Tag Archives: Ibumu

Obama, Islam, dan Kesetaraan Gender



Jakarta

Salah satu bacaan yang patut diapresiasi dari Obama ialah pandangannya yang menilai Islam sebuah ajaran yang sangat menghargai perempuan. Obama yang pernah hidup di sebuah negeri muslim tentu memahami kedudukan perempuan bukan saja dari sudut pandangan teks tetapi juga dari segi bagaimana umat Islam mengapresiasi ayat-ayat perempuan. Obama melihat Islam memberi ruang dan peluang bagi kaum perempuan untuk berekspresi sesuai keingainannya tanpa harus terbebani oleh beberapa pernyataan teks dalam Al-Qur’an, yang dianggapnya dapat disesuaikan dengan kehidupan kontemporer.

Dalam pidatonya di Mesir ia menyatakan: “Saya berpendapat perempuan tidak harus membuat pilihan sama seperti laki-laki agar mencapai kesamaan, dan saya menghormati perempuan yang memilih peran tradisional dalam menjalankan kehidupan mereka. Tetapi hal itu haruslah merupakan pilihan mereka sendiri”. Ia lebih lanjut menegaskan: “Juga penting agar negara-negara Barat mencegah larangan kepada warganegara Muslim untuk mempraktikkan agama sesuai kehendak mereka – misalnya, dengan mendikte pakaian apa yang boleh dikenakan seorang perempuan Muslim. Sederhananya, kita tidak bisa menyembunyikan ketidaksenangan terhadap agama apapun lewat alasan liberalisme”.

Pernyataan-pernyataan Obama di dalam berbagai kesempatan tentang Islam yang menggagas kesetaraan gender beberapa kali dikemukakan dalam berbagai kesempatan. Rasanya tidak mungkin sebuah pernyataan yang agak kontroversi lancar keluar dari mulut yang tidak memahami secara komperhensif ajaran Islam. Ia dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan setara di dalam memperoleh hak.


Senada dengan pernyataan Obama, Menteri Luar Negerinya, Hillary Clinton, juga sering mengemukakan pendapat yang sama dengan pandangan Obama. Dalam sebuah acara penting pada kunjungannya di Indonesia, Hillary Clinton penyatakan: “If you want to know Islam, democracy, modernity and women’s rights can coexist, go to Indonesia” (Jika kalian ingin memahami Islam, demokrasi, medernitas, dan hak-hak asasi perempuan tampil bersamaan maka pergilah ke Indonesia).

Pernyataan Hillary R. Clinton ketika berada di Indonesia beberapa waktu lalu, kembali terulang lagi muncul di aula PBB kemarin di dalam forum: The Expert Consultation Process on Freedom of Religion on Belief, Gender Equality, and Sustainable Development Goals di Genewa, tgl 7-8 Maret 2019.

Pengalaman penulis ketika masih bertempat tinggal di IMAAM Center, sebuah perkumpulan paguyuban umat Islam yang berasal dari Indonesia di Maryland, juga sering menerima kesan serupa dari relasi penulis. Mereka meyakini bahwa Islam tidak pernah bermaksud untuk menekan atau mendiskreditkan kaum perempuan, karena Islam pada dasarnya agama kemanusiaan yang memandang kaum perempuan begitu mulia. Mereka juga ada yang membaca hadis: Surga terletak di bawah telapak kaki ibu”, dan dalam riwayat lain dikatakan “Kepada siapa kami mengabdi, tanya seorang sahabat kepada Nabi lalu Nabi menjawab: “Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu” . Hadis ini luar biasa menempatkan kaum perempuan sedemikian mulia.

Pendapat serupa juga pernah dinyatakan Yvonne Yazbeck Haddad, gurubesar terkemuka Geogetown University, Washington DC, dalam Contemporary Islam and the Challenge of history, mengungkapkan bahwa seandainya bukan karena kedatangan Islam maka mungkin kaum perempuan belum mengalami kemerdekaan. Tidak pernah ada sistem nilai yang memperjuangkan hak-hak dan kebebasan perempuan dalam lintasan sejarah sehebat nilai-nilai Islam. Tidak sedikit jumlahnya orang-orang terkemuka di AS lebih faham posisi perempuan dalam Islam daripada sebagian umat Islam itu sendiri. Bahkan karya-karya akademik orang-orang AS banyak menjadi rujukan dari kalangan muslim scholars di sejumlah negara-negara muslim. Allahu a’lam.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Orang Tua Adalah Karamah Utama, Kita Wajib Berbakti



Jakarta

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak. Menurut Habib Ja’far, orang tua adalah karamah yang pertama dan utama.

“Begitu seorang lahir maka keramat (karamah) yang pertama dan utama bagi dia adalah kedua orang tuanya,” ujar Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Rabu (5/4/2023).

Di antara ayah dan ibu, sebagaimana sabda nabi, ibu adalah sosok pertama yang wajib kita hormati. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah yang paling berhak mendapat perlakuan yang paling baik dariku?”


Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya, “Siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya, “Siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya, “Siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Bapakmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Habib Ja’far menjelaskan, tingginya kedudukan seorang ibu lantaran ibu telah memberikan dirinya untuk mengandung anak selama 9 bulan, ibu telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya, dan ibu telah mengikhlaskan dirinya untuk menyusui buah hatinya selama kurang lebih 2 tahun.

Habib menjelaskan lebih lanjut bahwasanya orang tua adalah karamah yang utama. Sehingga, jangan sampai kita meminta doa kepada para guru hingga ulama, tapi justru lupa meminta doa kepada kedua orang tua.

“Jangan kita meminta doa pada para guru, para ulama, para habib, para kiai, kita berdoa ke makam wali ini makam wali itu, tapi kita lupa meminta doa kepada kedua orang tua kita,” jelas Habib Ja’far.

Adapun, di antara kewajiban seorang anak terhadap orang tua adalah berbakti kepadanya. Menurut Habib Ja’far, konteks berbakti berbeda dengan taat. Ia mengatakan, ketaatan yang sifatnya mutlak hanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sedangkan ketaatan kepada orang tua sifatnya terbatas, yakni selama berada di jalan yang benar dan tidak taat ketika diminta dalam hal kemaksiatan.

Kewajiban berbakti kepada orang tua sendiri termaktub dalam surah Al Isra ayat 23. Allah SWT berfirman,

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Orang Tua Adalah Karamah Utama, Kita Wajib Berbakti tonton DI SINI.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com