Tag Archives: habib ja

detikKultum Habib Ja’far: Pentingnya Tabayyun Lawan Hoax



Jakarta

Tabayyun artinya mencari tahu dan memverifikasi setiap berita atau informasi. Seorang muslim wajib memiliki sikap tabayyun.

Tabayyun harus selalu dilakukan agar terhindar dari kebohongan yang berpotensi merusak segala hal. Sebab, hoax atau kebohongan berasal dari iblis yang membawa pada kesesatan.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom menjelaskan bagaimana seorang muslim harus selalu mengedepankan tabayyun. Tabayyun digunakan untuk menghindari adanya kebohongan dan tipu daya.


“Senjata berburu yang digunakan makhluk terburuk terdahulu hingga sekarang ini adalah hoax, kebohongan ataupun fitnah. Ia (kebohongan) pertama kali digunakan oleh makhluk terburuk yaitu iblis untuk menipu daya Nabi Adam dan Siti Hawa ketika berada di surga. Iblis menyebut buah khuldi sebagai sesuatu yang indah, buah pengetahuan, sehingga Nabi Adam dan Siti Hawa mengonsumsinya. Akhirnya sehingga membuat Nabi Adam dan Hawa jatuh dari surga,” jelas Habib Ja’far.

Tak hanya Nabi Adam AS dan Hawa saja yang menjadi korban, dalam kehidupan masa kini juga banyak kebohongan yang tersebar. Bahkan akhir dari kehidupan di dunia juga tak luput dari kebohongan.

“Akhir dari kehidupan di dunia ini juga akan ditutup dengan hoax atau kebohongan atau fitnah yang juga menjadi senjata utama makhluk terburuk di muka bumi ini yaitu dajjal,” lanjut Habib Ja’far.

Bahkan Rasulullah SAW pernah menyebut dalam sabdanya bahwa senjata utama Dajjal adalah hoax. Habib Ja’far menjelaskan bahwa Dajjal membuat hoax yaitu menggambarkan surga seperti neraka dan membuat neraka seperti surga.

“Membuat mabuk dunia dan mabuk minuman keras seolah sesuatu yang indah. Dan membuat mabuk cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad itu seolah sesuatu yang berat sekali. Padahal mabuk cinta kepada Allah adalah ciri para kekasih Allah SWT,” terangnya.

Agar terhindar dari kebohongan yang menyesatkan. Habib Ja’far mengingatkan setiap muslim harus melakukan pengecekan.

Dalam Al-Qur’an, hal ini tercatat di dalam surah Al Hujurat ayat 6 sebagai berikut,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Tabayyun artinya memverifikasi, mengklarifikasi berita yang datang kepada kita. Tabayyun adalah kewajiban seorang muslim.

Sikap tabayyun telah diterapkan sejak 1400 tahun lalu di saat para periwayat hadits melakukan verifikasi terhadap hadits Rasulullah SAW yang berasal dari para sahabat dan orang-orang terdekatnya.

“Dalam Islam ada trilogi yaitu kebenaran, kebaikan, keindahan. Berita harus benar dan dikemas dalam kebaikan dan disampaikan dengan keindahan,” ujar Habib Ja’far.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Pentingnya Tabayyun Lawan Hoax bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Amalan Sederhana yang Dicintai Allah SWT



Jakarta

Sangat banyak amalan yang bisa dikerjakan umat Islam. Setiap amalan yang diniatkan dengan baik maka akan memperoleh kebaikan pula.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Jumat (29/3/2024), menjelaskan tentang amalan yang sederhana tetapi sangat dicintai Allah SWT. Amalan ini bahkan bisa menjadi tabungan akhirat yang berbalas surga.

Setiap ibadah yang diperintahkan Allah SWT diajarkan oleh Rasulullah SAW. Amalan sekecil apapun memiliki keutamaan.


“Ada banyak sekali amalan yang diajarkan Allah SWT melalui lisan suci Nabi Muhammad SAW. Kali ini saya ingin bicara amalan-amalan yang mungkin dianggap sederhana dan remeh di mata manusia tapi ia begitu dicintai dan agung di sisi Allah SWT,” ujar Habib Ja’far.

Habib Ja’far mencontohkan amalan sederhana yang mulia lewat sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW.

“Suatu hari ada seorang dari orang-orang Ansar, ketika ia sampai di masjid yang saat itu ada Nabi SAW. Nabi SAW mengatakan, ‘Ahli surga akan datang’. Ternyata ahli surga yang dimaksud Nabi SAW adalah orang Ansar itu,” kata Habib Ja’far.

Ternyata para sahabat Rasulullah SAW merasa penasaran dan bertanya-tanya tentang amalan yang dikerjakan orang ini sehingga ia disebut sebagai ahli surga. Salah satu sahabat yang penasaran adalah Usamah bin Zaid RA.

Usamah RA lantas meminta izin kepada orang Ansar ini untuk mengikuti kesehariannya. Hal ini dilakukan karena Usamah RA ingin melihat amalan mulia apa yang dikerjakan.

“Setelah hidup selama beberapa hari, Usamah RA tidak melihat sesuatu yang berbeda atau lebih utama dibandingkan sahabat-sahabat Nabi SAW lain. Bahkan salatnya, puasanya, zakatnya tidak lebih istimewa dari sahabat-sahabat utama lainnya,” lanjut Habib Ja’far.

Usamah RA bertanya, “Apa yang membuat engkau terlihat mulia, sehingga ketika engkau datang ke masjid, Nabi SAW bilang engkau ahli surga.”

Sahabat Ansar ini berpikir tentang amalannya. Mungkinkah ada amalan yang belum disadarinya dan menjadi penyebab kenapa dirinya begitu dicintai Nabi Muhammad SAW.

“Amalannya ternyata ia memaafkan siapa saja yang berbuat salah kepada dia, tidur tanpa dendam, tanpa benci. Dia memohon ampun kepada Allah SWT atas semua dosanya di hari itu. Hal yang terlihat sederhana di mata manusia tapi begiu dicintai Allah SWT,” sambung Habib Ja’far.

Ternyata banyak sekali amalan-amalan sederhana yang memiliki keutamaan besar dan menakjubkan.

“Kita belajar untuk tidak meremehkan sekecil apapun amalan yang kita lakukan karena akan bernilai agung di mata Allah SWT. Jangan lihat amalan itu pada bentuknya tapi apa niatnya,” kata Habib Ja’far.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Amalan Sederhana yang Dicintai Allah SWT bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Habib Ja’far: Meneladani Akhlak Rasulullah SAW



Jakarta

Setiap manusia diutus sebagai khalifah, dan setiap khalifah wajib menjaga akhlaknya. Akhlak yang baik dan mulia dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW merupakan Nabi sekaligus Rasul yang diutus Allah SWT untuk membawa ajaran Islam. Sebagai pribadi yang mulia, Rasulullah SAW memiliki akhlak yang baik dan agung.

Akhlak mulia Rasulullah SAW telah dijelaskan dalam banyak dalil. Hal ini menjadi topik yang dibahas Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Senin (1/4/2024).


Habib Ja’far menjelaskan alasan diutusnya Rasulullah SAW adalah salah satunya yakni untuk mengajak umat manusia menuju akhlak yang mulia.

“Misi pertama dan utama diutusnya Nabi Muhammad adalah untuk mempertontonkan dan mengajak umat manusia kepada akhlak yang mulia,” kata Habib Ja’far.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an melalui surah Al-Qalam ayat 4,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Sebelum diutus menjadi Nabi dan Rasul, Rasulullah SAW telah dikenal sebagai sosok yang memiliki akhlak mulia.

“Akhlak yang baik di masa lalu, Nabi SAW pertahankan. Akhlak yang kurang baik, Nabi SAW perbaiki dan akhlak yang buruk, Nabi SAW ubah menjadi akhlak yang baik,” lanjut Habib Ja’far.

Saking mulianya akhlak Rasulullah, Allah SWT sampai memujinya sebagai pembawa akhlak yang agung. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

“Akhlak yang agung bukan hanya untuk diketahui tapi juga dipelajari dan diteladani semaksimal mungkin,” tegas Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far menjabarkan cara menjaga akhlak. Salah satunya adalah dengan sholat, sebagaimana termaktub dalam surah Al-‘Ankabut ayat 45,

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Selin sholat, ada banyak amalan lain yang bisa menjaga dan memperbaiki akhlak. Apa saja amalan itu?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Meneladani Akhlak Rasulullah SAW bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Habib Ja’far: Adab Bertetangga sebagai Muslim



Jakarta

Berbuat baik dengan orang lain, termasuk tetangga, adalah bagian dari sikap seorang muslim. Islam hadir sebagai agama yang membawa kebaikan dan penuh kasih sayang sehingga sikap yang baik menjadi sebuah anjuran.

Tetangga termasuk orang yang patut mendapat perlakuan baik. Dalam hal ini, Islam mengatur tentang adab bertetangga.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Sabtu (6/4/2024), menjelaskan aturan bertetangga yang baik menurut Imam Ghazali.


“Tetangga itu bagian dari kita, ia memiliki satu hak atas kita yaitu hak sebagai tetangga. Jika tetangga kita adalah saudara maka ia memiliki dua hak yakni sebagai tetangga dan sebagai saudara. Jika dia seorang muslim maka ia memiliki tiga hak sebagai tetangga, muslim dan juga saudara kita,” jelas Habib Ja’far.

Lebih lanjut, pemilik nama lengkap Habib Husein bin Ja’far Al Hadar ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan imbauan agar kita memastikan tetangga kita adalah orang baik atau orang yang bisa diajak berbuat baik sebelum kita membeli atau mengontrak rumah. Demikian juga anjuran untuk memastikan bahwa tetangganya orang baik yang membuat nyaman sebelum memastikan rumahnya bagus dan nyaman.

“Karena tetangga orang yang akan intens membangun hubungan dengan kita,” tegas Habib Ja’far.

Dalam Islam, ada aturan yang bisa menjadi pedoman dalam bertetangga. Habib Ja’far menjelaskan adab bertetangga sebagai muslim dengan merujuk pada pendapat Imam Ghazali.

1. Memberikan rasa aman kepada tetangga, jangan mengganggu tetangga.
2. Menjenguk tetangga ketika mereka sakit.
3. Takziah ketika mereka tertimpa musibah, terlebih jika salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
4. Senang ketika tetangga senang, dan sedih ketika tetangga sedih.
5. Jangan banyak bicara atau melihat tetangga yang sekiranya akan membuat tidak nyaman.
6. Senantiasa mengucapkan salam ketika bertemu.

Banyak hadits yang menjelaskan anjuran berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu.” (HR Imam Muslim)

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Adab Bertetangga sebagai Muslim bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 17.45 WIB. Jangan terlewat!

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Habib Ja’far: Keutamaan Sedekah



Jakarta

Sedekah menjadi tanda bahwa seseorang memiliki sifat dan sikap dermawan. Sikap dermawan dicontohkan oleh orang-orang terdahulu yang memiliki hati mulia.

Salah satu sifat yang pasti ada pada nabi, rasul dan orang-orang baik adalah kedermawanan. Banyak kisah dan cerita dari orang-orang baik adalah cerita tentang kedermawanan.

Hal ini dijelaskan Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Selasa (9/4/2024). Dalam kultumnya, Habib Ja’far menceritakan beberapa contoh kisah kedermawanan.


“Misalnya Nabi Ibrahim dikenal sebagai kekasih Allah karena selalu membuka rumahnya untuk siapa saja yang kelaparan (dipersilahkan) untuk makan dan minum,” kata Habib Ja’far.

Kisah kedermawanan selanjutnya yang diceritakan Habib Ja’far adalah tentang Syekh Abu Bakar bin Salim, seorang kekasih Allah SWT dari Yaman yang terkenal sebagai pribadi yang tidak pernah menutup rumahnya bagi orang-orang yang kelaparan dan kehausan.

Dan kisah kedermawanan, tentu saja hadir dalam sosok junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai pribadi yang dermawan.

“Ketika memasuki Ramadan, kedermawanan beliau bahkan meningkat berkali lipat sehingga kita diperkenalkan Ramadan sebagai bulan kedermawanan,” jelas Habib Ja’far.

Berbagi saat Ramadan menjadi salah satu amalan yang bisa dikerjakan umat Islam. Begitu agungnya berbagi kepada orang lain, termaktub dalam Surat Al Munafiqun ayat 10, Allah SWT berfirman,

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya: Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”

Habib Ja’far menjelaskan, dalam Islam berbagi tidak mesti dengan harta, berbagi ada banyak jenisnya sesuai yang disyariatkan. Ada berbagi yang disebut zakat, infak dan sedekah.

Sedekah tidak harus dengan harta. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»

Artinya: “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (HR Tirmidzi)

Seperti apa sedekah yang baik?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Keutamaan Sedekah bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Nasihat di Hari Nan Fitri



Jakarta

Idul Fitri dirayakan setiap 1 Syawal. Idul Fitri menjadi momen hari raya yang menandakan kemenangan setelah melewati Ramadan.

Menurut Habib Ja’far, Idul Fitri harus disambut dengan suka cita. Berbagai amalan bisa dikerjakan saat Idul Fitri, termasuk saling memaafkan.

“Idul Fitri maknanya, id itu kembali dan fitri itu makan. Jadi Idul Fitri itu artinya kembali makan dengan gaya yang berbeda dengan sebelumnya,” kata Habib Ja’far dalam tayangan detikKultum detikcom, Selasa (9/4/2024).


Lebih lanjut, Habib Ja’far menjelaskan makna Idul Fitri lebih detail. Jika sebelumnya makan sekedar makan, maka sekarang makan tidak lagi sekedar makan. Makan secara tidak berlebihan, makan tidak lagi dengan nafsu, makan dengan tidak lagi dari hasil mencuri dan sebagainya. Idul Fitri dimaknai dengan makan sekedar untuk memenuhi kebutuhan, bukan menjadi budak makanan.

Idul Fitri juga bermakna fithr yaitu kembali kepada fitrah. “Fitrah yang diberikan Allah SWT dengan penuh kesucian. Fitrah Allah SWT yang ada pada setiap manusia,” lanjut Habib Ja’far.

Momen Idul Fitri mengajak umat Islam pada kesucian dengan penuh keagungan.

Idul Fitri juga menjadi momen yang tepat untuk menyempurnakan ibadah. “Ramadan insya Allah kita telah mendapatkan ampunan dari Allah namun kita belum mendapatkan pemaafan dari manusia selama kita belum meminta maaf kepada orang-orang yang kita (pernah) berlaku salah,” jelas Habib Ja’far.

Idul Fitri adalah momen yang Allah SWT ciptakan untuk saling memaafkan. Dan salah satu puncak dari ketakwaan adalah memberi maaf.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Nasihat di Hari Nan Fitri bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini sudah tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Apakah Boleh Mendoakan Seseorang agar Menjadi Jodoh Kita?


Jakarta

Mendoakan seseorang dengan harapan berjodoh merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan pasangan. Doa memiliki kekuatan yang diyakini bisa mendatangkan keajaiban. Namun, apakah boleh mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita?

Dalam ajaran Islam, jodoh sepenuhnya berada di tangan Allah SWT, namun berdoa untuk kebaikan, termasuk soal jodoh, tetap dianjurkan. Beberapa ulama berpendapat bahwa doa yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas tidaklah dilarang, asalkan tidak memaksakan kehendak.

Hukum Mendoakan Seseorang agar Menjadi Jodoh Kita

Menurut Habib Husein Ja’far Al-Hadar dalam buku Seni Merayu Tuhan, hukum mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita itu diperbolehkan asal kita sebagai manusia tidak memaksakan kehendak Allah SWT. Karena Allah SWT yang hanya tau kadar kemampuan manusia sebagai hamba-Nya sendiri.


“Memanjatkan doa secara spesifik tentu boleh-boleh saja. Tapi, jangan sampai mendikte,” tulis Habib Ja’far.

Habib Ja’far menjelaskan, boleh berdoa minta jodoh secara spesifik sampai menyebutkan nama, tapi jangan sampai doa tersebut diakhiri dengan kata-kata yang terkesan memaksa seperti contoh, “Kalau bukan dia, tolong atur agar dia jodoh saya. Karena saya tak mau kalau selain dia.”

Menurutnya, berdoa merupakan momentum paling syahdu untuk merayu Tuhan. Seperti halnya merayu yang memiliki seni tersendiri, kata Habib Ja’far, berdoa pun memiliki caranya, tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.

Berdoa memiliki etika yang perlu dijunjung tinggi. “Seni” dalam berdoa bukan karena kita berpikir bahwa Allah SWT hanya akan mendengar doa-doa tertentu, melainkan lebih pada aspek adab. Ini tentang menjaga sikap seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Salah satu kunci dalam “seni” berdoa kepada Allah SWT, menurut Habib Ja’far, adalah tidak memerintah atau mendikte. Hal ini harus dihindari, karena ketika kita memiliki keinginan yang kita anggap sangat penting atau mendesak, sering kali kita tidak merayu dengan berdoa yang penuh kelembutan, tetapi justru seolah-olah memaksa kepada Allah SWT.

Doa Mendapatkan Jodoh

Setelah mengetahui hukumnya mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita, langkah berikutnya adalah memanjatkan doa khusus untuk mendapatkan jodoh terbaik. Doa menjadi bentuk usaha dan harapan kita kepada Allah SWT.

Berikut bacaan doa meminta jodoh dinukil dari buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustaz H Amrin Ali Al-Kasyaf.

1. Doa Mendapatkan Jodoh Versi Pertama

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنَ صَاحِباً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. اَللَّهُمَّ افتح لى حِكْمَةً وَانْشُرْ عَلَيَّ مِنْ خَزَائِنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. رَبِّ إِنِّى لما أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ . حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ وَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

Arab latin: Rabbi hablii milladunka zaujan thayyiban wayakuuna shaahiban lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah. Allahummaf tahlii hikmatan wansyur ‘alayya min khazaa-inii rahmatika yaa arhamar raahimiin. Rabbi innii limaa anzalta ilayya min khairim faqiirun. Hasbunallaah wani’mal wakiil ni’mal maula wani’man nashiir. Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin, waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat. Ya Allah, bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Tuhan, sungguh aku sangat fakir atas pemberian anugerah-Mu. Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

2. Doa Mendapatkan Jodoh Versi Kedua

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَنزَوْجُ بِمَا وَتَكُوْنَ صَاحِبَةً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

Arab latin: Rabbi hablij milladunka zaujatan thaiiyabatan akhthubuhaa wa atazawwaju bihaa wa takuuna shaahibatal lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia, dan akhirat.”

Adab dan Tata Cara Berdoa

Setelah mengetahui doa untuk mendapatkan jodoh, ada baiknya memahami adab dan tata cara berdoa yang baik. Berdoa dengan cara yang tepat bisa memperkuat harapan kita agar doa tersebut dikabulkan. Berikut ini adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan saat berdoa yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Khusus Wanita yang ditulis oleh Arina Milatal Haq.

  • Berdoalah hanya kepada Allah SWT.
  • Lakukan dalam kondisi yang baik, seperti suci dan menjauhi maksiat.
  • Pilih waktu-waktu istimewa seperti setelah salat fardu, saat hujan, atau sepertiga malam.
  • Menghadap kiblat.
  • Angkat tangan saat berdoa.
  • Meyakini Allah SWT akan mengabulkan doa.
  • Berdoa dengan khusyuk dan rendah hati.
  • Menggunakan suara rendah.
  • Awali doa dengan asmaul husna dan sholawat.
  • Jangan memohon hal buruk.
  • Membaca doa yang baik.
  • Mengulangi doa tiga kali.
  • Bertobat kepada Allah SWT dan akhiri dengan tahmid serta sholawat.
  • Usapkan kedua tangan ke wajah setelah berdoa.

Cara Memilih Jodoh dalam Islam

Islam telah memberikan pedoman dalam memilih pasangan agar tercipta kehidupan rumah tangga yang harmonis. Dijelaskan dalam buku Meraih Jannah dengan Berkah Ayah karya Abdul Wahid, Rasulullah SAW menganjurkan setiap orang yang ingin menikah agar memilihi perempuan yang baik akhlaknya, lemah lembut, salilah, dan sifat-sifat serupa.

Setidaknya ada empat kriteria dalam memilih calon istri, yaitu dilihat dari harta, nasab, kecantikan, dan agama. Rasulullah SAW bersabda,

“Perempuan dinikahi karena empat faktor, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka menangkanlah (pilihlah) perempuan yang mempunyai agama (yang baik), (maka) engkau akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan Abu Dawud)

Ikhtiar Mendapat Jodoh

Berikut ini beberapa beberapa cara agar cepat menemukan jodoh seperti dikutip dari buku Adakah Namamu dalam Catatan Takdirku? karya Angkasa Putra.

1. Perbaiki Niat dan Hari

Niat yang baik adalah kunci mendapatkan hasil yang diharapkan. Jika ingin mendapatkan jodoh dengan niat karena Allah SWT semata, Allah SWT akan mempertemukan kita dengan seseorang yang memiliki tujuan serupa.

2. Memperbaiki Diri Sendiri

Jika ingin mendapatkan jodoh yang baik dan saleh atau salihah, kita juga harus berusaha menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu.

3. Perbanyak Ibadah Sunnah

Untuk mempercepat datangnya jodoh, mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah kuncinya. Selain menjalankan ibadah wajib dengan konsisten, kita juga perlu menambah ibadah-ibadah sunnah. Lakukan secara rutin setiap hari agar keimanan semakin kuat dan doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT Ta’ala.

4. Memperbanyak Relasi

Salah satu cara untuk memilih jodoh dengan cepat adalah dengan memperbanyak relasi. Dengan memiliki jaringan pertemanan yang luas, kita akan memiliki lebih banyak pilihan. Pastikan relasi tersebut berada di lingkungan yang positif jika kita menginginkan jodoh yang baik.

5. Menetapkan Kriteria yang Realistis dan Tidak Pilah-pilih

Memiliki keinginan tertentu tentu wajar, namun jika kita menjadikannya syarat utama dalam memilih jodoh, kita justru membuat segalanya lebih sulit bagi diri sendiri.

6. Mengandalkan Bantuan Orang Lain

Salah satu cara dalam mendapatkan jodoh adalah dengan meminta bantuan dari orang yang memiliki reputasi baik. Tidak perlu ragu untuk meminta bantuan mereka, dan jangan segan untuk mengingatkan secara rutin agar mereka tetap ingat akan permintaan kita.

7. Mengungkapkan Keinginan Secara Terbuka

Seorang wanita juga dapat menyatakan langsung kepada pria yang baik agamanya bahwa ia siap untuk menikah. Meski cara ini masih jarang diterapkan dalam budaya Indonesia, sebenarnya ini sesuai dengan ajaran Islam, karena pernah dilakukan oleh Khadijah kepada Rasulullah SAW.

8. Teruslah Berdoa dengan Tekun

Jangan pernah merasa putus asa untuk terus berdoa. Agar doa lebih mudah dikabulkan, pastikan untuk mengikuti adab-adab berdoa dalam Islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hindari berdoa sesuai keinginan kita sendiri tanpa pedoman yang benar.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com