Tag Archives: dzikir

La Haula Wala Quwwata Illa Billah Apa Artinya?


Jakarta

Bagi umat Islam, lafaz “La Haula Wala Quwwata Illa Billah” bukanlah kalimat asing. Ini adalah ucapkan dalam dzikir harian yang sering disebut hauqalah.

Kalimat ini juga sering dilafazkan ketika menjawab seuan azan. Namun, sudahkah kita menyelami makna mendalam dan keutamaan luar biasa yang terkandung di dalamnya?

Dalam kitab Tuhfatul Ahwâdzi Syekh Abul ‘Ala al-Mubarakfuri menukil pernyataan Imam an-Nawawi,


“Kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah adalah kalimat yang penuh kepatuhan dan kepasrahan diri (kepada Allah), dan sungguh seorang hamba tidak memiliki urusannya sedikit pun, ia tidak memiliki daya untuk menolak keburukan dan tidak memiliki kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah SWT.”

Ini adalah sebuah pengakuan tulus dari seorang hamba yang menyadari kelemahan dirinya di hadapan kebesaran Sang Pencipta. Dengan mengucapkan kalimat ini, kita memuji dan mengakui bahwa Allah SWT adalah Maha Segalanya, sumber dari segala daya dan kekuatan.

Arti La Haula Wala Quwwata Illa Billah

Seperti yang dijelaskan dalam buku Dahsyatnya Doa & Zikir oleh Khoirul Amru Harahap, Lc, M.H.I. dan Reza Pahlevi Dalimunthe, Lc, M.Ag, hauqalah merupakan bentuk dzikir yang menegaskan betapa lemahnya manusia. Mereka tak punya kekuatan atau kemampuan apa pun kecuali jika dianugerahi oleh Allah SWT.

Ini mengingatkan kita untuk selalu bergantung hanya kepada-Nya. Bacaan penuh dari kalimat agung ini adalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Arab latin: Lā haula walā quwwata illā billah**

Artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT.”

Keutamaan Membaca La Haula Wala Quwwata Illa Billah

Mengamalkan dzikir “La Haula Wala Quwwata Illa Billah” secara rutin akan mendatangkan berbagai keutamaan luar biasa bagi setiap Muslim. Apa saja keutamaan tersebut?

Seseorang yang rutin mengamalkan hauqalah akan merasakan kedalaman makna di balik kalimat ini. Ini akan melahirkan perasaan rendah hati dan menghindarkannya dari kesombongan, bahkan ketika mencapai puncak kesuksesan di dunia. Pengakuan akan kelemahan diri di hadapan Allah menjadikannya pribadi yang selalu bersyukur.

2. Membawa Keberanian dalam Diri

Dengan mengucapkan kalimat ini sepenuh hati, seorang hamba akan memiliki keyakinan penuh bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman dan kehendak Allah SWT. Keyakinan inilah yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, karena tahu ada kekuatan Maha Besar yang selalu menyertainya.

3. Melatih Keikhlasan dan Penerimaan

Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al-Qur’an tentang Dzikir dan Doa menjelaskan bahwa hauqalah bukanlah pendorong untuk berpangku tangan. Sebaliknya, ia diucapkan saat menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tujuannya adalah menanamkan dalam hati bahwa kuasa Allah SWT itu mutlak dan manusia memiliki keterbatasan. Ini membantu kita untuk tidak terlalu kecewa saat menghadapi kegagalan, dan juga tidak terlena dengan keberhasilan, karena semuanya berasal dari Allah SWT.

4. Perbendaharaan Berharga dari Surga

Rasulullah SAW bersabda, “Maukah engkau kuberitahu tentang kalimat yang bersumber dari bawah Arsy dan merupakan salah satu perbendaharaan berharga di surga? Engkau ucapkan, ‘la haula wala quwwata illa billah,’ maka Allah SWT akan menjawab, ‘Hamba-Ku telah berserah diri dan tunduk.'” (HR Hakim).

Hadis ini menunjukkan betapa istimewanya kalimat hauqalah di sisi Allah SWT.

5. Obat dari Segala Penyakit

Keajaiban lain dari kalimat ini adalah kemampuannya sebagai penawar. Rasulullah SAW bersabda, “La haula wala quwwata illa billah adalah obat dari sembilan puluh sembilan penyakit. Yang teringan adalah penyakit kegelisahan.” (HR Ibnu Abi ad-Dunya).

Ini menunjukkan bahwa selain menyembuhkan penyakit fisik, hauqalah juga dapat menjadi penenang jiwa dari kegelisahan.

6. Pengampunan Dosa dan Kesalahan

Salah satu keutamaan terbesar dari dzikir ini adalah pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada seorang pun di muka bumi ini yang mengucapkan ‘laa ilaaha illa Allah’ (tiada Tuhan selain Allah), ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar), dan ‘la haula wala quwwata illa billah’ (tiada daya dan kemampuan kecuali dengan bantuan Allah), melainkan diampuni kesalahan-kesalahannya kendati banyaknya seperti buih di lautan.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Ini adalah janji ampunan yang luar biasa bagi mereka yang tulus mengucapkannya.

Dengan memahami makna dan keutamaan “La Haula Wala Quwwata Illa Billah”, mari kita jadikan dzikir ini sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ia adalah pengingat konstan akan kebesaran Allah dan kelemahan kita, sekaligus sumber kekuatan dan keberkahan yang tiada tara.

Wallahu a’lam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Amalan Pembuka Rezeki yang Bisa Kamu Lakukan Setiap Hari


Jakarta

Rezeki seringkali diidentikkan dengan materi. Namun sejatinya rezeki memiliki makna yang jauh lebih luas.

Kesehatan, kebahagiaan, kedamaian hati, hingga ilmu yang bermanfaat adalah bagian dari rezeki Allah SWT. Dalam ajaran Islam, menjemput rezeki tidak hanya melalui usaha lahiriah semata, tetapi juga dengan ikhtiar batin melalui amalan-amalan saleh.

Salah satu amalan yang sangat ditekankan adalah dzikir. Dzikir, yang secara harfiah berarti “mengingat” atau “menyebut”, adalah jembatan bagi seorang hamba untuk senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta, Allah SWT.


Sebagaimana dijelaskan dalam buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa karya Ahmad Zacky El-Syafa, dzikir adalah kunci pembuka gerbang ilahi menuju keghaiban.

Allah SWT sendiri telah menegaskan pentingnya memperbanyak dzikir, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 41-42:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS Al-Ahzab: 41-42).

Amalan Pembuka Pintu Rezeki

Menukil buku Islam on The Spot Jilid II oleh Rian Hidayat & H. Asiqin Zuhdi, berikut adalah 7 amalan dzikir yang dapat Anda rutin lakukan setiap hari untuk membuka pintu-pintu rezeki.

1. Membaca Ayat 1000 Dinar

Ayat 1000 Dinar merupakan sebutan untuk penggalan ayat 2 dan 3 dari Surah At-Talaq. Ayat ini sangat terkenal karena keutamaannya dalam melapangkan rezeki dan memberikan jalan keluar dari kesulitan.

Bacaan Ayat 1000 Dinar:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Latin: wamay-yattaqillāha yaj’allahụ makhrajā wayarzuq-hu minḥaiṡu lā yaḥtasib, wamay yatawakkal ‘alallāhi fahuwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā.

Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At Talaq: 2-3).

2. Membaca Sholawat Jibril

Sholawat Jibril adalah salah satu bentuk shalawat yang populer dan diyakini memiliki keutamaan dalam melancarkan rezeki.

Anda bisa membaca sholawat Jibril pendek:

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Latin: Shallallahu ‘ala Muhammad.

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Atau sholawat Jibril panjang:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Latin: Allahummashalli ‘ala sayyidina muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad wasallimtasliima.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

3. Memperbanyak Istighfar

Istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah SWT. Dosa-dosa yang kita lakukan dapat menjadi penghalang datangnya rezeki. Dengan memohon ampun, kita membersihkan diri dan membuka keran rezeki dari Allah.

Anda bisa mengamalkan istighfar pendek:

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Latin: Astaghfirullâhal’adzim.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.”

Atau Sayyidul Istighfar, pemimpin segala istighfar, yang memiliki keutamaan luar biasa:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahuu laa yaghfirudz-dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Dari Abdullah bin Abbas RA, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan keutamaan membaca istighfar sebagai kunci pembuka rezeki. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمْ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahan, dan solusi dari setiap kesempitan, dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

4. Membaca Hauqalah

Dzikir Hauqalah adalah pengakuan akan kelemahan diri dan kekuasaan mutlak Allah SWT.

Bacaannya adalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Latin: Laa haula walā quwwata illā billāh.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Keutamaan dzikir ini disampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan ‘La haula wala quwwata illa billah.'” (HR At-Thabrani). Ini menunjukkan betapa kuatnya dzikir ini dalam menarik rezeki.

5. Membaca “La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin”

Kalimat tauhid ini menegaskan keesaan Allah, Raja yang Maha Benar dan Nyata. Membacanya secara rutin diyakini dapat membawa keberkahan dan kelapangan rezeki.

Bacaannya:

لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Latin: La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Benar dan Nyata.”

Diriwayatkan dari Imam Malik, perawi Abu Nu’aim menyampaikan dari Sahabat Ali RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْفَقْرِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ وَحْشَةِ الْقَبْرِ، وَاسْتُجْلِبَ بِهِ الْغِنَى، وَاسْتُقْرِعَ بِهِ بَابُ الْجَنَّةِ

Artinya: “Barangsiapa membaca ‘Laa ilaha illallahul malikul haqqul mubin’ seratus kali dalam sehari, maka memperoleh jaminan aman dari kemiskinan, diselamatkan dari dahsyatnya kubur, dan terbuka untuknya pintu-pintu surga.” (HR. Abu Nu’aim dan Ad-Dailami).

6. Membaca Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an yang memiliki makna keesaan Allah yang luar biasa. Meski pendek, keutamaannya sangat besar, termasuk dalam hal menarik rezeki.

Bacaan Surah Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Latin: Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al-Ikhlas: 1-4).

Sebuah riwayat dalam kitab Durratun Nasihin menyebutkan Surah Al-Ikhlas dapat menghilangkan kefakiran:

رُوِيَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلامُ مِنَ الْفَقْرِ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلامُ إِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ، فَاقْرَأْ سُوْرَةً الْأَخْلَاصِ. فَفَعَلَ ذَلِكَ فَوَسِعَ اللَّهُ الرِّزْقَ

Artinya: “Diriwayatkan, sesungguhnya seorang laki-laki menangis kepada Rasulullah saw karena kemiskinannya. Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Ketika kamu masuk rumah bacalah surat Al-Ikhlas.’ Kemudian laki-laki itu pun mengamalkannya, maka Allah melapangkan rezekinya.”

7. Membaca “Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim”

Dzikir ini merupakan pujian kepada Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Agung. Membiasakan diri dengan dzikir ini adalah cara untuk selalu mengingat kebesaran Allah.

Bacaannya:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيْمِ

Latin: Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim.

Artinya: “Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung.”

Dzikir ini paling disukai Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى؟ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Artinya: “Maukah aku ceritakan kepadamu tentang kalam (zikir) yang paling disukai oleh Allah? Sesungguhnya kalam yang paling disukai oleh Allah ialah, ‘Subhanallah wa bi hamdih’ (Maha Suci Allah dengan memuji kepada-Nya).”

Amalan-amalan dzikir ini bukanlah jimat atau sekadar mantra. Semuanya adalah bentuk ibadah, pengingat akan kebesaran Allah, dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan keikhlasan dan keyakinan penuh, insyaallah Allah akan melimpahkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.

Sudah siapkah Anda menjadikan dzikir sebagai bagian tak terpisahkan dari ikhtiar rezeki harian Anda?

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

3 Amalan Ringan yang Menjadikanmu Hamba yang Bersyukur


Jakarta

Allah SWT telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kebahagiaan, rezeki, umur panjang, dan masih banyak lainnya. Sebagai seorang hamba sudah sepatutnya mensyukuri nikmat tersebut, meski hanya dengan amalan ringan.

Menjadi hamba yang bersyukur amat besar pahalanya. Dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berjanji akan menambah nikmat bagi hamba-hamba-Nya yang bersyukur.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧


Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, melalui ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa mensyukuri segala nikmat-Nya. Bila melaksanakannya, Dia akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, Allah SWT akan menimpakan azab bagi orang yang enggan bersyukur atas nikmat-Nya.

Mensyukuri nikmat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada banyak amalan ringan yang bisa menjadikan hamba bersyukur. Amalan ini bisa dilakukan setiap waktu, tak perlu menunggu kaya.

Amalan Ringan yang Menjadikan Hamba Bersyukur

1. Zikir atau Mengingat Allah

Mengingat Allah SWT setiap waktu dengan mengucapkan tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (la ilaaha illallah), dan takbir (Allahu akbar) diiringi istighfar (astaghfirullahal ‘adzim) akan membuat seseorang menjadi hamba yang bersyukur. Bacaan zikir tersebut amat disukai Allah SWT, ringan tapi berpahala besar.

Dalam Shahih Muslim terdapat riwayat dari Samurah ibnu Jundub RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَرْبَع: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيْهِنَّ بَدَأْتَ

Artinya: “Ucapan yang paling disukai Allah ada empat kalimat, yaitu: ‘Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak membahayakanmu dengan yang mana pun di antaranya kamu memulainya)” (HR Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)

2. Sedekah

Sedekah tak harus dalam jumlah besar dan tak harus menunggu kaya. Ibnu Rajab dalam Jamiul Ulum wal Hikam fi Syarhi Haditsi Sayyidil Arab wal Ajm yang diterjemahkan Fadhli Bahri menyebutkan sebuah hadits bahwa Allah SWT menyukai kedermawanan. Rasulullah SAW bersabda,

إنَّ الله طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ، نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ، جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ.

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik yang menyukai kebaikan, bersih yang menyukai kebersihan, dan dermawan yang menyukai kedermawanan.” (HR At-Tirmidzi)

Apakah sedekah harus berupa uang atau harta? Jawabannya tidak. Sedekah tak semata berupa harta. Dalam Syarah Hadits Arba’in Imam an-Nawawi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap ruas tulang manusia harus bersedekah, setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah; engkau menolong seseorang untuk menaiki tunggangannya atau menaikkan barang-barang ke atas tunggangannya adalah sedekah; kata yang baik adalah sedekah; setiap langkah yang diayunkan menuju salat adalah sedekah; serta engkau singkirkan gangguan dari jalan juga berupa sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Senyum kepada Sesama Muslim

Menebar senyum kepada sesama termasuk amalan yang bisa membuatmu jadi hamba yang bersyukur. Rasulullah SAW pernah bersabda,

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْةٍ طَلْقٍ

Artinya: “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain yang populer dikatakan senyum kepada sesama merupakan sedekah. Dari Abu Dzar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR At-Tirmidzi)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Astaghfirullah atau Astaghfirullahaladzim, Mana Bacaan yang Tepat?


Jakarta

Kalimat istighfar adalah salah satu bentuk dzikir paling utama dalam Islam. Umat Islam dianjurkan untuk mengucapkannya setiap saat sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT.

Sebagian muslim terkadang mengucap kalimat istighfar “Astaghfirullah” sementara sebagian lainnya mengucap “Astaghfirullahaladzim.” Mana kalimat yang benar dan tepat?

Kedua lafal ini memang sering digunakan secara bergantian dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apakah keduanya sama?


Mengenal Kalimat Istighfar

Dikutip dari buku Istighfar karya Hafidz Muftisany, istighfar merupakan salah satu bagian dari dzikir atau mengingat Allah SWT dengan kalimat astaghfirullah.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Seluruh umatku diampuni (dosanya) kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan termasuk bentuk mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) ialah seseorang yang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dosanya telah ditutup Allah, (namun) ia berkata, ‘Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan seperti ini dan ini (menceritakan dosanya)’. Padahal ketika ia tidur (pada malam hari), Allah telah menutupi perbuatannya, tetapi pada pagi harinya ia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)

Merujuk buku Ya Allah, Mudahkan Rezeki dan Jodohku! karya Ustadz Ahmad Sobiriyanto bacaan istighfar menjadi sarana untuk meraih ampunan Allah SWT. Umat Islam zaman dulu amat gemar membaca istighfar sebagaimana yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)

Al-Aghar al-Muzanni RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR Muslim)

Dua hadits tersebut menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengamalkan dzikir istighfar dalam setiap harinya.

Bacaan Astaghfirullah dan Astaghfirullahaladzim

1. Astaghfirullah

Kalimat “Astaghfirullah” (أستغفر الله) secara harfiah berarti: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Ini adalah bentuk istighfar singkat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan sangat sering diucapkan dalam berbagai momen, termasuk setelah sholat.

Dalam hadits yang diriwayatkan Tsauban, ia berkata, “Jika Rasulullah SAW selesai sholat beliau beristighfar tiga kali, lalu membaca Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta ya dzal jalali wal ikrom.” Al-Walid (salah satu perawi hadits) bertanya kepada al-Auza’i, “Bagaimanakah istighfar beliau?” “Astaghfirullah, astaghfirullah,” jawab Al-Auza’i. (HR Muslim)

2. Astaghfirullahaladzim

Kalimat “Astaghfirullahaladzim” (أستغفر الله العظيم) memiliki arti: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Dikutip dari buku Shihab dan Shihab Edisi Ramadhan karya Quraish Shihab, kalimat astaghfirullahaladzim, selain memohon ampun, terdapat kata tambahan Al Adzim yang merupakan sifat Allah SWT dan memiliki arti “yang Maha Agung”. Kalimat ini menunjukkan pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT dalam permohonan ampunan kita.

Dalam hadits dijelaskan, “Siapa mengucapkan “Astaghfirullahal azhim alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih” niscaya akan diampuni walaupun lari dari medan perang.” (HR Tirmidzi)

Apakah Keduanya Benar?

Ya, kedua lafal istighfar tersebut sama-sama benar dan sah diucapkan. Perbedaan hanya terletak pada panjang pendeknya kalimat dan penekanan makna. Keduanya sama-sama menunjukkan permohonan ampun kepada Allah SWT.

Kedua kalimat istighfar tersebut dapat dibaca kapan saja, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, saat berkendara, setelah sholat atau menjelang tidur. Tidak ada waktu khusus yang membatasi kita untuk beristighfar.

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)

Padahal, beliau adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa).

Kalimat “Astaghfirullah” dan “Astaghfirullahaladzim” keduanya benar, sah, dan sama-sama dianjurkan dalam Islam. Meskipun berbeda lafal, mereka memiliki makna yang sama, yaitu memohon ampunan kepada Allah, dengan “Al-Adzim” menambahkan sifat agung Allah SWT dalam doa.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Tabel 99 Asmaul Husna dan Artinya Lengkap



Jakarta

Asmaul Husna adalah nama-nama baik Allah SWT yang jumlahnya ada 99. Asmaul Husna kerap dijadikan dzikir karena besarnya keutamaan di dalamnya.

Jumlah Asmaul Husna dan keutamaan mengamalkannya diterangkan dalam sebuah hadits shahih yang berasal dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW. Menukil kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al-Asqalani, berikut bunyi haditsnya:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ لِلَّهِ تِسْعًا وَتِسْعِيْنَ اسْمًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَسَاقَ التَّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ الْأَسْمَاءَ، وَالتَّحْقِيقُ أَنَّ سَرْدَهَا إِدْرَاجُ مِنْ بَعْضِ الرُّوَاةِ


Artinya: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, barang siapa menghafalnya ia masuk surga.” (Muttafaq ‘Alaih) At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban menguraikan nama-nama tersebut, sebenarnya penyebutan nama-nama itu adalah penyusupan oleh sebagian perawi hadits.

Menurut penjelasan Hamka dalam buku Pelajaran Agama Islam terkait hadits tersebut, arti “barang siapa yang menghitungnya (membacanya) akan masuk surga” adalah orang tersebut akan diberi pahala. Orang yang membacanya akan mendapat pahala jika benar-benar tahu arti dari setiap nama-nama Allah SWT itu.

“Misalnya apabila semangat terasa dalam menghadapi kesukaran hidup, kita baca ‘Ya Qawiyyun, ya Azizun’ (Wahai Tuhanku Yang Mahakuat dan Mahaperkasa). Dengan mengingat makna yang terkandung di dalamnya, niscaya akan timbul pulalah kekuatan pada diri kita sendiri karena bersandar kepada kekuatan Ilahi,” jelas Hamka.

Berikut daftar Asmaul Husna lengkap 99 dengan tulisan Arab, latin, dan artinya.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kalimat Tahlil Antarkan Muslim Masuk Surga, Ini Penjelasannya



Jakarta

Salah satu keutamaan dari kalimat tahlil adalah sebagai tiket masuk surga. Semua muslim pasti ingin masuk surga.

Surga adalah cita-cita dan impian seorang muslim. Sebab, hanya di surgalah kita akan menikmati kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan di dunia hanyalah sementara, tetapi kebahagiaan di surga ialah kebahagiaan yang kekal.

Dalam surah Al Baqarah ayat 25 dijelaskan tentang berita gembira bagi orang- orang beriman. Kabar tersebut ditujukan kepada mereka yang berusaha dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan agama.


وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّلِحَتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَرُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأْتُواْ بِهِ مُتَشَبِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَلِدُونَ

Artinya: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Dikutip dalam buku Cerdas Total Melejitkan Potensi Multiple Intelligences melalui Dzikir-dzikir Harian tulisan Rizem Aizid, kalimat tahlil merupakan tiket kita menuju surga-Nya kelak.

Sedangkan dalam buku N Binuri Ilmi yang berjudul Rahasia Dahsyat Dzikir dan Doa Kalimat Tauhid untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan Dunia Akhirat, Kalimat tahlil atau tahlil secara bahasa dapat diartikan sebagai ‘membaca kalimat tauhid, yaitu bacaan lá iláha illalláh. Sementara dalam pengertian tradisi kita, istilah ‘tahlil’ adalah rangkaian acara yang di dalamnya dilakukan pembacaan terhadap beberapa ayat Al-Qur’an antara lain surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, Al-Nas, bagian awal surat al-Baqarah, ayat kursi, bagian akhir surat al-Baqarah, zikir, salawat, tahlil, tasbih dan tahmid yang kemudian ditutup dengan doa dan kemudian diakhiri dengan acara ramah tamah yang di dalamnya disuguhi makanan sebagai sedekah.

Allah SWT mengharamkan neraka bagi orang yang senantiasa bertahlil. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah mengharamkan masuk neraka orang yang mengucap kalimat laa ilaaha illallaah dengan tujuan mencari ridha Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kemudian, hadits dari Umar RA Ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh, aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati di atas keyakinan itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Kalimat ialah laa ilaaha illallaah.” (HR. Hakim).

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat Tahajud Sesuai Sunnah



Jakarta

Sholat tahajud merupakan amalan sunnah yang dianjurkan Allah SWT. Ada baiknya jika sholat tahajud dilanjutkan dengan berdzikir dan berdoa agar mendapatkan rahmat yang berlimpah.

Keutamaan dan anjuran sholat tahajud dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Isra ayat 79, Allah SWT berfirman,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا


Latin: wa minal-laili fa taḥajjad bihī nāfilatal laka ‘asā ay yab’aṡaka rabbuka maqāmam maḥmụdā

Artinya: Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

Setelah mengerjakan sholat tahajud, seorang muslim bisa memohon ampunan lewat doa dan dzikir. Ini menjadi momen sekaligus kesempatan berharga untuk menyampaikan hajat, keinginan maupun harapan. Tentunya semua ditujukan hanya kepada Allah SWT.

Dzikir dan Doa Setelah Sholat Tahajud

Mengutip buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud karya Hendri Kusuma Wahyudi, Lc, ada bacaan dzikir setelah sholat tahajud yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Dzikir ini dikerjakan dengan memperbanyak istighfar dan memohon ampunan.

Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah membaca dzikir dan doa sesudah sholat tahajud dengan bacaan, sebagai berikut

Arab: اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Latin: Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ’atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a’lantu, wa mâ anta a’lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.

Keutamaan Sholat Tahajud

Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW menjelaskan tentang keutamaan sholat tahajud. Mengutip buku Dahsyatnya Tahajud, Subuh, & Dhuha oleh Adnan Tarsyah dijelaskan bahwa sholat tahajud merupakan waktu yang dapat dimanfaatkan untuk memohon doa.

1. Kebiasaan orang sholeh

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa sholat tahajud merupakan kebiasaan yang dikerjakan oleh orang sholeh. Sebagaimana sabdanya,

“Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang shaleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit tubuh” (HR. Tirmidzi)

2. Diampuni dosa dan dikabulkan doa

Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, sholat tahajud bisa menjadi amalan yang dikerjakan untuk memohon ampunan. Sholat tahajud juga menjadi momen untuk melantunkan doa-doa.

“Pada tiap malam, Tuhan Kamu turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman, “Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Kuperkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepadaKu, akan Kuperkenankan permintaannya. Dan barangsiapa yang meminta ampunan kepadaKu, Aku ampuni dia”. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mendapat jaminan surga

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Dirikanlah sholat di waktu malam ketika manusia sedang tidur, dan masuklah surga dengan kedamaian” (HR. Ahmad, Ibnu HIbban, dan Hakim).

Demikian bacaan dzikir dan doa setelah sholat tahajud serta beberapa keutamaan mendirikan sholat sunnah malam.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Dzikir yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah



Jakarta

Haji dan umrah wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu menurut pendapat yang shahih dari mazhab Syafi’i. Apabila tidak mampu, ada sejumlah amalan yang pahalanya setara haji dan umrah.

Rasulullah SAW menyebutkan amalan-amalan yang pahalanya setara haji dan umrah sebagaimana diriwayatkan para sahabat. Salah satunya dzikir setelah salat Subuh sampai matahari terbit kemudian diikuti dengan salat dua rakaat.

Anas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,


“Barang siapa salat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah SWT sampai terbit matahari, kemudian ia salat dua rakaat, maka amalan itu sama dengan pahala menunaikan ibadah haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR At Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan)

Bacaan Dzikir setelah Subuh

Ada berbagai macam bacaan dzikir yang bisa dibaca setelah salat Subuh, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil riwayat yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud, salah satu dzikir yang dibaca pada pagi hari adalah sebagai berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya kekuasaan dan hanya bagi-Nya segala puji. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dalam Kitab Shahih Bukhari juga terdapat hadits yang memuat bacaan dzikir ringan di lisan, tapi memberatkan timbangan amal. Dari Abu Hurairah RA ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Artinya: “Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, ‘Subhanallah wa bi hamdih (Maha Suci Allah dan Segala puji hanya bagi-Nya)’, dan ‘Subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah yang Maha Agung).” (HR Muttafaq ‘Alaih)

Dalam Kitab Shahih Muslim juga terdapat bacaan dzikir yang paling disukai Allah SWT. Bacaan tersebut adalah:

سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

Membaca dzikir setelah subuh juga memiliki keutamaan lain. Dalam Al-Gunyah li Thalibi Thariq al-Haq ‘Azza wa Jalla karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani terdapat riwayat dari al-Hasan bin Ali RA mengenai keutamaan dzikir setelah subuh.

Al-Hasan bin Ali RA mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa salat Subuh di masjidnya kemudian duduk dzikir kepada Allah Ta’ala hingga menjelang matahari terbit, ketika itu dia memuji Allah lalu menunaikan salat dua rakaat, Allah akan memberinya sejuta istana di surga. Setiap istana terdapat sejuta bidadari. Masing-masing bidadari ditemani sejuta pelayan, dan di sisi Allah dia termasuk orang-orang yang bertobat.”

Riwayat tersebut terdapat dalam Tadzkirah al-Maudhu’at.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

10 Doa dan Dzikir Petang, Baca di Antara Waktu Ashar-Maghrib



Jakarta

Nabi SAW mengajarkan berbagai doa dan dzikir yang dapat dibaca pada waktu petang hari. Tepatnya, dzikir ini bisa dibaca setelah salat Ashar hingga sebelum salat maghrib.

Menukil buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr mengemukakan bahwa dzikir pada waktu sore juga di pagi hari merupakan doa yang paling luas, dibanding dzikir yang terikat dengan sesuatu (muqayyad).

Dzikir dua waktu ini disebutkan dalam berbagai nash, serta banyak dianjurkan untuk melakukannya. Sebagaimana tercatat dalam Surat Al Ahzab ayat 41-42:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ – 41 وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا -42

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Dijelaskan, kata ‘al-Ashiil’ (petang) pada ayat di atas berarti waktu antara Ashar hingga matahari terbenam. Dengan begitu, doa dzikir petang ini baiknya dikerjakan setelah salat Ashar sampai menjelang Maghrib.

Meski demikian, Syaikh Abdurrazaq katakan bahwa mengenai persoalan waktu, dengan izin Allah SWT terdapat kelonggaran. Sehingga jika seseorang lupa melaksanakannya, maka ia boleh membaca dzikir dan doa petang tersebut setelah matahari terbenam.

10 Doa Dzikir Petang sesuai Sunnah Nabi SAW

Masih dari buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2, berikut sejumlah dzikir dan doa yang bisa dibaca pada waktu sore hari sebagaimana yang Rasulullah SAW ajarkan.

1. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Satu

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Latin: Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi wa laa fii samaai wahuwassami’ul ‘alim

Artinya: “Dengan nama Allah yang tidak mudharat bersamanya sesuatu di bumi dan langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (HR Abu Dawud & Tirmidzi, dari Utsman bin Affan)

2. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Dua

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Latin: A’uudzu bikalimaatillaahi attaammaati min syarri maa khalaq

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan apa yang Dia ciptakan.” (HR Muslim, dari Abu Hurairah)

3. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Tiga

Ini adalah sayyidul istighfar:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Wahai Allah, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

4. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Empat

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لله وَالحَمْدُ اللَّه لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا. رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابِ فِي الْقَيْرِ

Latin: Amsainaa wa amsal mulku Allaha wal hamdu lillaahi laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir. Rabbi as’aluka khaira maa fii haadzihil lailati wa khaira maa ba’daha, wa a’uudzu bika min syarri maa fii haadzihil lailati wa syarri maa ba’daha. Rabbi a’uudzu bika minal kasali wa suu’il kibari rabbi a’uudzu bika min ‘adzaabi finnaari wa ‘adzaabi fil qabri

Artinya: “Kami berada di waktu sore, sedangkan kerajaan adalah milik Allah, dan segala puji bagi Allah, tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada pada malam ini dan kebaikan yang sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang terdapat pada malam ini dan keburukan yang sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan masa tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari azab di neraka dan azab di kubur.” (HR Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud)

5. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Lima

حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Latin: Hasbiyallahu laa ilaaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adzhiimi

Artinya: “Cukupkanlah bagiku Allah, tidak ada sembahan haq kecuali Dia, kepada-Nya aku tawakal dan Dia Rabb Arsy yang agung.” (HR Al-Albani, dari Abu Darda)

6. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Enam

سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ

Latin: Subhaana Allah wa bihamdihi

Artinya: “Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya.” (HR Muslim, dari Abu Hurairah)

7. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Tujuh

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Latin: Allahumma bia amsainaa wa bika ashbahnaa wa ika nahyaawa bika namuutu wa ilaikal mashiir

Artinya: “Ya Allah, dengan-Mu kami berada di waktu sore dan dengan-Mu kami berada di waktu pagi, dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati, dan kepada-Mu tempat kembali.” (HR Tirmidzi & Abu Dawud, dari Abu Hurairah)

8. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Delapan

اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ

Latin: Allahumma faathiris samawaati wal ardhi ‘aalimal ghaibi wasysyahaadati rabba kulli syai’in wa maliikahu, asyhadu an laa ilaaha illa anta, a’uudzubika min syarri nafsii wa syarrisy syaithaani wa syirkihi

Artinya: “Ya Allah, pencipta langit dan bumi, Maha mengetahui yang ghaib dan nampak, Rabb segala sesuatu dan pemiliknya, aku bersaksi tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, dan keburukan setan serta kesyirikannya.” (HR Tirmidzi & Abu Dawud, dari Abu Hurairah)

9. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Sembilan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ في الدُّنْيَا وَالآخرة اللهم إني أسألك العفو وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِ، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Latin: Allahumma inni as’alukal ‘aafiyata fid dunyaa wal aakhirati, allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘aafiyata fii diini wa dunyaa wa ahlii wa maalii, Allahummastur ‘auraatii wa aamin rau’aatii, Allahummahfadznii min baini yadayya wa min khalfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fauqii wa a’uudzu bi’adzhamatika an ‘ughtaala min tahtii

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku mohon pada-Mu afiat di dunia dan akhirat. Ya Allah, sungguh aku mohon pada-Mu maaf dan afiat pada agama- ku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutuplah auratku, dan amankan goncangan jiwaku. Ya Allah, peliharalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dari atasku, dan aku berlindung kepada-Mu ditimpa secara tiba-tiba dari bawahku.” (HR Abu Dawud & Ibnu Majah, dari Abdullah bin Umar)

10. Doa & Dzikir Petang Hari Versi Sepuluh

Ini adalah bacaan ayat kursi:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ – 255

Latin: Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.” (QS Al Baqarah: 255)

Demikian 10 doa dzikir petang hari sesuai sunnah yang bisa diamalkan di waktu Ashar hingga sebelum Maghrib.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Inilah Bacaan Dzikir Pagi Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Dzikir pagi merupakan amalan yang dapat membuat kita lebih bersemangat di pagi hari dan lebih dimudahkan Allah dalam segala urusan.

Waktu membaca dzikir pagi yang utama yakni saat masuk waktu subuh hingga matahari terbit, namun kamu juga bisa mengamalkannya saat matahari mulai bergeser ke barat yakni mendekati waktu dhuhur. Lantas bagaimana bacaan dzikir pagi? Simak lebih lanjut dalam artikel berikut ini:

Bacaan Dzikir Pagi

Mengutip dari buku Dzikir Pagi dan Petang dan Sesudah Sholat Fardhu karya Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani berikut ini bacaan dizikir pagi yang bisa kamu amalkan:


Membaca Taawudz

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Audzubillahiminasyaitonirojim

Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Membaca Ayat Kursi

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm.

Artinya: Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh rasa kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang berada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (Al Baqarah: 255).

Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Qul huwallāhu aḥad allāhuṣ-ṣamad lam yalid wa lam yụlad wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad SAW), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.(QS Al Ikhlas: 1-4)

Membaca Surat Al Falaq (3x)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

Qul a’ụżu birabbil-falaq min syarri mā khalaq wa min syarri gāsiqin iżā waqab wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad SAW), Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan ( para penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. (QS Al Falaq 1-5)

Membaca Surat An-Nas (3x)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

Qul a’ụżu birabbin-nās malikin-nās ilāhin-nās min syarril-waswāsil-khannās allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās minal-jinnati wan-nās.

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad SAW), Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.(QS An Nas: 1-6)

Membaca Dzikir Awal

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya: Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah semata yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini serta kejahatan kemudian. Ya Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan juga kejelekan di hari tua. Ya Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.

Membaca Dzikir Kedua

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

Artinya: Ya Rabb, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup serta dengan kehendak-Mu (juga) kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).

Membaca Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku juga aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, (tolong) ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Membaca Dzikir Ketiga 4x

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ

Allahumma inni ash-bahtu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik, annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.

Membaca Doa Syukur

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ، وَلَكَ الشُّكْرُ.

Allahumma ma ashbaha bi min ni’matin aw bi ahadin min kholqika fa minka wahdaka la syarika laka fa lakal hamdu wa lakasy syukru.

Artinya: Ya Allah, nikmat apapun yang ada padaku di waktu pagi atau yang ada pada setiap makhluk-Mu, semuanya hanya dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur.

Membaca Doa Syukur Kedua

لَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma afini fi badani allahumma afini fi sam’i allahumma afini fi bashari la ilaha illa anta

Artinya: Ya Allah, berilah kesehatan untukku pada badanku. Ya Allah, berilah kesehatan untukku pada pendengaranku. Ya Allah, berilah kesehatan untukku pada penglihatanku. Tiada sesembahan kecuali engkau.

Membaca Hasbiyallah

حَسْبِيَ الله لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرشِ
الْعَظِيمِ

“Hasbiyallahu la ilaha illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-arsyil-azhim

Artinya: Cukuplah hanya Allah sebagai Tuhanku, tidak ada tuhan melainkan Dia, kepada-Nya lah aku bertawakkal, dan Dia-lah Tuhan pemiliki Arsy yang agung.

Membaca Dzikir Keempat

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Latin: Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia juga di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah).

Membaca Dzikir Kelima

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurrohu ilaa muslim.

Artinya: Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud, Shahih At-Tirmidzi).

Membaca Dzikir Keenam (3x)

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya: Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Membaca Dzikir Ketujuh

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

Artinya: Ya Rabb Yang Maha Hidup, Ya Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak membutuhkan hal lain), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu) (HR Hakim).

Membaca Dzikir Kedelapan

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin.”

Artinya: Pada saat waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri pada jalan yang lurus, Muslim dan tidak termasuk kedalam orang-orang musyrik. (HR Ahmad).

Membaca Dzikir Subhanallah (100x)

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallahi wabihamdih

Artinya: Maha Suci Allah sembari memuji-Nya.

Membaca Dzikir Tahlil

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir

Artinya: Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan serta segala pujian. Dialah (satu-satunya) yang berkuasa atas segala sesuatu.

Membaca Dzikir Kesembilan (3x)

.سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih

Artinya: Maha Suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya.

Membaca Dzikir Kesepuluh

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya: Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang bersih serta amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik). (HR Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah).

Membaca Istighfar (100x)

أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaaha waatuubu ilaiih.

Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya

Membaca Sholawat (10x)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad.

Artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad.”

Nah, itulah bacaan dzikir pagi yang bisa Detikers amalkan untuk menyambut pagi dengan penuh berkah.

(fds/fds)



Sumber : www.detik.com