Tag Archives: HR Ahmad

3 Doa sebelum Salam Sesuai Sunnah Rasulullah Mustajab


Jakarta

Doa sebelum salam merupakan bacaan yang dapat diamalkan muslim di penghujung salat. Sebagaimana diketahui, waktu penghujung salat tergolong mustajab.

Dari Abu Umamah RA bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Doa seperti apa yang paling didengar?” jawab Nabi SAW, “Doa di pertengahan malam terakhir dan di dubur salat wajib.” (HR Tirmidzi)

Menukil dari buku Tafsir Shalat oleh Ammi Nur Baits, makna dubur salat adalah penghujung salat. Sebab, dubur merupakan bagian dari sesuatu, hanya saja berada di ujung atau akhir. Dengan demikian, dalil di atas menganjurkan muslim untuk banyak berdoa sebelum salam ketika salat wajib.


Dalam kaitannya, ada beberapa doa yang bisa dibaca sebelum salam. Doa ini dapat disesuaikan dengan hajat atau kebutuhan seseorang saat memanjatkannya.

Doa sebelum Salam

Merujuk pada sumber yang sama, berikut beberapa doa sebelum salam yang bisa dibaca muslim.

1. Doa Rasulullah yang Diajarkan pada Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, bahwa beliau meminta kepada Rasulullah SAW, “Ajarkanlah kepadaku sebuah doa agar bisa aku baca dalam salatku,” Lalu Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah Allahumma inni zhalamtu nafsii zhulman katsiira.” (Muttafaq alaih)

Berikut bacaan doa lengkapnya,

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Allahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiraa wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta, faghfir-lii maghfiratam min ‘indik, war- hamnii innaka antal ghafuurur rahiim

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Karena itu, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2. Doa Rasulullah antara Tasyahud dan Salam

Dari Ali bin Abi Thalib RA, beliau menceritakan cara salat Nabi SAW. Ali menjelaskan,

“Kemudian kalimat terakhir yang beliau baca antara tasyahud dan salam: Allahummaghfir-lii maa qaddamtu wamaa akh-khartu…” (HR Muslim)

Bacaan lengkapnya sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahummaghfirlii Maa Qaddamtu wa Maa Akh-khortu wa Maa Asrortu wa Maa A’lantu wa Maa Asroftu wa Maa Anta A’lamu Bihi Minni Antal-Muqaddimu wa Antal-Muakhkhiru Laa Ilaha Illa Anta.

Artinya: “Ya Allah! Ampunilah aku akan (dosaku) yang aku lewatkan dan yang aku akhirkan, apa yang aku rahasiakan dan yang aku tampakkan, yang aku lakukan secara berlebihan, serta apa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku, Engkau yang mendahulukan dan mengakhirkan, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR Muslim)

3. Doa agar Diberi Hisab yang Mudah

Doa sebelum salam lainnya berasal dari Aisyah RA, bacaan ini diamalkan agar muslim diberi hisab yang mudah.

“Dari Aisyah RA bahwa beliau pernah mendengar Nabi SAW membaca doa ini dalam salatnya.” (HR Ahmad)

Berikut bacaan doanya,

اللهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا

Arab latin: Allahumma haasibnii hisaabay yasiiraa

Artinya: “Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah.”

Bacaan Tahiyat Akhir sebelum Salam

Selain doa-doa di atas, ada bacaan tahiyat akhir yang perlu diamalkan. Berikut bunyinya seperti dikutip dari kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2 oleh Prof Wahbah Az Zuhaili terbitan Gema Insani.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: “Artinya: “Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Keistimewaan Bulan Ramadhan Menurut Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Keistimewaan bulan Ramadhan perlu diketahui muslim agar lebih giat mengerjakan amalan pada momen istimewa tersebut. Terlebih dalam waktu kurang dari dua pekan, umat Islam akan kembali bertemu bulan suci Ramadhan.

Menukil dari buku Fikih Puasa tulisan Ali Musthafa Siregar, Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Selain itu, Ramadhan juga termasuk bulan yang diberkahi karena Allah SWT mengkhususkan momen tersebut bagi umat Rasulullah SAW untuk mengerjakan amalan dengan ganjaran pahala yang luar biasa dahsyatnya dan tidak dapat ditemui pada bulan-bulan lain.

Berikut beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang bisa dipahami muslim.


Keistimewaan Bulan Ramadhan bagi Muslim

1. Diampuni Dosanya yang Lalu

Keistimewaan bulan Ramadhan bagi muslim yang pertama adalah dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni oleh Allah SWT. Berikut bunyi haditsnya yang dikutip dari kitab Sunan Ibnu Majah susunan Imam Al Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini yang diterjemahkan Abdul Hayyie al Kattani dkk.

“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan (penuh) keimanan dan mengharapkan pahala maka semua dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaq ‘alaih)

2. Setan dan Jin Dibelenggu

Bulan Ramadhan adalah waktu dibelenggunya para setan dan jin. Selain itu, pintu-pintu neraka ditutup oleh Allah SWT dan tidak ada satu pun yang dibiarkan terbuka.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Jika datang malam pertama dari bulan Ramadhan maka setan-setan dan jin akan diikat, pintu-pintu nerakan akan ditutup dan tidak ada satu pun pintu yang (dibiarkan) terbuka. Kemudian, pintu-pintu surga akan dibuka dan tidak ada satu pintu pun yang tertutup. Lalu ada seseorang yang menyeru,

‘Orang-orang yang menginginkan kebaikan, mendekatlah! Orang-orang yang menginginkan keburukan, menjauhlah! Cepat!’ Dan Allah (banyak) membebaskan orang dari api neraka. Semua itu dilakukan pada setiap malam (bulan Ramadhan).” (Shahih: At-Ta’liiq ar-Raghiib, 2/68)

3. Adanya Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Keistimewaan Ramadhan lainnya bagi muslim yaitu keberadaan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Bulan ini telah mendatangi kalian, dalam bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak bisa mendapatkan kebaikan (pada malam itu) maka ia tidak akan mendapatkan kebaikan seluruhnya dan tidak ada seorang pun yang tercegah untuk mendapatkan kebaikannya, kecuali orang-orang tertentu.” (Hasan Shahih)

4. Bulan Diturunkannya Al-Qur’an

Mengutip dari buku Seri Fiqih Kehidupan oleh Ahmad Sarwat, Ramadhan adalah bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 185,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”

5. Momen Mustajab untuk Berdoa

Keistimewaan bulan Ramadhan lainnya adalah menjadi waktu mustajab untuk berdoa karena banyak muslim yang berpuasa. Keutamaan ini disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah RA yang berkata Nabi SAW bersabda,

“Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: orang yang sedang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Mukjizat Nabi Yahya AS dan Kisah Kelahirannya yang Istimewa


Jakarta

Nabi Yahya AS adalah anak Nabi Zakaria AS. Ia banyak mewarisi keilmuan tentang agama dari ayahnya sehingga kemudian dia juga diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT.

Sejak kecil, Nabi Yahya AS telah diajarkan Taurat oleh ayahnya dan mulai mendakwahkannya. Ayah dan anak ini menjadi guru bagi kaum Bani Israil dalam berbagai hal.

Sebagai seorang Nabi, tentu saja Nabi Yahya AS memiliki mukjizat sebagai tanda kenabiannya. Lalu, apa saja mukjizat Nabi Yahya AS?


Kisah Nabi Yahya AS

Menukil buku Mukjizat Nabi: Yahya & Isa oleh Eka Satria P. dan Arif Hidayah, Nabi Yahya AS adalah puta semata wayang Nabi Zakaria AS. Ketika Nabi Yahya AS lahir, Nabi Zakaria AS sudah tua dan hal yang tidak mungkin bagi seorang Nabi Zakaria AS untuk memiliki anak.

Karena itu, kelahiran Nabi Yahya AS adalah mukjizat dari Allah SWT. Pada saat itu Nabi Zakaria AS berdoa kepada Allah SWT, meminta dengan tulus dikarunia seorang anak yang baik.

Doa Nabi Zakaria AS itu dikabulkan Allah SWT. Malaikat Jibril memberi tahu kabar gembira itu, “Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak yang bernama Yahya. Dia akan menjadi nabi dari keturunan orang soleh.”

Allah SWT menganugerahkan kepandaian pada Nabi Yahya AS. Nabi Yahya AS pun menjadi orang terpandai pada zamannya. Pada saat itu pun, Allah SWT memerintahkan Nabi Yahya AS membaca kitab Taurat sebagaimana yang tertuang dalam surat Maryam ayat 12 berikut ini:

يَٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَٰبَ بِقُوَّةٍ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّا

Artinya: “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,”

Dengan kepandaiannya itu, Nabi Yahya AS dapat menyampaikan ajaran Allah SWT, hingga sanggup menjelaskan berbagai rahasia agama kepada kaumnya. Nabi Yahya AS membimbing dan mengingatkan agar senantiasa berada di jalan yang benar, jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Selain itu, Nabi Yahya AS juga seorang yang sangat mencintai makhluk hidup dan alam. Sejak masih kecil, Nabi Yahya AS gemar memberi makan burung dan binatang lainnya.

Ketika Nabi Yahya AS dewasa, kepandaian dan kasih sayangnya terhadap segala hal pun semakin bertambah. Beliau pun semakin beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Mukjizat Nabi Yahya AS

Mukjizat merupakan tanda kenabian seorang Nabi. Nabi Yahya AS memiliki beberapa mukjizat mengutip dari buku Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul karya Watiek Ideo.

1. Memiliki Ilmu yang Luas

Pada zamannya, Nabi Yahya AS dikenal sebagai memiliki ilmu yang luas dan orang yang terpandai. Sejak kanak-kanak, Nabi Yahya AS sudah gemar membaca.

2. Menghafal Taurat saat Masih Anak-Anak

Mukjizat Nabi Yahya satu ini diabadikan kisahnya dalam surat Maryam ayat 12-13, Allah berfirman:

يٰيَحۡيٰى خُذِ الۡكِتٰبَ بِقُوَّةٍؕ وَاٰتَيۡنٰهُ الۡحُكۡمَ صَبِيًّا ۙ‏ ١٢ وَّحَنَانًـا مِّنۡ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ؕ وَّكَانَ تَقِيًّا ۙ‏ ١٣

Artinya: “Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah)1 Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya)2 selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia adalah seorang yang bertakwa.”

3. Ditakuti Binatang Buas

Sifat Nabi Yahya AS yang penuh kasih terhadap semua makhluk di bumi membuatnya dicintai dan dihormati oleh semua makhluk, termasuk binatang buas.

Diceritakan saat Nabi Yahya AS sedang berdzikir di dalam gua dan sedang dalam keadaan khusyuk hingga tidak sadar akan kehadiran binatang buas yang sedang menghampirinya. Binatang buas itu kemudian pergi setelah melihat manusia di depannya adalah Nabi Yahya.

4. Dilindungi dari Dosa

Dengan kecerdasannya, Nabi Yahya AS mampu menghafalkan Taurat saat masih kanak-kanak dan akhirnya beliau tumbuh menjadi manusia yang sangat bertakwa. Oleh karena itu, beliau dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan maksiat, bahkan setan pun tidak mampu menggodanya.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan oleh Nabi SAW,

“Tidak ada seorang pun dari anak cucu Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berkeinginan berbuat dosa selain Yahya bin Zakaria.” (HR Ahmad)

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com