Tag Archives: ikhlas

Wamenag Harap BPIH 2025 Bisa Turun Jadi Rp 80 Juta



Jakarta

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H.R. Muhammad Syafi’i akan mengupayakan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 bisa turun di angka Rp 80 juta. Dalam proses pengusulan awal, BPIH sudah dirancang lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, besaran rata-rata BPIH tahun 1445 H/2024 M per jemaah untuk jemaah haji reguler sebesar Rp 93,410.286.

“Ini kan kita masih terus sisir ya, tapi yang pasti di pengusulan pertama nanti itu BPIH sudah saya turunkan. Kalau biasanya kan agak lebih tinggi supaya nanti disisir kembali oleh DPR baru bisa turun, kalau ini di penawaran awal saja itu sudah turun. Jadi insyaallah itu bisa lebih turun, mungkin di angka 80-an lah,” ujar Romo Syafi’i, saat ditemui di Masjid Al Ikhlas, Kantor Kementerian Agama, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).


Wamenag menjelaskan penurunan biaya ini didukung oleh berbagai langkah efisiensi, terutama pada sektor transportasi udara. Presiden telah berhasil menegosiasikan pemotongan biaya penerbangan hingga 10 persen, yang diharapkan juga berlaku untuk perjalanan haji.

“Efisiensinya itu banyak, mungkin yang paling signifikan itu kan pesawat. Ini kan kemarin Presiden sudah bisa memotong 10 persen ongkos pesawat. Kalau itu nanti berlaku di haji, itu kan sudah juga sebuah penurunan yang signifikan,” jelasnya.

Selain transportasi, sektor lainnya seperti akomodasi dan layanan di Arab Saudi juga menjadi fokus efisiensi. Wamenag menyebut monopoli perusahaan penyedia layanan yang sebelumnya terjadi kini berangsur hilang, sehingga persaingan yang lebih kompetitif memungkinkan penurunan biaya.

“Mungkin juga di hotel, di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) ini kita sisir kembali. Karena dulu perusahaan itu tidak banyak, ada sedikit monopoli. Sekarang begitu dibuka, yang daftar sangat banyak maka mulai kompetitif. Akhirnya kita belajar, oh sebenarnya bisa segini, bisa segini. Jadi kemungkinan turunnya itu sangat jelas,” ungkap Romo Syafi’i.

Selain penurunan biaya, Wamenag juga mengungkapkan rencana untuk mempersingkat durasi ibadah haji menjadi 31 hari. Namun, rencana ini masih dalam tahap pembahasan, terutama terkait dengan slot penerbangan dan pengaturan logistik di Arab Saudi.

“Itu sedang dibahas. Soal slot penerbangan karena nggak bisa kita mengambil setiap hari berapa kali, tergantung pada peluang. Makanya kemarin kita berupaya kalau kita selesai membangun Kampung Haji itu kita ingin kerja sama meluaskan ini, Ta’if. Kalau Ta’if itu sudah bisa didaratkan pesawat-pesawat besar, mungkin kita bisa mengurus dari awal,” papar Wamenag.

Langkah ini, kata Romo Syafi’i, dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi jemaah, terutama lansia, yang sering menghadapi tantangan fisik selama masa tinggal yang lama. Namun, pihaknya mengakui bahwa implementasi rencana ini masih membutuhkan upaya lebih lanjut.

“Kita merencanakan haji tinggal 31 hari saja karena kasihan lansia-lansia itu. Tapi itu kayaknya masih perlu kerja lagilah,” pungkasnya.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Apa Arti Syafakillah dan Syafakallah? Bisa jadi Doa ketika Menjenguk Orang Sakit



Jakarta

Tatkala menjumpai bahwa orang terdekat baik kenalan, teman, saudara, kerabat, dan anggota keluarga yang sakit maka kerap kali kita mengucapkan ‘syafakillah‘ atau ‘syafakallah’. Ungkapan ini bermakna doa bagi kesembuhan.

Ungkapan syafakillah dan syafakallah terbilang familier di masyarakat, bahkan semakin populer. Hal ini tentu menjadi tren yang positif karena mendoakan sesama saudara muslim adalah amalan yang terpuji di mata Allah.

Lantas, apa sebenarnya arti dan makna dari syafakillah dan syafakallah?


Anjuran Menjenguk Orang Sakit

Imam Muslim meriwayatkan beberapa hadits tentang keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit. Hadits tersebut berbunyi: “Sesungguhnya seorang Muslim ketika menjenguk saudaranya sesama muslim, maka dia senantiasa berada di khurfah surga hingga ia kembali.”

Khurfah surga yang dimaksud dalam hadits tersebut maksudnya adalah kebun, sebagaimana dijelaskan dalam buku Adab Menjenguk Orang Sakit yang ditulis oleh Hafidz Muftisany, seseorang yang menjenguk orang sakit akan mendapat pahala yang banyak seperti halnya orang yang berada di kebun surga Allah SWT.

Mengutip buku Fiqih Ibadah Bagi Orang Sakit dan Bepergian oleh Enang Hidayat, M.Ag. dijelaskan menurut Ibnu Taimiah, menjenguk orang sakit yang beragama Islam hukumnya fardhu kifayah, artinya wajib dilakukan tetapi apabila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka gugur kewajiban tersebut.

Sedangkan Ibnu Hazm berpendapat, menjenguk orang sakit beragama Islam hukumnya fardhu, sekalipun hanya sekali. Akan tetapi, beliau tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hukum fardhu tersebut, apakah fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

Namun, berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’), hukum menjenguk orang sakit hukumnya sunnah. Hal ini didasarkan pada anjuran Rasulullah yang selalu mendoakan orang sakit karena menurut beliau, banyak sekali manfaat yang didapat apabila kita menjenguk orang yang sakit.

Bagi orang yang menjenguk, dapat mengambil hikmah dan pelajaran atas sakit yang diderita oleh orang yang sakit. Adapun bagi orang yang sakit, dapat menjadi penghiburan sehingga orang tersebut mendapat kekuatan untuk melawan penyakitnya tersebut.

Bahkan, meskipun terkesan sepele, menjenguk orang yang sakit juga dapat menjaga tali silaturahmi yakni dengan mengirimkan dukungan dan doa kepada orang lain.

Arti Syafakillah dan Syafakallah

Syafakillah atau syafakallah diambil dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Arab-latin: “Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman.”

Artinya: “Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” (HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191).

Dikutip dari buku Menulis Buku, Alternatif bagi Guru oleh Ardhi Aditya, syafakallah (شفاك الله) merupakan ucapan doa bagi orang yang sakit, yang artinya “Semoga Allah menyembuhkanmu.”

Jika orang yang sakit itu perempuan, maka ucapan itu berubah menjadi syafakillah. Jadi, yang membedakan keduanya hanya kepada siapa doa tersebut ditujukan, tergantung subjeknya.

Untuk orang ketiga aturannya secara kebahasaan berbeda lagi. Misalnya, dalam kasus ada kabar bahwa seorang saudara jauh sedang sakit. Maka kalimat yang dikatakan adalah syafahullah jika yang sakit laki-laki dan syafahallah jika yang sakit perempuan.

Kedua kalimat berikut berarti, “Semoga Allah menyembuhkannya.”

Doa Menjenguk Orang Sakit

Selain doa singkat syafakillah dan syafakallah, kita juga dapat memanjatkan doa agar orang yang sakit segera diangkat penyakit serta dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Ini juga dapat menjadi bentuk dukungan dalam kebaikan, sebagaimana doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk orang sakit.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Arab latin: Allahumma rabban naasi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syaafi. Laa syaafiya illā anta syifaa’an lā yughaadiru saqaman.

Artinya: “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Dalam menjenguk, hendaknya juga memperhatikan adab seperti misalnya menutup aurat, membawakan buah tangan dengan ikhlas meski sederhana, dan juga berkata baik karena perkataan tersebut dapat menjadi doa, utamanya akan kesembuhan.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau mayit maka ucapkanlah ucapan yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan atas apa yang kalian ucapkan.”

Demikian penjelasan dari syafakillah dan syafakallah yang banyak digunakan orang untuk mendoakan orang sakit. Semoga dapat menjadi amalan saat menjenguk keluarga atau kerabat yang sakit.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Melupakan dan Mengikhlaskan Seseorang yang Kita Cintai



Hidup manusia terkadang tak lepas dari persoalan hati, misalnya jatuh cinta dan sakit hati. Namun ketika seseorang merasa patah hati, ia mungkin akan berusaha untuk melupakan orang yang dicintainya.

Misalnya, teman yang jahat kepada kamu atau seorang mantan suami/istri. Cara melupakan seseorang yang kita cintai yaitu bisa dengan bantuan doa.

Dengan doa, bisa membuat rasa sakit atau kenangan di masa lalu memudar dan memohon agar kita senantiasa dilindungi dari perbuatan dosa.


Doa Melupakan Seseorang

Sejatinya, doa melupakan seseorang tidak disebutkan secara khusus dalam Al-Qur’an dan sunnah. Namun, doa di bawah ini mungkin bisa menjadi cara sederhana untuk meminta pada Allah agar bisa melupakan seseorang agar kita tetap bisa melanjutkan hidup.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 16:

اَلَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اِنَّنَآ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِۚ

Artinya:

Orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar beriman, maka ampunilah kesalahan kami dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran:16).

Doa melupakan seseorang berfokus untuk niat kita dalam mengalihkan perhatian atau emosi negatif serta menciptakan perubahan positif dalam diri kita.

Doa agar Hati Tenang

Perasaan sakit hati mungkin akan membuat kamu diselimuti duka dan lara, sehingga membuat hidup merasa tak semangat lagi. Tapi, jangan terlarut menggalau karena Allah selalu ada di dalam hati kita.

Dikutip dari buku 99 Doa dan Zikir Harian untuk Muslimah karya Wulan Mulya Pratiwi, berikut merupakan doa yang bisa dipanjatkan agar hati tenang.

Rasulullah SAW bersabda:

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma rahmataka arju fala takilni ila nafsi tharfaka ainin ashlihli sya’nii kullahu laa ilaha illa anta

Artinya:

“Ya Allah, dengan rahmat-Mu aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walaupun sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain engkau.” (Hr. Abu daud)

Doa Hati yang Sedang Gelisah untuk Meminta Petunjuk

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb

Artinya:

Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada suatu kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk pada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Pemberi (karunia)”. (QS: Ali ‘Imran: 8)

Doa untuk Mengikhlaskan Seseorang

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 25:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Wa basysyirillażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, kullamā ruziqụ min-hā min ṡamaratir rizqang qālụ hāżallażī ruziqnā ming qablu wa utụ bihī mutasyābihā, wa lahum fīhā azwājum muṭahharatuw wa hum fīhā khālidụn

Artinya:

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman serta berbuat baik, bahwa kepada mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiapnya diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah:25).

Tata Cara dan Langkah Berdoa untuk Melupakan Seseorang
Dilansir laman Islam Nuskhe, berikut merupakan langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika ingin berdoa untuk melupakan seseorang:

  • Membaca “Astaghfirullah” sebanyak 120 kali setelah wudu
  • Mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” sebanyak 20 kali
  • Minum air zamzam dan ucapkan selawat sebanyak 11 kali
  • Melakukan niat sebelum dan sesudah memanjatkan doa
  • Mengucapkan bacaan tasbih sebanyak 130 kali atau diakhiri dengan kata “Amin”

Terjebak dalam ingatan seseorang yang sangat kamu sayangi merupakan situasi yang menantang dan berat bagi sebagian orang. Sehingga, banyak orang mencoba untuk meninggalkan kenangan pahit di masa lalu dan fokus untuk masa depan.

Memang tidak mudah untuk keluar dari hubungan yang gagal. Ketika dirasa seseorang tersebut bukan jodoh kita, biasanya kita akan melakukan cara untuk berhenti memikirkan seseorang.

Doa dan langkah di atas bisa kita lakukan sebagai usaha untuk berusaha melupakan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan bahwa Allah turun ke langit terindah dan berkata:

“Siapakah yang memanggil Aku, sehingga aku dapat menjawabnya? Siapakah yang meminta sesuatu dari Aku agar Aku dapat memberikan kepadanya?” (HR. Bukhari & Muslim)

Selain diiringi dengan doa melupakan seseorang, kita juga perlu senantiasa untuk selalu sabar, bersyukur dan jangan putus asa. Yakinlah bahwa Allah akan memberi kedamaian dalam hati dan pikiran kita.

(khq/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Sedekah Subuh, Dibaca agar Mendapat Keberkahan



Jakarta

Meski sedekah dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan waktu, sedekah di waktu Subuh menjadi salah satu amalan yang paling dianjurkan. Sesuai dengan namanya, sedekah dilakukan pada waktu Subuh tepatnya usai mengerjakan salat Subuh hingga terbit fajar.

Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:

“Setiap awal pagi matahari terbit, Allah SWT menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu, salah satu berkata, “Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah SWT.” Malaikat yang satu berkata, “Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil,” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).


Dianjurkannya sedekah Subuh bukan tanpa sebab, karena amalan ini mengandung banyak keutamaan. Salah satunya membuat doa-doa yang dipanjatkan lebih cepat terkabul sebagaimana disebutkan dalam buku Saat Jalur Langit Diusahakan Allah Mudahkan Segalanya karangan Salwa Shalihah.

Selain itu, sedekah Subuh juga dapat melancarkan rezeki. Muhammad Khalid dalam Shalat Subuh dan Shalat Dhuha menuturkan bahwa menunaikan sedekah, rajin berinfak, dan memberikan zakat termasuk ke dalam sebuah ‘bisnis’ yang dilakukan dengan Allah SWT. Maksudnya, bisnis tersebut sebagai janji seseorang yang dengan ikhlas menyedekahkan harta demi kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan, tentunya Allah SWT akan mengganjar gantinya berkali-kali lipat.

Doa Setelah Sedekah Subuh

Setelah memberikan sedekah Subuh, ada sebuah doa yang dapat dipanjatkan untuk mendapat keutamaannya. Menukil dari buku Ajaibnya Bangun Pagi, Subuh, Dhuha, & Mengaji di Pagi Hari susunan Muhammad Ainur Rasyid, berikut bacaannya.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”

Selain doa setelah sedekah Subuh, ada juga niat yang bisa dibaca sebelum mengerjakannya. Berikut bunyi niatnya:

نَوَيْتُ التَّقَرُّبَ اِلَى اللهِ تَعَالَى وَاتِّقَاءَ غَضَبِ الرَّبِّ جل جلاله وَاتِّقَاءَ نَارِ جَهَنَّمَ وّالتَّرَحُّمَ عَلَى الاخْوَانِ وَصِلَةَ الرَّحِمِ وَمُعَاوَنَةَ الضُّعَفَاءِ وَمُتَابَعَةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَاِدْخَالَ السُّرُوْرِ عَلَى اْلاِخْوَانِ وَدَفْعِ البَلاَءِ عَنْهُ وَعَنْ سَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلاِنْفاَقَ مِمَّا رَزَقَهُ الله وَقَهْرَ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ

Arab latin: Nawaitut taqoruba ilallahi ta’ala wattiqoaa ghadlabir rabbi jalla jalaluhu wattiqoa nari jahannama wattarakhkhuma ‘ala ikhwani wa shilatur rahimi wa mu’awanatadh dlu’afai wa mutaba’atan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallama wa idkholas sururi ‘alal ikhwani wa daf’il balai ‘anhu wa ‘an sairil muslimina wal infaqo mimma razaqohullahu wa qohran nafsi wasy syaithoni.

Artinya: “Aku niat (bersedekah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghindari murka Tuhan, menghindari api neraka jahannam, berbelas kasih kepada saudara dan menyambung silaturrahmi, membantu orang-orang yang lemah, mengikuti Nabi Saw, memasukkan kebahagiaan pada saudara, menolak turunnya dari mereka dan semua kaum muslimin, menafkahkan rizki yang diberikan oleh Allah, dan untuk mengalahkan nafsu dan setan,”

Adab Bersedekah yang Perlu Diketahui

Dalam bersedekah, ada juga adab yang perlu diperhatikan. Apa saja? Berikut pembahasannya seperti dijelaskan oleh Reza Pahlevi Dalimuthe dalam buku 100 Kesalahan dalam Sedekah.

  • Niatkan dengan tulus untuk mencari ridha kepada Allah, bukan riya atau pujian manusia
  • Menggunakan harta yang halal
  • Dari hasil usaha yang terbaik
  • Merahasiakan saat mengeluarkan sedekah
  • Mewakilkan penyerahan untuk menghindari riya
  • Mendoakan agar sedekahnya bermanfaat bagi penerima
  • Mendahulukan orang saleh, orang yang sedang menuntut ilmu, dan fakir miskin yang tidak meminta-minta
  • Tidak menunda-nunda sedekah
  • Tidak perlu dibahasakan secara lugas kepada penerima sedekah untuk menjaga perasaannya

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits yang Membahas tentang Ikhlas



Jakarta

Ikhlas berasal dari kata akhlasha-yukhlishu yang artinya membersihkan dan memurnikan sesuatu. Segala sesuatu yang dilakukan, terutama dalam hal ibadah harus dilandasi dengan rasa ikhlas.

Menukil dari Ensiklopedia Akhlak Rasulullah 1 susunan Syaikh Mahmud Al-Mishri, definisi ikhlas juga dipaparkan oleh sejumlah ulama. Abu Utsman Al-Maghribi menyebut ikhlas dilakukan dengan melupakan perhatian makhluk sehingga hanya kepada Allah seluruh perhatian tercurah.

Adapun, Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Secara umum, ikhlas tergolong ke dalam amalan hati yang sulit dilakukan namun kerap dianggap mudah.


Bahkan, dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda mengenai perbuatan yang dilandaskan dengan rasa ikhlas tidak akan sia-sia.

“Seluruh amal perbuatan tergantung pada niat. Setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya karena dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya memperoleh apa yang diniatkan,” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain hadits di atas, masih ada beberapa hadits lainya mengenai ikhlas. Simak bahasannya berikut ini.

5 Hadits tentang Ikhlas

Mengutip dari buku Ikhlas, Kunci Diterimanya Ibadah terbitan Akhbar Media Eka Sarana, berikut sejumlah hadits yang membahas tentang keikhlasan.

1. Allah Menilai Keikhlasan Hati

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu,” (HR Muslim)

2. Analogi Amal yang Dilandasi dengan Ikhlas

“Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak,” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menganalogikan amal yang dilandasi dengan ikhlas dalam hati seperti bejana.

3. Ikhlas karena Allah

“Barangsiapa yang ikhlas karena Allah selama 40 hari, niscaya akan muncul mata air hikmah pada lisannya,” (HR Abu Nu’aim)

4. Allah Menolong Orang-orang yang Ikhlas

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan do’a, shalat dan keikhlasan mereka,” (HR An Nasa’i)

5. Tidak Diterimanya Amal Selain yang Dilakukan dengan Ikhlas

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya,” (HR An Nasa’i)

3 Derajat Keikhlasan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah melalui Madarijus Salikin menyebut tiga derajat keikhlasan seorang manusia, antara lain ialah:

1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal, dan tidak puas terhadap amal

Terdapat 3 penghalang yang dilakukan seseorang dari amalnya. Pertama, pandangan dan perhatiannya. Kedua, keinginan atas imbalan dari amalnya. Ketiga, puas, dan senang kepadanya. Padahal semua kebaikan yang ada dalam diri seorang hamba semata atas karunia Allah, pemberian, kebaikan, dan nikmat-Nya.

2. Malu terhadap amal sambil tetap berusaha untuk membenahinya, memelihara cahaya taufik yang dipancarkan Allah

Seorang muslim akan merasa malu kepada Allah karena merasa amalnya belum layak. Namun, amal itu tetap diupayakan. Derajat ini mencakup 5 perkara. Antara lain amal, berusaha dalam amal, rasa malu kepada Allah, memelihara kesaksian, melihat amal sebagai pemberian, dan karunia Allah.

3. Memurnikan amal, membiarkan amal berlalu berdasarkan ilmu, tunduk kepada hukum kehendak Allah dan membebaskannya dari sentuhan rupa

Memurnikan amal dimaknai sebagai membiarkan amal itu berlalu berdasarkan ilmu dan ketundukan terhadap kehendak Allah SWT. Sementara itu, membebaskan dari sentuhan rupa artinya membebaskan amal dan ubudiyah dari selain Dia.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Syukuran untuk Berbagai Acara, Lengkap dengan Bahasa Latin dan Artinya


Jakarta

Dalam acara tertentu, sejumlah masyarakat kerap mengadakan syukuran. Tradisi ini dilakukan oleh umat muslim Tanah Air sebagai bentuk rasa syukur atas karunia dan berkah dari Allah SWT.

Pada dasarnya, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan perbanyak bersyukur, maka kamu ikhlas menerima segala bentuk rezeki yang didapat.

Bahkan, orang yang selalu bersyukur justru akan ditambah lagi kenikmatan di dunia maupun di akhirat. Dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman:


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS Ibrahim: 7).

Ingin mengadakan syukuran? Simak doa syukuran untuk berbagai acara dalam artikel ini.

Doa Syukuran untuk Berbagai Acara

Terdapat satu doa yang umum dibaca ketika menggelar syukuran. Mengutip e-jurnal Scribd berjudul Doa Syukuran oleh Taaq Iqbal, berikut doanya:

اَللهم صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللهم إِنَّا نَسْئَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلىٰ رَبِّنِا تَوَكَّلْنَا. اَللهم اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَوَسِّعْ لَنَا فِى دَارِنَا هٰذَا

Latin: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad. Allahumma inna nas’aluka khairal maulaji, wa khairal makhraji bismillahi wa lajna wa bismillahi kharajna wa ‘ala rabbina tawakkalna. Allahummaghfirlana dzunubana wawassi’ lana fi daarina hadza.

Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dhim atas junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad dan juga keluarga junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar, dengan nama Allah kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar dan kepada Tuhan kami, kami berserah diri. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan lapangkanlah bagi kami di rumah-rumah kami ini.”

Dalam acara tertentu, umat muslim juga memanjatkan doa syukur. Berikut doa-doanya:

1. Doa Syukuran Menempati Rumah Baru

Mengutip buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki oleh KH Sulaeman Bin Muhammad Bahri, berikut doa syukuran ketika menempati rumah baru:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا

Latin: Allahumma innii as-asluka khairal mawlaji wa khairal makhraji bismillahi wa lajnaa wa bismillahi kharajnaa wa’alaallahi rabbanaa tawakkalnaa

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu atas kebaikan rumah yang aku masuki dan kebaikan rumah yang aku tinggalkan. Dengan menyebut nama Allah aku masuk dan dengan menyebut nama Allah aku keluar dan kepada Allah, Tuhan kami, kami bertawakal.” (HR. Abu Daud)

2. Doa Syukuran saat Pernikahan

Ada sejumlah doa yang dibaca pengantin sebagai bentuk rasa syukur dan nikmat kepada Allah SWT karena telah menggelar pernikahan. Menukil buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi karya Imam an-Nawawi, berikut doanya:

a. Doa untuk Pengantin yang Dibaca Suami

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا

Arab latin: Allaahumma innii as’aluka khairahaa wa khaira maa jabaltahaa ‘alaihi, wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang Engkau tentukan kepadanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan dari keburukan yang Engkau tentukan kepadanya.”

b. Doa untuk Pengantin Baru

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ – ٢١

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang Agung, Dia menciptakan bagimu berpasang-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan tentram dengannya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa cinta dan kasih sayang.”

3. Doa Syukuran saat Khitanan

Seorang laki-laki muslim wajib melakukan khitan (sunat). Sebagai bentuk rasa syukur karena telah melaksanakan khitan, berikut doa syukur khitanan yang dilansir situs NU Online:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ سُنَّتُكَ وَسُنَّةُ نَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَاتِّبَاعٌ مِنَّا لِنَبِيِّكَ، بِمَشِيْئَتِكَ وَإِرَادَتِكَ وَقَضَائِكَ لِأَمْرٍ أَرَدْتَهُ وَقَضَاءٍ حَتَمْتَهُ، وَأَمْرٍ أَنْفَذْتَهُ، وَأَذَقْتَهُ حَرَّ اْلحَدِيْدِ فِيْ خِتَانِهِ وَحِجَامَتِهِ بِأْمْرٍ أَنْتَ أَعْرَفُ بِهِ مِنِّيْ

Arab Latin: Allāhumma hādzihī sunnatuka wa sunnatu nabiyyika, shalawātuka ‘alayhi wa ālihī, wat tibā’un minnā li nabiyyika, bi masyī’atika, wa irādatika, wa qadhā’ika li amrin aradtahū, wa qadhā’in hatamtahū, wa amrin anfadztahū, wa adzaqtahū harral hadīdi fī khitānihī wa hijāmihī bi amrin anta a’rafu bihī minnī.

Artinya, “Ya Allah, ini adalah sunnah-Mu dan sunnah nabi-Mu. Semoga rahmat tercurah padanya dan keluarganya. Dan kami mengikuti nabi-Mu dengan kehendak-Mu dan qadha-Mu. Karena suatu hal yang Engkau inginkan. Karena suatu hal ketentuan yang Engkau tetapkan. Karena suatu perkara yang Engkau laksanakan, dan Engkau merasakan padanya panasnya besi dalam khitan dan bekamnya karena suatu perkara yang Engkau lebih tahu dari aku.”

Kemudian dilanjutkan dengan doa berikut ini:

اَللَّهُمَّ فَطَهِّرْهُ مِنَ الذُّنُوْبِ، وَزِدْ فِيْ عُمْرِهِ وَادْفَعِ اْلآفَاتِ عَنْ بَدَنِهِ وَاْلأَوْجَاعِ عَنْ جِسْمِهِ، وَزِدْهُ مِنَ اْلغِنَى وَادْفَعْ عَنْهُ اْلفَقْرَ فَإِنَّكَ تَعْلَمُ وَلَا نَعْلَمُ

Arab latin: Allāhumma fa thahhirhu minadz dzunūb, wa zid fi umrihī, wadfa’il āfāti ‘an badanihī wal awjā’i ‘an jismihī, wa zidhu minal ghinā, wadfa’ ‘anhul faqra, fa innaka ta’lamu wa lā na’lamu.

Artinya, “Ya Allah, maka sucikanlah dia dari dosa-dosa. Tambahlah umurnya. Jagalah tubuhnya dari penyakit. Dan tambahlah kekayaan padanya dan jauhkan dari kefakiran. Maka sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui sementara kami tidak mengetahui.”

4. Doa Syukuran Memiliki Kendaraan Baru

Mengutip NU Online, berikut doa yang bisa diamalkan setelah memiliki kendaraan baru:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ

Latin: Allâhumma innî as’aluka khairahû wa khaira mâ jubila alaih. Wa a’ûdzubika min syarrihî wa syarri mâ jubila alaih.

Artinya: “Tuhanku, kepada-Mu aku memohon kebaikannya (kendaraan ini) dan kebaikan sifat yang diciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (kendaraan ini) dan keburukan sifat yang diciptakan untuknya.” Dengan membaca doa ini, kita mengharapkan kendaraan baru ini membawa kemaslahatan dan mudah dikendalikan serta membawa keselamatan baik bagi pengemudi maupun penumpangnya.”

5. Doa Syukuran Berangkat Haji

Salah satu tradisi umat muslim di Indonesia adalah mengadakan walimatussafar haji atau lebih dikenal syukuran bagi orang-orang yang akan pergi haji. Doa yang bisa diamalkan sebagai berikut:

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Latin: Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya, “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada.”

Selain itu, umat muslim juga bisa membaca doa berikut:

أَسْتَوْدِعُ الله دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Latin: Astaudi’ullaha diinaka wa amaanataka wa khawaatima ‘amalik.

Artinya: “Aku menitipkan agamamu, amalanmu dan akhir amal perbuatanmu kepada Allah.” (HR Tirmidzi)

Itu dia kumpulan doa syukuran untuk berbagai acara lengkap dengan Arab-Latin dan artinya. Semoga bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Dzikir Pagi untuk Pembuka Pintu Rezeki



Jakarta

Doa dan dzikir menjadi amalan yang dapat dikerjakan pagi hari. Ini termasuk ibadah yang mengundang datangnya rezeki.

Rezeki bisa datang dari pintu mana saja yang dikehendaki Allah SWT. Namun, manusia tetap harus melakukan usaha dan upaya untuk menjemputnya. Usaha ini meliputi bekerja, berdoa dan tawakal.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk berusaha mencari rezeki dengan cara-cara yang diridhai-Nya. Kemudian berdoa memohon hasil yang terbaik dan selanjutnya bertawakal yaitu menyerahkan semua hadil usaha tersebut hanya kepada Allah SWT.


Mengutip buku Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki oleh Nasrudin dan Husnul Akib, dijelaskan bahwa rezeki yang banyak atau sedikit tetaplah merupakan karunia dari Allah SWT yang wajib disyukuri.

Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa dan Dzikir Pembuka Pintu Rezeki

Sebagai salah satu usaha untuk menjemput rezeki adalah dengan berdoa dan memohon kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW mengajarkan doa pembuka rezeki, berikut bacaannya,

بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِيْنِيْ. اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا قُدِّرَ لِيْ حَتَّى لَا أُحِبَّ تَعْجِيْلَ مَا أَخَّرْتَ وَلَا تَأْخِيْرَ مَا عَجَّلْتَ

Arab latin: Bismillâhi ‘ala nafsî wa mâlî wa dînî. Allâhumma radhdhinî bi qadhâ’ika, wa bârik lî fîmâ quddira lî hattâ lâ uhibba ta’jîla mâ akhkharta, wa lâ ta’khîra mâ ‘ajjalta.

Artinya: Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku. Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu. Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kautunda dan enggan menunda apa yang Kausegerakan.

Kemudian bisa juga dilanjutkan dengan membaca doa berikut yang termaktub dalam Al-Qur’an surat At Talaq ayat 3,

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Dzikir Pagi Pembuka Pintu Rezeki

Selain memanjatkan doa, umat Islam juga bisa mengamalkan dzikir pagi untuk membuka pintu rezeki. Merangkum buku Koleksi Lengkap Dzikir Pagi Petang karya Ustaz Abdul Wahhab, berikut susunan dzikir pagi.

1. Ayat Kursi

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

2. Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq, dan Surat An Nas Masing-Masing 3 Kali

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

qul huwallāhu aḥad allāhuṣ-ṣamad lam yalid wa lam yụlad wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (QS Al Ikhlas: 1-4)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

qul a’ụżu birabbil-falaq min syarri mā khalaq wa min syarri gāsiqin iżā waqab wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS Al Falaq: 1-5)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

qul a’ụżu birabbin-nās malikin-nās ilāhin-nās min syarril-waswāsil-khannās allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās minal-jinnati wan-nās

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS An Nas: 1-6)

3. Zikir

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”

Lanjutkan dengan bacaan dzikir berikut,

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”

4. Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Lanjutkan dengan membaca dzikir berikut,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah)

5. Membaca Subhaanaallaahi wabihamdih 100 kali
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanaallaahi wabihamdih

Artinya:”Maha Suci Allah sambil memuji-Nya”

6. Membaca Zikir

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُi

Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir

Artinya:”Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

7. Membaca Zikir Berikut 3 Kali

.سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.”

8. Membaca Zikir Berikut
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezeki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).”

9. Membaca Istighfar 100 Kali

أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaaha waatuubu ilaiih

Artinya:”Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya”

Dzikir ini bisa diamalkan setiap hari setelah salat subuh atau diamalkan pagi hari sebelum berangkat menjemput rezeki.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

6 Doa untuk Orang Sakit yang Dicontohkan Rasulullah SAW


Jakarta

Dalam Islam, doa berperan penting dalam menghadapi segala hal termasuk ujian kesehatan. Doa untuk orang sakit jadi salah satu ungkapan untuk memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

Memperbanyak doa juga termasuk dari usaha seorang yang sakit agar segera disembuhkan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ


Mintalah kepada Allah, dan kalian meyakini akan dikabulkannya doa tersebut (H. Tirmidzi).

“Syafakillah” (untuk perempuan) dan “Syafakallah” (untuk laki-laki adalah ucapan bahasa Arab sederhana yang bisa kita ucapkan langsung kepada orang sakit. Selain itu, ada banyak doa yang bisa diucapkan.

Doa untuk Kesembuhan

Surat Al Ikhlas adalah salah satu surat dalam AL-Qu’ran yang bia dibaca untuk meminta agar penyakit cepat sembuh. Dikutip dari buku Fikih Orang Sakit oleh Jean Auroux, ketika ia merasa sakit, Rasulullah SAW membaca doa ini:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (۲) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ(4)

Arab latin: Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: “Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (QS. Al- Ikhlas 1-4).

Seraya membaca doa itu, Nabi Muammad SAW mengangkat kedua telapak tangannya lalu meniupkan ke dalam keduanya.

Doa untuk Mendoakan Orang Sakit

Nabi Muhammad SAW pernah membaca doa untuk meruqyah salah seorang sahabat yang sedang sakit, dengan kalimat ini:

امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِك الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إلَّا أَنْتَ

Arab latin: Imsahil ba’sa rabban nāsi. Bi yadikas syifā’u. Lā kāsyifa lahū illā anta.

Artinya, “Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang bisa mengangkatnya kecuali Engkau.”

Doa agar Diberi Kesehatan

Dikutip dari buku Tuntunan Doa & Zikir untuk Segala Situasi & Kebutuhan oleh Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil, berikut bacaan doa agar diberi kesembuhan yang bisa dibaca oleh orang yang sakit:

بِسْمِ اللهِ(3x)

(7x) أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَ أَحَاذِرُ

Bismillah (3x)
A’uudzu bi ‘izzatillaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x)

Artinya: “Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari kejahatan yang menimpaku dan yang aku takuti” (HR. Muslim).

Ucapan untuk Orang Sakit dalam Islam

Dalam kitab Al-Adzkar oleh Al-Imam An-Nawawi, Nabi Muhammad SAW mengajarkan beberapa doa kesembuhan orang sakit. Doa ini dibaca oleh orang yang menjenguk:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Arab latin: Allahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa isyfihi wa antas syafi laa syifaa’an laa yughadiru saqaman

Artinya: “Ya Allah, Tuhannya manusia, hilangkanlah rasa sakit, sembuhkanlah, Engkau-lah Dzat Yang Menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.

Doa untuk Menyembuhkan Segala Penyakit

بِسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ مِنْ وَجَعِي هَذَا.

Arab latin: Bismillaah a’uudzu bi ‘izzatillaah wa qudratihi min syarri maa ajidu min waja’ii haadzaa.

Artinya: “Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah, dari kejahatan penyakit yang aku derita ini.” (HR Tirmidzi)

Doa untuk Orang Sakit dengan Menyebut Namanya

Saat Rasulullah SAW menjenguk salah satu sahabat yakni Sa’ad bin Abi Waqqash, beliau membaca doa ini:

اَللّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اَللّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اَللّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

Bacaan latin: Allahummasyfi Sa’dan. Allahummasyfi Sa’dan. Allahummasyfi Sa’dan

Artinya: “Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad.”

Itu tadi kumpulan doa untuk orang sakit dalam Islam yang bisa dibaca bagi penjenguk maupun orang yang sakit itu sendiri. Semoga setiap doa yang dipanjatkan tadi menjadi pengantar menuju kesembuhan dan kebahagiaan. Amin.

(khq/fds)



Sumber : www.detik.com

Simpanan Pahala bagi Orang yang Berdoa tapi Tak Kunjung Dikabulkan


Jakarta

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan Dia akan mengabulkan setiap permintaan. Janji Allah SWT ini disebutkan dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, melalui surah Gafir (Al Mu’min) ayat 60 Allah SWT menyeru agar berdoa dan memohon kepada-Nya. Dalam berdoa, ada sejumlah adab yang perlu dijaga.

Pertama, kata Buya Hamka, hendaklah ikhlas hati kepada-Nya. Kedua, percaya bahwa permohonan niscaya akan dikabulkan. Ketiga, menanamkan kepercayaan penuh bawa tawajjuh berdoa adalah taufik atau bimbingan dari Allah SWT yang keuntungannya adalah mendekatkan diri kepada-Nya. Adapun apabila terkabul itu adalah karunia kedua.

Namun, tak semua doa langsung dikabulkan, ada kalanya itu menjadi simpanan pahala di akhirat. Imam Bukhari dalam kitab Shahih Adabul Mufrad yang ditakhrij Syekh Al-Albani dan diterjemahkan Abu Ahsan memaparkan sejumlah riwayat yang menerangkan hal ini.

Diriwayatkan Abu Said Al-Khudri, dari Nabi SAW,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو لَيْسَ بِإِثْمٍ وَلَا بِقَطِيْعَةِ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ يَعْجَلَ لَهُ دَعْوَتَهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَخِّرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَدْفَعَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلِهَا قَالَ إِذَا يُكَفِّرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Artinya: “Tiada seorang muslim yang berdoa, selagi tidak untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: Adakalanya doanya dikabulkan segera. Adakalanya doa itu sebagai simpanannya untuk besok di akhirat. Adakalanya Allah akan menolak kejelekan sebesar permintaannya.” Abu Said berkata, “Jika demikian, maka kita perbanyak doa!” Nabi menjawab, “Allah lebih banyak.”

Hadits tersebut shahih. Terdapat dalam kitab Takhrijut-Targhibi juga diriwayatkan at-Tirmidzi dalam kitab Ad-Da’awaah dari Ubadah bin Shamit.

Doa yang tak segera dikabulkan dan adakalanya menjadi simpanan di akhirat juga diterangkan melalui hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda,

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ صَبَّ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ يَسْأَلَهُ مَسْأَلَةً إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهَا إِمَّا عَجَّلَهَا لَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا ذَخَرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مَا لَمْ يَعْجَلْ قَالُوا يَا رَسُولُ اللَّهِ وَمَا عَجَلْتُهُ قَالَ يَقُوْلُ دَعَوْتُ وَدَعَوْتُ وَلَا أَرَاهُ يُسْتَجَابُ لِي

Artinya: “Tiada seorang mukmin yang mengangkat mukanya kepada Allah seraya memohon, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya. Adakalanya dikabulkan dengan disegerakan-Nya di dunia, dan adakalanya dijadikan simpanan baginya besok di akhirat selama ia tidak tergesa-gesa.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu?” Nabi menjawab, “Dia berkata, ‘Saya telah berdoa, dan berdoa tapi tidak pula dikabulkan-Nya’.”

Hadits tersebut shahih dari sumber yang sama. Selain Bukhari, Abu Daud dan Muslim juga meriwayatkannya.

Waktu Mustajab Berdoa

Berdoa bisa dilakukan kapan saja. Namun, ada sejumlah waktu yang disebut mustajab atau besar kemungkinan doa yang dipanjatkan akan dikabulkan. Salah satu waktu mustajab ini adalah di sepertiga malam terakhir.

Hal tersebut mengacu pada sabda Rasulullah SAW, “Pada setiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia), ketika tinggal sepertiga malam yang akhir Dia berfirman, ‘Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com