Tag Archives: hadits

Hadits tentang Sabar dan Syukur, Bukti Keimanan kepada Allah SWT



Jakarta

Sabar dan syukur adalah dua sifat terpuji yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Keduanya merupakan bukti keimanan kepada Allah SWT, yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmah dan rahmat-Nya.

Sabar dan syukur juga merupakan kunci untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Terdapat beberapa hadits yang menyinggung tentang sabar dan syukur yang termasuk dalam bukti keimanan umat muslim kepada Allah SWT.


Pengertian Sabar dan Syukur

Dikutip dari buku Rahasia Superdahsyat dalam Sabar & Shalat karya Amirulloh Syarbini dan Novi Hidayati Afsari, sabar merupakan gambaran kekuatan seseorang dalam menghadapi segala cobaan dan persoalan dengan semangat melakukan usaha, gigih, dan tidak putus asa, sambil berpegang teguh pada tuntunan Allah SWT.

Imam al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul Syukur, Mengapa Kita Wajib Bersyukur?, mengartikan bahwa syukur adalah bentuk penghormatan untuk menghindari kemurkaan orang yang telah berbuat baik kepadanya.

Hadits tentang Sabar

Dikutip dari buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas Muhammad SAW karya Amirulloh Syarbini dan Jumari Haryadi, dijelaskan beberapa hadits yang menyinggung tentang sabar yaitu,

“Dari Anas bin Malik bahwa Ummu Rubayyi’ binti Bara’ yaitu ibunya Haritsah bin Suraqah, datang kepada Nabi SAW, lalu dia berkata, “Wahai Nabi Allah, hendaklah engkau memberitakan kepadaku tentang (nasib) Haritsah; dimana ia terbunuh pada perang Badar terkena anak panah yang asing (tidak diketahui siapa pemanahnya dan dari mana datangnya). Jika ia di surga, maka aku bersabar, dan jika tidak demikian, maka aku hendak bersungguh-sungguh menangisinya.” Beliau bersabda: “Wahai ibunya Haritsah, sesungguhnya itu derajat-derajat di surga, dan sesungguhnya anakmu mendapat surga Firdaus yang luhur.” (HR Bukhari)

“Rasulullah SAW bersabda: “Kalaulah kesabaran itu berwujud seorang lelaki, niscaya ia akan menjadi orang mulia dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (HR Thabrani)

“Sabar terhadap sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang besar.” (HR Tirmidzi)

“Dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Siapa yang membenci penguasanya terhadap sesuatu (urusan agama) maka bersabarlah; karena sesungguhnya orang yang keluar dari (kepatuhan kepada) penguasa barang sejengkal, maka dia pasti meninggal sebagaimana meninggal ala Jahiliyah (dalam kesesatan, perpecahan, dan kekosongan imam yang dipatuhi.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Sabar itu sebagian dari iman” (HR Abu Nu’aim)

Hadits tentang Syukur

Dikutip dari buku Ihya Ulumuddin 8, Sabar dan Syukur karya Imam Al-Ghazali, beberapa hadits tentang syukur yaitu,

Rasulullah SAW bersabda, “Orang makan yang bersyukur adalah seperti kedudukan orang yang berpuasa yang sabar.” (HR Imam Bukhari, At-Tirmidzi, dll)

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Ayyub AS, “Sesungguhnya Aku rela dengan syukur sebagai balasan dari para kekasih-Ku dalam cerita yang panjang. Dan Allah SWT mewahyukan kepadanya tentang sifat orang-orang yang sabar, bahwa negeri mereka adalah negeri as-salam (sejahtera). Apabila mereka memasukinya, niscaya Allah SWT ilhamkan kepada mereka akan kesyukuran, dan sikap syukur itu adalah sebaik-baiknya perkataan. Dan ketika bersyukur, Aku akan tambahkan nikmat kepada mereka.”

Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah seseorang dari kamu mengambil lisan yang berdzikir atau kalbu yang bersyukur.”

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

5 Keutamaan Menjaga Lisan Menurut Hadits bagi Kaum Muslimin


Jakarta

Lisan merupakan anugerah yang Allah SWT berikan kepada manusia. Dengan lisan, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan di lubuk hatinya.

Sudah sepatutnya manusia menjaga lisan yang mereka miliki. Terkait hal ini, dalam surat Al Qaf ayat 18 Allah SWT berfirman:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ


Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”

Nabi Muhammad SAW juga meminta kaum muslimin untuk membatasi ucapannya. Bahkan ia menganjurkan untuk menghindari berbicara jika tidak penting.

“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah. Sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR Tirmidzi)

Terdapat banyak perbuatan yang berasal dari lisan dan berujung menjadi dosa. Contohnya seperti ghibah, mengadu domba, pembicaraan yang tidak bermanfaat, candaan yang berlebihan, dan lain sebagainya seperti dikutip dari buku Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga saat di Dunia susunan Ahmad Abi Al-Musabbih.

Lantas, apa saja keutamaan yang diperoleh dari menjaga lisan? Simak bahasannya yang dinukil dari buku Reuni Ahli Surga (Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga Saat di Dunia) karya Ahmad Abi Al-Musabbih.

Keutamaan Menjaga Lisan bagi Kaum Muslimin

1. Dijauhkan dari Kebinasaan

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menjelaskan bahwa mereka yang tidak bisa menjaga lisannya akan binasa di akhirat kelak. Dikatakan juga wajah mereka akan tersungkur dalam neraka sebagaimana sabdanya ketika berbincang dengan Mu’adz bin Jabal RA,

“Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabnya: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka Beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka Beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR Tirmidzi)

2. Mendapat Ridha Allah SWT

Orang yang menjaga lisannya niscaya akan mendapat ridha Allah SWT. Hal ini sesuai dalam sebuah hadits yang berbunyi,

“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Malik dan Ahmad)

3. Dekat dengan Rasulullah SAW di Surga

Menjaga lisan jadi fondasi suatu akhlak yang baik. Dengan akhlak yang baik itu maka akan membawa diri kaum muslimin dekat kepada Nabi Muhammad SAW di surga kelak.

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah kalian yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

4. Diganjar Surga

Mereka yang dapat menjaga lisannya dari perkataan buruk dan tidak berguna niscaya akan diganjar surga oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Sahl bin Sa’ad,

“Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya, yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya, yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya.” (HR Bukhari)

5. Memperoleh Kedudukan Tinggi sebagai Muslim

Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW ditanya:

“Siapakah muslim yang paling utama?’ Kemudian beliau menjawab, “Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR Bukhari)

Bacaan Doa Menjaga Lisan

Merangkum arsip detikHikmah, ada doa yang dapat dibaca agar lisan kita tetap terjaga dari perkataan buruk. Berikut bunyi doanya,

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى

Arab latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku.” [Sunan Abu Dawud no. 1551; Sunan At-Tirmidzi no. 3492]

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Ciri-ciri Dajjal yang Disebut dalam Hadits Nabi


Jakarta

Dajjal disebut menjadi salah satu tanda kiamat yang akan muncul di akhir zaman dan akan menyesatkan banyak manusia. Ciri-ciri Dajjal telah dijelaskan dalam sejumlah hadits nabi.

Lilik Agus Saputro dalam bukunya yang berjudul Fitnah Dajjal & Ya’juj dan Ma’juj, Mengungkap Misteri Kemunculan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj mendefinisikan Dajjal adalah sosok yang hadir di akhir zaman dan muncul saat banyak kekacauan yang terjadi di muka bumi ini.

Dajjal akan mengaku bahwa dia adalah Tuhan yang memiliki kekuatan ajaib. Namun, ia bukanlah Tuhan, melainkan musuh Allah SWT dan umat Islam.


Bagaimana cara mengenalinya? Apa saja ciri-ciri Dajjal yang dijelaskan melalui dalil Islam? Simak penjelasan berikut.

Beberapa ciri-ciri Dajjal telah disebutkan dalam hadits. Berikut di antaranya.

1. Matanya Buta Sebelah, Berdahi Lebar, Tubuhnya Agak Bongkok

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah menyebutkan hadits Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Al-Filtan bin Ashim dari Nabi SAW yang menjelaskan ciri-ciri Dajjal. Dikatakan, Dajjal memiliki mata yang buta sebelah, berdahi lebar, dan tubuhnya agak bongkok. Rasulullah SAW bersabda,

“Adapun Masih Adh-Dhalalah (Al-Masih pembawa kesesatan: Dajjal) adalah seorang lelaki yang berdahi lebar, picak mata kirinya, lebar lubang hidungnya, (tubuhnya) agak bongkok.” (HR Muslim dan dinilai shahih)

2. Berambut Keriting

Mengutip buku Keluarnya Dajjal karya Firzatullah Dwiko R, ciri-ciri Dajjal terdapat dalam hadits berikut,

Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal adalah pemuda yang berambut keriting, matanya buta (sebelah kanan), aku cenderung menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan. Barang siapa di antara kalian menjumpainya maka bacakanlah kepadanya permulaan surah Al Kahfi. Sesungguhnya Dajjal akan muncul di tempat sepi antara Syam dan Iraq. Lalu dia merusak ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba-hamba Allah, teguhkanlah pendirian kalian!” (HR Muslim)

3. Jarak antara Betisnya Berjauhan

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, keriting, buta sebelah, mata yang terhapus tidak terlalu menonjol, tidak pula terlalu ke dalam, maka jika dia melakukan kerancuan (mengaku sebagai Rabb) kepadamu, maka ketahuilah sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah.” (HR Muslim)

4. Ada Tulisan “Kafir” di Dahinya

Mengutip buku Fikih Akhir Zaman karya Rachmat Morado Sugiarto, beberapa hadits yang menyebutkan ciri-ciri Dajjal. Rasulullah SAW bersabda,

“Dajjal mata sebelah kirinya cacat, rambutnya banyak, ia membawa surga/kebun dan api. Apinya adalah surga dan surganya adalah api.”

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh aku tahu apa yang dibawa Dajjal. Bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Sungai satu sungai terlihat dengan mata kepala. Airnya berwarna putih. Sungai yang satunya lagi terlihat juga dengan mata kepala, ada api bergejolak. Apabila seorang menemui sungai itu maka datangilah sungai yang dilihatnya api dan pejamkanlah matanya, kemudian tundukkan kepalanya, lalu minumlah dari sungai itu karena sesungguhnya itu air yang dingin. Dan sesungguhnya Dajjal matanya buta, di atasnya ada kulit putih tebal yang menutupinya, tertulis di antara kedua matanya “kafir”. Tulisan itu dibaca oleh setiap mukmin yang menulis dan tidak menulis.”

Tipuan Dajjal yang Digambarkan dalam Hadits

Tidak hanya ciri fisik yang aneh, Dajjal juga memiliki perilaku zalim dan sesat. Ia akan berusaha menipu manusia dengan berbagai cara. Mahir Ahmad Ash-Shufiy dalam kitab Asyrath As-Sa’ah Al-‘Alamat Al-Kubra menyebutkan beberapa kemampuan luar biasa Dajjal yang tak lain hanyalah tipuan belaka, di antaranya:

  • Mengaku sebagai tuhan
  • Membawa surga dan neraka palsu
  • Membawa air dan api
  • Membawa dua sungai yang mengalir
  • Mampu berjalan secepat awan yang ditiup angin
  • Membawa bukit roti dan daging
  • Berteriak tiga kali dan terdengar oleh orang-orang barat dan timur
  • Menceburkan diri ke tengah laut selama tiga hari setiap hari dan air laut tidak sampai ke pinggulnya
  • Menahan matahari dan melepaskannya
  • Memerintahkan benda dan hewan untuk menaati perintahnya serta memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
  • Meminta bantuan setan
  • Membunuh seorang pria muslim, lalu menghidupkannya lagi
  • Memerintahkan sungai agar mengalir

Kabar Kemunculan Dajjal yang Terkandung dalam Al-Qur’an

Dajjal disebut akan muncul saat melemahnya agama dan mundurnya ilmu pengetahuan. Dikutip dari buku Fitnah Dajjal & Ya’juj dan Ma’juj, Mengungkap Misteri Kemunculan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj karya Lilik Agus Saputro, dalam Al-Qur’an, sosok Dajjal tidak disebutkan secara langsung. Namun terdapat dalam kandungan surah Al An’am ayat 158 yang artinya,

“Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.”

Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra’ ayat 60 yang artinya,

“(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru’yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.”

Cara Menghindari Fitnah Dajjal

Dajjal disebut sebagai pembawa fitnah terbesar. Setiap muslim bisa memohon perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari fitnah Dajjal. Dalam kitab Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah karya Mahmud Al-Mishri Abu Ammar dikatakan, memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dapat dilakukan ketika salat setelah tasyahud dan sebelum salam. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Jika seorang dari kalian bertasyahud, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari empat hal, dengan berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al Masih Dajjal.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Bayi Lahir Langsung Menangis? Ini Alasan Menurut Hadits


Jakarta

Tangisan bayi yang baru lahir telah dijelaskan dalam Islam melalui sejumlah hadits. Dikatakan, hal ini berkaitan dengan perbuatan setan.

Menurut hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, bayi yang baru lahir langsung menangis disebabkan karena sentuhan setan. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Nabi SAW pernah bersabda,

“Setiap anak yang terlahir pasti akan disentuh oleh setan saat ia dilahirkan, maka anak itu akan berteriak menangis karena sentuhan tersebut. Lain halnya ketika Siti Maryam melahirkan anaknya.”


Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa mengatakan, setelah Abu Hurairah RA menyampaikan riwayat tersebut, ia menyebut firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (QS Ali Imran: 36)

Hadits tersebut turut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Bab Tafsir bagian Firman Allah, “Dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya…” dan Imam Muslim dalam Shahih Muslim bab Keutamaan, bagian Keutamaan Nabi Isa.

Ibnu Jarir dalam Tafsir Ibnu Jarir turut meriwayatkan hadits serupa dengan sanad yang berbeda namun dengan matan yang sama. Ia meriwayatkan dari Ahmad bin Faraj, dari Baqiyah, dari Abdullah bin Zubaidi, dari Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah RA.

Ada pula hadits yang menyebut bahwa setan akan memukul dada si bayi yang dilahirkan oleh ibunya sehingga ia akan menangis. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad dari Haitsam, dari Hafsh bin Maisarah, dari Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW.

“Setiap manusia ketika dilahirkan oleh ibunya pasti dipukul oleh setan di kedua dadanya, kecuali ketika Maryam melahirkan anaknya. Lihatlah bagaimana teriakan seorang bayi ketika ia dilahirkan.”

Para sahabat menjawab, “Benar sekali wahai Rasulullah SAW.”

Nabi SAW berkata,” Teriakan itu adalah akibat pukulan setan di kedua dadanya.”

Menurut riwayat Imam Ahmad lainnya, setan akan menikam pinggang bayi yang dilahirkan. Hal itulah yang kemudian membuat bayi langsung menangis saat lahir. Menurut Ibnu Katsir, sanad riwayat ini memenuhi syarat shahih Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkan dengan sanad ini dalam Shahih-nya.

Dua Bayi yang Tak Menangis saat Lahir

Dalam hal ini, ada dua bayi yang tidak menangis saat lahir. Mereka adalah Maryam binti Imran dan putranya, Nabi Isa AS. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Setiap manusia yang terlahir pasti akan disentuh oleh setan dengan jarinya, kecuali Maryam binti Imran dan anaknya, Isa.” (HR Ahmad dalam Musnad Ahmad)

Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi dalam kitab Iltiqa’ Al-Masihain fi Akhir az-Zaman turut menyebutkan riwayat serupa yang bersumber dari Imam Bukhari dan Muslim masing-masing meriwayatkan dalam Shahih-nya.

Adapun, mengacu pada riwayat yang menyebut bahwa setan akan menikam pinggang bayi ketika dilahirkan, saat setan akan menikam Maryam dan Isa AS, ia justru menikam hijab yang menutupinya. Hal ini menjadi alasan mengapa bayi Maryam dan Isa AS tidak menangis saat dilahirkan.

Anjuran Azan saat Kelahiran Bayi

Islam menganjurkan agar mengumandangkan azan dan ikamah bagi bayi yang baru lahir. Anjuran ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Hasan ibnu Ali sebagaimana dinukil Syamsul Rizal Hamid dalam buku 1500++ Hadits & Sunnah Pilihan. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang telah lahir anaknya, lalu diazankan pada telinga kanan anak itu dan ikamah pada telinga kirinya, maka anak tersebut tidak akan mudah diganggu jin dan terlepas dari penyakit (yang sering menimpa anak-anak).”

Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menyebut sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan azan untuk cucunya, Husain bin Ali, ketika dilahirkan oleh Fathimah. Riwayat ini termuat dalam Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan lainnya dari Abu Rafi RA.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits tentang Bersyukur, Pahami agar Terhindar dari Sifat Takabur


Jakarta

Sebagai seorang hamba Allah, sudah sepatutnya kita bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang Dia limpahkan. Ungkapan syukur bahkan dapat menjauhkan seseorang dari sifat takabur atau sombong.

Bersyukur juga termasuk ke dalam salah satu sifat orang beriman. Perintah bersyukur tercantum dalam sejumlah ayat Al-Qur’an, salah satunya surat Ibrahim ayat 7.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧


Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim: 7)

Para nabi dan rasul telah memberikan teladan mengenai sifat-sifat syukur yang mereka miliki, salah satunya Nabi Nuh AS. Disebutkan dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa oleh Imam Ibnu Katsir, terdapat riwayat yang menyebut bahwa Nabi Nuh AS selalu mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah atas makanan, minuman, pakaian, dan segala hal terkait dirinya.

Dikutip dari buku Syukur Pintu Menuju Bahagia susunan Kartini Hilmatunnida, syukur berasal dari kata syakara-yaskuru-syukran yang artinya pujian karena mendapatkan sesuatu. Bersyukur bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan berdzikir dan mengingat nama Allah yang agung.

Hadits tentang Bersyukur

Berikut sejumlah hadits yang menerangkan tentang rasa bersyukur seperti dikutip dari arsip detikHikmah dan buku Ihya Ulumuddin 8, Sabar dan Syukur karya Imam Al-Ghazali,

1. Disetarakan Kedudukannya dengan Orang Berpuasa

Rasulullah SAW bersabda,

“Orang makan yang bersyukur adalah seperti kedudukan orang yang berpuasa yang sabar.” (HR Imam Bukhari, At-Tirmidzi, dll)

2. Bersyukur Mengucap Alhamdulillah

Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi SAW yang bersabda,

“Tidaklah Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengatakan, ‘Alhamdulillah’ melainkan apa yang ia berikan itu lebih baik daripada yang ia ambil.” (HR Ibnu Majah)

Dalam riwayat lain, Bakr bin Abdullah berkata, “Seorang hamba tidak mengucapkan ‘Alhamdulillah’ sekali, melainkan ia wajib mendapatkan nikmat dengan ucapannya, ‘Alhamdulillah.’ Apa balasan perkataannya tersebut? Balasannya ialah ia bisa mengucap ‘Alhamdulillah’ kemudian datanglah nikmat yang lain. Nikmat-nikmat Allah tidak pernah habis.” (HR Ibnu Abu Ad-Dunya dalam Asy-Syukr)

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah Allah menganugerahkan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengetahui nikmat tersebut berasal dari Allah, melainkan Allah menulis syukur untuknya sebelum ia mensyukuri nikmat tersebut. Tidaklah seorang hamba berbuat dosa kemudian ia menyesalinya, melainkan Allah menulis ampunan baginya sebelum ia meminta ampunan kepada-Nya.” (HR Al Hakim)

4. Salah Satu Sifat Orang Beriman

Rasulullah SAW bersabda,

“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR Muslim)

5. Bersyukur Sama seperti Mengingat Allah SWT

“Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku!” (HR Thabrani)

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Lupa Baca Bismillah Saat Makan? Lakukan Hal Ini Agar Tetap Berkah



Jakarta

Bismillah adalah kalimat yang sering diucapkan oleh umat muslim sebelum melakukan sesuatu, termasuk sebelum makan.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang seringkali luput dari perhatian. Salah satunya adalah lupa membaca bismillah saat akan makan.

Padahal, membaca bismillah sebelum makan adalah salah satu sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini penting karena membawa berkah pada makanan.


Namun, bagaimana jika lupa baca bismillah saat makan? Simak penjelasan berikut.

Lupa Baca Bismillah Saat Makan?

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan jika lupa baca bismillah saat makan, agar tetap mendapatkan berkah dari Allah SWT:

– Ucapkan bismillah saat ingat

Dikutip dari buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Raghib As-Sirjani, jika seseorang lupa membaca bismillah di awal makan, maka ia dapat membacanya saat ingat meskipun di tengah makan.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang dari kalian memakan makanan maka hendaklah ia membaca, “Bismillah”, dan jika ia lupa membacanya di awal makan, maka hendaklah ia membaca, “Bismillah fii awwalihi wa akhiri.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Dengan mengucapkan bismillah saat ingat, seseorang akan menunjukkan bahwa dia masih mengingat Allah SWT dan mengharap berkah dari-Nya. Selain itu, dengan membaca bismillah akan menutup celah bagi syaithan untuk ikut makan bersama.

– Ucapkan doa setelah makan

Setelah selesai makan, hendaknya mengucapkan doa setelah makan sebagai bentuk rasa syukur dan pujian kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rezeki.

Dikutip dari buku Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, doa yang dapat dibaca setelah selesai makan yaitu:

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الّٰذِي اٰطٰعٰمٰنٰا و سٰقٰانٰا و جٰعٰلٰنٰا مُسْلِمِيْن

Bacaan latin: Alhamdulillaahil ladzi ath’amnaa wa saqaana wa ja’alanaa minal muslimiin.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan telah menjadikan kau termasuk dalam golongan orang-orang yang muslim” (HR Abu Daud)

Keutamaan Membaca Bismillah Sebelum Makan

Dikutip dari buku Penuntun Makan Minum Cr Rasul karya M. Zaka Alfarisi, jika seseorang membaca bismillah sebelum makan, maka makanannya akan berkah dan setan tidak akan ikut makan bersamanya.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ سِرَّهُ أَنْ لَا يَجِدَ الشَّيْطَانُ عِنْدَهُ طَعَامًا وَلَا مَقِيلًا وَلَا مَبِيْتًا فَلْيُسَلَّمْ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ وَلْيَسْم عَلَى طَعَامِهِ

Artinya: “Barang siapa yang ingin agar setan tidak bisa ikut makan di sampingnya, tidak bisa ikut beristirahat, dan tidak bisa ikut bermalam, maka hendaklah ia mengucap salam saat masuk ke dalam rumahnya dan membaca bismillah saat ia makan.” (HR Ath-Thabarani)

Dikutip dari buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Raghib As-Sirjani, membaca bismillah ketika makan adalah salah satu cara untuk mendapatkan kekuatan agar menang melawan setan.

Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang kalian masuk ke dalam rumahnya dan ia menyebut nama Allah ketika memasukinya dan ketika makan, maka setan berkata, “Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makanan bagi kalian.” Namun jikaia masuk ke dalam rumahnya tanpa menyebut nama Allah, maka setan berkata, “kalian mendapatkan tempat bermalam,” dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata, “kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)

Akibat Lupa Membaca Bismillah Sebelum Makan

Dikutip dari buku 165 Kebiasaan Nabi SAW karya Abduh Zulfidar Akaha, bahwa ada seorang sahabat yang lupa membaca bismillah ketika makan. Dia baru teringat setelah makanannya hampir habis dan tinggal sesuap lagi.

Tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa dan berkata, “Sesungguhnya tadi setan turut makan bersamanya, tetapi setelah dia menyebut nama Allah, setan itu langsung memuntahkan isi perutnya.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i)

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Tolak Bala di Bulan Safar, Bisa untuk Rebo Wekasan


Jakarta

Doa tolak bala di bulan Safar dapat diamalkan sebagai permohonan kepada Allah SWT agar mendapat perlindungan diri dari segala bahaya, bencana alam, hingga segala bala. Rasulullah SAW bahkan menganjurkan muslim untuk senantiasa memohon perlindungan kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam suatu riwayat,

عَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ

Artinya: “Berlindunglah kalian kepada Allah dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha serta kesenangan musuh atas musibah yang menimpa kalian.” (HR Bukhari)


Di samping itu, firman Allah SWT dalam Al-Qur’an juga menganjurkan muslim untuk memohon pertolongan melalui doa. Salah satunya yang termaktub dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ

Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

3 Pilihan Doa Tolak Bala di Bulan Safar dan Artinya

1. Doa Tolak Bala Versi Pertama

Ustman bin Affan RA pernah mendengar Rasulullah SAW menganjurkan bacaan doa tolak bala berikut.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bacaan latin: Bismillahilladzi la yadurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fissamaa’i, wa huwassamii’ul ‘aliim

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat). Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

2. Doa Tolak Bala Versi Kedua

Dinukil dari laman Kemenag Kanwil Surabaya, doa tolak bala lainnya yang dapat dipanjatkan adalah sebagai berikut,

اللّٰهُمَّ بِحَقِّ الْفَاتِحَةِ وَسِرِّ الْفَاتِحَةِ يَا فَارِجَ الْهَمِّ وَيَاكَاشِفَ الْغَمِّ، يَامَنْ لِعِبَادِهِ يَغْفِرُوَيَرْحَمُ، يَادَافِعَ الْبَلَاءِ يَا اَللّٰهُ، وَيَادَافِعَ الْبَلَاءِ يَارَحْمٰنُ وَيَادَافِعَ الْبَلَاءِ يَارَحِيْمُ

Bacaan latin: Allohumma bihaqqil fatihah, wasirril fatihah, yaa faarijal hamma, wa yaa kasyifal ghomma, yaa man li ibaadihi yaghfiru wa yarham, yaa dafi’al bala-i yaa allah, wa yaa dafi’al bala-i ya rohman, wa yaa dafi’al bala-i yaa rohiim.

Artinya: “Ya Allah, dengan kebenaran Al-Fatihah dan rahasia Al-Fatihah, Wahai sang pembedah kegelisahan. Wahai Sang Penyingkap Kebingugnan. Wahai Dzat yang mengampuni dan mengasihi para hamba-Nya, Wahai Sang Penolak Bala, Ya Allah. Tuhan Yang Maha Pengasih. Wahai Sang Penolak Bala, Tuhan Yang Maha Penyayang,”

3. Doa Tolak Bala Versi Ketiga

Ada juga doa tolak bala yang sering kita dengar dibaca usai salat berjamaah. Doa tersebut berbunyi,

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَاوَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Bacaan latin: Allāhummaftah lanā abwābal khair, wa abwābal barakah, wa abwāban ni’mah, wa abwābar rizqi, wa abwābal quwwah, wa abwābas shihhah, wa abwābas salāmah, wa wa abwābal ‘āfiyah, wa abwābal jannah. Allāhumma ‘āfinā min kulli balā’id duniyā wa ‘adzābil ākhirah, washrif ‘annā bi haqqil Qur’ānil ‘azhīm wa nabiiyikal karīm syarrad duniyā wa ‘adzābal ākhirah. Ghafarallāhu lanā wa lahum bi rahmatika yā arhamar rāhimīn. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūn, wa salāmun ‘alal mursalīn, walhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn.

Artinya: “Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al Quran yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”

Doa tolak bala di bulan Safar ini dapat diamalkan dalam tradisi Rebo Wekasan. Dikutip dari buku Kitab Doa-Doa Tolak Bala oleh Siti Nur Aidah, tradisi tersebut berkembang di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura pada Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah.

Masyarakat setempat meyakini, tradisi Rebo Wekasan dapat menolak bala atau bencana yang ada di daerah mereka. Bahkan, pendapat Syekh Abdul Hamid Kudus dalam kitab Kanzun Najah was Surur tentang adanya musibah dan kesialan pada hari Rabu terakhir bulan Safar menjadi dasar dilakukannya ritual Rebo Wekasan.

Meski tidak ada dalam tuntunan sunnah, tradisi tersebut juga dapat dijadikan momen untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Khususnya dalam hal memohon perlindungan kepada-Nya.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Tanda Doa Dikabulkan Allah SWT Menurut Ulama


Jakarta

Pada hakikatnya, semua doa didengar oleh Allah SWT. Sebab, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman-Nya surah Gafir ayat 60, Allah SWT menyukai orang-orang yang berdoa dan memohon kepada-Nya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”


Hal serupa juga disebutkan dalam ayat lain yakni surah Al Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Dikutip dari Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar, Rasulullah SAW dalam hadits shahihnya pernah menekankan bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa dari setiap muslim. Hal ini dijelaskan oleh salah satu riwayat dari Ubbadah bin Ash-Shamit dalam Sunan At-Tirmidzi.

“Tidak ada seorang muslim pun di dunia ini yang berdoa kepada Allah dengan suatu permohonan, kecuali Allah akan memberikan permohonan itu atau menggantinya dengan perlindungan dari sesuatu yang tidak diinginkan, selama dia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan hubungan silaturahmi.” Seorang pria bertanya, ‘Apakah artinya kita harus semakin banyak berdoa?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Allah justru lebih banyak memberi.’ (HR Tirmidzi)

Tanda Doa Dikabulkan Allah SWT

Menurut Sa`id Ibn al-Musayyab dalam Dar Al-Ifta Al-Misriyyah, Allah SWT memberi pentujuk bila doa dan ibadah yang diamalkan oleh kita diterima-Nya. Salah satunya terlihat saat muslim senantiasa melakukan ketaatan setelah ketaatan lainnya.

“Misalnya, jika seseorang (ibadah) salat Dzuhur, kemudian ada keinginan melanjutkan untuk menunaikan salat Ashar, maka itu tandanya salat Dzuhur-nya diterima karena Allah telah membimbingnya untuk menunaikan ketaatan berikutnya setelah yang pertama,” jelasnya.

Tanda lain bahwa doa dikabulkan Allah SWT menurut Sa’id Ibn al-Musayyab adalah senantiasa berhusnuzan atau berprasangka baik kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berbunyi, “Aku seperti yang prasangka hamba-Ku,” (HR Muttafaq’alaih)

Selain itu, beberapa tanda doa dikabulkan Allah SWT juga pernah disebutkan oleh Syaikh Abdullah Hajjaj yang diterjemahkan Haidar Musyafa dalam buku Hidup Berkah dengan Doa. Berikut di antaranya:

1. Semakin merasa takut pada Allah SWT. Sebab, hanya orang-orang yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT yang selalu merasa takut kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 9,

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).

2. Hati semakin tenteram, damai, dan yakin. Hal itu pun membuatnya semakin rajin memuji dan mengagungkan-Nya melalui zikir dan melafalkan kalimat yang disukai Allah SWT.

3. Menjadi pribadi yang cekatan dalam bertindak hingga cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Orang yang dikabulkan doanya maka ia telah dekat dengan Allah SWT sehingga segala yang dilakukannya sesuai dengan ajaran-Nya.

4. Semakin dermawan sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT.

5. Semakin bersyukur kepada Allah SWT.

Allah SWT memiliki cara tersendiri untuk mengabulkan doa-doa dari hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Rasulullah SAW dalam haditsnya menjelaskan beberapa cara Allah mengabulkan permintaan dari hamba-Nya.

Dari Abu Sa’id, Rasulullah SAW bersabda bahwa ada doa yang langsung dikabulkan, ada doa yang disimpan di akhirat, dan ada doa yang diganti untuk menghindarkan keburukan baginya. Berikut bunyi haditsnya,

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Artinya: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Rasulullah lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR Ahmad)

Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat dalam Tafsir dan Makna Doa-doa dalam Al Quran menyebut, doa adalah meminta pertolongan dan memohon. Dari segi istilah, doa bermakna ibadah.

Doa juga dikatakan sebagai perkataan yang dipanjatkan untuk menunjukkan rasa memohon dengan ketundukan hati. Adapun hakikat dari doa adalah suatu permohonan pertolongan dari seorang hamba kepada Allah SWT.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits Senyum adalah Sedekah, Paling Ringan dan Dianjurkan


Jakarta

Senyum identik dengan ekspresi wajah yang menggambarkan kesenangan dan penuh kasih sayang. Dalam ajaran Islam, senyum bahkan termasuk ke dalam bentuk sedekah.

Dikatakan, senyum merupakan bentuk sedekah yang paling ringan. Senyum juga mampu membahagiakan haiti seorang muslim dan tergolong sebagai kebaikan yang memiliki banyak keutamaan.

Nabi Muhammad Gemar Tersenyum

Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan seseorang yang dikenal gemar tersenyum. Hal ini diceritakan oleh para sahabat yang menjelaskan terkait kesempurnaan budi, kerendahan hati serta kebaikan sang nabi.


Dalam Syarah Syama’il Nabi Muhammad karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al-Badr, disebutkan Qutaibah bin Sa’id telah bercerita kepada kami, ia berkata,

“Ibnu Lahi’ah telah bercerita kepada kami dari Ubaidullah bin Al-Mughirah, dari Abdullah bin Al-Harits bin Jaz’i, ia berkata:

Aku tidak melihat orang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah.” (HR Baihaqi)

Dalam riwayat lainnya diterangkan juga terkait Rasulullah SAW yang gemar tersenyum. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nabi SAW bersabda:

“Rasulullah tidak pernah menghalangiku semenjak aku memeluk Islam dan beliau tidak melihatku kecuali selalu tersenyum kepadaku.” (HR Tirmidzi)

Menukil buku Sukses Bisnis Melalui Manajemen Rasullulah SAW oleh Dr. Yucki Prihadi, Ssi, Mm., M., dikatakan bahwa ketika tersenyum bibir Rasulullah SAW selalu ditarik ke kanan dan ke kiri masing-masing 1 cm. Giginya terlihat sedikit. Badan dan wajahnya juga selalu ikut menghadap ke arah orang yang diberi senyuman.

Bunyi Hadits Senyum adalah Sedekah

Dalam buku Inilah Jalan yang Lurus, Jalan Hidup Nikmat Dunia-Akhirat karya Mohammad Mufid, dikatakan bahwa suatu ketika, ada seorang sahabat yang tidak memiliki apapun untuk disedekahkannya. Ia pun bertanya kepada Rasulullah, “Jika kami ingin bersedekah, tetapi kami tidak memiliki apapun, lantas apa yang boleh kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

“Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu” (HR. Tirmidzi)

Selain bentuk sedekah, senyum juga dikatakan sebagai ibadah. Hal ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Dailamy.

“Sesungguhnya, pintu-pintu kebaikan itu banyak; tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar makruf nahi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.” (HR Dailamy)

Pada riwayat lainnya, senyum dikatakan sebagai kebaikan sebagaimana sabda Nabi SAW:

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR Muslim)

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Adzan Subuh yang Disunahkan Rasulullah SAW


Jakarta

Saat mendengar adzan Subuh, muslim dianjurkan untuk membalas adzan tersebut dengan bacaan tertentu. Setelah mendengar muazin mengumandangkan adzan pun, disunahkan untuk membaca doa setelah adzan Subuh.

Doa setelah adzan Subuh adalah doa yang dianjurkan bagi umat muslim untuk dibaca setelah mendengar adzan Subuh. Doa ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi yang membacanya, termasuk dalam doa pada waktu mustajab yakni waktu antara adzan dan iqomah.

إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا


Artinya: “Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak, maka berdoalah kamu.” (HR Ahmad)

Doa setelah Adzan Subuh Arab, Latin, dan Artinya

Doa setelah adzan Subuh tidak berbeda dari adzan salat fardhu lainnya. Dinukil dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq yang ditulis oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, berikut adalah bacaan doa yang disunahkan oleh Rasulullah SAW yang diambil dari hadits-hadits shahih.

اللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ.

Arab-latin: Allahumma rabba hadihid da’watittaammah washolaatil qaaimati aati muhammadal wasiilata walfadhiilata wab’atshu maqaamam mahmuudal ladii wa ‘addah

Artinya: “Ya Allah, Rabb pemilik seruan yang sempurna ini (adzan), dan shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad al-wasilah (kedudukan mulia di sisi-Mu) dan keutamaan, dirikan untuknya tempat terpuji seperti yang telah Engkau janjikan kepadanya.” (HR Bukhari)

Jawaban saat Mendengar Adzan Subuh

Selain doa setelah mendengar adzan Subuh, saat mendengar dikumandangkannya adzan ternyata juga ada sunah dan tuntunan untuk menjawabnya.

Ali Manshur dalam bukunya yang berjudul Untaian Mutiara Doa solusi Problematika Umat: Bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits menjelaskan bahwa ketika kita mendengar azan, maka kita diperintahkan untuk mengucapkan sesuai lafal yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada lafaz dua kalimat hayya ‘ala.

حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ

Latin: Hayya ‘alashshalaah (2x)

Artinya: Marilah melaksanakan salat.

Dan pada lafaz,

حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ

Latin: Hayya ‘alalfalaah (2x)

Artinya: Marilah menuju kebahagiaan.

Kedua lafaz tersebut dijawab dengan kalimat berikut,

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Latin: Laa hawla wa laa quwwata illa billah

Artinya: Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

Khusus untuk adzan Subuh, dikutip dari Syamsul Rijal Hamid dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Hadits Ibadah Shalat Sunnah dan Perkara Lain Mengenai Shalat, jika mendengar muadzin mengumandangkan kalimat Ash-shalaatu khairum minan nauum (salat itu lebih baik dibandingkan tidur) hendaknya dijawab dengan kalimat berikut,

صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ وَأَنَا عَلَى ذَالِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ

Latin: Shadaqta wa bararta wa ana ‘ala dzaalika minasy-syaahidiin

Artinya: “Benar dan baguslah ucapanmu itu, aku pun termasuk orang-orang yang menyaksikan.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com