Tag Archives: imam syamsuddin al – qurthubi

Hadits Roh Orang Mati Disebut Berada di Burung-burung Hijau, Apa Maksudnya?



Jakarta

Keberadaan roh orang yang meninggal dunia telah menjadi pembahasan sejumlah ulama. Ada yang berpendapat roh bersemayam di burung-burung hijau.

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi mengatakan dalam Kitab At-Tadzkirah, pendapat tersebut bersandar pada hadits riwayat Ibnu Mas’ud RA yang menyebut, “Arwah para syuhada ada dalam perut burung-burung hijau.’ dan riwayat Malik yang mengatakan, “Jiwa orang mukmin adalah burung.”

Sementara itu, Al-A’masy juga meriwayatkan dari Abdullah bin Murrah, dari Abdullah bin Mas’ud ketika ditanya tentang roh para syuhada. Dia menjawab,


“Arwah para syuhada di sisi Allah bagaikan burung-burung hijau di dalam lentera-lentera di bawah Arsy. Mereka berkeliaran dalam surga, ke mana saja mereka suka, kemudian kembali ke lentera-lentera mereka masing-masing…”

Riwayat serupa juga dikatakan oleh Ibnu Syihab dari Ibnu Ka’ab bin Malik dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Arwah para syuhada adalah burung-burung hijau, makan di pohon-pohon surga.”

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan, hadits tersebut semuanya shahih jika dilihat dari periwayatannya. Sebab, semuanya terdapat dalam Shahih Muslim dan disampaikan oleh perawi yang adil dari perawi yang adil pula.

Dijelaskan lebih lanjut, roh yang dimaksud bersemayam di burung-burung hijau pada hadits tersebut adalah roh para syuhada. Roh mereka berupa burung-burung yang makan di pohon-pohon dalam surga dan ada pula yang berlindung dalam lentera-lentera di bawah Arsy.

Sementara itu, dalam Kitab Ar-Ruh li Ibnil Qayyim karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah disebutkan, roh yang berada di burung-burung hijau tersebut adalah roh orang mukmin. Sedangkan roh orang-orang kafir berada di dalam burung-burung berwarna hitam yang makan dan minum api neraka.

Terlepas dari itu, pendapat mengenai keberadaan roh ini hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” (QS Al Isra’: 85)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Berlindung dari Azab dan Fitnah Kubur Sesuai Sunnah Rasulullah SAW



Jakarta

Setiap orang beriman tentu ingin merasakan ketenangan ketika masuk ke alam kubur saat telah meninggal dunia. Ada doa yang bisa diamalkan agar terhindar dari azab dan fitnah kubur.

Setiap manusia yang meninggal dunia akan memasuki alam kubur. Di sini akan ada balasan sesuai amal perbuatan.

Bagi orang-orang yang beriman akan diberi balasan kebaikan di alam kubur sampai hari akhir tiba. Namun bagi orang zalim akan mendapatkan azab kubur yang pedih.


Mengutip buku Kekalkah Kita di Alam Akhirat? oleh Rizem Aizid, dijelaskan alam kubur kerap disebut juga sebagai alam barzah, artinya pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Semua manusia akan melewati fase ini usai kematian.

Doa Berlindung dari Azab Kubur

Di alam kubur, manusia akan dihampiri dua malaikat utusan Allah SWT yakni Munkar dan Nakir yang bertugas memberi pertanyaan. Jika pertanyaan ini tidak bisa dijawab maka manusia itu akan mendapatkan azab kubur.

Sebagaimana dalam hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang hamba, jika telah dimasukkan ke dalam kubur dan ditinggalkan oleh handai taulannya, ia dapat mendengar suara sendal mereka. Jika mereka telah pergi, dua malaikat mendatanginya, mendudukkannya dan bertanya, ‘Apa komentarmu tentang lelaki bernama Muhammad?’ Jika ia mukmin, ia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.’ Jika ia kafir atau munafik, ia menjawab, ‘Aku tidak tahu. Aku hanya mengatakan apa yang orang-orang katakan tentang dia’. Lalu ada seruan, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikutinya.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud & an-Nasa’i)

Mengutip buku At-Tadzkirah Jilid 1 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, ada doa yang bisa dibaca agar terhindar dari azab kubur. Doa ini diajarkan oleh Rasulullah SAW.

An-Nasat telah meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW pernah masuk menemuiku. Pada waktu itu ada seorang wanita Yahudi di sisiku. Wanita itu berkata, “Sesungguhnya kalian akan mengalami fitnah dalam kubur.” Maka dengan nada ketakutan Rasulullah SAW membantah, “Bahkan orang Yahudi yang akan terkena fitnah.”

Kata Aisyah Radhiyallah Anha, “Beberapa malam kami menunggu, kemudian Rasulullah pun berkata, “Apakah kamu merasakan telah turunnya wahyu kepadaku, bahwa kalian memang akan mengalami fitnah (ujian) dalam kubur?”

Aisyah berkata, “Maka aku mendengar Rasulullah meminta perlindungan dari azab kubur.”

Para ulama terkemuka telah meriwayatkan dari Asma Radhiyallalu Anha, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku, bahwa kamu sekalian akan mengalami fitnah (ujian) dalam kubur mendekati -atau seperti- fitnah dajjal.”

Perawi berkata, “Saya tidak tahu, mana di antara kata “mendekati” atau “seperti” yang diucapkan Asma’.

Asma berkata, “Seorang dari kamu sekalian didatangi lalu ditanya, “Apa yang kamu ketahui tentang orang ini?” Adapun orang yang beriman atau orang yang yakin, akan menjawab, “Dia adalah Muhammad Rasul Allah, dia telah datang kepada kami membawa keterangan-keterangan dan petunjuk, maka kami memenuhi dan mematuhi (seruannya),” demikianlah dia ditanya seperti itu sampai tiga kali.

Kemudian dikatakan kepadanya, “Tidurlah, kami telah tahu, bahwa kamu benar-benar beriman kepadanya, maka tidurlah baik-baik.”

Adapun orang munafik atau orang yang ragu-ragu, -kata perawi, “Saya tidak tahu mana yang diucapkan Asma’- maka dia menjawab, “Saya tidak tahu. Saya dengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku mengatakannya pula.” (Lafazh hadits ini menurut Muslim).

Al-Bukhari juga telah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah berdoa,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (HR Bukhari dan Muslim).

Doa ini bisa dibaca setiap saat, misalnya setelah selesai sholat fardhu. Semoga kita senantiasa diberi nikmat iman Islam sehingga mendapatkan lindungan Allah dari azab dan fitnah kubur.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Adab dan Doa ketika Memejamkan Mata Jenazah



Jakarta

Salah satu sunnah terhadap orang yang baru meninggal dunia adalah memejamkan matanya. Rasulullah SAW telah mencontohkan adab dan doa ketika memejamkan mata jenazah.

Anjuran memejamkan mata jenazah ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Syaddad bin Aus sebagaimana dinukil Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah. Dikatakan, mata jenazah mengikuti perginya roh.

Rasulullah SAW bersabda,


“Apabila kamu menghadiri orang yang telah meninggal dunia di antara kamu sekalian, maka pejamkanlah matanya, karena sesungguhnya mata itu mengikuti (perginya) roh. Dan berkatalah yang baik-baik, karena para malaikat mengamini apa yang dikatakan oleh keluarga si mayit.” (HR Ibnu Majah dan dinilai hasan dalam Shahih Al-Jami’ dan Ash-Shahihah)

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ummul Hasan, ketika dia berada di sisi Ummu Salamah, datanglah seseorang seraya berkata, “Fulan sedang menghadapi maut.” Ummu Salamah menyeru, “Berangkatlah, jika dia telah meninggal, maka ucapkanlah:

اَلسَّلَامُ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Assalaamu ‘alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil ‘alamiin

Artinya: “Salam sejahtera atas pada utusan Allah, dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Doa memejamkan mata jenazah turut ditakhrij Al-Kharaithi dari sebuah hadits Sufyan Ats-Tsauri, dari Sulaiman At-Taimi, dari Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, dia berkata, “Apabila kamu memejamkan mata orang mati, maka ucapkan,

بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bismillahi wa ‘ala millati rasulillahi shallallahu alaihi wasallam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan (aku melakukan ini) menuruti tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Sesudah itu bacalah tasbih.

Kemudian, Sufyan membacakan firman Allah SWT, “Dan para malaikat bertasbih serta memuji Tuhan mereka.” (QS Asy-Syura: 5)

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan lebih lanjut dalam kitabnya, menurut Abu Dawud, memejamkan mata orang mati itu dilakukan setelah rohnya benar-benar telah keluar.

“Saya telah mendengar Muhammad bin Ahmad Al-Muqri, dia berkata, Saya telah mendengar Abu Maisarah–seorang ahli ibadah–berkata, Aku telah memejamkan mata Fa’far Al-Mu’allim. Dia adalah orang yang tetap berakal saat menghadapi kematiannya. Maka saya bertemu dengannya dalam mimpiku, di mana dia berkata, ‘Hal terberat yang saya rasakan ialah, kamu memejamkan mataku sebelum aku benar-benar mati,'” tulis Imam Syamsuddin Al-Qurthubi.

Selain memejamkan mata, dianjurkan juga mendoakan jenazah dengan perkataan yang baik. Salah satu doa sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً

Allahummaghfirli wa la hu (ha) wa’qibni min hu (ha) ‘uqbaa hasanah

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits tentang Sakaratul Maut, Sakitnya Ibarat Ditusuk Ratusan Pedang


Jakarta

Sakaratul maut adalah kondisi yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup yang bernyawa. Menurut hadits, rasanya sangat sakit.

Datangnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Qaf ayat 19,

وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ


Artinya: “(Seketika itu) datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.”

Menukil dari buku Makna Kematian Menuju Kehidupan Abadi oleh Muhammad Sholikhin, sakaratul maut adalah peristiwa yang menyertai proses kematian, baik itu mendadak maupun normal melalui proses penuaan. Cara kedatangan sakaratul maut berbeda-beda dan tidak akan ada yang bisa lari dari kematian.

Dalam beberapa hadits disebutkan terkait gambaran sakaratul maut. Berikut beberapa di antaranya.

5 Hadits tentang Sakaratul Maut

1. Dahsyatnya Sakaratul Maut

Menurut Ma’ar-Rasul SAW fi Sakaraatil-Maut oleh Muhammad Abdul Hadi yang diterjemahkan Abdul Hayyie Al-Kattani dan Masturi Irham, sakitnya sakaratul maut sangat dahsyat. Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Malaikat memeluk hamba (yang sedang menghadapi sakaratul maut) dan menahannya. Karena jika tidak demikian, ia akan lari dari gurun dan daratan karena dahsyatnya sakaratul maut.”

2. Sendi-sendi Mengucap Salam ketika Sakaratul Maut

Diceritakan oleh Anas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang hamba akan merasakan kepayahan dalam menghadapi sakaratul maut. Dan sungguh, sendi-sendinya akan mengucapkan salam atas bagian yang lain. Ia berkata, ‘Keselamatan atasmu, engkau berpisah dariku dan aku memisahkan diri dari kamu sampai hari kiamat.” (HR Abu Hudaibah)

3. Sakaratul Maut yang Paling Ringan

Diterangkan dalam At-Tadzkirah Jilid 1 oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi terjemahan Anshori Umar Sitanggal, sakitnya sakaratul maut yang paling ringan diibaratkan seperti rumput berduri yang ada di dalam wol. Dari Syahr bin Hausyab, Nabi SAW bersabda,

“Sesungguhnya maut yang paling ringan ialah seperti rumput berduri yang ada dalam wol. Dapatkah rumput itu keluar dari wol tanpa menyangkut bulu-bulu wol?” (HR Ibnu Abi Ad-Dunia)

4. Sakitnya seperti Ditusuk 300 Pedang

Sakitnya sakaratul maut juga diibaratkan seperti 300 pedang. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan 300 pedang.” (HR Tirmidzi)

5. Orang yang Masih Merasakan Sakaratul Maut Meski Mati 100 Tahun Lalu

Dari Jabir bin Abdulullah berkata bahwa Nabi Muhammmad SAW bersabda,

“Berceritalah tentang bani Israil, sesungguhnya pada (diri dan keajaiban yang mereka alami) mereka terdapat beberapa keajaiban.” Kemudian Rasulullah bercerita kepada kami, “Pada suatu hari, mereka keluar menuju ke sebuah kuburan. Mereka berkata, ‘Kalau kita salat dua rakaat dan berdoa kepada Allah agar mengeluarkan orang mati untuk memberitahu kita tentang (bagaimana) kematian’.

Nabi kemudian berkata, ‘Lalu mereka melakukannya. Dan saat itulah muncul (dari dalam kubur) seorang laki-laki dengan rambut putih, berkulit hitam, dan antara kedua matanya terdapat bekas sujud yang kemudan (dia) berkata, ‘Wahai kalian, apa yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati sejak seratus tahun yang lalu, sampai sekarang rasa kematian masih terasa dan belum hilang dariku, berdoalah kepada Allah agar mengembalikan aku sebagaimana kalian’.” (HR Ibnu Abi Syaibah)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com