Tag Archives: fuad

Kisah Abu Jahal dan Unta dari Raja Habib untuk Rasulullah SAW



Jakarta

Abu Jahal namanya, lelaki yang satu ini merupakan salah satu orang yang paling menentang Rasulullah SAW. Abu Jahal merupakan julukan yang artinya Bapak Kebodohan.

Mengutip buku Cerita Al Qur’an susunan M Zaenal Abidin, nama asli Abu Jahal adalah ‘Amir Ibnul Hasyim. Allah SWT berfirman dalam surah Al Hajj ayat 8,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ ۙ


Artinya: “Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang memberi penerangan.”

Abu Jahal Al Makhzumi merupakan satu dari sekian banyak tokoh yang berpengaruh di Quraisy pada masanya. Namun, ia dikenal dengan sikapnya yang sangat menentang memusuhi Rasulullah SAW.

Selain menentang ajaran Islam, Abu Jahal juga bersikap sombong. Ia merasa lebih unggul dari yang lain hingga sosoknya digambarkan sebagai orang yang zalim.

Abu Jahal tidak pernah setuju dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Sebisa mungkin dirinya selalu mengajak masyarakat Makkah untuk mengingkari apa yang disampaikan sang rasul.

Dikisahkan dalam Buku Dahsyatnya Tobat: 42 Kisah Orang yang Bertobat oleh Isnaeni Fuad, suatu hari ada seorang raja di Makkah yang berterimakasih kepada Rasulullah SAW karena telah membuatnya beriman. Ini dikarenakan sang nabi menunjukkan mukjizatnya yaitu membelah dan menyatukan bulan.

Raja tersebut lantas memberikan Nabi SAW hadiah berupa lima ekor unta dengan bawaan emas, perak, dan kain serta beberapa budak. Tetapi, ketika rombongan itu mendekati kota Makkah, Abu Jahal menghadang dan ingi merebutnya hingga terjadi perkelahian.

Keributan tersebut baru reda ketika warga Makkah dan paman-paman Rasulullah SAW turun tangan. Namun, Abu Jahal bersikeras bahwa hadiah itu ditujukan kepadanya.

Akhirnya, Nabi Muhammad SAW mengusulkan agar masalah tersebut diselesaikan dengan cara menanyakan kepada unta-unta yang membawa hadiah. Bila benar hadiah itu untuk sang rasul, maka mereka akan memberi jawaban jujur.

Abu Jahal menolak usulan tersebut, ia meminta agar masalah ditunda hingga esok hari. Mendengar itu, Nabi Muhammad SAW setuju akan usulannya seperti diceritakan dalam buku Kisah Hewan-Hewan pada Zaman Nabi dan Rasul susunan Aifa Syah.

Singkat cerita, hari berganti. Abu Jahal pergi ke kuil berhala dan berdoa sampai pagi hari berharap mendapat dukungan dari para berhala itu.

Ketika matahari terbit, penduduk Makkah berkumpul di tempat hadiah-hadiah yang diberikan sang raja. Begitu pula Rasulullah SAW dan Abu Jahal.

Dengan penuh percaya diri, Abu Jahal meminta unta-unta tersebut berbicara atas nama berhalanya yaitu Latta, Uzza dan Manat. Namun, tak satu pun dari hewan berpunuk itu memberi jawaban seperti yang diminta Abu Jahal.

Atas izin Allah SWT, unta-unta tersebut berbicara dengan suara yang nyaring dan dapat dipahami oleh seluruh orang yang hadir saat itu bahwa mereka adalah hadiah dari Raja Habib bin Malik untuk Rasulullah SAW. Mendengar hal itu, Abu Jahal malu bukan kepalang.

Setelah Abu Jahal menjauh dan pergi, Rasulullah SAW lantas membawa unta-unta tersebut ke Gunung Abu Qubais. Seluruh muatan emas, perak, dan kain dielu-elukan menjadi satu tumpukan.

Rasulullah SAW menyatakan kepada tumpukan hadiah yang berharga itu, “Jadilah kalian tanah,”

Dengan mukjizat yang dianugerahi Allah SWT tumpukan emas, perak, dan kain yang merupakan hadiah dari Habib bin Malik berubah menjadi pasir.

Wallahu a’lam.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Nasihat Rasulullah SAW soal Keimanan dan Amal yang Utama



Jakarta

Rasulullah SAW diutus Allah SWT untuk membawa ajaran Islam. Banyak pesan yang disampaikan Rasulullah SAW untuk dijadikan pedoman umat Islam dalam menjalankan kehidupan.

Kepada para sahabat, Rasulullah SAW menyampaikan beberapa nasihat yang mengandung makna mendalam. Termasuk nasihat kepada Muadz bin Jabal soal kewajiban setiap manusia dan nasihat kepada Abu Dzarr soal amalan yang paling utama.

Nasihat-nasihat tersebut diceritakan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman dengan bersandar pada sejumlah hadits.


Dikisahkan, sahabat Rasulullah SAW, Muadz ibn Jabal pernah duduk berboncengan dengan Rasulullah SAW sehingga jarak antara keduanya hanya seujung pelana.

Ketika itu Rasulullah SAW berkata,”Hai Muadz ibn Jabal.”

“Labbaika, ya Rasulullah,” jawab Muadz.

Kemudian Rasulullah SAW berjalan sesaat dan memanggil lagi, “Hai Muadz ibn Jabal.”

“Labbaika, ya Rasulullah,” jawab Muadz lagi.

Beliau berjalan sesaat, kemudian berkata lagi, “Hai Muadz ibn Jabal.”

Muadz pun menjawab, “Labbaika, ya Rasulullah.”

“Apakah kau mengetahui kewajiban manusia terhadap Allah?” tanya Rasulullah SAW.

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,” jawab Muadz.

“Sesungguhnya kewajiban manusia terhadap Allah adalah menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”

Beliau berjalan sesaat, lalu kembali menyeru, “Hai Muadz ibn Jabal.”

Muadz menjawab, “Labbaika, ya Rasulullah.”

“Apakah kamu tahu apa hak yang pasti dipenuhi oleh Allah terhadap manusia apabila mereka telah melakukan kewajibannya?”

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak menyiksa mereka.”

Amalan Paling Mulia

Dalam hadits lain, dikisahkan suatu saat Abu Dzarr bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama?”

“Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya,” jawab Rasulullah SAW.

Abu Dzarr bertanya lagi, “Budak apa yang paling utama dimerdekakan?”

Beliau menjawab, “Budak yang paling bernilai menurut pemiliknya dan paling tinggi harganya.”

“Seandainya aku tidak bisa melakukan itu?”

“Kau bantu kaum buruh atau kau menolong orang bodoh.”

Abu Dzarr masih bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Tuan jika aku tidak mampu dalam beberapa amal perbuatan itu?”

Rasulullah SAW bersabda, “Cegahlah dirimu dari berbuat buruk kepada orang lain. Itu adalah sedekahmu terhadap dirimu sendiri.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com