Tag Archives: hudzaifah

Doa agar Tidak Mimpi Buruk dan Amalan Sebelum Tidur


Jakarta

Mimpi buruk adalah hal yang lumrah terjadi dan tidak bisa dihindari manusia. Mimpi buruk membuat yang mengalaminya merasakan cemas dan takut yang berlebihan.

Islam merupakan agama yang sempurna dan selalu mendahulukan setiap aktivitas dengan berdoa. Agar terhindar dari mimpi buruk, ada doa dan amalan yang bisa dilakukan umat Islam.

Rasulullah SAW telah memberikan teladan kepada umatnya tentang cara menghindari mimpi buruk. Rasulullah SAW bersabda,


“Apabila seorang dari kalian bermimpi yang ia sukai, berarti itu dari Allah dan hendaknya dia mengucapkan hamdalah karenanya serta menceritakannya. Tapi bila dia mendapat mimpi yang tidak disukai berarti itu dari setan, maka hendaklah dia berlindung dari kejahatannya dan jangan menceritakannya kepada siapapun, niscaya hal itu tidak akan berdampak buruk baginya.” (HR. Al-Bukhari)

Dari hadits di atas, jika kita bermimpi yang menyenangkan, hendaknya memuji Allah SWT dan boleh menceritakannya karena mimpi yang baik itu akan menjadi kenyataan. Sebaliknya, hendaknya kita tidak memberitahukan mimpi buruk kepada orang lain dan memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.

Doa agar Tidak Mimpi Buruk

Berikut ini beberapa doa yang dapat diamalkan agar tidak bermimpi buruk:

Doa agar Tidak Mimpi Buruk 1

Mengutip dari buku Tuntunan Doa dan Dzikir untuk Segala Situasi dan Kebutuhan karya Ali Akbar bin Aqil, berikut adalah doa yang dimaksud:

أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ

Bacaan latin: Allohumma innia’zubika min ‘amalis syaithoni wa sayyiatil ahlam.

Artinya: “Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perbuatan setan dan buruknya mimpi”.

Doa agar Tidak Mimpi Buruk 2

Masih menukil dari buku yang sama seperti sebelumnya, berikut doa agar tidak mimpi buruk versi 2:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ

Bacaan latin: A’uudzu bikalimaatillaahit-taammaati minghodhobihi wa ‘iqoobihi, wasyarri ‘ibaadihi, wamin hamazaatisy-syayaathiini wa an yahdhuruu wa min hamajaatisy-syayaatiini wa an yahduruun.

Artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan dan siksaanNya, serta kejahatan hamba-hambaNya, dan dari godaan setan (bisikannya) serta jangan sampai mereka hadir (kepadaku).

3. Doa Mengharap Mimpi Baik

Menukil buku Tiket ke Surga (Doa-Doa Mustajab) karya Abdul Majid dan Isfa’udin, berikut doa mengharap mimpi baik:

اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Bacaan latin: Allahumma arinal haqqa haqqan warzuqnat tibaa’ahu. Wa arinal baathila baathilan warzuqnajtina bahu.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehingga kami bisa mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya.”

Amalan Sebelum Tidur

Agar tidak mimpi buruk, ada amalan yang dapat umat Islam kerjakan sebelum tidur. Berikut ini amalan-amalannya yang dikerjakan Rasulullah sebelum tidur dikutip dari buku Sunnah Rasulullah Sehari-Hari karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al Furaih:

1. Wudhu Sebelum Tidur

Wudhu merupakan salah satu amalan sunnah yang dicontohkan Rasulullah sebelum tidur. Hal tersebut sebagaimana yang termaktub dalam hadits Al Bara bin Azib, Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Artinya: “Jika hendak mendatangi tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk sholat, lalu berbaringlah ke sisi kanan badanmu,” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

2. Membaca Doa Sebelum Tidur

Amalan selanjutnya adalah membaca doa sebelum tidur. Hal ini termaktub dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, beliau berkata:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ »

Artinya: “Apabila Nabi Muhammad SAW hendak tidur, beliau membaca doa ‘Bismika allahumma amutu waahya (Dengan namaMu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, Beliau berdoa: ‘Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da maa amatana wailaihinnusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadaNya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)

3. Mengibas Kasur

Sebelum tidur, hendaknya seorang muslim mengibas kasurnya terlebih dahulu. Cara ini dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

“Jika di antara kamu ingin mendatangi tempat tidur, hendaklah untuk mengibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya. Karena ia tidak mengetahui apa yang ada padanya, lalu ucapkan:

بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى

Latin: Bismika rabbi wadha’tu janbii

Artinya: “Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku.” (HR Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

4. Membaca Ayat Kursi

Selanjutnya, kaum muslim dianjurkan membaca Ayat Kursi sebelum tidur. Keutamaan membaca Ayat Kursi sebelum tidur adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dari gangguan setan hingga pagi hari. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW membenarkan pernyataan berikut:

فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

Artinya: “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi. Karena dengan-nya kamu selalu dijaga oleh Allah dan setan tidak akan dapat mendekatimu hingga pagi.” (HR Bukhari)

Rasulullah SAW mencontohkan agar tidak tidur sebelum waktu Isya dengan maksud agar sahabat tidak melewatkan ibadah utama, yakni sholat Isya. Anjuran ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah, ia berkata:

“Bahwa Nabi Muhammad SAW tidak suka tidur sebelum sholat Isya dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR Bukhari no. 568 dan Muslim no. 647)

6. Berbaring Miring ke Kanan

Amalan terakhir yang dilakukan Rasulullah SAW sebelum tidur adalah berbaring miring ke kanan. Ketika hendak tidur, Rasulullah SAW akan berbaring di sisi kanannya dan mengucapkan:

“Ya Allah! Aku telah menyerahkan diriku kepada-Mu dan mempercayakan urusanku kepada-Mu. Dan aku memalingkan wajahku kepada-Mu, mengharapkan (pahala-Mu) dan takut (hukuman-Mu) dan mengandalkan-Mu. Tidak mungkin lari dari-Mu dan berlindung pada orang lain, kami berlindung hanya pada-Mu. Aku percaya pada Kitab yang Engkau turunkan dan Nabi yang Engkau kirim.” (HR Bukhari)

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Tanda-tanda Kiamat Menurut Hadits, Ada yang Sudah Terjadi


Jakarta

Kiamat merupakan peristiwa besar yang menandai berakhirnya seluruh kehidupan di alam semesta. Meskipun waktunya tetap menjadi rahasia Allah SWT, datangnya kiamat merupakan sebuah kepastian.

Kepastian datangnya hari kiamat disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Taha ayat 15,

اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍ ۢ بِمَا تَسْعٰى ۝١٥


Artinya: “Sesungguhnya hari kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.”

Sebelum kiamat tiba, ada tanda-tanda yang terjadi di bumi. Tanda-tanda kiamat ini disebutkan dalam hadits. Berikut adalah beberapa hadits tanda kiamat.

Tanda-tanda Kiamat Menurut Hadits

1. Sungai Eufrat Mengering

Dalam kitab Riyadhus Shalihin Imam Nawawi terdapat hadits tanda kiamat pertama, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda,

“Kiamat tidak akan terjadi sehingga Sungai Eufrat (di Irak) menyingkapkan gunung emas, yang manusia berperang memperebutkannya. Dan setiap seratus orang yang berperang, akan terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang di antara mereka berkata, “Semoga akulah yang selamat.”

Dalam sebuah riwayat yang lain dikatakan, “Hampir-hampir Sungai Eufrat menyingkapkan perbendaharaan emas. Barang siapa mendatanginya, janganlah ia mengambil sesuatu pun darinya!” (HR Bukhari)

2. Kaum Muslimin Memerangi Yahudi

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin memerangi Yahudi sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Batu dan pohon berkata, “Hai orang Islam, inilah seorang Yahudi, bersembunyi di belakangku. Kemarilah, bunuhlah ia” Hanya pohon gharqad yang tidak berkata begitu, karena ia termasuk pohon kaum Yahudi.” (HR Bukhari)

3. Banyak Peristiwa Pembunuhan

Mengutip buku Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi susunan Darus Sunnah, hadits tanda kiamat juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah haraj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR Bukhari)

4. Api Keluar dari Tanah Hijaz

Ibnu Al-Musayyab berkata bahwa Abu Hurairah telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Hari kiamat tidak akan terjadi hingga api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bushra.”

5. Sepuluh Tanda Kiamat Kubra

Dalam buku Ensiklopedia Akhir Zaman yang disusun oleh Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh juga disebutkan mengenai hadits tanda kiamat selanjutnya, dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifaria, ia berkata:

“Nabi melihat ke arah kami ketika kami sedang berbincang-bincang. Beliau bersabda, “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Memperbincangkan kiamat.” Kemudian beliau bersabda,

“Sesungguhnya Hari Kiamat itu tidak akan terjadi sampai kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda, lantas beliau menyebutkannya: asap, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman ke dalam bumi: pembenaman di timur, pembenaman di barat, dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir darinya adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring sekalian manusia menuju tempat berkumpulnya mereka (mahsyar)” (HR Muslim)

6. Api Menghabiskan Manusia dari Timur ke Barat

Sampai kepada Abdullah bin Salam berita kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah, lantas Abdullah mendatangi beliau, lalu dia berkata, “Sesungguhnya aku akan bertanya kepada Anda tentang 3 hal yang tidak mengetahuinya kecuali seorang nabi.”

Dia berkata, “Apakah tanda hari kiamat yang pertama? Apakah makanan pertama yang dimakan oleh penghuni surga? Dari sesuatu apakah seorang anak mengambil kepada bapaknya? Dari sesuatu apakah dia mengambil kepada paman-pamannya dari arah ibu?”

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril memberitahukan kepadaku hal-hal itu baru saja.” Abdullah berkata, “Itulah musuh Yahudi dari kalangan malaikat.” Rasulullah SAW bersabda, “Adapun tanda hari kiamat yang pertama adalah api yang mengumpulkan manusia dari timur menuju barat.” (HR Bukhari)

7. Tanda Kiamat Bagaikan Tali Manik-manik yang Terputus

Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “Tanda-tanda itu bagaikan manik-manik (merjan) yang tersusun rapi dalam tali, jika tali itu diputus maka sebagiannya akan mengikutinya.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits 3 Golongan Manusia saat Berada di Padang Mahsyar, Seperti Apa?


Jakarta

Padang Mahsyar adalah tempat berkumpulnya seluruh manusia yang pernah hidup di muka bumi. Mereka akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukannya semasa hidup.

Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 48,

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ٤٨


Artinya: “(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”

Menukil dari buku Sang Pengatur Kehidupan yang ditulis Risa Anggraini, Nabi Muhammad SAW kelak menjadi orang yang paling sibuk di Padang Mahsyar. Sebab, dalam hadits dari Abu Hurairah RA dan Abu Hudzaifah RA diceritakan banyak manusia mendatangi nabi mereka untuk meminta syafaat masuk surga, namun mereka melimpahkannya kepada nabi-nabi lain hingga berujung di Rasulullah SAW.

Hadits 3 Golongan Manusia di Padang Mahsyar

Selain itu, manusia yang berkumpul di Padang Mahsyar juga akan terbagi menjadi tiga golongan, yaitu yang berjalan dengan kendaraan, berjalan dengan kaki dan berjalan menggunakan wajah. Ini sesuai yang disebutkan dalam kitab Mukasyafatul Qulub oleh Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan Jamaluddin.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar menjadi tiga golongan, yaitu kelompok yang berjalan berkendaraan, kelompok yang berjalan kaki, dan kelompok yang menggunakan wajahnya.”

Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan menggunakan wajah mereka?”

Rasulullah SAW menjawab, “Dia yang menciptakan mereka berjalan menggunakan kaki, juga bisa menciptakan mereka berjalan menggunakan wajah.”

Imam Ghazali menafsirkan hadits di atas tentang tabiat manusia terhadap pengingkaran akan sesuatu yang belum diketahuinya secara baik. Menurutnya, apabila manusia tidak pernah melihat ular berjalan dengan perut, tentu ia akan menyangkal kemungkinan berjalan menggunakan selain kaki.

Berjalan menggunakan kaki, lanjut Imam Ghazali, dianggap mustahil bagi orang yang tidak perna menyaksikannya. Demikian analogi Imam Ghazali tentang pengetahuan akan hari Kiamat.

Maka hendaknya manusia tidak mengingkari sesuatu yang berkaitan dengan keajaiban hari kiamat. Sebab, apa yang terjadi pada hari itu berbeda dengan analogi peristiwa di dunia.

Turut dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah terjemahan Nurdiana Hamdani terkait hadits golongan manusia saat berada di Padang Mahsyar. Dari Abu Dzar RA, Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya, manusia akan dikumpulkan pada hari kebangkitan dalam tiga kelompok: satu kelompok akan diberi makan, akan diberi pakaian, dan akan diberi tunggangan; kelompok yang lain akan berjalan dan berjuang (untuk hidup); dan para malaikat akan menyeret kelompok yang lainnya lagi dengan wajah mereka.”

Abu Dzar RA melanjutkan dengan bertanya, “Kami tahu yang dua, tetapi apa yang terjadi pada mereka yang berjalan dan berjuang (untuk hidup)?”

Nabi SAW bersabda, “Allah akan mengirimkan kematian kepada gunung-gunung, sampai tidak ada lagi gunung yang tersisa. Seseorang akan menukar kebunnya yang indah dengan seekor unta yang tidak lagi mengeluarkan susu, yang di atasnya terdapat al-qatab (apa yang ditempatkan pada punuk seekor unta dan di atas pengendaranya).” (HR At Thabrani)

Wallahu a’lam

tag
hikmah
padang mahsyar
hari kiamat
kiamat
doa dan hadits

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi Setan Menurut Hadits Nabi SAW


Jakarta

Setan adalah makhluk tak kasat mata yang bertugas untuk menyesatkan manusia. Meski begitu, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT setan juga membutuhkan makan dan minum untuk kelangsungan hidup.

Namun, makanan dan minuman yang dikonsumsi setan tentu berbeda dengan manusia dan makhluk hidup lainnya. Keberadaan setan sendiri tercantum dalam beberapa dalil Al-Qur’an dan hadits, salah satunya surat An Nisa ayat 120,

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا


Artinya: “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”

Lantas, seperti apa makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh setan?

Makanan dan Minuman Setan

Mengutip kitab Buyuut La Tad Khuluha asy-Syayaathiin oleh Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-Shayim terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, berikut makanan dan minuman setan menurut hadits.

1. Tulang

Tulang adalah salah satu makanan yang dikonsumsi oleh setan. Hadits terkait tulang sebagai makanan setan termaktub dalam Shahih Bukhari.

Dari Abu Hurairah mengatakan Rasulullah SAW pernah menyuruhnya mencari beberapa batu untuk beliau beristinja (bersuci). Rasulullah berpesan, “Tetapi, engkau jangan membawa kepadaku tulang atau kotoran binatang (yang kering)!”

Abu Hurairah lantas menanyakan penyebabnya. Beliau menjawab, “Karena tulang dan kotoran binatang yang telah kering) itu adalah makanan jin. Sesungguhnya, telah datang kepadaku serombongan jin dan mereka adalah sebaik-baiknya jin untuk meminta bekal (makanan) kepadaku. Aku berdoa kepada Allah agar menjadikan setiap tulang dan kotoran binatang (yang telah kering) yang mereka lewati di jalan sebagai makanan jin.”

2. Kotoran Hewan yang Kering

Selain tulang, setan juga menyukai kotoran hewan yang kering. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelumnya dari Abu Hurairah RA.

3. Khamr

Khamr adalah minuman yang memabukkan. Setan dan jin mengonsumsi khamr sebagai minuman mereka.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Maidah ayat 90,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Menukil kitab Alam al-Mala’ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin oleh Umar Sulaiman Abdullah yang diterjemahkan Kaserun AS, berdasarkan firman Allah SWT pada surat Al Maidah ayat 90, Ibnul Qayyim menyimpulkan bahwa minuman yang memabukkan adalah miuman setan. Setan itu minum dari minuman yang dibuat oleh para sekutunya atas perintah setan.

Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Kisah Umar RA dan Paman Rasulullah SAW saat Ingin Memperluas Masjid Nabawi



Jakarta

Umar bin Khattab RA adalah sosok sahabat Rasulullah SAW yang dikenal tegas namun bijaksana. Ia juga sosok yang amanah dan berbudi luhur.

Sepeninggal Rasulullah SAW, Umar RA bermaksud memperluas Masjid Nabawi. Rencana Umar RA ini sekaligus menjalankan wasiat Rasulullah SAW sebelum beliau wafat.

Mengutip buku Kisah Hidup Umar ibn Khattab karya Mustafa Murrad, dikisahkan suatu ketika Umar RA bertemu dengan paman Rasulullah SAW, Abbas ibn Abdul Muthalib.


Umar RA berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah berwasiat sebelum wafat. Beliau menginginkan penambahan jumlah masjid. Sesungguhnya rumahmu, wahai Abbas, sangatlah dekat dengan masjid. Maka berikanlah rumahmu itu untuk urusan masjid, dan kami akan memperluas masjid tersebut. Lalu kami akan mengganti rumahmu dengan tanah yang lebih luas.”

Abbas kemudian menjawab, “Aku tidak akan melakukannya.” Umar RA kemudian berkata, “Kalau begitu, aku akan mengambil rumahmu dengan paksa.” Abbas pun menjawab, “Itu bukan menjadi hakmu. Cari penengah untuk memutuskan perkara ini.”

Umar lalu bertanya, “Siapakah orang yang kau pilih itu?” Abbas menjawab, “Aku memilih Hudzaifah ibn al-Yaman.”

Umar RA dan Abbas kemudian menemui Hudzaifah yang akan dijadikan penengah untuk masalah ini. Saat itu, Hudzaifah sedang memegang jabatan tertinggi dari Umar RA sebagai khalifah. Ia adalah penasihat kekhalifahan dan negara. Ia yang akan memutuskan perkara antara Umar dan Abbas.

Umar dan Abbas duduk di hadapan Hudzaifah. Keduanya menceritakan duduk perkaranya. Hudzaifah lalu berkata, “Aku mendengar bahwa Nabi Daud bermaksud memperluas Baitul Maqdis. Daud menemukan sebuah rumah dekat Baitul Maqdis. Rumah itu milik anak yatim. Nabi Daud lantas memintanya dari anak yatim itu, tetapi ia enggan memberikannya. Daud pun berusaha mendapatkan rumah tersebut secara paksa. Lantas Allah SWT berfirman kepada Daud, “Sesungguhnya rumah yang bersih dari kezaliman adalah rumah-Ku.” Daud kemudian mengembalikan rumah tersebut kepada pemiliknya.

Umar dan Abbas tertegun mendengar cerita Hudzaifah itu. Abbas memandang Umar dan berkata, “Wahai Umar, apakah engkau masih ingin mengambil rumahku?” “Tidak” jawab Umar.

Abbas pun berkata, “Bersamaan dengan itu, aku telah memberikan rumahku untuk memperluas masjid Rasulullah SAW.”

Umar kemudian bisa memperluas Masjid Nabawi tanpa mengambil paksa rumah Abbas. Demikian pula Abbas yang secara ikhlas memberikan rumah tersebut untuk menjadi lahan perluasan masjid.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com