Tag Archives: ibnu qayyim al – jauziyah

Hati-Hati, Kebiasaan Sepele Ini Bisa Menutup Pintu Rezeki


Jakarta

Setiap rezeki sudah Allah SWT jamin bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Hal ini disebutkan dalam surah Hud ayat 6.

Allah SWT berfirman,

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ


Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Meski begitu, terdapat beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan pintu rezeki seseorang tertutup. Seperti apa kebiasaan yang dimaksud?

Kebiasaan Sepele yang Bisa Tutup Pintu Rezeki

1. Tidur ketika Subuh

Mengutip dari buku Dongkrak Rezeki oleh Dedik Kurniawan, tidur ketika pagi setelah salat Subuh dilarang dalam Islam. Sebab, tidur ketika waktu tersebut bisa menjadi penghambat rezeki seseorang.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab Madarijus-Salikin menjelaskan tidur setelah salat Subuh hingga matahari terbit termasuk dalam kategori makruh. Waktu tersebut menurutnya adalah saat utama turunnnya rezeki dan berkah.

Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setelah salat fajar, janganlah tidur sehingga kamu lalai mencari rezeki.” (HR Thabrani)

2. Lalai Beribadah

Lalai dalam beribadah menjadi kebiasaan lain yang dapat menutup pintu rezeki. Allah SWT berfirman dalam surah Al Munafiqun ayat 9,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jangan biarkan harta dan anak-anakmu menyibukkanmu sehingga kamu lupa mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan hal ini, mereka adalah orang-orang yang merugi.”

3. Berdagang dengan Janji Palsu

Ketika berdagang, hendaknya muslim tidak memberikan janji palsu untuk menarik calon pembeli. Jika hal itu dilakukan, maka dapat menghambat rezeki dan keberkahan dalam transaksi jual beli sebagaimana tertuang dalam hadits berikut:

“Sumpah itu dapat membuat barang dagangan laku, tetapi dapat merugikan keuntungan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lainnya dikatakan hal berikut,

“Jangan sering bersumpah saat berjualan, karena sumpah dapat membuat barang dagangan laris, tetapi merugikan keuntungan.” (HR Muslim)

4. Kurang Bersyukur

Sebagai muslim, sudah sepantasnya kita mensyukuri segala pemberian Allah SWT. Orang yang kurang bersyukur dapat menutup pintu rezeki karena tidak pernah merasa cukup.

5. Sering Minum Khamar

Khamar haram dikonsumsi dalam Islam. Sering meminum khamar dapat membuat pintu rezeki tertutup. Larangan meminum khamar tercantum dalam surah Al Maidah ayat 90,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

6. Menyisakan Makanan

Menyisakan atau tidak menghabiskan makanan yang sudah diambil dapat menutup pintu rezeki seseorang. Apalagi jika hal tersebut sering dilakukan.

Buya Yahya melalui ceramahnya dalam YouTube Al Bahjah TV mengatakan terkait hal tersebut,

“Menyepelekan sisa-sisa makanan yang ada di piring. Makanya Buya Yahya selalu marah karena bisa saja itu jadi sebab kefakiranmu,” ungkapnya, dilihat pada Sabtu (5/7/2025). detikHikmah telah mendapat izin mengutip tayangan tersebut.

7. Hobi Pamer

Pamer atau riya adalah perbuatan tercela dalam Islam. Menurut kitab Al Fathu al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani oleh Syekh Abdul Qadir Al Jailani terjemahan Kamran Asad Riyadi, riya menjadi penyebab kefakiran. Karena itu, riya bisa menutup pintu rezeki seseorang.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam


Jakarta

Islam melarang umatnya menonton film dewasa. Hal ini dikarenakan menonton film dewasa sama seperti melakukan perbuatan yang mendekati zina.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menafsirkan bahwa surah Al Isra ayat 32 berisi larangan dari Allah SWT kepada hamba-Nya untuk berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Kementerian Agama RI, perbuatan yang mendekati zina itu bisa berupa menonton film dewasa, membaca konten-konten yang merangsang, dan semacamnya. Menonton film dewasa juga termasuk perbutan zina mata.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab At Taubah wal Inabah terjemahan Abdul Hayyie al Kattani dan Uniqu Attaqi menyematkan hadits terkait zina mata. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Turut diterangkan dalam buku Sexuality in Islam susunan Abdel Wahab Bouhdiba, menonton film dewasa dapat menghasilkan ilusi dan halusinasi dalam otak manusia. Hal ini dapat menimbulkan bangkitnya syahwat, yang sama statusnya dengan zina.

Imam Nawawi lewat Syarah Muslim-nya juga menegaskan terkait hukum haram menonton film dewasa. Beliau berkata,

“Haram lelaki melihat aurat lelaki lain, perempuan melihat aurat perempuan lain. Ini kesepakatan ulama. Begitu juga, haram lelaki melihat aurat perempuan, dan perempuan melihat aurat laki-laki. Keharamannya secara ijmak. Nabi mengingatkan keharaman lelaki melihat aurat lelaki lain dan lelaki melihat aurat perempuan. Hal itu dari segi keharaman lebih besar. Keharaman ini pada selain suami.”

Lalu, bagaimana cara bertobat dari kecanduan film dewasa jika sudah terlanjur sering menontonnya?

Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam

Menyadur dari laman About Islam, Mufti Agungg Oman Syekh Ahmad ibn Hamad Al Khalili menjabarkan terkait cara bertobat dari kecanduan film porno. Berikut bahasannya,

1. Mengakui Hanya Allah yang Dapat Menolong dari Masalah Ini

Pertama-tama, muslim harus mengakui bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya keluar dari kecanduan film dewasa. Seseorang harus yakin dirinya ingin bertobat dan berhenti menontonnya seraya berharap pertolongan Allah SWT atas tobatnya.

2. Introspeksi Diri

Lakukan evaluasi diri dengan jujur dan tulus. Pahami bahwa yang dilakukan adalah salah, penting bagi seseorang yang ingin bertobat untuk mengintrospeksi diri dan mengetahui letak kesalahannya.

3. Tobat dengan Tulus kepada Allah SWT

Tobat harus dilakukan dengan tulus semata-mata karena Allah SWT. Tobat juga harus diiringi dengan niat yang kuat dari diri sendiri dan yakin tidak akan mengulanginya.

4. Memohon kepada Allah SWT agar Dihapuskan Dosa

Ketika bertobat dari kecanduan film dewasa, hendaknya muslim memohon dengan sungguh-sungguh agar Allah SWT menghapuskan dosa-dosa yang diperbuatnya selama melihat pornografi. Hal ini bisa membantu terulangnya dosa yang dilakukan pada masa lalu.

5. Perbanyak Doa kepada Allah SWT dan Tingkatkan Ketakwaan

Langkah lain yang dapat dilakukan muslim untuk bertobat adalah memperbanyak doa kepada Allah SWT. Upayakan kedekatan dengan Sang Khalik dan yakin bahwa Dia selalu ada di mana pun dan kapan pun, sehingga menumbuhkan rasa takut untuk mengulangi dosa karena Allah SWT selalu mengawasi.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Hadits Roh Orang Mati Disebut Berada di Burung-burung Hijau, Apa Maksudnya?



Jakarta

Keberadaan roh orang yang meninggal dunia telah menjadi pembahasan sejumlah ulama. Ada yang berpendapat roh bersemayam di burung-burung hijau.

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi mengatakan dalam Kitab At-Tadzkirah, pendapat tersebut bersandar pada hadits riwayat Ibnu Mas’ud RA yang menyebut, “Arwah para syuhada ada dalam perut burung-burung hijau.’ dan riwayat Malik yang mengatakan, “Jiwa orang mukmin adalah burung.”

Sementara itu, Al-A’masy juga meriwayatkan dari Abdullah bin Murrah, dari Abdullah bin Mas’ud ketika ditanya tentang roh para syuhada. Dia menjawab,


“Arwah para syuhada di sisi Allah bagaikan burung-burung hijau di dalam lentera-lentera di bawah Arsy. Mereka berkeliaran dalam surga, ke mana saja mereka suka, kemudian kembali ke lentera-lentera mereka masing-masing…”

Riwayat serupa juga dikatakan oleh Ibnu Syihab dari Ibnu Ka’ab bin Malik dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Arwah para syuhada adalah burung-burung hijau, makan di pohon-pohon surga.”

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan, hadits tersebut semuanya shahih jika dilihat dari periwayatannya. Sebab, semuanya terdapat dalam Shahih Muslim dan disampaikan oleh perawi yang adil dari perawi yang adil pula.

Dijelaskan lebih lanjut, roh yang dimaksud bersemayam di burung-burung hijau pada hadits tersebut adalah roh para syuhada. Roh mereka berupa burung-burung yang makan di pohon-pohon dalam surga dan ada pula yang berlindung dalam lentera-lentera di bawah Arsy.

Sementara itu, dalam Kitab Ar-Ruh li Ibnil Qayyim karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah disebutkan, roh yang berada di burung-burung hijau tersebut adalah roh orang mukmin. Sedangkan roh orang-orang kafir berada di dalam burung-burung berwarna hitam yang makan dan minum api neraka.

Terlepas dari itu, pendapat mengenai keberadaan roh ini hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” (QS Al Isra’: 85)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Selesai Makan dan Adabnya yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Doa selesai makan termasuk adab yang perlu dipahami muslim. Bacaan tersebut menjadi bentuk syukur atas karunia dan nikmat yang Allah SWT berikan.

Dalam Al-Qur’an, perintah bersyukur termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 172,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya.”

Menukil Jami’us Sirah oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhamad Muchson Anasy, Nabi Muhammad SAW memulai makan dengan mengucap basmalah dan Alhamdulillah setelah selesai makan. Selain ucapan tersebut, ada beberapa doa selesai makan yang dapat diamalkan muslim.

Doa Selesai Makan yang Dapat Diamalkan Muslim

Berikut beberapa doa selesai makan yang bisa diamalkan seperti dinukil dari buku Tadabbur Doa Sehari-hari oleh Jumal Ahmad.

1. Doa Selesai Makan Versi Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَ سَقَانَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Arab latin: Alhamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa minal muslimiin

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami dari golongan kaum muslimin,”

2. Doa Selesai Makan Versi Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ

Arab latin: Alhamdulillahilladi aț’amanī hādzā warazaqanīhi min gairi haulin minni wala quwwatin

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberiku nikmat makanan ini, dan telah memberiku rezeki tanpa upaya ataupun kekuatan dariku.”

3. Doa Selesai Makan Versi Ketiga

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَ وَسَقَى وَسَوَّغَهُ وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا

Arab latin: Alhamdulillähilladi at’ama wa saqaa wa sawwagahu wa ğa’ala lahu mahrağan

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum, dan telah memperkenankannya, dan telah memberikan jalan keluar kepadanya.”

4. Doa Selesai Makan Versi Keempat

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي مَنَّ عَلَيْنَا وَهَدَانَا، وَأَشْبَعَنَا وَأَرْوَانَا وَكُلَّ الْإِحْسَانِ آتَانَا

Arab latin: Alhamdulillähilladi manna ‘alaina wa hadanaa wa ašba’ana wa arwänä wa kullal ihsani atäna

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan karunia atas kami, memberi kami petunjuk, yang telah menjadikan kami kenyang dan puas, serta telah memberi kami segala kebaikan.”

Manfaat Membaca Doa Selesai Makan

Mengacu pada sumber yang sama, hendaknya doa selesai makan di atas diamalkan secara bergantian. Misalkan, hari ini menggunakan doa selesai makan versi pertama, lalu keesokan harinya membaca doa selesai makan versi lainnya.

Rutin mengamalkan doa selesai makan membuat muslim menyadari arti dan maksud dari bacaan yang dipanjatkan. Sebab, ketika seseorang meakukan sesuatu karena kebiasaan dan pengulangan yang terus menerus akan membuatnya lancar saat membaca doa.

Selain itu, mengucap hamdalah setelah selesai makan sama dengan menyandarkan rezeki yang diterima kepada Allah SWT. Hendaknya, ucapan ini dibiasakan karena bernilai zikir dan pahala atas makanan yang telah disantai.

Adab Selesai Makan bagi Muslim

Mengutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam karya Arfiani, ada sejumlah adab selesai makan yang perlu diperhatikan oleh muslim. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya.

  1. Bersyukur kepada Allah SWT dengan membaca doa selesai makan
  2. Mendoakan orang yang menjamu
  3. Mencuci mulut dan berkumur-kumur setelah makan
  4. Membersihkan gigi
  5. Mencuci tangan
  6. Tidak duduk berlama-lama setelah makan
  7. Tidak langsung tidur setelah makan

Demikian bacaan doa selesai makan dan adabnya yang bisa diamalkan muslim. Semoga bermanfaat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Ada Satu Penyakit yang Tak Bisa Diobati Menurut Hadits


Jakarta

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya. Namun, beliau juga menyebutkan ada satu penyakit yang tak bisa diobati.

Keterangan mengenai setiap penyakit ada obatnya mengacu pada hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim. Hadits ini diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ؛ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ


Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.”

Hadits tersebut dinukil Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ dan ditahqiq ‘Ali Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari. Edisi Indonesia kitab ini diterbitkan Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, penyakit yang dimaksud dalam hal ini adalah semua penyakit yang terdapat dalam hati, roh, dan badan. Rasulullah SAW pernah memberikan contoh penyakit selain badan dan obatnya, yakni kebodohan. Kata beliau, penyakit kebodohan obatnya bertanya kepada ulama.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menjelaskan pengecualian terhadap satu penyakit. Penyakit yang tak bisa diobati ini adalah ketuaan. Hal ini mengacu pada hadits shahih yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad dari Usamah bin Syarik bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءٌ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.”

Dalam redaksi lain dikatakan,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءٌ، أَوْ دَوَاءٌ، إِلَّا دَاءً وَاحِدًا فَقَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ! مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit, melainkan Dia juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apa itu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Ketuaan.”

Menurut At-Tirmidzi, hadits tersebut statusnya shahih.

Ada juga riwayat dari Abu Sai’d yang menyatakan bahwa penyakit yang tidak ada obatnya itu adalah kematian. Dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan penyakit, kecuali Dia juga menciptakan obatnya–yang akan diketahui oleh yang mengetahuinya dan tidak akan diketahui oleh orang bodoh–kecuali kematian.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Hadits tersebut terdapat dalam kitab At-Taghdziyah an-Nabawiyah karya Abdul Basith Muhammad Sayyid yang diterjemahkan Bachtiar.

Doa Adalah Obat Penawar

Berkaitan dengan penyakit dan obatnya, Rasulullah SAW pernah menganjurkan seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh. Beliau bersabda,

أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa kalian akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” (HR Hakim dalam al-Mustadrak dari Abu Hurairah RA)

Masih dalam sumber yang sama dikatakan, hadits tersebut mengandung makna bahwa doa adalah obat penawar yang mampu memberikan manfaat dan menghilangkan penyakit. Namun, kekuatan doa bisa lemah bahkan hilang karena kelalaian hati kepada Allah SWT dan mengonsumsi barang-barang haram.

Penjelasan tersebut senada dengan hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dari riwayat Abu Hurairah RA yang menceritakannya dari Rasulullah SAW. Kala itu, Nabi SAW menjelaskan perintah Allah SWT dalam surah Al Mukminun ayat 51.

Kemudian beliau menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, kondisi tubuhnya berdebu dan rambutnya kusut. Laki-laki itu menengadahkan tangan sembari menyebut nama Tuhan. Akan tetapi, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dibesarkan dengan hal-hal yang haram. Kata Nabi SAW, “Maka bagaimana mungkin doanya akan terkabul?”

Wallahu a’lam.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

3 Golongan Orang yang Doanya Mustajab Tanpa Halangan


Jakarta

Beberapa golongan orang disebut memiliki keistimewaan dalam berdoa. Dikatakan dalam sebuah hadits, ada golongan yang doanya mustajab tanpa diragukan lagi bakal terkabul.

Hadits tersebut terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Kitab tersebut berisi kumpulan hadits shahih seputar akhlak dan akidah. Disebutkan, ada tiga golongan yang doanya mustajab yaitu doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa orang tua kepada anaknya. Berikut bunyi haditsnya,

عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال : قال : رسول الله صلى الله عليه وسلم : ثَلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لا شَكٍّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ المظلوم ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلدِهِ


Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga macam doa yang mustajab–yakni akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala–yang tiada disangsikan lagi akan terkabulnya, yaitu: doanya orang yang teraniaya, doanya orang yang dalam bepergian dan doanya orang tua terhadap anaknya.”

Menurut keterangan dalam kitab Riyadhus Shalihin, hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan. Tetapi dalam riwayat Imam Abu Dawud tidak terdapat kata-kata: ‘ala waladihi yakni atas anaknya.

Adapun menurut riwayat lain, tiga golongan yang doanya mustajab adalah orang yang berpuasa, orang yang terzalimi, dan doa seorang musafir. Berikut bunyi haditsnya,

ثَلاثُ دَعَوَاتِ مُسْتَجَابَات دَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Artinya: “Tiga doa mustajab: Doa orang yang berpuasa, doa orang yang terzalimi, dan doa seorang musafir.”

Hadits tersebut dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash Shaghir.

Syarat Doa Dikabulkan Allah

Dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan oleh Misbah, terdapat hadits yang menyebut Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya selama tidak berdoa untuk perbuatan dosa dan memutus silaturahmi.

Diriwayatkan dari Ubadah ibnu Shamit RA, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهُ تَعَالَى بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا، أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ» فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِذَا نُكْثِرُ. قَالَ: «اللَّهُ أَكْثَرُ. رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. وَرَوَاهُ الْحَاكِمُ مِنْ رِوَايَةِ أَبِي سَعِيدٍ وَزَادَ فِيهِ: «أَوْ يَدْخِرُ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلِهَا»

Artinya: “Tiada seorang muslim pun di permukaan bumi yang berdoa kepada Allah Ta’ala dengan sesuatu doa, melainkan Allah akan mengabulkannya atau Allah akan menghindarkan bahaya darinya, selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau memutuskan silaturahmi.” Kemudian seorang di antara kaum itu berkata, “Kalau begitu, kami akan banyak berdoa.” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak anugerah-Nya.” (HR At-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih)

Selain berdoa untuk kemaksiatan dan memutus silaturahmi, doa tidak akan dikabulkan jika seseorang tergesa-gesa. Hal ini dijelaskan dalam kitab Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ edisi Indonesia terbitan Pustaka Imam asy-Syafi’i dengan bersandar pada sabda Rasulullah SAW berikut,

لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمِ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ .)) قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَمَا الْإِسْتِعْجَالُ؟ قَالَ: (( يَقُوْلُ: قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيْبُ لِي، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

Artinya: “Doa seorang hamba akan senantiasa terkabul selama ia tidak berdoa untuk kemaksiatan, atau untuk memutuskan silaturrahim, dan tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah bentuk ketergesa-gesaan yang dimaksud?” Nabi SAW menjawab, “Hamba tadi berkata, ‘Aku telah berdoa, sungguh aku telah berdoa, namun Allah belum juga mengabulkan doaku. Ia merasa jenuh dan letih, lalu akhirnya meninggalkan doa’.”

Kondisi Terdekat Seorang Hamba dengan Allah

Untuk memperbesar kemungkinan terkabulnya doa, seorang hamba bisa berdoa pada waktu-waktu mustajab atau kondisi terdekat Allah SWT dan hamba-Nya. Dikatakan dalam sebuah hadits, kondisi tersebut adalah ketika sujud.

Keterangan ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Berikut bunyinya,

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ : (( أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء )) رواه مسلم .

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa (saat sujud).” (HR Muslim dan an-Nasa’i)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Zikir Malam Jumat agar Doa Terkabul di Waktu Mustajab


Jakarta

Membaca zikir pada malam Jumat adalah amalan yang sayang dilewatkan muslim. Mengingat, Jumat termasuk waktu mustajab.

Perintah zikir termuat dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Hari Jumat dianggap sebagai hari yang istimewa. Pada malam dan hari Jumat, merupakan waktu-waktu mustajab yang diyakini doa lebih cepat dikabulkan.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana, hari Jumat adalah harinya ibadah. Jika dibandingkan dengan hari-hari lain dalam seminggu, hari Jumat itu istimewa, seperti bulan Ramadan yang lebih istimewa dibanding bulan-bulan lainnya.

Begitu mustajabnya, hari Jumat juga seperti malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan, begitu juga malam jumat.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat itu ada saat yang apabila kebetulan seorang muslim salat sambil meminta sesuatu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberi apa pun yang ia minta.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mustajabnya hari Jumat turut dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana diterjemahkan Purwanto. Namun, tidak diketahui dengan pasti letak waktu mustajab itu.

Doa dan Zikir Malam Jumat

Berikut doa dan zikir yang dapat diamalkan pada malam Jumat untuk memperbanyak amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa keburukan dirangkum dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, buku Doa dan Zikir Khusus Wanita karya Muhammad Alcaff, dan buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi karya Alwi Mauladdawilah.

1. Membaca Sholawat Nabi

يَا دَائِمَ الْفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّةِ يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَا صَاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَيَ فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ.

Arab latin: Yâ dâ’imal fadhli ‘alal bariyyah, yâ bâsithal yadaini bil ‘athiyyah, yâ shâhibal mawahibis saniyyah, shalli ‘ala Muhammadin wa âlihi khairil warâ sajiyyah, waghfir lanâ yâ dzal ‘ulâ fi hadzihil ‘asyiyyah.

Artinya: “Wahai yang karunia-Nya senantiasa ada pada semesta alam. Wahai Yang Maha Pemurah dengan pemberian-pemberian. Wahai Pemberi segala anugerah. Sampaikan salawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini wahai Yang Maha Agung.”

2. Membaca Istigfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab latin: Astaghfirul laah, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Yang Maha menghidupkan, dan aku ber- tobat kepadanya.”

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Anas RA dari Rasulullah SAW, doa tersebut bisa dibaca tiga kali pada Jumat pagi sebelum salat Subuh, maka dosa-dosanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan.

3. Membaca Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Arab latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakan. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Merujuk kembali pada buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi, pada malam Jumat juga hendaknya membaca surat-surat yang di anjurkan seperti surat Al-Kahfi, As-Sajdah, Yasiin, Ad-Dukhan, Al-Jum’ah, Al-Munafiqun, Al-Mulk, Al- Muzammil, Al-Buruj, At-Thoriq, Ad-Dhuha, Alam Nasyrah, Al-Qadr, Qurays, Al-Kautsar, Al-Kafiruun, An-Nashr, Tabbat, Al-Ikhlas (lima belas kali), Al- Falaq dan An-Nas.

detikers bisa membaca surah-surah tersebut di sini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir Pendek Sehari-hari, Yuk Amalkan Setiap Hari!


Jakarta

Dzikir merupakan amalan mulia yang sangat dicintai Allah SWT. Seorang muslim diperintahkan untuk senantiasa berdzikir kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia-Nya. Perintah untuk berdzikir tercantum dalam surah Al-Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ۝٤١

Arab Latin: yâ ayyuhalladzîna âmanudzkurullâha dzikrang katsîrâ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya”

Mengutip buku Dzikir: Cahaya Kehidupan karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, pahala dzikir sama dengan orang yang membebaskan seorang budak atau berinfak dengan hartanya yang banyak, juga seperti orang yang berperang di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan-Mu, paling tinggi tingkatannya, dan paling tinggi derajatnya? Amal itu lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan harta benda dan emas. Juga lebih baik daripada menemui musuh, lalu kalian tebas leher mereka dengan pedang dan mereka juga menebas leher kalian dengan pedang. Para sahabat menjawab, ‘Mau, ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Berdzikirlah selalu kepada Allah. (HR Malik, Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim, dan ath-Thabrani)

Dzikir memiliki berbagai macam bacaan, dan hendaknya seorang muslim senantiasa selalu berdzikir kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan bahagia maupun saat dilanda kesulitan, baik dalam keadaan sibuk maupun dalam waktu luang. Berikut adalah bacaan dzikir pendek sehari-hari yang dapat diamalkan umat Islam, baik saat setelah salat fardhu, maupun di setiap harinya.

Bacaan Dzikir Pendek Sehari-hari

Berikut ini rangkaian bacaan dzikir pendek yang dapat dibaca sehari-hari.

1. Bacaan Istighfar

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Arab Latin: Astaghfirullahal ‘adzim

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”

2. Bacaan Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ

Arab Latin: Subhanallah (Dibaca 33x)

Artinya: “Maha Suci Allah.”

3. Bacaan Tahmid

الْحَمدُ للهِ

Arab Latin: Alhamdulillah (Dibaca 33x)

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

4. Bacaan Takbir

اللهُ أَكْبَرُ

Arab Latin: Allahu akbar (Dibaca 33x)

Artinya: “Allah Maha Besar.”

5. Bacaan Tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Arab Latin: Laa ilaaha illallah

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah.”

6. Bacaan Dzikir Tauhid

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ

Arab Latin: Laa ilaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

7. Bacaan Hauqalah

وَلَا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Arab Latin: Wa laa hawla wa laa quwwata illaa billahi al-‘aliyyi al-‘adzim.

Artinya: “Dan, tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.”

8. Bacaan Dzikir Penghapus Dosa

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Arab Latin: Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memuji-Nya.”

9. Bacaan Dzikir agar Terhindar dari Api Neraka

اللَّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ

Arab Latin: Allahumma ajirni minan-naar

Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”

10. Bacaan Dzikir untuk Menghilangkan Kesulitan dan Kesedihan

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Arab Latin: La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzalimin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim”

Itulah bacaan dzikir pendek sehari-hari yang dapat diamalkan oleh umat Islam. Dzikir di atas dapat dibaca setiap saat, baik setelah salat fardhu, dalam waktu luang, pagi dan petang, maupun setiap hari.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Umat yang Paling Banyak Jadi Penghuni Surga Menurut Hadits


Jakarta

Allah SWT menjanjikan surga bagi orang-orang yang beriman. Surga akan dihuni oleh berbagai umat dan ada satu di antaranya menjadi umat paling banyak yang menjadi penghuni surga.

Kabar gembira bagi orang-orang beriman ini disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 25. Allah SWT berfirman,

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ


Artinya: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar E.M dkk, kenikmatan dalam surga bersifat kekal. Para penghuni surga terbebas dan aman dari kematian dan terputusnya nikmat.

Umat Islam Jadi Penghuni Surga Paling Banyak

Sebuah hadits menyebut, umat Islam mendapatkan keistimewaan menjadi penghuni surga terbanyak. Dalam kitab Hadil Arwaah ila Biladil Afraah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang diterjemahkan Fadhli Bahri terdapat hadits yang menjelaskan perihal ini.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ قَالَ فَكَبَّرْنَا ثُمَّ قَالَ أَمَا تَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ قَالَ فَكَبَّرْنَا ثُمَّ قَالَ إِنِّي لَأَرْجُوْ أَنْ تَكُونُوا
شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَسَأَخْبِرُكُمْ عَنْ ذَلِكَ مَا الْمُسْلِمُونَ فِي الْكُفَّارِ إِلَّا كَشَعْرَةٍ بَيْضَاءَ فِي ثَوْرٍ أَسْوَدَ أَوْ كَشَعْرَةٍ سَوْدَاءَ فِي ثَوْرٍ أَبْيَضَ.

Artinya: “Apakah kalian tidak ridha kalau kalian menjadi seperempat penghuni surga?” Maka kami serentak membaca takbir. Rasulullah SAW bersabda lagi, “Apakah kalian tidak ridha kalau kalian menjadi sepertiga penghuni surga?” Maka kami semua serentak bertakbir. Rasulullah SAW bersabda lagi, “Sesungguhnya saya berharap bahwa kalian menjadi setengah dari penghuni surga dan yang demikian akan aku beritahukan kepada kalian. Apa yang dimiliki orang-orang Islam dibandingkan dengan apa yang ada pada orang-orang kafir tak ubahnya seperti sehelai rambut putih pada sapi hitam atau seperti sehelai rambut hitam pada sapi putih.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ibnu Qayyim dalam kitabnya yang lain, Zadul Ma’ad, yang diterjemahkan Saefuddin Zuhri, juga memaparkan hadits yang menggambarkan perbandingan umat Islam dengan umat lainnya.

Seperti yang diriwayatkan oleh Buraidah bin Al-Hushaib Al-Aslami, ia bercerita, Rasulullah SAW bersabda, “Penghuni surga itu ada 120 barisan, 80 baris di antaranya berasal dari umat ini, sedang 40 baris darinya adalah umat-umat yang lain.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Ali Muhammad Shallabi dalam kitab Al-Wasathiyyah fil Qur’anil Kariim terjemahan Samson Rahman menjelaskan alasan mengapa umat Islam menjadi penghuni surga terbanyak.

Disebut, umat Islam paling banyak menerima seruan para Rasul, hingga Rasulullah SAW menjadi Rasul dengan pengikut terbanyak, maka umat ini memiliki kelebihan sebagai umat yang terbanyak masuk surga bila dibandingkan dengan umat sebelumnya. Hal ini menunjukkan dengan sangat jelas atas keutamaan dan kebaikan umat Islam.

Umat Islam yang Paling Awal Masuk Surga

Merujuk sumber yang sama, disebut juga umat Islam akan pertama kali masuk surga walaupun mereka datang lebih akhir dari umat lainnya.

Ini adalah pemuliaan Allah SWT dan penghormatan atas kaum muslimin. Rasulullah SAW bersabda mengenai hal ini, “Kami adalah yang terakhir dan terawal pada hari kiamat. Kami umat yang paling awal masuk surga.” (HR Muslim)

Ibnu Hajar mengatakan, “Kami datang paling akhir dalam hal waktu, namun paling awal dalam hal posisi.” Menurutnya, umat Islam hadir belakangan di dunia tetapi akan masuk surga lebih awal di akhirat.

Mereka akan menjadi yang pertama dikumpulkan di Padang Mahsyar, yang pertama dihisab, diselesaikan perkara di antara mereka, dan masuk surga pertama kali.

70 Ribu Umat Islam akan Masuk Surga Tanpa Hisab

Selain jadi yang paling banyak dan paling awal masuk surga, umat Islam juga diberikan keistimewaan berupa masuk surga Allah SWT tanpa hisab. Disebutkan dalam Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah karya Syaikh Mahmud Al-Mishri terjemahan Ghilmanul Wasath dkk, keistimewaan ini diberikan kepada tujuh ribu orang muslim.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Tuhanku berjanji padaku akan memasukkan umatku 70 ribu tanpa hisab dan adzab. Setiap seribu, ada 70 ribu orang.” (HR Ahmad)

Kemudian, diterangkan dalam hadits lain, disebutkan mereka akan memasuki surga dengan wajah bercahaya bagai purnama. Rasulullah SAW bersabda, “Umatku masuk surga 70 ribu orang, saling bergantungan, saling memegang tangan, yang pertama tidak akan masuk surga sampai yang terakhir masuk, wajah mereka bagaikan bulan purnama.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com