Tag Archives: hadits

Masuk Neraka Dulu sebelum Masuk Surga, Benarkah?



Jakarta

Surga dan neraka adalah tempat akhir bagi umat manusia setelah usainya kehidupan dunia. Menurut sebuah hadits, kaum mukmin akan dibersihkan dulu di neraka sebelum masuk surga.

Dibersihkannya kaum mukmin sebelum masuk surga ini dilakukan setelah menyeberangi jembatan shirath (Shiratal Mustaqim). Kaum mukmin akan berhenti di atas sebuah lengkungan di antara surga dan neraka kemudian dibersihkan dan disucikan dengan cara qishas (pembalasan setimpal), seperti dikatakan Umar Sulaiman Al-Asqar dalam Kitab Al Jannah wan Naar.

Pembalasan setimpal tersebut dilakukan apabila ada hak yang terzalimi di antara kaum mukmin semasa hidup di dunia. Menurut Umar Sulaiman Al-Asqar, hal itu dilakukan agar mereka masuk surga dalam keadaan suci dan bersih, tidak menanggung satu pun kezaliman terhadap orang lain dan tidak saling menuntut hak satu sama lain.


Tahapan pembersihan diri ini disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya pada Kitab ar-Riqaq bab al-Qishash Yaum al-Qiyamah dari Abu Sa’id al-Khudri, ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Orang beriman dikeluarkan dari neraka kemudian dihentikan di atas sebuah lengkungan di antara surga dan neraka. Lalu dilakukan qishash kezaliman di antara mereka satu sama lain, yang terjadi di dunia. Setelah dibersihkan dan disucikan, mereka diizinkan untuk masuk surga. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh masing-masing mereka lebih mengetahui jalan menuju rumahnya di surga daripada jalan menuju rumahnya di dunia.”

Ad Dailami dalam Firdaus al-Akhbar turut meriwayatkan hadits dari Ibn ‘Abbas terkait umat Islam yang akan dimasukkan neraka dulu sebelum masuk surga. Ibn ‘Abbas menyandarkan ucapannya kepada Rasulullah SAW yang bersabda,

“Bila Allah memerintahkan Malaikat Izrail mencabut nyawa orang-orang Islam yang harus masuk neraka lebih dulu (sebelum masuk surga), maka Dia SWT berfirman, ‘Sampaikan berita gembira kepada mereka bahwa mereka akan masuk surga setelah menjalani hukuman selama waktu tertentu, berdasarkan masa siksaan mereka di neraka.'”

Menurut Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam Kitab Al-Khurasaniyyah fi Syarhi ‘Aqidah Ar-Raziyyaini (Ashli As-Sunnah wa I’tiqad Ad-Din), orang yang termasuk dalam golongan ini adalah orang-orang yang mengesakan Allah SWT yang berbuat durhaka. Sehingga, mereka harus masuk neraka lebih dulu.

Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi menjelaskan lebih lanjut, hak-hak orang yang akan masuk ke neraka dulu sebelum masuk surga ini akan ditangguhkan di Al Mizan dan mereka dapat menuntut hak-haknya setelah keluar dari neraka dan sebelum masuk surga.

“Hak-hak dan kewajiban mereka bisa jadi berkaitan dengan orang yang beriman yang telah dahulu masuk surga dan bisa juga berkaitan dengan orang kafir yang masuk di neraka bersama mereka,” terang Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi seperti diterjemahkan Masturi Irham dan Malik Supar.

Pengadilan atas perkara orang yang mengesakan Allah SWT namun berbuat durhaka ini berpotensi mengangkat mereka ke tempat yang sedikit lebih tinggi, sebagaimana dijelaskan dalam hadits tentang Shiratal Mustaqim.

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits Rasulullah SAW tentang Haji Mabrur, Ini Tanda dan Keutamaannya



Jakarta

Haji mabrur adalah ibadah haji yang makbul atau diterima oleh Allah SWT. Setiap jemaah haji tentu menginginkan ibadahnya menjadi haji mabrur.

Mengutip dari buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman, kata ‘mabrur’ dari segi bahasa diambil dari kata ‘barra’ yang memiliki banyak makna, antara lain berarti surga, benar, diterima, pemberian, atau keluasan dalam kebajikan.

Haji mabrur diartikan sebagai ibadah haji yang sempurna hukum-hukumnya. Ibadah haji yang dilakukan seseorang bisa menjadi makbul apabila ia menjalankannya sesuai dengan yang telah disyariatkan oleh agama Islam dan tuntunan Rasulullah SAW.


Sedangkan ibadah haji yang tidak diterima atau ditolak oleh Allah SWT tentunya ibadah yang bercampur dengan sesuatu yang diharamkan, seperti berbuat maksiat atau dosa lainnya.

Istilah haji mabrur sebenarnya tidak dikenal dalam Al-Qur’an, tetapi telah disebutkan dalam beberapa riwayat hadits. Apa saja haditsnya?

Hadits Rasulullah SAW tentang Haji Mabrur

Berikut ini di antaranya hadits Rasulullah SAW tentang haji mabrur, dilansir dari laman NU Online dan Kitab I’tikaf dan Kitab Zikir-zikir karya Imam Abu Zakaria Yahya, dkk.

1. Tanda-tanda Haji Mabrur

عَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ، قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا بِرُّهُ؟ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلَامِ وفي رواية لأحمد والبيهقي إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ

Artinya: Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.” Lalu sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?” Rasulullah SAW menjawab, “Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik.” (HR Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Berdasarkan hadits tersebut, haji mabrur ditandai dengan ibadah yang dilaksanakannya tidak mengandung maksiat di dalamnya serta dengan memberikan makan kepada orang lain dan menjaga ucapan yang baik.

2. Haji Mabrur Menjadi Amalan yang Utama

وَعَنْهُ قال سُئِل النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ العَمَلِ أَفضَلُ ؟ قال إيمانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ» قبل ثُمَّ مَاذَا ؟ قال الجِهَادُ في الله قيل ثم ماذا ؟ قَالَ حَجٌ مَبْرُورٌ متفق عليه سَبِيل المَبْرُورُ هُوَ الَّذِي لا يَرْتَكِبُ صَاحِبُهُ فِيهِ مَعْصِية

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Amalan manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan RasulNya.” Lalu beliau ditanya lagi, “Kemudian apakah?” Beliau menjawab: “Jihad fi-sabilillah.” Masih ditanya lagi, “Kemudian apakah?” Beliau menjawab: “Haji yang mabrur.” (Muttafaq ‘alaih).

3. Haji Mabrur Mendapat Balasan Surga

وعَنْهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ العُمْرَة إلى العُمْرِة كَفَّارة لما بينهما والحجُّ المَبرُورُ لَيس لهُ جَزَاء إِلَّا الجَنَّةَ متفق عليه

Artinya: Dari Abu Hurairah RA pula, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Umrah ke umrah yang berikutnya adalah menjadi penutup dosa dalam waktu antara dua kali umrahan itu, sedang haji mabrur, maka tidak ada balasan bagi yang melakukannya itu melainkan surga.” (Muttafaq ‘alaih).

4. Orang yang Hajinya Mabrur Kembali Suci Seperti Baru Dilahirkan

وَعَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقولُ منْ حَجَّ فَلَم يُرْفُتْ وَلَم يَفْسُقُ رَجَعَ كَيَومِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ متفق عليه

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengerjakan haji, lalu ia tidak berbuat kelalaian dan tidak pula mengerjakan dosa yakni kemaksiatan besar atau yang kecil tetapi berulang kali, maka ia akan kembali dari ibadah hajinya itu sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya yakni tidak ada dosa dalam dirinya sama sekali.” (Muttafaq ‘alaih)

5. Haji Mabrur Termasuk Sebaik-baiknya Jihad

وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يا رَسُولَ الله نَرى الجِهَادَ أَفضَلَ العملِ أَفَلا نُجَاهِدُ ؟ فَقَالَ لَكِنْ أَفْضَلُ الجِهَادِ حَج مبرور رواه البخاري

Artinya: Dari Aisyah RA, ia berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, kita mengetahui bahwa jihad adalah seutama-utama amalan. Maka dari itu, apakah kita (kaum wanita) tidak baik mengikuti jihad?” Beliau lalu menjawab, “Bagi engkau semua kaum wanita, maka sebaik-baiknya jihad ialah mengerjakan haji yang mabrur.” (HR Bukhari).

Itulah 5 hadits Rasulullah SAW tentang haji mabrur yang di antaranya menggambarkan tanda, ciri-ciri, dan keutamaannya. Semoga para jemaah haji yang melaksanakan ibadahnya di tahun ini dapat kembali dengan haji yang mabrur.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Mandi Wajib Pria dan Tata Caranya



Jakarta

Doa setelah mandi wajib pria adalah salah satu amalan sunnah yang bisa diamalkan sesuai mandi junub atau wajib. Mandi wajib sendiri diketahui adalah sebagai pembersihan diri dari hadats besar dengan cara membasuhkan air secara merata ke seluruh bagian tubuh.

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat karya Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf, hadats adalah keadaan ketika seseorang menjadi tidak suci, sehingga mereka dilarang untuk melakukan ibadah seperti salat dan tawaf. Jika seseorang mengalami hadats besar, mereka harus melakukan mandi wajib untuk menyucikan diri.

Mandi wajib bagi pria harus dilakukan setelah melewati beberapa hal yang membuat hadats seperti hubungan biologis suami dan istri, mimpi basah, hingga mengeluarkan air mani. Perintah untuk mandi wajib sendiri termaktubkan dalam firman Allah SWT yaitu Al-Qur’an Surah Al Ma’idah ayat 6 yang berbunyi,


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.”

Adapun setelah mengetahui perintah mengenai mandi wajib, berikut ini adalah doa yang bisa diucapkan ketika setelah mandi wajib pria.

Doa setelah Mandi Wajib Pria

Setelah melaksanakan mandi wajib, ada sebuah doa yang bisa dipanjatkan. Hukum membaca doa usai mandi wajib hukumnya sunnah.

Dikutip dari buku tulisan Isnan Ansory yang berjudul Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab, berikut bunyi doa setelah mandi wajib.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: “Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina”

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri,”

Tata Cara Mandi Wajib Pria

Mandi wajib dilakukan ketika seorang muslim berhadats besar. Berikut ini tata cara lengkap mandi wajib pria untuk menghilangkan hadats.

1. Membaca niat berikut,

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: “Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil akbari minal jinaabati fardhan lillahi ta’ala”

Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala,”

2. Bersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali

3. Bersihkan kotoran yang menempel di sekitar tempat yang tersembunyi dengan tangan kiri

4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih

5. Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti ketika kita akan sholat dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki

6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur air. Dimulai dari sisi kanan lalu lanjutkan ke tubuh sisi kiri

8. Saat menjalankan tata cara mandi wajib, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan

Dalam sebuah hadits, ada yang membedakan antara mandi wajib pria dengan wanita. Menyela pangkal rambut dikhususkan bagi pria, sedangkan wanita tidak perlu melakukan tata cara yang satu ini sesuai dengan rujukan hadits dalam Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita oleh Abdul Syukur Al-Azizi.

Dalam satu riwayat hadits dari Ummu Salamah RA, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Ia berkata,

“Wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang gelungan rambutnya besar. Apakah aku harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?”

Rasulullah SAW pun menjawab, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu menyela-nyela kepadamu dengan air sebanyak tiga kali, kemudian guyurlah kepala dan badanmu dengan air, sehingga kamu telah suci.” (HR Muslim)

Sekian adalah pembahasan sekilas mengenai doa setelah mandi wajib pria dan niatnya sesuai sebab hadats. Semoga tulisan kali ini bermanfaat ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sayyidul Istighfar yang Benar, Dilengkapi Manfaatnya



Jakarta

Bacaan Sayyidul Istighfar adalah salah satu bacaan doa dengan keutamaan besar. Keterangan mengenai kemuliaannya dijelaskan dalam sejumlah riwayat hadits.

Salah satunya diungkap melalui sabda Rasulullah SAW bahwa Sayyidul Istighfar adalah penghulu istighfar. Selain itu disebutkan pula bahwa pembaca lafal ini akan menjadi penghuni surga.

“Penghulu istighfar adalah seseorang mengucapkan, ‘Ya Allah, Engkau Rabbku, tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau. Engkau menciptakanku dan aku hamba-Mu. Aku di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku lakukan, aku mengakui untuk-Mu nikmat-nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui untuk-Mu dosa-dosaku, maka ampunilah aku, sungguh tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.’


Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan meyakininya, lalu mati pada hari itu sebelum sore maka dia termasuk ahli surga, dan siapa mengucapkannya di waktu malam dan dia meyakininya, lalu dia mati sebelum Subuh, maka dia termasuk ahli surga.” (HR Bukhari)

Bacaan Sayyidul Istighfar Arab, Latin, dan Artinya

Dikutip dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi yang mengutip hadits riwayat al-Bukhari dari Syaddad bin Aus RA, berikut ini bacaan Sayyidul Istighfar.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari)

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 menjelaskan, Sayyidul Istighfar merupakan bacaan istighfar paling agung dan utama. Sayyidul Istighfar mengungguli lafal istighfar lain dari segi keutamaan hingga tingakatannya.

Untuk itu, Sayyidul Istighfar disebut sebagai penghulu istighfar karena di dalamnya merangkum makna taubat dan menghinakan diri di hadapan Allah SWT. Bacaan Sayyidul Istighfar mengandung pengharusan atas pengampunan dosa-dosa.

Berdasarkan keterangan hadits sebelumnya, muslim yang mengamalkan bacaan Sayyidul Istighfar di waktu pagi, siang, sore atau malam (utamanya pagi dan petang), lalu ia meninggalkan dunia, maka dirinya tercatat sebagai penghuni surga.

Selain itu, orang yang senantiasa membaca lafal istighfar ini maka baginya akan meraih janji mulia, pahala besar, dan balasan berlimpah.

“Sudah sepantasnya pemiliknya atau orang yang kontinu mengerjakannya, untuk mendapat pemberian maaf dan ampunan, pembebasan dari neraka, dan masuk ke dalam surga,” jelas Syaikh Abdurrazaq.

(rah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Bacaan setelah Adzan dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Bacaan setelah adzan dapat dipanjatkan oleh muslim sebagai amalan baik yang juga diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW. Hal ini baik untuk diamalkan karena terdapat kesempatan adzan sebagai penanda dan pemanggil salat lima kali sehari yang wajib untuk diikuti oleh umat Islam.

Waktu antara adzan dan iqamah dianggap sebagai salah satu waktu yang mustajab untuk seorang muslim memanjatkan doa. Dalam salah satu hadits diceritakan bahwa doa yang diamalkan oleh seorang muslim setelah adzan tidak akan ditolak.

“إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا” (رواه أحمد).


Artinya: “Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah pada saat itu.” (HR Ahmad)

Bacaan setelah Adzan dan Artinya Sesuai Sunnah

Berikut ini adalah bacaan doa setelah adzan lengkap dengan artinya yang bisa kita amalkan.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد”

Arab Latin: “Allahumma rabba haadzihid da’watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad.”

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan.”

Bacaan setelah Adzan Maghrib

Seorang muslim dapat menambahkan doa setelah adzan Maghrib sebagai berikut.

اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

Arab Latin: “Allahumma hadza iqbalu lailika wa idbaru naharika wa ashwatu du’aika faghfir lii.”

Artinya: “Ya Allah, ini telah menjelang malam-Mu, dan telah berlalu siang-Mu, telah diserukan seruan-Mu, maka ampunilah aku.”

Selain membaca doa setelah adzan, seorang muslim dianjurkan untuk melakukan tiga hal ini saat mendengar adzan berkumandang sesuai dengan hadits dari Rasulullah SAW.

“إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ” (رواه مسلم).

Artinya: “Jika kamu mendengar muadzin, ucapkanlah seperti yang diucapkannya, kemudian berdoalah untukku. Siapa yang mendoakan kepadaku satu kali, Allah akan mendoakan kepadanya sepuluh kali, dan mintalah wasilah (kedudukan istimewa) kepada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi seorang hamba Allah, dan aku berharap bahwa aku adalah orang itu. Siapa yang meminta wasilah untukku, dia akan mendapatkan syafaatku.” (HR Muslim)

Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai bacaan setelah adzan. Semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat dan dipraktikkan oleh pembaca semua. Aamiin yaa Rabbalalamiin.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Adzan, Dibaca agar Mendapat Syafaat pada Hari Kiamat



Jakarta

Doa setelah adzan merupakan amalan sunnah yang dipanjatkan usai muazin menyerukan adzan. Selain itu, doa tersebut juga termasuk ke dalam adab ketika mendengarkan adzan.

Menurut buku 63 Adab Sunnah oleh Dr KH Rachmat Morado Sugiarto Lc M A, doa setelah adzan disampaikan oleh Jabir bin Abdullah. Dikatakan orang yang membaca doa tersebut akan mendapat syafaat pada hari kiamat.

Adapun, hukum membacanya ialah sunnah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut bacaan doanya seperti dinukil dari Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah susunan Abdullah Zaedan.


Bacaan Doa setelah Adzan

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذه الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاةِ القائمة آت مُحَمَّداً الْوَسَيْلَةَ والْفَضيلَةَ وابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْداً الَّذِي وَعَدتَهُ

Arab latin: Alloohumma robba hadzihid da’watittaamatit taammati was sholaatil qoo`imati aati muhammadal wasiilata wal fadhiilata wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa-‘adtahu

Artinya: “Ya Allah, Rabb yang memiliki panggilan ini, yaitu yang sempurna juga memiliki salat yang didirikan. Berikanlah Nabi Muhammad wasilah serta keutamaan, berikut juga kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia menuju tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan,” (HR An Nasa’i)

Keistimewaan Doa setelah Adzan

Menukil dari buku Sukses Dunia-Akhirat dengan Doa-doa Harian karya Mahmud Asy Syafrowi, keistimewaan dari doa setelah adzan ialah mendapat syafaat pada hari kiamat kelak sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya. Maksud syafaat ini ialah pertolongan Rasulullah untuk umatnya.

“Barang siapa ketika mendengar adzan lalu mengucapkan (doa ini), maka masuklah syafaatku baginya di hari kiamat,” (HR Bukhari).

Syafaat Nabi Muhammad SAW banyak macamnya, seperti untuk orang-orang yang menanggung dosa dari umatnya agar mendapat pengampunan dari Allah. Selain itu memasukkan mereka ke dalam surga tanpa hisab, serta meninggikan derajat setiap orang sesai dengan yang pantas.

Bahkan, keistimewaan lain dari orang yang rutin membaca doa setelah adzan ialah dikaruniai khusnul khatimah di akhir hidupnya. Untuk meraih keistimewaan tersebut tidak cukup sekadar membacanya di lisan, melainkan harus mengetahui dan menghayati maknanya.

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

9 Doa untuk Anak dari Orang Tua, Singkat dan Mudah Dihapalkan


Jakarta

Doa untuk anak adalah bentuk kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Doa dari orang tua yang dipanjatkan pada Allah SWT ini didengar dan Insya Allah dikabulkan.

Ada berbagai bentuk doa untuk anak seiring banyaknya harapan orang tua. Berikut beberapa contohnya dikutip dari buku Indahnya Pernikahan dan Rumahku, Surgaku oleh Ade Saroni dan Kitab Doa Mustajab karya Ustadz Amrin Ali Al-Kasya.

9 Doa untuk Anak dari Orang Tua

Dikutip dari buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya oleh Aulia Fadhil, orang tua dianjurkan mendoakan semua hal yang baik. Karena, doa untuk anak dari orang tua hampir pasti dikabulkan Allah SWT.


1. Doa untuk Anak Menjadi Sholeh dan Sholeha

Doa untuk anak agar menjadi sholeh dan sholeha ini sering dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim dalam QS Ash Shaffaat ayat 100, yaitu:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Robbi hablii minash shoolihiin.
Artinya: Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

Ada juga jenis doa untuk anak agar menjadi sholeh dan sholeha versi lebih panjang dan lengkap, yaitu:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا أَوْلَادًا صَالِحِيْنَ حَافِظِيْنَ لِلْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ فُقَهَاءَ فِى الدِّيْنِ مُبَارَكًا حَيَاتُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ

Allahummaj’al auladana auladan sholihin haafizhiina lil qur’ani wa sunnati fuqaha fiddiin mubarokan hayatuhum fiddunya wal akhirah.
Artinya: Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang sholeh lagi sholeha, orang yang hafal Al Quran dan sunnah, orang yang paham agama, diberkahi kehidupannya di dunia dan di akhirat.

2. Doa untuk Anak yang Baru Lahir

أُعِيْذُهُ بِالوَاحِدِ الصَّمَدِ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى حَسَدٍ

A’uudzuhu (haa) bilwaahidish shamadi min syarri kulli dzii hasadin.
Artinya: Ya Allah Yang Maha Esa, tempat semua orang meminta, aku mohon perlindunganMu untuk anakku dari segala kejahatan orang yang dengki.

3. Doa untuk Anak Sukses Dunia dan Akhirat

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbana waj’alna muslimaini laka wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatan laka wa arina manasikana watub alaina, innaka antat-tawwabur-rahim.
Artinya: Ya Tuhan kami, jadikanlah kamu berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kami cara dan tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Baqarah: 128).

4. Doa untuk Anak Dijauhkan dari Segala Bentuk Penyakit

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illa anta syifaa an laa yughaadiru saqaman.
Artinya: Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan seluruh manusia. Hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan sebab Engkau adalah penyembuh. Tak ada yang mampu menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan tanpa menyisakan rasa sakit.

5. Doa untuk Anak Kecil Supaya Patuh

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Wallazina yaquluna rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lil-muttaqina imama.
Artinya: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,”. (QS Al Furqan: 74).

6. Doa untuk Anak yang Beranjak Dewasa

اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

Allahumma-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hikmatan wa ahlihim liqobuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah.
Artinya: Ya Allah, isilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang layak untuk menerima nikmat-Mu, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.

7. Doa untuk Anak Menjadi Patuh pada Ibu

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَوْلَادِي وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ

Allahumma barikli fii auladi, wa la tadhuurhum, wa waffiqhum li tho’atika, warzuqna birrohum.
Artinya: Ya Allah berilah barokah untuk hamba pada anak-anak hamba, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, berilah mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah hamba rejeki berupa bakti mereka.

8. Doa untuk Anak dalam Kelancaran Berbicara

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Rabbisyrahli shadrii, wayassirlii amrii, wahlul ‘uqdatammillisaanii, yafqohuu qoulii.
Artinya: Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha: 25-28).

9. Doa untuk Anak Bayi Baru Lahir agar Diberi Pemahaman Agama yang Baik

اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

Allahumma faqqih hu fid diini wa ‘allimhu ta’wiila.
Artinya: Ya Allah berikanlah kepahaman baginya dalam urusan agama dan ajarkanlah dia takwil (tafsir ayat-ayat Al Quran).

Itulah beberapa macam doa untuk anak yang bisa dipanjatkan oleh setiap orang tua kepada Allah SWT. Seperti yang sudah dijelaskan, doa orang tua sangat mudah dimustajab Allah SWT. Karena itu, doa untuk anak harus dipanjatkan dengan niat baik.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Hadits Orang yang Enggan Masuk Surga, Siapa Mereka?



Jakarta

Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah menyebutkan kelompok orang-orang yang enggan masuk ke surga milik Allah SWT. Siapakah orang-orang tersebut?

Hadits yang dimaksud bersumber dari Abu Hurairah RA yang pernah mengutip sabda Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Bukhari dengan sanad shahih dalam Kitab Al I’tisham bil Kitab wa As Sunnah berikut bunyinya.

أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أَبَى». قيل: ومَنْ يَأْبَى يا رسول الله؟ قال: «من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أَبَى»


Artinya: “Seluruh umatku masuk surga, kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang enggan itu?” Beliau bersabda, “Barang siapa yang taat kepadaku ia pasti masuk surga, dan barang siapa yang durhaka kepadaku berarti ia telah enggan masuk surga.” (HR Bukhari)

Orang-orang yang enggan masuk surga adalah mereka yang enggan menaati perintah rasul. Menurut Kitab Fathul Bari, orang-orang yang enggan masuk surga dalam hadits tersebut dapat terdiri dari golongan kafir maupun muslim.

Golongan kafir yang enggan masuk surga disebutkan tidak akan masuk surga sama sekali. Sementara, bagi muslim disebutkan akan melalui proses yang lama terlebih dahulu sebelum masuk surga.

“Jika dia itu muslim maka maksudnya dia tidak akan masuk surga beserta orang-orang yang pertama memasukinya. Jadi dia bakal masuk tapi ada proses dulu yang membuat masuknya lambat,” demikian penjelasannya yang diterjemahkan oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (PISS) KTB dalam buku Tanya Jawab Islam.

Mengenai perintah taat kepada rasul sejatinya sudah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah satunya dalam surah Ali Imran ayat 32,

قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya: Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”

Selain itu, disebutkan pula dalam surah An Nisa ayat 80. Allah SWT berfirman,

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنْ تَوَلّٰى فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ

Artinya: “Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka.”

Disebutkan dalam Tafsir Tahlili terbitan Kemenag, menaati rasul tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan syirik atau mempersekutukan Allah SWT. Sebab, rasul adalah utusan Allah SWT yang mengemban perintah-Nya.

Taat kepada Rasulullah SAW

Menurut surat Al Hasyr ayat 7, taat kepada rasul adalah mengikuti apa yang diajarkan dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Allah SWT berfirman,

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟

Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.”

Menaati Rasulullah dapat dilakukan dengan menjalankan apa yang menjadi syariatnya. Dalam Islam, ada banyak ibadah yang dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan rasul.

Ibadah ini bisa dilakukan dalam usaha menjadi salah satu umat Rasulullah SAW yang pasti masuk surga. Tentunya saat melakukan ibadah, tiap muslim harus taat pada rukun dan syaratnya.

Berikut beberapa amalan yang diperintahkan Rasulullah SAW adalah salat, puasa, zakat, membaca Al-Qur’an, mengingat Allah SWT baik di waktu lapang maupun sempit, hingga membaca sholawat sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Ahzab ayat 56 sebagai berikut.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Artinya:”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits yang Membahas tentang Ikhlas



Jakarta

Ikhlas berasal dari kata akhlasha-yukhlishu yang artinya membersihkan dan memurnikan sesuatu. Segala sesuatu yang dilakukan, terutama dalam hal ibadah harus dilandasi dengan rasa ikhlas.

Menukil dari Ensiklopedia Akhlak Rasulullah 1 susunan Syaikh Mahmud Al-Mishri, definisi ikhlas juga dipaparkan oleh sejumlah ulama. Abu Utsman Al-Maghribi menyebut ikhlas dilakukan dengan melupakan perhatian makhluk sehingga hanya kepada Allah seluruh perhatian tercurah.

Adapun, Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Secara umum, ikhlas tergolong ke dalam amalan hati yang sulit dilakukan namun kerap dianggap mudah.


Bahkan, dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda mengenai perbuatan yang dilandaskan dengan rasa ikhlas tidak akan sia-sia.

“Seluruh amal perbuatan tergantung pada niat. Setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya karena dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya memperoleh apa yang diniatkan,” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain hadits di atas, masih ada beberapa hadits lainya mengenai ikhlas. Simak bahasannya berikut ini.

5 Hadits tentang Ikhlas

Mengutip dari buku Ikhlas, Kunci Diterimanya Ibadah terbitan Akhbar Media Eka Sarana, berikut sejumlah hadits yang membahas tentang keikhlasan.

1. Allah Menilai Keikhlasan Hati

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu,” (HR Muslim)

2. Analogi Amal yang Dilandasi dengan Ikhlas

“Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak,” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menganalogikan amal yang dilandasi dengan ikhlas dalam hati seperti bejana.

3. Ikhlas karena Allah

“Barangsiapa yang ikhlas karena Allah selama 40 hari, niscaya akan muncul mata air hikmah pada lisannya,” (HR Abu Nu’aim)

4. Allah Menolong Orang-orang yang Ikhlas

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan do’a, shalat dan keikhlasan mereka,” (HR An Nasa’i)

5. Tidak Diterimanya Amal Selain yang Dilakukan dengan Ikhlas

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya,” (HR An Nasa’i)

3 Derajat Keikhlasan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah melalui Madarijus Salikin menyebut tiga derajat keikhlasan seorang manusia, antara lain ialah:

1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal, dan tidak puas terhadap amal

Terdapat 3 penghalang yang dilakukan seseorang dari amalnya. Pertama, pandangan dan perhatiannya. Kedua, keinginan atas imbalan dari amalnya. Ketiga, puas, dan senang kepadanya. Padahal semua kebaikan yang ada dalam diri seorang hamba semata atas karunia Allah, pemberian, kebaikan, dan nikmat-Nya.

2. Malu terhadap amal sambil tetap berusaha untuk membenahinya, memelihara cahaya taufik yang dipancarkan Allah

Seorang muslim akan merasa malu kepada Allah karena merasa amalnya belum layak. Namun, amal itu tetap diupayakan. Derajat ini mencakup 5 perkara. Antara lain amal, berusaha dalam amal, rasa malu kepada Allah, memelihara kesaksian, melihat amal sebagai pemberian, dan karunia Allah.

3. Memurnikan amal, membiarkan amal berlalu berdasarkan ilmu, tunduk kepada hukum kehendak Allah dan membebaskannya dari sentuhan rupa

Memurnikan amal dimaknai sebagai membiarkan amal itu berlalu berdasarkan ilmu dan ketundukan terhadap kehendak Allah SWT. Sementara itu, membebaskan dari sentuhan rupa artinya membebaskan amal dan ubudiyah dari selain Dia.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Amalan dan Doa Spesial Idul Adha untuk Umat Muslim



Jakarta

Para ulama mengatakan bahwa disunnahkan untuk menghidupkan malam hari raya. Berikut ini bacaan amalan dan doa spesial Idul Adha untuk umat Islam.

Imam an-Nawawi dalam Kitab al-Adzkar menjelaskan mengenai sunnah untuk menghidupkan malam hari raya dengan berdzikir kepada Allah SWT, melakukan salat, dan lain sebagainya, melakukan amalan-amalan, dan taat kepada Allah SWT.

Hal ini sebagaimana berdasar pada hadits, “Barang siapa yang menghidupkan malam dua hari raya, maka hatinya tidak akan mati pada hari ketika hati-hati yang lain mati.” (HR Ibnu Majah dan Imam Syafi’i)


Imam an-Nawawi mengatakan hadits tersebut dhaif, namun ia menyebut dalam kitab keutamaan amal bahwasanya boleh bagi umat Islam menggunakan hadits tersebut.

Dalam redaksi riwayat lain disebutkan, “Barang siapa yang mendirikan salat pada malam dua hari raya karena mengharap ridha Allah SWT semata, maka hatinya tidak akan mati pada saat hati-hati yang lain mati.”

Selain itu, disunnahkan untuk membaca takbir pada malam dua hari raya. Disunnahkan pada Idul Fitri dimulai dari terbenamnya matahari, hingga imam salat Id bertakbiratul ihram.

Disunnahkan juga setelah salat Maktubah dan dalam segala keadaan. Bukan hanya itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak bacaan ketika dalam perkumpulan orang-orang.

Dianjurkan untuk mengumandangkan takbir ketika jalan, duduk, atau tiduran, baik dalam perjalanan ke masjid maupun ke tempat tidur.

Ketika Idul Adha tiba, maka dikumandangkan takbir dimulai dari setelah salat Subuh dari hari Arafah hingga masuk akhir hari Tasyrik, setelah salat Ashar bertakbir sejenak kemudian selesai.

Para ulama syafi’iyah mengatakan, berikut ini lafal takbir yang dapat dibaca saat malam Hari Raya Idul Adha,

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”

Lafaz tersebut dibaca tiga kali dan boleh diulang-ulang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Imam syafi’i dan para ulama Syafi’iyah mengatakan, jika menghendaki tambahan maka dengan membaca,

الله أَكْبَرُ كَبيراً، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لَا إِلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Allaahu akbar kabiiraw walhamdu lillaahi katsiiraa. Wa sub- haar laahi bukkrataw wa ashiilaa. Laa ilaaha illal laahu wa laa na’budu ilaa aahu mukhlishiina lahud diin. Walaw karihal kaafiruun. Laa ilaa- ha illa llahu wahdah shadaqa wa’dah. Wa nashara ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaha illal laahu wal laahu akbar.

Artinya: “Allah Maha Besar, segala puji dengan pujian sebanyak-banyaknya hanya milik Allah. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan sore hari. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan kami tidak meng- hamba kecuali kepada Allah dengan memurnikan agama kepada-Nya walaupun orang-orang kafir membencinya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, janjinya pasti benar dan dia menolong hamba-Nya. Dan menghancurkan persekutuan orang-orang kafir sendirian Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Mahabesar.”

Mayoritas ulama Syafi’iyah menyebut boleh juga mengumandangkan takbir Idul Adha dengan bacaan berikut:

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”

Selain takbiran, amalan dan doa spesial Idul Adha lainnya adalah menyembelih hewan kurban dan berdoa untuk itu. Merangkum arsip detikHikmah, berikut bacaan doa berkurban sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim.

بِسْمِ اَللَّهِ, اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, وَمِنْ أُمّةِ مُحَمَّدٍ

Arab latin: Bismillah, Allahumma taqobbal min Muhammad wa aali Muhammad, wa min ummati Muhammad

Artinya: “Dengan nama Allah Ya Allah, terimalah dari Muhammad dan dari keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad.”

Apabila hendak menyembelih hewan kurban, maka dapat membaca doa sebagai berikut:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī’ul-‘alīm

Artinya: “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com