Tag Archives: hikmah

Sholawat Bani Hasyim: Bacaan Lengkap dan Keutamaannya


Jakarta

Sholawat Bani Hasyim bisa diamalkan oleh muslim. Dalam Islam, anjuran bersholawat disebutkan dalam surah Al Ahzab ayat 56.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Mengutip buku Kumpulan Shalawat Nabi Super Lengkap yang ditulis Ibnu Watiniyah, sholawat secara bahasa artinya doa, memberi berkah, dan ibadah. Dari segi istilah, sholawat artinya ungkapan sanjungan, kekaguman, serta permohonan seorang hamba kepada Allah SWT agar memuliakan Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Sholawat Bani Hasyim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى النَّبِىِّ الْهَاشِمِىِّ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا

Allaahumma shalli ‘alan-nabiyil Haasyimiyyi Muhammadiw wa’alaa aalihi wa sallim tasliiman

Artinya: “Ya Allah, berikanlah rahmat serta salam kepada seorang nabi keturunan Bangsawan Hasyim, yakni Muhammad beserta keluarganya, semoga tetap selamat dan sejahtera.”

Keutamaan Sholawat Bani Hasyim

Masih dari sumber yang sama, berikut beberapa keutamaan sholawat Bani Hasyim yang dibaca muslim.

1. Termasuk Orang yang Paling Dekat dengan Nabi SAW

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Sesungguhnya manusia yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku.” (HR Ibnu Hibban)

2. Derajatnya Ditingkatkan

Melalui sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa derajat orang yang bersholawat akan ditingkatkan.

“Siapa saja yang membaca sholawat kepadaku sekali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan.” (HR An Nasa’i)

3. Dikabulkan Hajatnya

Dalam kitab Al-Shawa’iq, Ibnu Hajar berkata:

“Diriwayatkan oleh Imam Ja’far secara marfu’ bahwa siapa saja yang membaca shalawat kepada Nabi Saw dan ahli baitnya sebanyak seratus kali, maka Allah mengabulkan hajatnya sebanyak seratus hajat, tujuh puluh di antaranya diberikan di akhirat.”

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Hari Anak Nasional agar Anak Saleh, Cerdas, dan Berakhlak


Jakarta

Di Hari Anak Nasional, orang tua bisa memberikan hadiah berupa doa terbaik untuk anak-anaknya. Doa ini bisa menjadi cara untuk memohon kepada Allah SWT agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang saleh, cerdas, dan bermanfaat bagi umat.

Doa orang tua kepada anak termasuk doa yang mustajab, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda,

وعن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث دعوات لا ترد: دعوة الوالد، ودعوة الصائم، ودعوة المسافر.


Artinya: “Tiga orang yang tidak akan tertolak (doanya), yaitu: doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” (HR Al-Baihaqy).

Dikutip dari buku Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur karya Yana Adam (Abu Alwi bin Nasrudin bin Sudir), seorang anak saleh bisa menjadi investasi akhirat bagi orang tuanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW,

“Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Doa untuk Anak di Hari Anak Nasional

Beberapa doa untuk anak termaktub dalam Al-Qur’an, doa ini bisa menjadi amalan bagi orang tua. Dikutip dari buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya oleh Aulia Fadli, berikut bacaan doanya:

1. Doa Memohon Anak Soleh

Doa ini termaktub dalam surat Al Furqan ayat 74, berikut bacaannya:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Arab-Latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

2. Doa Nabi Zakaria AS

Doa ini termaktub dalam surat Ali Imran ayat 38, berikut bacaannya:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Arab-Latin: Hunālika da’ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`

Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.

3. Doa Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS berdoa agar diberi karunia anak yang saleh. Doa ini diabadikan dalam surat As-Saffat ayat 100 yang bisa dijadikan amalan doa untuk memohon anak-anak yang saleh.

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Arab-Latin: Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

Surat Ibrahim ayat 40 juga bisa menjadi doa untuk memohon anak saleh, berikut bacaannya:

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

Arab-Latin: Rabbij’alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du’ā`

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

4. Doa agar Anak Diberi Perlindungan

Nabi Muhammad SAW kerap melafalkan sebuah doa untuk keselamatan dua cucunya, Hasan dan Husein. Berikut bacaan doa Rasulullah SAW,

أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Arab latin: U’īdzukuma bi kalimātillāhit tāmāti min kulli syaithānin wa hāmmatin wa min kulli ‘aynin lāmmah.

Artinya: “Aku melindungi kalian berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala setan, hewan melata, dan segala penyakit ain yang ditimbulkan mata jahat.” (HR Abu Daud)

5. Doa agar Anak Menjadi Pintar

Ada doa yang dapat diamalkan agar mendapatkan anak yang pintar. Berikut bacaan doanya:

اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

Arab latin: Allaahummam-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hik-matan wa ahlihim liqobuuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah

Artinya: “Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.”

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Hukum Trading Forex dan Kripto Menurut Islam, Halal atau Haram?


Jakarta

Trading forex dan crypto menjadi investasi yang banyak diminati masyarakat. Walau berisiko tinggi, keduanya juga berpotensi profit tinggi.

Trading forex merupakan perdagangan valuta asing di seluruh dunia untuk mendapat keuntungan. Selisih antara nilai jual dan beli menjadi keuntungan bagi seorang trader.

Sementara itu, crypto adalah mata uang virtual yang keamanannya dijamin dengan kriptografi. Aset digital ini tidak terikat oleh otoritas pusat seperti bank, sebagaimana dijelaskan pada situs Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.


Lantas, bagaimana hukum penggunaan keduanya dalam Islam?

Hukum Trading Forex dan Kripto dalam Islam

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Dr Fatihun Nada Lc MA menjelaskan terdapat trading forex yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu menggunakan sistem spot. Sistem tersebut merupakan transaksi pembelian dan penjualan forex untuk penyerahan pada saat itu atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.

Pada jangka waktu tersebut, dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional. Artinya, trading forex jenis ini diperbolehkan karena dianggap tunai.

Lebih lanjut, ulama yang akrab disapa Kiai Fatihun itu menjelaskan hukum trading forex tersebut mengacu pada Fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf).

“Secara detail pembahasan terkait valuta asing dibahas dalam fatwa tersebut, termasuk di dalamnya. Sedangkan trading forex dengan sistem forward, swap dan option haram hukumnya,” demikian bunyi keterangan yang dikutip dari situs MUI, Selasa (22/7/2025).

Hukum haram pada trading forex dengan sistem forward, swap dan option dikarenakan spekulasi yang begitu besar atau banyak dari ril bisnisnya. Dengan begitu, trading forex hukumnya boleh apabila menggunakan sistem spot, selain itu maka dihukumi haram.

Adapun, terkait kripto atau cryptocurrency hukumnya haram dalam Islam. Ini dikarenakan spekulasinya begitu besar atau lebih banyak dari ril bisnisnya.

Penggunaan kripto sebagai mata uang hukumnya haram karena mengandung unsur gharar, dharar dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17 Tahun 2015.

Sementara itu, apabila cryptocurrency sebagai komoditi atau aset digital maka tidak sah diperjualbelikan karena mengandung gharar, dharar, qimar dan tidak memenuhi syarat sil’ah secara syar’i, yaitu ada wujud fisik, memiliki nilai, diketahui jumlahnya secara pasti, hak milik dan bisa diserahkan ke pembeli.

Cryptocurrency sebagai komoditi atau aset yang memenuhi syarat sebagai sil’ah dan memiliki underlying serta memiliki manfaat yang jelas maka hukumnya sah untuk diperjualbelikan.

Senada dengan itu, Buya Yahya melalui ceramahnya mengatakan hendaknya muslim waspada dan mengantisipasi diri. Terlebih, beberapa ulama menghukuminya haram.

“Sebagai seorang muslim hendaknya kita waspada. Dalam mencari nafkah adalah mencari nafkah dengan cara yang wajar, jalan yang baik, tentunya kita harus mengantisipasi diri kita sendiri selagi ada ulama yang mengatakan tidak diperkenankan,” kata Buya Yahya dilihat dari kanal YouTube Al Bahjah TV. detikHikmah telah mendapat izin mengutip tayangan dalam channel tersebut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan negara sendiri tidak dapat melarang rakyatnya melakukan transaksi dengan kripto. Namun, di sisi lain negara juga tidak merekomendasikan sebagai sebuah transaksi yang menjanjikan.

“Negara juga tidak mengatakan (atau) merekomendasi ini sebuah transaksi yang bagus prospektif bagi Anda. Jadi cukuplah dengan isyarat-isyarat seperti itu kita waspada sebagai seorang muslim, sehingga sampai sebagian mengatakan derajat haram karena ini semacam spekulasi gelap,” sambungnya.

Buya Yahya menegaskan Islam tidak pernah melarang umatnya untuk kaya. Sebaliknya, Islam mengajarkan umatnya untuk kaya. Apabila terdapat larangan dari ulama, tujuan pelarangan mengarah kepada yang baik.

“Kalau ada larangan dari para ulama itu adalah justru karena menjaga agar kekayaan kita itu aman,” tandasnya.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Apakah Orang yang Masuk Neraka Bisa Keluar lalu ke Surga?


Jakarta

Neraka merupakan tempat siksa di akhirat kelak. Berbeda dengan surga, orang yang masuk neraka adalah mereka yang menentang syariat Allah SWT dan mengingkari sunnah Rasulullah SAW.

Menukil dari buku Gambaran Neraka Menurut Al-Quran dan Hadis yang ditulis Roidah Bakri, kata neraka dalam Al-Qur’an disebut dengan naar yang artinya api yang menyala. Dari segi istilah, pengertian neraka mengacu pada tempat balasan dengan wujud siksaan bagi orang-orang yang telah melakukan perbuatan dosa atau kesalahan selama hidup di dunia.

Salah satu dalil terkait neraka disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 39. Allah SWT berfirman,


وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ

Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

Lantas apakah bisa orang yang sudah masuk neraka keluar dari sana lalu ke surga?

Bisakah Orang yang Masuk Neraka Keluar dan Pergi ke Surga?

Menurut kitab Jinanul Khuldi: Na’imuha wa Qushuruha wa Huruha tulisan Mahir Ahmad Ash Shufiy yang diterjemahkan Tim Love Pustaka, Rasulullah SAW menyampaikan sebuah hadits orang yang keluar neraka paling akhir dan masuk surga paling akhir. Hanya orang-orang yang dirahmati Allah SWT yang dapat memperoleh kenikmatan demikian.

Orang itu bahkan nantinya merasa heran dengan yang Allah SWT berikan sampai-sampai takut jika Tuhannya mengolok-olok saat memberi rahmat serta kemuliaan padanya. Dalam Shahih Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Aku tidak tahu seseorang yang paling akhir keluar dari neraka, seseorang yang keluar dari neraka dengan merayap, dan dikatakanlah kepadanya, ‘Keluarlah dan masuklah ke surga.’ Maka, keluarlah ia dari neraka dan masuk ke surga. Ia mendapati orang-orang ahli surga sudah mendapatkan posisi mereka masing-masing.

Ditanyakan kepadanya, “Ingatkah kamu, berapa lama kamu di neraka?” Dia menjawab, “Ya.” Dikatakanlah kepadanya lagi, “Berharaplah!” Ia pun mengharap atau menginginkan sesuatu. lalu, dikatakan kepadanya, “Engkau akan memperoleh apa yang engkau harapkan, ditambah sepuluh kali lipat kemegahan dunia.” Dia pun berkata, karena kaget dan seperti tidak percaya, “Apakah Engkau menghinaku, sedangkan Engkau adalah Raja.” Perawi hadits ini mengatakan “Aku melihat Rasulullah SAW tertawa hingga gerahamnya kelihatan.” (HR Bukhari)

Selain itu diterangkan dalam kitab Al Jannah wal Nar oleh Umar Sulaiman Al Asyqar terjemahan Kaserun, penghuni neraka yang pertama keluar lalu masuk surga adalah orang yang pernah mengucapkan La illaha illa Allah. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA,

“Seusai Allah SWT mengadili sesama hamba, dan hendak, dengan rahmat-Nya, mengeluarkan penduduk neraka yang dikehendaki-Nya, Dia menyuruh malaikat untuk mengeluarkan dari neraka orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu pun. Yaitu orang yang Dia kehendaki untuk mendapat rahmat-Nya, yang pernah mengucapkan “La ilaha illa Allah.”

Sabda Rasulullah SAW lebih lanjut, “Para malaikat bisa mengenali mereka di neraka. Mengenali mereka karena adanya bekas sujud. Neraka itu membakar seluruh tubuh manusia kecuali bekas sujud. Allah melarang api neraka menjilati bekas sujud. Mereka pun dikeluarkan dari neraka dalam keadaan hangus. Lantas mereka diguyur dengan air kehidupan, lalu tumbuhlah seperti tumbuhnya benih di antara sampah banjir.” (HR Muslim)

Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar dalam kitabnya menjelaskan bahwa orang beriman yang tak menyekutukan Allah SWT dengan apa pun itu tetapi punya banyak dosa hingga timbangan keburukannya lebih berat daripada pahala, mereka akan dimasukkan ke neraka dalam tempo yang hanya diketahui-Nya.

Selain itu, Ibnu Katsir dalam kitab An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir Az Zaman terjemahan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan menyebut bahwa orang yang di hatinya ada iman meski hanya seberat satu biji sawi akan dikeluarkan oleh Allah SWT dari neraka.

Dari Anas bin Malik RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu helai rambut. Kemudian akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’, dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat gandum. Kemudian akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’, dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Subuh Lengkap Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Niat sholat sunnah qobliyah Subuh harus dibaca muslim sebelum takbiratul ihram. Sebagaimana diketahui, niat menjadi syarat sah sholat.

Menurut kitab Fiqh As Sunnah yang ditulis Sayyid Sabiq terjemahan Abu Aulia dan Abu Syauqina, sholat sunnah qobliyah Subuh memiliki keutamaan dan menjadi amalan yang sangat diperhatikan Rasulullah SAW. Diriwayatkan,

“Sholat sunnah yang paling diperhatikan Rasulullah SAW adalah sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Bukhari dan lainnya)


Umar Sulaiman Al Asyqar melalui kitabnya Maqaashidul Mukallafin: An Niyyat fil ibadaat yang diterjemahkan Faisal Saleh mengatakan bahwa segala sesuatu bergantung pada niatnya seperti yang Rasulullah SAW katakan. Berikut haditsnya,

“Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Berikut bacaan niat sholat sunnah qobliyah Subuh yang dikutip dari buku Dirasah Islamiyah oleh Al Mubdi’u dkk.

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatash subhi rok’ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.”

Tata Cara Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

  • Membaca niat sholat sunnah qobliyah Subuh
  • Takbiratul ihram
  • Membaca surah Al Fatihah
  • Membaca surah lain dalam Al-Qur’an, dianjurkan surah Al Kafirun, Al Ikhlas, Al Baqarah ayat 136 dan Ali Imran ayat 52
  • Rukuk
  • I’tidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua rakaat pertama
  • Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al Fatihah hingga sujud kedua
  • Duduk tasyahud
  • Salam

Doa setelah Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Terdapat doa yang bisa diamalkan muslim setelah sholat sunnah qobliyah Subuh. Berikut bacaannya yang dikutip dari buku Misteri Kedua Belah Tangan dalam Sholat, Zikir, dan Doa oleh Badruddin Hasyim Subky.

أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي وَتَكُم بِمَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بِهَا الفَتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بِهَا دِيْنِي وَتَحْفَظُ بِمَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِمَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِهَا عَمَلِي وَتَبْيَضُ بِهَا وَجْهِي وَتُلْهِمُنِي هَارُشْدِي وَتُعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوْءٍ

Allahumma inni as-aluka rahmatan min ‘indika tahdibiha qalbi watajma’u bihashamli watakumubima sha’ni wataruddubiha al-fatanu ‘anni watuslihubiha dini watahfazubima ghaibi watarfa’u bima shahidi watuzakkībiha ‘amali watubayyidubiha wajhi, watulhimuni haarushdi watu’shimuni biha mingkulli suu’in.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu, yang dapat menunjukkan hatiku, yang mengumpulkan harapan baikku, yang membersihkan rambut-rambutku (dosa) yang kotor, yang mengembalikan semua fitnah dariku, yang menyelesaikan segala urusan agamaku, yang memelihara ketika gaibku, yang mengangkat derajat ketika nampak-ku, yang membersihkan (kesalahan) amalan-amalanku, yang memutihkan wajahku, yang memberi ilham kepada keilmuanku, dan yang memelihara aku dari setiap kejahatan.”

Zikir setelah Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Masih dari sumber yang sama, setelah berdoa maka muslim bisa membaca zikir sholat sunnah qobliyah Subuh. Berikut urutan membaca zikirnya,

1. Membaca Ya Hayyu Ya Qoyuum 40 Kali

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ والارضِ يَا ذَا الجلال والاكرام يا الله لا اله الا انْتَ أَسئلكَ أَنْ تُحْيِيَ قَلبِي بِنُورِ مَعْرِفَتِكَ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Yaa Ḥayyu Yaa Qayyūm, Yaa Badīʿassamāwāti wal-Arḍ, Yaa DhalJalāli wal-Ikrām, Yaa Allāhu laa ilāha illaa Anta, as’aluka antuḥyī qalbī binūri maʿrifatika Yaa Allāh Yaa Allāh Yaa Arḥamar-Rāḥimīn.

Artinya: “Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Allah, tidak ada tuhan selain Engkau. Aku memohon kepada-Mu agar menerangi hatiku dengan cahaya pengetahuan-Mu. Ya Allah, Ya Allah, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih.”

2. Membaca Tahlil 100 Kali

لا إلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Lā ilāha illallāhul malikul haqqul mubīn.

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Raja yang Maha Benar dan Maha Nyata.”

3. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Istighfar 100 Kali

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ اسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Subhānallāh wa bihamdihi, Subhānallāhil-‘Azhīm, Astaghfirullāh.

Artinya: “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampunan kepada Allah.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Cara Menghafal Asmaul Husna dengan Mudah dan Menyenangkan


Jakarta

Asmaul Husna adalah nama-nama baik Allah SWT. Tak ada yang tahu pasti berapa jumlah Asmaul Husna, tetapi ada 99 yang dapat diketahui muslim.

Mengutip buku Manfaat Dahsyat Zikir Asmaul Husna susunan Syaifurrahman El Fati, Asmaul Husna bisa diamalkan sebagai zikir dan disisipkan dalam doa ketika bermunajat kepada Allah SWT seperti dijelaskan dalam surah Al A’raf ayat 180,

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ


Artinya: “Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husnna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Lalu, bagaimana cara menghafal Asmaul Husna dengan mudah dan menyenangkan?

Cara Menghafal Asmaul Husna dengan Mudah

Menukil buku 99 Kecerdasan Berasaskan Asmaul Husna yang ditulis Sulaiman Alkumayi, cara menghafal Asmaul Husna dengan mudah dan menyenangkan bisa dilakukan melalui nyanyian dan musik. Menurut Imam Al Ghazali, musik memiliki pengaruh yang bisa membangkitkan rasa rindu terhadap Tuhan.

Turut dijelaskan dalam buku Hafalan Luar Kepala Asmaul Husna karya Zaki Zamani, Asmaul Husna bisa dihafal dengan cara meniru atau mengikuti lagu serta nada. Jika dibaca rutin setiap hari usai salat fardhu, muslim akan cepat menghafal 99 Asmaul Husna.

Selain melalui lagu atau nada, muslim bisa menggunakan cara lain untuk menghafal Asmaul Husna. Menurut buku Alma’tsurat Riqyah Syar’iyyah Asmaul Husna susunan Zainurrofieq, cara lain itu adalah dengan sering membaca, sering mendengar, sering menulis, hingga membuat catatan kecil.

Hendaknya, catatan kecil Asmaul Husna itu ditulis pada kertas yang warna warni dan ditempel di dinding atau tempat lain yang mudah terbaca. Dengan begitu, kita akan sering membaca dan melihatnya sehingga mudah dihafal.

Keutamaan Menghafal Asmaul Husna

Mengutip buku Tanya & Jawab Bersama Nabi oleh Lingkar Alam, keutamaan menghafal Asmaul Husna adalah dimasukkan ke dalam surga. Hal ini tertuang dalam hadits Nabi Muhammad SAW,

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama (seratus kurang satu) siapa yang Ahshaha (mengetahui, membaca, memahami, meneladani), maka dia masuk surga. Allah itu ganjil (Esa) dan menyukai yang ganjil.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Selain itu, Asmaul Husna juga bisa menjadi pengantar doa agar mustajab seperti dijelaskan dalam surah Al A’raf ayat 180.

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Benarkah Anak-anak yang Wafat dalam Islam Langsung Masuk Surga?


Jakarta

Wafatnya seorang anak tentu meninggalkan luka mendalam bagi orang tuanya. Ajal tidak mengenal usia dan waktu.

Dalil mengenai kematian disebutkan dalam sejumlah ayat suci Al-Qur’an, salah satunya surah Al Ankabut ayat 57.

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ


Artinya: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”

Setiap muslim yang sudah baligh dan meninggal dunia akan dihisab serta dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang belum baligh?

Anak yang Wafat sebelum Baligh Dijamin Masuk Surga

Menukil dari buku Seni Menjemput Kematian susunan Brilly El Rasheed, anak yang wafat sebelum usia baligh akan langsung masuk surga tanpa dihisab. Selain itu, mereka juga disebut menjadi syafaat bagi kedua orang tuanya.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits,

“Wahai Ummu Sulaim, tidaklah dua orang muslim yang telah ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena kasih sayangnya kepada mereka.” Ummu Sulaim kemudian bertanya, “Kalau dua?” Beliau menjawab, “Dua juga.” (HR Bukhari, An Nasa’i, dan Ahmad)

Roh anak yang meninggal sebelum usia baligh berada di alam barzakh sejak wafat hingga kiamat tiba. Mereka akan selalu mengingat kedua orang tuanya.

Apabila anak yang wafat itu diziarahi, mereka tahu dan melihat siapa saja yang mengunjungi mereka. Anak-anak tersebut juga menjawab salam, mendengarkan omongan dan doa yang dipanjatkan.

Di alam barzakh, anak-anak yang belum baligh ini hanya beristirahat dan menunggu hingga kiamat tiba. Yusuf bin Muhammad bin Ibrahim al-Atiq melalui kitab Fataawa wa Ahkaam Khaashah li Ath-Thifl yang diterjemahkan Imron Rosadi menjelaskan bahwa anak-anak ini akan masuk surga mengikuti akidah kedua orang tuanya.

Allah SWT berfirman dalam surah At Tur ayat 21,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Apakah Anak-anak yang Bukan Keturunan Mukmin Juga Masuk Surga?

Masih dari sumber yang sama, anak-anak yang bukan dari keturunan orang mukmin atau lahir dari orang tua yang bukan muslim hanya Allah SWT yang mengetahui nasib mereka di akhirat. Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan hal berikut mengenai nasib mereka.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang telah mereka lakukan.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain yang diceritakan Aisyah RA, dia berkata:

“Pada suatu ketika Rasulullah pernah diundang untuk melayat jenazah seorang bayi dari kaum Anshar. Kemudian saya berkata kepada beliau, ‘Ya Rasulullah bahagianya bayi kecil ini! Seekor dari burung-burung di surga.’

Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Hai Aisyah, sesungguhnya Allah telah menciptakan bagi surga penghuni yang akan mendiaminya, sedangkan mereka, kala itu masih dalam tulang rusuk orang tua mereka.”

Hadits di atas menjelaskan larangan bagi Aisyah RA memberi kepastian tentang tempat kembalinya seseorang di akhirat, apakah itu surga atau neraka meskipun ia anak kecil yang tidak mempunyai dosa. Ini dikarenakan bisa jadi anak tersebut mengikuti keyakinan kedua orang tuanya yang bukan muslim.

Anak yang Meninggal sebelum Baligh Jadi Perisai Orang Tua dari Neraka

Dijelaskan dalam Kitabul Kabaair susunan Imam Ad Dzahabi terjemahan Asfuri Bahri, anak yang meninggal dunia akan menjadi perisai kedua orang tuanya dari neraka. Hal ini tertuang dalam hadits Rasulullah SAW dari Abu Sa’id Al Khudri,

“Barang siapa mempunyai tiga orang anak meninggal sebelum baligh mereka menjadi perisai baginya dari neraka.” Abu Darda bertanya, “Aku hanya mempunyai dua orang anak?” Rasulullah SAW bersabda, “Dua juga demikian.” Ubay bin Ka’ab, sayyidul-qurra’ (pemimpin para qari) bertanya, “Aku hanya mempunyai satu anak (meninggal)?” Rasulullah SAW menjawab, “Satu juga, namun disertai dengan sabar pada saat pertama (mendapat musibah).”

Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah Mengasuh Anak-anak di Surga

Abdul Muhsin Al Muthairi melalui Buku Pintar Hari Akhir yang diterbitkan Serambi Ilmu Semesta, anak-anak yang meninggal sebelum balig akan diasuh di surga oleh Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. Dalam sebuah hadits dijelaskan Rasulullah SAW pernah bermimpi melihat lelaki tinggi bersama banyak anak.

“Adapun lelaki tinggi di dalam Raudhah itu adalah Ibrahim AS dan sekeliling baginda itu ialah wildan (anak yang meninggal dunia pada waktu kecil). Mereka semua yang dilahirkan pada waktu kecil itu mati di atas fitrah (yakni Islam dan dimasukkan ke dalam surga).

Selain itu, anak-anak tersebut akan dijaga sampai kiamat tiba sebelum dipertemukan kembali dengan orang tua mereka. Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

“Anak-anak kecil orang muslim (yang sudah meninggal dunia) tinggal di sebuah gunung di surga. Mereka diasuh oleh Ibrahim dan Sarah hingga dikembalikan lagi ke pangkuan orang-orang tua mereka pada hari kiamat.”

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Takhbib Adalah Perusak Rumah Tangga, Ini Hukumnya dalam Islam


Jakarta

Takhbib dalam Islam diartikan sebagai perusak rumah tangga. Hal ini termasuk akhlak tercela dan harus dijauhi oleh setiap muslim.

Mengutip dari buku Ensiklopedi Fikih Wanita yang disusun Agus Arifin, takhbib adalah perbuatan yang memiliki tujuan menggoda atau merayu istri seseorang agar benci, menjauhi dan bercerai dengan suaminya. Terkait takhbib juga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW salah satunya sebagai berikut:

“Siapa saja mengganggu (takhbib) istri orang atau hamba sahayanya, maka ia tidak termasuk golongan kita.” (HR Ahmad)


Imam Adz Dzahabi dalam Kitabul Kabaair terjemahan Asfuri Bahri menyebut bahwa makna takhbib merujuk pada perusak hati seorang perumpuan terhadap suaminya

Apa Hukum Takhbib dalam Islam?

Masih dari sumber yang sama, Islam melarang keras perilaku takhbib. Rasulullah SAW dalam hadits dari Abu Hurairah RA berkata,

Siapa yang merusak (takhbib) istri atau budak seseorang, maka ia bukan bagian dari kami.” (HR Abu Dawud).

Takhbib Termasuk Dosa Besar

Menurut buku Bekal Membina Mahligai Rumah Tangga Bahagia susunan Arief Rachman Badrudin, Ibnul Qayyim menjelaskan tentang dosa takhbib kitab Al Jawabul Kafi Liman Sa’ala ‘anid Dawa’ Asy-Syafi.

“Rasulullah SAW telah melaknat orang yang melakukan takhbib, dan beliau berlepas diri dari pelakunya. Takhbib termasuk salah satu dosa besar. Karena ketika Nabi SAW melarang seseorang untuk meminang wanita yang telah dilamar oleh lelaki lain, dan melarang seseorang menawar barang yang sedang ditawar orang lain, maka bagaimana lagi dengan orang yang berusaha memisahkan antara seorang suami dengan istrinya, sehingga dia bisa menjalin hubungan dengannya.”

Selain itu, takhbib dikatakan sebagai perbuatan setan. Dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, ‘Aku telah melakukan begini dan begitu.’

Iblis berkata, ‘Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun.’ Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.’ Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, ‘Sungguh hebat (setan) seperti engkau.'” (HR Muslim)

Bahaya Takhbib yang Perlu Dipahami

Selain merusak rumah tangga orang lain, pelaku takhbib sama halnya dengan membantu iblis menyesatkan manusia. Rasulullah SAW melaknat pelaku takhbib sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Al Jawabul Kafi Liman Sa’ala ‘anid Dawa’ Asy-Syafi.

Dengan begitu, takhbib sangat berbahaya bagi muslim. Sebab, pelakunya mendapat dosa yang sangat besar dan Nabi SAW melaknat orang-orang yang melakukan takhbib.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Waktu Terbaik Membaca Al-Qur’an agar Pahalanya Berlipat


Jakarta

Waktu terbaik membaca Al-Qur’an perlu dipahami muslim agar mendapat keutamaan yang berlimpah dari amalan tersebut. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita membaca kitab suci agar bisa memahami dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW bahkan mengatakan dalam haditsnya bahwa membaca Al-Qur’an termasuk ibadah yang paling baik. Dari Nu’man bin Basyir, Nabi SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR Baihaqi)


Perintah membaca Al-Qur’an juga termaktub dalam surah Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT berfirman,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Kapan Waktu Terbaik Membaca Al-Qur’an?

Mengutip dari Al Adzkar min Kalam Sayyid Al Abrar oleh Imam Nawawi terjemahan Masturi Irham, berikut waktu terbaik membaca Al-Qur’an.

1. Ketika Salat

Imam Nawawi berpendapat bahwa waktu terbaik membaca Al-Qur’an adalah ketika salat. Menurut pandangan mazhab Syafi’i, memperpanjang durasi berdiri untuk membaca surah Al Qur’an lebih utama dibandingkan memperlama sujud.

2. Malam Hari

Waktu terbaik membaca Al-Qur’an selanjutnya adalah ketika malam. Muslim bisa membaca Al-Qur’an setelah salat Maghrib atau Isya.

Namun, perlu dipahami bahwa separuh terakhir malam lebih utama bagi muslim untuk membaca Al-Qur’an karena kebanyakan orang tidur pada waktu tersebut. Keutamaan membaca Al-Qur’an ketika malam bisa menjaga diri muslim dari riya dan menguatkan hati dari hal-hal yang membuat lalai.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 113,

لَيْسُوا۟ سَوَآءً ۗ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتْلُونَ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ

Artinya: “Mereka itu tidak sama, di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus dan mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari sedang mereka juga bersujud.”

3. Hari Jumat

Imam Al Ghazali melalui kitab Bidayatul Hidayah terbitan Pustaka Media menjelaskan bahwa sebaiknya muslim memperbanyak amalan pada hari Jumat. Sebab, Jumat menjadi hari yang paling agung dibanding hari-hari lainnya.

Muslim dianjurkan membaca surah tertentu pada Jumat, contohnya seperti surah Al Kahfi. Pada Jumat, Allah SWT membuka pintu ampunan dan kasih sayang serta keberkahan bagi orang-orang yang berbuat baik, termasuk membaca Al-Qur’an.

4. Bulan Ramadan

Diterangkan dalam buku Menggapai Mulia Ramadan dengan Ilmu susunan Naser Muhammad, keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan adalah mendapat pahala berlipatganda. Ini sesuai dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud RA yang berkata Nabi SAW bersabda:

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Hari-hari Utama Membaca Al-Qur’an

Menukil dari kitab Al Adzkar susunan Imam Nawawi terbitan Pustaka Al Kautsar, hari-hari yang diutamakan menjadi pilihan dalam membaca Al-Qur’an antara lain seperti hari Jumat, Senin, Kamis, hari Arafah, sepuluh hari pertama bulan Zulhijah dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Smeentara bulan-bulan yang paling utama membaca Al-Qur’an adalah Ramadan.

Meski demikian, muslim tetap bisa membaca Al-Qur’an setiap waktu. Hanya saja, waktu-waktu yang diutamakan ini untuk meraih keutamaan dari amalan tersebut.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Ayat Terakhir Al Baqarah: Bacaan dan Keutamaan Mengamalkannya


Jakarta

Banyak keutamaan yang terkandung dari 3 ayat terakhir Al Baqarah. Ketiga ayat ini sering dibaca Rasulullah SAW sebelum tidur.

Mengutip dari buku Cahaya Abadi Rasulullah SAW, selain 3 ayat terakhir surah Al Baqarah, Rasulullah SAW juga mengamalkan ayat-ayat awal surah Al Baqarah, Ayat Kursi, surah Yasin, surah Sajdah, surah Al Mulk, surah Al Ikhlas, 2 surah Al Mu’awwidzatain (Al Falaq dan An Nas) serta surah Al Kafirun.

Al Baqarah sendiri merupakan surah kedua dalam mushaf Al Quran. Arti dari Al Baqarah adalah sapi betina. Terdiri dari 286 ayat, Al Baqarah menjadi surah terpanjang dalam Al-Qur’an.


Bacaan 3 Ayat Terakhir Al Baqarah

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (284)

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr (284)

āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr (285)

lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn (286)

Artinya: “Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (284)

Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali,” (285)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (286)

Keutamaan Membaca 3 Ayat Terakhir Al Baqarah

Menurut kitab Al Ad’iyah fi Al Qur’an Al Karim Tafsiruha wa Ma’aniha oleh Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al Khulaifat terjemahan Andi Muhammad Syahril, berikut keutamaan membaca 3 ayat terakhir surah Al Baqarah.

1. Dilindungi dari Godaan Setan

Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa muslim yang membaca akhir dari surah Al Baqarah akan dilindungi dari setan. Dari Nu’man bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah menulis kitab (Lauh Mahfuz) dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dia menurunkan dua ayat dari kitab tersebut yang menjadi akhir surah Al Baqarah dan tidaklah seseorang membacanya di dalam rumah selama tiga malam kecuali setan tidak memasukinya.”

2. Pintu Langit Terbuka

Keutamaan lainnya dari membaca 3 ayat terakhir Al Baqarah adalah bisa membuka pintu langit. Imam Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin terjemahan Misbah yang disyarah Dr Musthafa Dib al Bugha dkk menjelaskan bahwa pintu langit yang terbuka bisa membawa muslim menyaksikan keindahan ciptaan Allah SWT sekaligus kuasa-Nya.

Hanya orang-orang terpilih yang diizinkan untuk melewati pintu langit. Muslim yang membaca 3 ayat terakhir Al Baqarah insyaallah bisa memperoleh kesempatan menyaksikan kemegahan pintu langit itu.

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Suatu saat ketika Jibril AS duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba Jibril mendengar suara di atasnya, lalu beliau mengangkat kepala dan berkata, ‘Sesungguhnya ini suara pintu langit. Ia dibuka pada hari ini, padahal sebelumnya tidak pernah dibuka sama sekali.’ Lalu turunlah satu malaikat darinya, dan Jibril pun berkata, ‘Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan ia tidak pernah turun sama sekali kecuali pada hari ini.’ Kemudian malaikat tersebut memberi salam dan berkata ‘Sambutlah kabar gembira dengan diturunkannya dua cahaya yang diberikan kepadamu, di mana ia tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab dan beberapa ayat di akhir surat Al-Baqarah. Engkau tidak membaca satu huruf pun darinya, melainkan engkau pasti diberi apa yang engkau harapkan.” (HR Muslim)

3. Terhindar dari Kelalaian

Membaca 3 ayat terakhir Al Baqarah membuat muslim terhindar dari kelalaian. Ini dijelaskan oleh Imam Jalaluddin Al Suyuthi melalui Al Itqan fi Ulumil Qur’an yang diterjemahkan Muhammad Halabi.

Ad-Darimi meriwayatkan dari al-Mughirah bin Subai’, salah seorang sahabat Rasulullah SAW, beliau berkata,

“Barang siapa membaca sepuluh ayat dari surah Al-Baqarah ketika hendak tidur, maka dia tidak melupakan Al-Qur’an, yaitu empat ayat dari awal, Ayat Kursi, dua ayat sesudah Ayat Kursi, serta tiga ayat di akhir surah Al-Baqarah.”

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com