Tag Archives: dzikir

Doa dan Dzikir Setelah Shalat Dhuha, Bisa jadi Amalan Rutin


Jakarta

Doa dan dzikir setelah salat dhuha bisa menjadi amalan yang rutin dikerjakan tiap hari. Doa dan dzikir ini sunnah diamalkan pagi hari.

Salat dhuha dilakukan pagi hari dan bisa dikerjakan mulai dari 2 rakaat. Usai salat dhuha, jangan langsung beranjak karena bisa dilanjutkan dengan membaca doa dan dzikir.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:


“Salat dhuha itu mendatangkan rezeki serta menolak kemiskinan. Dan, tidak ada yang memelihara salat, kecuali orang-orang yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi).

Doa Setelah Salat Dhuha

Mengutip buku Amalan Sesudah Shalat ditulis oleh Ibnu Muhammad Salim inilah bacaan doa setelah salat Dhuha.

اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَى ضُحَاؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَ الُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُك َ.

Arab-Latin: Allâhumma innad-dhuhâ dhuhâʼuka, wal-bahâʼa bahâ’uka, wal-jamâla jamâluka, wal-qudrata qudratuka, wal-quwwata quwwatuka, wal-ʻishmata ʻishmatuka,

Artinya: Ya Allah, waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kecantikan adalah kecantikan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuasan adalah kekuasaan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu dan perlindungan adalah perlindungan-Mu

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَ رْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ قَلِيْل ًا فَكَثَرْهُ،

وَإِنْ كَانَ كَثِيرًا فَبَارِكْ لِي فِيْهِ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدً ا فَقَرِّبْهُ.

Arab-Latin: Allâhumma in kâna rizqî fis samâ’i fa-anzilhu, wain kâna fil ar- dhi fa-akhrijhu, wain kâna muʻassaran fayassirhu, wain kâna qalîlan fakatstsirhu, wain kâna katsîran fabârik lî fîhi, wain kâna baʻîdan faqarribhu

Artinya: Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah; jika masih di dalam bumi, keluarkanlah; jika sukar, mudahkanlah; jika sedikit, banyakkanlah; jika sudah banyak, berilah keberkahan untukku; jika jauh, dekatkanlah.

بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُدْرَتِكَ وَقُوَّتِكَ وَعِصْم َتِكَ أَتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.

Arab-Latin: Bihaqqi dhuhâʼika, wabahâʼika, wajamâlika, waqudratika, wa- ‘ishmatika, âtinî mâ âtaita ‘ibâdakas shâlihîn

Artinya: Berkat kebenaran waktu dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuasaan-Mu, kekuatan-Mu, perlindungan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Arab-Latin: Washallallahu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa-‘alâ âlihi wa- shahbihi wasallam.

Artinya: Semoga rahmat dan keselamatan dicurahkan kepada penglulu kami Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya.

Dilansir dari buku Dzikir, Wirid, Doa, dan Shalawat Sehari-hari Sepanjang Tahun karya Sayyid M. Dzikri H, terdapat doa yang juga dapat dibaca usai salat dhuha.

Al-Isyraq (Wirid Dhuha)

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَص َحْبِهِ وَسَلَّمْ، تَبَرَّأْتُ مِنْ حَوْلِي وَقُوَّتِي وَاسْتَعَنْتُ بِحَوْلِ اللهِ وَقُوَّتِهِ.

Arab-Latin: Allaahumma willi wa sallim wa baarik ʻalaa sayyidinaa muhammadiw wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallim, tabarra-tu min haulii wa quwwatii wastaʼantu bi haulillaahi wa quwwatih.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat, berilah keselamatan, dan berkahilah Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabat beliau. Aku berlepas diri dari kekuasaanku dan kekuatanku, serta meminta tolong dengan kekuasaan-Nya dan kekuatan-Nya.”

اَللَّهُمَّ اسْتُرْنِي وَاحْفَظْنِي فِي دِينِي وَأَهْلِي، وَمَالِي وَوَلَدِي، وَأ َصْحَابِي وَأَحْبَابِي بِسِتْرِكَ الَّذِي سَتَرْتَ بِهِ ذَاتِكَ، فَلَا عَيْنُ تَرَاكَ وَلَا يَدُ تَصِلُ إِلَيْكَ.

Arab-Latin: Allaahummasturnii wahfazhnii fii diinii wa ahli, wa maalii wa waladii, wa ashhaabii wa ahbaabii bi sitrikal ladzii satarta bihii dzatik, falaa ainun taraaka wa laa yadun tashilu ilaik.

Artinya: “Ya Allah, lindungilah diriku dan jagalah agamaku, keluargaku, hartaku, anakku, para sahabatku, dan kekasihku dengan perlindungan yang Engkau gunakan untuk melindungi Dzat-Mu. Tidak ada mata yang bisa melihat-Mu dan tangan yang bisa sampai kepada-Mu”.

يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، إِحْجَبْنِي عَنِ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، بِقُدْرَتِكَ ي َا قَوِيٌّ يَا مَتِينُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، بِكَ أَسْتَعِينُ.

Arab-Latin: Yaa arhamar raahimiin, ihjabnii ‘anil qaumizh zhaalimiin, bi qudratika yaa qawiyyu yaa matiin, yaa arhamar raahmiin, bika astaʼiin.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, lindungilah diriku dari kaum yang zhalim dengan kemampuan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Kuat, Maha Kokoh, lagi Maha Pengasih, aku memohon pertolongan kepada-Mu”.

Dzikir Setelah Salat Dhuha

Dijelaskan dalam buku 5 Shalat Pembangun Jiwa karya Nasrudin Abd. Rohim. Berikut bacaan dzikir salat dhuha,

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ

Arab-latin: Robbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwaabul ghofuur.

Artinya: “Ya tuhan kami, ampunilah kami dan terimalah tobat kami, sesungguhnya engkau adalah Dzat yang menerima tobat lagi maha pengampun.”

Di samping itu, menurut buku Sifat dan Mukjizat Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah karya Almas Abyan Al-Fatih, ada beberapa kalimat dzikir lainnya yang bisa diamalkan muslim.

Membaca Ya Razzaq dan Ya Fatah 113x
يا فَتَّاحُ.

Arab-latin: Yaa fattaаh.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Membuka.”

Dan, membaca kalimat berikut 113 kali:

يا رَزَّاقُ.

Arab-latin: Yaa razzaaq.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Memberi rezeki.”

Membaca Ya Hayyu dan Ya Qayyum 111x
يا حَيُّ.

Arab-latin: yaa hayyu.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Hidup.”

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan berikut:

يَا قَيُّوْمُ

Arab-latin: Yaa qayyum.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Berdiri sendiri

Membaca Ya Ghaniyyu dan Ya Mughniy 100x
يَا غَنِيٌّ

Arab-latin: Yaa ghaniyyu.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Kaya Raya.”

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan berikut:

يَا مُغْنِي.

Arab-latin: Yaa mughniy.

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Memberi Kekayaan.”

Dzikir bisa diakhiri dengan membaca surah Al Waqiah.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Asmaul Husna untuk Mendapatkan Keturunan


Jakarta

Keturunan yang baik dan saleh merupakan karunia terindah bagi orang tua. Terdapat amalan yang bisa dilakukan untuk memperoleh keturunan, salah satunya membaca dzikir Asmaul Husna untuk mendapatkan keturunan.

Keturunan berupa anak yang baik dan saleh dapat menjadi pelengkap keluarga. Selain berikhtiar untuk mendapat keturunan, pasangan kaum muslim bisa membaca doa dan dzikir untuk memperoleh keturunan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Gafir ayat 60.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ


Artinya: “Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina’.”

Dzikir Asmaul Husna untuk Mendapatkan Keturunan: Ya Mushawwir

Mengutip buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna karya Syaifurrahman El-Fati, Asmaul Husna yang dapat dibaca sebagai wirid atau zikir untuk mendapatkan keturunan yaitu Al-Mushawwiru atau Maha Membentuk Rupa. Cara mengucapkan dzikirnya dengan lafaz “Ya Mushawwir”.

Al-Mushawwiru sendiri berasal dari kata shawwara yang berarti memberi rupa bagi sesuatu, sehingga menjadi berbeda dengan yang lainnya. Sehingga maksud dari sifat ini yaitu Allah Maha Membentuk Rupa pada semua ciptaan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْم

Artinya: “sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Masih mengacu sumber yang sama, orang yang memperbanyak membaca “Yaa Mushawwiru”, maka insyaallah akan dikaruniai keturunan. Dzikir ini dibaca ketika hendak berbuka puasa sunah dan ketika hendak jima’ (berhubungan badan).

Doa untuk Mendapatkan Keturunan

Selain dzikir tersebut, ada beberapa doa yang bisa diamalkan untuk mendapatkan keturunan. Berikut di antaranya.

Doa untuk Mendapatkan Keturunan yang Saleh

Mengutip buku Doa & Zikir Muslimah karya Tim Redaksi Qultummedia, salah satu doa yang bisa dibaca untuk mendapatkan keturunan yang saleh terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat 74.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Doa Nabi Zakaria AS untuk Mendapatkan Keturunan

Masih dari sumber yang sama, doa yang dapat dibaca untuk dikaruniai momongan terdapat pada Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 38. Doa ini dibaca Nabi Zakaria AS ketika beliau memohon untuk diberi keturunan yang saleh.

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤء

Rabbi hab lī mil ladunka żurriyyatan ṭayyibah(tan), innaka samī’ud-du’ā’.

Artinya: “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Adapun dikutip dari Doa Ajaran Ilahi karya Anis Masykhur dan Jejen Musfah, doa Nabi Zakaria AS juga termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya’ ayat 89.

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn.

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.”

Doa Nabi Ibrahim AS untuk Mendapatkan Keturunan

Mengutip buku Jangan Lelah Berdoa karya Nasrudin Abd. Rohim, berikut doa yang dibaca Nabi Ibrahim AS ketika beliau belum dikaruniai keturunan. Doa ini terdapat pada Al-Qur’an surah As-Saffat ayat 100.

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Sholat 5 Waktu Lengkap Arab dan Latin


Jakarta

Setelah melakukan ibadah sholat 5 waktu atau sholat fardhu dan membaca zikir, umat Islam dapat melanjutkannya dengan membaca doa. Begini bacaan doa setelah sholat 5 waktu lengkap Arab, latin, dan artinya.

Membaca doa merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Mengutip buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar karya Neni Nuraeni, salah satu waktu utama dalam berdoa agar dikabulkan oleh Allah SWT adalah setelah selesai sholat 5 waktu.

Hal tersebut bersandar pada hadits bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, “Doa macam apakah yang paling didengarkan?” Beliau menjawab, “Bagian malam yang akhir dan setelah sholat fardhu.” (HR at-Tirmidzi)


Bacaan Zikir setelah Sholat 5 Waktu Lengkap

Mengutip buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Arif Rahman, berikut bacaan zikir setelah sholat 5 waktu.

Bacaan Zikir Pertama

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ

Astaghfirullaah. Astaghfirullaah. Astaghfirullaah. Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali wal ikraam.

Artinya: “Saya memohon ampun kepada Allah. Saya memohon ampun kepada Allah. Saya memohon ampun kepada Allah. Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

Bacaan Zikir Kedua

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ، اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْت، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.

Artinya: “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”

Bacaan Zikir Ketiga

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بالله ، لا إِلَهَ إلا الله ولا نَعْبُدُ إلَّا إِيَّاهُ، لَهُ النِعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah, laa ilaaha illallaah, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul fadhlu walahuts tsanaaul hasanu, laa ilaaha illallaah mukhlishiyna lahuddiyn walaw karihal kaafiruun.

Artinya: “Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

Bacaan Zikir Keempat

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai sholat Maghrib dan Subuh).

Bacaan Zikir Kelima

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allahumma a-‘inniy ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir

سُبْحَانَ اللهُ

Subhaanaallaah (33x)

Artinya: “Mahasuci Allah”

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah (33x)

Artinya: “Segala puji bagi Allah”

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (33x)

Artinya: “Allah Maha Besar”

Digenapkan menjadi seratus dengan membaca:

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Membaca Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

qul huwallaahu aḥad allaahuṣ-ṣamad lam yalid wa lam yụlad wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

Membaca Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

qul a’ụżu birabbil-falaq min syarri maa khalaq wa min syarri gaasiqin iżaa waqab wa min syarrin-naffaaṡaati fil-‘uqad wa min syarri ḥaasidin iżaa ḥasad

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

Membaca An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

qul a’ụżu birabbin-naas malikin-naas ilaahin-naas min syarril-waswaasil-khannaas allażii yuwaswisu fii ṣudụrin-naas minal-jinnati wan-naas

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Membaca Ayat Kursi

الله لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qayyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ‘indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ‘ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya- uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ‘azhiim.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Bacaan Doa setelah Sholat 5 Waktu Lengkap

Menukil buku Panduan Sholat untuk Perempuan karya Nurul Jazimah, berikut contoh doa setelah sholat 5 waktu atau sholat fardhu yang dapat dibaca.

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ حَمْدًا شَاكِرِينَ حَمْدًا نَاعِمِين حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لجلال وجْهَكَ وَعَظِيمٍ سُلْطَانِكَ.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiina hamdan syaakiriina hamdan na’imiin hamdan yuwaafi ni’amahu wa yukaafi’u mazidahu, yaa rabbanaa lakal hamdu kama yanbaghii li jalali wajhika wa ‘adziimi sulthaanika

Artinya: “Maha Terpuji Allah, Tuhan semesta alam, pujian syukur, pujian berkah, pujian yang akan mencukupi nikmat-Nya dan memberikan tambahan. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian atas keagungan dan kebesaran kekuasaan-Mu.”

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْأَوَّلِينَ. وَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْآخِرِيْنَ. وَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي المَلاء الأعلى إلى يَوْمِ الدِّين. وَصَل وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَتَّى تَرِثَ الْأَرْضِ وَمَنْ عَلَيْهَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِين

Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidaa Muhammadin fil awwaalin. Wa shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin fil akhiriin. Wa shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin fil mala’il a’laa ila yawmid-diin. Wa shalli wa sallim ‘ala sayyidinaa Muhammadin hattaa taritsal ardha wa man ‘alayha wa anta khayrul waaritsin

Artinya: “Ya Allah, sholawat dan salam kita aturkan kepada baginda Muhammad pada permulaan, sholawat dan salam kita haturkan kepada baginda Muhammad di akhir, sholawat dan salam kita haturkan kepada baginda Muhammad di tempat tertinggi hingga hari akhir, sholawat dan salam kita haturkan kepada baginda Muhammad hingga bumi ini mewarisi dan siapa yang hidup di atasnya, dan engkau adalah sebaik-baiknya orang yang mewarisi.”

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Allaahumma innii as’alu salaamatan fid-diin wa ‘aafiyatan fil jasadi wa ziyaatan fil ‘ilmi wa barakatan fir-rizqi wa tawbatan qablal-mawti wa rahmatan ‘indal-mawti wa maghfiratan ba’dal-mawti allaahuma hawwin ‘alayna fi sakaratil-mawti wan-najaata minan-nari wal’afwu ‘indal-hisab

Artinya: “Ya Tuhan, aku mohon kepada-Mu keselamatan agama, kesehatan jasad, ilmu yang bertambah, rezeki yang berkah, tobat sebelum mati, rahmat ketika mati dan ampunan setelah mati, permudahlah sakaratul maut bagiku, selamat dari api neraka dan ampunan saat dihisab oleh-Mu pada hari kiamat nanti.”

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُودُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالهَرَمِ وَأَعُودُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُودُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Allaahumma innii a’uudzubika minal ‘ajzi, walkasal, waljaban, walbukhli, walharam. Wa a’uudzubika min ‘adzaabil qabri. Wa a’uudzubika min fitnatil mahya wal-mamaati.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kikir, ketuaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.”

اللَّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Allaahumma yaa musharrifal-quluubi sharrif quluubanaa ‘alaa tha’aatika

Artinya: “Ya Allah, yang dapat mengubah hati manusia, ubahlah hati kami untuk menaati-Mu.”

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتَّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Allaahumma innii as’alukal hudaa wal tuqaa wal ‘afaafa wal ghina

Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu petunjuk, takwa, kesabaran dan kekayaan.”

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنِ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a’yunin waj’alna lil muttaqiina imaaman.

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahilah kepada kami, keluarga, dan keturunan kami kebahagiaan, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لنكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa wa tarhamnaa la nakuunanna minal khaasiriina.

Artinya: “Ya Tuhan, kami telah berbuat zalim kepada diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, maka kami akan menjadi orang-orang yang merugi.”

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wa hab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab.

Artinya: “Ya Tuhan, janganlah guncang hati kami setelah mendapatkan hidayah-Mu, dan anugerahilah rahmat, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”

رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Rabbanaa innaka jaami’un-naasi liyawmin laa rayba fihi innallaaha laa yukhliful mii’aada.

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau adalah penghimpun manusia di hari yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.”

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِدْنا إن نسينا أو أخطأنا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا
رَبِّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لا طاقة لنا بهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلانَا فَانصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الْكَافِرِينَ

Rabbanaa laa tu’aakhidznaa in nasiinaa aw akhtha’naa, rabbanaa wa laa tahmil ‘alayna ishran kamaa hamaltahu ‘alal-ladzina min qablinaa rabbanaa wa laa tuhammilna maa laa thaaqata lana bihi wa’fu ‘anna waghfir lanaa warhamna anta mawlaanaa fanshurnaa ‘alaal qawmil kaafiriin.

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanatan wa fil akhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban-naari.

Artinya: “Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.”

سبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلى المُرْسَلِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الْفَاتِحَة

Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuuna, wa salaamun ‘alaal mursalina, wal-hamdu lillaahi rabbil ‘alamin. Al Fatihah

Artinya: “Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahamulia atas seluruh yang dilakukan hamba, dan salam damai bagi para utusan-Nya, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa untuk Minta Rezeki dari Arah Tak Terduga


Jakarta

Rezeki merupakan sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya dalam berbagai bentuk, baik materi, kesehatan, atau kebahagiaan. Rezeki bisa datang dari arah tak terduga.

Rezeki yang datang kepada seseorang juga memiliki cara yang berbeda-beda, ada yang harus meraihnya dengan jerih payah bekerja, ada juga yang datang secara tak terduga. Namun, semua itu tidak terlepas dari rencana baik Allah SWT. Apa pun nikmat rezeki yang diberikan, semua hanya datang dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 6,


۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar dibukakan pintu rezeki yang luas dari segala arah.

Kumpulan Doa Meminta Rezeki Tak Terduga

Berikut adalah kumpulan doa meminta rezeki tak terduga, yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Pembuka Rezeki karya Ust. Fayumi Al-Maliki

1. Doa Memohon Limpahan Rezeki

اللَّهُمَّ يَا أَحَدُ يَا وَاحِدُ يَا مَوْجُوْدُ يَا جَوَّادُ يَا بَاسِطُ يَا كَرِيمُ يَا وَهَّابُ يَاذَا الطَّوْلِ يَا غَنِيُّ يَا مُغْنِيُّ يَا فَتَّاحُ يَا رَزَّاقُ يَا عَلِيمُ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيمُ يَا بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
يَا حَنَّانُ يَامَنَّانُ الْفَحْنِي مِنْكَ بِنَفْحَةِ خَيْرٍ تُغْنِنِي عَمَّنْ سِوَاكَ

Arab latin: Allaaahumma ya ahadu ya waahid ya maujuudu ya jaawwaad ya baasith ya kariimu ya wahhaab ya dhath thaauli ya ghaniyyu ya mughnii ya fattaaḥ ya razzaaq ya ‘aliimu ya hayyu ya qayyuumu ya rahmaan ya rahiiim ya badii’us samaawati wal ardi ya dhul jalaali wal ikraam ya hannaanu ya mannaanu infahnii minka binafaḥati khayrin tughninii ‘amman siwaak.

Artinya: “Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Esa tiada terbagi-bagi, wahai Dzat yang Maha Esa tiada bersekutu, wahai Dzat yang Maujud, wahai Dzat yang Maha pemurah, wahai Dzat yang Maha pembagi, wahai Dzat yang Maha mulia, wahai Dzat yang Maha pemberi, wahai Dzat yang memiliki Anugrah, wahai Dzat yang Maha kaya, wahai Dzat yang Maha pemberi wahai Dzat yang Maha pembuka pintu rezeki, wahai Dzat yang Maha mengetahui, wahai Dzat yang Maha hidup, wahai Dzat yang maha pengasih, wahai Dzat yang Maha penyayang, wahai Dzat yang Maha pemberi Anugrah, limpahkanlah rezeki dari-Mu dengan kelimpahan sebaik-baiknya yang dapat memberikan kecukupan bagi diriku, terlepas dari pengharapan pemberian siapa pun selain Engkau.”

2. Doa Memohon Dijadikan Kaya dan Mulia

اللَّهُمَّ إِنِّي ضَعِيفٌ فَقُونِي وَإِنِّي ذَلِيْلٌ فَاعِزَّنِي وَإِنِّي فَقِيْرٌ فَاغْنِنِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Arab latin: Allaaahumma innnii dha’iifun faqaawwinii wa innnii dhaliilun fa’izzanii wa innnii faqiiirun faghniinii ya arhamar raahimiin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku ini lemah maka berilah kekuatan, sesungguhnya aku ini hina maka hendaklah Engkau memuliakan, dan sesungguhnya aku ini miskin maka berilah kekayaan, wahai Dzat yang Maha penyayang.”

3. Doa Memohon Kemudahan dalam Mendapatkan Rezeki

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقًا حَلَالًا وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعْبٍ وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab latin: Allaaahumma innni as’aluka an tarzuqanii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairi ta’bin wa laa masyaqqatin wa laa dhairin wa laa nashabin innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar melimpahkan rezeki untukku berupa rezeki yang halal, luas, dan tanpa susah payah, tanpa memberatkan, tanpa membahayakan dan tanpa meletihkan dalam memperolehnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”

4. Doa Memohon Rezeki yang Halal dan Cukup

اللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيدُ يَا مُبْدِعُ يَا مُعِيدُ يَا رَحِيمُ يَا وَدُوْدُ أَغْنِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Arab latin: Allaahumma ya ghaniyyu, ya hamiid, ya mubdi’u, ya mu’iidu, ya rahiiimu, ya waduud, aghninii bihalaalika ‘an haraamika, wa biṭa’atiika ‘an ma’shiyatika, wa bifadhlika ‘amman siwaak.

Artinya: “Ya Allah, wahai Dzat yang Maha kaya, Dzat yang Maha terpuji, Dzat yang Maha memulai, Dzat yang Maha mengembalikan, Dzat yang Maha pengasih, Dzat yang Maha penyayang, kayakanlah pada diriku akan rezeki yang halal, jauhkan dari rezeki yang haram, dan dengan ketaatan kepada-Mu jauh dari perilaku maksiat kepada-Mu dan dengan kecukupan-kecukupan karunia-Mu jauh dari siapa pun selain Engkau.”

5. Doa ketika Terlilit Utang

Disebutkan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, ada seorang hamba mukatab datang kepada sahabat Ali, lalu berkata, “Sesungguhnya aku tidak mampu menutupi akad kitabah-ku, maka tolonglah (bantulah) aku.” Ali menjawab, “Maukah engkau kuajarkan beberapa kalimat (doa) yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepadaku, yang seandainya engkau mempunyai utang sebesar bukit, niscaya Allah SWT akan melunaskannya darimu?” Sahabat Ali mengatakan:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَا لِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَاغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Arab latin: Allaaahummakfiinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaak.

Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki halal-Mu agar terhindar dari rezeki haram-Mu, dan cukupkan-lah daku dengan karunia-Mu agar terhindar dari selain-Mu.”

Itulah kumpulan doa yang dapat diamalkan untuk meminta rezeki tak terduga. Walaupun Allah SWT telah menjamin rezeki untuk setiap hamba-Nya, seorang muslim tetap harus berusaha dan berdoa agar rezeki yang datang dapat diperoleh dengan baik dan menjadi berkah.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Ini Rasanya Rutin Baca Hasbunallah Wanikmal Wakil 450 Kali Tiap Hari


Jakarta

Nabi Ibrahim AS dikisahkan membaca sebuah kalimat dzikir saat api membakar dirinya atas perintah Raja Namrud. Api tersebut lantas menjadi dingin hingga tak melukai Sang Ulul Azmi,sekaligus meningkatkan keimanan para pengikutnya.

Bacaan dzikir apa itu?

Ialah “hasbunallah wani’mal wakil”, dzikir yang pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, dua kekasih Allah SWT.


Muslim juga dapat membaca dzikir tersebut saat mengharapkan perlindungan dan pertolongan-Nya. Di sisi lain, mereka yang rutin mengamalkan kalimat itu juga bisa memperoleh berbagai manfaat lain. Apa saja?

Manfaat Hasbunallah Wanikmal Wakil

Mengutip buku Berlimpah Harta dengan Beragam Dzikir, Shalat, dan Puasa Khusus oleh Muhammad Arifin Rahman, keistimewaan mengamalkan dzikir hasbunallah wani’mal wakil diungkap oleh Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, seorang waliyullah asal Maroko. Yakni sebagai berikut:

  • Memperoleh pertolongan Allah SWT.
  • Mendapatkan kekayaan dan kecukupan saat terdesak.
  • Dicintai banyak orang.
  • Senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
  • Memperoleh kemuliaan yang langgeng.
  • Dapat melumpuhkan kekuatan orang zalim.
  • Dapat memberi solusi saat mengalami kebuntuan.
  • Bisa mendamaikan perselisihan.
  • Memperbanyak pendapatan.
  • Dihormati dan dipatuhi oleh banyak orang.
  • Menjaga harta benda aman dari pencuri.

Bacaan Hasbunallah Wanikmal Wakil: Arab, Latin, Arti

Berikut tulisan hasbunallah wani’mal wakil dalam bahasa Arab beserta artinya:

1. Versi Pendek

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakiil.

Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dialah sebaik-baiknya pelindung.”

2. Versi Panjang

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir

ArtInya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami, dan Dia sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baik penolong.”

Cara Mengamalkan Hasbunallah Wanikmal Wakil

Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili menganjurkan muslim mengamalkan dzikir hasbunallah wani’mal wakil sebanyak 450 kali setiap harinya. Menurutnya, dengan begitu Allah SWT akan mencukupi semua kebutuhan pengamalnya, dianugerahi kekayaan, melindunginya dari segala keburukan, serta selalu menolongnya.

“Barang siapa ingin dicukupi segala kebutuhannya, dilindungi dari kejelekan semua makhluk, selalu mendapat pertolongan, dan dianugerahi kekayaan, maka bacalah ‘hasbunallah wani’mal wakil’ setiap hari sebanyak 450 kali,” jelas Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, seperti ditulis oleh Ahmad Fathoni El-Kaysi dalam bukunya.

Muslim dapat membacanya kapan saja dalam sehari, tapi utamanya setelah sholat fardhu dan di sepertiga malam. Karena pada kedua waktu tersebut terdapat keutamaan tersendiri sebagaimana sabda Nabi SAW.

عن أَبي أمامة رضي الله عنه قَالَ : قيل لِرسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أيُّ الدُّعاءِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ : ((جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَواتِ المَكْتُوباتِ))

Artinya: Abu Umamah RA mengatakan: Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah doa yang berpotensi dikabulkan?” Maka Rasulullah SAW menjawab, “Doa di akhir malam, dan doa setelah shalat wajib.” (HR Tirmidzi).

Selain rutin membacanya setiap hari, hendaknya muslim juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT, beramal sholeh, dan menjauhi diri dari segala kemaksiatan.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

7 Bacaan Dzikir Penghapus Dosa yang Dapat Diamalkan setelah Salat


Jakarta

Muslim dapat mengamalkan dzikir penghapus dosa agar senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dzikir ini bisa dibaca setelah salat.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar selalu dekat dengan-Nya. Salah satu caranya adalah dengan berdzikir untuk mengingat Allah SWT. Hal tersebut diterangkan dalam surah Al-Ahzab ayat 41. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, melalui ayat tersebut, Allah SWT menganjurkan semua orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya supaya berdzikir mengingat Allah SWT dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah dalam setiap keadaan dan waktu.

Dzikir dapat dibaca sesudah salat untuk menghapuskan dosa sebab Allah SWT memiliki sifat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebagaimana diterangkan dalam surah An-Nisa’ ayat 110. Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Agar memudahkan muslim, berikut detikHikmah rangkum beberapa bacaan dzikir yang dapat menghapus dosa.

Bacaan Dzikir Penghapus Dosa

1. Istighfar

Disebutkan dalam buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ali Amrin Al-Qurawy, Imam Qatadah menekankan betapa pentingnya istighfar, “Sesungguhnya, Al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian tentang penyakit dan obatnya. Adapun penyakit itu adalah dosa-dosa, dan istighfar adalah obat bagi kalian.”

Berikut bacaan istighfar penghapus dosa yang dimaksud,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Aku meminta ampunan kepada Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia, yang hidup dan berdiri sendiri, mengatur makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Bacaan Tasbih

Membaca bacaan tasbih atau dzikir subhanallahi wa bihamdihi dapat menghapus dosa. Dalam kitab Fiqih Do’a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan hal tersebut. Riwayat ini berasal dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ حَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa yang mengucapkan, ‘Subhanallahi wa bihamdihi’ (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya), dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya meskipun seperti buih di lautan’.” (HR Bukhari dan Muslim dalam Shahih)

Berikut bacaan yang dimaksud dalam hadits tersebut,

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya.”

3. Bacaan Tahlil

Muhammad Akrom dalam bukunya Berbuat Dosa tapi Masuk Surga, menyebutkan seorang muslim dapat diampuni dosanya oleh Allah SWT, dengan mengucapkan bacaan tahlil berikut,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ

Laa Illaaha illallah Wallahu Akbar, Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billahi

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT, Allah Maha Besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali (datangnya dari) Allah SWT.”

4. Bacaan Tahmid

Bacaan tahmid dapat diucapkan ketika mendapat nikmat dari Allah SWT sebagai ungkapan syukur. Selain itu, tahmid bisa menjadi dzikir penghapus dosa, sebagaimana diterangkan dalam buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Membaca Al-Qur’an karya Syamsul Rijal Hamid.

Keterangan tersebut bersandar pada sabda Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba memperoleh kenikmatan dari Allah SWT, lalu ia mengucapkan Alhamdulillah, maka ia telah menunaikan syukurnya. Jika ia mengucapkan Alhamdulillah untuk kedua kalinya, maka Allah SWT memperbarui pahala baginya. Dan kalau ia mengucapkan Alhamdulillah untuk ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.” (HR Baihaqi)

Bacaan yang dimaksud ialah sebagai berikut.

الْحَمْدُ للهِ

Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

5. Bacaan Takbir

Setelah membaca bacaan tasbih, tahmid dan tahlil, dapat dilengkapi dengan bacaan takbir. Itu merupakan zikir yang dapat menghapus segala dosa-dosa.

Membaca tahmid, tahlil dan takbir sebanyak 33 kali dapat menghapus dosa, sebagaimana Nabi SAW pernah bersabda, “Orang yang berdzikir dengan dzikir tersebut niscaya akan diampuni dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan. (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan yang dimaksud ialah sebagai berikut.

اللَّهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

6. Dzikir Sayyidul Istighfar

Terdapat sebuah riwayat dari oleh Syaddad bin Aus RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sayyidul Istighfar (doa memohon ampunan yang terbaik) adalah Allahumma anta Rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtani…. Barang siapa membacanya pada sore hari dengan meyakini kandungannya, kemudian meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan, barang siapa membacanya pada pagi hari dengan meyakini kandungannya, kemudian meninggal pada hari itu, maka ia akan masuk surga.” (HR Bukhari)

Adapun bacaan lengkap sayyidul istighfar sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang ku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

7. Bacaan Dzikir Rabbanaaghfir lana Watub ‘Alainna

Selain bacaan dzikir di atas, Ahmad Zacky El-Syafa menjelaskan di dalam bukunya 10 Amalan Inti Penghapus Dosa, terdapat bacaan dzikir penghapus dosa yang bunyinya,

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbanaaghfir lanaa watub ‘alainaa innaka antat tawwabur rahiimu

Artinya: “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha menerima tobat lagi Maha Kasih sayang.”

Rasulullah SAW selalu membaca dzikir penghapus dosa ini sebelum beranjak dari sebuah majelis atau halaqah (pertemuan) sebanyak seratus kali. Hal ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Dawud yang berasal dari Ibnu Umar RA.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Allahumma Ajirni Minannar, Doa agar Terhindarkan dari Siksa Neraka


Jakarta

Dalam Islam, siksa neraka digambarkan sungguh mengerikan. Oleh karena itu, penting bagi kita senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah SWT supaya kelak terhindar dari azab siksa neraka.

Untuk memohon siksa neraka kepada Allah SWT, kita bisa mengucapkan doa ‘allahumma ajirni minannar’ ini lafadz. Simak tata cara, dasar hukum, dan keutamaan dari bacaan allahumma ajirni minannar berikut ini.

Allahuma Ajirni Minannar Tulisan Arab dan Artinya

Berikut lafadz doa terhindar dari siksa neraka:


اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ

(Allahumma ajirni minan naar)

Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”

Hadits tentang Allahumma Ajirni Minannar

Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membaca ‘allahumma ajirni minannar’ sebanyak tujuh kali, selepas salat maghrib dan salat subuh. Dengan harapan agar bisa dijauhkan dan diselamatkan dari siksa neraka serta azab di dalamnya.

Berikut hadits yang menjelaskan doa tersebut:

إِذَا انْصَرَفْتَ مِنْ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ فَقُلْ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ ثُمَّ مِتَّ فِي لَيْلَتِكَ كُتِبَ لَكَ جِوَارٌ مِنْهَا وَإِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ كَذَلِكَ فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ فِي يَوْمِكَ كُتِبَ لَكَ جِوَارٌ مِنْهَا

Artinya:
” Jika engkau selesai dari shalat Maghrib maka bacalah ‘Allahumma ajirnii minan naari’ sebanyak tujuh kali, jika kamu baca doa itu kemudian kamu meninggal pada malam itu juga, maka akan ditetapkan bahwa kamu terbebas dari neraka. Jika kamu selesai dari shalat subuh maka bacalah doa itu juga, jika pada hari itu kamu meninggal, maka akan ditetapkan bahwa kamu terbebas dari neraka.” (HR Abu Daud)

Tata Cara Melakukan Doa Terhindar dari Api Neraka

Doa allahumma ajirni minannar, bisa kamu bacakan setelah salat bersama dengan wirid atau dzikir setelah shalat.

Mengutip dari NU Online (31/5/2024), adapun tata cara melakukan dzikirnya:

1. …اَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيْمَ (Astaghfirullahal adhim) 3x

2. …لاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهْ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa ‘ala kulli syaiin qodir) 3x

2. …اَللّهُمَّ اَجِرْنَا مِنَ النَّارِ (allahumma ajirna minannar) 3x

3.اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ (Allahumma antas salam wa minkas salam wa ilaika ya’udus salam fahayyina rabbana bissalam wa adkhilnal jannata daras salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal jalali wal ikram)

Manfaat Membaca Allahumma Ajirni Minannar

Dirawayatkan pada sebuah hadits oleh Imam Ahmad, jika kamu membaca doa allahumma ajirni minannar setelah salat maghrib dan subuh dan mati pada hari itu juga, maka kamu akan langsung dijauhkan dari api neraka.

إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ “اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ” سَبْعَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ يَوْمِكَ ذَلِكَ كَتَبَ اللهُ لَكَ جِوَارًا مِنَ النَّارِ، وَإِذَا صَلَّيْتَ الْمَغْرِبَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ “اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ” سَبْعَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ كَتَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَكَ جِوَارًا مِنَ النَّارِ.

Artinya:

“Apabila kamu selesai shalat subuh, bacalah doa berikut sebelum kamu berbicara dengan orang lain: ‘Allahumma aajirnii minan naar’ 7 kali. Jika pada hari itu kamu mati maka Allah akan menetapkan bahwa kamu jauh dari neraka. Jika kamu selesai shalat maghrib, ucapkanlah doa ini sebelum kamu berbicara dengan orang lain: ‘Allahumma aajirnii minan naar’ 7 kali. Jika malam itu kamu mati, maka Allah tetapkan bahwa kamu jauh dari neraka.”

Belum lagi ditambah dengan keutamaan wirid atau dzikir setelah saalat, tentu akan banyak datang kebaikan jika kita menyempatkannya bukan?

Itu dia ulasan mengenai bacaan allahumma ajirni minannar yang artinya “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.” Semoga kita senantiasa terhindarkan dari siksa neraka dan segala azabnya. Amin.

(khq/khq)



Sumber : www.detik.com

Doa Ziarah Kubur Orang Tua Lengkap Arab-Latin Sesuai Sunnah


Jakarta

Muslim sebaiknya memahami doa ziarah kubur hingga amalannya terlebih dahulu sebelum menuju pemakaman. Doa ini juga bisa diamalkan ketika berziarah ke makam orang tua.

Mengutip buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX karya H. Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, kata ziarah berasal dari bahasa Arab yang berarti mendatangi atau mengunjungi. Ziarah menjadi salah satu amalan sunnah yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi, “Aku (Nabi SAW) dulu melarang kamu ziarah kubur, maka sekarang berziarah kuburlah kamu, karena ziarah kubur itu bisa melunakkan hati, bisa menjadikan air mata bercucuran dan mengingatkan adanya alam akhirat, dan janganlah kamu berkata buruk.” (HR Hakim)


Tujuan ziarah kubur untuk mengingatkan manusia terhadap kematian. Mengingat mati atau hari akhirat bukan semata-mata ingat dalam pikiran dan angan-angan tetapi perlu diikuti perubahan sikap hidup, yakni senantiasa berusaha meningkatkan amal baik dan berhati-hati.

Doa Ziarah Kubur Singkat hingga Panjang Lengkap Berurutan

  • Mengucapkan Salam kepada Ahli Kubur

السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn wa yarhamullâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan akan menyusul) kami. Sesungguhnya kami insya allah akan menyusul kalian.

Adapun bacaan versi panjang sebagai berikut. Diambil dari buku Doa dan Zikir Sepanjang Tahun karya H. Hamdan Hamedan, berikut bacaan lengkapnya.

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَضْرَةَ الْمَرْحُوْمِ … وَيَا أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ وَأَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعُ نَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ اللَّهُمَّ رَبَّ الْأَرْوَاحِ الْفَانِيَةِ وَالْأَجْسَامِ الْبَالِيَةِ وَالْعِظَامِ النَّخِرَةِ الَّتِي خَرَجَتْ مِنَ الدُّنْيَا وَهِيَ بِكَ مُؤْمِنَةٌ أَدْخِلْ عَلَيْهَا رُوْحًا مِنْكَ وَسَلَامًا مِنَّا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيُّ لَا
يَمُوْتُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Assalamu ‘alaikum yaa hadratal marhum… wa yaa ahlad diyaari minal mu’miniina wal mu’minaati wal muslimiina wal muslimaati wa innaa insyaa Allahu bikum laahiquuna wa antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba’un. Nas’alullahal ‘afiyata lanaa wa lakum. Allaahumma rabbal arwaahil faaniyati wal ajsaamil baaliyati wal ‘izhaamin nakhiratil-latii kharajat minad dunyaa wa hiya bika mu’minatun adkhil ‘alaihaa ruuhan minka wa salaaman minnaa laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika- lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa
hayyun laa yamuutu bi-yadikal khair, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Semoga keselamatan bagimu, keharibaan almarhum, dan keharibaan seluruh penghuni rumah-rumah (kuburan-kuburan) dari golongan orang laki-laki dan perempuan yang beriman dan golongan laki-laki dan perempuan yang beragama Islam. Sesungguhnya kami-jika Allah berkehendak akan bertemu kalian. Kalian mendahului kami, dan kami akan menyusul kalian, kami memohon kesehatan kepada Allah untuk kami dan kalian. Wahai Pemilik roh-roh yang hancur, dan jasad-jasad yang remuk, serta tulang-belulang yang tergerogoti yang keluar meninggalkan dunia dalam keadaan beriman kepada-Mu. Berikanlah mereka ketenangan dan berikanlah kami keselamatan. Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan dan puji-pujian milik-Nya, Dia Maha Menghidupkan dan Mematikan, segala kebaikan berada dalam kekuasaan-Nya, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Al-Sunan Al-Kubra dan An-Nasa’i)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâhir-raḫmânir-raḫîm

1. Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn

2. Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Ar-raḫmânir-raḫîm

3. Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

Mâliki yaumid-dîn

4. Artinya: Pemilik hari Pembalasan.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în

5. Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

Ihdinash-shirâthal-mustaqîm

6. Artinya: Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ

Shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn

7. Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

  • Membaca Surat Al Baqarah Ayat 1-5

الٓمٓ

Alif lām mīm

1. Artinya: “Alif laam miim.”

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Zālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn

2. Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn

3. Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn

4. Artinya: “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn

5. Artinya: “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (QS Al-Baqarah: 255)

  • Membaca Surat Al Baqarah Ayat 284-286

لِّلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yaghfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr

284. Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

Amanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

285. Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

286. Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

  • Membaca Surat Al Ikhlas 3 Kali

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Qul huwallāhu aḥad

1. Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Allāhuṣ-ṣamad

2. Artinya: “Allah tempat meminta segala sesuatu.”

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Lam yalid wa lam yụlad

3. Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

4. Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

  • Membaca Surat Al Falaq 3 Kali

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

Qul a’udzu birabbil-falaq

1. Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar).

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

Min syarri ma khalaq

2. Artinya: dan kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

Wa min syarri ghasiqin iza waqab

3. Artinya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

Wa min syarrin-naffasati fil-‘uqad

4. Artinya: dan dari kejahatan(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Wa min syarri hasidin idza hasad

5. Artinya: dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

  • Membaca Surat An Nas 3 Kali

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١

Qul a’ụżu birabbin-nās

1. Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”

مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢

Malikin-nās

2. Artinya: Raja manusia,

اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣

Ilāhin-nās

3. Artinya: Sembahan manusia,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤

Min sharril-waswāsil-khannās

4. Artinya: dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥

Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās

5. Artinya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦

Minal-jinnati wan-nās

6. Artinya: dari (golongan) jin dan manusia.

Bacaan istighfar:

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Bacaan tahlil:

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

La ilaha illallah wallahu akbar

Artinya: “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِههِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Allahummaghfirlahu war hamhu wa’fu ‘anhu wa ‘aafìhii, wa akrim nuzuulahu wawassi’ mudkholahu, waghsilhu bimaa’i wats-tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathaaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa qihi fitnatal qabri wa ‘adzaban naar.

Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik dari istrinya. Dan jagalah ia dari fitnah kubur dan azab neraka.” (HR Muslim)

Adab Ziarah Kubur

Sebagai muslim kita wajib tahu tentang adab-adab ziarah sesuai tuntunan Rasulullah SAW agar ziarah bernilai pahala dan tidak mengundang murka Allah SWT. Mengutip Buku Pintar 50 Adab Islam karya Arfiani, berikut di antaranya:

1. Tidak Menabur Bunga

Hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Menurut para ulama, hal ini merupakan tradisi orang-orang kafir sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal. Tidak sepantasnya kita mengikuti tradisi dan kebiasaan kaum kafir. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Ahmad)

2. Tidak Menangis Berlebihan

Menangis diperbolehkan ketika ziarah kubur, karena Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika menziarahi kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan seperti meratap dan meraung-raung.

3. Berziarah dalam Posisi Berdiri

Ketika berziarah muslim disunnahkan dalam keadaan berdiri dan berdoa pun dengan berdiri.

4. Tidak Duduk di Atas Pusara

Adab selanjutnya adalah tidak menduduki atau melewati bagian atas pusara kuburan. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur.” (HR Muslim). Sementara itu, jika berjalan di samping atau di antara pusara-pusara kubur, hal itu tidak apa-apa.

5. Menyiram Air di Atas Pusara

Hal ini boleh dilakukan berdasarkan hadits, “Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR Abu Daud)

6. Hindari Makan, Minum, Tertawa, dan Banyak Bicara

Selain itu, membaca Al-Qur’an dengan suara keras di pemakaman juga termasuk makruh. Apalagi lagi jika kita berfoto dan bergaya di pusara. Ziarah merupakan saat kita mengingat kematian ataupun memperlihatkan kesedihan kepada mayit dan keluarganya. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang dapat mengurangi nilai ziarah itu sendiri.

7. Tidak Mengkhususkan Hari Tertentu

Misalnya harus berziarah pada hari Jumat, pada hari ketujuh kematian, pada hari raya, dan semacamnya. Sebab, sebenarnya ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja.

Hukum Ziarah Kubur

Mengutip buku 30 Fatwa Seputar Ramadhan karya Abdul Somad, dijelaskan bahwa awalnya Rasulullah SAW melarang adanya ziarah kubur. Alasannya untuk memutus tradisi Jahiliah yang pada saat itu, orang-orang ketika ziarah kubur menyebut-nyebut nenek moyang dengan suasana gembira.

Lalu, Wawam Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum: Telaah Kritis atas Sunah-Sunah dan Bid’ah-Bid’ahnya menyebutkan setelah para sahabat memahami dengan baik konsep akidah Islamiyah yang lurus dan kuat, barulah Rasulullah SAW mengizinkan mereka untuk berziarah kubur sebagai pengingat kematian.

Rasulullah SAW bersabda dengan bentuk kata kerja perintah kepada mereka.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ نَهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

Artinya: Dari Abdulah bin Buraedah, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Saya pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang, ziarahilah kuburan-kuburan itu”. Dalam lafal yang lain terdapat tambahan kata “kuntu nahaytukum, saya pernah melarang kalian”.

Mayoritas ulama sepakat bahwa sebuah perintah untuk mengerjakan sesuatu yang muncul setelah adanya larangan, hukumnya menjadi mubah atau boleh. Dengan kaidah ini, hukumnya berziarah kubur tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang haram. Sebaliknya, ziarah kubur menjadi amalan yang dianjurkan atau sunnah.

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Arwah Lengkap Laki-laki dan Perempuan Arab-Latin


Jakarta

Bacaan doa arwah ini bisa diamalkan untuk mendoakan keluarga atau kerabat yang telah wafat. Di Indonesia, biasanya doa arwah ini dibacakan pada acara tahlilan.

Mengutip buku Ayah Ibu Kubangunkan Surga Untukmu: Amalan-amalan Dahsyat Untuk Orangtua yang Sudah Meninggal karya Muhammad Abdul Hadi, dalam mengirimkan doa kepada orang yang meninggal dunia, ada bacaan-bacaan tertentu yang disusun dari ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa.

Acara tahlilan biasanya digelar berbarengan dengan pembacaan surah Yasin selama tujuh hari berturut-turut sejak hari pertama jenazah dimakamkan. Setelah itu, tahlilan kembali digelar pada hari meninggal ke-40, ke-100, dan hari ke-1000.


Tahlilan kembali digelar ketika haul, yakni peringatan meninggalnya seseorang.

Hukum melaksanakan tahlilan adalah boleh dalam syariat Islam karena semua acara yang ada dalam rangkaian tradisi tahlil tidak ada sesuatu apapun yang terlarang. Adapun urutan doa arwah ini dijelaskan juga dalam Quran Nahdlatul Ulama (NU).

Urutan Bacaan Doa Arwah Arab, Latin, dan Artinya

  • Membaca Pengantar Surat Al Fatihah

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ila hadrotin nabiyu shallallahu ‘alaihi wasallam, wa alihi wa shohbihi syaiun lillahi lahumul fatihah

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil aalamiin. Ar Rohmaanir rohiim. Maliki Yaumiddin. Iyya Kana’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shirathal ladziina an’amta’ alaihim ghairil maghdubi alaihim waladhaalin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul huwallahu ahad, allahu samad, lam yalid walam yalid, walam yakul lahu kufuwan ahad (3X)

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Nabi Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

  • Membaca Tahlil dan Takbir

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar

Artinya: “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar.”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a’udzu birabbil falaq. Min Syarri maa khalaq. Wamin Syarri ghaasiqin idzaa waqob. Wamin Syarri Nafasati Fil uqad. Wamin Syarril hasidin idza hasad.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

  • Membaca Tahlil dan Takbir

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar

Artinya: “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar.”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a’uudzu birabbi nnaas. Malikinnaas. Ilaahinnaas. Min Syarril was waasil khannas. Alladzi yuwas wisufi sudurinnas. Minal jinnati wannaas.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

  • Membaca Tahlil dan Takbir

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar

Artinya: “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar.”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil aalamiin. Ar Rohmaanir rohiim. Maliki Yaumiddin. Iyya Kana’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shirathal ladziina an’amta’ alaihim ghairil maghdubi alaihim waladhaalin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,”

المّ. ذَلِكَ الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ .

Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudan lil muttaqin. Alladziina yu’minuuna bil ghoibi wayukimunas sholata wa mimma rozakna hum yunfiquuna. Walladziina yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila minqoblika wabil aakhirati hum yuuqinuun. Ulaaika’ min rabbihim wa ulaika humul muflihuun.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lām Mīm. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Membaca Surat Al Baqarah Ayat 163

وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar-rahmaanur-rahiim

Artinya: “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyum, laa ta’khudzuhu sinatuw wa laa naum, lahu maa fis-samaa waati wama fil-ar, man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi’idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum, wala yuhituna bisya’in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’, wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wala ya’uduhu hifzuhumaa, wa huwal-‘aliyyul-‘aziim.

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Lillahi maa fis samaawaati wamaa fil ardli, wa in tubduu maa fii anfusikum autukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah. Fa yaghfiru limay yasyaa u wa yu’adzibu man yasyaa wallaahu ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Aamanar rasuulu bimaa unzila ilaihi mirrabbihii wal muu’minuun kullun amana billahi wa malaikatihi wa kutubihi wa rusulihi, laa nufarriqu baina ahadin min rusulihi waqaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir.

Laa yukallifullaahu illaa wus ‘ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu’aakhidznaa in nasiinaa au akhtha’naa, rabbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablina, rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihii. (Wa’fu ‘annaa, waghfir-lanaa warhamnaa) anta maulaanaa ‘alal qaumil kaafiriin.

Artinya: “Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

إِرْحَمْنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Irhamna ya arhamarrohimin

Artinya: “Kasihani kami, wahai Tuhan yang Maha Pengasih.” (3 kali)

Dilanjut dengan bacaan berikut,

رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Rahmatullahi wa barakatuh ‘alaikum ahlal baiti innahu hamiidun majiid.

Artinya: “Rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا

Innamaa yuridullahu liyudhiba ‘ankumurrijsa ahlal baiti wa yuthohhirakum tathhiiran

Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا

Innallaha wa malaaikatahu yusholluuna ‘alan nabiyyi yaa ayyuhalladziina aamanuu shollu ‘alaihi wasallimu tasliimaa

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

  • Membaca Sholawat Nabi 3 Kali

أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.

Allahumma sholli afdholas sholati ‘ala as’adi makhluqotika nuril huda sayyidinaa wa maulanaa muhammadin wa ‘ala alihi sayyidinaa muhammad. ‘Adadama ma’lumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa dzakaraka rzaakirun. Wa ghofala ‘andzikrikal ghoofiluun

Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarganya, sebanyak pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada saat zikir orang-orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai berzikir kepada-Mu.”

وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ اَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ

Wasallim waradhiyallagu ta’ala ‘an ash haabi sayyidina rasulillahi ajma’in

Artinya: “Semoga Allah yang Maha Suci dan tinggi meridhoi para sahabat dari pemimpin kami (Rasulullah).”

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Hasbunallah wani’mal wakiil

Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Ni’mal maula wani’man nashiir

Artinya: “Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.”

وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim

Artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan agung.”

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal ‘adziim

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.” (3 kali).

Doa arwah juga dilengkapi dengan bacaan doa tahlil. Berikut bacaan lengkapnya:

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيْمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدَا الشَّاكِرِينَ حَمْدَ النَّاعِمِينَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِحَلالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اللهُمَّ صَلّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّلهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةٌ وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةٌ وَبَرَكَةٌ شَامِلَةٌ وَصَدَقَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ نُقَدِّمُ ذَلِكَ وَنُهْدِيهِ إِلَى حَضَرَاتِ حَبِينَا وَشَفِيعِنَا وَقُرَّة أَعْيُنِنَا سَيِّدنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَالْعُلَمَاءِ وَالْعَامِلِينَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ وَالْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَة الْمُقَرَّبِينَ ثُمَّ إِلَى جَمِيعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المسلمينَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِينَ والْمُؤْمِنَات مِنْ مَشارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرْهَا وَبَحْرِهَا خُصُوصًا إِلَى أَبَاتِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هُهُنَا بِسَبَبِهِ وَلأَجْلِهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيْنَا وميتنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغَيْرنَا وَكَبِيْرنَا وَذَكَرنَا وَأَنْتَانَا اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الإِسْلَامِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيْمَانِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةٌ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا أَحْرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُل خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرِّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي كُل خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرِّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ . اَلْفَاتِحَةُ

A’uudzubillaahiminasyaithaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin. Hamdan syaakriin, hamdan naa’imiin. Hamdan yuwaafii ni’amahu wayukaafi`u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbagii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘ala aali sayyidinaa Muhammad. Allaahumma taqobbal wa aushil tsawaba maa qoro’naahu minal qur’aanil ‘azhiimi wamaa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shollainaa ‘alaa sayyidinaa muhammadin shollalloohu ‘alaihi wa sallama hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhrotin habiibinaa wa syafii’inaa wa qurroti a’yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollallaahu ‘alaihi wa sallam, wa ilaa jamii’i ikhwaanihii minal anbiyaa’i walmursaliina wal auliyaa’i wasy-syuhadaa’i wash-shoolihiina wash shohaabati wattaabi’iina wal ‘ulamaa’il ‘aalimiina wal mushonnifiinal mukhlishiina wa jamii’il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil’aalamiin, wa malaa’ikatil muqorrobiin. tsumma ilaa jamii’i ahlil qubuur minal muslimiina walmuslimaati walmu`miniina walmu`minaati min masyaariqil ardhi wamaghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushushan abaa`naa wa`ummahaatinaa wa`ajdaadanaa wajaddaatinaa wanakhushu khushushan manijtama’naa hahunaa bisababihi wali ajlihi. Allaahummagh firlahum warhamhum wa’aafihim wa’fu ‘anhum. Allaahummaghfir lihayyinaa wamayyitinaa wasyaahidinaa waghaa ibinaa washaghiirinaa wakabiirinaa wadzakarinaa wauntsaanaa Allaahumma man ahyaitahu minnaa fa-‘ahyihi ‘alal islaam, waman tawafaitahu minnaa fatawaffahu ‘alal iimaan. Allaahumma ashlih lanaa diinanal ladzii huwa ‘ishmatu amrinaa, wa ashlih lanaa dun-yaanal latii fiihaa ma’aasyunaa, wa ashlih lanaa akhiratanaal latii ilaihaa ma’aadunaa, waj-‘alil hayaata ziyaadatan lanaa fii kulli khairin, waj-‘alil mauta raahatan lanaa min kulli syarrin. Rabbanaa aatinaa fiddun- yaa hasanah, wafil aakhiroti hasanah, waqinaa ‘adzaaban naar. Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi washohbihi wasallam. Subhaanaka rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun. Wasalaamun ‘alal mursaliin, walhamdu lillaahir rabbil ‘aalamiin. Alfaatihah.

Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah. Tuhan semesta alam. Sebagaimana orang-orang yang bersyukur, dan orang-orang yang memperoleh nikmat sama memuji, dengan puji yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana apa yang patut bagi keluhuran Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan- Mu. Ya Allah, berilah rahmat dan keselamatan atas penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur’an yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan sholawat kami kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang menjadi penyambung, sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh sahabat baginda dalam kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada, orang soleh, para sahabat, para tabiin, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah. Kemudian juga kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin, muslimat, mukminin, mukminat dari belahan bumi sebelah timur dan barat, baik yang di daratan maupun yang di lautan, khususnya, kepada bapak dan ibu kami, kakek dan nenek kami, dan kepada orang yang menyebabkan kami semua dapat berkumpul di sini dan untuk keperluannya. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, selamatkanlah dan maafkanlah kesalahan mereka. Ya Allah, ampunilah yang hidup di antara kami dan yang telah wafat, yang hadir (di tempat ini) dan yang tidak hadir, yang kecil maupun yang besar, laki- laki maupun perempuan. Ya Allah, siapa yang hidup di antara kami, maka hidupkanlah ia dalam keislaman dan yang wafat, wafatkanlah dalam keadaan iman. Ya Allah, luruskanlah kehidupan beragama kami, karena itulah pegangan kami dalam segala persoalan, sejahterakanlah dunia kami, karena di sanalah kehidupan kami (serta sarana pengabdian kami). Bahagiakanlah kehidupan akhirat kami karena ke sanalah tempat kami kembali. Jadikanlah kehidupan (kami) bersinambung di dalamnya segala macam kebajikan, dan kematian kami (kelak setelah usia yang panjang) akhir dari segala petaka. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka. Semoga rahmat dan kesejahteraan selalu tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, para keluarga, dan sahabat beliau. Maha Suci Tuhanku, Tuhan yang bersih dari apa yang mereka (orang-orang kafir) katakan. Dan kesejahteraan semoga senantiasa dilimpahkan kepada para utusan Allah. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Alfatihah… (kemudian baca surah Al-Fatihah).

Adapun bacaan doa tahlil versi pendek sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لَا تُحْصِي ثَنَاءَ عَلَيْكَ أَنْتَ وَعَظِيمٍ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ قَبْلَ الرّضَى وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرّضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَابِما أَبَدًا

Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin hamday yuwaafii ni-amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabaanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanik. Subhaanaka laa nuhshii tsanaa-a ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika falakal hamdu qablar ridha wa lakal hamdu badar ridha wa lakal hamdu idzaa radhiita annaa daa-iman abadaa.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang yang memperoleh nikmat sama memuji, dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan di tambah nikmatnya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu.”

Doa Arwah untuk Ibu

Mengutip buku Kumpulan Doa Kebajikan Untuk Anak karya Ajen Dianawati, berikut bacaan doa arwah yang dikhususkan untuk ibu yang telah wafat.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَأَوْصِلْ دُعَائِي إِلَى رُوْحِ أُمّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَرْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِعْ مَدْخَلَهَا وَتَقَبَّلْ حَسَنَاتِهَا وَكَفِّرْ سَيِّئَاتِهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allaahummaj’al wa aushil du’aaii ilaaruuhi ummii allaahummaghfir lahaa warhamhaa wa’ aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa wawassi’ madkhalahaa wataqabbal hasanaati haawakaffir sayyi-aatihaa birahmatika yaa arhamarraahimiina

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah dan sampaikanlah doaku kepada roh ibuku Ya Allah ampunilah dosanya, kasihanilah dan sejahterakanlah dia, maafkanlah kesalahannya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah kuburnya, terimalah kebaikannya, hapuskanlah hapuskanlah kesalahannya dengan rahmat-Mu, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Doa Arwah untuk Ayah

Masih merujuk sumber yang sama, berikut bacaan doa arwah yang dikhususkan untuk ayah yang sudah wafat.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَأَوْصِلْ دُعَائِي إِلَى رُوْحِ أَبِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَرْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِعْ مَدْخَلَهُ وَتَقَبَّلْ حَسَنَاتِهِ وَكَفِّرْ سَيِّئَاتِهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allaahummaj’al wa awshil du’aaii ilaaruuhi abii allaahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihii wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wawassi’ madkhalahu wataqabbal hasanaatihi wakaffir sayyi-aatihii birahmatika yaa arhamar raahimiina

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah dan sampaikanlah doaku kepada roh ayahku. Ya Ya Allah, ampunilah dosanya, kasihanilah dan sejahterakanlah dia, maafkanlah kesalahannya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah kuburnya, terimalah kebaikannya, hapuskanlah kesalahannya dengan rahmat-Mu, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Allahumma Antassalam Beserta Arti dan Keutamaannya


Jakarta

Dzikir merupakan salah satu cara umat muslim untuk menenangkan diri dan lebih dekat kepada Allah SWT. Ada banyak bacaan dzikir yang sering diucapkan oleh umat muslim, salah satunya adalah allahumma antassalam.

Dengan sering berdzikir, hal ini dapat membantu menenangkan hati dan pikiran dari segala keburukan. Dalam surat Hud ayat 3, Allah SWT berfirman tentang perintah dzikir kepada seluruh umatnya:

وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗ وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ ٣


Artinya: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).”

Lalu, dalam surat Al-Baqarah ayat 152, Allah SWT kembali berfirman mengenai keutamaan berdzikir:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Bacaan allahumma antassalam merupakan salah satu dzikir yang sering dibaca setelah salat. Ingin tahu bacaan allahumma antassalam lengkap dengan Latin dan artinya? Simak dalam artikel ini.

Bacaan Allahumma Antassalam: Latin dan Artinya

Berikut bacaan dzikir allahumma antassalam lengkap dengan Latin dan artinya yang termuat dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq:

اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Latin: Allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzaljala li wal ikram.

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Dzat yang memberi keselamatan. Dari-Mu keselamatan (bersumber). Engkau Maha Agung, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim dan lainnya)

Waktu Membaca Dzikir Allahumma Antassalam

Bacaan dzikir allahumma antassalam merupakan bacaan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Bacaan tersebut disunnahkan untuk dibaca setelah salam.

Dalam suatu hadits dari Tsauban RA berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika selesai salat mengucap ‘Astaghfirullah’ tiga kali, kemudian mengucap ‘Allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzaljala li wal ikram’.” (HR Muslim)

Selain itu, dianjurkan juga membaca dzikir allahumma antassalam setelah melaksanakan salat hajat atau salat tahajud minimal 99 kali. Kemudian, diakhiri dengan doa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk, kemudahan, dan hati yang tenang selama menjalani kehidupan.

Dalam surat An-Nisa ayat 103, Allah SWT berfirman tentang anjuran berdzikir setelah melaksanakan salat:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Keutamaan Membaca Dzikir Allahumma Antassalam

Dalam buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu Akan Tenang oleh Nurul Qamariyah, ada sejumlah keutamaan dari membaca dzikir allahumma antassalam, di antaranya:

  • Menuntun seseorang pada ketenangan serta kemantapan hati dalam menjalin hubungan kerja.
  • Dijauhkan dari perbuatan jahat dan maksiat.
  • Meyakini bahwa Allah SWT satu-satunya yang berhak menyandang ‘As-Salam’.

Jika kamu konsisten membaca dzikir allahumma antassalam, insya Allah akan selalu diberikan kemudahan dan kelancaran. Apabila terjadi kesulitan dalam hidup, insya Allah akan diberikan kekuatan dan mendapat jalan keluar yang baik.

Demikian pembahasan mengenai bacaan dzikir allahumma antassalam beserta Latin dan artinya. Semoga bermanfaat.

(ilf/row)



Sumber : www.detik.com