Tag Archives: gaza

Peringati HUT ke-80, Indonesia Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara



Jakarta

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 pada 17 Agustus 2025, Satgas TNI Garuda Merah Putih-II menjalankan misi kemanusiaan dengan mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza, Palestina. Misi ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendukung rakyat Palestina melalui aksi nyata solidaritas kemanusiaan.

Sebagaimana dilaporkan oleh Puspen TNI dan laman resmi TNI AU, bantuan seberat 17,8 ton diterbangkan menggunakan dua unit pesawat C-130J Super Hercules dari Skadron Udara 31 TNI Angkatan Udara, masing-masing bernomor registrasi A-1339 dan A-1344. Sebanyak 66 personel dilibatkan dalam misi ini di bawah komando Kolonel Pnb Puguh Yulianto selaku Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma sekaligus Mission Commander.

Setibanya di Pangkalan Udara King Abdullah II, Amman, Yordania, Satgas GMP-II bergabung dengan operasi multinasional Solidarity Path Operation-2 (SPO-2) yang dipimpin oleh Royal Jordanian Air Force dan didukung oleh 12 negara peserta. Di lokasi, tim melaksanakan persiapan lanjutan serta pengemasan bantuan sebelum proses dropping dilakukan ke wilayah sasaran di Gaza.


Adapun jenis bantuan yang dikirim meliputi makanan pokok, makanan siap konsumsi, perlengkapan medis, selimut, serta kebutuhan anak-anak. Pemilihan jumlah 17,8 ton sendiri bersifat simbolis yang merepresentasikan tanggal bersejarah 17 Agustus 1945, hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

“Momentum Hari Kemerdekaan tidak hanya kita rayakan dengan upacara, tetapi juga dengan aksi nyata kemanusiaan. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Gaza,” ungkap Kolonel Pnb Puguh Yulianto sebagaimana dilansir dari detikNews.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa keikutsertaan TNI dalam operasi SPO-2 menunjukkan komitmen Indonesia terhadap solidaritas global, khususnya untuk rakyat Palestina. Ia menekankan bahwa metode airdrop menjadi solusi efektif untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses melalui darat, sekaligus memperlihatkan peran aktif TNI dalam misi-misi kemanusiaan internasional.

Distribusi ini merupakan bagian awal dari rencana pengiriman bantuan total sekitar 800 ton ke Gaza, hasil kolaborasi antara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kementerian Pertahanan RI (Kemenhan), dan Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu). Di dalamnya termasuk 1.000 dus makanan instan yang disiapkan oleh Kemenhan.

Mengutip laman resmi Baznas, pengiriman bantuan ke Palestina akan berlangsung dalam beberapa tahap, dimulai pada 1 Agustus hingga 24 Agustus 2025.

Adapun bantuan yang disalurkan pada 17 Agustus 2025 merupakan tahap ke-II. Sebelumnya telah dilakukan prosesi pembukaan misi dan penyaluran tahap I pada 12 Agustus 2025 lalu.

TNI memanfaatkan momen pembukaan blokade yang dilakukan Israel untuk mengirimkan bantuan semaksimal mungkin sebelum jalur distribusi kembali ditutup.

Penyaluran bantuan yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, menjadi simbol kebersamaan dan kepedulian bangsa terhadap Palestina.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Konferensi Ulama Dunia Angkat Isu Genosida Gaza, Ini Tujuan dan Hal-hal yang Ditekankan


Jakarta

Para ulama dari seluruh dunia menggelar konferensi internasional di Istanbul Turki. Lebih dari 150 ulama terkemuka dari seluruh negara hadir dalam konferensi tersebut.

Konferensi tersebut digelar pada 22-29 Agustus 2025. Forum dimaksudkan sebagai protes keras atas tragedi kemanusiaan di Gaza yang disebut sebagai pembantaian terbesar dalam sejarah umat manusia.

“Hal ini didasari keyakinan teguh bahwa merupakan kewajiban bagi para ulama dan seluruh umat untuk berdiri bersama Gaza dan Palestina, untuk menjunjung tinggi amanah membela perjuangan mereka yang adil, dan untuk mendukung rakyat mereka yang tertindas dengan sekuat tenaga dan tekad yang ada,” tulis pernyataan Union of Muslim Scholars (IUMS) atau Persatuan Ulama Muslim Internasional, dikutip dari situs resminya pada Minggu (24/8/2025).


Selain kejahatan genosida, Israel juga menghancurkan berbagai bangunan mulai dari gereja, rumah sakit, sekolah, hingga rumah ibadah seperti masjid dan gereja. Selain itu, baru-baru ini Israel mendeklarasikan proyek ekspansionis untuk menguasai lebih banyak tanah dari bangsa Arab dan Muslim, mengancam Yordania, Mesir dan negara-negara lain agar menjadi Israel Raya.

IUMS menyatakan bahwa genosida tersebut dibarengi dengan kejahatan pendudukan dan ekspansi kolonial, sementara hukum internasional telah kehilangan nilai-nilai mereka. Keputusan-keputusan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah runtuh.

“UNRWA telah dikepung dan lembaga-lembaganya telah dilenyapkan-tidak ada hukum yang harus dilindungi, tidak ada keadilan yang harus ditegakkan, dan tidak ada kemanusiaan yang harus dihormati,” bunyi pernyataan IUMS.

Mereka juga menyoroti bahwa kejahatan Israel didukung oleh sejumlah negara adidaya, utamanya Amerika Serikat yang memasok pendudukan dengan senjata-senjata mematikan dan melindungi Israel dari segi politis sekaligus diplomatis.

Tujuan Konferensi Internasional Ulama Dunia

Masih dari situs resminya, berikut sejumlah tujuan dari diadakannya konferensi pers ulama dunia di Turki.

1. Memobilisasi umat Islam dan kemanusiaan untuk menghentikan agresi, membuka koridor, dan memenuhi semua kebutuhan bagi rakyat Gaza yang terhormat.

2. Membentuk aliansi Islam untuk mencegah genosida, Nazisme, dan rasisme dengan dalih apa pun, serta menggagalkan ambisi Zionis untuk ekspansi kolonial.

3. Membentuk aliansi kemanusiaan yang berlandaskan kebajikan untuk mencegah pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan, serta mengadili dan mengadili para pelaku dengan hukuman yang adil.

4. Menerbitkan Deklarasi Istanbul untuk membentuk aliansi kelembagaan organisasi hukum, parlemen, dan kemanusiaan di seluruh dunia, guna mencegah agresi di Gaza dan memastikannya tidak terulang.

5. Membentuk delegasi untuk mengunjungi para kepala negara guna menggalang dukungan bagi pencapaian tujuan konferensi.

6. Membentuk lembaga atau komite permanen yang kuat untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan resolusi-resolusi konferensi.

7. Menyampaikan pesan kepada rakyat kami di Gaza: (Kami semua bersamamu, wahai Gaza yang terhormat), dan kepada para pejuang perlawanan bahwa perlawananmu sah menurut semua hukum ilahi dan hukum internasional serta hukum kemanusiaan, dan bahwa kemenanganmu adalah kemenangan bagi nilai-nilai kebenaran, kebebasan, dan keadilan, serta perisai terhadap perluasan pendudukan.

Hal-hal yang Ditekankan dalam Konferensi Internasional Ulama Dunia

1. Umat Islam dan seluruh umat manusia menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menerima kejahatan yang telah melewati batas dan bahkan melampaui kekejaman Hulagu dan Hitler, dan bahwa mereka tidak akan membiarkan Gaza sendirian dalam cobaannya.

2. Kita dengan yakin menyatakan bahwa kebatilan, betapapun besar dan arogannya, pasti akan binasa, sementara kebenaran pada akhirnya akan menang, sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Sebenarnya, Kami lemparkan kebenaran kepada kebatilan, maka kebatilan itu menghancurkannya, dan tiba-tiba, kebatilan itu lenyap. Dan celakalah bagimu karena apa yang kamu perbuat.” (Al-Anbiya: 18).

Bersama rakyat kita di Gaza, terdapat janji Allah yang sejati akan kemenangan yang nyata, yang didukung oleh bangsa-bangsa dunia yang merdeka dan hidup.

3. Konferensi ini akan mengerahkan segala upaya untuk mengamankan bantuan mendesak, dan untuk memberikan tekanan rakyat dan politik agar membuka penyeberangan dan memastikan bantuan mencapai rakyat Gaza yang terkepung dan kelaparan.

4. Konferensi ini menegaskan bahwa penegakan boikot dan sanksi komprehensif terhadap pendudukan merupakan salah satu prioritas utamanya, berdasarkan teks-teks Syariah, Deklarasi Den Haag, hukum humaniter, dan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mencakup lebih dari tujuh puluh tahun.

5. Kami tidak melupakan visi penuh harapan untuk membangun kembali Gaza, sehingga kota ini dapat berdiri sebagai saksi keteguhan, kepahlawanan, dan darah murninya, serta menjadi kota terindah yang merangkul kejayaan melalui pengorbanan dan kesabaran rakyatnya.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Ulama Dunia Gelar Konferensi di Turki, Suarakan Penyelamatan Gaza



Jakarta

Ratusan ulama dari berbagai negara berkumpul di Istanbul, Turki, dalam Konferensi Ulama Dunia tentang Gaza: Tanggung Jawab Islam dan Kemanusiaan. Forum internasional ini diikuti 150 ulama dari lebih 50 negara, termasuk perwakilan organisasi Islam besar Indonesia.

Dari Tanah Air, hadir perwakilan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga Ikatan Dai Indonesia (IKADI) yang diwakili langsung Ketua Umum IKADI, KH Ahmad Kusyairi Suhail MA.


Dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Sabtu (23/8/2025), konferensi ini diselenggarakan International Union for Muslim Scholars (IUMS) bersama Foundation for Islamic Scholars Turki pada 22-29 Agustus 2025. Rangkaian acara dibuka dengan konferensi pers di halaman Masjid Eyup Sultan, Istanbul, usai salat Jumat (22/8).

Dalam momen itu, hadir Kepala Urusan Islam Turki, Prof Dr Ali Erbas, serta Ketua IUMS, Prof Dr Ali Muhyiddin Al Qaradaghi. Para ulama menyerukan protes keras atas tragedi kemanusiaan di Gaza yang disebut sebagai salah satu pembantaian terbesar dalam sejarah umat manusia.

Forum internasional ini digelar dengan semangat meningkatkan tekanan sosial dan politik, termasuk mendesak dibukanya jalur perbatasan serta penyaluran bantuan darurat bagi warga Gaza yang terjebak dalam kepungan.

Sepanjang konferensi, dijadwalkan ada 18 seminar paralel yang membahas isu-isu utama seputar Palestina. Gelaran ini akan ditutup dengan deklarasi akhir pada Jumat (29/8) di Masjid Agung Hagia Sophia, Istanbul.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Negara Arab Kompak Katakan Israel Lakukan Genosida di Gaza



Jakarta

Negara-negara Arab mengecam Israel atas bencana kelaparan yang secara resmi diumumkan di Gaza. Arab Saudi, Kuwait, Yordania dan Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerjasama Teluk menuduh Tel Aviv melakukan kejahatan berat terhadap warga sipil yang kelaparan dan menyerukan intervensi internasional yang mendesak.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga sipil di Gaza, menggambarkan bencana kelaparan tersebut sebagai “Noda di hati nurani umat manusia.”

Kementerian tersebut mengatakan bahwa bencana kelaparan yang dikonfirmasi oleh Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung PBB adalah akibat langsung dari kejahatan sistematis yang dilakukan oleh tentara Israel, termasuk menghalangi bantuan kemanusiaan dan pemindahan paksa warga negara sipil yang terkepung.


“Kerajaan Arab Saudi menyatakan keprihatinannya yang mendalam setelah laporan IPC dan deklarasi resmi bencana kelaparan di Gaza,” kata Kementerian tersebut.

Berlanjut kejahatan ini tanpa pencegahan atau akuntabilitas merupakan aib bagi komunitas internasional.

Riyadh mengutuk apa yang disebutnya sebagai “Kejahatan Genosida Berulang” oleh pasukan Israel dan mendesak masyarakat Internasional khususnya anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah mendesak guna mengakhiri kelaparan dan menghentikan perang permusuhan Israel terhadap rakyat Palestina.

Kuwait juga mengecam kebijakan kelaparan, penindasan dan pemindahan paksa Israel di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri mendesak masyarakat Internasional untuk menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan dengan mengutip Resolusi Dewan Keamanan PBB 2417, yang melarang penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.

Gulf Cooperation Council (GCC) juga mendesak tekanan internasional segera kepada Israel untuk membuka penyeberangan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan tanpa batas masuk ke Gaza.

Sekretaris Jenderal GCC, Jasem al-Budaiwi menyebut kelaparan tersebut sebagai akibat dari “kebijakan kelaparan yang tidak manusiawi” Israel dan menegaskan kembali dukungannya terhadap hak-hak Palestina dan perlindungan di bawah hukum internasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, menyebut deklarasi tersebut sebagai “indikator berbahaya dari situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza, akibat kebijakan dan tindakan tidak manusiawi sistematis pemerintah Israel yang telah menjadikan kelaparan sebagai senjata melawan Palestina.”

Ia mengecam pembatasan berkelanjutan Israel terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang menurutnya telah menyebabkan “tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan.”

Qudah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk “bertindak segera dan tanpa penundaan untuk memaksa Israel mengakhiri agresinya terhadap Gaza, mengakhiri kelaparan dan bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh agresi tersebut, dan memastikan masuknya bantuan yang cukup dan berkelanjutan ke Jalur Gaza.”

Dilansir Anadolu Agency, laporan terbaru IPC yang dirilis Jumat (23/8/2025) lalu mengonfirmasi kondisi kelaparan sudah terjadi di Gaza yang mempengaruhi lebih dari 500.000 orang. Krisis ini yang digambarkan oleh badan-badan PBB sebagai sepenuhnya buatan manusia, diproyeksikan akan menyebar lebih jauh ke selatan dalam beberapa minggu mendatang, kecuali jika respons kemanusiaan skala besar segera diizinkan.

Para pejabat PBB dan badan-badan kemanusiaan menyalahkan blokade Israel, penghancuran infrastruktur sipil, pengungsian berulang, dan pembatasan ketat pengiriman bantuan sebagai penyebab utama bencana kelaparan ini.

Israel telah membunuh hampir 62.300 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang kini menghadapi bencana kelaparan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Korban Tewas Gaza Akibat Genosida Israel Capai 62.686 Jiwa



Jakarta

Genosida di Gaza masih berlanjut. Otoritas kesehatan setempat dalam laporan terbaru menyebut korban tewas Palestina sejak serangan pada Oktober 2023 melonjak jadi 62.686 jiwa dan ratusan ribu lainnya luka-luka.

“Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 melonjak jadi 62.686 jiwa, dengan 157.951 lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak,” lapor WAFA seperti dikutip, Senin (25/8/2025).


Menurut keterangan sumber yang sama, lonjakan kematian terjadi setelah Israel memulai kembali genosida pada 18 Maret atau dua bulan setelah gencatan senjata. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 10.842 orang dengan 45.910 lainnya dilaporkan luka-luka.

Petugas kesehatan disebut masih kesulitan menjangkau banyak korban karena serangan brutal Israel yang terus berlanjut. Banyak korban masih terjebak di jalan-jalan dan di bawah reruntuhan.

Kota Gaza Resmi Dilanda Kelaparan Parah

Tingginya angka kematian di Gaza diperparah dengan krisis kelaparan yang melanda wilayah tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (22/8/2025) resmi mengumumkan bencana kelaparan di Gaza dan sekitarnya.

Integrated Food Security Phase Classification (IPC), seperti dilansir Reuters, mencatat 514.000 orang atau seperempat warga Palestina di Gaza mengalami kelaparan. Jumlah tersebut diprediksi meningkat menjadi 641.000 pada September.

Sementara itu, Israel membantah telah terjadi bencana kelaparan di Gaza dan menyebut sebagian besar data IPC berasal dari Hamas yang tidak memperhitungkan banyaknya bantuan masuk wilayah tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut laporan itu adalah “kebohongan besar”.

“Israel tidak memiliki kebijakan kelaparan,” katanya dalam sebuah pertanyaan. “Israel memiliki kebijakan mencegah kelaparan. Sejak awal perang, Israel telah membuka 2 juta ton bantuan masuk Jalur Gaza, lebih dari 1 ton bantuan per orang,” tambahnya.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Turki Desak Negara Islam Kompak Boikot Israel di Sidang PBB



Jakarta

Turki mendesak negara-negara Islam menangguhkan partisipasi Israel dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Hal ini buntut genosida yang terus berlanjut di Gaza.

Desakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan saat berbicara di forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Senin (25/8/2025) kemarin. Fidan mengatakan Palestina butuh tindakan kolektif untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza dan kekerasan pemukim di Tepi Barat.

“Pertemuan ini akan berfokus pada tiga hal mendesak: menghentikan perang, mendorong respons persatuan umat Islam, dan memobilisasi komunitas internasional,” kata Fidan dikutip dari Middle East Eye.


Fidan menekankan kondisi yang tengah berlangsung di Gaza dan menyoroti pernyataan PBB yang secara resmi mengumumkan kelaparan di wilayah tersebut. Ia juga mengkritik Israel yang masih berupaya menghapus Palestina.

“Oleh karena itu, kita harus kompak mempertahankan dan memperluas momentum pengakuan Palestina, sekaligus meluncurkan inisiatif di PBB untuk keanggotaan penuh Palestina dan mempertimbangkan penangguhan Israel dari tugas Majelis Umum,” tambahnya.

Dalam pertemuan pada Senin kemarin, para menteri luar negeri OKI mengeluarkan pernyataan yang mendesak negara-negara anggota OKI mengkaji lebih lanjut keanggotaan Israel di PBB. Mereka menilai Israel melanggar syarat keanggotaan dan tidak mematuhi resolusi-resolusi PBB.

“Selain itu, upaya harus dikoordinasikan untuk menangguhkan keanggotaan Israel di PBB,” serunya.

Terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dilansir WAFA, mengecam tindakan “kejam tanpa henti” Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Erdogan mengatakan hal itu usai rapat kabinet menyusul pembantaian 20 warga Palestina termasuk 5 jurnalis di Khan Younis, Gaza selatan.

Laporan terbaru Al Jazeera total 21 orang tewas dalam serangan militer Israel pada Senin (25/8/2025) kemarin. Juru kamera Al Jazeera, Mohammad Salama, menjadi korban dalam serangan brutal itu.

Al Jazeera menyebut pembunuhan Israel terhadap para jurnalis itu sebagai upaya sistematis untuk membungkam kebenaran. Pihaknya menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang”.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Miris! Kelaparan Membuat Anak-anak Gaza Tak Kuat Lagi Menangis



Jakarta

Karena tubuh kecilnya yang terlalu lemah, anak-anak di Gaza sudah tak sanggup lagi menangis. Kelaparan selama berminggu-minggu membuat tubuh mereka mengonsumsi lemaknya sendiri untuk bertahan hidup.

Jika cadangan lemak habis, tubuh anak mengonsumsi dirinya sendiri dengan memakan otot dan organ vital, lalu meninggal secara perlahan dan menyakitkan.

Pimpinan Save the Children, Inger Ashing menggambarkan secara rinci mengenai penderitaan yang dihadapi anak-anak Gaza yang kelaparan secara perlahan pada Rabu (27/8/2025). Sampai-sampai mereka terlalu lemah sehingga tidak bisa menangis.


“Klinik kami kini sangat sunyi. Sekarang, anak-anak tidak memiliki kekuatan untuk berbicara bahkan menangis kesakitan. Mereka hanya bisa terbaring dengan tubuh yang kurus kering, benar-benar merana,” kata Ashing.

Berpidato di pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik Israel-Palestina, presiden lembaga amal internasional, Ashing mengatakan bahwa kelaparan yang dinyatakan oleh PBB pekan lalu terjadi di Gaza. Ini hal yang benar-benar terjadi bukan sekedar istilah teknis.

“Ketika tidak ada cukup makanan, anak-anak menjadi sangat kekurangan gizi dan kemudian mereka meninggal secara perlahan dan menyakitkan. Secara sederhana inilah yang disebut kelaparan,” ujar Ashing yang dikutip dalam The Strait Times pada Kamis (28/8/2025).

Ia mengatakan kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan dengan lantang bahwa kelaparan akan datang karena Israel mencegah makanan dan kebutuhan pokok lainnya memasuki Gaza selama dua tahun perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 lalu.

“Setiap orang di ruangan ini memiliki tanggung jawab hukum dan moral untuk bertindak menghentikan kekejaman ini,” jelas Ashing.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menyatakan kelaparan di Gaza pada 22 Agustus, menyalahkan apa yang disebutnya sebagai penghalang sistematis bantuan oleh Israel selama lebih dari 22 bulan perang.

Sebuah lembaga pemantau kelaparan yang didukung PBB yang disebut Integrated Food Security Phase Classification Initiative (IPC) mengatakan kelaparan telah mempengaruhi 500.000 orang di wilayah Palestina termasuk Kota Gaza.

IPC memproyeksikan bahwa bencana kelaparan akan meluas hingga mencakup sekitar dua pertiga wilayah Gaza pada akhir September mendatang.

Pada 27 Agustus, Israel menuntut IPC untuk mencabut laporan tersebut, menyebutnya “direkayasa”.

Setelah pertemuan Dewan Keamanan pada 27 Agustus, 14 anggota – semuanya kecuali Amerika Serikat, sekutu utama Israel – mengeluarkan deklarasi bersama yang menyatakan “kekhawatiran dan kesedihan mendalam” atas deklarasi bencana kelaparan tersebut dan menyatakan bahwa mereka memercayai pekerjaan dan metodologi IPC.

“Penggunaan bencana kelaparan sebagai senjata perang jelas dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional. Bencana kelaparan di Gaza harus segera dihentikan,” demikian bunyi deklarasi tersebut yang dilansir AFP.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel



Jakarta

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memohon maaf telah mengundang Peter Berkowitz, akademisi Pro-Israel ke Indonesia. Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini mengaku khilaf menjadikan Peter Berkowitz sebagai salah satu pemateri dalam Akademi Kepemimpinan Nasional yang dilaksanakan PBNU di Jakarta pada 15 Agustus 2025 lalu

Prof Dr Peter Berkowitz merupakan Tad and Dianne Senior Fellows, Hoever Institution, Stanford University, Amerika Serikat. Peter Berkowitz dikenal sebagai akademisi yang cukup vokal membela Israel.

“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Dr. Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” kata Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis 28 Agustus 2025.


Gus Yahya menegaskan bahwa hingga sekarang sikapnya dan PBNU terkait masalah Palestina tidak pernah berubah.PBNU mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat.

PBNU juga mengutuk keras agresi brutal tentara Israel ke Gaza. Gus Yahya mengajak semua pihak dan aktor internasional untuk bekerja keras
menghentikan genosida di Gaza dan mengusahakan terciptanya perdamaian.

Berikut ini pernyataan lengkap Ketua Umum PBNU, Gus Yahya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Menanggapi perbincangan publik mengenai kedatangan Dr. Peter Berkowitz, saya sebagai Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan ini menyatakan:

1. Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Dr. Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar
belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan
seleksi dan mengundang narasumber.

2. Sikap saya dan PBNU dalam masalah Palestina tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang.
PBNU mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat.

3. Saya dan PBNU mengutuk tindakan-tindakan genocidal yang brutal yang dilakukan oleh pemerintah
Israel di Gaza. PBNU mengajak semua pihak dan aktor internasional untuk bekerja keras
menghentikan genosida di Gaza dan mengusahakan terciptanya perdamaian.

Terima kasih.

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel



Jakarta

Israel mengintensifkan serangan ke Jalur Gaza usai menetapkan wilayah tersebut sebagai “zona tempur”. Setidaknya 76 warga Palestina dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat bombardir tanpa henti itu.

Dilansir WAFA, serangan itu berlangsung terus-menerus pada Sabtu (30/8/2025). Israel juga melakukan pembongkaran besar-besaran di beberapa lingkungan termasuk al-Zaytoun dan Sheikh Radwan di Kota Gaza.


Sumber medis setempat melaporkan 38 jenazah telah dipindahkan ke Kompleks Medis al-Shifa, 2 ke klinik Sheikh Radwan, 7 ke Rumah Sakit al-Ahli Arab, 9 ke Rumah Sakit al-Awda, 5 ke Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di Deir al-Balah, dan 15 lainnya ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Dalam salah satu pembantaian lainnya, empat warga Palestina dilaporkan terbunuh dan beberapa lainnya terluka ketika sedang mengantre bantuan di wilayah al-Sudaniya di Gaza utara.

Pada hari tersebut, Israel juga melancarkan rentetan serangan di sebuah tenda penampungan dan sebuah toko roti populer di barat Kota Gaza. Setidaknya 12 warga Palestina, 6 di antaranya anak-anak, tewas. Korban tewas juga berjatuhan di lingkungan al-Rimal saat Israel mengebom pemukiman penduduk wilayah itu.

Drone-drone Israel juga menargetkan pemukiman al-Sabra dan al-Zaytoun. Sementara itu di al-Karama, seorang wanita dan anaknya tewas di rumahnya akibat tembakan Israel. Kapal-kapal Israel juga terlihat menembaki garis pantai di Gaza.

Warga Palestina: Tak Ada Tempat Aman

Laporan Al Jazeera, Israel mengumumkan telah melakukan serangan “tahap awal” di Kota Gaza dengan mendeklarasikan pusat kota di wilayah yang dikepung itu sebagai “zona tempur”.

“Kami tidak menunggu. Kami telah memulai operasi awal dan tahap awal serangan terhadap Kota Gaza,” kata juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam salah satu unggahannya di X pada pada Jumat (29/8/2025).

“Saat ini kami beroperasi dengan kekuatan besar di pinggiran kota,” tambahnya.

Seorang warga Gaza, Mohammed Maalouf (50), menggambarkan kondisi warga Gaza yang kehilangan tempat tinggalnya.

“Kami telantar di jalanan, gimana ya? Seperti anjing? Tidak, kami tidak seperti anjing. Anjing (diperlakukan) lebih baik daripada kami,” ujarnya kepada AP.

“Kami tidak punya rumah, kami di jalanan,” tambahnya.

Penduduk terpaksa melarikan diri tanpa arah pasti untuk menghindari serangan brutal Israel. Salah seorang warga, Mohammed Abu Warda, mengatakan tak ada tempat aman.

“Semoga saya bisa mendapat tempat untuk mendirikan tenda… Semua yang ada di sini tak berguna dan di mana-mana tidak aman. Israel menyerang setiap tempat,” ujarnya pada Al Jazeera.

Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 63.371 orang, menurut angka yang berhasil tercatat. Sementara 159.835 lainnya dilaporkan luka-luka. Ribuan orang diperkirakan masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang sulit dijangkau.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kebangkitan Umat Islam



Jakarta

Dalam kehidupan zaman ini, kita masih ada pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan yaitu : Kebodohan, kemiskinan, dan terpecah belah.

Ketiga persoalan ini telah membelenggu umat Islam untuk bangkit. Bagaimana bisa jika suatu kelompok yang bodoh untuk bangkit dari keterpurukan ? Bagaimana kemiskinan akan bisa memenangi persaingan atau pertempuran yang memerlukan peralatan canggih yang ongkosnya sangat mahal ? Dan kelompok yang terpecah belah tentu akan sulit mempersatukan kekuatan dalam merebut kejayaan, karena potensi yang dimiliki tidak bisa bersinergi.

1. Kebodohan. Dari Syaddad bin Aus dari Nabi SAW. bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang jiwanya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan kepada Allah.” ( HR. at-Tirmidzi ). Seorang Mukmin tidak hanya berfikir pragmatis yang menyebabkan mereka terjebak pada pola hidup hedonisme dan konsumerisme. Lalu dengan sikap itu pula menyebabkan terjebak pada sifat al-kibr atau sombong dan meremehkan orang lain.


Jika tolok ukur keberhasilan kehidupan dunia berdasarkan keberhasilan mencapai segala-galanya itu. Sehingga target kehidupannya adalah meraih sebanyak-banyaknya materi dan kepuasan duniawi. Maka kebenaran bukan lagi menjadi acuan kehidupannya, norma dan hukum agama akan diabaikannya. Dengan berfikir akan adanya kehidupan setelah kematian ini, akan menimbulkan semangat untuk memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Kehidupan dunia hendaknya dijadikan wasilah untuk bekal di kehidupan yang kekal.

Bagi para pembaru, ajaran Islam justru mendorong umatnya untuk bisa mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan, karena tidak ada dalam ajarannya untuk menghambat kemajuan. Ingatlah bahwa dalam banyak ayat Al-Qur’an yang merangsang manusia untuk melakukan penelitian dan berpikir. Demikian juga terdapat dalam beberapa Hadis yang menganjurkan manusia untuk belajar, bahkan sampai ke negeri China. Namun, dalam mempelajari ilmu pengetahuan janganlah melupakan norma agama. Maka, ilmu jangan dijadikan panglima.

Bagaimana memerangi kebodohan seperti yang disebutkan dalam Hadis di atas ? Artinya, golongan orang-orang bodoh ini adalah orang yang jiwanya selalu menuruti hawa nafsu. Maka kendalikan hawa nafsu dengan berdo’a kepada Allah SWT. hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah ali-Imran ayat 16 yang terjemahannya, “(Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar telah beriman. Maka, ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari azab neraka.”
Adapun langkah berikutnya, sesuai dengan firman-Nya ali Imran ayat 17 yang terjemahannya, “(Juga) orang-orang yang sabar, benar, taat, dan berinfak, serta memohon ampunan pada akhir malam.”

2. Kemiskinan. Islam tidak merestui kemiskinan bahkan memeranginya. Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Kufur itu berasal dari perut ( yang lapar ).” Islam juga tidak menghendaki yang lemah. Ini seperti sabda Rasulullah SAW, “Lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah.”

Dalam perspektif Islam, kemiskinan timbul karena sebab struktural, yaitu karena kejahatan manusia terhadap alam (QS. ar Ruum:41); ketidakpedulian dan kebakhilan kelompok kaya (QS. ali-Imran:180); sebagian manusia bersikap zalim, eksploitatif, dan menindas kepada sebagian manusia yang lain (QS. at-Taubah:34). Agar umat Islam seperti Sabda Rasulullah SAW. menjadi tangan di atas dengan langkah-langkah : Putuskan rantai kemiskinan dengan meningkatkan pendidikan, dan ikuti jalan hidup Rasulullah SAW. di masa remaja sebagai pengusaha.

3. Terpecah-belah. Negeri-negeri Islam saat ini terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil sehingga tidak mempunyai kekuatan. Bersatu dalam jumlah besar tentu akan memperkuat bidang ekonomi, militer dan lainnya.

Sejak penghujung abad 12 H / 18 M sampai dengan usainya Perang Dunia Kedua. Dunia Timur, khususnya wilayah yang sebagian besar dihuni oleh umat Islam, praktis berada dibawah kekuasaan Barat baik langsung ataupun tidak langsung. Dinasti Utsmani yang dalam abad 10 H / 16 M pernah menguasai wilayah sampai ke gerbang Wina dan telah berperan sebagai jembatan penyeberang peradaban dan kebudayaan Timur kedunia Barat. Wilayah mereka ( Utsmani ) di Barat telah dibagi-bagi oleh kekuasaan besar Barat ( Inggris, Perancis dan Rusia ), sedang wilayah di Timur pun dipreteli mereka ( kekuasaan Barat ).

Oleh sebab itu, bersatulah seluruh umat Islam di seluruh dunia yang konon telah mencapai 2 milyar jiwa. Langkah awal, lakukan sesama muslim adalah saudara ( dari belahan dunia manapun ), makna saudara yang saling bantu membantu, tolong menolong. Lakukan saling tukar kebutuhan dan saling memenuhi, hal ini akan menumbuhkan keseimbangan baru dalam bidang ekonomi dan militer. Langkah yang sudah terbukti saat kita umat Islam membantu saudara-saudara kita di Gaza dengan mengirim kebutuhan mereka dan tidak membeli produk yang terkait dengan Zionis.

Dengan memotong rantai kemiskinan melalui meningkatkan pendidikan dan bersatu bersaudara dengan sesama muslim seluruh dunia, In Syaa’Allah kebangkitan umat Islam akan segera terwujud. Ketahuilah, Allah SWT. telah menebarkan hidayah-Nya sehingga para cerdik pandai di Negara-negara Barat berbondong-bondong memeluk Islam karena kebenarannya.

Semoga Allah SWT. memperteguh iman para kaum muslimin dan memberikan hidayah bagi para umat yang telah sesat akan kembali kepada-Mu.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com