Tag Archives: hari ibu

Jangan Durhaka! 10 Hadits Ini Jelaskan Kedudukan Mulia Seorang Ibu


Jakarta

Dalam ajaran Islam, ibu adalah sosok yang wajib dihormati. Seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepada orang tua, termasuk kepada ibunya.

Sebelum ajaran Islam datang, tepatnya di zaman Jahiliah, perempuan dipandang sebagai sosok rendahan. Perempuan tidak berhak bersuara, tidak berhak berkarya dan bahkan tidak berhak memiliki harta. Semua berubah ketika Islam datang membawa ajaran yang penuh kasih sayang.

Mengutip buku Kemuliaan Perempuan dalam Islam oleh Prof. Dr. Siti Musda Mulia, disebutkan ketika Islam datang, perempuan dipandang sebagai sosok yang memiliki harkat dan martabat setara dengan laki-laki. Bahkan perempuan dianggap memiliki kedudukan mulia, terlebih seorang ibu.


Dalam Surat Luqman ayat 14, Allah SWT berfirman,

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Hadits Tentang Ibu

Menjelang Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember, momen ini sebaiknya dimanfaatkan untuk berusaha menjadi anak yang senantiasa berbakti kepada ibu. Rasulullah SAW juga telah menjelaskan melalui hadits tentang kemuliaan seorang ibu.

1. Anjuran berbuat baik pada ibu

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ »

Artinya: Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata, “Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ayahmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Anjuran berbuat baik pada ibu dan ayah

نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ

Artinya: Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat. (HR Ibnu Majah)

3. Anjuran memuliakan ibu

إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم

Artinya: Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian. (HR Muslim)

Hadits di atas merupakan pesan Rasulullah SAW kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari seseorang bernama Uwais al Qarni. Umar dan Ali dipesankan untuk meminta Uwais mendoakan pengampunan bagi diri mereka. Uwais al Qarni adalah seorang anak yang sangat memuliakan ibunya.

4. Berbakti kepada ibu menjadi amal baik

عن ابنِ عبَّاسٍ أنَّهُ أتاهُ رجلٌ ، فقالَ : إنِّي خَطبتُ امرأةً فأبَت أن تنكِحَني ، وخطبَها غَيري فأحبَّت أن تنكِحَهُ ، فَغِرْتُ علَيها فقتَلتُها ، فَهَل لي مِن تَوبةٍ ؟ قالَ : أُمُّكَ حَيَّةٌ ؟ قالَ : لا ، قالَ : تُب إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، وتقَرَّب إليهِ ما استَطعتَ ، فذَهَبتُ فسألتُ ابنَ عبَّاسٍ : لمَ سألتَهُ عن حياةِ أُمِّهِ ؟ فقالَ : إنِّي لا أعلَمُ عملًا أقرَبَ إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ مِن برِّ الوالِدةِ

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, ada seorang lelaki datang menemuinya dan berkata, “Aku meminang seorang perempuan, tetapi ia menolakku. Lelaki lainnya meminangnya, lantas ia menerimanya dan menikah dengannya. Aku pun cemburu, lantas perempuan itu kubunuh. Akankah tobatku diterima?”

Ibnu Abbas balik bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Ia menjawab, “Tidak,” Ibnu Abbas pun berkata kepadanya, “Bertobatlah kepada Allah dan lakukanlah yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Atha’ bin Yasar yang menuturkan riwayat ini dari Ibnu Abbas pun datang kepadanya. Ia berkata, “Kenapa engkau bertanya apakah ibunya masih hidup?” Ibnu Abbas menjawab, “Karena aku tidak tahu amal baik lain yang lebih mendekatkan orang kepada Allah selain berbakti kepada ibunya.” (HR Bukhari)

5. Anjuran mendoakan orang tua

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ: هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْئٌ أَبِرُّهُمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ قَالَ نَعَمْ، خِصَالٌ أَرْبَعٌ: الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالْإِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ رَحِمَ لَكَ إِلاَّ مِنْ قِبَلِهِمَا، فَهٰذَا الَّذِى بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْ بِرِّهِمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا. (رواه ابن ماجه عن أبي أسيد)

Artinya: “Masih adakah kebaktian kepada kedua orang tuaku, setelah mereka meninggal dunia?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, masih ada empat perkara, mendoakan ibu bapak itu kepada Allah, memintakan ampun bagi mereka, menunaikan janji mereka, dan meng-hormati teman-teman mereka serta menghubungkan tali persaudaraan dengan orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan kamu kecuali dari pihak mereka. Maka inilah kebaktian yang masih tinggal yang harus kamu tunaikan, sebagai kebaktian kepada mereka setelah mereka meninggal dunia.” (HR Ibnu Majah)

6. Surga di telapak kaki ibu

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ؛ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَدْتُ الْغَزْوَ، وَجِئْتُكَ أَسْتَشِيرُكَ؟ فَقَالَ: “فَهَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ ” قَالَ. نَعَمْ. فَقَالَ: “الْزَمْهَا. فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلَيْهَا ثُمَّ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ الثَّالِثَةَ فِي مَقَاعِدَ شَتَّى، كَمِثْلِ هَذَا الْقَوْلِ

Dari Mu’awiyah ibnu Jahimah As-Sulami, bahwa Jahimah pernah datang kepada Nabi SAW lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, saya ingin berangkat berperang (di jalan Allah), dan saya datang untuk meminta nasihat darimu.” Rasulullah SAW balik bertanya, “Apakah kamu masih mempunyai ibu?” Jahimah menjawab, “Ya.” Rasulullah SAW bersabda: Rawatlah ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah telapak kakinya. Kemudian diajukan pertanyaan yang serupa dan jawaban yang serupa untuk kedua kalinya hingga ketiga kalinya di tempat-tempat yang berlainan. Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Juraij dengan sanad yang sama.

7. Amalan yang dicintai Allah SWT

أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ يَقُولُ أَخْبَرَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى الله قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّالْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

Artinya: Abu `Amru Asy Syaibani berkata; telah mengabarkan kepada kami pemilik rumah ini, sambil menunjuk kerumah Abdullah dia berkata; saya bertanya kepada Nabi shallallahu `alaihi wasallam; “Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: “Shalat tepat pada waktunya.” Dia bertanya lagi; “Kemudian apa?” beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dia bertanya; “Kemudian apa lagi?” beliau menjawab: “Berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

8. Larangan durhaka kepada orang tua

عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الْأُمَّهَاتِ وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

Artinya: Dari Al Mughirah bin Syu`bah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu; suka desas-desus, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari) [ No. 5975 Fathul Bari] Shahih.

9. Ibu jadi orang yang paling utama

، عَنِ الْأَشْعَثِ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي يَرْبُوعٍ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ يُكَلِّمُ النَّاسَ يَقُولُ: “يَدُ الْمُعْطِي [الْعُلْيَا] أُمَّكَ وَأَبَاكَ وَأُخْتَكَ وَأَخَاكَ، ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ”

Dari Asy’as ibnu Salim, dari ayahnya, dari seorang lelaki dari kalangan Bani Yarbu’ yang mengatakan bahwa ia pernah datang kepada Nabi SAW dan mendengarkan beliau sedang berbicara dengan orang-orang. Antara lain beliau bersabda: Orang yang paling utama menerima uluran tangan(mu) ialah ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu, kemudian saudaramu yang terdekat, lalu yang dekat (denganmu).

10. Mendapat doa dari Rasulullah SAW

Berbakti kepada ibu juga memiliki keutamaan didoakan Rasulullah SAW. Suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, kemudian beliau mengucapkan kalimat Amin sebanyak tiga kali. Maka ketika ditanyakan, “Wahai Rasulullah, apakah yang engkau aminkan?” Maka Rasulullah SAW menjawab:

“أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ خَرَجَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ”

Jibril datang kepadaku, lalu mengatakan, “Hai Muhammad, terhinalah seorang lelaki yang namamu disebut di hadapannya, lalu ia tidak membaca sholawat untukmu. Ucapkanlah ‘Amin’.” Maka saya mengucapkan Amin, lalu Jibril berkata lagi, “Terhinalah seorang lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu ia keluar dari bulan Ramadan dalam keadaan masih belum beroleh ampunan baginya. Katakanlah, ‘Amin’.” Maka aku ucapkan Amin. Jibril melanjutkan perkataannya, “Terhinalah seorang lelaki yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah seorangnya, lalu keduanya tidak dapat memasukkannya ke surga. Katakanlah, ‘Amin’.” Maka aku ucapkan Amin.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

11 Doa untuk Ibu Tercinta, Bisa Dibaca saat Hari Ibu


Jakarta

Ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam, bahkan disebutkan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Penghormatan kepada ibu tidak hanya diwujudkan melalui sikap dan perbuatan, tetapi juga melalui doa tulus yang dipanjatkan untuk kebaikannya.

Pada momen istimewa seperti Hari Ibu, berterima kasih kepada ibu tidak cukup hanya dengan ungkapan cinta, melainkan juga dengan mendoakannya agar senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Sebagai anak, kita memiliki tanggung jawab besar untuk terus memohonkan yang terbaik bagi ibu, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

Kedudukan Ibu dalam Islam

Dalam Islam, kedudukan ibu sangat dimuliakan. Bahkan, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menekankan pentingnya menghormati ibu dengan menyebutnya hingga tiga kali, sebagaimana dikutip dalam buku Rambu-Rambu Berbakti Kepada Orang Tua karya Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُول الله، مَنْ أحَقِّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمِّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمَّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمِّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوكَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, ‘Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan sikap baikku?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau SAW menjawab, ‘Ibumu’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR Bukhari 5971 dan Muslim 2548).

Doa untuk Ibu

Sebagai anak yang berbakti, kita wajib mendoakan ibu agar senantiasa diberkahi, dirahmati, dan dilimpahi kebaikan oleh Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa doa yang bisa kita panjatkan untuk ibu.

1. Doa agar Dosa Ibu Dihapuskan

رَّبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً

Latin: Rabbigh firlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiiraa.

Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku waktu kecil.”

2. Doa Supaya Ibu Disayangi Allah

رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Latin: Rabbir hamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa.

Artinya: “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku) mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra: 24)

3. Doa untuk Ibu dan Seluruh Perempuan

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا وَاغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

Latin: Rabbighfirlii wali waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiran, waghfir lil mu’miniina wal mu’minaati, walmuslimiina walmuslimaat al-ahyaa’i minhum wal amwaati.

Artinya: “Tuhanku, ampunilah dan kedua orang tuaku sebagaimana keduanya mengasuhku ketika kecil. Ampunilah orang beriman dan orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, yang masih hidup dan yang sudah wafat,” (Imam Al-Ghazali, Ihya’i Ulūmiddīn, [Kairo, Darus Syi’b: tanpa tahun], halaman 578).

4. Doa agar Ibu Diberikan Syafaat

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ

Arab latin: Allāhummaghfirlahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa’fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, walmaghfirata, wassyafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.”

5. Doa untuk Ibu dan Orang yang Berjasa

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا

Arab latin: Allaahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mukminiina wal mukminaat, al-ahyaa’i minhum wal amwaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa, barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa’inaa, wa ummahaatinaa, wa ajdaadinaa, wa jaddatinaa, wa asaatidzatinaa, wa mu’allimiinaa, wa li man ahsana ilainaa, wa li ashhaabil huquqi ‘alaynaa.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”

6. Doa untuk Ibu agar Diberikan Kesembuhan

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Latin: Allahumma robbannaasi adz-hibil ba’sa wasy fihu, wa antas syaafi, laa syifaa-a illa syfaauka, syifaan laa yughaadiru saqaama.

Artinya: “Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang menghabiskan sakit dan penyakit.”

7. Doa Ketika Ibu Sakit Keras

اللَّهُمَّ اَحْيِنِي مَاكَا نَتِ الْحَيَاةُ خَيْرً الِّى وَتَوَ فَّنِى مَاكَا نَتْ الوَ فَاةُ خَيْرًا لِى

Latin: Allahumma ahyini maa kaa natil khayatu khoirolli, watawaf fanni adza kaanat wafaatu khoirolli.

Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah dia apabila itu lebih baik baginya. Dan matikanlah dia apabila kematian itu lebih baik baginya.”

8. Doa Agar Ibu Mendapat Ampunan ketika Dihisab

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُࣖ

Latin: Rabbanaghfirlii waliwaalidayya wa lil-mu’miniina yauma yaquumul-hisaab.

Artinya: “Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (Q.S Ibrahim: 41)

9. Doa Memohon Ampun untuk Ibu, Ayah, dan Orang Beriman

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا تَبَارًا

Latin: Rabbighfirlii waliwalidayya waliman dakhala baitiya mu’minaw wa lil mu’miniina wal mu’minati, wa laa tazididzh-dzhaalimiina illaa tabaaraa.

Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.” (Q.S Nuh : 28)

10. Doa untuk Ibu yang Sudah Meninggal

Dinukil dari laman Rumah Zakat, seorang anak dapat memanjatkan doa untuk ibu yang sudah meninggal. Berikut doa ampunan bagi ibu:

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ ععَذَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Arab latin: Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbarodi wa naqqihii minal khothoo ya kamaa yunaqqots-tsawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron min zawjihi, wa ad-khilhul jannata wa a’idz-hu min ‘adzaabil qobri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.

Artinya: “Wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”

11. Doa Memohon Ampunan untuk Ibu dan Seluruh Umat Islam

اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، َاْلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Allaahummaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiro, waliljamii’il muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati Al ahyaa’i minhum wal amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraati, robbighfir warham wa annta khoirur roohimiin, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil adzhiimi.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah di antara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com