Tag Archives: ian kerner

Tak Perlu Setiap Hari, Segini Frekuensi Bercinta Ideal buat Pasutri


Jakarta

Dalam menjalani hubungan jangka panjang, setiap pasangan tentu menginginkan hubungan yang harmonis. Namun, di tengah rutinitas dan kesibukan sehari-hari, menjaga keintiman bisa menjadi tantangan tersendiri.

Sering muncul pertanyaan, “Berapa kali idealnya pasangan berhubungan seks untuk tetap mempertahankan keharmonisan?” Meskipun setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda, para terapis seks memberikan pandangan beragam mengenai frekuensi ideal hubungan seksual.

Dikutip dari Healthline, rata-rata, jumlah hubungan seksual bisa bervariasi dari satu kali seminggu hingga satu kali sebulan. Ian Kerner, PhD, berpendapat bahwa tidak ada jawaban pasti karena setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda.


Jika pasangan berhenti berhubungan seks, hubungan mereka dapat menjadi rentan terhadap masalah seperti kemarahan, jarak emosional, perselingkuhan, bahkan perceraian. Banyak faktor yang memengaruhi frekuensi hubungan seks, termasuk usia, gaya hidup, kesehatan, libido, dan kualitas hubungan itu sendiri.

Meskipun tidak ada patokan pasti, beberapa terapis menyarankan pasangan untuk mencoba berhubungan seks setidaknya sekali seminggu. David Schnarch, PhD, melalui penelitian terhadap lebih dari 20.000 pasangan, menemukan bahwa hanya 26 persen pasangan yang berhubungan seks seminggu sekali, sementara sebagian besar melakukannya satu hingga dua kali sebulan, atau bahkan lebih jarang.

Penelitian lain yang dipublikasikan oleh The University of Chicago Press menunjukkan bahwa pasangan menikah rata-rata melakukan hubungan seks tujuh kali sebulan, atau kurang dari dua kali per minggu.

Sementara itu, studi lain melaporkan bahwa orang dewasa yang lebih tua berhubungan seks sekitar dua hingga tiga kali sebulan, sedangkan orang yang lebih muda melakukannya sekitar sekali seminggu.

Sebagian besar terapis sepakat bahwa jika frekuensi hubungan seks kurang dari 10 kali setahun, hal ini bisa menjadi tanda bahwa pernikahan tidak aktif secara seksual. Namun, hal tersebut tidak selalu menunjukkan adanya masalah besar dalam hubungan, seperti yang dijelaskan oleh David.

Meskipun seks merupakan cara mengekspresikan cinta dan hasrat, tidak adanya hubungan seksual tidak selalu berarti hubungan akan berakhir, walaupun ini tetap harus diatasi.

Perbedaan dorongan seksual antara pasangan juga bisa menjadi masalah. Al Cooper dari Pusat Perkawinan dan Seksualitas San Jose menyatakan bahwa masalah lebih sering berkaitan dengan komunikasi dan keinginan untuk berhubungan seks dibandingkan seks itu sendiri.

Dr. Gail Saltz menekankan pentingnya mencari kompromi jika dorongan seksual tidak seimbang, di mana salah satu pihak mungkin perlu menyesuaikan frekuensi.

Ian menambahkan bahwa ketika pasangan berhenti berhubungan seks, mereka bisa terjebak dalam rutinitas. Namun, begitu kembali fokus pada kehidupan seksual, keinginan untuk keintiman akan kembali dirasakan.

Langkah awal untuk meningkatkan keintiman bisa dimulai dengan hal-hal sederhana seperti berpelukan setiap hari, berolahraga untuk meningkatkan kadar testosteron, dan mengurangi gangguan seperti TV atau gadget.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Biar Makin Bucin, Harus Seberapa Sering Pasutri Bercinta? Begini Saran Pakar


Jakarta

Wajar jika pasangan yang sudah lama menikah merasa frekuensi aktivitas seks menurun. Seringkali awal menikah, ada periode frekuensi seksual yang tinggi karena kegembiraan awal hubungan baru. Namun, seiring berjalannya waktu, faktor ini lama kelamaan menurun dan mungkin mempengaruhi kehidupan seks pasutri.

Dikutip dari Men’s Health, libido alami setiap orang berbeda-beda. Bagi sebagian orang, libido alami bisa berupa keinginan untuk berhubungan seks setiap hari atau beberapa kali seminggu. Sementara bagi sebagian lainnya mungkin hanya ingin melakukannya beberapa kali dalam sebulan. Keinginan individu untuk berhubungan seks juga dapat berfluktuasi dipengaruhi faktor stres, tidur, obat-obatan, diet, dan olahraga.

Menurut sebuah studi pada 2017 oleh Archives of Sexual Behavior, rata-rata pasangan suami istri di Amerika berhubungan seks 56 kali dalam setahun, yaitu sekitar seminggu sekali. Sementara para ahli dari TIME dan Prevention mengutip angka yang sama, dengan 51 dan 52 kali setahun.


Jika frekuensi seksual tidak sesuai dengan angka tersebut, tidak perlu khawatir. Tidak ada jumlah waktu yang benar untuk berhubungan seks, selama sebuah pasangan merasa bahagia dengan kehidupan seks mereka.

Namun, sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan Society for Personality and Social Psychology menemukan bahwa pasangan yang berhubungan seks setiap minggu adalah yang paling bahagia.

Di samping itu, Ian Kerner, Ph.D, penulis buku So Tell Me About the Last Time You Had Sex, menambahkan bahwa pasangan harus fokus pada apa yang membuat mereka bahagia. Terlalu memikirkan angka dapat membuat pasangan melupakan aspek penting dari kehidupan seks seseorang, yakni kualitas.

Langkah pertama untuk mencapai kehidupan seks yang memuaskan adalah membicarakan keinginan dengan pasangan. Berkomunikasi dapat membantu pasangan lebih memahami apa yang mungkin kurang dalam hubungan.

Penting untuk diingat bahwa sering berhubungan seks bukanlah satu-satunya indikator kepuasan dalam pernikahan. Suatu hubungan bisa bersifat seksual dan memuaskan melalui candaan kepada pasangan atau melakukan hal romantis, bukan hanya dengan melakukan seks.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy