayat 1
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١

Bacaan latin: Qul a’ụżu birabbin-nās

Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”

Ayat 2
مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢

Bacaan latin: Malikin-nās

Artinya: Raja manusia,

Ayat 3
اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣

Bacaan latin: Ilāhin-nās

Artinya: Sembahan manusia,

Ayat 4
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤

Bacaan latin: Min sharril-waswāsil-khannās

Artinya: dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

Ayat 5
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥

Bacaan latin: Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās

Artinya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

Ayat 6
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦

Bacaan latin: Minal-jinnati wan-nās

Artinya: dari (golongan) jin dan manusia.

9. Perbanyak dzikir seperti membaca istighfar dan tahlil

Bacaaan istighfar:

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Bacaan tahlil:

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

10. Membaca Doa untuk Jenazah

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِههِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Allahummaghfirlahu war hamhu wa’fu ‘anhu wa ‘aafìhii, wa akrim nuzuulahu wawassi’ mudkholahu, waghsilhu bimaa’i wats-tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathaaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa qihi fitnatal qabri wa ‘adzaban naar.

Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik dari isterinya. Dan jagalah ia dari fitnah kubur dan azab neraka.” (HR Muslim).

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa untuk Orang yang Menghina Kita dan Cara Menyikapinya


Jakarta

Dalam kehidupan bermasyarakat, sangat mungkin jika ada orang lain yang tidak menyukai kita. Bahkan mungkin ada orang yang secara frontal menghina kita.

Sebagai muslim, kita harus menyikapi sesuai dengan tuntunan yang benar, antara lain dengan mendoakan orang tersebut. Dalam artikel ini kita ulas mengenai doa untuk orang yang menghina kita, serta cara menyikapinya sesuai pandangan ulama.

Doa untuk Orang yang Menghina Kita

Bagaimanakah doa untuk orang yang menghina kita sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw? Nabi Muhammad sendiri sering mendapat hinaan dari kaum kafir. Beliau mencontohkan untuk mengucapkan doa yang baik.


1. Memohonkan Ampun

Ketika mendapatkan hinaan, Rasulullah saw memohon kepada Allah SWT agar dosa-dosa orang tersebut diampuni. Ucapan Rasulullah berikut ini dapat kita contoh adalah sebagai berikut:

اللهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون

Arab latin: Allahummaghfir li qaumi fa innahum la ya’lamun.

Artinya: “Ya Allah ampunilah kaumku, (mereka berbuat demikian) karena mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Doa Minta Perlindungan Allah dari Fitnah

Hinaan dapat berupa fitnah. Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu Lampung, KH Sujadi, yang dilansir NU Online, mengatakan agar sebaiknya muslim tetap bersabar dan berlindung kepada Allah.

Hal ini pernah dialami Siti Maryam ibunda Nabi Isa yang difitnah kaumnya. Doa Maryam termaktub dalam surat Ali Imran ayat 173:

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Arab latin: Hasbunallah wa ni’mal wakil. Ni’mal maula wa ni’man nasir

Artinya: “Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung”.

Ayat tersebut dapat menguatkan hati kita menghadapi fitnah dan meyakini bahwa Allah yang akan menolong kita.

3. Mendoakan agar Berlapang Dada

Orang lain menghina kita karena mungkin merasa iri dan dengki. Berikut ini doa untuk orang yang menghina kita karena merasa iri dan dengki:

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَاسِدِيْنَا فَإِنَّهُمْ لِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الضَّيْقِ لَا يَحْتَمِلُوْنَ رُؤْيَةَ النِّعَمِ الَّتِي عَلَيْنَا دُوْنَهُمْ، وَلَوِ اتَّسَعَتْ نُفُوْسُهُمْ لَمْ يَقَعُوْا فِي حَسَدِنَا

Arab latin: Allâḥummaghfir li hâsidînâ, fa innahum li mâ ‘indahum minadl dlaiqi lâ yaḫtamilûna ru’yatan ni’amil latî ‘alainâ dûnahum. Wa law ittasa’at nufûsuhum lam yaq’û fî hasadinâ

Artinya: “Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami,”(Imam Abdul Wahab As-Sya’rani, Tanbihul Mughtarrin, [Semarang, Thaha Putra: tanpa tahun], halaman 37).

Cara Menyikapi Hinaan dari Orang Lain

Mendapat hinaan dari orang lain mungkin akan membuat hati kita sakit dan bersedih. Namun bukan berarti kita harus membalasnya dengan hal serupa atau mendoakannya dengan keburukan.

Berikut ini cara menyikapi hinaan dari orang lain sesuai dengan pandangan ulama

1. Dianjurkan Mendoakan yang Baik

Kitab Syarah Hisnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Akhmadi menjelaskan adanya hadits tentang anjuran berdoa untuk kebaikan. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sudah sangat kurus seperti seekor anak ayam.

Beliau bertanya orang tersebut, “Apakah kamu sudah berdoa memohon sesuatu atau meminta kepada-Nya?”

Orang itu menjawab, “Ya, aku telah mengatakan, ‘Ya Allah, apa yang telah Engkau tentukan hukumanku di akhirat, tolong segerakanlah hal itu untukku di dunia.”

Rasulullah SAW lalu bersabda, “Maha Suci Allah. Bukankah sebaiknya kamu berdoa saja, ‘Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhriat, serta jagalah kami dari azab neraka.'”

Setelah itu, Rasulullah SAW mendoakan orang itu kepada Allah SWT dan orang itu kemudian sembuh. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

2. Jangan Melewati Batas

Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar tidak mendoakan jelek kepada orang yang menzalimi kita. Dikhawatirkan bobot doa kita melebihi batas kezaliman orang tersebut, sehingga justru kita yang berbalik berbuat zalim kepadanya.

Hal ini sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi Banten yang menjelaskan Kitab Bidayatul Hidayah tersebut.

السابع الدعاء على الخلق) بالهلاك (فاحفظ لسانك عن الدعاء على أحد من خلق الله تعالى، وإن ظلمك) أحد (فكل) أي فوض (أمره) الظالم (إلى الله تعالى) واكتف به تعالى (ففي الحديث إن المظلوم ليدعو على ظالمه) بالهلاك (حتى يكافئه) يقابله في ثقل المظلمة (ثم يبقى للظالم فضل) زيادة (عنده) المظلوم (يطالب به) أي يطلب الظالم من المظلوم ذلك الفضل (يوم القيامة)

Artinya: “Peliharalah mulutmu agar tidak mendoakan seorang pun dari makhluk Allah sekalipun kamu dizalimi oleh orang tersebut. (Pasrahkan) serahkan (urusannya) masalah orang yang menzalimi[mu] (kepada Allah). Cukup Allah yang menyelesaikannya. (Dalam hadits disebutkan, ‘Sungguh, orang yang dizalimi mendoakan) kebinasaan (untuk orang yang menzaliminya sampai lunas terbayar) pembalasan dengan kezaliman yang setimpal (tetapi yang tersisa kemudian adalah kelebihan) ketambahan (hak orang yang berbuat zalim terhadapnya) terhadap orang yang dizalimi (yang akan dituntut olehnya), maksudnya orang yang zalim kelak akan menuntut kelebihan haknya terhadap orang yang dizaliminya (pada hari kiamat).” (Syekh M Nawawi Banten, Maraqil Ubudiyyah ala Bidayatul Hidayah).

3. Berintrospeksi Diri

Salah satu Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak dalam akun Facebook miliknya, Jumat (24/11/2023), menjelaskan sikap yang harus dilakukan ketika ada orang yang menghina kita adalah berintrospeksi.

“Dari orang yang mencela, kita harus mengambil pelajaran dari ucapan mereka karena dia itu menunjukan kekurangan kita. Untuk itu, baik ada orang yang menghina maupun mencemooh dan membenci kita, kita sama-sama tahu itu menunjukkan apa yang salah pada diri kita dan harus diperbaiki,” tuturnya.

4. Doa Buruk untuk Orang Kafir Zalim

Dikutip dari situs Institut Agama Islam Sahid, sebagian ulama memperbolehkan berdoa keburukan jika hinaan dilakukan oleh orang kafir yang zalim dan menginjak kemuliaan agama Islam.

Namun jika hinaan tidak sampai menginjak kemuliaan agama, cukuplah berdoa agar mendapatkan ampunan dan diberikan taubat.

Hal ini dijelaskan oleh Ibnu hajar Al-asqolani dalam Fathul Bari Syarah Shohih Bukhari, Jilid 1 halaman 352 yang mengomentari hadits mengenai Nabi yang pernah mendoakan Abu Jahal dkk dengan kebinasaan.

“Dan dalam hadits tersebut ada kebolehan mendoakan keburukan untuk orang zalim. Akan tetapi sebagian ulama berkata: tempat diperbolehkan doa itu adalah apabila orang yang zalim itu adalah orang kafir. Adapun orang muslim, maka sunnahnya adalah memintakan ampunan dan mendoakan agar bertobat.”

Syekh Badruddin Al-Aini menjelaskan dalam Umdatul Qori, orang kafir yang kezalimannya sampai menginjak kemuliaan islam boleh didoakan dengan kebinasaan.

“Sebagian ulama berkata: apabila mereka (orang kafir yang zalim) menginjak-injak kemuliaan agama maka didoakan dengan kebinasaan, apabila tidak sampai menginjak-injak maka didoakan agar diberi tobat.” (Umdatul Qori jilid 7 hal 27)

Nah, itulah tadi sejumlah doa untuk orang yang menghina kita. Jika menerima hinaan, sebaiknya kita menyikapinya sesuai tuntunan Nabi Muhammad dan para ulama. Wallahu a’lam.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Zikir dan Doa untuk Kesehatan Mental, Bisa Dibaca saat Mengalami Tekanan


Jakarta

Doa untuk kesehatan mental adalah lafaz zikir dan harapan yang dibaca seorang muslim untuk menjaga kondisi kejiwaannya. Tentunya, harapan hanya bisa terlaksana dengan izin Allah SWT.

Menurut psikiater senior Dadang Hawari dalam laman Kemenag, doa berperan penting dalam perkembangan fisik dan mental. Sementara menurut Quraish Shihab, doa adalah bagian dari dzikir dan permohonan kepada Allah SWT.

Doa untuk Kesehatan Mental Arab, Latin, dan Terjemah

Dikutip dari laman NU Online, berikut beberapa doa untuk kesehatan mental yang dianjurkan Rasulullah SAW.


1. Doa untuk Kesehatan Mental Riwayat Imam An-Nasa’i

Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa untuk menjaga kesehatan mental kepada Siti Fatimah. Beliau menganjurkan Sang Putri untuk membacanya di pagi dan sore hari dengan bacaan berikut.

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Arab Latin: Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ashlih lī sya’nī kullahū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin.

Artinya: “Wahai Dzat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kau biarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR An-Nasa’i, Ibnu Sunni, Al-Hakim, Al-Baihaqi).

2. Doa untuk Kesehatan Mental Riwayat Ahmad bin Amr bin Dhahak

Doa berikut adalah permintaan yang sering diucapkan Rasulullah ketika menghadapi lawan di bukit Uhud. Ahmad bin Amr bin Dhahak meriwayatkan doa ini yang berisikan pertolongan untuk mengatasi berbagai urusan.

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، اكْفِنِي كُلَّ شَيْءٍ وَلا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Arab Latin: Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ikfinī kulla syai’in, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin

Artinya: “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Cukupilah aku dalam mengatasi segala urusan. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR Ahmad bin Amr bin Dhahak).

3. Doa untuk Kesehatan Mental Riwayat Bukhari

Berdasarkan Kitab Al-Adabul Mufrad karya Imam Bukhari dijelaskan, terdapat doa yang dianjurkan dibaca ketika buntu atau hampir putus asa menangani masalah. Mengamalkan doa ini dapat membantu seseorang mencari jalan keluar atas masalah yang menimpanya.

اللهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ

Arab Latin: Allāhumma, rahmataka arjū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin, ashlih lī sya’nī kullahū, lā ilāha illā anta.

Artinya: “Ya Allah, kepada rahmat-Mu kuberharap. Janganlah Kau biarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Tiada Tuhan selain Engkau.” (HR Bukhari dalam Kitab Al-Adabul Mufrad).

4. Doa agar Dimudahkan dan Disempurnakan Allah SWT

رَبِّ يَسِرْ لَنَا وَلَا تُعَمِّرْ عَلَيْنَا رَبِّي تَمِّمْ لَنَا بِالخَيْرِ أَعْمَالَنَا

Arab Latin: Robbi yassir wala tu’assir ‘alaynaa rabbii tammim lana bal khoiro a’maalanaa.

Artinya: “Ya Tuhanku, mudahkanlah segala sesuatu bagi kami, janganlah Kau persulit atas kami. Yaa Allah Tuhanku, berikanlah kesempurnaan atas kami dengan segala kebaikan atas perbuatan kami.” (HR Bukhari Muslim).

5. Doa untuk Membuka Pintu Hidayah Urusan Dunia dan Akhirat

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاحِيْنَ

Latin: Robbanaftah baynanaa wabayna kouminaa bilhaqqi wa anta khoirul faatihiin.

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.” (QS. Al A’raf ayat 89)

Zikir Penenang Jiwa untuk Kesehatan Mental

Dikutip dari artikel ilmiah berjudul Manfaat Zikir dan Doa Menurut Quraish Shihab Bagi Kesehatan Mental karya Ari Siswoyo, zikir dapat menimbulkan ketenangan dan ketentraman jiwa.

Menurut Hasbi Ash Syiddieqy, zikir tidak hanya menyebut nama Allah melalui tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir. Tapi juga dalam doa, zikir, sholat, dan membaca basmalah.

Berikut lafadz zikir yang bisa dibaca untuk kesehatan mental mengutip Buku Doa Zikir Mohon Perlindungan & Ketenangan Hati Karya Darul Insan.

1. Zikir Dimudahkan Segala Urusan

لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab Latin: La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin

Artinya: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

2. Zikir agar Diberikan Kelapangan Hati

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Arab Latin: Robbisrohlii sodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’

Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

3. Zikir agar Terhindar dari Keburukan

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Arab Latin: Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”

4. Zikir agar Hati Memperoleh Ketetapan Hidayah

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Arab Latin: Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana min ladunka rahmatan innaka antal wahhab

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).”

5. Zikir Mengatasi Kesedihan Mendalam

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّماَوَاتِ، وَرَبُّ اْلأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Latin: Laa ilaaha illallahul ‘adziim al haliim laa ilaaha illallah rabbul ‘arsyil ‘azhiim, laa ilaaha illallah rabbus samaawati wa rabbul ardli wa rabbul arsyil kariim

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb (Pemilik) ‘Arsy yang agung. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan juga Rabb bumi, serta Rabb pemilik ‘Arsy yang mulia.”

Selain untuk kesehatan mental, manfaat lain zikir yang lain adalah:

  • Memperlancar rezeki
  • Memunculkan rasa istiqomah di segala urusan
  • Selalu merasa takut dan diawasi oleh Allah
  • Menjadi penerang di kala diri dalam kondisi yang salah
  • Menghapus dosa dan memperbanyak amal kebaikan
  • Terhindar dari godaan setan
  • Selalu diberikan ketenangan dan rasa aman
  • Mendapat perlindungan dan dijauhkan dari bencana.

Membaca doa untuk kesehatan mental beserta zikir dapat dilakukan setiap saat, terutama ketika mengalami tekanan batin, demi kebaikan tiap muslim. Tentunya usaha menjaga kesehatan mental harus dibarengi penerapan pola hidup sehat sehari-hari.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Adzan: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Adzan yang dikumandangkan lima kali sehari merupakan tanda masuk waktu salat bagi umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya adab yang baik ketika mendengarkan adzan dan membaca doa sesudahnya.

Malik bin Al Huwairits menyatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila waktu salat telah tiba, hendaklah salah seorang di antara kalian adzan (untuk sholat waktu itu). Dan hendaklah yang tertua di antara kalian yang bertindak sebagai imam bagi kalian.” (HR. Ahmad, Bukhori, dan Muslim).

Berikut ini bacaan Doa Setelah Adzan


Jabir bin Abdulla ra. mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa setelah mendengar adzan mengucapkan doa: ‘Al-loohumma robba haadzihid da’watit taammah, wash sholaatil goo imah, aati sayyidana Muhammadanil wasiilata wal fadlilah, wasy syarofa wadd- arojatal ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshul maqoomal mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aad’ (Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini dan pemilik sholat yang didirikan, berilah junjungan kami Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, derajat yang tinggi, dan tempatkanlah beliau pada tempat yang terpuji yang telah engkau janjikan. Sesungguhnya Engkaulah ya Allah, Dzat yang tidak akan mengubah janji), maka wajib baginya syafa’at pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud).

Bacaan Doa Setelah Adzan Lengkap

Mengutip buku Dahsyatnya Adzan karya M. Syukron Maksum disebutkan contoh bacaan doa setelah adzan adalah:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد

Arab-latin: Allahumma rabba haadzihid da’watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki sholat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah dia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan.”

Ada doa khusus yang dibacakan saat adzan Maghrib dan Subuh. Berikut ini adalah tambahan bacaan untuk adzan Maghrib:

اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

Arab-latin: Allahumma hadza iqbalu lailika wa idbaru naharika wa ashwatu du’aika faghfir lii.

Artinya: “Ya Allah, ini menjelang datang malam-Mu, dan telah berlalu siang-Mu, telah diserukan seruan-Mu, maka ampunilah aku.”

Sementara itu, bacaan doa adzan Subuh berbunyi:

اللهم هَذَا إِقْبَالُ هَارِنَكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي

Arab-latin: Allahumma hadza iqbaalu nahaarika wa idbaaru lailika wa ashwaatu du’aaika faghfir lii.

Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”

Berdoa antara Adzan dan Iqamah

Mengutip buku Fikih Sunnah – Jilid 1 karya Sayyid Sabiq dijelaskan bahwa berdoa diantara adzan dan iqamah adalah waktu-waktu terkabulnya doa. Maka pada waktu tersebut dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa.

“Doa yang dipanjatkan di antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak..” (HR Abu Daud, Nasai dan Tirmidzi).

Dia menyatakan bahwa hadits ini hasan dan shahih. Anas menambahkan, para sahabat bertanya, apa yang mesti kami ucapkan, wahai Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, “Mintalah kepada Allah kesehatan dan keselamatan di dunia dan akhirat.”

Dari Abdulah bin Umar, bahwasanya seseorang berkata kepada Rasulullah, sesungguhnya orang yang mengumandangkan adzan memiliki kelebihan daripada antara kami. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Ucapkan sebagaimana yang dia ucapkan. Dan jika telah selesai, mintalah, maka permintaanmu akan dikabulkan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Sahal bin Sa’ad berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Ada dua perkara yang tidak akan ditolak; doa ketika (selesai) adzan, dan doa dalam keadaan terjepit, yaitu ketika sebagian orang saling menyerang antara yang satu dengan yang lain.” (HR Abu Daud dengan sanad yang shahih).

Demikian pembahasan mengenai doa setelah adzan. Bahwasanya berdoa sesudah mendengar dan menjawab adzan merupakan anjuran dari Rasulullah SAW yang baik untuk diikuti oleh umat Islam, karena pada waktu tersebut diharapkan doa akan terkabul.

(lus/aeb)



Sumber : www.detik.com