Tag Archives: haji

7 Doa ketika Wukuf di Arafah, Baca Ini di Waktu Mustajabnya



Jakarta

Melalui sabdanya, Nabi SAW menuturkan bahwa utamanya berdoa adalah pada hari Arafah, tepatnya ketika berwukuf. Serta beliau mengajarkan doa-doa yang bisa dibaca saat waktu mulia tersebut. Bagaimana bacaan doa saat wukuf di padang Arafah?

Menukil buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, para ulama sepakat bahwa wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah di padang Arafah merupakan rukun haji yang paling agung. Hal ini lantaran Rasul SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abdurrahman bin Ya’mur:

الْحَجُّ عَرْفَةُ مَنْ جَاءَ لَيْلَةَ جَمْعٍ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَقَدْ أَدْرَكَ


Artinya: “Haji adalah (wukuf di) Arafah. Barang siapa yang datang (di Arafah) pada hari Nahar malam sebelum fajar terbit, dia terhitung melakukan wukuf.” (HR Abu Dawud [486], Tirmidzi [228], Nasa’i [256], & Ahmad [309-310])

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengemukakan, “Dalam hari Arafah, dikerjakan sebagian besar pekerjaan haji, dan hari Arafah merupakan tujuan utama bagi haji serta menjadi rukunnya.”

Maksud Arafah merupakan sebagian besar dari ibadah haji, karena pada hari itu dilaksanakannya wukuf yang mana termasuk rukun. Muslim yang berhaji dikatakan memeroleh hajinya jika mendapat hari Arafah. Begitu pun sebaliknya, jemaah terlewatkan hajinya apabila wukuf di Arafah terlewat.

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji saat Wukuf di Padang Arafah?

Masih dari Fiqih Sunnah, wukuf adalah hadir dan berada di bagian mana pun selama masih di padang Arafah, meski dalam kondisi tidur, terjaga, duduk, berbaring, berjalan, di atas kendaraan, keadaan suci atau tidak.

Ahmad Sarwat dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah mengatakan padang Arafah diperkirakan luasnya adalah 10,4 km persegi. Meski demikian, wukuf di bagian Shakhrat atau lokasi sekitarnya menjadi tempat utama berwukuf. Sesuai ucapan Nabi SAW, “Aku wukuf di sini, dan seluruh Arafah adalah tepat wukuf.” (HR Ahmad, Muslim & Abu Dawud)

Adapun yang dilakukan jemaah haji ketika wukuf di Arafah, seperti yang dikemukakan Imam Nawawi, “Maka seseorang dianjurkan menghabiskan waktunya untuk berzikir dan berdoa, membaca Al-Qur’an, membaca berbagai macam doa, membaca berbagai macam zikir. Berdoa untuk sahabat, orang-orang yang sendiri, melakukan zikir di semua tempat, berdoa sendirian bersama jamaah, berdoa untuk sendiri, kedua orang tua, kaum guru-guru, teman-teman, para semua orang yang pernah berbuat baik kepadanya dan semua muslim. Jangan sekali-kali ia berlaku sembarangan dalam hal tersebut, karena hari Arafah merupakan hari yang tidak dapat ditangguhkan, lain halnya dengan hari-hari yang lain.”

Sebagaimana yang diriwayatkan Thalhah bin Ubaidillah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ …

Artinya: “Sebaik-baiknya doa adalah doa pada hari Arafah,” (HR Baihaqi [1720] & Malik [1/214, no. 500])

Dalam riwayat lain dari Aisyah, Nabi SAW menuturkan: “Tidak ada hari yang pada hari itu Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka dengan jumlah yang lebih banyak daripada hari Arafah. Sesungguhnya (pada hari itu) Dia turun dan membangga-banggakan mereka kepada para Malaikat. Dia lalu berkata, ‘Apa yang mereka inginkan?'” (HR Muslim, Ibnu Majah, Baihaqi & Hakim)

Mengutip kitab Al-Adzkar, ketika berdoa di Arafah, jemaah haji hendaknya memelankan suara, sambil banyak mengucapkan kalimat tobat dari semua pelanggaran dengan bersungguh-sungguh. Selain itu, sepatutnya ia mengulang-ulang doanya dengan rasa yakin dalam diri bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkan doa itu.

Sebaiknya pula membuka doa dengan membaca Hamdalah, sanjungan kepada Allah SWT, dan membaca shalawat dan salam untuk Nabi SAW. Begitu juga saat mengakhiri doanya. Ia juga hendaknya berdoa dengan menghadap ke arah kiblat dan dalam keadaan suci.

Dalam Fiqih Sunnah disebutkan jumhur ulama berpendapat waktu wukuf dimulai hari ke-9 bulan Dzulhijjah setelah matahari tergelincir, hingga terbitnya fajar di hari ke-10. Inilah waktu terbaik untuk berdoa di hari Arafah.

Doa saat Wukuf di Arafah sesuai Sunnah Nabi

Rasul SAW mengajarkan doa wukuf di padang Arafah kepada umat Islam melalui sabdanya. Berikut sejumlah bacaan doanya yang dinukil dari kitab Al-Adzkar & buku Fiqih Sunnah:

1. Doa Wukuf Arafah Versi Satu

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Dzat yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian. Di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR Ahmad & Tirmidzi, dari Kakek Amir bin Syu’aib)

2. Doa Wukuf Arafah Versi Dua

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِى نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ اللَّهُمْ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَا بِى وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِى اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الأَمْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيْحُ

Latin: Allahumma lakal hamdu kalladzii naquulu wa khairan mimmaa naquulu, Allahumma laka shalaati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati wa ilaika maabii wa laka rabbi turaatsi, Allahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa waswasatish shadri wa syataatil amri, Allahumma inni a’uudzu bika min syarri maa taji-u bihir riihu

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji seperti pujian yang kami ucapkan kepada-Mu dan lebih baik daripada pujian yang kami ucapkan untuk-Mu. Ya Allah, untuk-Mu shalat, ibadah, hidup, dan matiku. Hanya kepada-Mu tempat kembaliku dan hanya untuk-Mu, wahai Tuhanku, segala warisanku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, bisikan nafsu, dan tercerai-berainya perkara. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan tiupan angin.” (HR Tirmidzi, dari Ali bin Abi Thalib)

3. Doa Wukuf Arafah Versi Tiga

اَللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Latin: Allahumma aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari azab neraka.”

4. Doa Wukuf Arafah Versi Empat

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيرًا، وَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُالرَّحِيمُ

Latin: Allahumma innii dzhalamtu nafsii dzhulman katsiiran, wa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indika war hamnii innaka antal ghafuurur rahiima

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berbuat aniaya terhadap diriku dengan perbuatan aniaya yang banyak, dan sesungguhnya tidak ada seorang pun yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan belas kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.”

5. Doa Wukuf Arafah Versi Lima

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً تُصْلِحْ بِهَا شَأْنِي فِي الدَّارَيْنِ، وَارْحَمْنِي رَحْمَةً أَسْعَدُ بِهَا فِي الدَّارَينِ، وَتُبْ عَلَيَّ تَوْبَةً نَصُوحًا لَا أَنكُثُهَا أَبَدًا، وَأَلْزِمْنِي الِاسْتِقَامَةَ لَا أَزِيْغُ عَنْهَا أَبَدًا

Latin: Allahummaghfir lii maghfiratan tushlih bihaa sya’nii fiddaaraini warhamnii rahmatan as’adu bihaa fiddaaraini wa tub ‘alayya waubatan nashuuhan laa ankutsuhaa abadan, wa-alzimnii listiqaamata laa aziighu ‘anhaa abadan

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dengan ampunan yang dapat memperbaiki diriku di dunia dan akhirat. Belas kasihanilah aku dengan rahmat yang membuat aku bahagia di dunia dan akhirat. Terimalah tobatku dengan tobat yang murni yang tidak aku kotori lagi selama-lamanya. Tetapkanlah diriku pada jalan istiqamah (jalan yang lurus) yang tidak aku selewengkan lagi untuk selama-lamanya.”

6. Doa Wukuf Arafah Versi Enam

اَللَّهُمَّ انْقُلْنِي مِنْ ذُلِّ المَعْصِيَةِ إِلَى عِزِّ الطَّاعَةِ، وَأَغْنِنِي بحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ، وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin: Allahummanqulnii min dzullil ma’shiyati ilaa ‘izzith thaa’ati wa aghninii bihalaalika ‘an haraamika, wa bithaa’atika ‘an ma’shiyatika wa bi fadhlika ‘amman siwaak

Artinya: “Ya Allah, pindahkanlah diriku dari hinanya kemaksiatan kepada mulianya ketaatan, cukupkanlah diriku dengan rezeki halal-Mu agar terhindar dari rezeki haram-Mu, dan dengan taat kepada-Mu agar terhindar dari maksiat terhadap-Mu, dengan karunia-Mu agar terhindar dari selain-Mu.”

7. Doa Wukuf Arafah Versi Tujuh

وَنَوِّرْ قَلْبِي وَقَبْرِي وَأَعِذْنِي مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، وَاجْمَعْ لِي الْخَيْرَ كُلَّهُ

Latin: Wa nawwir qalbii wa qabrii wa=a’idznii minasy syarri kullihi wajma’liil khaira kullahu

Artinya: “Sinarilah kalbu dan kuburanku, lindungilah aku dari semua kejahatan, dan himpunkanlah untukku semua kebaikan.”

Itulah tujuh doa yang bisa dibaca saat wukuf di Arafah. Selain itu, detikers bisa lafalkan permohonan dan doa lainnya ya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Saat Masuk Kota Makkah dan Melihat Kakbah



Jakarta

Ada doa yang bisa dipanjatkan ketika memasuki kota suci Makkah dan melihat Kakbah. Doa ini bisa dibaca agar mendapat keberkahan dan ridha dari Allah SWT.

Selain menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, Kota Makkah sangat istimewa karena menjadi destinasi seluruh umat muslim di penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Di sana, semua orang berkumpul untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.

Oleh karenanya, ketika jemaah haji memasuki area Kota Makkah, dianjurkan untuk memanjatkan doa. Begitu pula ketika telah melihat Kakbah, kiblat umat muslim sekaligus Baitullah, rumah suci. Hal tersebut dikarenakan doa yang dibaca oleh seorang muslim yang tengah dalam ibadah sangatlah mustajab.


Bacaan Doa Memasuki Kota Makkah

Mengutip buku Kamus Arab-Indonesia Indonesia-Arab: Panduan Praktis Haji & Umroh yang disusun oleh Toni Pransiska, S.Pd.I, dkk., berikut ini adalah doa yang dapat dibaca tepat ketika baru saja memasuki Kota Makkah. Meskipun tengah dalam perjalanan, hendaknya doa ini tetap dibaca supaya ibadah haji atau umrah semakin afdal.

اَللّٰهُمَّ هٰذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِيْ وَدَمِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَاٰمِنِّيْ مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ أَوْلِيَآئِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ

Arab-latin: Allahumma hadza haramuka wa amnuka, fa-harrimni ‘alan-nari, wa amminni min ‘adzábika yawma tab’atsu ibáduka, waj’alni min awliya’ika wa ahli thalatika

Artinya: “Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat yang aman. Maka, hindarkanlah daging, darah, rambut, dan kulitku dari neraka. Anugerahkanlah kepadaku keamanan dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba-hamba-Mu. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang dekat dan taat kepada-Mu.”

Bacaan Doa Ketika Melihat Kakbah

Kakbah memiliki keistimewaan yakni orang-orang yang tawaf ketika haji dan umrah tidak pernah terputus, dari siang sampai malam. Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau bersabda: “Wahai Bani Abdu Manaf, janganlah kalian melarang siapa pun yang hendak tawaf atau sholat di Bait ini, kapan pun, baik siang maupun malam”. (HR Muslim)

Ketika seorang muslim melihat Kakbah dari dekat maupun kejauhan, disunnahkan baginya untuk mengangkat kedua tangan seraya berdoa. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa doa seorang muslim dikatakan mustajab ketika ia tengah melihat Kakbah.

Dikutip dari Buku Induk Doa dan Zikir oleh Imam An-Nawawi, doa yang diucapkan ketika melihat Kakbah sebagai berikut

ْاللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً ، وَزِدْ مَن شَرَّفَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا

Arab-latin: Allahumma zid hadzal bayta tasyriifan wa ta’dziiman wa takriiman wa mahaabatan wa zid man syarrafahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wa takriiman wa ta’dziiman wa birran

Artinya: “Ya Allah, berilah tambahan kepada rumah ini kemuliaan dan kebesaran, kehormatan dan wibawa, dan berilah (pula) tambahan kepada orang yang memuliakannya dan yang menghormatinya dari kalangan orang yang berhaji dan berumrah kepadanya, tambahan kemuliaan, kehormatan, kebesaran, dan ketakwaan.”

Adapun selanjutnya, hendaknya dilanjutkan dengan membaca doa berikut.

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ حَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ

Arab-latin: Allahumma antassalaam wa minkassalam hayyinaa rabbanaa bissalaami

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Yang Maha Sejahtera, dari Engkaulah sumber semua kesejahteraan, hidupkanlah kami dengan sejahtera.”

Selain bacaan di atas, bacaan doa atau dzikir lainnya ketika melihat kakbah menurut buku Kamus Doa yang disusun oleh Luqman Junaedi adalah sebagaimana tercantum dalam hadits berikut.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ

Arab-latin: Allahumma antassalam, wa minkassalam, wa ilaika ya’uudussalam, fahayyina robbana bissalam

Artinya: “Ya Allah, Ya Allah, Zat pemilik kedamaian, dari-Mu lah sumber kedamaian dan kepada-Mu kedamaian itu akan kembali. Hidupkanlah kami dengan damai.” (HR Baihaqi).

Itulah beberapa doa yang dapat dibaca ketika masuk ke Kota Makkah dan ketika melihat Kakbah. Siapa saja yang memenuhi panggilan-Nya harus mengabadikan peristiwa tersebut dengan cara berdoa kepada Allah. MasyaAllah!

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Dzikir yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah



Jakarta

Haji dan umrah wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu menurut pendapat yang shahih dari mazhab Syafi’i. Apabila tidak mampu, ada sejumlah amalan yang pahalanya setara haji dan umrah.

Rasulullah SAW menyebutkan amalan-amalan yang pahalanya setara haji dan umrah sebagaimana diriwayatkan para sahabat. Salah satunya dzikir setelah salat Subuh sampai matahari terbit kemudian diikuti dengan salat dua rakaat.

Anas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,


“Barang siapa salat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah SWT sampai terbit matahari, kemudian ia salat dua rakaat, maka amalan itu sama dengan pahala menunaikan ibadah haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR At Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan)

Bacaan Dzikir setelah Subuh

Ada berbagai macam bacaan dzikir yang bisa dibaca setelah salat Subuh, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil riwayat yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud, salah satu dzikir yang dibaca pada pagi hari adalah sebagai berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya kekuasaan dan hanya bagi-Nya segala puji. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dalam Kitab Shahih Bukhari juga terdapat hadits yang memuat bacaan dzikir ringan di lisan, tapi memberatkan timbangan amal. Dari Abu Hurairah RA ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Artinya: “Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, ‘Subhanallah wa bi hamdih (Maha Suci Allah dan Segala puji hanya bagi-Nya)’, dan ‘Subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah yang Maha Agung).” (HR Muttafaq ‘Alaih)

Dalam Kitab Shahih Muslim juga terdapat bacaan dzikir yang paling disukai Allah SWT. Bacaan tersebut adalah:

سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

Membaca dzikir setelah subuh juga memiliki keutamaan lain. Dalam Al-Gunyah li Thalibi Thariq al-Haq ‘Azza wa Jalla karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani terdapat riwayat dari al-Hasan bin Ali RA mengenai keutamaan dzikir setelah subuh.

Al-Hasan bin Ali RA mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa salat Subuh di masjidnya kemudian duduk dzikir kepada Allah Ta’ala hingga menjelang matahari terbit, ketika itu dia memuji Allah lalu menunaikan salat dua rakaat, Allah akan memberinya sejuta istana di surga. Setiap istana terdapat sejuta bidadari. Masing-masing bidadari ditemani sejuta pelayan, dan di sisi Allah dia termasuk orang-orang yang bertobat.”

Riwayat tersebut terdapat dalam Tadzkirah al-Maudhu’at.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Haji Mabrur Tulisan Arab dan Latin


Jakarta

Menunaikan ibadah haji yang mabrur merupakan impian umat Islam. Berdasarkan hadits, terdapat doa yang bisa dibaca agar haji menjadi mabrur. Berikut bacaan doa haji mabrur beserta artinya.

Dikutip dari buku Panduan Ibadah Haji dan Umrah karya Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, definisi haji menurut ulama fikih adalah menyengaja mendatangi Kakbah untuk menunaikan amalan-amalan tertentu.

Hukum menunaikan haji adalah wajib bagi umat Islam yang mampu secara biaya, fisik, dan waktu. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 97.


فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”

Pengertian Haji Mabrur

Menukil buku Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah karya Sholihin As Suhaili, mabrur berasal dari kata barra yang berarti mendapat kebaikan atau menjadi baik. Selain itu, Ibnu Mandzur dalam Lisananul Arab menjelaskan kata mabrur mengandung dua makna. Pertama, mabrur berarti baik, suci, dan bersih. Kedua, mabrur berarti maqbul atau mendapat rida Allah SWT.

Dari penjelasan makna kata mabrur tersebut, haji mabrur adalah haji yang dikerjakan seorang muslim dengan memperoleh kebaikan setelahnya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, sebagai bukti bahwa hajinya telah diterima dan mendapat rida di sisi Allah SWT.

Mengutip buku Panduan Doa dan Dzikir Haji dan Umrah yang Dicontohkan Rasulullah dan Para Ulama karya Deden Hafid Usman dkk, keutamaan haji mabrur dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW,

“Haji mabrur pahalanya tiada lain kecuali surga.” (HR Ahmad dan Thabrani)

Selain itu, diriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya seorang laki-laki, “Amal apakah yang paling baik?” Rasulullah SAW menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Lelaki itu pun bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Rasulullah SAW menjawab, “Jihad di jalan Allah.”

Lagi, lelaki tersebut bertanya, “Kemudian apa lagi?” Rasulullah SAW menjawab, “Haji mabrur.” (HR Ahmad)

Doa Haji Mabrur

Dinukil dari buku Untaian Mutiara Doa karya Ali Manshur, berikut bacaan doa haji mabrur.

اللهُمَّ اجْعَلْهَا حَاجًا مَبْرُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا

Allaahummaj-‘alhaa hajjan mabruuran wa dzanban maghfuuraan.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia (ibadah) sebagai ibadah haji yang mabrur dan dosa yang diampuni.”

Doa ini berasal dari hadits yang diriwayatkan dari Jarir, dari Laits, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid, dari ayahnya. Ia berkata,

“Aku bersama Abdullah hingga berhenti di Jumrah Aqabah, lalu ia berkata, ‘Beri aku beberapa batu’, maka aku memberinya tujuh batu, lalu ia berkata padaku ‘Ambilkan aku tali kekang unta.’

Kemudian dia kembali ke Jumrah Aqabah dan melemparnya dari perut lembah dengan tujuh batu kerikil, sedangkan dia menunggangi untanya sambil bertakbir setiap kali melempar satu kerikil, dan dia mengucapkan, ‘Ya Allah, jadikanlah ia (ibadah) sebagai ibadah haji yang mabrur dan dosa yang diampuni.’

Kemudian dia berkata, ‘Di sini berdiri orang yang diturunkan kepadanya surah Al-Baqarah’.” (HR Ahmad)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Selamat untuk Jemaah Haji, Panjatkan agar Diberi Kelancaran


Jakarta

Doa selamat untuk jemaah haji bisa dibaca untuk melepas kerabat yang hendak menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Doa dibaca agar jemaah selamat dan diberi kemudahan saat melangsungkan haji.

Mengutip buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah karya Ahmad Sarwat, pengertian haji secara bahasa adalah al-qashdu yang artinya menyengaja untuk melakukan sesuatu yang mulia dan mendatangi sesuatu atau seseorang. Menurut istilah, haji artinya mendatangi Ka’bah untuk mengadakan amalan tertentu, atau berziarah ke tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah.

Diterangkan dalam buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2 susunan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi yang diterjemahkan Shofa’u Qolbi Djabir dkk, hukum melaksanakan haji adalah fardhu bagi setiap muslim yang mampu. Allah SWT berfirman dalam surah Ali ‘Imran ayat 97,


فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Selain itu, kewajiban haji juga diterangkan dalam hadits Nabi SAW yang berbunyi,

“Agama Islam itu ditegakkan atas lima dasar, pertama: bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kedua: mendirikan salat, ketiga: membayar zakat, keempat: melaksanakan haji, dan kelima: berpuasa di bulan Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Selamat untuk Orang yang Berangkat Haji

Mengutip Fiqh as-Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq terjemahan Abu Aulia dkk, ada bacaan sesuai hadits Rasulullah SAW yang bisa dijadikan bacaan doa selamat untuk orang yang berangkat haji. Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Anas RA, doa dalam hadits itu dibaca bagi muslim yang akan melakukan perjalanan.

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ

Arab latin: zawwadakallaahut-taqwaa, wa ghafara dzan- baka, wa yassara lakal-khaira haitsu maa kunta

Artinya: “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosa-dosamu, memudahkan bagimu kebaikan di mana saja kamu berada.” (HR Tirmidzi)

Doa tersebut dibaca Rasulullah SAW ketika salah seorang sahabat mengatakan dirinya akan melakukan perjalanan jauh. Berikut bunyi hadits lengkapnya,

Anas berkata, “Ada seseorang menemui Rasulullah SAW kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulullah SAW aku ingin melakukan perjalanan, karenanya, aku ingin engkau memberi bekal kepadaku.’

Rasulullah SAW kemudian bersabda, ‘Semoga Allah memberi perbekalan ketakwaan kepadamu.’ Ia berkata, ‘Berilah tambahan lagi.’

Rasulullah SAW lantas bersabda, ‘Semoga Allah mengampuni dosamu.’ Ia berkata, ‘Demi ayah dan ibuku, berilah tambahan lagi.’

Rasulullah SAW kemudian bersabda, ‘Dan semoga Allah memberi kemudahan kepadamu di manapun engkau berada’.” (HR Tirmidzi)

Selain doa tersebut, muslim juga dapat membaca doa selamat untuk jemaah haji seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut ini.

أسْتَوْدِعُكَ اللهَ الَّذِي لا تَضِيعُ ودائِعُهُ

Arab latin: Astaudiukallaha alladzi la tadhi’u wada’i’uhu

Artinya, “Aku titipkan engkau kepada Allah SWT yang tak pernah meninggalkan titipannya.” (HR Ahmad)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Syukuran untuk Berbagai Acara, Lengkap dengan Bahasa Latin dan Artinya


Jakarta

Dalam acara tertentu, sejumlah masyarakat kerap mengadakan syukuran. Tradisi ini dilakukan oleh umat muslim Tanah Air sebagai bentuk rasa syukur atas karunia dan berkah dari Allah SWT.

Pada dasarnya, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan perbanyak bersyukur, maka kamu ikhlas menerima segala bentuk rezeki yang didapat.

Bahkan, orang yang selalu bersyukur justru akan ditambah lagi kenikmatan di dunia maupun di akhirat. Dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman:


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS Ibrahim: 7).

Ingin mengadakan syukuran? Simak doa syukuran untuk berbagai acara dalam artikel ini.

Doa Syukuran untuk Berbagai Acara

Terdapat satu doa yang umum dibaca ketika menggelar syukuran. Mengutip e-jurnal Scribd berjudul Doa Syukuran oleh Taaq Iqbal, berikut doanya:

اَللهم صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللهم إِنَّا نَسْئَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلىٰ رَبِّنِا تَوَكَّلْنَا. اَللهم اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَوَسِّعْ لَنَا فِى دَارِنَا هٰذَا

Latin: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad. Allahumma inna nas’aluka khairal maulaji, wa khairal makhraji bismillahi wa lajna wa bismillahi kharajna wa ‘ala rabbina tawakkalna. Allahummaghfirlana dzunubana wawassi’ lana fi daarina hadza.

Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dhim atas junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad dan juga keluarga junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar, dengan nama Allah kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar dan kepada Tuhan kami, kami berserah diri. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan lapangkanlah bagi kami di rumah-rumah kami ini.”

Dalam acara tertentu, umat muslim juga memanjatkan doa syukur. Berikut doa-doanya:

1. Doa Syukuran Menempati Rumah Baru

Mengutip buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki oleh KH Sulaeman Bin Muhammad Bahri, berikut doa syukuran ketika menempati rumah baru:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا

Latin: Allahumma innii as-asluka khairal mawlaji wa khairal makhraji bismillahi wa lajnaa wa bismillahi kharajnaa wa’alaallahi rabbanaa tawakkalnaa

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu atas kebaikan rumah yang aku masuki dan kebaikan rumah yang aku tinggalkan. Dengan menyebut nama Allah aku masuk dan dengan menyebut nama Allah aku keluar dan kepada Allah, Tuhan kami, kami bertawakal.” (HR. Abu Daud)

2. Doa Syukuran saat Pernikahan

Ada sejumlah doa yang dibaca pengantin sebagai bentuk rasa syukur dan nikmat kepada Allah SWT karena telah menggelar pernikahan. Menukil buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi karya Imam an-Nawawi, berikut doanya:

a. Doa untuk Pengantin yang Dibaca Suami

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا

Arab latin: Allaahumma innii as’aluka khairahaa wa khaira maa jabaltahaa ‘alaihi, wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang Engkau tentukan kepadanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan dari keburukan yang Engkau tentukan kepadanya.”

b. Doa untuk Pengantin Baru

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ – ٢١

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang Agung, Dia menciptakan bagimu berpasang-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan tentram dengannya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang.”

3. Doa Syukuran saat Khitanan

Seorang laki-laki muslim wajib melakukan khitan (sunat). Sebagai bentuk rasa syukur karena telah melaksanakan khitan, berikut doa syukur khitanan yang dilansir situs NU Online:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ سُنَّتُكَ وَسُنَّةُ نَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَاتِّبَاعٌ مِنَّا لِنَبِيِّكَ، بِمَشِيْئَتِكَ وَإِرَادَتِكَ وَقَضَائِكَ لِأَمْرٍ أَرَدْتَهُ وَقَضَاءٍ حَتَمْتَهُ، وَأَمْرٍ أَنْفَذْتَهُ، وَأَذَقْتَهُ حَرَّ اْلحَدِيْدِ فِيْ خِتَانِهِ وَحِجَامَتِهِ بِأْمْرٍ أَنْتَ أَعْرَفُ بِهِ مِنِّيْ

Arab Latin: Allāhumma hādzihī sunnatuka wa sunnatu nabiyyika, shalawātuka ‘alayhi wa ālihī, wat tibā’un minnā li nabiyyika, bi masyī’atika, wa irādatika, wa qadhā’ika li amrin aradtahū, wa qadhā’in hatamtahū, wa amrin anfadztahū, wa adzaqtahū harral hadīdi fī khitānihī wa hijāmihī bi amrin anta a’rafu bihī minnī.

Artinya, “Ya Allah, ini adalah sunnah-Mu dan sunnah nabi-Mu. Semoga rahmat tercurah padanya dan keluarganya. Dan kami mengikuti nabi-Mu dengan kehendak-Mu dan qadha-Mu. Karena suatu hal yang Engkau inginkan. Karena suatu hal ketentuan yang Engkau tetapkan. Karena suatu perkara yang Engkau laksanakan, dan Engkau merasakan padanya panasnya besi dalam khitan dan bekamnya karena suatu perkara yang Engkau lebih tahu dari aku.”

Kemudian dilanjutkan dengan doa berikut ini:

اَللَّهُمَّ فَطَهِّرْهُ مِنَ الذُّنُوْبِ، وَزِدْ فِيْ عُمْرِهِ وَادْفَعِ اْلآفَاتِ عَنْ بَدَنِهِ وَاْلأَوْجَاعِ عَنْ جِسْمِهِ، وَزِدْهُ مِنَ اْلغِنَى وَادْفَعْ عَنْهُ اْلفَقْرَ فَإِنَّكَ تَعْلَمُ وَلَا نَعْلَمُ

Arab latin: Allāhumma fa thahhirhu minadz dzunūb, wa zid fi umrihī, wadfa’il āfāti ‘an badanihī wal awjā’i ‘an jismihī, wa zidhu minal ghinā, wadfa’ ‘anhul faqra, fa innaka ta’lamu wa lā na’lamu.

Artinya, “Ya Allah, maka sucikanlah dia dari dosa-dosa. Tambahlah umurnya. Jagalah tubuhnya dari penyakit. Dan tambahlah kekayaan padanya dan jauhkan dari kefakiran. Maka sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui sementara kami tidak mengetahui.”

4. Doa Syukuran Memiliki Kendaraan Baru

Mengutip NU Online, berikut doa yang bisa diamalkan setelah memiliki kendaraan baru:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ

Latin: Allâhumma innî as’aluka khairahû wa khaira mâ jubila alaih. Wa a’ûdzubika min syarrihî wa syarri mâ jubila alaih.

Artinya: “Tuhanku, kepada-Mu aku memohon kebaikannya (kendaraan ini) dan kebaikan sifat yang diciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (kendaraan ini) dan keburukan sifat yang diciptakan untuknya.” Dengan membaca doa ini, kita mengharapkan kendaraan baru ini membawa kemaslahatan dan mudah dikendalikan serta membawa keselamatan baik bagi pengemudi maupun penumpangnya.”

5. Doa Syukuran Berangkat Haji

Salah satu tradisi umat muslim di Indonesia adalah mengadakan walimatussafar haji atau lebih dikenal syukuran bagi orang-orang yang akan pergi haji. Doa yang bisa diamalkan sebagai berikut:

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Latin: Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya, “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada.”

Selain itu, umat muslim juga bisa membaca doa berikut:

أَسْتَوْدِعُ الله دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Latin: Astaudi’ullaha diinaka wa amaanataka wa khawaatima ‘amalik.

Artinya: “Aku menitipkan agamamu, amalanmu dan akhir amal perbuatanmu kepada Allah.” (HR Tirmidzi)

Itu dia kumpulan doa syukuran untuk berbagai acara lengkap dengan Arab-Latin dan artinya. Semoga bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Sholat Syuruq 2 Rakaat dan Artinya


Jakarta

Sholat syuruq adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit, sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari. Sholat ini juga sering disebut sebagai sholat isyraq.

Salah satu keutamaan sholat syuruq adalah mendapatkan pahala seperti menunaikan ibadah haji dan umrah yang sempurna. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ


Artinya: “Siapa yang sholat Subuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian sholat dua rakaat, ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali).” (HR Tirmidzi)

Setelah mengerjakan sholat syuruq, dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar ibadah yang dilakukan mendapatkan keberkahan. Berikut adalah bacaan doa yang dapat dibaca setelah sholat syuruq, beserta penjelasan keutamaannya.

Bacaan Doa setelah Sholat Syuruq

Berikut adalah salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah sholat syuruq, menukil Kitab Lengkap Shalat, Shalawat, Zikir dan Doa karya Puspa Swara dan Ibnu Watiniyah:

أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عَافِيَةً وَجَاءَالشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا.اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ خَيْرَهَذَا الْيَوْمِ وَادْفَعْ عَنِّيْ شَرَّهُ. اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِيْ بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ اْلأَرْضَ بِنُوْرِ شَمْسِكَ اَبَدًا. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bacaan latin: Alhamdulillahil ladzi ja’alal yauma ‘afiyataw waja-‘asy syamsu min mathla’iha. Allahummar-zuqni khaira hadzal yaumi wadfa’ ‘annii syarrah. Allahumma nawwir qalbi binuri hidayatika kama nawwartal ardla binuri syamsika abada. Birahmatika ya arhamar rahimin.

Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan hari ini sejahtera dan telah terbit matahari dari tempatnya. Ya Allah, beri lah aku kebaikan hari ini dan jauhkan lah dariku keburukan hari ini. Ya Allah, terangilah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu, sebagaimana telah Engkau terangi bumi dengan cahaya matahari-Mu terus-menerus. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara semua yang mengasihi.

Keutamaan Sholat Syuruq

Sholat syuruq memiliki banyak keutamaan bagi mereka yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan. Berikut adalah beberapa diantaranya:

Dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan sholat sunnah Dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna.” (HR Thabrani)

Syekh Al-Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR Tirmidzi No 588, Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kapan Waktu Mengerjakan Sholat Syuruq?

Waktu sholat syuruq adalah sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari. Dalam jadwal waktu sholat, biasanya waktu syuruq sudah tertera sebagai waktu matahari terbit.

Setelah matahari terbit, tunggu beberapa saat sebelum melaksanakan sholat syuruq. Hal ini penting untuk memastikan bahwa waktu terbit benar-benar telah berlalu dan Anda mengerjakan sholat di waktu yang tepat.

Dalam buku Fiqih Salat Sunah yang ditulis oleh Ali Musthafa Siregar dkk., disebutkan bahwa waktu matahari terbit yang dimaksud adalah ketika matahari setinggi satu tombak.

Sebagai contoh, di DKI Jakarta, waktu matahari terbit biasanya berkisar antara pukul 05.30 hingga 06.00 WIB, sebagaimana dijelaskan dalam situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Oleh karena itu, sholat syuruq dapat dilakukan sekitar pukul 06.00 hingga 06.30 pagi.

Sholat syuruq dapat dikerjakan hingga sebelum waktu masuknya sholat Dzuhur.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Cara Mengirim Doa Yasin untuk Orang yang Sudah Meninggal


Jakarta

Surah Yasin adalah salah satu surah istimewa dalam Al-Qur’an yang memiliki banyak keutamaan, termasuk sebagai bacaan yang sering dipanjatkan untuk orang yang telah meninggal dunia.

Mengirimkan Yasin untuk orang meninggal bersandar pada riwayat dari Mu’aqqal bin Yasar Ash-Shahabiy RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Bacalah surah Yasin untuk orang-orang yang meninggal dunia!” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)


Selain itu, mengutip dari kitab Ar-Ruh karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam terjemahan Kathur Suhardi, surah Yasin juga dianjurkan untuk dibaca saat seseorang berada di penghujung hidupnya.

Perintah membaca surah Yasin ini sejalan dengan anjuran untuk membacakan kalimat la ilaha illallah bagi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut.

Surah Yasin mengandung kabar gembira bagi orang-orang yang telah meninggal, sebagaimana firman Allah dalam ayat 27-28,

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ٢٧ ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ٢٨

Artinya: “(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan. Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.”

Arwah merasakan kebahagiaan saat surah Yasin dibacakan untuk mereka. Berdasarkan hadits, surah Yasin merupakan jantung Al-Qur’an yang memiliki keutamaan khusus, terutama ketika dibacakan di samping seseorang yang sedang dalam sakaratul maut.

Cara Mengirim Yasin untuk Orang yang Sudah Meninggal

Mengutip buku Tuntunan Tanya Jawab Aqidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji karya Syaikh Muhammad bin Shalih At-Utsaimin, disebutkan bahwa sebelum mengirimkan Yasin untuk orang yang telah meninggal, dianjurkan untuk membaca hadroh terlebih dahulu. Bacaan hadroh ini mencakup istighfar, tawassul, dan surah Al-Fatihah sebagai bagian dari rangkaian doa.

Tawasul sendiri merupakan bentuk permohonan dengan mencari perantara melalui Nabi Muhammad SAW. Praktik ini dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon kebaikan bagi arwah yang telah berpulang.

Berikut panduan lengkap cara membacakan surah Yasin bagi orang yang sudah meninggal:

  • 1. Membaca istighfar tiga kali
  • 2. Lanjutkan dengan membaca tawasul kepada Rasulullah SAW,

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Arab latin: Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ikhwanihi wa minal anbiya-i wal mursalin wal auliyaa-i wasy syuhada-i wash shalihin wash shabati wat tabi’in wal ‘ulamaa-il-‘aamiliin wal mushonnifinal mukhlashiin wa jami’il malaa-ikatil muqarrabin. Tsumma ilaa jamii’il ahlil kubur minal muslimiina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati min masyariqil ardhi ilaa magharibiha barrihaa wa bahriha khushuushon ila aaabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatina wa masyaayikhana wa masyaayikhi masyaayikhinaa wa asatidzatina wa asatidzati asatidzatina wa liman ahsana ilaina wa limanij tama’naa hahunaa bisababihi, syaiul lillahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur muslimin, muslimat, mukminin, mukminat dari timur ke barat, baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustaz kami, pengajar ustaz kami, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur atau arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua, Al-Fatihah.”

Keutamaan Surah Yasin

Selain memiliki keutamaan bagi orang yang sudah meninggal, surah Yasin juga mengandung berbagai manfaat lainnya. Dalam buku 5 Amalan Penyuci Hati karya Ali Akbar bin Aqil dan Abdullah Cris, dijelaskan bahwa surah Yasin memiliki beberapa keutamaan sebagai berikut.

1. Sebagai Jantung Al-Quran

Surah Yasin disebut sebagai jantung Al-Qur’an, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits berikut.

“Setiap sesuatu ada jantungnya. Jantungnya Al-Qur’an adalah surah Yasin. Siapa yang membaca surah Yasin, Allah menulis baginya pahala seolah-olah ia telah mengkhatamkan sepuluh kali Al-Qur’an.” (HR Darimi dan Turmudzi)

2. Diampuni Dosanya

Salah satu keutamaan membaca surah Yasin adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sebagaimana disampaikan dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dan Ibnu Hibban.

“Siapa yang membaca surah Yasin pada suatu malam, karena Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR Ibnu Sunni dan Ibnu Hibban)

3. Diberi Kemudahan

Keutamaan lain dari membaca surah Yasin adalah mendapatkan kemudahan. Atha’ bin Abi Rabbah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang membaca surah Yasin pada awal pagi, seluruh hajatnya akan dikabulkan oleh Allah.” (HR Darimi)

4. Meninggal dalam Keadaan Syahid

Dijelaskan dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an karya Imam Jalaluddin al-Suyuthi, salah satu keutamaan membaca surah Yasin adalah wafat dalam keadaan syahid. Ath-Thabrani meriwayatkan hadits dari Anas yang menjelaskan hal tersebut.

“Barang siapa membiasakan diri membaca surah Yasin setiap malam sampai meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan syahid.”

Wallahu a’lam.

detikers bisa baca surah Yasin Arab, latin dan artinya ayat 1-83 lengkap di sini.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Ini Amalan yang Tertolak dalam Islam Menurut Hadits, Hati-hati!


Jakarta

Amalan yang tertolak adalah amalan yang tidak diterima oleh Allah SWT meski amalan itu terlihat baik. Dalam Islam, setiap ibadah harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits.

Rasulullah SAW telah memberikan banyak peringatan mengenai amalan-amalan yang bisa tertolak karena tidak memenuhi ketentuan syariat. Memahami apa saja yang bisa menyebabkan amalan kita tertolak menjadi penting agar ibadah tidak sia-sia.

Lantas, apa saja contoh amalan yang tertolak dalam Islam? Simak selengkapnya untuk menghindari amalan yang sia-sia.


Dalil tentang Amalan yang Tertolak

Terdapat dalil yang menyebutkan bahwa amalan yang tidak sesuai dengan sunnah akan tertolak dan tidak diterima. Berikut adalah hadits yang membahas tentang amalan yang tertolak yang dinukil dari Hadits Arbain karya Imam Nawawi dari kitab Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi tulisan Musthafa Dib Al-Bugha dan diterjemahkan oleh Muzayin

Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمُ وَفِي رِوَايَةٍ لِلْمُسْلِمِ : مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ

Artinya: “Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah, Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang mengadakan hal yang baru dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia ditolak,” (HR Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan, “Siapa saja yang melakukan suatu amal yang bukan urusan (agama) kami, maka ia ditolak.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

Penjelasan Hadits tentang Amalan yang Tertolak

Hadits di atas adalah hadits urutan kelima dalam hadits Arbain. Hadits tersebut menyoroti perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat Allah SWT dan Rasul-Nya, atau dilakukan bukan untuk mengharapkan ridha-Nya, akan tertolak. Hadits ini juga menjelaskan bahwa inovasi atau hal baru dalam agama yang tidak diizinkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya bukanlah bagian dari ajaran Islam. Oleh karena itu, setiap muslim harus memastikan amal perbuatannya selaras dengan ajaran agama yang murni.

Seperti yang dikatakan oleh Imam An-Nawawi, hadits ini penting untuk dihafal oleh setiap muslim dan dijadikan dalil dalam menolak segala bentuk kemungkaran. Begitu pula dengan penjelasan Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, yang menegaskan bahwa hadits ini adalah dasar prinsip Islam. Topik yang diangkat oleh hadits ini juga sangat luas, karena menjadi fondasi bagi dalil syar’i dalam setiap tindakan dan keputusan.

Pesan dalam Hadits tentang Amalan yang Tertolak

Hadits ini menyampaikan pesan penting mengenai konsep ittiba’ (mengikuti) dan menolak ibtida’ (mengada-adakan hal baru) dalam agama Islam.

Ayat-ayat Al-Qur’an, seperti dalam surah Ali-‘Imran ayat 31 dan surah Al-An’am ayat 153, memperkuat prinsip ini, yakni kewajiban untuk mengikuti petunjuk yang sudah ada tanpa menambah atau mengurangi ajaran yang disampaikan Rasulullah SAW.

Itulah sebabnya, dalam salah satu khutbahnya, Rasulullah SAW menekankan bahwa sebaik-baiknya perkataan adalah Kitab Allah SWT dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW dan setiap bentuk inovasi dalam agama (bid’ah) akan membawa pada kesesatan.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat. Setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR Muslim) Dalam riwayat Baihaqi terdapat tambahan, “Dan setiap kesesatan berada di dalam neraka.”

Amalan-amalan yang Tertolak

Ketika amalan dalam ibadah tidak mengikuti aturan yang telah Allah SWT tetapkan, hal itu termasuk dalam kategori ibadah yang tertolak. Contoh-contoh perbuatan tersebut adalah amalan yang mengada-adakan sesuatu dalam agama, yang dikategorikan sebagai bid’ah. Sebagai contoh,

1. Menyiksa diri sebagai bentuk pendekatan kepada Allah SWT

2. Membuat syarat baru dalam ibadah haji

3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang tidak diajarkan

Dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi setiap muslim untuk selalu berpedoman pada syariat dan menghindari amalan-amalan baru yang tidak diatur dalam agama. Amalan yang dilakukan tanpa bimbingan yang jelas dari Allah SWT dan Rasul-Nya hanya akan membawa pelakunya pada kebinasaan.

Amalan-amalan yang Diterima

Dalam kehidupan sehari-hari, muncul banyak situasi atau tindakan baru yang belum ada di masa Rasulullah SAW, namun tidak bertentangan dengan syariat. Amalan seperti ini diterima selama ada dalil dan ketentuan syara’ yang mendukungnya. Para sahabat Rasulullah SAW pun pernah menghadapi hal-hal baru dan mereka sepakat menerimanya karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Contoh amalan yang diterima yang paling terkenal adalah inisiatif untuk menyatukan Al-Qur’an dalam satu mushaf pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dan penulisan ulang Al-Qur’an di masa Khalifah Utsman bin Affan. Kedua tindakan ini dilakukan untuk menjaga keaslian dan kelestarian Al-Qur’an di berbagai wilayah.

Selain itu, penulisan ilmu seperti nahwu, tafsir, matematika, serta kajian-kajian ilmiah lainnya juga merupakan amalan yang diterima, karena bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam memahami agama dan menjaga kemakmuran umat manusia.

Dengan demikian, amalan-amalan baru yang tidak bertentangan dengan syariat dan memiliki manfaat besar bagi umat, seperti inisiatif di bidang ilmu pengetahuan atau perlindungan agama, merupakan amalan yang diterima oleh Allah SWT.

Jenis-jenis Bid’ah

Dalam ajaran Islam, bid’ah terbagi menjadi dua jenis, yaitu bid’ah yang tercela dan bid’ah yang terpuji. Bid’ah yang tercela adalah segala amalan baru yang bertentangan dengan syariat Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga perbuatan tersebut dianggap sesat dan berbahaya. Sebaliknya, jika suatu amalan baru tetap sesuai dengan syariat dan tidak bertentangan dengan ajaran agama, maka amalan tersebut termasuk dalam bid’ah yang terpuji.

Menurut Imam Syafi’i, segala sesuatu yang bertentangan dengan Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’ ulama adalah bid’ah yang sesat. Namun, jika hal baru tersebut membawa kebaikan tanpa menyalahi syariat, maka itu adalah bid’ah yang baik. Contoh yang terpuji adalah inisiatif sahabat untuk menyatukan Al-Qur’an dalam satu mushaf pada masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman bin Affan.

Di sisi lain, bid’ah yang tercela memiliki hukum makruh atau haram karena mengandung potensi bahaya atau merusak tatanan agama. Contoh bid’ah yang buruk adalah tindakan mengikuti aliran sesat yang mengabaikan hukum-hukum Allah SWT dan Rasul-Nya, atau mengkultuskan benda atau individu sebagai sarana mendapatkan berkah.

Dalam sejarah, Rasulullah SAW pernah menegur para sahabat yang meminta untuk membuat pohon yang dianggap keramat, sebagaimana orang musyrik melakukan hal serupa dengan pohon berduri sebelum Perang Hunain. Rasulullah SAW menegaskan bahwa tindakan seperti ini adalah perilaku yang meniru umat terdahulu yang tersesat.

Rasulullah SAW bersabda, “Allah Akbar. Sungguh inilah yang dikatakan oleh umat Nabi Musa, ‘Buatkanlah kami tuhan seperti mereka memiliki tuhan. Lalu Nabi Musa menjawab, ‘Sesungguhnya kalian adalah kaum yang bodoh. Lalu apakah kalian akan melakukan apa yang telah dilakukan oleh umat sebelum kalian?”

Terlepas dari semua itu, diterima tidaknya amal seseorang sepenuhnya merupakan hak Allah SWT. Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com