Tag Archives: ibnu khuzaimah

Berdoa saat Sujud dalam Sholat, Benarkah Mustajab?



Jakarta

Diperbolehkan berdoa saat sujud dalam sholat, bahkan hal ini menjadi anjuran Rasulullah SAW. Tapi, benarkah berdoa ketika sujud menjadi salah satu doa yang mustajab?

Dalam hadits, dijelaskan sujud merupakan keadaan dimana seorang berserah diri kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Dengan bersujud, Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus memperbanyak sujud kepada Allah SWT. Ketika kalian bersujud, Allah akan angkat derajat kalian, dan Allah akan menghapus satu dosa kalian.”


Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi Muhammad oleh Nashiruddin al-Albani, Rasulullah SAW melarang membaca Al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun, beliau menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa waktu sujud.

Melansir dari situs NU Online, Kamis (23/2/2023), berdoa ketika sujud dianjurkan untuk seseorang yang tengah melaksanakan sholat sendiri atau munfarid, bukan bagi imam yang tengah memimpin sholat berjamaah.

Anjuran Berdoa saat Sujud dalam Sholat

Sholat adalah amalan manusia yang akan dihisab pertama kali. Berdoa dalam sujud merupakan hal yang diperbolehkan karena sujud merupakan momentum dimana posisi seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Momentum terdekat seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa saat itu,'” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Rasulullah SAW juga mewajibkan umatnya untuk mengikuti cara beliau dalam mendirikan sholat, sesuai dengan sabdanya,

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»، رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: “Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]

Lamanya Rasulullah SAW melakukan sujud sama dengan beliau melakukan ruku’. Bahkan, lebih lama lagi jika beliau sedang menghadapi masalah yang muncul tiba-tiba, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang sahabat,

“Sesungguhnya Rasulullah SAW suatu kali melakukan sholat kemudian ketika beliau melakukan sujud, maka Hasan dan Husain melompat dan kemudian naik ke atas punggung beliau. Ketika para sahabat hendak mencegah keduanya, maka Rasulullah mengisyaratkan agar membiarkan keduanya. Setelah sholat, Rasulullah meletakkan keduanya di pangkuannya, dan Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah mencintai kedua anakku (cucuku) ini.'”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahih-nya dengan sanad yang hasan dari Ibnu Mas’ud dan al-Baihaqi secara mursal (terputus sanadnya) tidak sampai ke Rasulullah SAW) (halaman 2/236).

Ibnu Khuzaimah memberikan judulnya dengan bab penjelasan dalil bahwa memberikan isyarat dalam sholat-dengan sesuatu yang dapat dipahami dari orang yang memberikan isyarat-tidak memutuskan sholat dan membatalkannya.

Bacaan Doa ketika Sujud dalam Sholat

Setelah menempatkan kepala sejajar dengan kaki, di dalam sujud ini Rasulullah SAW memanjatkan doa. Doa ini bisa seperti bacaan sebagaimana doa ketika sujud pada sholat, bisa juga digantikan dengan bacaan lain sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Dalam buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, Jabir bin Abdullah pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa berikut dalam sujudnya:

اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab-Latin: Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qohuu, wa shawwa-rohuu, wa syaqqo sam’ahuu wa basharahuu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu lah aku menyerahkan diriku. Dan Engkaulah Rabb-ku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya. Dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baiknya pencipta. (HR. An-Nasa’i).

Adapun Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak doa berikut ini ketika rukuk dan sujud.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab-latin: Subhānakallāhumma rabbanā wa bi hamdik. Allāhummaghfir lī.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku.”

Sahabat Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam sujudnya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jillah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”

Demikian bacaan doa ketika sujud dalam sholat. Sunnah ini bisa diamalkan ketika mengerjakan sholat fardhu maupun sholat sunnah. Semua semata-mata diniatkan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

8 Tanda yang Muncul Jelang Kedatangan Dajjal menurut Hadits


Jakarta

Jelang hari akhir, Dajjal akan muncul untuk menyesatkan manusia yang tidak beriman. Berkaitan dengan itu, ada sejumlah tanda yang terlihat sebelum Dajjal menampakkan dirinya di hadapan manusia.

Menurut buku Kemunculan Dajjal & Imam Mahdi Semakin Dekat susunan Ustaz Khalilurrahman El Mahfani, Dajjal muncul dengan berperangai layaknya orang saleh. Padahal, ia akan mengajak manusia dalam kesesatan sampai-sampai beberapa di antara mereka menganggapnya sebagai Tuhan.

Lantas, apa saja tanda yang terlihat sebelum kemunculan Dajjal? Berikut bahasannya yang dikutip dari An Nihayah fi al Fitan wa al Malahim oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Ali Nurdin dan Al-Masih Al-muntazhar wa nikayah Al-alam tulisan Abdul Wahab Abdussalam Thawilah terjemahan Subhanur.


Tanda-tanda Kedatangan Dajjal

1. Manusia Ditimpa Kelaparan

Jelang kemunculan Dajjal, manusia akan dilanda kelaparan. Ini termasuk satu dari beberapa malapetaka yang terjadi sebelum Dajjal menampakkan dirinya.

Dari Abu Umamah, Rasulullah SAW bersabda:

“Akan terjadi malapetaka selama tiga tahun sebelum Dajjal keluar, yaitu manusia ditimpa kelaparan. Pada tahun pertama Allah SWT memerintahkan langit untuk menahan sepertiga air hujannya dan menyuruh bumi menahan sepertiga tanamannya.

Pada tahun kedua, Allah menyuruh langit menahan dua pertiga air hujannya dan menyuruh bumi menahan dua pertiga tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga Allah menyuruh langit untuk menahan seluruh air hujannya sehingga tidak ada hujan yang turun dan menyuruh bumi menahan semua tanamannya sehingga tidak ada tanaman yang tumbuh.

Dengan demikian, semua tanah atau lahan akan rusak, kecuali yang dikehendaki Allah. Dikatakan bagaimana pada zaman itu manusia hidup? Mereka membaca tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid. Hal itu dilakukan agar mereka diberi makanan.” (HR Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Hakim)

2. Maraknya Pembunuhan, Huru-hara dan Fitnah

Pembunuhan, huru-hara, harta melimpah serta fitnah bertebaran. Dajjal akan muncul dalam waktu dekat jika hal-hal ini telah terjadi sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA yang berbunyi,

“Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul Dajjal sebanyak 30 pendusta yang semuanya mengklaim bahwa dirinya utusan Allah, harta melimpah ruah, fitnah muncul, dan al-haraj serta al-maraj (huru-hara).

Seseorang bertanya, ‘Apa al-haraj itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan, pembunuhan.” (HR Ahmad)

3. Pendusta Bermunculan

Munculnya banyak pendusta termasuk tanda yang muncul jelang kedatangan Dajjal. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW berkata:

“Kiamat tidak akan terjadi sampai dibankitkan Dajjal para pendusta yang berjumlah sekitar 30 orang. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah).” (HR Bukhari)

4. Kemerosotan dalam Ilmu Agama

Ketika ilmu agama mengalami penurunan, inilah tanda bahwa Dajjal akan segera datang dan akhir zaman di depan mata. Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:

“Dajjal akan keluar ketika agama berkurang dan ilmu merosot.” (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Abu Ya’la, dan Hakim)

5. Manusia Melupakan Allah SWT

Tanda sebelum kemunculan Dajjal lainnya yaitu ketika para manusia melupakan Allah SWT. Dari Sha’b bin Jatsamah, ia mendengar Nabi SAW berkata,

“Dajjal tidak akan keluar hingga manusia lupa mengingat Allah.” (HR Ahmad)

6. Musim Paceklik

Dari Asma binti Yazid Al-Ansari meriwayatkan bahwa ia bersama Nabi SAW di rumahnya, lalu beliau bersabda,

“Selama tiga tahun sebelum Dajjal keluar, langit menahan sepertiga hujannya dan bumi menahan sepertiga tanamannya. Pada tahun kedua, langit menahan dua pertiga hujannya dan bumi menahan dua pertiga tanamannya, dan pada tahun ketiga langit menahan semua hujannya dan bumi menahan semua tanamannya sehingga tanah yang kering pun menjadi rusak.” (HR Ahmad dan Ath-Thabrani)

7. Al Quds dan Al Aqsha Direbut Kembali dari Tangan Yahudi

Disebutkan dalam ‘Asyarah Yantazhihural ‘Aalam ‘Indal Muslimin wal Yahuud wan Nashaara karya Manshur Abdul Hakim terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani, tanda lainnya yang terlihat jelang kemunculan Dajjal adalah kaum muslimin berhasil merebut kembali Al Quds dan Al Aqsha dari tangan Yahudi. Dalam sebuah hadits dikatakan,

“Kami diberitahu oleh Ahmad bin Salih, yang diberitahu oleh Asad bin Musa, yang diberitahu oleh Muawiyah bin Salih, yang memberi tahu saya, bahwa Ibn Zughb al-Iyadi mengisahkan kepada saya, ia berkata: ‘Abdullah bin Hawala al-Azdi datang kepadaku dan berkata: ‘Rasulullah SAW mengutus kami untuk menjarah dengan harapan mendapatkan harta rampasan, tetapi kami kembali tanpa berhasil mendapatkan apa pun.

Kemudian, Rasulullah SAW melihat kelelahan yang terpancar di wajah kami, lalu berdiri di tengah-tengah kami dan berdoa: ‘Ya Allah, janganlah Engkau menimpakan beban kepada mereka yang mereka tidak sanggup memikulnya. Dan janganlah Engkau menimpakan beban kepada diri mereka sendiri sehingga mereka menjadi lemah. Dan janganlah Engkau menyerahkan mereka kepada orang-orang lain sehingga orang lain akan memanfaatkan mereka.’

Kemudian, Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas kepalaku, atau dia mungkin mengatakan ‘hamah’ (leher/kepala), lalu dia berkata: ‘Wahai Ibn Hawala, ketika kamu melihat khilafah telah turun ke Baitul Maqdis (Yerusalem), maka saat itu akan mendekat gempa bumi, bencana besar, dan masalah besar. Pada hari itu, saat Kiamat akan lebih dekat bagi manusia daripada jarak ini antara tanganku dan kepalamu.’ Abu Dawud berkata: ‘Abdullah bin Hawala adalah dari Homs.'” (HR. Abu Dawud).

Dalam Kitab Syarh Sunan Abi Dawud, Ibnu Ruslan menjelaskan bahwa Abdullah bin Hawala hidup sampai ia menyaksikan dua masa kekhalifahan yang berbeda selama zaman Umayyah. Pertama, yaitu kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan pada bulan Syawal tahun 41 Hijriah di kota suci Yerusalem (Bait al-Maqdis).

Selaint itu, Abdullah bin Hawala juga hidup sampai masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan, yang dimulai pada tahun 80 Hijriah di wilayah Damaskus (Syam). Selama masa ini, banyak gempa bumi terjadi.

Pada tahun 90 Hijriah, gempa-gempa bumi mengguncang dunia hingga bangunan-bangunan tinggi hancur. Selain itu, ada konflik besar antara Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (yang merupakan gubernur di wilayah Irak) dan Abdullah bin al-Asy’ats (pemberontak) yang berlangsung selama seratus hari dan melibatkan delapan puluh satu pertempuran.

Walau demikian, hadits di atas dianggap lemah karena perawi-perawinya dalam rantai riwayat menimbulkan keraguan. Meski Muawiyah bin Salih dianggap perawi yang kuat, terlibat dalam beberapa riwayat hadits yang mencurigakan yang mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap hadits ini seperti diterangkan dalam sumber yang sama. Wallahu a’lam.

8. Keringnya Danau Thabariyyah

Mengeringnya danau Thabariyyah termasuk salah satu tanda jelang kedatangan Dajjal. Danau ini terletak di Syam dan dimanfaatkan Israel serta Yordania.

Dari Tamiim ad-Daari dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dari Fathimah binti Qais. Dajjal berkata, “Air danau itu nanti akan habis.”

Sejak tahun 1964 M, setelah dibangin stasiun besar di tepi bagian barat dari danau, volume air sangat besar hingga digunakan untuk mengairi pertanian. Namun, kini air Danau Thabariyyah kian berkurang. Israel menghentikan operasi pemompaan dari danau tersebut karena volumenya menurun sampai 500.000.000 m3.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com