Tag Archives: doa

Malam Ini Nisfu Syaban, Doa Disebut Mustajab dan Dosa Diampuni



Jakarta

Malam Nisfu Syaban 2025 akan dimulai petang ini hingga esok hari. Menurut sejumlah riwayat, malam tersebut adalah waktu mustajab untuk berdoa.

Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menunjukkan hari ini, Kamis (13/2/2025), adalah tanggal 14 Syaban 1446 Hijriah. Kemudian setelah matahari terbenam nanti, akan memasuki malam 15 Syaban yang populer disebut malam Nisfu Syaban.

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin memasukkan malam Nisfu Syaban dalam daftar malam khusus yang memiliki keutamaan. Melakukan ibadah pada malam tersebut, kata Imam al-Ghazali, hukumnya sunnah.


“Ada pertengahan malam Syaban (malam Nisfu Syaban). Pada malam itu, kaum muslim dianjurkan salat 100 rakaat, di mana setiap rakaatnya membaca Al-Fatihah dan 10 kali Al-Ikhlas,” kata Imam al-Ghazali seperti diterjemahkan Purwanto dalam buku edisi Indonesia Rahasia dan Keutamaan Waktu untuk Ibadah.

Keutamaan malam Nisfu Syaban dijelaskan dalam sejumlah riwayat yang salah satunya dipaparkan Imam al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub. Dikatakan, malam Nisfu Syaban diberi nama malam penghapusan dosa dan malam kehidupan berdasarkan hadits al-Mundziri,

“Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam Nisfu Syaban, maka hatinya tidak mati di saat hati orang-orang mati.”

Ulama ahli hadits dan tafsir dari mazhab Syafi’i, As-Subki, mengatakan menghidupkan malam Nisfu Syaban menghapus dosa satu tahun. Adapun, menghidupkan malam Jumat menghapus dosa seminggu dan menghidupkan malam qadar menghapus dosa seumur hidup. Oleh karenanya para ulama mengatakan menghidupkan malam-malam tersebut menjadi sebab terhapusnya dosa.

Riwayat lain menyebut Allah SWT akan mengampuni hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melihat para hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni penduduk bumi kecuali dua laki-laki, yaitu orang musyrik dan orang yang bertengkar.” (HR Ahmad)

Ada juga riwayat yang menyebut malam Nisfu Syaban adalah malam mustajab, doa yang dipanjatkan pada malam itu tak tertolak. Berikut bunyi haditsnya,

عن أبي أمامة الباهلي قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة، أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر.

Artinya: Dari Abu Umamah al-Bahili, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Lima malam yang tidak akan ditolak doa di dalamnya: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”

Menurut penelusuran detikHikmah, sebagian ulama mengatakan riwayat-riwayat tentang keutamaan malam Nisfu Syaban tidak ada yang kualitasnya shahih. Sementara itu, sebagian ulama hadits, sebagaimana dikatakan Hafidz Muftisany dalam buku Mengenal Mukimin, menyebut ada riwayat yang karena banyaknya sanad ia menjadi shahih atau paling tidak hasan dan bisa dijadikan dalil.

Salah satunya riwayat yang dipaparkan al-Albani dari Muadz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Para tabiin di negeri Syam, termasuk kalangan salaf, menghidupkan malam Nisfu Syaban. Keterangan ini dikatakan Imam al-Qasthalani dalam kitab al-Mawahib al-Ladunniyyah sebagaimana dinukil Abdul Somad dalam buku 37 Masalah Populer. Dikatakan,

أن التابعين من أهل الشام كخالد بن معدان ومكحول كانوا يجتهدون ليلة النصف من شعبان في العبادة ، وعنهم أخذ الناس تعظيمها

Artinya: “Sesungguhnya kalangan tabiin negeri Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan ibadah. Dari merekalah orang banyak mengambil pengagungan malam Nisfu Syaban.

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Ada banyak doa yang bisa diamalkan oleh umat muslim. Salah satu doa tersebut berlafazkan “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” yang ternyata memiliki sejumlah keutamaan.

Mengutip Kitab Fiqh As-Sunnah li An-Nisa, Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim mengatakan bacaan “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” merupakan salah satu toda yang dapat dibaca dalam susunan doa setelah salat.

Dalam kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi mengungkap bahwa doa tersebut sering dibaca Rasulullah SAW setelah salat, tepatnya setelah melaksanakan salat Subuh.


Ingin tahu arti doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” serta keutamaan membacanya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Arab, Latin, dan Artinya

Mengutip arsip pemberitaan detikHikmah, berikut bacaan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan artinya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Latin: Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.”

Doa ini diriwayatkan oleh Ahmad Ahmad [6/294], Ibnu Majah [925], Ibnu Sinni [108], dan Nasa’i [102] dari Ummu Salamah. Dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut sesudah salat Subuh.

Alasan Rasulullah SAW Membaca Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an usai Salat Subuh

Nabi Muhammad SAW membaca doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” setelah menunaikan salat Subuh karena sesudah Subuh hingga menjelang pagi adalah waktu berdoa dan berdzikir yang paling mulia.

Selain itu, momen setelah salat juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa, sehingga doa-doa yang dipanjatkan insya Allah akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Abu Umamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang, “Ya Rasulullah, doa apakah yang paling didengar? Beliau kemudian menjawab, ‘Doa pada malam terakhir (sebelum Subuh) dan pada akhir-akhir sholat wajib’.” (HR Tirmidzi)

Keutamaan Membaca Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an

Sama seperti doa-doa lainnya, ada sejumlah keutamaan dari membaca doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” yang bisa diamalkan umat muslim. Masih mengutip kitab Al-Adzkar, doa yang diucapkan Rasulullah SAW itu punya keistimewaan besar.

Salah satu keutamaannya terletak pada waktu dibacakannya doa tersebut, yakni setelah salat Subuh sampai terbitnya matahari. Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Barang siapa sholat Subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu ia sholat dua rakaat, maka hal itu sama pahalanya dengan pahala sekali haji dan sekali umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR Tirmidzi [586])

Demikian bacaan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” yang bisa diamalkan setiap hari setelah salat Subuh.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Saat Rasulullah SAW Terkena Sihir, Ini Doa yang Beliau Panjatkan


Jakarta

Praktik sihir sudah terjadi sejak zaman nabi. Menurut sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah terkena sihir dari orang Yahudi bani Zuraiq.

Disebutkan dalam Ash-sihr karya Mutawalli Sya’rawi, orang Yahudi yang mengirim sihir kepada Rasulullah SAW bernama Labid bin Al A’sham. Hal ini diketahui dari riwayat yang diceritakan oleh Aisyah RA.

Kisah saat Rasulullah SAW Terkena Sihir

Aisyah RA menceritakan, Rasulullah SAW pernah disihir oleh seorang Yahudi bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al ‘Asham. Sehingga, kata Aisyah RA, Rasulullah SAW mengkhayalkan suatu perbuatan padahal beliau tidak mengerjakannya.


Pada suatu waktu, Rasulullah SAW terus berdoa kepada Allah SWT. Beliau kemudian berkata kepada Aisyah RA, “Hai, Aisyah, aku merasa Allah telah menjawab apa yang aku tanyakan. Aku didatangi dua orang laki-laki. Yang seorang duduk di dekat kepalaku dan yang seorang lainnya duduk di sisi kakiku.

Orang yang duduk di dekat kepalaku berkata kepada yang duduk di sisi kakiku, atau sebaliknya, yang duduk di sisi kakiku kepada yang di dekat kepalaku, ‘Apa penyakit orang ini?’ Orang itu menjawab, ‘Ia terkena sihir.’ Ia bertanya, ‘Siapa yang menyihirnya?’ Orang itu menjawab, ‘Labid bin Al A’sham.’ Ia bertanya, ‘Di mana diletakkan?’ Dia menjawab, ‘Di sumur Zarwan.'”

Selanjutnya Aisyah RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW datang ke sumur itu bersama beberapa sahabatnya. Kemudian beliau bersabda, “Hai, Aisyah, demi Allah, seolah-olah warna airnya seperti warna air daun inai dan seakan-akan kurmanya seperti kepala-kepala setan.”

Aisyah RA lalu berkata, “Ya Rasulullah apakah tidak sebaiknya engkau bakar saja?”

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak. Sesungguhnya Allah sudah menyembuhkan itu. Aku sudah memerintahkannya supaya ditanam saja.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam buku Kumpulan Kisah dan Doa Para Nabi yang disusun oleh Abi Abbari, benda yang digunakan sebagai media menyihir Rasulullah SAW tersebut adalah sebuah boneka yang dibuat menyerupai Rasulullah SAW dengan menggunakan rambut dan ramuan lainnya. Boneka tersebut ditusuk dengan sebelas jarum.

Allah SWT menurunkan surah Al-Falaq sebagai doa penyembuhan untuk Rasulullah SAW. Baginda Nabi SAW diperintahkan untuk membacanya dan meniupkan ke dalam segelas air putih. Kemudian, air putih tersebut dioleskan ke seluruh tubuh Rasulullah SAW. Dengan keistimewaan surah Al-Falaq dan anugerah Allah SWT, Rasulullah SAW sembuh dari sihir yang ditujukan kepada beliau.

Doa agar Terhindar dari Sihir

Selain surah Al Falaq dan An Nas, ada juga doa yang bisa dibaca agar terhindar dari sihir. Diambil dari buku Do’a & Wirid: Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah tulisan Yazid bin Abdul Qadir Jawas, berikut doanya.

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Arab Latin: Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir

Artinya: “Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,”

Dijelaskan dalam buku tersebut, doa itu dapat dibaca 100 kali setiap hari, kapan pun, terutama setelah bangun tidur, sebelum tidur dan selepas salat wajib maupun sunnah.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Amalan saat Haid agar Doa Dikabulkan dan Tata Caranya


Jakarta

Menjalani masa haid sering kali membatasi beberapa ibadah yang biasanya dilakukan perempuan, seperti salat atau puasa. Namun, jangan khawatir, ada banyak amalan saat haid agar doa dikabulkan yang tetap bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Amalan-amalan ini tak hanya membantu menjaga pahala, tetapi juga memberikan ketenangan dan keberkahan di masa haid. Dengan begitu, meskipun tengah berhalangan, tetap ada cara untuk memohon dan berharap agar doa dikabulkan.

Amalan saat Haid agar Doa Dikabulkan

Dikutip dari buku Perempuan Pilihan Surga (Renungan dan Tuntunan untuk Hidup Lebih Berarti) karya Arum Faiza, selama haid, perempuan tetap bisa mengumpulkan pahala dan memperbesar kemungkinan doa-doa dikabulkan dengan melakukan amalan tertentu. Salah satunya adalah memperbanyak dzikir dan sholawat, yang meskipun dilakukan dalam keadaan tidak suci, tetap bisa menjadi cara efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Dzikir, seperti melafalkan Asmaul Husna, kalimat thayyibah, tasbih, dan sejenisnya, selain menenangkan jiwa, juga membantu menambah pahala di sisi Allah SWT.

Selain itu, membaca dzikir dan doa juga menjadi bentuk cinta kepada Rasulullah SAW. Melalui dzikir, seseorang bisa meraih rahmat, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda. Meskipun sedang dalam keadaan haid, membaca dzikir dan doa menjadi amalan yang tidak hanya membawa kebaikan, tetapi juga dapat memperbesar kemungkinan terkabulnya doa.

Ini adalah salah satu cara agar perempuan bisa tetap produktif dalam beribadah meskipun dalam keadaan haid, dan berharap agar doa-doa mereka lebih mudah terkabul.

Tata Cara Membaca Dzikir dan Doa saat Haid agar Doa Dikabulkan

Amalan-amalan saat haid bisa dikerjakan dengan memperhatikan adab dan tata caranya. Menurut buku Keutamaan Doa & Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera yang ditulis oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani, berikut adalah tata cara membaca dzikir dan doa saat haid agar doa dikabulkan yang dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin:

1. Dilakukan pada waktu yang mulia: Dzikir dan doa sebaiknya dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap mustajab, seperti hari Jumat, hari Arafah, bulan Ramadan, atau sepertiga malam terakhir.

2. Dalam keadaan yang khidmat: Meski sedang dalam masa haid, tetap penting melaksanakan doa dalam suasana penuh kekhusyukan, seperti setelah salat fardhu atau ketika sujud.

3. Menghadap kiblat: Saat berdoa, hendaknya menghadap kiblat sebagai bentuk adab dan penghormatan.

4. Dimulai dengan pujian kepada Allah SWT: Dzikir dan doa sebaiknya dimulai dengan memuji Allah SWT, diikuti dengan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu dilanjutkan dengan membaca doa.

5. Membaca syahadat dan memohon ampunan: Penting untuk mengawali dzikir dan doa dengan membaca syahadat dan memohon ampun atas dosa yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak.

6. Berdoa dengan rendah diri: Hendaknya berdoa dengan penuh harapan, rendah diri, serta menggunakan bahasa yang sederhana dan penuh kelembutan.

7. Tidak berputus asa: Dalam berdzikir dan berdoa, diperlukan kesabaran, keyakinan, dan tidak mudah berputus asa.

8. Berdoa untuk orang lain: Setelah berdoa untuk diri sendiri, sebaiknya melanjutkan dengan doa untuk orang lain.

9. Menggunakan tawassul nama-nama Allah SWT: Doa dapat dilakukan dengan menggunakan asmaul husna (nama-nama Allah SWT yang mulia) dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi.

10. Dalam keadaan suci: Meskipun dalam masa haid, penting menjaga kebersihan pakaian dan tubuh ketika berdzikir atau berdoa. Makanan dan minuman yang dikonsumsi pun hendaknya berasal dari sumber yang halal.

Bacaan Dzikir dan Doa Saat Haid agar Doa Dikabulkan

Dzikir dan doa-doa bisa menjadi jalan untuk memperkuat iman dan memperbesar harapan agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Berikut adalah bacaan dzikir dan doa saat haid agar doa dikabulkan yang dikutip dari buku Wirid-Wirid Wanita Haid karya Ridhoul Wahidi dan Gianti:

Membaca Dzikir Hauqalah

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Latin: Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.”

Dzikir ini disebut sebagai harta perbendaharaan surga. Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa barang siapa yang membaca ini, maka Allah SWT akan menyelamatkannya dari segala siksaan.

Membaca Dzikir Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakan. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Adabul Mufrad karya Imam Bukhari yang diterjemahkan Abu Ahsan, Sayyidul Istighfar akan membawa seseorang masuk surga.

Diriwayatkan dari Syaddad ibnu Aus, Nabi berkata, ‘Barang siapa membaca doa itu (Sayyidul Istighfar) pada siang hari dengan yakin, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barang siapa mengucapkan kalimat tersebut pada malam hari dengan yakin, lalu dia meninggal sebelum waktu Subuh (pagi), maka dia termasuk penghuni surga’.”

Membaca Dzikir Tasbih

سُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ لله وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Latin: Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilahaillahu wallahu akbar.

Artinya: ” Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar”

Kalimat tasbih ini sangat ringan diucapkan namun berat di timbangan amal. Dzikir ini memberikan pahala yang besar seperti sebesar gunung dan menjadi pengingat untuk selalu memuji kebesaran Allah SWT.

Membaca Dzikir Tahmid

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Latin: Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin.

Artinya: “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Bacaan tahmid merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya.

Membaca Dzikir Tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Latin: Laa ilaaha illallah.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah.”

Tahlil memiliki keutamaan yang luar biasa, termasuk seperti membebaskan 14 orang dari anak Ismail.

Doa Keluar Rumah

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Latin: Bismillah tawakkaltu ‘ala Allah laa haula wa laa quwwata illa billah.

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.”

Doa ini membantu memohon perlindungan Allah SWT ketika akan bepergian, terutama bagi wanita yang sedang haid.

Dzikir Tolak Bala

Ketika sedang ada waktu kosong, wanita haid dapat membaca dzikir ini yang diyakini dapat menghindarkan diri dari mara bahaya yang tidak diinginkan. Dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit yang ditulis oleh Hamdan Hamedan, berikut adalah doa tolak bala:

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةٌ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Latin: Allaahummadfa’ ‘annal ghalaa-a, wal balaa-a, wal wabaa-a, wal fahsyaa-a, wal munkara, was-suyuufal mukhtalifata, wasy-syadaa-ida, wal mihana maa zhahara minhaa, wa maa baathana min baladinaa haadzaaa khaassatan, wa min buldaanil muslimiina ‘aammatan. Innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir.

Artinya: “Ya Allah, hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemungkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Doa agar Selalu Bersyukur

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Latin: Robbi auzi’ni an asykuro ni’matakallati an’amta ‘alayya wa ‘ala waa lidayya wa an’ a’mala shalihan tar- dhahu wa aslih li fi durriyyati, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimin.

Artinya: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Niat Mandi Wajib setelah Haid Lengkap dengan Tata Caranya


Jakarta

Doa dan niat mandi wajib setelah haid dapat diamalkan oleh muslimah. Pada dasarnya, niat termasuk rukun yang harus dipenuhi agar mandi junub sah.

Menukil dari Ahkam Ibadat Al-Mar’ah fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyyah oleh Su’ad Ibrahim Shalih yang diterjemahkan Nadirsah Hawari, Islam mensyariatkan wanita muslim untuk mandi wajib jika sudah selesai masa haidnya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 222,

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran,” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Selain itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW turut menerangkan terkait kewajiban mandi wajib setelah haid. Beliau bersabda,

“Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan salat. Apabila darah haid berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan salat.” (HR Bukhari)

Niat Mandi Wajib setelah Haid

Mengutip dari buku Fiqh Ibadah oleh Zaenal Abidin, berikut bacaan niat mandi wajib setelah haid bagi muslimah.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla lifraf il hadatsil akbari minal haidil lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat mandi wajib untuk mensucikan hadats besar dari haid karena Allah Ta’ala.”

Doa Mandi Wajib setelah Haid

Setelah mandi wajib haid, muslimah bisa melanjutkannya dengan berdoa. Mengutip buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab yang ditulis Isnan Anshory, berikut bacaan doa setelah mandi wajib:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri.”

Langkah-langkah Mandi Wajib setelah Haid

Mengacu pada sumber yang sama, ada sejumlah tata cara yang perlu dipahami muslim ketika melakukan mandi wajib. Berikut langkah-langkahnya,

  1. Berwudhu seperti akan salat
  2. Membaca niat mandi wajib setelah haid
  3. Tuangkan air dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil dibasuh, ini dilakukan sebanyak tiga kali
  4. Guyur anggota tubuh bagian kanan dan kiri, masing-masing tiga kali
  5. Gosoklah seluruh anggota tubuh
  6. Sela bagian dalam rambut
  7. Perempuan yang berambut panjang tidak wajib membuka ikatan rambut, namun akar rambut harus basah dan terkena air
  8. Bersihkan kotoran yang menempel di sekitar daerah lipatan tubuh
  9. Lanjutkan mandi seperti biasa
  10. Jika sudah selesai, bilas sampai bersih
  11. Baca doa setelah mandi wajib

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Niat dan Doa Mandi Wajib setelah Haid dengan Tata Caranya


Jakarta

Haid adalah siklus alami yang dialami oleh perempuan. Selama masa haid, perempuan tidak diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan kesucian, seperti salat, puasa, atau menyentuh mushaf Al-Qur’an.

Begitu selesai, seorang perempuan harus melaksanakan mandi wajib setelah haid sebagai bentuk penyucian diri agar dapat kembali menjalankan ibadah dengan sempurna.

Melalui mandi wajib, muslimah tidak hanya membersihkan tubuhnya secara fisik, tetapi juga mengembalikan kesucian rohani yang menjadi syarat dalam melaksanakan ibadah-ibadah. Tata cara mandi wajib diawali dengan niat dan diakhiri doa. Berikut penjelasan selengkapnya.


Bacaan Niat Mandi Wajib setelah Haid

Dijelaskan dalam buku Pengantar Ushul Fiqih dan Qawa’idul Fiqhiyyah karya Rosidin, tujuan utama niat adalah untuk membedakan ibadah dari adat kebiasaan serta membedakan tingkatan setiap ibadah. Berikut bacaan niat mandi wajib.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin haidhi lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

Tata cara mendi wajib setelah haid sama seperti mandi wajib pada umumnya. Berikut tata cara lengkap mandi wajib setelah haid yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, seperti dirangkum dari buku Tuntunan Lengkap Sholat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir karya Zakaria R. Rachman:

  1. Mandi wajib setelah haid dimulai dengan niat tulus untuk mengangkat hadas besar.
  2. Langkah pertama adalah membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali.
  3. Selanjutnya, bersihkan area kemaluan menggunakan tangan kiri. Setelah itu, tangan kiri dianjurkan untuk dibersihkan kembali.
  4. Sebelum mengguyur tubuh, disunnahkan untuk berwudhu seperti hendak melaksanakan sholat.
  5. Siramkan air ke kepala sebanyak tiga kali dan pastikan seluruh bagian kepala, termasuk kulit kepala basah terkena air.
  6. Pastikan air terkena mencapai pangkal rambut, terutama bagi yang memiliki rambut panjang.
  7. Siramkan air ke seluruh tubuh, mulai dari bagian kanan, diikuti bagian kiri, hingga semua anggota tubuh basah merata.
  8. Terakhir, cuci kedua kaki sebanyak tiga kali, dimulai dengan kaki kanan kemudian kaki kiri.
  9. Rasulullah SAW memberikan teladan untuk tidak boros menggunakan air. Beliau hanya menggunakan satu sha’ air, yang setara dengan sekitar tiga liter, saat mandi wajib. Dari Anas RA, “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dengan satu sha’ (±3 liter) sampai lima mud dan wudhu dengan satu mud (±3% liter).” (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan Doa Mandi Wajib setelah Haid

Fatkhur Rahman menjelaskan dalam bukunya Pintar Ibadah bahwa bacaan doa setelah mandi wajib setelah haid pada dasarnya sama dengan doa setelah wudhu. Berikut adalah bacaan doa setelah mandi wajib setelah haid yang dikutip dari buku Malaikat Pun Mengamini: Kumpulan Doa Penggapai Rida Ilahi karya Hamdan Hamedan:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Asyhadu allaa llaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu. Allaahummaj’alnii minat-tawwabiina, waj’alnii minal- muta-thahiriina.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (Yang berhak disembah) melainkan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Mandi Wajib Setelah Haid Lengkap dengan Sunnahnya



Jakarta

Haid adalah salah satu hadas besar. Agar ibadah menjadi sah, setelah haid muslimah diwajibkan untuk mandi wajib. Oleh karena itu, doa setelah haid yang dapat dibaca muslimah yaitu doa mandi wajib.

Dikutip dari Panduan Shalat Lengkap & Juz ‘Amma karya Ahmad Najibuddin, mandi wajib adalah membersihkan seluruh anggota badan dari ujung tambut sampai ujung kaki dengan air yang suci dan menyucikan untuk menghilangkan hadas besar. Perintah mandi wajib ada pada surah Al-Maidah ayat 6.

وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ


Artinya: “Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah”

Larangan bagi Wanita Haid

Haid termasuk hadas besar. Oleh karena itu, wanita yang sedang haid tidak boleh melakukan ibadah atau amalan karena akan menjadi tidak sah.

Dikutip dari Ladang-ladang Pahala bagi Wanita karya Umi Hasunah Ar-Razi, berikut ibadah atau amalan yang menjadi larangan bagi wanita yang sedang haid.

1. Salat

Salah satu sarat sah salat yaitu bebas dari hadas kecil maupun besar. Oleh karena itu, wanita yang sedang haid tidak boleh melaksanakan salat, baik salat fardhu ataupun sunnah.

2. Mandi besar

Jika darah haid masih keluar, muslimah tidak boleh berniat mandi besar untuk bersuci.

3. Puasa

Setiap wanita yang sedang haid juga tidak boleh berpuasa. Meski demikian, apabila yang dilewatkan adalah puasa wajib maka wajib untuk mengganti puasanya di hari yang lain.

4. Thawaf

Wanita yang sedang mengalami haid tidak boleh melakukan thawaf, karena thawaf memiliki syarat suci dari hadas kecil dan besar.

5. Masuk masjid

Mengenai larangan ini, ada tiga pendapat.

Pertama, wanita yang mengalami haid tidak diizinkan mendekati masjid.
Kedua, wanita yang mengalami haid tidak diizinkan masuk masjid dan hanya boleh melewati jalan di depannya.
Ketiga, wanita yang mengalami haid dibolehkan masuk masjid dengan syarat menjaga kebersihan agar darah yang keluar tidak menempel pada lantai masjid.

6. Menyentuh mushaf

Pendapat ulama tentang wanita yang mengalami haid dan menyentuh mushaf juga bermacam. Sebagian ulama berpendapat bahwa seseorang harus bersih dari hadas besar dan kecil. Akan tetapi, ulama Daud al-Zahiri berpendapat bahwa wanita yang menanggung hadas tidak dilarang menyentuh mushaf.

Hukum Mandi Wajib bagi Wanita Setelah Haid

Hukum melakukan mandi wajib bagi wanita yang telah selesai haid adalah wajib. Ini karena orang yang sedang haid termasuk dalam orang yang sedang dalam keadaan junub.

Selain Al-Maidah ayat 6, perintah mandi wajib juga ada pada Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 43. (https://www.detik.com/hikmah/quran-online/an-nisa/ayat-41-60)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). “

Doa Mandi Wajib

Dikutip dari Menggapai Surga dengan Doa karya Achmad Munib, berikut adalah doa atau niat yang bisa dibaca ketika hendak mandi wajib setelah selesai haid.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Latin Arab: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil haidhii lillaahi ta’aalaa.

Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.

Rukun dan Sunnah Mandi Wajib

Dikutip dari Panduan Shalat Lengkap & Juz ‘Amma karya Ahmad Najibuddin, berikut rukun dan sunnah mandi wajib.

Rukun Mandi Wajib

1. Membaca niat bersamaan ketika akan menyiram air ke seluruh tubuh.
2. Menyiram air ke seluruh tubuh.

Sunnah Mandi Wajib

1. Membaca basmallah sebelum mandi.
2. Mendahulukan membersihkan segala kotoran najis dari badan.
3. Mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali.
4. Mencuci kemaluan.
5. Berwudhu sebelum mandi.
6. Dimulai dengan mengalirkan air ke bagian tubuh sebelah kanan.
7. Menggosok-gosok seluruh badan.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Bebersih Haid dan Tata Caranya bagi Muslimah


Jakarta

Haid adalah hal yang dapat menghalangi kewajiban ibadah seperti salat. Setelah selesai haid, seorang muslimah hendaknya segera bebersih atau mandi wajib. Berikut doa bebersih haid.

Haid merupakan salah satu hadas besar sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 222.

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ


Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”

Cara bebersih setelah haid juga dijelaskan dalam ayat tersebut, yakni dengan mandi wajib. Berikut doa yang dapat diucapkan saat bebersih haid dan tata caranya.

Doa Bebersih Haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil haidhii lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.”

Doa bebersih haid tersebut terdapat dalam buku Menggapai Surga dengan Doa karya Achmad Munib. Doa ini lebih dikenal sebagai niat mandi haid.

Tata Cara Bebersih Haid

Mengutip Buku Pintar Thaharah karya Ahmad Reza, tata cara mandi wajib untuk bebersih setelah haid dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA. Ia berkata,

“Ketika mandi janabah, Rasulullah SAW memulainya dengan mencuci kedua tangannya, kemudian beliau menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan kiri, lalu beliau mencuci kemaluannya, yang kemudian dilanjutkan dengan berwudhu seperti wudhu ketika hendak salat. Lantas, beliau mengambil air dan memasukkan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya. Apabila beliau yakin semua kulit kepalanya telah basah oleh air, beliau menyirami kepalanya tiga kali. Setelah itu, beliau membersihkan seluruh tubuhnya dengan air, dan diakhiri dengan mencuci kakinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Uraian tata cara bebersih haid selengkapnya yaitu sebagai berikut.

  1. Membaca niat.
  2. Mencuci kedua belah tangan sampai bersih.
  3. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri.
  4. Mencuci kemaluan dengan tangan kiri.
  5. Jika sudah yakin bahwa kemaluan telah bersih, hendaknya berwudhu seperti wudhu ketika hendak salat.
  6. Mengambil air, meletakkannya di dalam wadah, lalu memasukkan ujung tangan. Ujung tangan yang basah tersebut kemudian dibasuhkan ke dalam rambut sampai menyentuh kulit.
  7. Menyiram kepala dengan air sebanyak tiga kali.
  8. Membersihkan seluruh tubuh dengan air, juga membersihkan kotoran dan najis dari seluruh tubuh.
  9. Mencuci kaki.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Awal Haid, Dibaca ketika Hari Pertama Menstruasi


Jakarta

Haid adalah darah yang keluar dari ujung rahim wanita secara sehat tanpa suatu sebab dan dalam waktu yang diketahui. Umumnya, wanita yang haid tidak diperbolehkan mengerjakan ibadah, seperti salat dan puasa.

Larangan tersebut tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi,

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ


Arab latin: Wa yas`alụnaka ‘anil-maḥīḍ, qul huwa ażan fa’tazilun-nisā`a fil-maḥīḍi wa lā taqrabụhunna ḥattā yaṭ-hurn, fa iżā taṭahharna fa`tụhunna min ḥaiṡu amarakumullāh, innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri,”

Menurut Kitab Haid, Nifas, dan Istihadhah oleh Sayyid Abdurrahman bin Abdul Qadir Assegaf, haid adalah peristiwa pengalaman biologis yang Allah SWT berikan kepada wanita. Haid menjadi tanda bahwa organ reproduksi wanita sehat dan berfungsi dengan baik.

Ketika dalam masa haid khususnya ketika hari awal, ada sebuah doa yang bisa dipanjatkan. Doa ini disebutkan oleh Aisyah RA dan bisa menjadi penolong dari api neraka, penyebab kemudahan melewati titian shiratal mustaqim serta penyebab ditinggikannya derajat oleh Allah SWT.

Bacaan Doa Awal Haid

الْحَمْدُللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ

Arab latin: Alhamdulillah ala kulli halin wa astaghfurullaha min kulli dzanbin

Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas segenap dosa,”

Selain itu, ada juga doa awal haid untuk meredakan rasa nyeri. Menukil dari buku Keutamaan Doa & Dzikir susunan M Khalilurrahman Al Mahfani, berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Arab latin: Allahumma adzhibil ba’sa rabban naasi wasyfi fantasy syaafii laa syiffaa ‘an syifaa ‘uka syifaa ‘an laa yughaadiru saqama

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah. Engkau adalah Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit,” (HR Bukhari)

Aisyah RA juga mengatakan bahwa wanita haid yang berzikir kepada Allah SWT akan mendapat ganjaran pahala setara dengan 40 orang yang mati syahid,

“Ia mendapatkan pahala di setiap hari dan malamnya, seperti pahala empat puluh orang mati syahid, manakala ia berzikir kepada Allah SWT di dalam masa haidnya,” bunyi keterangan dari Aisyah RA.

Amalan yang Bisa Dikerjakan Wanita Haid

Meski tidak diperbolehkan untuk salat dan puasa, ada sejumlah ibadah yang tetap bisa dikerjakan oleh wanita haid. Apa saja? Berikut bahasannya yang dinukil dari Buku Lengkap Fiqh Wanita tulisan Abdul Syukur al-Azizi dan buku Tentang Bagaimana Surga Merindukanmu karya Ustazah Umi A Khalil.

1. Membaca Istighfar

Beristighfar termasuk ke dalam amalan yang dapat dikerjakan oleh wanita haid. Dengan beristighfar maka Allah SWT menjamin ampunan dan pahala yang besar bagi siapapun yang memohon kepada-Nya.

2. Mempelajari Ilmu Agama

Mempelajari ilmu agama bisa dengan cara mendengar ceramah guru atau ustaz. Dalam surat Al Mujadalah ayat 11, Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

3. Bersedekah

Bersedekah juga termasuk sebagai amalan yang dapat dilakukan oleh wanita haid. Terlebih, sedekah menjadi amalan yang paling dianjurkan.

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa Mandi Nifas dan Caranya bagi Perempuan setelah Melahirkan


Jakarta

Mandi nifas wajib dilakukan oleh perempuan muslim setelah melahirkan untuk bersuci dari hadats besar. Setiap perempuan yang usai melahirkan pasti akan mengeluarkan darah yang tidak membolehkannya untuk sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

Mengutip dari Buku Pintar Thaharah karya Ahmad Reza, darah nifas memiliki tenggat waktu maksimal 40 hari. Apabila darah nifas yang keluar lebih lama dari itu, maka darah tersebut tidak disebut sebagai nifas melainkan bisa jadi darah haid atau darah istihadhah.

Perintah melakukan mandi wajib bagi perempuan setelah selesai nifas atau telah mencapai 40 hari dari masa kelahiran, bersandar pada hadits berikut:


كَانَتِ النُّفَسَاءُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقْعُدُ بَعْدَ نِفَاسِهَا أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Artinya: “Para perempuan yang mengalami nifas pada masa Rasulullah Saw. duduk (tidak mengerjakan shalat) selama 40 hari 40 malam.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Setelah berhentinya darah nifas, setiap perempuan muslim yang hendak mengerjakan sholat harus melakukan mandi wajib terlebih dahulu untuk mensucikan diri.

Lantas, seperti apa bacaan doa mandi nifas dan caranya? Berikut ini penjelasannya.

Doa Mandi Nifas

Bacaan doa mandi nifas ialah niat yang dibaca ketika hendak melaksanakan mandi wajib. Dilansir dari buku Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita karya Abdul Syukur Al-Azizi, berikut ini bacaannya:

نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ النَّفَاسِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minan nifaasi fardhan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Mandi Nifas

Cara mandi nifas pada dasarnya sama dengan melaksanakan mandi wajib setelah haid, hanya saja berbeda niatnya. Disebutkan dalam sumber yang sama, berikut cara mandi wajib setelah nifas sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW melalui sabda-sabda beliau:

  • Niat.
  • Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum mandi.
  • Membersihkan kemaluan dan kotoran dengan tangan kiri.
  • Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan sabun atau yang sejenisnya.
  • Berwudhu yang sempurna seperti ketika hendak sholat.
  • Menyiramkan air ke atas kepala sebanyak tiga kali.
  • Mengguyurkan air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut atau kulit kepala dengan menggosok-gosokkannya dan menyela-nyelanya (tidak wajib bagi wanita untuk mengurai ikatan rambutnya).
  • Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.

Masa Nifas bagi Perempuan yang Keguguran

Para ulama telah bersepakat bahwa darah yang keluar karena keguguran juga termasuk nifas, sebagaimana diterangkan dalam Buku Pintar Thaharah yang dikutip sebelumnya.

Seorang perempuan yang mengalami keguguran hingga bayi dalam kandungannya meninggal, apabila setelah itu keluar darah dari kemaluannya, maka darah tersebut termasuk darah nifas.

Hukum perempuan yang keguguran sama halnya dengan perempuan melahirkan. Ia akan mengalami masa nifas paling lama sekitar 40 hari dan diwajibkan baginya untuk mandi wajib setelah darah nifasnya berhenti.

Nah, itulah bacaan doa mandi nifas dan caranya yang dapat diamalkan untuk bersuci bagi perempuan setelah melahirkan atau mengalami keguguran kandungan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com