Tag Archives: ibadah

Daftar Nama Jemaah Haji Reguler 2025 yang Berhak Berangkat dan Lunas


Jakarta

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) telah merilis daftar nama jemaah haji reguler yang masuk dalam alokasi kuota tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi. Jemaah haji bisa melihatnya di sini.

Informasi ini tertuang dalam Surat No B-04045/DJ/Dt.II.II.1/HJ.00/02/2025. Surat ini telah dikirimkan kepada seluruh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pimpinan Bank Penerima Setoran (BPS) Bipih di seluruh Indonesia.

“Surat ini kami tujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi seluruh Indonesia dan Pimpinan Bank Penerima Setoran (BPS) Bipih untuk disosialisasikan,” ujar Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain dalam keterangan persnya, Kamis (13/2/2025).


Kriteria Jemaah Haji Reguler yang Masuk Kuota

Zain menjelaskan, daftar tersebut mencakup jemaah yang memenuhi persyaratan keberangkatan haji tahun ini. Kriterianya adalah sebagai berikut.

Jemaah Haji Urut Porsi

  • Masuk alokasi kouta keberangkatan pada musim haji tahun berjalan.
  • Jemaah haji berstatus aktif.
  • Berusia paling rendah 18 tahun.
  • Belum pernah menunaikan ibadah haji atau sudah pernah menunaikan ibadah haji minimal 10 tahun sebelumnya (tahun 1436 H/2015 M), kecuali bagi
  • pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) bersertifikat.

Jemaah Haji Prioritas Lansia

  • Dipilih berdasarkan urutan usia tertua di masing-masing provinsi.
  • Telah terdaftar sebagai jemaah haji minimal 5 tahun atau sebelum 3 Mei 2020.

Daftar Nama Jemaah Reguler Tahun 2025

Bagi jemaah yang ingin mengetahui apakah namanya masuk dalam alokasi kuota haji tahun ini, bisa langsung cek di SINI.

Dengan diumumkannya daftar ini, jemaah diharapkan segera melakukan pengecekan dan persiapan lebih lanjut untuk keberangkatan haji tahun ini. Kementerian Agama juga mengimbau kepada jemaah yang masuk dalam kuota untuk segera mengurus administrasi dan melengkapi persyaratan yang diperlukan guna memastikan kelancaran proses ibadah haji tahun 1446 H/2025 M.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Jangan Tinggalkan Salat Witir sebelum Tidur



Jakarta

Rasulullah SAW mewasiatkan kepada sahabatnya untuk mendirikan salat Witir sebelum tidur. Hal ini kemudian menjadi dalil kesunnahan bagi umat Islam.

Hadits tentang wasiat Rasulullah SAW ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Ia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk selalu puasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan dua rakaat Dhuha dan mengerjakan salat Witir sebelum aku tidur.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Tahajud bab Salat Dhuha dan Imam Muslim dalam Kitab Musafir bab Anjuran Salat Dhuha. Imam At-Tirmidzi juga mengeluarkan hadits serupa dalam Sunan at-Tirmidzi.

Imam an-Nawawi menerangkan dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin sebagaimana disyarah Musthafa Dib al-Bugha dkk, salat Witir sebelum tidur itu disunnahkan bagi orang yang sekiranya tidak bisa bangun di akhir malam. Tetapi, bagi orang yang berkeyakinan bisa bangun di akhir malam maka jauh lebih baik bila mengerjakannya di akhir malam.

Dalam Kitab Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah dijelaskan, mengakhirkan salat Witir merupakan keutamaan dan sesuai dengan haknya. Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW pernah salat Witir pada awal malam, pertengahan dan akhir malam. Witirnya yang terakhir hingga waktu sahur.” (Muttafaq ‘Alaih)

Rasulullah SAW juga bersabda, “Jadikanlah akhir salat kalian pada waktu malam adalah witir (ganjil).” (HR Bukhari dalam Shahih-nya)

Sepertiga malam yang terakhir adalah waktu mustajab. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Tuhan kami, Maha Berkah dan Maha Tinggilah Dia, yang turun setiap malam ke langit yang terdekat di saat sepertiga malam yang terakhir (dan) berfirman: ‘Adakah seseorang yang menyeru kepada-Ku sehingga Aku dapat mengabulkan doanya, yang memohon kepada-Ku sehingga Aku bisa memberinya, yang mohon ampunan kepada-Ku hingga aku bisa memaafkannya?'” (HR Bukhari dan Muslim)

Jumlah Rakaat Salat Witir

Salat Witir dapat dikerjakan minimal 1 rakaat. Hal ini turut dijelaskan melalui hadits yang termuat dalam Kitab Sunan an-Nasa’i. Amr bin Utsman dan Muhammad bin Shadaqah mengabarkan bahwa Muhammad bin Harb mengatakan dari Zubaidi dari Zuhri dari Salim dari bapaknya dari Nabi SAW yang bersabda,

“Salat malam itu ada dua rakaat-dua rakaat. Jika kamu khawatir akan segera Subuh, maka kerjakanlah salat Witir satu rakaat.” (Muttafaq ‘Alaih)

Rasulullah SAW melarang mengerjakan dua kali salat Witir dalam satu malam. Larangan ini disebutkan dalam Kitab Sunan at-Tirmidzi melalui riwayat Qais bin Thalq yang berkata,

“Ayahku (Thalq bin Ali) mengunjungi kami pada bulan Ramadan dan dia bersama kami sampai sore. Pada hari itu dia salat malam bersama kami kemudian berangkat ke masjid dan salat bersama para sahabatnya. Ketika tersisa salat Witir saja ia memerintahkan seseorang untuk maju sambil berkata kepadanya, ‘Salatlah Witir bersama mereka karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada dua salat Witir dalam satu malam.'”

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Mau Didoakan Malaikat? Yuk Kerjakan 5 Amalan Ini!



Jakarta

Malaikat adalah makhluk Allah yang maksum, dalam artian mereka tidak memiliki dosa dan salah. Oleh karena itu, setiap doa mereka akan dengan mudah dikabulkan oleh Allah karena mereka berdoa bukan karena kehendaknya sendiri tetapi karena diperintah oleh Allah.

Alangkah beruntungnya apabila seorang muslim mengerjakan suatu amalan dan ketika ia mengerjakan amalan tersebut terdapat malaikat yang turut mendoakannya. Doa-doa malaikat yang didengar dan dikabulkan oleh Allah pastinya memberikan efek positif baginya. Jadi, ia tidak hanya mendapatkan pahala dari amalan tersebut tetapi juga mendapatkan doa dari malaikat.

Lantas, apa saja amalan yang dapat dilakukan agar didoakan malaikat?


Amalan-Amalan Agar Didoakan Malaikat

1. Berwudhu Sebelum Tidur

Dinukil dari buku Reuni Ahli Surga: Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga Saat di Dunia yang ditulis oleh Ahmad Abi Al-Musabbih, berwudhu sebelum tidur akan didoakan oleh malaikat agar diampuni segala dosanya.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu), maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap, ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar RA).

Adapun dari sisi kesehatan, dijelaskan bahwa percikkan dari air wudhu dapat membuat otot yang tegang setelah beraktivitas seharian menjadi lebih rileks. Hal ini juga dapat membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh, khususnya wajah. Wudhu yang dilakukan secara rutin sebelum tidur (termasuk untuk sholat Isya) dapat menjadi solusi terbaik untuk menjaga kesehatan.

2. Menjenguk Orang yang Sakit

Dalam buku Amalan Kecil Berpahala Besar yang disusun oleh Ustadz Arif Rahman, menjenguk orang sakit mudah dilakukan seraya mempererat tali silaturahmi. Terlebih, menjenguk orang yang sakit adalah salah satu kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya.

Sebagaimana yang terkandung dalam hadits berikut ini:

“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Haq seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam.’ Dikatakan kepada beliau, ‘Apa itu Yaa Rasulullah?’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Engkau hendaknya memberi salam ketika bertemu kepadanya, menghadiri undangannya, memberi nasihat ketika ia meminta, mendoakannya ketika ia bersin jika ia memuji Allah, dan menjenguknya ketika ia sakit, dan engkau selenggarakan (mengurus) jenazahnya jika ia meninggal dunia.” (HR Muslim).

Betapa mulianya seseorang yang menjenguk sesama saudara muslim yang sakit, sehingga Allah pun memerintahkan malaikat untuk mendoakannya. Hal tersebut tercantum dalam hadits berikut.

“Tiada seorang muslim yang menjenguk seorang muslim pada waktu pagi melainkan dia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga sore hari. Dan ia menjenguk pada sore hari maka ia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga pagi harinya. Dan akan mendapatkan jaminan buah-buahan yang siap dipetik di dalam surga.” (HR Tirmidzi dan dia berkata hasan, dianggap shahih oleh al-Bani).

3. Bersedekah di Jalan Allah

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak.’ Sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengabarkan bahwa setiap hari turun dua malaikat ke dunia untuk mendoakan manusia yang bersedekah dan tidak bersedekah. Malaikat yang satu mendoakan agar orang yang berinfak atau bersedekah segera diganti oleh Allah, sedangkan malaikat yang satunya lagi mendoakan agar manusia yang kikir, pelit, dan bakhil diberi kehancuran.

Mengutip buku Banjir Harta Dengan Sedekah, Dhuha, Hajat, Baca Al-Qur’an, dan Menyantuni Anak Yatim yang ditulis oleh K. H. Muhammad Habibillah, disebutkan bahwa Allah sangat menghargai amalan sedekah dan sangat tidak menyukai orang-orang yang menimbun hartanya. Sehingga Allah mengutus dua malaikat untuk mendoakan masing-masing orang yang bersedekah dan yang tidak bersedekah.

4. Berdiri di Shaf Pertama Ketika Sholat

Melaksanakan sholat jamaah di masjid merupakan amalan yang berpahala banyak. Setiap langkah menuju masjid untuk melakukan sholat berjamaah akan dihitung pahala dan diampuni dosa-dosanya. Sementara melakukan sholat berjamaah pahalanya 27 kali lipat lebih banyak daripada sholat sendirian.

Terlebih, ketika seseorang berada di shaf pertama ketika sholat berjamaah. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada di shaf pertama.” (HR Ibnu Hibban).

Al-Mulla ‘Ali al-Qari dalam kitab “Mirqatul Mafatih” menjelaskan sabda Rasulullah tersebut bahwa shalawat Allah maksudnya adalah turunnya kasih sayang Allah kepada hamba yang melaksanakan ibadah tersebut. Sementara itu, shalawat malaikat ialah doa agar pertolongan dan ampunan Allah senantiasa menyelimutinya.

A. Noer Che menyebutkan dalam bukunya Didoakan oleh 70 Ribu Malaikat, yang mendapatkan shalawat dari malaikat tidak hanya orang-orang di shaf pertama, tetapi juga shaf kedua. Namun, orang yang berada di shaf pertama tetap lebih utama. Hal tersebut dibuktikan bahwa Rasulullah sampai harus mengulang shalawat Allah SWT dan para malaikat-Nya kepada orang-orang yang berada di shaf pertama sebanyak dua kali.

5. Mendoakan Kebaikan Bagi Orang Lain

Merangkum buku berjudul 200 Amalan Ringan Berpahala Istimewa yang disusun oleh Abdillah F. Hasan, amalan mudah yang dapat dikerjakan dan akan kembali didoakan oleh malaikat adalah mendoakan kebaikan bagi orang lain, khususnya sesama saudara muslim.

Hal tersebut tercantum dalam hadits berikut,

Dari Ummu Darda RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘Amin’ dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.” (HR Muslim).

Itulah 5 macam-macam amalan yang dapat dikerjakan agar turut didoakan oleh malaikat. Doa malaikat yang mudah dikabulkan oleh Allah pastinya akan datang bagi siapa saja yang mau beribadah, beriman, dan bersungguh-sungguh dan ikhlas beramal di jalan yang telah ditetapkan oleh-Nya.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Begini Ciri Rezeki yang Mendatangkan Azab, Hati-hati Ya!



Jakarta

Rezeki adalah titipan Allah SWT kepada manusia, tidak hanya kepada yang beriman tapi juga kepada mereka lalai dan berbuat ingkar kepada-Nya. Untuk itu, ada sejumlah ciri rezeki yang justru mendatangkan azab.

Sejatinya, rezeki yang Allah SWT berikan adalah ditujukan kepada setiap siapa pun yang Dia kehendaki. Kenikmatan rezeki ini bisa menjadi azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering lalai dalam ibadah dan bersenang-senang dalam kemaksiatannya.

Dalam Islam, rezeki yang bisa mendatangkan azab ini bisa dikatakan sebagai istidraj. Mengenai istidraj ini disinggung Allah SWT dalam firman-Nya yaitu Al-Qur’an tepatnya surah Al Qalam ayat 44 yang berbunyi,


فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Arab Latin: “Fażarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡi sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya’lamūn(a).”

Artinya: “Biarkan Aku bersama orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur’an). Kelak akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.”

Selain itu, dijelaskan juga dalam Surah Al-An’am ayat 44 yang berbunyi,

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ

Arab Latin: “Falammā nasū mā żukkirū bihī fataḥnā ‘alaihim abwāba kulli syai'(in), ḥattā iżā fariḥū bimā ūtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisūn(a).”

Artinya: “Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang sudah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”

Ciri Rezeki yang Mendatangkan Azab

Dikutip dari buku Tasawuf Akhlaki: Ilmu Tasawuf yang Berkonsentrasi dalam Perbaikan Akhlak oleh Dr. H. Abd. Rahman, dijelaskan bahwa pemilik istidraj ini biasanya merasa selalu bahagia meskipun diterpa kejadian-kejadian aneh yang terjadi kepadanya. Orang-orang ini mengira bahwa ia mendapatkan rezeki atau karamah karena ia berhak untuk memilikinya.

Lantaran dari sifat ini, Dr. H. Abd. Rahman menjelaskan, mereka biasa untuk merendahkan sesama, sombong, selalu merasa aman dari azab Allah SWT, tidak merasa takut akan kemungkinan hukuman Allah yang bisa menimpanya.

Ciri lain yang dapat diperhatikan adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Quraish Shihab dalam buku Hidup Bersama Al Quran 1, jika seseorang semakin buruk kualitas dan kuantitas ibadahnya karena tidak ikhlas, banyak berbuat maksiat baik kepada Allah SWT maupun sesama manusia. Namun, ia mendapatkan rezeki yang banyak, kesenangan hidup, sehat dan tidak pernah celaka, maka bisa jadi itu adalah sebuah istidraj baginya.

Allah SWT juga berjanji akan menariknya dalam kebinasaan seperti dijelaskan dalam firman-Nya surah Al Mu’minun ayat 55-56:

اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّالٍ وَّبَنِيْنَ ۙ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْرٰتِۗ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ

Artinya: “Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.”

Begitulah sekilas pembahasan kali ini mengenai ciri rezeki yang mendatangkan azab. Semoga pembahasan kali ini dapat menambah wawasan kita dan membuat kita dapat terhindar dari istidraj. Naudzubillah min dzalik.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Mandi Wajib Pria dan Tata Caranya



Jakarta

Doa setelah mandi wajib pria adalah salah satu amalan sunnah yang bisa diamalkan sesuai mandi junub atau wajib. Mandi wajib sendiri diketahui adalah sebagai pembersihan diri dari hadats besar dengan cara membasuhkan air secara merata ke seluruh bagian tubuh.

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat karya Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf, hadats adalah keadaan ketika seseorang menjadi tidak suci, sehingga mereka dilarang untuk melakukan ibadah seperti salat dan tawaf. Jika seseorang mengalami hadats besar, mereka harus melakukan mandi wajib untuk menyucikan diri.

Mandi wajib bagi pria harus dilakukan setelah melewati beberapa hal yang membuat hadats seperti hubungan biologis suami dan istri, mimpi basah, hingga mengeluarkan air mani. Perintah untuk mandi wajib sendiri termaktubkan dalam firman Allah SWT yaitu Al-Qur’an Surah Al Ma’idah ayat 6 yang berbunyi,


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.”

Adapun setelah mengetahui perintah mengenai mandi wajib, berikut ini adalah doa yang bisa diucapkan ketika setelah mandi wajib pria.

Doa setelah Mandi Wajib Pria

Setelah melaksanakan mandi wajib, ada sebuah doa yang bisa dipanjatkan. Hukum membaca doa usai mandi wajib hukumnya sunnah.

Dikutip dari buku tulisan Isnan Ansory yang berjudul Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab, berikut bunyi doa setelah mandi wajib.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: “Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina”

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri,”

Tata Cara Mandi Wajib Pria

Mandi wajib dilakukan ketika seorang muslim berhadats besar. Berikut ini tata cara lengkap mandi wajib pria untuk menghilangkan hadats.

1. Membaca niat berikut,

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: “Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil akbari minal jinaabati fardhan lillahi ta’ala”

Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala,”

2. Bersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali

3. Bersihkan kotoran yang menempel di sekitar tempat yang tersembunyi dengan tangan kiri

4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih

5. Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti ketika kita akan sholat dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki

6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur air. Dimulai dari sisi kanan lalu lanjutkan ke tubuh sisi kiri

8. Saat menjalankan tata cara mandi wajib, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan

Dalam sebuah hadits, ada yang membedakan antara mandi wajib pria dengan wanita. Menyela pangkal rambut dikhususkan bagi pria, sedangkan wanita tidak perlu melakukan tata cara yang satu ini sesuai dengan rujukan hadits dalam Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita oleh Abdul Syukur Al-Azizi.

Dalam satu riwayat hadits dari Ummu Salamah RA, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Ia berkata,

“Wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang gelungan rambutnya besar. Apakah aku harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?”

Rasulullah SAW pun menjawab, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu menyela-nyela kepadamu dengan air sebanyak tiga kali, kemudian guyurlah kepala dan badanmu dengan air, sehingga kamu telah suci.” (HR Muslim)

Sekian adalah pembahasan sekilas mengenai doa setelah mandi wajib pria dan niatnya sesuai sebab hadats. Semoga tulisan kali ini bermanfaat ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Ziarah Kubur dan Hal-hal yang Dilarang Ketika Berziarah


Jakarta

Ziarah kubur merupakan ibadah yang mulia. Menurut buku Panduan Fardu Kifayah beserta Doa karya Sopian Riduan Tujuan disyariatkannya ziarah kubur adalah untuk mengingatkan para peziarah bahwa kehidupan di dunia tidak kekal.

Dalam tata cara ziarah kubur, terdapat adab yang harus diperhatikan. Salah satunya yaitu mendoakan orang yang dimakamkan. Bagaimana doa ziarah kubur? Hal-hal apa yang diharamkan atau dilarang dan dimakruhkan ketika berziarah?

Do’a Ziarah Kubur

Mengutip website MUI, berikut doa ziarah kubur sesuai dengan tuntunan Imam An-Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar. Imam An Nawawi menganjurkan peziarah untuk memperbanyak bacaan Al Quran, dzikir dan doa untuk ahli kubur, jenazah, dan semua muslim. Berikut tuntunannya:


1. Ucapkan salam kepada ahli kubur

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَة

Assalaamu’alaikum ahladdiyaari minal mukminin wa innaa insyaallahu bikum laahiquuna, yarhamullahulmustaqdimiina minna wa mingkum wal musta’khiriina, nasalullaha lanaa walakumul’aafiyah.

2. Al Fatihah

3. Al Baqarah ayat 1-5 dan 163

4. Ayat Kursi

5. Surat Al Ikhlas (3x)

6. Surat Al Falaq (3x)

7. Surat An Nas (3x)

8. Surah Yasin

9. Tahlil dan dzikir

10. Membaca doa untuk jenazah

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِههِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Allahummaghfirlahu war hamhu wa ‘aafìhii wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa’i wats-tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathaaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan hhairan min zaujihi. Wa qihi fitnatal qabri wa ‘adzaban naar.

Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik dari isterinya. Dan jagalah ia dari fitnah kubur dan azab neraka.” (HR Muslim).

Hal-hal yang Dilarang dan Dimakruhkan Ketika Ziarah Kubur

Menurut buku Masa’il Diniyyah dan kitab At-Tadzkirah karya Imam Syamsuddin Al-Qurthubu, Masa-il Diniyyah karya Kholil Abou Fateg, dan Sirah Amrul Mukminin Ali bin Abi Thalib karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, ada beberapa hal yang dilarang dan dimakruhkan saat melakukan ziarah kubur.
Berikut di antaranya:

  • Diharamkan thawaf (mengelilingi) kuburan para wali, seperti yang dilakukan di kuburan keturunan Rasulullah SAW.
  • Dilarang menangis yang disertai teriakan, bahkan terkadang disertai jeritan, memukul-mukul pipi dan merobek saku baju.
  • Dilarang berkata yang buruk.
  • Dimakruhkan duduk di atas kuburan dan menginjak kuburan dengan kaki tanpa ada kebutuhan.
  • Dimakruhkan bermalam di kuburan, maksudnya adalah berada di kuburan hingga fajar tiba.

Itulah doa ziarah kubur beserta hal-hal yang perlu diperhatikan saat sedang berziarah. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits yang Membahas tentang Ikhlas



Jakarta

Ikhlas berasal dari kata akhlasha-yukhlishu yang artinya membersihkan dan memurnikan sesuatu. Segala sesuatu yang dilakukan, terutama dalam hal ibadah harus dilandasi dengan rasa ikhlas.

Menukil dari Ensiklopedia Akhlak Rasulullah 1 susunan Syaikh Mahmud Al-Mishri, definisi ikhlas juga dipaparkan oleh sejumlah ulama. Abu Utsman Al-Maghribi menyebut ikhlas dilakukan dengan melupakan perhatian makhluk sehingga hanya kepada Allah seluruh perhatian tercurah.

Adapun, Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Secara umum, ikhlas tergolong ke dalam amalan hati yang sulit dilakukan namun kerap dianggap mudah.


Bahkan, dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda mengenai perbuatan yang dilandaskan dengan rasa ikhlas tidak akan sia-sia.

“Seluruh amal perbuatan tergantung pada niat. Setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya karena dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya memperoleh apa yang diniatkan,” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain hadits di atas, masih ada beberapa hadits lainya mengenai ikhlas. Simak bahasannya berikut ini.

5 Hadits tentang Ikhlas

Mengutip dari buku Ikhlas, Kunci Diterimanya Ibadah terbitan Akhbar Media Eka Sarana, berikut sejumlah hadits yang membahas tentang keikhlasan.

1. Allah Menilai Keikhlasan Hati

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu,” (HR Muslim)

2. Analogi Amal yang Dilandasi dengan Ikhlas

“Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak,” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menganalogikan amal yang dilandasi dengan ikhlas dalam hati seperti bejana.

3. Ikhlas karena Allah

“Barangsiapa yang ikhlas karena Allah selama 40 hari, niscaya akan muncul mata air hikmah pada lisannya,” (HR Abu Nu’aim)

4. Allah Menolong Orang-orang yang Ikhlas

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan do’a, shalat dan keikhlasan mereka,” (HR An Nasa’i)

5. Tidak Diterimanya Amal Selain yang Dilakukan dengan Ikhlas

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya,” (HR An Nasa’i)

3 Derajat Keikhlasan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah melalui Madarijus Salikin menyebut tiga derajat keikhlasan seorang manusia, antara lain ialah:

1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal, dan tidak puas terhadap amal

Terdapat 3 penghalang yang dilakukan seseorang dari amalnya. Pertama, pandangan dan perhatiannya. Kedua, keinginan atas imbalan dari amalnya. Ketiga, puas, dan senang kepadanya. Padahal semua kebaikan yang ada dalam diri seorang hamba semata atas karunia Allah, pemberian, kebaikan, dan nikmat-Nya.

2. Malu terhadap amal sambil tetap berusaha untuk membenahinya, memelihara cahaya taufik yang dipancarkan Allah

Seorang muslim akan merasa malu kepada Allah karena merasa amalnya belum layak. Namun, amal itu tetap diupayakan. Derajat ini mencakup 5 perkara. Antara lain amal, berusaha dalam amal, rasa malu kepada Allah, memelihara kesaksian, melihat amal sebagai pemberian, dan karunia Allah.

3. Memurnikan amal, membiarkan amal berlalu berdasarkan ilmu, tunduk kepada hukum kehendak Allah dan membebaskannya dari sentuhan rupa

Memurnikan amal dimaknai sebagai membiarkan amal itu berlalu berdasarkan ilmu dan ketundukan terhadap kehendak Allah SWT. Sementara itu, membebaskan dari sentuhan rupa artinya membebaskan amal dan ubudiyah dari selain Dia.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Niat Menyembelih Hewan Qurban Idul Adha


Jakarta

Umat Islam dianjurkan untuk berqurban saat hari raya Idul Adha atau pada tiga hari tasyrik, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. qurban bertujuan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Menyembelih hewan qurban di Hari Raya Idul Adha adalah bagian dari ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam. Namun, perlu diperhatikan bahwa penyembelihan hewan qurban tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan.

Dalam proses penyembelihan qurban, kita harus melakukannya sesuai dengan syariat Islam untuk menyempurnakan ibadah tersebut. Kemudian kita dianjurkan untuk berdoa ketika penyembelihan hewan qurban. Inilah doa yang dibaca sesaat sebelum hewan qurban kita disembelih.


Doa dan Niat Menyembelih Hewan Qurban

Penyembelihan hewan qurban telah diatur dalam syariat Islam, mulai dari waktu penyembelihan, tempat, jenis hewan yang akan disembelih dan umurnya, serta kepada siapa daging qurban dibagikan. Semua ini telah dijelaskan oleh para ulama fiqih terdahulu.

Ketika hendak menyembelih hewan qurban ada etika dan tata cara yang harus dikedepankan, yaitu diantaranya menggunakan pisau yang tajam, menghadapkan hewan ke arah kiblat, tarik nafas yang panjang, dan mengucapkan doa. Berikut urutannya dikutip dari NU Online.

1. Baca “Bismillâhir rahmânir rahîm”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.”

2. Baca sholawat untuk Rasulullah SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.

Artinya, “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

3. Baca takbir tiga kali dan tahmid sekali

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd

Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi-Mu.”

4. Baca doa menyembelih

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”

Adapun takbir pada poin ketiga juga bisa dibaca sebelum bismillah pada poin pertama. Demikian doa yang dianjurkan dalam rangkaian upacara penyembelihan hewan qurban. Keterangan ini bisa ditemukan antara lain di buku Tausyih ala Ibni Qasim karya Syekh M Nawawi Banten. Wallahu a’lam.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Berdoa Pakai Bahasa Indonesia setelah Salat, Begini Hukumnya


Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan berdoa dengan bahasa Arab. Bolehkah jika menggantinya dengan bahasa Indonesia?

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60)

Imam ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya menjelaskan, ayat tersebut berisi anjuran Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya dan Dia menjamin akan memperkenankan permintaan mereka, seperti yang dikatakan oleh Sufyan Ats-Tsauri.

Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir turut menukil hadits Imam Al-Hafiz Abu Ya’la alias Ahmad ibnu Ali ibnul Musanna Al-Mausuli dalam kitab musnadnya, dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi SAW bersabda dalam hadits qudsi,

“Ada empat perkara, yang satu darinya untuk-Ku dan yang satu untukmu, dan yang satunya lagi antara Aku dan kamu, sedangkan yang terakhir antara kamu dan hamba-hamba-Ku. Adapun mengenai yang untuk-Ku ialah hendaknya engkau menyembah-Ku, tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Adapun yang untukmu dari-Ku ialah amal kebaikan apa pun yang engkau lakukan, Aku akan membalasnya untukmu. Dan adapun yang antara Aku dan kamu ialah engkau berdoa dan Aku yang memperkenankannya. Adapun yang antara engkau dan hamba-hamba-Ku ialah retakanlah untuk mereka apa yang engkau relakan untuk dirimu sendiri.”

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari An-Nu’man ibnu Basyir RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya doa itu ibadah.”

Kemudian beliau SAW membaca firman-Nya: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina. (QS Ghafir: 60)

Rasulullah SAW mengajarkan berdoa pada setiap kesempatan, termasuk setelah salat. Doa yang diajarkan nabi menggunakan bahasa Arab. Lantas, bagaimana hukumnya jika berdoa menggunakan bahasa sesuai daerah tempat tinggal, seperti bahasa Indonesia?

Hukum Berdoa Menggunakan Bahasa Indonesia

Para ulama telah menjelaskan hukum berdoa menggunakan bahasa Indonesia. Imam Abu Wafa menjelaskan dalam buku Panduan Shalat Rasulullah, berdoa menggunakan bahasa Indonesia dalam pandangan ulama Syafi’iyah terbagi ke dalam dua hukum, yakni doa yang berasal dari Al-Qur’an dan hadits, dan yang bukan dari Al-Qur’an dan hadits.

Pertama, doa yang berasal dari Al-Qur’an dan hadits boleh dipanjatkan bagi orang yang tidak mampu berbahasa Arab dan tidak boleh bagi orang yang mahir berbahasa Arab. Pendapat lain memperbolehkan bagi siapa saja, dan lainnya mengatakan tidak boleh bagi siapa pun karena tidak darurat.

Kedua, orang boleh berdoa dengan bahasa non Arab jika doa yang dipanjatkan bukan berasal dari Al-Qur’an dan hadits, asalkan doa tersebut adalah doa yang mubah dan tidak mengandung kata-kata permusuhan atau mengandung dosa dan tidak pula kata-kata yang memutus hubungan kerabat.

Kebolehan memanjatkan doa dengan bahasa Indonesia turut dijelaskan M. Quraish Shihab dalam buku Shihab & Shihab. Selain itu, Abu Aunillah Al-Baijury dalam Buku Pintar Agama Islam menerangkan, jika tidak bisa menggunakan bahasa Arab, boleh menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah masing-masing, sebab Allah Maha Mengetahui terhadap semua bahasa hamba-hamba-Nya.

Namun, jika doa yang dimaksud dalam hal ini adalah doa-doa yang berada dalam salat, maka tidak boleh jika menggantinya dengan bahasa Indonesia. Ini merupakan pendapat Imam an-Nawawi dan para ulama lainnya.

Imam an-Nawawi mengatakan dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab sebagaimana dinukil Ustaz Abdul Somad dalam buku 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat,

“Tidak boleh membuat-buat doa yang tidak ma’tsur (bukan dari Al-Qur’an dan sunnah), kemudian diucapkan dalam bahasa asing (bukan Arab), tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, salat menjadi batal disebabkan perbuatan tersebut.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits tentang Senyum, Ekspresi Bahagia yang Bernilai Ibadah



Jakarta

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa bentuk sedekah yang paling ringan adalah tersenyum. Membahagiakan hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan memiliki banyak keutamaan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 96,

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

Menurut Tafsir Ringkas Kementerian Agama RI, ayat tersebut menerangkan balasan bagi orang mukmin dan beramal saleh. Sungguh, orang-orang yang beriman dengan teguh dan membuktikan keimanannya dengan mengerjakan kebajikan, kelak Allah yang maha pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang dalam dirinya kepada sesama orang beriman.

Maka dari itu, dengan tersenyum di hadapan sesama muslim kita akan mendapatkan pahala seperti pahala bersedekah.

Hadits tentang Senyum (h2)

Berikut ini merupakan kumpulan hadits dan manfaat mengenai senyum.

1. Hadits senyum adalah sedekah

تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: “Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi)

2. Hadits senyum dan salam

وَعَنِ الْحَسَنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبيِّ قَالَ: مِنَ الصَّدَقَةِ أَنْ تُسَلِّمَ عَلَى النَّاسِ، وَأَنْتَ طَلِيقُ الْوَجْهِ

Artinya: “Termasuk sedekah adalah engkau mengucapkan salam dengan wajah ceria (tersenyum) kepada orang-orang.” (HR Ibnu Abi Dunya).

3. Hadits senyum adalah ibadah

“Sesungguhnya, pintu-pintu kebaikan itu banyak; tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar makruf nahi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.” (HR. Dailamy)

4. Hadits ketika Rasulullah SAW tersenyum

Jarir bin Abdullah Al-Bajli berkata,

“Tidaklah Rasulullah melarangku (untuk masuk ke rumahnya setelah aku minta izin) sejak aku masuk Islam, dan tidaklah beliau melihatku, kecuali beliau selalu menampakkan senyuman di depan wajahku.” (HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Harits, dia berkata,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Aku tidak pernah melihat ada orang yang murah senyum melebihi Rasullah SAW.” (HR. Tirmidzi)

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ

Artinya: “Ketahuilah bahwa tidaklah Rasulullah SAW membicarakan sesuatu kecuali beliau tersenyum.” (HR Ahmad).

5. Hadits senyum adalah kebaikan

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Artinya: “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR Muslim).

Manfaat Senyum

Mengutip buku Seni Curhat Nabi oleh Siwi Karunia Mamfaganti, dijelaskan beberapa manfaat tersenyum. Bukan hanya sebagai amalan yang mendatangkan kebaikan, senyum juga dapat mengubah perasaan sedih menjadi bahagia.

1. Senyum membuat penampilan lebih menarik

Senyum dapat mencerminkan pribadi yang menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain. Orang akan cenderung merasa nyaman dan senang jika berdekatan dengan sosok yang ramah dan murah senyum.

2. Mengurangi stress dan mengubah perasaan

Ketika sedang merasa tertekan atau sedih, cobalah untuk tersenyum. Perasaan akan jadi lebih baik, pikiran jernih dan positif dengan senyuman. Ketika seseorang tersenyum maka tubuh akan memberikan sinyal positif.

3. Senyum dapat menjaga kesehatan

Dari sisi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Senyum dapat mengurangi sakit jantung, meningkatkan semangat, mengurangi hormon eniferin dan kortisol, menghasilkan endorphin dan serotonin, dan mempercepat proses penyembuhan penyakit.

4. Sebagai penyejuk rohani

Senyum menjadi tanda kemurahan hati sekaligus ibadah. Namun perlu diperhatikan agar bisa menempatkan senyum pada waktu dan kondisi yang tepat.

5. Menumbuhkan ikatan kasih sayang dan silaturahmi

Manfaat lain dari senyum adalah mendekatkan perasaan dan menumbuhkan ikatan kasih sayang. Dengan demikian hubungan silaturahmi akan tetap terjaga.

Demikian beberapa hadits tentang senyum dan manfaat yang dapat diraih dengan menjadi pribadi yang murah senyum.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com