Tag Archives: ibadah

Menjadi Kekasih Allah dengan Mendekatkan Diri pada-Nya



Jakarta

Setiap ibadah akan membawa pada kebaikan. Pahala kebaikan itu akan dilipatgandakan ketika dikerjakan saat Ramadan.

Ramadan menjadi momen yang tepat untuk memaksimalkan ibadah dan memperbanyak kebaikan. Semakin baik kualitas keimanan seorang muslim maka semakin dekat dengan Allah SWT, Sang Pencipta.

Habib Ja’far menjelaskan hal ini dalam detikKultum detikcom, Sabtu (16/3/2024). Ia mengatakan bahwa orang-orang yang terbiasa mendekatkan diri dengan Allah SWT merupakan para kekasih Allah SWT.


“Ternyata dalam Islam, para kekasih Tuhan yang disebut kalangan sufi ada sampai kepada titik kekasih Allah karena membiasakan mendekatkan diri kepada Allah,” ujar Habib Ja’far.

Untuk mencapai titik sebagai kekasih Allah SWT, seseorang harus membiasakan diri dan melakukan latihan secara terus menerus. Konsisten dalam beribadah menjadi hal yang sangat penting.

“Secara psikologis, rata-rata setiap orang butuh 30 hari sampai 40 hari, bisa lebih atau kurang, untuk membentuk kebiasaan. Habit (kebiasaan) itu akan menjadi sangat mendasar. Bahkan masuk surga atau neraka sangat erat dengan habit,” lanjut Habib Ja’far.

Habib Ja’far juga mengutip hadits Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, “Tinggalkanlah kebohongan karena kebohongan akan mendidik kamu menjadi orang jahat dan orang jahat akan menggiring kamu ke neraka.”

“Jadi takdir di dunia dan akhirat tergantung habit di dunia,” tegasnya.

Perbuatan dan kebiasaan berbuat baik bisa dilatih secara bertahap. Melatih diri melakukan kebaikan bisa dimulai dengan selalu berpikir positif. Dengan demikian, perbuatan pun akan menjadi selalu dalam jalur yang baik.

“Dari pikiran bahwa berbuat baik itu baik, jadi dari pikiran mendidik untuk berbuat baik, menjadi kebiasaan berbuat baik dan menjadikan karakter Lo menjadi baik dan akhirnya Lo masuk surga,” kata Habib Ja’far.

Mengasah dan berusaha melakukan kebaikan bisa dimaksimalkan saat Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang pas sebagai karunia Allah SWT untuk membangun habit baik. Ramadan dibentuk Allah SWT sedemikian rupa untuk membawa suasana baik.

Orang-orang banyak berbondong-bondong melakukan kebaikan di bulan Ramadan. Apa keutamaan berbuat baik di bulan Ramadan? Simak jawabannya dari Habib Ja’far.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Menjadi Kekasih Allah dengan Mendekatkan Diri pada-Nya bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Khutbah Jumat Akhir Bulan Syawal: Istikamah dalam Ibadah


Jakarta

Penurunan semangat dalam beribadah pasca bulan Ramadan bisa ditumbuhkan lagi lewat khutbah Jumat. Untuk itu, khatib dapat menyampaikan bagaimana cara bersikap istikamah kepada muslim dalam khutbah Jumat.

Syekh Musnid al-Qahthani mengatakan dalam bukunya berjudul Meniti Jalan Istiqomah terjemahan Muh Ihsan, Allah SWT akan memudahkan segala urusan bagi hamba-Nya yang istikamah di jalan-Nya.

Hal ini telah dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah Allah, niscaya la akan menjagamu. Jagalah Allah SWT niscaya engkau akan temukan la di hadapanmu.” (HR Tirmidzi dan lainnya dengan sanad yang shahih)


Sebagai referensi, berikut teks naskah Jumat akhir Syawal tentang cara bersikap istikamah dalam beribadah yang diambil dari Kumpulan Naskah Khutbah Jumat: Membentuk Generasi Qur’ani susunan Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama (Kemenag) RI 2007.

Naskah Khutbah Jumat Akhir Bulan Syawal: Istikamah dalam Beribadah

Khutbah Pertama

السَّلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَجُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ اَشْهَدُانْ لاَ إِلَهَ إِلا اللَّهِ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدانَ سَيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَ بَعْدَهُ اللهُمَ صَلِّ عَلَى سَيدَنَا مُحَمَدْ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَلَّمَ تَسْلِمًا كَثِيرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أَوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ يَتَقُوا اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضِ أُعدت اللْمُتَّقِينَ، صَدَقَ الله العظيم.

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Marilah sama-sama kita bertaqwa kepada Allah SWT, sesungguhnya orang yang bertakwa itu akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Khutbah kita pada hari ini ialah bersikap istikamah. Firman Allah SWT dalam surah Fussilat ayat 30:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”

Syihabuddin Sayyid Mahmud Al-Alusi dalam tafsirnya “Ruh ai-Ma’ani” menjelaskan sikap istikamah adalah sikap berpendirian teguh kepada tauhidullah dan tidak akan kembali pada kemusyrikan. Beberapa sahabat Rasulullah SAW pun telah memberikan batasan dan pengertian tentang istikamah ini.

Misalnya, Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA menjelaskan istikamah adalah engkau bersikap teguh dalam menjalani taat kepada Allah. Sementara itu Sufyan At-Tsauri mengartikan istiqomah adalah satunya perkataan dengan perbuatan.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,

Setiap orang yang menyatakan dirinya sebagai orang yang beriman pasti pada suatu masa ia akan memperoleh ujian yang sesuai dengan kadar keimanan masing-masing sebagaimana Allah SWT telah menguji kepada orang-orang terdahulu karena tidak menginginkan keimanan itu hanya sampai pada tataran ucapan atau kata-kata saja tetapi kebenaran kata-kata dan pernyataan keimanan dan tauhid seorang beriman harus dibuktikan kebenarannya.

Pembuktian kebenaran keimanan dan tauhid adalah dengan ujian atau musibah yang menimpa kepada seseorang. Dengan ujian inilah seseorang dapat diketahui kualitas keimanan dan tauhidnya kepada Allah SWT. Apakah ia benar-benar seorang mukmin yang sejati atau seorang munafik?

Hamba Allah yang telah berhasil lulus dari berbagai macam cobaan dan ujian yang datang kepada dirinya, karena dalam diri mereka telah tertanam dengan kokoh sikap dan sifat istikamah. Merekalah mendapat pertolongan Allah SWT dengan pendampingnya para malaikat baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada jalan yang baik dan maslahat bagi dirinya. Sebaliknya sebagian orang beriman ada yang ketika ujian datang kepadanya ia bersikap keluh kesah, gelisah, kufur nikmat bahkan tidak jarang yang kembali menyekutukan Allah SWT.

Kaum muslimin, sikap istikamah bagi seorang mukmin adalah sangat diperlukan. Oleh karena itu Rasulullah SAW telah memberi petunjuk kepada seseorang yang meminta sesuatu yang dapat memelihara dirinya. Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah Allah Tuhan-ku kemudian istikamahlah kamu.”(HR Bukhari)

Bagaimanakah agar dapat bersikap istikamah? Pertama, kita harus mempunyai ilmu. Dengan ilmu kita mengetahui dan memahami agama kita dengan benar dan tepat.

Kedua dengan bersikap ikhlas kepada Allah. Inti dari amal adalah keikhlasan. Oleh karena disebutkan bahwa semua orang akan merugi kecuali mereka yang beramal. Semua orang yang beramal pun akan merugi kecuali mereka yang mengikhlaskan amalnya. Orang beriman telah mengikhlaskan seluruh sholatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata mata untuk Allah. Dan demikianlah orang-orang mukmin diperintahkan oleh Allah.

Ketiga, lakukanlah apa yang telah diwajibkan Allah SWT kepada orang-orang mukmin. Allah SWT telah mewajibkan kepada kita semua perintah-perintahnya dan melarang kepada kita perbuatan-perbuatan yang tidak halal dilakukan oleh seorang mukmin.

Kewajiban kita semua melaksanakan kewajiban-kewajiban itu dengan penuh kesungguhan dan disiplin yang tinggi, tidak sekedar melepaskan kewajiban semata-mata. Karena seluruh perintah Allah SWT yang telah diwajibkan kepada seorang mukmin adalah mempunyai hikmah yang dalam dan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.

Ketahuilah Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan kepada amal hambanya. Andaikan seluruh manusia terdahulu dan yang akan datang tidak mematuhi Allah SWT niscaya tidak akan mengurangi kemuliaan dan kekuasaan Allah SWT dan sebaliknya seandainya seluruh manusia terdahulu dan yang akan datang taat mematuhi Allah SWT niscaya tidak akan menambah kemuliaan dan kekuasaan Allah.

Keempat, agar kita dapat bersikap istikamah adalah dengan mempelajari dan mencontoh para nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT serta generasi umat Islam yang telah lalu.

Al-Qur’an dengan jelas dan gamblang menyampaikan kepada kita orang mukmin kisah-kisah telah terdahulu yang menunjuk sikap dan kepribadian yang mulia antara lain adalah sikap istikamah. Bukan 2/3 dari isi Al-Qur’an itu kisah kisah. Kisah Al-Qur’an sungguh sangat berbeda dengan kisah yang ada di dunia ini. Karena kisah itu adalah bukan kisah fiktif yang dibuat-dibuat. Kisah yang tidak ada keraguan di dalamnya. Allah SWT mempunyai kisah terbaik dalam Al-Qur’an yaitu surah Yusuf.

Dalam kisah itu sungguh banyak hikmah dan pelajaran yang harus diambil oleh seorang mukmin terlebih lagi menempuh hidup saat ini yang penuh dengan ujian dan cobaan keimanan yang menggiurkan. Nabi Yaqub AS dan keluarga telah diuji oleh Allah SWT dengan beraneka ragam cobaan keimanan, jiwa, harta, tahta, wanita bahkan martabat keluarga. Nabi Yaqub AS dan keluarga telah berhasil lulus dalam ujian oleh karenanya Allah SWT memberikan predikat kepada nya sebagai orang-orang yang muhsinin, orang yang shalihin.

Demikian juga masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan pelajaran kepada kita yang dapat meneguhkan iman dan menanamkan sikap istikamah. Demikianlah khutbah yang singkat ini semoga bermanfaat.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمَّدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَر وَأَشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ له، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ ،وَكَفَر وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الإِنْسِ وَالْبَشَرِ . اللَّهُمَّ صَلِ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ

مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَر أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى، وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَن، وَحَافِظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيمًا : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا أَللَّهُمَّ صَلِ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَات بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات، اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّنَا وَالزَّلازِلَ وَالْمِحَنِ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Antri, Lama, Tahunan, Mahal, Itulah Berhaji!



Jakarta

Berhaji, antri, lama tahunan, dan mahal. Betapa pun, masyarakat Muslim Indonesia tidak surut untuk melakukan ibadah yang waktunya hanya setahun sekali. Jika berhasil mabrur, maka sabarnya pasti mendaki (baca: meningkat tajam) dan berpahala surga. Apa maksudnya?

Kehidupannya menjadi selalu bahagia, walau masih di dunia. Bicaranya tak ke mana-mana. Arahnya kepada memuji, mengajak mengasihi, menyayangi. Kesenangannya, memberi walau pun tak harus meminta bukti. Baik kuitansi atau publikasi. Indahnya kehidupan setelah berhaji. Semoga setiap siapa pun yang berhaji, mampu menjadi haji mabrur yang sejati, aamiin.

Haji yang mabrur, menghadirkan perilaku individu yang bertambah santun. Santun dalam bertutur. Baik di lisan maupun di jari-jari (melalui media sosial pribadi, WA dll). Tidak hobi menyakiti, tidak hobi menghina, tidak hobi memaki-maki. Tidak bisa mencaci. Tidak juga senang menghakimi. Hobinya memuji.


Sombong angkuh perlahan dijauhi. Memang sebagian yang baru pulang haji. Senang ‘pamer’ emas, atau apa saja yang baru dibeli. Namun itu bukan termasuk sombong diri. Sombong di sini adalah merasa diri lebih baik, lebih suci. Itu dirasakan karena upaya dirinya sendiri. Bukan karena anugerah rahmat Allah Yang Maha Terpuji. Kalau begitu itulah sombong sejati. Menduakan Tuhan dengan diri sendiri.

Haji mabrur menjauhi sangka buruk karena sangat merugikan diri sendiri. Perilaku yang mudah mengundang sakit ulu hati, kencing manis, dan darah tinggi.

Ia yang mabrur tidak hobi berdusta atau membohongi. Setia kepada janji. Melaksanakan amanah yang diberi. Baik amanah pribadi, masyarakat atau pun amanah negeri. Agar menjadi negeri yang makmur sejati.

Kepada orang tua taat dan penuh bakti. Menyempurnakan hormat, melayani, dan menyantuni. Kepada yang lebih tua menghormati. Kepada yang lebih muda menyayangi. Menyayangi istri atau suami sendiri. Menyayangi keluarga, putra-putri. Kepada yatim, fakir dan miskin menyantuni. Kepada seluruh umat manusia dan semesta meneladani akhlak Nabi.

Andai setiap yang berhaji mabrur, mampu menggapai mabrur sejati. Betapa surganya negeri kita ini.

Tapi jangan dulu segera berkecil hati. Karena tingkatan mabrur bisa berseri. Dari mabrur sedikit sampai tingkat mabrur setinggi langit.

Haji pun bisa di-‘kredit’. Sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Hayo semua, setiap kita bangkit. Caranya?

Ada salah satu hadits dari Nabi yang bisa kita praktikkan setiap hari.

Untuk doa menjelang tidur malam Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada ‘Aisyah binti Abu Bakar RA.

“Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan empat hal: mengkhatamkan al-Qur’an, memperoleh syafaat dari para nabi, membuat hati kaum mukminin dan mukminat senang dan ridha kepadamu, serta melakukan haji dan umrah.”

‘Aisyah bertanya, “Ya Rasul, bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum tidur?”

Rasulullah menjawab, “Sebelum tidur, bacalah Qul huwa Allahu ahad (al-Ikhlas lengkap) tiga kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatamkan Al Qur’an.”

“Kemudian supaya engkau mendapat syafaat dariku dan para nabi sebelumku, bacalah shalawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shalayta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim fil ‘alamina innaka hamidun majid.”

Memohonkan ampunan bagi mukminin dan mukminaat, bisa menggunakan kalimat doa, “Rabbanaa ighfirlanaa dzunuubanaa wa lil mukminiina wal mukminaat, al-ahyaa-i min hum wal amwaat.”

Rasulullah melanjutkan, “Sebelum tidur, hendaknya engkau lakukan haji dan umrah.”

Bagaimana caranya? Beliau bersabda, “Siapa yang membaca subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha ilallah huwa Allahu akbar, ia dinilai sama dengan orang yang melakukan haji dan umrah.”

Jika sesuai jumlah bilangan membaca subhaanallah, alhamdulillah dan Allahu akbar setelah shalat fardlu, bilangannya masing-masing 33 kali.

Terbaca dari untaian kalimat doa bimbingan Nabi:

Al-Ikhlash, merupakan bacaan sekaligus doa agar muslim memiliki keyakinan tauhid yang kuat. Dari sini setiap muslim dibimbing untuk meyakini, bahwa pasti yang dimaksud Tuhan hanya Allah saja. Dirinya hanyalah hamba yang tidak punya apa-apa. Fisik, tampan-cantik bukan miliknya tapi milik Tuhannya. Kepandaian jika ada, kekayaan, termasuk seluruh kebaikan jika pernah ada, bukan miliknya. Semua itu hanya anugerah rahmat-Nya semata.

Pemahaman tauhid model demikian, pastilah menyucikan orang dari sombong (merasa lebih baik dari yang lain). Bagaimana bisa sombong sedangkan dirinya hanyalah hamba yang tidak punya apa-apa.

Shalawat kepada Nabi dan para nabi, merupakan doa agar dirinya selalu ditolong Tuhan untuk selalu berusaha optimal meneladani akhlak para beliau. Selalu shilah, connect, sambung kepada para beliau.

Mendoakan orang-orang mukmin bisa bermakna memohon Tuhan untuk melepaskan seluruh kondisi buruk mereka. Termasuk memaafkan seluruh kekeliruan mereka, mendoakan mereka agar mulia dunia-akhiratnya.

Jiwa yang diingatkan agar setiap akan tidur melakukan itu dalam bentuk doa, ‘pastilah’ semakin hari menjadi semakin terpuji. Dalam hatinya tidaklah ada sisa iri, dengki, egois mau menang sendiri. Tapi justru altruist, senang memaafkan dan senang berbagi.

Selanjutnya tasbih sebagian maknanya adalah memohon kepada-Nya agar menyucikannya dari seluruh sangka buruk dalam hati.

Tahmid adalah doa agar Tuhan selalu membuat dirinya senang, gemar memuji, menghindar dari kecewa, dan selalu mensyukuri.

Takbir bisa menjadi doa agar dirinya dikuatkan Tuhan untuk mendaki menuju akhlak lebih tinggi sesuai akhlak para Nabi.

Bukankah sebagian makna tasbih, tahmid dan takbir ini merupakan esensi. Tujuan utama yang diharapkan bisa diperoleh setiap orang yang melakukan ibadah haji?

Semoga setiap kita berkenan menjalani. Salah satu upaya kredit melakukan ibadah haji. Agar segera mampu berhaji betulan dan mabrur sungguhan. Untuk menggapai peringkat akhlak mendekati akhlak Nabi, aamiin!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.

Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih-Redaksi)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Perkiraan Lebaran Haji 2025 dan Ibadah yang Bisa Diamalkan


Jakarta

Lebaran Haji atau Idul Adha merupakan salah satu hari raya terpenting bagi umat Islam di seluruh dunia. Kapan perkiraan Lebaran Haji 2025?

Bagi umat Islam di Indonesia, Lebaran Haji bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang refleksi diri dan pengabdian kepada Allah SWT. Momen ini menjadi kesempatan untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, serta untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Perayaan Lebaran Haji di Indonesia biasanya diwarnai dengan berbagai tradisi dan budaya, seperti menyembelih hewan kurban, salat Idul Adha, dan saling mengunjungi keluarga dan kerabat. Lebaran Haji juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan saling berbagi kebahagiaan dengan sesama.


Perkiraan Lebaran Haji 2025

Kalender Hijriah memang menjadi acuan penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Kalender ini tak hanya menandai pergantian tahun, tetapi juga memiliki peran penting dalam menentukan berbagai ibadah dan hari-hari besar Islam.

Mengacu pada Kalender Islam (Hijriah) Tahun 2025 yang didasarkan dari sistem Ummul Qura Arab Saudi oleh Alhabib, Lebaran Haji 2025 diperkirakan bertepatan dengan bulan Juni, sama seperti tahun ini. Berdasarkan kalender tersebut, Lebaran Haji 10 Dzulhijjah jatuh pada 6 Juni 2025.

Namun, tanggal pasti jatuhnya Lebaran Haji tahun 2025 masih bisa berubah tergantung dengan keputusan sidang isbat penentuan awal bulan Dzulhijjah.

Meskipun tanggal pastinya masih bisa berubah, perkiraan ini memberikan gambaran awal bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Adha. Momen penuh makna ini menjadi waktu untuk melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, serta merayakannya bersama keluarga dan kerabat.

Amalan Lebaran Haji 2025

Dalam menjalankan Lebaran Haji tahun 2025 atau 1446 H, tentunya kita harus mengisinya dengan kegiatan ibadah kepada Allah. Terdapat beberapa amalan yang bisa dilakukan saat Lebaran Haji, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Haji

Dikutip dari buku Ibadah Haji oleh Abbas Jumadi, dkk, haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan. Berbagai amalan tersebut terdiri dari wukuf, mabit, melontar jumrah, thawaf, sa’i, dan amalan lainnya pada waktu tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT.

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi umat Islam yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Bagi umat Islam yang memiliki kemampuan finansial, fisik, dan mental yang kuat, maka dapat menjalankan ibadah Haji di tahun 2025 mendatang.

2. Kurban

Menukil buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX oleh H. Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, kurban adalah penyembelihan hewan pada Hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Hukum kurban adalah sunah muakkad.

Ibadah kurban meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Kesediaan beliau untuk mengorbankan putranya, Ismail AS, atas perintah Allah SWT menjadi contoh ketaatan dan keikhlasan bagi umat Islam.

Kurban juga menunjukkan ketaatan dan pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT. Dengan kerelaan mengorbankan harta benda terbaiknya, seorang muslim menunjukkan rasa cinta dan ketundukannya kepada Allah SWT.

3. Salat Idul Adha

Dilansir dari Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah) oleh Saiful Hadi El Sutha, salat Idul Adha merupakan salat sunah yang dikerjakan untuk menandai datangnya hari raya kurban.

Hukum dari salat Idul Adha adalah sunah muakkad yang berarti sangat dianjurkan mendekati wajib.

4. Puasa Sunah

Menjalankan ibadah puasa sunah juga bisa menjadi salah satu amalan dalam rangkaian Lebaran Haji 2025. Dilansir dari buku Cinta Shaum, Zaakat, dan Haji oleh Miftahul Achyar Kertamuda, puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunah di 9 hari pertama Dzulhijjah yang dapat dijalankan umat Islam.

Pada hari ke-8 Dzulhijjah, puasa sunah disebut dengan puasa tarwiyah. Sementara itu, pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa sunah disebut dengan puasa arafah yang berbarengan dengan waktu wukuf di Arafah bagi yang sedang berhaji.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

PBNU Nilai Pansus Haji DPR Kental Nuansa Politik



Jakarta

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akh Fahrur Rozi mengapresiasi Kementerian Agama (Kemenag) dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Sebaliknya, pembentukan panitia khusus (pansus) haji yang diusulkan DPR dinilainya hanya mengada-ada.

Pada musim haji tahun 2024, pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini juga berkesempatan menunaikan ibadah haji. Ia mengaku dapat melihat dan merasakan langsung pelayanan yang diberikan.

“Justru saya ingin memberikan apresiasi kepada Kementerian Agama yang telah berhasil menyelesaikan tugas pelayanan ibadah haji tahun ini dengan sangat baik dan petugas melayani sepenuh hati,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, Rabu (3/7/2024).


Tahun ini merupakan kali kelima Gus Fahrur menunaikan haji. Ia menilai pelaksanaan haji tahun ini sudah sangat baik. Tidak ada lagi kejadian Muzdalifah seperti tahun lalu.

“Semua sudah diantisipasi dengan baik, saya melihat Menteri Agama sebagai Amirul hajj telah bekerja secara maksimal, dibantu tim petugasnya di lapangan yang sangat responsif dan berdedikasi tinggi,” kata Gus Fahrur.

Tak hanya dari segi pelayanan dari Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) yang melayani jemaah dengan maksimal, berbagai fasilitas pun diakui Gus Fahrur dinilai lebih baik.

Gus Fahrur melihat pemondokan jemaah, tenda di Arafah, kemudian fasilitas di Muzdalifah dan Mina, dan layanan tim kesehatan haji di berbagai sektor sudah sangat baik.

Pada kesempatan berhajinya ini, Gus Fahrur juga sempat melihat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersiap hingga larut malam demi memastikan pelayanan yang diterima jemaah.

Menurut Gus Fahrur, Menag terus melakukan koordinasi sampai larut malam untuk menjaga agar pelaksanaan ibadah haji bisa berjalan baik.

“Saya mengapresiasi sepenuhnya dan mengucapkan terimakasih atas kerja keras mereka, semoga menjadi amal ibadah dan dapat terus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang,” kata Gus Fahrur.

Apresiasi atas keberhasilan Kemenag menyelenggarakan ibadah haji 2024 ini juga disampaikan sebagai tepisan pendapat Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mendorong segera dilakukan pembentukan panitia khusus (pansus) haji.

Gus Fahrur mengatakan usulan panitia khusus (pansus) DPR tentang haji sangat kental nuansa politiknya.

“Pansus haji saya kira tidak perlu karena hanya mengada-ada. Kalau memang ada yang perlu ditanyakan bisa dilakukan secara langsung kepada dirjen haji agar tidak ada kesan ini dipolitisir,” kata Pengasuh Pesantren An Nur Bululawang, Malang ini.

Lebih lanjut, Gus Fahrur juga mengatakan pansus haji tidak akan efektif karena masa tugas anggota DPR juga sangat singkat dan segera berakhir.

“Mari kita bersama menjaga suasana biar tetap sejuk. Toh jemaah haji juga sudah pulang, tidak ada kendala. Jangan malah elit gaduh agar transisi pemerintahan ini berjalan lancar,” pungkasnya.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Banyak Perbaikan, Ini Luar Biasa



Jeddah

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024. Ada sejumlah hal perbaikan dan terobosan dalam penyelenggaraan haji 2024.

“Banyak perbaikan yang dilakukan pada operasional haji tahun ini. Ada beberapa terobosan, termasuk menekan jumlah yang tidak bisa berangkat, hanya 45 orang. Ini sangat drastis dan prestasi luar biasa. Sebab, pada tahun lalu jumlah lebih dari 800 jemaah,” ujar Muhadjir Effendy saat rapat dengan PPIH di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah, Kamis (4/7/2024).

Dia juga mengapresiasi soal kebijakan murur sebagai terobosan baru yang dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam operasional haji tahun ini. Hal itu berdampak pada jumlah jemaah yang meninggal dunia mengalami penurunan dibanding tahun 2023. Tak hanya itu murur yang dilakukan dalam penyelenggaraan haji ramah lansia juga dianggap sukses.


“Jemaah yang rawat jalan juga lebih banyak dari rawat inap. Ini jauh lebih baik dari tahun lalu,” katanya.

“Tahun lalu isunya Muzdalifah. Tahun ini ada kebijakan murur, saya kira bagus. Saya paling risau kasus Muzdalifah, jangan sampai terulang. Alhamdulillah ada jalan keluar,” sambung Muhadjir.

Sementara terkait Mina, Menko PMK mengaku sudah memperkirakan akan terjadi kepadatan. Sebab, areanya memang terbatas. Apalagi ada penambahan toilet, hal itu juga memakan ruangan yang ada. Dia berharap akan ada solusi ke depannya terkait kepadatan di Mina.

“Semoga tahun depan ada jalan keluar. Kita perlu bahas khusus soal Mina,” sebutnya.

Menko PMK Muhadjir Effendy menggelar rapat bersama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah, Arab Saudi, Kamis (4/7/2024).

Hadir dalam rapat, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dubes RI di Arab Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadhan Harisman, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Jaja Jaelani, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Menko PMK Tinjau Pengelolaan Dam Jemaah Haji RI di Makkah



Makkah

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi pengelolaan daging dam jemaah haji RI di Makkah, Arab Saudi. Sebanyak 8.000 pack daging kurban jemaah haji RI rencananya akan dikirim ke Tanah Air.

Peninjauan dilakukan di salah satu perusahaan pengepakan daging yang ada di Makkah, Jumat (5/7/2024). Turut mendampingi, Dubes Republik Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz, Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat, dan Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurrahman.

“Kami tadi sudah mendiskusikan bermacam hal yang berkaitan dengan rencana mengirimkan daging kurban jemaah haji Indonesia. Tahun ini kita belum mengirimkan secara besar-besaran, karena masih dalam proses trial,” ujar Muhadjir di Makkah, Jumat (5/7/2024).


Dia mengapresiasi perbaikan tata kelola dam yang dilakukan pada penyelenggaraan ibadah haji 2024. Hal ini menurut Muhadjir merupakan terobosan yang perlu ditindaklanjuti dan dimasifkan pada masa yang akan datang.

“Untuk perizinan di Indonesia, alhamdulillah saya mengucapkan terima kasih dari Kementerian-kementerian terkait, mulai dari Kementerian Pertanian, kemudian juga BPOM, Ditjen Imigrasi semua sudah siap,” katanya.

Menko PMK meninjau perusahaan pengelolaan daging kurban jemaah haji RI di Makkah, Jumat (5/7/2024).Menko PMK meninjau perusahaan pengelolaan daging kurban jemaah haji RI di Makkah, Jumat (5/7/2024). Foto: Dok Media Center Haji 2024

Selain mengunjungi tempat pengepakan daging, Menko PMK bersama rombongan juga meninjau Rumah Potong Hewan (RPH) Ukaisyiyah di Makkah.

Sementara, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengatakan, pada tahun ini tercatat baru ada sekitar 6.500 petugas dan jemaah yang menyalurkan damnya pada RPH yang direkomendasikan pemerintah. Selanjutnya 4.500 ekor kambing disembelih dan disalurkan dagingnya di Tanah Suci, sementara 2.000 lainnya dagingnya akan disalurkan ke Tanah Air.

“Dari 2.000 kambing tersebut selanjutnya akan di-packaging dengan cara retort. Satu ekor kambing di-packing menjadi 4 pack. Jadi total akan ada 8.000 pack daging yang akan dikirimkan ke Indonesia. Masing-masing pack-nya berisi 2,5 kg daging,” ungkap Arsad.

(nla/kri)



Sumber : www.detik.com

Dear Jemaah, Saat di Madinah Utamakan Ziarah Raudhah Ya


Madinah

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan kepada para jemaah haji yang saat ini masih berada di Madinah. Jemaah haji diingatkan agar lebih mengutamakan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya yang di Kota Madinah.

“Jemaah haji agar lebih mengutamakan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya yang di Kota Madinah,” kata Anggota Media Center Kemenag, Widi Dwinanda dalam keterangannya, Rabu (10/7/2024).

Widi melanjutkan, pihak Kerajaan Arab Saudi telah menerbitkan sebanyak 191.582 tasreh jemaah haji RI. Tasreh tersebut digunakan jemaah untuk masuk ke dalam Raudhah atau area ziarah di Masjid Nabawi.


“Dilaporkan secara keseluruhan, pihak Saudi telah menerbitkan 191.582 tasreh masuk Raudhah bagi jemaah haji Indonesia,” sambungnya.

Dia mengatakan, untuk menghadirkan rasa aman dan bagian dari perlindungan jemaah, PPIH secara reguler melakukan monitoring, pengawasan, dan pengamanan keberangkatan jemaah haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah, visitasi ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi untuk melihat kondisi jemaah yang masih dalam perawatan.

“Serta melakukan patroli keliling di sektor-sektor Daker Makkah serta mendata dan mengumumkan barang tercecer/tertinggal milik jemaah haji,” kata Widi.

Istimewanya Raudhah di Masjid Nabawi

Potret Raudhah di Masjid NabawiPotret Raudhah di Masjid Nabawi. (Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom)

Raudhah adalah salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Tempat ini juga dikenal dengan taman surga yang ada di Masjid Nabawi.

Dinukil dari buku Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan, di tempat itulah Rasulullah SAW beribadah, memimpin salat, dan menerima wahyu. Tempat tersebut juga digunakan oleh para sahabat untuk beribadah.

Raudah ditandai dengan tiang-tiang putih dan karpet putih. Luasnya sekitar 330 meter persegi yang memanjang dari arah timur sampai barat sepanjang 22 meter dan dari arah utara sampai selatan sepanjang 15 meter.

Raudhah juga disebut memiliki syafaat sehingga orang yang datang dengan membawa dosa akan banyak mengharapkan syafaat Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

مَا بَيْنَ بَيْتِى وَمِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ

Artinya: “Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jemaah dianjurkan memperbanyak ibadah di Raudhah seperti salat wajib, salat sunnah, zikir dan iktikaf. Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim bersabda:

صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا المَسْجِدَ الحَرَام

Artinya: “Satu salat di masjid saya (Masjid Nabawi) ini lebih baik daripada seribu shalat ditempat lain, kecuali Masjidil Haram.”

Cara Ziarah Haji di Raudhah

Jemaah haji perlu mengantongi izin khusus untuk berziarah ke Raudhah berupa tasreh. Tasreh adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Arab Saudi yang memungkinkan jemaah haji untuk mengunjungi Raudhah.

Untuk jemaah haji Indonesia, proses masuk ke Raudhah sudah difasilitasi oleh pemerintah melalui tasreh tanpa perlu mengisi dan mendaftar di aplikasi.

Tasreh hanya dikeluarkan satu kali untuk setiap kloter atau rombongan. Jika jemaah terlewat jadwal yang telah ditetapkan, jemaah tidak dapat meminta tasreh pengganti.

Melalui tasreh diatur jadwal untuk masuk ke Raudhah bersama jemaah lain. Informasi ini dapat diakses melalui aplikasi e-Hajj. Pengaturan jadwal ini bertujuan untuk mengatur kedatangan jemaah secara bertahap, sehingga setiap orang dapat berdoa dengan lebih tenang dan teratur.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Musim Umrah 1446 H Dimulai, Saudi Bakal Luncurkan Robot AI



Jakarta

Operasional umrah 1446 H resmi dimulai per 1 Muharram. Otoritas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah meluncurkan rencana musim ini hingga 9 bulan ke depan.

Dilansir kantor berita Saudi, SPA, Senin (8/7/2024), Presiden Urusan Agama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syekh Abdulrahman Al-Sudais mengatakan rencana operasional musim umrah 1446 H dibagi dalam tiga fase yang berakhir pada Syaban 1446 H. Setelah itu, otoritas akan memulai rencana Ramadan 1446 H. Pihaknya juga akan meluncurkan sejumlah fasilitas dengan kecerdasan buatan (AI).

“Presidensi akan meluncurkan sejumlah robot keagamaan cerdas untuk menyediakan layanan yang efektif bagi para pengunjung di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, yang memudahkan akses ke layanan setiap saat,” kata Al-Sudais saat peluncuran rencana operasional umrah 1446 H, Minggu (7/7/2024) kemarin.


Pada rencana musim umrah kali ini, Al-Sudais mengatakan presidensi telah berfokus pada diversifikasi inisiatif, program, dan layanan untuk mewujudkan kenyamanan dan kemudahan ibadah jemaah. Rencana tersebut juga mencakup peningkatan pelajaran ilmiah dan bimbingan, kajian Al-Qur’an dan kesadaran beragama, dan peluncuran pameran keagamaan.

Dalam mewujudkan rencana tersebut, presidensi akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, digitalisasi program, dan memanfaatkan aplikasi elektronik di berbagai bidang untuk melayani pengunjung dalam berbagai bahasa.

Peluncuran rencana musim umrah 1446 H ini merupakan yang terbesar dalam sejarah. Rencana ini melibatkan ribuan relawan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Umrah adalah ibadah yang berpusat di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ibadah ini juga disebut haji kecil.

Arab Saudi menargetkan jemaah umrah mencapai 30 juta orang per tahun. Target ini berkaitan dengan Visi 2030.

Saudi sebelumnya mencatat rekor jemaah umrah dari luar Kerajaan pada 2023. Total ada 13,55 juta orang berbondong-bondong untuk menunaikan sunnah Rasul itu. Jumlah ini meningkat 58 persen dari rekor sebelumnya pada 2019.

“Sebelumnya, jumlah jemaah umrah dari luar Kerajaan terbesar terjadi pada tahun 2019, diperkirakan mencapai 8,55 juta dan tahun ini jumlahnya melonjak menjadi 13,55 juta, berkat fasilitas dan regulasi yang rumit yang dilakukan oleh Pemerintah Saudi,” ujar Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq Al-Rabiah saat memberikan sambutan dalam Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah tahunan ke-3 di Jeddah Superdome, Senin (8/1/2024), seperti dilansir Saudi Gazette.

“Angka ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah jemaah umrah luar negeri,” sambungnya.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

Soal Alokasi Fifty-fifty Tambahan Kuota Haji, Ini Penjelasan Kemenag



Jakarta

Isu alokasi tambahan kuota haji 1445 H/2024 M mencuat seiring dibentuknya Panitia Khusus Hak Angket Haji oleh DPR. Pembagian fifty-fifty kuota tambahan untuk haji reguler dan khusus menjadi salahsatu yang dipertanyakan.

Indonesia tahun ini mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Ini sesuai pasal 64 UU No 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah bahwa kuota haji khusus sebesar 8%.

Selain itu, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Arab Saudi pada Oktober 2023 mendapat tambahan kuota spesial sebesar 20.000 jemaah. Disebut spesial karena baru kali pertama Indonesia mendapat kuota tambahan sebanyak itu.


Pasal 9 UU No 8/2019 mengatur bahwa alokasi kuota tambahan diatur oleh Menteri Agama. Kuota tambahan itu selanjutnya dialokasikan 10.000 untuk jemaah haji reguler dan 10.000 untuk jemaah haji khusus.

“Kita dapat kuota haji, 30 Juni 2023. Jumlahnya 221.000 jemaah. Saat pembahasan awal dengan Panitia Kerja DPR, jumlahnya masih 221.000. Di tengah jalan ada informasi hasil kunjungan presiden, Indonesia mendapat special ekstra kuota 20.000,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latif dalam Coffee Morning Sukses Haji 2024 di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Hilman mengaku, sejak sebelum ada kuota tambahan, pihaknya sudah mendiskusikan dengan Arab Saudi terkait kepadatan di Mina. Menurutnya, sempat didiskusikan simulasi dari 221.000 kuota, sebanyak 30.000 gunakan skema tanazul ke hotel, untuk mengurangi kepadatan di Mina.

Tanazul maksudnya jemaah memisahkan diri dari rombongan, tidak menginap di tenda Mina, tapi kembali ke hotel di Makkah, khususnya yang dekat dengan jamarat.

Dalam perkembangan selanjutnya, tambahan kuota 20.000 mendapat approval (persetujuan) dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi pada 8 Januari 2024, dengan alokasi 10.000 untuk haji khusus dan 10.000 reguler. Hal itu tertuang dalam MoU yang ditandatangani oleh Menteri Agama RI dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi. MoU itu yang kemudian menjadi landasan Kemenag dalam menyiapkan layanan.

Mendapat kuota tambahan sebanyak 20.000, kata Hilman, tentu membuat pihaknya senang. Namun, hal itu juga mengharuskan Kementerian Agama untuk berpikir keras, mulai dari skema pemberangkatan jemaah, hingga penyiapan layanan, baik di tanah air maupun Tanah Suci. Apalagi, Kemenag belum pernah mendapat tambahan kuota hingga 20.000. Sebelumnya, Kemenag pernah mendapat tambahan kuota 10.000 pada 2019, dan 8.000 pada musim haji 2023.

Proses simulasi terus dilakukan, menyusul Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan baru tentang pembagian zona (zonasi) di wilayah Mina. Kebijakan yang terbit pada Desember 2023 ini membagi kawasan Mina dalam lima zona. Dua zona di dekat kawasan Jamarat (zona yang selama ini digunakan haji khusus), zona tiga dan empat di wilayah setelah terowongan Mu’aishim, sedang zona lima di Mina Jadid. Masing-masing zona ada standar biayanya. Semakin dekat dengan jamarat (tempat lontar jumrah), semakin mahal biayanya.

“Setelah dihitung, baik soal biaya maupun kepadatan, jemaah haji Indonesia bisa menempati zona 3 dan 4. Proses kontrak penyediaan tenda dan layananannya tetap first come first served, meski tetap diatur. Sebab, selain Indonesia, zona 3 dan 4, ditempati juga jemaah dari Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan China,” sebut Hilman.

Dengan tambahan kuota yang ada, Kemenag melakukan kajian, terutama berkenaan dengan skema zonasi berikut biayanya, serta kepadatan karena keterbatasan lahan di Mina. Setelah dihitung, jemaah reguler bisa menempati zona 3 dan zona 4.

“Setelah dilakukan kajian, tidak semua kuota tambahan bisa ditempatkan di zona 3 dan 4. Dari kajian itulah didorong untuk bisa masuk ke zona 2 yang relatif masih kosong. Tapi itu beda jalur. Bisa dipakai haji khusus,” sambungnya.

Dinamika ini, kata Hilman, telah coba dikomunimasikan sejak Januari 2024 dengan DPR. Namun, saat itu momentumnya menjelang pemilu. Setelah pemilu, proses komunikasi dengan DPR juga terus dilakukan. Tujuannya, membahas kembali hasil Rapat Kerja November 2023.

“Tahun 2022, kita lakukan penyesuaian untuk nilai manfaat bersama DPR dan bisa. Tahun 2023 kita juga lakukan penyesuaian karena ada tambahan kuota. Tapi di tahun 2024, nampaknya tidak tercapai,” sebut Hilman.

“Ini kami paparkan untuk menjelaskan bahwa ada situasi teknis terkait alokasi kuota tambahan. Jadi bukan masalah jual beli. Tidak ada jual beli kuota,” tandasnya.

Hargai Pansus

Terkait Pansus, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menegaskan bahwa pihaknya menghormati apa yang sudah ditetapkan DPR. Kemenag akan mengikuti tahapan prosesnya.

“Pansus sudsh ditetapkan. Kami menghargai seluruh proses yang dilakukan. Sebagaimana kata Menag, kita akan ikuti proses itu sebaik-baiknya,” tegas Hilman.

“Kita siapkan data yang diperlukan, hasil-hasil komunikasi dengan pihak Saudi, serta dokumen yang kita miliki untuk menjelaskan kenapa kebijakan alokasi kuota tambahan ini muncul,” sebut Hilman.

“Misalnya, dalam MoU yang ditandatangani Menag dan Menhaj Saudi sudah dinyatakan pembagian kuotanya. Dokumen ini yang berusaha kita komunikasikan ke DPR sejak awal. Hanya sampai penyelenggaraan haji Rapat Kerja belum terlaksana,” sambungnya.

Menurut Hilman, upaya mengomunikasikan beragam dinamika persiapan haji sudah dilakukan sejak Januari 2024, baik secara formal maupun informal. “Kita juga sudah bersurat resmi memberitahukan kondisi ini kepada Komisi VIII,” tandasnya.

(ern/lus)



Sumber : www.detik.com