Tag Archives: Husein

Tips Memilih Jodoh Menurut Hadits, Pilih yang Baik Akhlaknya


Jakarta

Jodoh adalah takdir dan ketetapan Allah SWT. Meskipun sudah ditentukan, setiap orang wajib berikhtiar mencari dan menjemput jodohnya.

Dalam buku Kenali Bahasa Wajah Jodohmu: Bahasa Wajah Pria dan Wanita yang Disenangi karya Ahmad Zainal Abidin dijelaskan jodoh dicatat bersamaan dengan takdir yang akan dihadapi oleh manusia yang hidup di dunia.

Dalam rangka memilih jodoh, Rasulullah SAW telah memberikan tips dan panduan melalui beberapa haditsnya.


Melalui sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat hal. Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah perempuan yang beragama. Jika tidak, kedua tanganmu akan lengket ke tanah.”

Arti dari “Taribat yadaka” kedua tanganmu akan lengket dengan tanah artinya akan menderita di dunia dan akhirat.

Hadits Memilih Jodoh

Berikut beberapa hadits Rasulullah SAW yang berisi tips dan panduan dalam memilih jodoh:

1. Orang yang Bertakwa

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat ketika seorang yang kaya lewat di hadapan beliau, “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu?”

Sahabat menjawab, “Pasti jika ia meminang perempuan akan diterima. Jika menolong orang akan berhasil dan jika berbicara akan didengar orang.”

Rasulullah SAW diam. Lalu, lewat seorang miskin di hadapan beliau. Sambil memandang para sahabatnya beliau bertanya, “Kalau orang ini, bagaimana pendapat kalian?”

Sahabat menjawab, “Ia pasti akan ditolak kalau meminang perempuan. Jikaa menolong tidak akan berhasil dan jika berbicara tidak akan didengar.”

Rasulullah SAW pun memberi penjelasan, “Orang ini lebih baik dari orang yang tadi sebanyak isi bumi ini.” (HR. Bukhari)

Dalam buku Jodoh: Memilih Jodoh dan Meminang dalam Islam oleh Husein Muhammad Yusuf hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW ingin mengajarkan kepada para sahabatnya bahwa penampilan tidak menjamin keaslian, jangan sampai tertipu dengan penampilan fisik.

Rasulullah SAW juga menerangkan bahwa fakir miskin yang bertakwa dan sering diperolok-olok dan diasingkan oleh masyarakat karena penampilannya, lebih berharga berjuta kali daripada orang kaya yang tidak beriman.

Kemudian Rasulullah SAW kembali bersabda, “Mungkin orang yang tampak kusut, berdebu, kumal pakaiannya dan tidak diacuhkan orang, kalau ia memohon kepada Allah SWT pasti akan dipenuhi-Nya.” (HR. Ahmad dan Muslim)

2. Asal Usulnya Baik

Dalam memilih jodoh, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memilih perempuan baik dari keturunan yang baik.

Rasulullah SAW bersabda, “Pilihlah untuk nutfahmu, nikahilah orang-orang yang serasi dan nikahilah mereka.” (HR Ibnu Majah)

Hadits ini menegaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar memilih istri yang salihah dengan asal usul yang baik. Akhlak perempuan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia dibesarkan dan diasuh.

Kelak dalam membina rumah tangga dan mendidik anak, warisan akhlak ini pula yang akan diturunkan. Kecantikan akhlak, jauh lebih penting dari kecantikan paras.

Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah kalian menikahi perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu bisa mencelakakan. Jangan pula kamu nikahi perempuan karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa menyombongkannya. Akan tetapi, nikahilah mereka karena agamanya. Sesungguhnya, seorang hamba sahaya yang hitam warna kulitnya, tetapi beragama itu lebih utama.” (HR Ibnu Majah)

3. Orang yang Berhati Lembut

Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada umatnya terkait memilih istri yang berakhlak baik. Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik perempuan Quraisy ialah yang paling kasih sayang kepada anak di waktu kecilnya dan yang paling teliti mengurusi suaminya.” (HR Bukhari)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa perempuan yang paling baik dan paling utama adalah perempuan yang memiliki naluriah mencintai dan menyayangi anak-anak kecil.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Ini Doa Bila Melihat Ular Sesuai Ajaran Rasulullah SAW


Jakarta

Ular merupakan salah satu hewan ciptaan Allah yang menakutkan dan berbahaya. Jenis-jenis ular tertentu bahkan mengandung bisa racun yang dapat mengancam nyawa manusia.

Bila melihat ular, kita dianjurkan untuk berdoa agar Allah SWT melindungi kita dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari ular tersebut.

Rasulullah SAW mengajarkan sejumlah doa yang bisa dilafalkan untuk memperoleh perlindungan dari makhluk-makhluk berbahaya, seperti ular. Berikut ini kumpulan doa bila melihat ular sesuai ajaran Rasulullah SAW.


Kumpulan Doa Bila Bertemu Ular

Dilansir dari NU Online, berikut ini kumpulan doa bila melihat ular, yang dinukil dari berbagai kitab doa yang disusun oleh para ulama, berdasarkan sirah Nabi Muhammad SAW.

1. Doa Rasulullah Meminta Perlindungan dari Hewan Melata

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW pernah mengucapkan doa atas kedua cucunya, Hasan dan Husein, agar Allah melindungi mereka dari bahaya setan, hewan melata, dan penyakit ‘ain. Berikut doanya.

أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

U’īdzukuma bi kalimātillāhit tāmāti min kulli syaithānin wa hāmmatin wa min kulli ‘aynin lāmmah.

Artinya, “Aku melindungi kalian berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala setan, hewan melata, dan segala penyakit ain yang ditimbulkan mata jahat.” (HR Bukhari).

2. Doa Saat Bertemu Ular Kobra

Dilansir dari NU Online yang mengutip dari kitab karya Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, berikut ini bacaan doa yang bisa dilafalkan saat bertemu dengan ular, terutama jenis ular kobra.

. يَا أَرْضُ رَبِّيْ وَرَبُّكِ اللهُ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيْكِ وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ أَسَدٍ وَأَسْوَدٍ وَحَيَّةٍ وَعَقْرَبٍ وَمِنْ شَرِّ وَالِدٍ وَمَا وَلَدٍ وَمِنْ شَرِّ سَاكِنِ الْبَلَدِ

Yâ ardhu, rabbî wa rabbukillâh. A’ûdzu billâhi min syarriki, wa syarrimâ fîki, wa syarrimâ yadibbu ‘alaiki. A’ûdzu billâhi min asadin wa aswadin wa hayyatin wa ‘aqrabin wa min syarri wâlidin wa mâ walad wa min syarri sâkinil balad.

Artinya, “Hai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu, kejahatan barang yang ada padamu, kejahatan barang yang berjalan di atasmu. Aku berlindung kepada Allah dari macan, ular hitam, segala ular, kalajengking, dari kejahatan segala yang beranak dan yang diberanakkan, dan dari kejahatan yang berdiam di tempat ini.”

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Jika Bertemu Ular?

Selain membaca doa perlindungan yang sudah disebutkan di atas, ada juga beberapa hal yang sebaiknya dilakukan bila bertemu ular agar terhindar dari bahaya.

Dilansir dari NU Online, Elang Erwandi dari Komunitas Ciliwung Depok menjelaskan beberapa tips bila bertemu ular, yaitu:

  • Boleh berteriak untuk meminta pertolongan, tapi sambil tetap berdiri seperti patung.
  • Ketika ular mulai pergi, amati ke mana arahnya, lalu segera hubungi sekuriti atau petugas penangkap ular dan beritahukan arah ular tersebut.
  • Bila berani, cobalah tutup ular dengan ember dari arah kepalanya. Lakukanlah dengan sepelan mungkin supaya ular tidak mendeteksi gerakan yang kita lakukan.

Bila Melihat Ular Apakah Boleh Dibunuh?

Dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh ular, terutama untuk jenis ular tertentu. Rasulullah SAW bersabda:

اقْتُلُوا الْحَيَّاتِ وَاقْتُلُوا ذَا الطُّفْيَتَيْنِ وَالْأَبْتَرَ فَإِنَّهُمَا يَطْمِسَانِ الْبَصَرَ وَيَسْتَسْقِطَانِ الْحَبَلَ

Artinya: ‘Bunuhlah ular dan bunuhlah ular yang di punggungnya ada dua garis putih, dan ular pendek. Karena kedua ular itu menghapus (membutakan) pandangan dan menggugurkan kandungan.” (HR Bukhari).

Termasuk bila melihat ular pada saat salat, hendaknya ular tersebut dibunuh bila khawatir ular itu berbahaya atas keselamatan diri. Meskipun hal itu menimbulkan banyak gerakan saat sedang salat.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْأَسْوَدَيْنِ فِي الصَّلَاةِ الْعَقْرَبِ وَالْحَيَّةِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW membunuh kedua binatang yang hitam itu sekalipun dalam (keadaan) salat, yaitu kalajengking dan ular.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya).

Lain halnya bila bertemu ular yang masuk ke dalam rumah. Dianjurkan tidak langsung membunuhnya, melainkan memberi peringatan terlebih dahulu. Sebab dikhawatirkan ular tersebut adalah jelmaan jin yang sudah masuk Islam.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ

Artinya: “Sesungguhnya ada sekelompok jin di Madinah yang telah masuk Islam. Maka, barang siapa melihat salah satu dari para ‘awamir (jin penghuni rumah; berwujud ular), berilah peringatan sebanyak tiga kali. Jika setelah itu masih kelihatan (ular) hendaklah ia membunuhnya, karena itu adalah setan.” (HR Muslim).

Namun demikian, ada perbedaan pendapat mengenai anjuran memperingatkan ular terlebih dahulu sebelum dibunuh.

Menurut Imam An-Nawawi dalam Shahil Muslim bi Syarh An-Nawawi Juz IV yang menukil pendapat Al-Maziri, ular yang dianjurkan tidak langsung dibunuh ini adalah ular yang masuk ke rumah-rumah di kota Madinah. Sementara bila ular tersebut masuk ke rumah lain selain Madinah, maka sunnahnya adalah dibunuh tanpa perlu diperingatkan.

Demikianlah penjelasan mengenai doa bila melihat ular sesuai ajaran nabi, serta hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Kala Malaikat Ridwan Bawakan Cucu Rasulullah Pakaian Hari Raya



Jakarta

Idul Fitri merupakan hari kemenangan yang dirayakan oleh seluruh umat Islam, tak terkecuali Hasan dan Husein. Kedua cucu Rasulullah itu bersedih karena tidak memiliki pakaian baru untuk dikenakan di hari raya.

Hasan dan Husein lantas bertanya kepada sang ibu, Sayyidah Fatimah mengenai pakaian-pakaian baru keduanya yang tak kunjung diberikan.

“Wahai ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran kecuali kami. Kenapa ibu tidak menghiasi kami?” ujarnya seperti dikisahkan dalam buku Jangan Terlalu Berlebihan dalam Beribadah hingga Melupakan Hak-hak Tubuh karya Nur Hasan.


Mendengar pernyataan itu, Sayyidah Fatimah kemudian menjawab, “Baju kalian masih di tukang jahit,” jawaban itu terus dilontarkan olehnya tiap kali putranya bertanya.

Pada malam hari raya, pakaian baru untuk Hasan dan Husein tak kunjung datang. Mereka lantas kembali bertanya kepada sang ibu.

Sayyidah Fatimah pun menangis karena tidak memiliki uang untuk membelikan kedua putranya baju baru. Keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fatimah tidak sekaya sahabat-sahabat nabi lainnya, meskipun mereka merupakan keluarga Rasulullah SAW.

Tak lama setelahnya, terdengar suara ketukan pintu. Sayyidah Fatimah langsung menghampiri sumber suara dan bertanya, “Siapa?”

“Wahai putri Rasulullah SAW. Saya adalah tukang jahit. Saya datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu,”

Mendengar jawaban dari sang pemilik suara, Fatimah langsung membukakan pintu dan nampaklah seorang yang membawa bingkisan kemudian diberikan kepada Sayyidah Fatimah. Saat dibuka bingkisan tersebut, di dalamnya terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dua sorban dan dua pasang sepatu hitam yang terlihat indah.

Fatimah lalu memanggil kedua putra kesayangannya untuk melihat isi bingkisan tersebut. Hasan dan Husein sangat bahagia, namun sang ibu masih bingung siapakah tukang jahit yang muncul di depan pintu rumahnya serta memberikan bingkisan itu?

Setelahnya, Rasulullah datang dan melihat kedua cucunya dalam keadaan rapi mengenakan pakaian baru yang indah. Nabi SAW dengan perasaan bahagia menggendong Hasan dan Husein serta menciumi mereka dengan penuh kasih sayang.

Rasulullah lalu bertanya kepada Fatimah, “Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?”

“Iya, aku melihatnya,” jawab Fatimah.

“Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit. Tetapi, malaikat Ridwan sang penjaga surga,” kata Rasulullah menjelaskan.

Jadi, bingkisan yang berisi pakaian baru untuk Hasan dan husain merupakan pakaian surga yang dikirim langsung oleh malaikat Ridwan. Mendengar penjelasan Rasulullah, Fatimah sangat terkejut, ia terus-menerus mengucap puji syukur kepada Allah SWT.

Di malam hari raya itu, keluarga mereka penuh kebahagiaan. Sebab, pakaian untuk kedua putranya telah siap dipakai untuk Idul Fitri keesokan harinya.

Meski pakaian baru bukanlah sesuatu yang wajib di hari raya, namun memakai pakaian baru saat Lebaran menjadi bentuk kebahagiaan atas datangnya Hari Raya Idul Fitri. Karenanya, banyak orang tua yang sedih jika mereka belum mampu memberikan baju baru kepada anak-anaknya.

Pakaian baru juga menjadi bagian dari rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan nikmat kepada kita semua hingga bisa melewati bulan Ramadan dan berharap bisa dipertemukan kembali di tahun selanjutnya. Namun, yang perlu diingat ialah jangan menjadikan baju baru di hari raya sebagai simbol kesombongan.

Sebab, esensi dari Idul Fitri ialah bagaimana diri dan hati kita kembali bersih, suci, dan berharap bertambahnya ketakwaan kepada Allah SWT. Jangan sampai dikotori dengan hal-hal yang sebaliknya.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com