Tag Archives: gairah seks wanita

5 Tips Mengatasi Libido Rendah pada Wanita, Nomor 1 Jangan Dilewatkan!

Jakarta

Libido atau gairah seks wanita dapat berubah sewaktu-waktu. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari faktor usia, perubahan hormon, gaya hidup yang tidak sehat, hingga kondisi medis tertentu.

Terkadang, wanita juga bisa mengalami libido rendah yang kehilangan minat untuk bercinta. Hal ini sebenarnya normal, namun jika berkelanjutan bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan keharmonisan hubungan dengan pasangan.

Lantas, bagaimana cara mengatasi libido rendah pada wanita? Dikutip dari Prevention, berikut tipsnya.


1.⁠ ⁠Lakukan Foreplay

Tak sedikit pasangan yang mengabaikan foreplay dan langsung melakukan seks penetrasi. Padahal, foreplay bisa memberikan dampak yang sangat besar dalam meningkatkan libido baik pria maupun wanita.

Pakar terapi seks dari California, Stephanie Buehler, PsyD mengatakan foreplay selama 15-20 menit penting untuk membangun gairah seksual. Pemanasan seperti ciuman atau sentuhan dapat meningkatkan gairah secara fisik maupun emosional. Ketika gairah memuncak, vagina akan memproduksi lebih banyak cairan pelumas alami yang membuat seks penetrasi lebih nikmat dan menyenangkan.

2.⁠ ⁠Coba Posisi Seks Baru

Memang tidak ada salahnya melakukan gaya seks yang itu-itu saja. Namun jika ingin mendongkrak gairah, cobalah untuk menjajal posisi bercinta yang baru. Siapa tahu, posisi baru tersebut bisa saja memberikan kenikmatan yang lebih besar dan memuaskan.

Ada banyak sekali posisi seksi yang bisa dicoba, dan rasa ingin tahu serta antisipasi saat mencoba posisi-posisi baru ini dapat membuat sesi ranjang menjadi lebih menggairahkan.

3.⁠ ⁠Olahraga Secara Teratur

Olahraga secara teratur dapat dapat mendukung sirkulasi darah dan kesehatan sistem kardiovaskular. Keduanya berperan penting dalam mempertahankan gairah seks yang sehat.

Pakar kesehatan seksual wanita, Sherry Ross, MD, mengatakan wanita yang rutin melakukan latihan aerobik menunjukkan tingkat libido dan performa seksual yang lebih baik dibandingkan wanita yang jarang berolahraga.

“Selama latihan, tubuh melepaskan endorfin, hormon yang membuat perasaan senang, yang bertanggung jawab atas manfaat kesehatan ini,” katanya.

4.⁠ ⁠Luangkan Waktu Bersama Pasangan

Seks yang memuaskan tidak terjadi secara spontan dan begitu saja. Bagi wanita, salah satu pendorong utamanya adalah keintiman emosional.

Penelitian menunjukkan jika wanita merasa dekat secara emosional dengan pasangannya, keinginan untuk berhubungan seks akan cenderung meningkat. Salah satu cara meningkatkan kedekatan emosional ini adalah dengan meluangkan waktu bersama pasangan, misalnya dengan pergi berkencan atau makan malam bersama.

Semakin keintiman ini menjadi bagian dari rutinitas, semakin baik pula dampaknya terhadap kehidupan percintaan.

5.⁠ ⁠Hindari Minuman Beralkohol

Bagi sebagian orang, minuman beralkohol mungkin membantu membangkitkan mood untuk bercinta. Namun menurut studi yang dilakukan peneliti dari University of Missouri, berhubungan seks dalam keadaan mabuk dapat mengurangi hasrat seksual dan menghambat mencapai orgasme.

Tak hanya itu, 33 persen dari responden wanita juga melaporkan disfungsi seksual setelah mengonsumsi minuman beralkohol.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Alkohol adalah depresan yang dapat mengganggu sistem saraf yang mengendalikan gairah dan orgasme. Akibatnya, pasangan bisa saja tidak merasakan kepuasan saat berhubungan seks. Karenanya, hindari atau batasi minuman beralkohol sebelum bercinta.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Waktu-waktu Gairah Seks Wanita Melonjak, Lebih ‘Horny’ dan Menggoda

Jakarta

Peningkatan hasrat seksual adalah hal umum yang dapat terjadi pada semua orang, termasuk wanita. Berbagai faktor termasuk perubahan hormonal dan lingkungan ternyata dapat mempengaruhi tingginya libido pada wanita.

Dikutip dari Medical News Today, wanita memiliki waktu-waktu tertentu di mana hasrat seksual mereka cenderung meningkat. Berikut beberapa waktu di mana hasrat seksual wanita bisa meningkat.

1. Fase Ovulasi

Menurut sebuah tinjauan pada tahun 2015, wanita cenderung lebih sering memulai aktivitas seksual dan menunjukkan minat yang lebih besar terhadap seks tepat sebelum ovulasi. Diperkirakan bahwa puncak kadar estrogen di pertengahan siklus terjadi sekitar 24 jam setelah ovulasi, dan dapat meningkatkan gairah seksual.


Estradiol, salah satu dari tiga jenis hormon estrogen, dianggap sebagai pemicu utama yang dapat meningkatkan hasrat seksual pada wanita. Hal tersebut didukung dengan laporan dari beberapa wanita pascamenopause yang melaporkan adanya penurunan hasrat seksual mereka dan terbukti memiliki kadar estradiol yang lebih rendah.

2. Trimester Kedua Kehamilan

Selama kehamilan, perubahan hormon yang drastis dapat menyebabkan variasi dalam tingkat hasrat seksual. Menurut sebuah studi pada tahun 2020, perubahan hormonal di awal kehamilan dapat membuat wanita menginginkan lebih banyak perhatian dan kasih sayang dari pasangan mereka. Namun, ini tidak selalu berarti peningkatan hasrat seksual, karena mereka mungkin mengalami mual dan ketidaknyamanan lainnya.

Pada trimester kedua, hasrat seksual sering meningkat seiring wanita semakin terbiasa dengan kehamilannya dan merasa lebih nyaman. Namun, pada trimester ketiga, hasrat seksual biasanya menurun kembali seiring dengan perkembangan kehamilan yang membuat aktivitas seksual menjadi kurang nyaman.

3. Akhir Pekan

Penelitian menunjukkan bahwa waktu dalam seminggu dapat mempengaruhi hasrat seksual. Pada akhir pekan, kemungkinan wanita muda untuk terlibat dalam kontak seksual meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan hari kerja.

Rata-rata, probabilitas wanita untuk berhubungan seks adalah 22 persen pada hari-hari akhir pekan dibandingkan dengan 9 persen di hari kerja. Jadwal kegiatan yang lebih fleksibel dan waktu luang yang lebih banyak mungkin juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan ini.

4. Pengaruh Testosteron

Penelitian menunjukkan bahwa baik testosteron maupun estradiol dapat mempengaruhi tingkat gairah seksual. Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami sepenuhnya efek testosteron terhadap hasrat seksual pada wanita.

Sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa kadar progesteron yang tinggi dapat menurunkan hasrat seksual, sementara kadar estradiol yang tinggi dapat meningkatkannya. Testosteron tidak ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual.

Hasrat seksual wanita dapat bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Sebuah studi pada tahun 2019 yang menganalisis lebih dari 600.000 siklus menstruasi menemukan bahwa mayoritas wanita tidak ovulasi pada hari ke-14. Durasi fase luteal juga bervariasi, dengan rata-rata 12,4 hari, bukan 14 hari.

Hasrat seksual yang tinggi terus-menerus mungkin dapat membawa risiko, seperti meningkatnya kemungkinan infeksi menular seksual (IMS), sehingga ada manfaat dari penurunan libido selama fase kurang subur dari siklus menstruasi.

Tidak ada yang salah dengan memiliki hasrat seksual yang tinggi atau rendah, kecuali jika hal tersebut menjadi masalah atau mengganggu. Setiap orang memiliki tingkat libido yang berbeda dan tidak ada yang dianggap “normal” atau “tidak normal”.

Jika seseorang merasa khawatir atau terganggu dengan tingkat libidonya, disarankan untuk berbicara dengan dokter atau menghubungi layanan kesehatan dan berkonsultasi.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy