Tag Archives: haji mabrur

Mabrur



Jakarta

Dari sisi istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah Swt. kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain. Oleh karenanya, al hajjul mabrur sebagai impian dari orang yang melaksanakan jemaah haji itu melalui tahapan. Mabrur tidak datang tiba-tiba. Tetapi harus diusahakan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji. Untuk mencapai hendaknya melaksanakan syariat sebagai berikut : Melakukan perjalanan ke Baitullah dengan menyempurnakan syarat dan rukun-rukunnya sehingga mendapatkan pahala haji ( haji yang mabrur ). Sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 196 yang berbunyi, ” Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah.” Adapun ganjaran haji syariat ini adalah selamat dari siksaan Neraka Jahim dan kemurkaan-Nya. Ini dipertegas dengan firman-Nya surah ali-Imran ayat 97 yang artinya, “Orang yang masuk ke Baitullah ( beribadah haji ), maka ia akan aman.”

Mari kita simak kisah Ali bin Muwaffaq.
Suatu saat ketika Abdullah bin Mubarak sedang naik haji dan dirinya tertidur di Masjidil Haram kala menuaikan ibadah haji. Ia pun bermimpi. Dalam mimpinya beliau bertemu dengan dua orang malaikat yang saling bercakap-cakap.

Seorang malaikat bertanya pada malaikat yang lain, “Berapa jumlah orang yang menunaikan ibadah haji pada tahun ini?” kata salah satu diantara keduanya. “Enam ratus ribu,” jawab malaikat satunya. Lalu malaikat yang tadi bertanya lagi, “Berapa yang diterima hajinya?” Malaikat yang satunyapun menjawab,” Tidak ada yang diterima.”


Mendengar percakapan itu, Abdullah bin Mubarak menjadi terguncang dan hatinya merasa pedih. Kemudian ia pun menangis. “Semua orang yang ada di sini telah datang dari berbagai penjuru bumi. Dengan dengan kesulitan yang besar dan keletihan semuanya menjadi sia-sia?” pikir Ibnu Mubarak dalam mimpinya.

Tiba-tiba salah satu malaikat berkata lagi. “Kecuali hanya seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Muwaffaq. Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Bahkan berkat dialah ibadah seluruh jamaah haji ini diterima oleh Allah.”

Ketika Abdullah Ibnu Mubarak mendengar percakapannya itu, beliau terbangun dari mimpinya dan membuatnya termenung. Setelah selesai menunaikan ibadah haji, berangkatlah Abdullah bin Mubarak ke Damaskus. Mulai menelusuri jejak Ali bin Muaffaq di lorong-lorong kota. Sampai akhirnya tempat tinggal Muwaffaq ditemukan. Ibnu Mubarok langsung ceria karena ia sudah bertemu orang yang membuatnya penasaran. “Aku ingin berbincang denganmu, di sana ada masjid, mari berbincang di sana. Aku akan menceritakan apa yang kulihat di mimpiku. Aku adalah Abdullah bin Mubarak.” Mendengar cerita tersebut, Muwaffaq lalu menangis dan jatuh pingsan.

Setelah sadar Muwaffaq pun berkisah perihal rencananya untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengatakan bahwa selama 40 tahun punya keinginan besar untuk melaksanakan ibadah haji. Untuk itu dirinya telah berhasil mengumpulkan uang sebanyak 350 dirham dari memperbaiki sepatu. Dia berkata pada dirinya sendiri, ‘Sabarlah, barangkali tahun ini aku bisa mendapatkan 50 dirham, hingga genaplah 400 dirham agar bisa menunaikan haji’.

Suatu ketika, istrinya yang sedang hamil mencium aroma sedap makanan yang dimasak tetangganya. Kemudian sang istri memohon kepada Muwaffaq agar dapat mencicipi masakan tetangganya itu walau sedikit. Lalu Muwaffaq pergi menuju tetangga yang kebetulan di sebelah rumahnya. Sesampai di rumah tetangganya itu Muwaffaq mengutarakan maksud kedatangannya. Pemilik rumah itu adalah seorang tetangga perempuan yang menjanda.

Tetangga tersebut berkata, ‘makanan ini haram bagimu tetapi halal bagiku’, lelaki itu pun bertanya, ‘kenapa makanan ini haram bagiku tetapi halal bagimu?”. Sambil menangis, tetangga tersebut berkata “Saudaraku, aku mempunyai anak-anak yatim yang masih kecil. Mereka seminggu ini belum makan. Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu,” ungkapnya sambil sesenggukan dan berderai airmatanya.

Seketika itu hati Muwaffaq menjadi tersentuh. Ia kemudian pulang ke rumah dan mengambil tabungan yang terkumpul untuk berhaji dan diberikan kepada tetangganya yang membutuhkan itu. “Belanjakan uang ini untuk anakmu,” kata Muwaffaq. Saat itu ia berkata dalam hati,”Hajiku cukup di depan rumahku, semoga Allah mencukupkan derma ini untuk menunaikan haji bagiku.”

Ibnu Mubarak yang mendengar itu kemudian berkata, “Engkau benar, benarlah malaikat dalam mimpiku. Allah Maha Adil dalam hukum dan keputusan. Allah Maha Mengetahui tentang hakikat segala sesuatu.”

Kisah sangat menarik, bermula saat penulis shalat Jumat awal Juni 2023 khatib menceritakan kisah ini, tak terasa mata berkaca-kaca dan basah. Ali bin Muwaffaq mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah haji, dia menabung sedikit demi sedikit ( penghasilan tukang perbaiki sepatu ) selama 40 tahun. Karena keimanannya kepada Allah Swt. dan meneladani Rasulullah Saw. dalam hal lebih mementingkan kepentingan orang lain yang jauh lebih membutuhkan, maka Allah Swt. telah memberikan karunia-Nya dan menerima ibadah hajinya meskipun ia tidak datang menunaikan ibadah haji.

Akhlak seseorang seperti tukang sepatu ini langka untuk ditemukan saat ini. Untuk itu perlunya mendidik sejak usia dini dengan menanamkan akhlak. Keruntuhan kehidupan berbangsa dimulai dari melemahnya akhlak masyarakat. Jika hal ini telah terjadi, upaya untuk mengembalikannya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Dalam musim haji tahun ini, penulis berdoa semoga semua jamaah haji dapat diterima ibadahnya oleh Allah Swt.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Walau Nakalnya Sungguhan, Hajinya Mabrur Betulan



Jakarta

Nakal yang Tergantikan

Pemuda tampan berbadan tinggi itu memiliki kulit halus putih bersih. Sayang beberapa waktu yang lalu ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung.
Ayahnya termasuk orang berpengaruh di kota itu. Usahanya cukup banyak, setidaknya untuk ukuran kabupaten yg produktif. Pendapatan daerah kabupaten (PAD)nya cukup tinggi. Jarang ada orang yang memiripinya.

Dia punya usaha; toko emas, minimarket, bengkel mobil, rumah makan, pompa bensin, dan toko pakaian. Dari sisi ekonomi sangat lumayan.
Pemuda tampan tadi, beberapa hari sebelum ayahnya meninggal, pamit ke Bali. Membawa mobil sedan, serta truk yang berisi penuh muatan bahan dagangan. Pamit berdagang.


Sesampainya di tujuan, ternyata ia balapan. Berpacu mobil dengan kawan sepantaran. Truk yg penuh berisi barang dagangan. Barang dagangannya habis sempurna berikut truknya. Sedannya pun habis dilelang.

Bukan sekali ini saja dia berpetualang melakukan kegiatan keremajaan. Namun sayang, sekali ini ayahnya tak tahan lagi dengan kenakalannya. Sakit jantungnya mendadak kambuh. Nyawanya tak bisa dipertahankan. Dia meninggal.

Bagai halilintar menyambar. Segera saja dia terbang pulang. Seolah kesadarannya sontak terbangunkan. Dia menangis, meratap. Sampai tak mudah dibayangkan. Penyesalan akibat perbuatan buruknya, dirasakannya sangatlah sulit bisa dimaafkan.

Dalam kesadaran yang mengagumkan setiap orang. Setelah itu tak ada lagi bayang kenakalan remaja yg dulu pernah ia sandang. Pandangannya sering tertunduk. Pertanda penyesalannya begitu mendalam. Hari-harinya diisi dengan melanjutkan usaha dagang ayahnya.

Beberapa waktu berselang, ia mengikuti haji reguler pemerintah. Pada waktu itu pergi berhaji tidak perlu antri sesuai urut kacang. Langsung diberangkatkan.

Sesampainya di Makkah, perilakunya sangat menakjubkan. Ia menjadi pemuda tampan. Berjalan selalu tudukkan pandangan. Tak lupa menjadi penggendong para jemaah yang memerlukan pertolongan. Karena sakit untuk diperiksakan. Dia dikenal dengan sebutan haji tampan pembawa jemaah sakit di gendongan.

Haji Mabrur yang Kenyataan

Berhaji mabrur boleh jadi menjadi impian para jemaah calon haji. Baik bagi yg baru pertamakali berhaji. Atau yang telah berulang-ulang.

Boleh jadi setiap orang merasa paling berpeluang. Atau banyak juga yang merasa amalnya masih jauh dari ukuran wajar. Jika saja pemuda tampan itu menjadi acuan. Betapa bisa setiap orang menjadi haji mabrur sesuai impian.

Jejak nakal bisa diganti. Rekam buruk kegiatan di masa lalu InsyaAllah pasti selalu bisa diobati. Boleh jadi syaratnya gampang. Ganti total seluruh pekerti terlarang. Diganti dengan perbuatan indah yang boleh jadi belum mudah dilakukan orang. Pastikan ikhlash karena Allah. Bukan mengharap pujian.

Petunjuk perilaku pemuda tampan itu. Berjalan menunduk tanda penyesalan mendalam. Upaya nyata berbelok dari balapan kepada usaha sungguhan. Berdagang melanjutkan peluang sukses betulan. Merombak total perilaku nakal melalui berhaji sambil total menolong orang.

Membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Tampa melihat status sosial apalagi hubungan kekerabatan.
Mendahulukan kepentingan orang lain, padahal dirinya pemuda tampan yang berkelimpahan fasilitas keuangan. Contoh perilaku mulia yang bisa ditauladankan.

Walau dulunya bekas nakal yang sulit dibandingkan.
Tapi sekarang bisa dibilang mabrur tak terkalahkan.

Boleh jadi perilaku menuju mabrur bisa beragam. Tidak harus setiap orang memanggul jemaah yang sakit ke perubatan.
Perilaku mengantri makan, mendahulukan orang lain yang lebih butuh untuk ke lift, dan ke sekian peruntukan yang memerlukan ke-akuan diminimalkan.
Lalu, menjaga pandangan adalah petunjuk utama perubahan.

Menjaga lisan merupakan indikator jalan terang menuju mabrur betulan. Berusaha selalu dzikrullah dan berucap sopan merupakan keutamaan yang tak bisa dibilang gampang.

Sikap dermawan bukan hal yang mudah dilakukan. Tapi setidaknya bisa dijadikan petanda bahwa ibadah yang dilakukan berbuah manfaat sosial.
Menghindar dari perdebatan merupakan peluang dikabulkannya pahala haji. Mengganti kata-kata jorok dengan kalimat pujian yang disunnahkan, adalah suatu kemuliaan yang dituntunkan.

Rasa angkuh yang tertundukkan, merupakan prestasi yang meminta ulungnya sikap penghambaan. Pemuda tampan yang dulunya nakal. Sanggup mengikis bersih keangkuhan dan kesombongan. Walau dirinya berfisik gagah, tampan, berlimpah keuangan.

Aduh.., andai saja setiap jemaah calon haji berikhtiar melakukan setiap kebaikan itu secara total. Boleh diyakinkan hajinya mabrur betulan.

Perilaku pemuda tampan, berpredikat insyaAllah haji mabrur betulan. Boleh jadi sebagai tanda diterimanya amal-amal shaleh ayah dan bundanya. Ayahnya telah berusaha mendidiknya dengan baik, walau berakhir dengan nyawa sebagai taruhan.
InsyaAllah ayahnya diampunkan. Antara lain karena putranya berhasil menjadi haji mabrur betulan.

Allaahumma ij’alnaa hajjan mabruura wa sya’yan masykuura wa dzanban maghfuuraa wa tijaaratan lan tabuuraa wa amalan shaalihan maqbuulaa aamiin.

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.
Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Sukses



Jakarta

Seluruh fase penyelenggaraan ibadah haji telah selesai mulai dari pemberangkatan, puncak haji hingga pemulangan. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan haji 2024 sukses dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Dari 213.320 kuota, ada 213.275 jemaah haji reguler yang berangkat ke Arab Saudi dari 12 Mei hingga 11 Juni 2024. Hanya 45 kuota tidak terserap.

Puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang dilaksanakan pada 14-19 Juni 2024 berjalan lancar. Skema baru murur berjalan sukses hingga peristiwa 2023 di Muzdalifah tidak terulang.


Dari 21 Juni hingga 22 Juli 2024, ada 212.720 jemaah yang dipulangkan ke Tanah Air dalam 553 kloter. Hingga akhir operasional, ada 46 jemaah masih dirawat di Arab Saudi. Jemaah yang sakit tersebut akan terus dipantau oleh Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah. Selama perawatan, jemaah tidak dikenakan biaya.

“Tidak berlebihan, jika disebut haji 2024 sukses dan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Ada sejumlah indikator dan kita formulasikan dengan skema 4 – 3 – 5,” jelas Menag Yaqut dalam acara Closing Statement Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Skema 4-3-5 ini ialah empat perdana di haji 2024, tiga pengembangan ekosistem potensi ekonomi haji dan lima inovasi haji 2024. Berikut pemaparannya:

Empat Hal yang Serba Perdana pada Haji 2024, yakni:

1. Pertama layanan fast track diterapkan pada tiga embarkasi. Selain Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), juga di Adi Soemarmo Solo dan Djuanda Surabaya.

2. Pertama dalam kuota normal (dan ada kuota tambahan), layanan katering diberikan secara penuh selama jemaah berada di Makkah.

3. Pertama dalam sejarah, Indonesia mendapat kuota tambahan hingga 20.000 jemaah. Ini bagian dari upaya lobi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

4. Pertama kebijakan murur diterapkan secara terencana dan sistematis. Murur adalah skema pergerakan jemaah dari Arafah (usai wukuf) menuju Muzdalifah (melintas tanpa turun), lalu menuju ke Mina. Ini sebagai ikhtiar agar kepadatan di Muzdalifah yang terjadi pada 2023 tidak terulang.

Tiga Pengembangan Ekosistem Potensi Ekonomi Haji, yakni:

1. Ekspor bumbu Nusantara. Pada 2023, baru 16 ton bumbu Nusantara yang diekspor untuk memenuhi kebutuhan dapur penyedia katering jemaah haji Indonesia. Tahun ini jumlahnya meningkat lebih dari 70 ton. Potensi ke depan masih terbuka lebar karena kebutuhannya mencapai 300 ton.

2. Pengiriman daging dam petugas dan jemaah dalam bentuk kemasan daging olahan.

3. Tahun ini, Indonesia mulai menggunakan makanan siap saji dalam layanan katering jemaah. Makanan itu didatangkan dari Indonesia.

Lima Inovasi Haji 2024, yakni:

1. Transformasi digital dalam rekrutmen petugas.

2. Aplikasi Kawal Haji memberi ruang bagi jemaah dan keluarga jemaah, bahkan masyarakat umum, untuk menyampaikan keluhan dan aduan jika mengalami masalah. Hasilnya, beragam masalah lebih cepat teridentifikasi dan tertangani.

3. Safari wukuf lansia nonmandiri dan disabilitas dengan persiapan yang lebih matang, baik dari aspek akomodasi, petugas, maupun layanan konsumsi.

4. Penggunaan IPS (International Patient Summary) atau riwayat kesehatan jemaah haji pada kartu jemaah haji.

5. Penyederhanaan proses tunda/batal visa untuk optimalisasi penggunaan kuota haji.

“Alhamdulillah, seluruh tahapan sudah selesai dan saya nyatakan operasional haji 1445 H/2024 M berakhir,” ungkap Gus Yaqut.

Dalam waktu dekat Kemenag juga akan menggelar evaluasi sekaligus memulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. Arab Saudi sudah mengumumkan bahwa kuota haji Indonesia tahun 2025 sebanyak 221.000. Pada awal September 2024, sudah akan dimulai pertemuan persiapan dan rapat dengan perusahaan penyedia layanan (paket, akomodasi, konsumsi).

Menag juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas arahan dan dukungannya hingga ibadah haji tahun ini berjalan dengan sukses dan lancar. Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan untuk Komisi VIII DPT yang terus memberikan saran serta masukan bagi perbaikan penyelenggaraan haji di masa mendatang.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada jajaran Kementerian/Lembaga terkait, serta TNI/Polri atas kerja sama dan kontribusinya dalam ikut menyukseskan penyelenggaraan haji 2024 dan Pemerintah Arab Saudi atas kerja samanya yang baik sehingga penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan lancar.

“Secara khusus, rasa terima kasih saya sampaikan kepada Petugas Haji Indonesia atas dedikasi dan ketulusannya dalam memberikan layanan kepada jemaah,” tambah Gus Yaqut.

Terakhir Gus Yaqut juga menyampaikan apresiasi kepada jemaah haji 2024.

“Apresiasi saya sampaikan kepada seluruh jemaah haji Indonesia yang tertib sehingga penyelenggaraan ibadah haji berjalan lancar. Semoga semua jemaah memperoleh haji mabrur mabruroh. Saya berharap jemaah haji bisa memberi warna dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik,” kata Gus Yaqut.

“Kepada jemaah yang wafat, kita doakan semoga husnul khotimah dan keluarganya diberi ketabahan dan kesabaran,” tutup Menag yang akrab disapa Gus Men itu.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Pemerintah Saudi Apresiasi Pemerintah Indonesia dalam Pengelolaan Haji



Jakarta

Pemerintah Arab Saudi mengapresiasi pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Menurutnya, dengan mengelola penyelenggaraan ibadah haji secara profesional dan humanis maka hal tersebut akan berkontribusi terhadap peningkatan penyelenggaraan haji secara global.

Apresiasi ini disampaikan oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah saat bertemu dengan Menag Nasaruddin Umar di Jeddah akhir pekan lalu.

“Kami mendapatkan apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Menurut mereka, Indonesia kalau memikirkan sesuatu bukan hanya untuk jemaahnya sendiri tetapi juga untuk kemaslahatan umum untuk haji seluruh dunia dan bagaimana mempromosikan haji yang humanis,” ungkap Menag Nasaruddin setibanya di Bandara Soekarno Hatta usai melakukan lawatan ke Arab Saudi, Kamis (16/1/2025).


Menurut Menag, haji yang humanis adalah haji yang mencerminkan kepuasan batin. “Jadi kita bukan memamerkan kekecewaan tetapi justru pameran kedamaian, pameran kesejukan. Nah itu sangat diapresiasi, Indonesia dianggap sangat memperhatikan kemaslahatan,” ujar Menag.

Pemerintah Arab Saudi juga mengapresiasi Indonesia karena pengelolaan haji yang dimiliki sangat profesional. “Alhamdulillah kita dibaca (oleh Pemerintah Arab Saudi) bahwa Indonesia sangat profesional. Karena saat ini, langsung kita lihat on the spot, apa yang perlu kita perbaiki, kita bicarakan dan itu berbuah poin semuanya,” jelas Menag yang juga telah meninjau persiapan penyelenggaraan haji di Jeddah, Makkah, dan Madinah.

Menag juga menambahkan bahwa memberikan pelayanan haji yang penuh dengan kedamaian, keamanan, serta kenyamanan menjadi komitmen pemerintah Indonesia saat ini.

“Hal ini tentunya sudah dipesankan oleh Presiden Prabowo. Dan saya minta komitmen ini juga dimiliki oleh kita semua yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji. Saya optimis, penyelenggaraan haji ini akan berhasil,” tambah Menag.

Ia juga meminta jajarannya untuk dapat memberikan pelayanan sepenuh hati bagi jemaah haji Indonesia. “Ini adalah penyelenggaraan ibadah haji terakhir yang akan dikelola Kemenag, jadi kita ingin husnul khotimah. Kita ingin menciptakan senyuman bagi para jemaah haji Indonesia,” tuturnya.

Saat ini, kata Menag, jemaah haji Indonesia sudah tersenyum karena ada penurunan biaya haji. “Mereka juga akan tersenyum jika setibanya di Tanah Suci yang betul-betul mereka rindukan mendapatkan pelayanan terbaik dari kita semua,” ujar Menag.

“Senyum ketiga para jemaah haji akan tercipta ketika mereka pulang dan menjadi haji mabrur. Artinya, manasik haji juga perlu kita perhatikan betul. Kita ciptakan senyuman-senyuman ini,” sambungnya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Haji Mabrur dalam Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Haji mabrur artinya haji yang diterima oleh Allah SWT atau maqbul. Dalam pelaksanaannya, ada doa haji mabrur yang dapat kita amalkan.

Alasan mengapa perlu haji yang dilakukan adalah ibadah haji mabrur adalah balasan yang akan diterima pelakunya adalah surga. Hal ini termasuk dalam keutamaan yang dijanjikan dan disabdakan oleh Rasulullah SAW seperti dalam hadits berikut ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةُ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْجُ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءُ إِلَّا الْجَنَّةُ.


Artinya: “Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu menyampaikan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Dari umrah ke umrah itu penghapus dosa di antara keduanya, dan haji mabrur tiada balasan yang sesuai kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dijelaskan juga dalam sebuah hadits yaitu sebagai berikut,

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : هَذَا البَيْتُ دِعَامَةُ الإِسْلَامِ فَمَنْ خَرَجَ يَؤُمُ هَذَا الْبَيْتَ مِنْ حَاجَ أَوْ مُعْتَمِرٍ كَانَ مَضْمُونًا عَلَى اللهِ إِنْ قَبَّضَهُ يُدْخِلُهُ الجَنَّةَ، وَإِنْ رَدَّهُ رَدَّهُ بِأَجْرٍ وَغَنِيمَةِ

Artinya: Jabir Radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Rumah ini (Baitullah) adalah tiang Islam. Barang siapa yang berangkat menuju rumah ini untuk melakukan haji atau umrah, maka telah dijamin oleh Allah; jika meninggal akan dimasukkan ke dalam surga, dan jika pulang (ke rumah asal) akan memperoleh pahala yang melimpah.” (HR Ibnu Juraij)

Doa Haji Mabrur

Adapun setelah melaksanakan ibadah haji, kita dapat mengucapkan doa agar haji yang telah terlaksana akan mabrur atau diterima oleh Allah SWT. Berikut ini adalah doa haji mabrur dalam Arab, latin, dan artinya.

اللهم اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا، وَعُمْرَةَنَا عُمْرَةً مَبْرُوْرًا، وَسَعْيَنَا سَعْيًا مَشْكُوْرًا، وَذَنْبَنَا ذَنْبًا مَغْفُوْرًا، وَعَمَلَنَا عَمَلًا صَالِحًا مَقْبُوْلًا، وَتِجَارَةَنَا تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَالِمَ مَا فِى الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ.

Arab Latin: “Allahummaj’al hajjana hajjan mabruura, wa ‘umratan ‘umratan mabruura wasa’yanaa sa’yan masykuuraa wa dzanban dzanban maghfuura wa ‘amalanaa ‘amalan shaalihan maqbuulaa wa tijaaratan lan tabuura yaa ‘aalima maa fish shudur akhrijnaa minadh dhulumaati ilan nuur.”

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah haji kami haji yang mabrur (baik dan diterima), umrah kami umrah yang mabrur, sa’i kami sa’i yang disyukuri, dosa kami dosa yang diampuni, amal kami amal shaleh yang diterima dan perdagangan kami perdagangan yang tidak merugi, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada, keluarkanlah kami dari kedzaliman menuju cahaya (keimanan).”

Adapun selain berdoa, tentunya terdapat langkah-langkah atau cara agar bisa mencapai haji mabrur. Dikutip dari buku Bimbingan Lengkap Haji dan Umrah oleh M. Syukron Maksum, sebagai tamu Allah SWT saat haji jika kita tanpa celah sedikitpun maka Allah akan memberikan ampunan untuk kita. Hal ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji tanpa mengucap dan berbuat cabul, dan tanpa melanggar ketentuan, maka keadaannya dari segi dosa akan kembali seperti keadaan pada hari saat dia dilahirkan ibunya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dijelaskan dalam buku tersebut bahwasanya jika suatu ibadah dapat dilaksanakan sesuai dengan kaidah yang ditetapkan syariat baik syarat dan rukunnya, diiringi dengan keikhlasan dan mengharap keridhaan Allah, niscaya ibadah tersebut akan berdampak positif.

Begitulah sekilas pembahasan kali ini mengenai doa haji mabrur sekaligus dengan pengertian dan pembahasannya. Semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat dan kita diberikan kesempatan untuk menunaikan haji mabrur. Aamiin yaa Rabbalalamiin.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits Rasulullah SAW tentang Haji Mabrur, Ini Tanda dan Keutamaannya



Jakarta

Haji mabrur adalah ibadah haji yang makbul atau diterima oleh Allah SWT. Setiap jemaah haji tentu menginginkan ibadahnya menjadi haji mabrur.

Mengutip dari buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman, kata ‘mabrur’ dari segi bahasa diambil dari kata ‘barra’ yang memiliki banyak makna, antara lain berarti surga, benar, diterima, pemberian, atau keluasan dalam kebajikan.

Haji mabrur diartikan sebagai ibadah haji yang sempurna hukum-hukumnya. Ibadah haji yang dilakukan seseorang bisa menjadi makbul apabila ia menjalankannya sesuai dengan yang telah disyariatkan oleh agama Islam dan tuntunan Rasulullah SAW.


Sedangkan ibadah haji yang tidak diterima atau ditolak oleh Allah SWT tentunya ibadah yang bercampur dengan sesuatu yang diharamkan, seperti berbuat maksiat atau dosa lainnya.

Istilah haji mabrur sebenarnya tidak dikenal dalam Al-Qur’an, tetapi telah disebutkan dalam beberapa riwayat hadits. Apa saja haditsnya?

Hadits Rasulullah SAW tentang Haji Mabrur

Berikut ini di antaranya hadits Rasulullah SAW tentang haji mabrur, dilansir dari laman NU Online dan Kitab I’tikaf dan Kitab Zikir-zikir karya Imam Abu Zakaria Yahya, dkk.

1. Tanda-tanda Haji Mabrur

عَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ، قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا بِرُّهُ؟ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلَامِ وفي رواية لأحمد والبيهقي إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ

Artinya: Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.” Lalu sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?” Rasulullah SAW menjawab, “Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik.” (HR Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Berdasarkan hadits tersebut, haji mabrur ditandai dengan ibadah yang dilaksanakannya tidak mengandung maksiat di dalamnya serta dengan memberikan makan kepada orang lain dan menjaga ucapan yang baik.

2. Haji Mabrur Menjadi Amalan yang Utama

وَعَنْهُ قال سُئِل النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ العَمَلِ أَفضَلُ ؟ قال إيمانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ» قبل ثُمَّ مَاذَا ؟ قال الجِهَادُ في الله قيل ثم ماذا ؟ قَالَ حَجٌ مَبْرُورٌ متفق عليه سَبِيل المَبْرُورُ هُوَ الَّذِي لا يَرْتَكِبُ صَاحِبُهُ فِيهِ مَعْصِية

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Amalan manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan RasulNya.” Lalu beliau ditanya lagi, “Kemudian apakah?” Beliau menjawab: “Jihad fi-sabilillah.” Masih ditanya lagi, “Kemudian apakah?” Beliau menjawab: “Haji yang mabrur.” (Muttafaq ‘alaih).

3. Haji Mabrur Mendapat Balasan Surga

وعَنْهُ أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ العُمْرَة إلى العُمْرِة كَفَّارة لما بينهما والحجُّ المَبرُورُ لَيس لهُ جَزَاء إِلَّا الجَنَّةَ متفق عليه

Artinya: Dari Abu Hurairah RA pula, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Umrah ke umrah yang berikutnya adalah menjadi penutup dosa dalam waktu antara dua kali umrahan itu, sedang haji mabrur, maka tidak ada balasan bagi yang melakukannya itu melainkan surga.” (Muttafaq ‘alaih).

4. Orang yang Hajinya Mabrur Kembali Suci Seperti Baru Dilahirkan

وَعَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقولُ منْ حَجَّ فَلَم يُرْفُتْ وَلَم يَفْسُقُ رَجَعَ كَيَومِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ متفق عليه

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengerjakan haji, lalu ia tidak berbuat kelalaian dan tidak pula mengerjakan dosa yakni kemaksiatan besar atau yang kecil tetapi berulang kali, maka ia akan kembali dari ibadah hajinya itu sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya yakni tidak ada dosa dalam dirinya sama sekali.” (Muttafaq ‘alaih)

5. Haji Mabrur Termasuk Sebaik-baiknya Jihad

وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يا رَسُولَ الله نَرى الجِهَادَ أَفضَلَ العملِ أَفَلا نُجَاهِدُ ؟ فَقَالَ لَكِنْ أَفْضَلُ الجِهَادِ حَج مبرور رواه البخاري

Artinya: Dari Aisyah RA, ia berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, kita mengetahui bahwa jihad adalah seutama-utama amalan. Maka dari itu, apakah kita (kaum wanita) tidak baik mengikuti jihad?” Beliau lalu menjawab, “Bagi engkau semua kaum wanita, maka sebaik-baiknya jihad ialah mengerjakan haji yang mabrur.” (HR Bukhari).

Itulah 5 hadits Rasulullah SAW tentang haji mabrur yang di antaranya menggambarkan tanda, ciri-ciri, dan keutamaannya. Semoga para jemaah haji yang melaksanakan ibadahnya di tahun ini dapat kembali dengan haji yang mabrur.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Menyambut Orang Pulang Haji, Bisa Diamalkan Keluarga


Jakarta

Ada doa menyambut orang pulang haji yang dapat dipanjatkan oleh keluarga atau kerabat, khususnya bagi mereka menyambut jemaah haji yang baru saja menuntaskan rangkaian ibadahnya di Makkah. Bagaimana bacaan doanya?

Proses pemulangan jemaah haji 2023 tersebut berlangsung selama 4 Juli hingga 2 Agustus 2023. Oleh karena itu, untuk menyambut orang pulang haji yang sebentar lagi akan sampai di Indonesia, penting bagi kita untuk mengetahui dan mengamalkan doa menyambut orang pulang haji.

Doa Menyambut Orang Pulang Haji oleh Keluarga

Dikutip dari Buku Doa-doa Mustajab oleh Ibnu Qalbina, dipaparkan mengenai doa ketika menyambut orang pulang dari ibadah haji sebagai berikut.


اللهُمَّ اغْفِرْ لِلحَاجِّ وَلَمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجَ

Arab latin: “Allâhumaghfir lil-hâjji wa limanistaghfara lahul-hâjju.”

Artinya: “Ya Allah, ampunilah orang yang telah menunaikan haji, dan kabulkan seluruh ampunan yang telah disampaikan oleh orang yang telah menunaikan haji.”

Selain doa menyambut orang yang pulang dari ibadah haji, ada juga doa setelah pulang haji untuk tamu yang bisa diamalkan oleh orang yang baru selesai menunaikan haji. Jemaah haji yang baru pulang dan keluarga yang menyambutnya bisa saling mendoakan.

Doa setelah Pulang Haji oleh Jemaah Haji

Ibnu Qalbina menyebutkan bahwa jemaah haji yang telah pulang ke rumah masing-masing disarankan untuk memanjatkan doa bagi orang-orang yang menjemput dan menyambut kepulangan mereka. Doa dari seorang yang baru menyelesaikan ibadah haji memiliki keistimewaan dan kemungkinan besar akan dikabulkan oleh Allah SWT.

1. Doa setelah Pulang Haji Versi Pertama

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىٰ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُبَلِّغُنَا بِهَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَزِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ

Arab Latin: “Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Allahumma shalli wa sallim wabaa rik ‘alaa sayyidina muhammadin sholaatan tuballighuna bihaa hajja baitikal haraami waziyaarati qabri nabiyyika muhammadin.”

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah limpahkanlah shalawat, salam dan berkah kepada junjungan kami nabi Muhammad, dengan shalawat yang bisa menyampaikan kami untuk berhaji ke baitil haram dan ziarah ke makam nabi Muhammad.”

2. Doa setelah Pulang Haji Versi Kedua

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العا لمين، والصلاة والس علىأشرف المرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحا به أجمعين. اللهم أن تبلغ يا ربي الحاضرين زيارةالمسجد الحرام والمسجد النبي صلى الله عليه وسلم

اللهم اجعل حجنا حج مبرورا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وعملاً صالحا مقبولاً وتجارة لن تبور. انك على كل شيء قدير. ربنا اتنافى الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العلمين

Arab Latin: “Alhamdulillahi rabbil ‘alaamiin, wash-shalatu was salamu ‘alaa asyrafil mursaliin. Sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa ash habihi ajma’iin. Allahumma antubaligha yaa rabbiyal hadhiniina ziyaaratal masjidil haraami wa masjidin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Allahummaj ‘al hajjanaa hajjan mabruran wa sa’ yan masykuran wadzan ban maghfuran wa ‘amalan shalihan maqbulan watijaaratan lan tabuur. Innaka ‘alaa kulli syai in qadiir. Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzabannaar.

Walhamdulillahi rabbil’alamiin.”

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah Pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam semoga atas yang paling mulia dari para Rasul, Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarga dan para sahabatnya. Yaa.. Allah perkenankan Engkau untuk menyampaikan orang-orang yang hadir di sini, mohon dapat menziarahi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ya.. Allah, jadikan haji kami haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri dosa yang terampuni dan amal shaleh yang diterima, perdagangan yang tidak merugi, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa api neraka. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Haji Mabrur Sesuai Sunnah Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Doa haji mabrur adalah perwujudan harapan jemaah haji setelah merampungkan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Bacaan doanya dapat merujuk dalam salah satu riwayat hadits.

Haji termasuk dalam amalan rukun Islam kelima. Hukum menunaikan ibadah haji wajib bagi yang mampu sebagaimana termaktub dalam surah Ali Imran ayat 97,

فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ


Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Hal ini juga didukung dalam riwayat hadits yang menyebut kewajiban haji sekali seumur hidup bagi yang mampu. Berikut bunyi haditsnya,

خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: – ” إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ ” فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: ” لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ ” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ

Artinya: “Rasulullah SAW pernah berkhutbah di hadapan kami dan berkata, ‘Allah telah mewajibkan haji pada kalian.’ Lantas Al Aqro’ bin Habis, ia berkata, ‘Apakah haji tersebut wajib setiap tahun?’ Beliau berkata, ‘Seandainya iya, maka akan kukatakan wajib (setiap tahun). Namun haji cuma wajib sekali. Siapa yang lebih dari sekali, maka itu hanyalah haji yang sunnah’.”

Apa Itu Haji Mabrur?

Dilansir buku Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah karya Sholihin As Suhaili, asal kata mabrur adalah barra yang diartikan mendapat kebaikan atau menjadi baik. Sementara itu, menurut Ibnu Mandzur dalam Lisananul Arab, mabrur mengandung dua makna baik, suci, dan bersih atau dapat merujuk juga pada maqbul atau mendapat rida Allah SWT.

Dengan kata lain, haji mabrur adalah amalan haji yang dikerjakan seorang muslim dengan membawa pulang dampak baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Hal ini menjadi bukti bahwa hajinya telah diterima dan mendapat rida di sisi Allah SWT.

Kemabruran ini juga dapat diraih dengan mengamalkan seluruh syarat dalam ibadah dengan sempurna dan menjauhi segala yang dilarang Allah SWT.

Doa Haji Mabrur Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Tidak ada salahnya bagi jemaah haji untuk memohon kepada Allah SWT agar meraih kemabruran haji. Dinukil dari buku Untaian Mutiara Doa karya Ali Manshur, berikut bacaan doa haji mabrur.

اللهُمَّ اجْعَلْهَا حَاجًا مَبْرُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا

Allaahummaj-‘alhaa hajjan mabruuran wa dzanban maghfuuraan.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia (ibadah) sebagai ibadah haji yang mabrur dan dosa yang diampuni.”

Bacaan doa agar menjadi haji mabrur ini bersumber dari riwayat hadits Jarir, dari Laits, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid, dari ayahnya. Ia menceritakan saat dirinya bersama Abdullah lalu berhenti di Jumrah Aqabah, Abdullah pun meminta beberapa batu kepadanya hingga ia memberinya tujuh batu.

Lalu, Abdullah kembali meminta lagi padanya untuk diambilkan tali kekang unta.

Setelah itu, Abdullah kembali ke Jumrah Aqabah dan melemparnya dari perut lembah dengan tujuh batu kerikil sembari dia menunggangi untanya sambil bertakbir setiap kali melempar satu kerikil. Abdullah mengucapkan, ‘Ya Allah, jadikanlah ia (ibadah) sebagai ibadah haji yang mabrur dan dosa yang diampuni (doa haji mabrur).’ (HR Ahmad)

Tanda Haji Mabrur

Pada dasarnya, predikat haji mabrur adalah hak prerogatif dari Allah SWT. Namun, orang yang meraih haji mabrur dapat terlihat dari perubahan sikapnya.

Dilansir buku Fikih Kontemporer Haji dan Umrah karya Ahmad Kartono, perubahan sikap jemaah haji mabrur terlihat dari perubahan sikapnya yang lebih baik setiba jemaah tersebut sampai di rumah dibandingkan sebelum berangkat haji. Hal ini dituturkan oleh para ulama, salah satunya dalam kitab al-Qira Liqasidi Ummil Qira.

Tanda kemabruran haji seseorang juga dapat dilihat dari kepedulian sosial dan sifat kedermawanannya. Hal ini didasarkan dari salah satu riwayat Rasulullah SAW,

“Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur selain surga.” Para sahabat bertanya, “Apa haji mabrur itu, wahai Rasulullah?”

Beliau pun menjawab, “Memberikan makan (sikap kedermawanan) dan menyebarkan kesejahteraan (kedamaian).” Adapun dalam riwayat lain, “Baik tutur katanya.”

Syarif Hidayatullah dalam buku 65 Kultum Kamtibmas menyimpulkan setidaknya ada tiga ciri dari muslim yang tergolong haji mabrur, yaitu:

  • Santun dalam berkata atau thayyibul kalam
  • Menebarkan kedamaian atau ifsya’us salam
  • Memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar atau ith’amut tha’am

Keutamaan Haji Mabrur

Haji mabrur disebut sebagai salah satu amalan yang utama. Dikutip dari Fiqih Sunnah oleh Sayyid Sabiq terjemahan Abu Aulia dan Abu Syauqina, sebuah hadits dari Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW menjelaskan sebagai berikut.

Rasulullah SAW pernah ditanya, “Amal apa yang paling utama, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Yaitu beriman kepada Allah dan rasul-Nya.”

Beliau ditanya lagi, “Setelah itu apa?” Rasulullah SAW menjawab, “Berjihad di jalan Allah haji mabrur.” (HR Bukhari)

Ustaz A. Solihin As Suhaili dalam buku Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah menyebutkan dalam sebuah hadits, bagi mereka yang mendapat gelar haji mabrur maka mendapat ganjaran berupa surga. Hal ini dijelaskan dalam salah satu sabda Rasulullah SAW,

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Artinya: “Tidak ada balasan (yang layak) bagi jamaah haji mabrur selain surga.” (HR Bukhari)

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Orang Pulang Haji Mustajab Sesuai Sunnah


Jakarta

Sebagian jemaah haji Indonesia kini sudah tiba di Tanah Air. Muslim yang menyambut kepulangan jemaah haji dapat mendoakannya pula. Berikut bacaan doa orang pulang haji yang dapat diamalkan.

Menyambut orang yang pulang haji memang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Bahkan, kegiatan menyambut jemaah yang pulang haji sudah dilakukan pada zaman Rasulullah SAW.

Mengutip buku Ringkasan Shahih Bukhari 1 karya Muhammad Nasir al-Din Albani terjemahan As’ad Yasin dan Elly Latifa, terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Abbas RA yang menceritakan Nabi SAW yang disambut ketika pulang haji.


عن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مكة ، اسْتَقْبَلَتْهُ أَغَيْلِمَةُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، فَحَمَلَ وَاحِدًا بَيْنَ يَدَيْهِ وَآخَرَ خَلْفَهُ . ( وَمِنْ طريق أَيوب قَالَ : ذُكرَ الأَشَرُّ الثلاثةِ عِنْدَ عكرمة ، فَقَالَ : قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : أَتَى رَسُولُ اللهِ وَقَدْ
حَمَلَ خَتَمَ بَيْنَ يَدَيْهِ ،وَالْفَضْلَ خَلْفَهُ ، أَوْ قُتَمَ خَلْفَهُ ، وَالْفَضْلَ بَيْنَ يديه ، فَأَيُّهُمْ شَرٌّ ؟ أَوْ أَيُّهُمْ شَرٌّ

Artinya: Ibnu Abbas RA berkata, “Ketika Nabi (SAW) tiba di Makkah, beliau disambut oleh anak-anak kecil dari Bani Abdul Muthalib. Lalu, beliau membawa seorang di muka beliau dan yang lain di belakang beliau.” (Dan dari jalan Ayyub, dia berkata, “Disebutkan tiga anak yang nakal di sisi Ikrimah, lalu ia berkata, ‘Ibnu Abbas berkata, ‘Rasulullah datang sambil membawa Qutsam di depan beliau dan Fadhl di belakang beliau, atau Qutsam di belakang beliau dan Fadhl di depan beliau. Maka, manakah di antara mereka yang nakal? Atau, manakah di antara mereka yang baik?'”

Bacaan Doa Orang Pulang Haji Mustajab

Diambil dari buku Doa-doa Mustajabah karya Abu Qalbina, berikut bacaan doa doa orang pulang haji:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلحَاجِّ وَلَمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجَ

Allâhumaghfir lil-hâjji wa limanistaghfara lahul-hâjju

Artinya: “Ya Allah, ampunilah orang yang telah menunaikan haji, dan kabulkan seluruh ampunan yang telah disampaikan oleh orang yang telah menunaikan haji.”

Selain doa di atas, ada pula doa orang pulang haji lainnya yang bisa diamalkan muslim. Mengutip buku Kumpulan Doa Makbul Berdoa Sesuai dengan Al-Qur’an & As Sunnah karya Neni Nuraeni, berikut bacaanya.

قَبلَ اللهُ حَجَّكَ وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَاخْلَفَ نَفَقَتَكَ

Qabilallahu hajjaka wa ghafara dzanbaka wa akhlafa nafaqataka

Artinya: “Mudah-mudahan Allah menerima hajimu, mengampuni dosamu, dan mengganti biaya (hajj)mu.” (HR Ibnu Sunni)

Makna Doa Pulang Haji

Menurut Mahmud Asy Syafrowi dalam buku Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian, doa orang pulang haji ini punya makna bahwa kita memohon kepada Allah SWT agar mengampuni orang yang baru saja melaksanakan haji itu, yakni berupa ampunan yang menjadikan hajinya sebagai haji yang mabrur dan semoga Allah SWT juga mengampuni orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji tersebut.

Doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tersebut juga memberi pesan kepada muslim agar meminta istighfar kepada orang yang haji supaya termasuk dalam bagian doa tersebut. Makna dari kalimat “…Wa liman istaghfara lahul hajj (dan kepada orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji)” menunjukkan bahwa pesan ini berlaku sepanjang waktu.

Namun, dalam Ihya ‘Ulumaddin, Imam Ghazali menyebutkan riwayat dari sahabat Umar RA bahwa orang yang haji akan diampuni, begitu pula dengan orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang haji pada bulan Dzulhijjah, Muharram, Safar, dan hingga tanggal dua puluh dari bulan Rabiul Awal. Jadi, kesunnahan untuk meminta doa dari orang yang haji berakhir pada tanggal dua puluh Rabiul Awal.

Ibnu Rajab menambahkan jemaah yang pulang ke kampung halamannya setelah tanggal tersebut, maka anjuran itu berlaku sampai ia tiba di kampung halamannya.

Hal ini menjadi sunnah yang diikuti oleh ulama salaf yang senang mengiringi orang-orang yang akan berangkat perang dan menyambut orang yang baru pulang haji hingga meminta doa dari mereka sebelum mereka terkotori oleh dosa-dosa.

Tanda-tanda Haji Mabrur

Mendoakan orang pulang haji dapat menjadi media untuk mendoakan jemaah tersebut memperoleh kemabruran dalam ibadahnya, Dilansir buku Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah karya Sholihin As Suhaili, pada dasarnya haji mabrur adalah haji yang membawa kebaikan pada jemaah dan sekitarnya karena amalannya di Tanah Suci diterima Allah SWT.

Kemabruran ini juga dapat diraih dengan mengamalkan seluruh syarat dalam ibadah dengan sempurna dan menjauhi segala yang dilarang Allah SWT. Selain itu, bisa didoakan untuk mereka yang baru pulang haji.

Meski tidak ada yang tahu apakah kemabruran tersebut berhasil diraih seorang jemaah atau tidak. Namun, ada sejumlah tanda yang terlihat, salah satunya, dilansir dari buku Fikih Kontemporer Haji dan Umrah karya Ahmad Kartono, perubahan sikap yang lebih baik setiba jemaah tersebut sampai di rumah dibandingkan sebelum berangkat haji.

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com