Tag Archives: India

Toyota Luncurkan SUV Edisi Khusus, Harganya Rp 212 Juta



Jakarta

Produsen roda empat asal Jepang, Toyota resmi meluncurkan SUV edisi khusus untuk konsumen di India. Kendaraan tersebut bernama Toyota Urban Cruiser Hyryder Aero Edition. Apa saja yang membuatnya unik?

Disitat dari Gaadiwaadi, Jumat (17/10), Toyota Urban Cruiser Hyryder Aero Edition hanya mendapat sentuhan khusus di bagian eksterior atau tampilan terluar kendaraan, yakni di area bumper depan-belakang, sisi-sisi bodi dan detail-detail lainnya.


Sementara pilihan warnanya ada putih, silver, hitam dan merah. Menariknya, sentuhan khusus tersebut bisa dikustom untuk Urban Cruiser Hyryder edisi biasa atau regular.

Toyota Urban Cruiser Hyryder Aero Edition.Toyota Urban Cruiser Hyryder Aero Edition. Foto: Doc. Toyota India

Sentuhan baru tersebut membuat harga Urban Cruiser Hyryder naik 32 ribu rupee atau Rp 6 jutaan. Sehingga, mobil bertampang garang tersebut bisa ditebus mulai dari 1,12 juta rupee atau sekitar Rp 212 jutaan. Kit khusus tersebut juga bisa dipasang untuk seluruh varian kendaraan.

Di luar tambahan kit, tak ada yang baru dari Urban Cruiser Hyryder. Kendaraan tersebut masih menggunakan platform C Global yang digunakan Maruti Suzuki di model Grand Vitara.

Toyota Hyryder hadir dengan dua pilihan mesin. Pertama, 1.500 cc K-Series dari Suzuki yang dikombinasikan dengan sistem mild hybrid. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 101 dk dan torsi 136 Nm. Sementara transmisinya manual lima percepatan dan otomatis enam percepatan.

Sedangkan untuk mesin satunya, kendaraan tersebut menggunakan jantung mekanis milik Toyota dengan kapasitas 1.500 cc hybrid yang mampu menghasilkan tenaga maksimum 114 dk dan torsi puncak 141 Nm.

Beralih ke fitur, kendaraan tersebut dibekali berbagai teknologi kekinian, misalnya layar hiburan 9 inci yang bisa dihubungkan ke Apple CarPlay atau Android Auto, control jelajah, start/stop engine, enam airbags, charger nirkabel, enam-speaker Arkamys audio, panoramic sunroof, kamera 360 derajat, dan masih banyak lagi.

(sfn/sfn)



Sumber : oto.detik.com

9 Anak di India Tewas Usai Diduga Minum Obat Batuk Sirup Mengandung Bahan Beracun


Jakarta

Pihak berwenang India tengah menyelidiki apakah sirup obat batuk yang terkontaminasi menyebabkan kematian sembilan anak di negara bagian tengah setelah obat tersebut ditemukan mengandung bahan kimia beracun dalam tingkat berbahaya.

Kementerian Kesehatan India mengatakan sampel Coldrif Cough Syrup, yang diproduksi oleh Sresan Pharma di negara bagian selatan Tamil Nadu, diuji oleh otoritas negara bagian dan ditemukan mengandung dietilen glikol (DEG) yang melebihi batas yang diizinkan.

“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.


DEG, pelarut beracun yang digunakan dalam produk industri, telah dikaitkan dengan keracunan fatal di beberapa negara. Pernyataan itu muncul setelah laporan media menunjukkan kematian sembilan anak baru-baru ini di negara bagian Madhya Pradesh dapat dikaitkan dengan konsumsi sirup obat batuk.

“Madhya Pradesh Food and Drug Administration (MPFDA) juga menganalisis tiga dari 13 sampel yang dikumpulkan, yang ditemukan bebas dari kontaminasi,” kata pernyataan kementerian.

Namun, otoritas obat Tamil Nadu kemudian mengonfirmasi adanya kontaminasi DEG (diethylene glycol) pada sampel yang diambil langsung dari fasilitas produksi Sresan Pharma di Kanchipuram.

Pihak Sresan Pharma belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui email.

Kementerian menyatakan, pihak berwenang telah meluncurkan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian untuk mengidentifikasi kelemahan pengendalian mutu dan memberikan rekomendasi perbaikan guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.

India sendiri mendapat sorotan terkait kualitas ekspor farmasinya setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaitkan sirup obat batuk produksi perusahaan lain dengan kematian 70 anak di Gambia pada 2022, temuan yang kemudian dibantah oleh New Delhi.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Ini Merek Obat Batuk Sirup yang Diduga Sebabkan Kematian 9 Anak di India


Jakarta

Sebanyak sembilan anak di India meninggal dunia dikaitkan dengan konsumsi sirup obat batuk. Uji laboratorium terhadap sampel sirup yang dikonsumsi anak-anak tersebut mengungkapkan bahwa sirup tersebut terkontaminasi dietilen glikol (DEG), zat beracun yang digunakan dalam pelarut industri yang dapat berakibat fatal jika tertelan, bahkan dalam jumlah kecil.

Kematian sembilan anak, semuanya berusia di bawah lima tahun, terjadi sejak akhir Agustus di negara bagian Madhya Pradesh dan Rajasthan.

“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” kata Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.


Produk yang tercemar itu dijual dengan merek Coldrif Cough Syrup, diproduksi oleh Sresan Pharma di sebuah unit di negara bagian Tamil Nadu, India selatan. Imbas kejadian tersebut, penjualan obat batuk sirup itu dilarang di setidaknya tiga negara bagian India.

Mohan Yadav, kepala menteri Madhya Pradesh, tempat sebagian besar kematian dilaporkan, mengatakan penjualan sirup tersebut telah dilarang di seluruh negara bagian bagian tengah tersebut.

“Penjualan produk lain dari perusahaan yang memproduksi sirup tersebut juga dilarang,” ujarnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Madhya Pradesh (MPFDA) menyatakan tiga dari 13 sampel yang dianalisis bebas kontaminasi, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan. Pihak berwenang telah meluncurkan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian untuk mengidentifikasi celah kendali mutu dan merekomendasikan perbaikan guna mencegah insiden di masa mendatang, ungkap kementerian.

Sresan Pharma tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui email, lapor kantor berita Reuters.

Sirup obat batuk yang diproduksi di India telah menjadi sorotan global dalam beberapa tahun terakhir, dengan kematian terkait konsumsinya dilaporkan dari seluruh dunia, termasuk kematian lebih dari 70 anak di Gambia pada tahun 2022.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Bertambah! Jumlah Anak yang Meninggal Imbas Obat Sirup di India Jadi 16 Orang


Jakarta

India kembali menghadapi kasus kematian anak akibat pemberian sirup obat batuk. Hingga Sabtu kemarin, tercatat 16 anak meninggal dunia setelah mengonsumsi sirup obat batuk merek Coldrif.

Adapun 14 kematian dilaporkan di Chhindwara, India dan dua kematian lainnya dari Betul.

Menyusul kabar tersebut, kepolisian setempat menangkap dr Praveen Soni, dokter yang meresepkan sirup obat batuk terkontaminasi dietilen glikol (DEG) di luar ambang batas yang ditolerir.


Dokter anak yang bertugas di Parasia, distrik Chhindwara tersebut juga telah diskors karena kelalaian dalam perawatan anak-anak.

Investigasi mengungkapkan dr Soni telah meresepkan sirup obat batuk Coldrif kepada sebagian besar anak-anak yang terdampak. Laporan laboratorium yang dirilis pada hari Jumat menemukan bahwa sirup tersebut mengandung 48,6 persen dietilen glikol (DEG), bahan kimia beracun yang diketahui dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian jika tertelan.

Menurut India Today, Sekretaris Kesehatan Uni akan mengadakan konferensi pers dengan Sekretaris Utama (Kesehatan), Sekretaris Kesehatan, dan Pengawas Obat dari seluruh negara bagian dan Wilayah Uni untuk membahas penggunaan sirup obat batuk yang rasional dan memastikan kualitas serta keamanan obat-obatan.

Pemerintah Madhya Pradesh pada hari Sabtu melarang penjualan dan distribusi sirup obat batuk Coldrif setelah tes mengonfirmasi adanya zat beracun dalam sampel yang dikumpulkan dari batch yang sama terkait dengan kematian 16 anak, sembilan sebelumnya dan dua lainnya dilaporkan kemudian, di Chhindwara.

Menurut arahan yang dikeluarkan oleh pengawas obat negara bagian, sirup yang diproduksi oleh Sresun Pharmaceuticals di distrik Kanchipuram, Tamil Nadu, ditemukan tidak standar dan cacat dalam laporan Direktorat Pengawasan Obat Tamil Nadu tertanggal 2 Oktober.

Para pejabat mengatakan kontaminasi tersebut membuat obat tidak aman untuk dikonsumsi manusia. Pemerintah negara bagian memerintahkan penghentian segera penjualan, distribusi, dan pembuangan sirup Coldrif, dan memerintahkan agar semua stok yang tersedia disegel hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Perintah tersebut selanjutnya memperluas larangan ke produk-produk lain yang diproduksi oleh Sresun Pharmaceuticals, produsen Coldrif. Perusahaan sudah berada di bawah pengawasan otoritas Tamil Nadu, yang memberlakukan larangan serupa pada 1 Oktober setelah laporan awal mengaitkan Coldrif dengan kematian anak-anak di Madhya Pradesh.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM RI Pantau Ketat Kematian Anak di India akibat Obat Sirup: Kita Tak Mau Terulang


Jakarta

Geger laporan 16 anak di India meninggal pasca mengonsumsi obat sirup dengan kontaminasi dietilen glikol (DEG) di atas batas aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan tengah memantau ketat laporan kasus terkait.

Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar menegaskan tak ingin mengulang insiden ratusan anak terkontaminasi cemaran DEG dalam obat sirup. Sejak tiga tahun lalu, pengawasan di dalam negeri maupun produk yang diimpor termasuk dari India, sudah diperketat.

“Kita sangat besar atensi kita yang berhubungan dengan yang dari India itu. Kami sudah koordinasikan dengan Kedeputian I, Kedeputian II, termasuk ke pusat pengujian obat,” ujar Taruna saat ditemui di Jakarta, Senin (6/10/2025).


Indonesia menghadapi kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang menyebabkan ratusan anak meninggal dunia akibat cemaran ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) pada obat sirup di 2022 lalu.

“Kita betul-betul hati-hati karena kita punya pengalaman tiga tahun yang lalu. Kita tidak mau itu terulang lagi,” tegasnya.

Taruna menjelaskan, kasus di India juga diduga berkaitan dengan kandungan cemaran yang sama.

“Salah satunya, kita tingkatkan yang disebut dengan surveillance khusus terkait EG dan DEG. Karena di India, penyebabnya juga diduga ethylene glycol dari minuman sirup,” kata Taruna.

BPOM saat ini mewajibkan uji laboratorium ketat pada produk obat sirup sebelum mendapatkan izin edar.

“Khusus yang impor dari India, kita sangat berhati-hati. Kita tidak akan keluarkan izin sertifikat impornya kalau belum dinyatakan benar-benar aman,” ujar Taruna.

Taruna menekankan, semua langkah pengawasan dilakukan secara saintifik, transparan, dan sesuai standar internasional agar masyarakat mendapat jaminan keamanan.

“Kita tidak boleh lengah. Semua obat yang beredar harus melewati pengujian yang ketat, apalagi jika menyangkut anak-anak,” tegasnya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

Obat Sirup India Kembali Makan Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?


Jakarta

Kasus obat sirup beracun yang melibatkan produk buatan India kembali menggemparkan dunia. Setelah sebelumnya menewaskan puluhan anak di Gambia dan Uzbekistan, kini tragedi serupa terjadi di dalam negeri India.

Pada tahun 2022, dunia dikejutkan oleh laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengungkapkan bahwa lebih dari 66 anak di Gambia tewas setelah mengonsumsi sirup batuk yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals, perusahaan farmasi India.

Obat ini terkontaminasi dengan dietilen glikol, zat beracun yang dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal organ. Kasus serupa juga terjadi di Uzbekistan, dengan 18 anak meninggal setelah mengonsumsi obat sirup yang sama.


Terjadi Juga di Tahun 2023

Pada tahun 2023, kasus obat sirup beracun juga menghantam India. Beberapa anak dilaporkan keracunan setelah mengonsumsi sirup batuk yang terkontaminasi dengan zat berbahaya. Dalam kasus ini, meskipun tidak ada laporan kematian, gejala yang dialami anak-anak yang terkontaminasi serupa dengan yang terjadi di Gambia dan Uzbekistan.

Obat-obatan yang diproduksi oleh Norris Medicines terkontaminasi dietilen glikol (DEG) atau etilen glikol (EG), kontaminan yang sama yang ditemukan dalam sirup obat batuk yang menyebabkan kematian 114 anak di Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun sejak pertengahan tahun 2022.

Produk Trimax Expectorant yang diedarkan mengandung 0,118 persen EG, sementara obat alergi Sirup Sylpro Plus mengandung 0,171 persen EG dan 0,243 persen DEG. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan batas aman, berdasarkan standar yang berlaku secara internasional, tidak lebih dari 0,10 persen.

Ditemukan Lagi Cemaran DEG di Obat Batuk Sirup

India kembali menghadapi kasus kematian anak akibat pemberian sirup obat batuk. Hingga Sabtu kemarin, tercatat 16 anak meninggal dunia setelah mengonsumsi sirup obat batuk merek Coldrif.

Menyusul kabar tersebut, kepolisian setempat menangkap dr Praveen Soni, dokter yang meresepkan sirup obat batuk terkontaminasi dietilen glikol (DEG) di luar ambang batas yang ditolerir.

Pemerintah Madhya Pradesh pada hari Sabtu melarang penjualan dan distribusi sirup obat batuk Coldrif setelah tes mengonfirmasi adanya zat beracun dalam sampel yang dikumpulkan dari batch yang sama terkait dengan kematian 16 anak, sembilan sebelumnya dan dua lainnya dilaporkan kemudian, di Chhindwara.

Keamanan Obat-obatan India Dipertanyakan

Diberitakan BBC, banyak yang percaya bahwa India selalu berjuang melawan banjir obat palsu, yang sebagian besar dijual di kota-kota kecil dan desa-desa.

Namun, para analis mengatakan bahwa dokter dan pasien mungkin mencampuradukkan obat-obatan di bawah standar dengan apa yang mereka anggap sebagai obat palsu. Laboratorium pengujian obat milik negara di banyak negara bagian kekurangan dana, kekurangan staf, dan peralatan yang buruk.

Catatan resmi pemerintah mengungkapkan bahwa antara tahun 2007 dan 2020, lebih dari 7.500 obat yang diambil sampelnya hanya di tiga dari 28 negara bagian dan tiga wilayah persatuan di India telah gagal dalam uji mutu dan dinyatakan sebagai obat ‘tidak berkualitas standar’.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Kronologi Belasan Anak di India Meninggal gegara Obat Batuk, Ini yang Dialami


Jakarta

Polisi India telah membuka penyelidikan dugaan pembunuhan (manslaughter probe) atas kematian setidaknya 14 anak yang terkait dengan sirup obat batuk beracun. Insiden ini kembali mencoreng reputasi industri farmasi India menyusul serangkaian tragedi serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagian besar korban berusia di bawah lima tahun dan meninggal karena gagal ginjal dalam sebulan terakhir setelah mengonsumsi sirup obat batuk bermerek Coldrif Syrup. Sirup tersebut, menurut laporan kepolisian, mengandung toksin Diethylene Glycol (DEG) dalam jumlah hampir 500 kali batas yang diizinkan.

Tingkat Kontaminasi 500 Kali Batas Aman

Menurut laporan polisi yang diajukan di negara bagian Madhya Pradesh, semua anak yang meninggal awalnya mengalami gejala flu biasa.


“Sebagian besar dari mereka diberi sirup Coldrif, setelah itu mereka menderita retensi urine dan gangguan ginjal akut,” bunyi laporan tersebut dikutip dari Reuters, Selasa (7/10/2025).

Diethylene Glycol, zat kimia yang umumnya digunakan dalam produk anti-freeze hingga kosmetik, diketahui dapat menyebabkan muntah, sakit perut, hingga cedera ginjal akut yang berujung pada kematian.

Analisis dari otoritas di negara bagian Tamil Nadu (tempat produsen Coldrif, Sresan, berada) menemukan sirup tersebut mengandung 48,6% Diethylene Glycol, jauh melampaui batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas India, yaitu 0,1%.

Toksin DEG atau Etilen Glikol telah berulang kali ditemukan dalam sirup batuk buatan India. Sejak tahun 2022, sirup yang terkontaminasi telah menewaskan setidaknya 141 anak di Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun, serta 12 anak lainnya di India pada tahun 2019. Tragedi ini merusak citra India sebagai negara produsen obat terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume.

Polisi telah menetapkan produsen Coldrif, Sresan Pharma, sebagai salah satu terdakwa utama. Selain itu, dokter yang meresepkan obat tersebut kepada sebagian besar anak-anak juga telah ditangkap.

Pihak berwenang federal telah merekomendasikan pembatalan izin produksi Sresan Pharma. Sementara itu, perusahaan tersebut menghadapi dakwaan berat, termasuk pembunuhan yang dapat dipertanggungjawabkan namun tidak mencapai pembunuhan (culpable homicide not amounting to murder), pemalsuan obat, serta pelanggaran Undang-Undang Obat-obatan dan Kosmetika.

Jika terbukti bersalah, perusahaan dan pejabatnya dapat menghadapi denda dan hukuman penjara hingga seumur hidup. Beberapa negara bagian di India juga telah melarang penjualan dan distribusi sirup Coldrif.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM Pastikan Obat Batuk yang Picu Kematian 16 Anak India Tak Beredar di Indonesia


Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memastikan obat batuk sirup bermerk Coldrif yang memicu kematian 16 anak di India tidak beredar di Indonesia. Sebelumnya, dilaporkan 16 anak di India meninggal dunia akibat konsumsi obat obat batuk tersebut karena mengandung toksin Diethylene Glycol (DEG) dalam jumlah hampir 500 kali batas yang diizinkan.

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM RI William Adi Teja mengungkapkan hasil penelusuran menunjukkan obat tersebut tidak beredar di Indonesia.

“Kita sudah menelusuri bahwa obat tersebut tidak masuk ke Indonesia. Dan perusahaan tersebut juga tidak mendaftarkan obatnya di Indonesia. Sehingga, kita bisa memastikan obat itu tidak beredar di Indonesia,” ujar William ketika ditemui awak media, Selasa (7/10/2025).


William menuturkan pihaknya akan terus memperkuat pengawasan terkait obat-obatan yang beredar di Indonesia. Ia ingin memastikan obat-obat yang beredar aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, pihak BPOM RI juga akan terus melakukan imbauan produsen, untuk memproduksi obat sesuai dengan standar yang berlaku. Mulai dari pemilihan barang baku hingga proses pendistribusian.

“Kita mengimbau pada industri farmasi untuk tetap memperketat cara produksi, kemudian cara memilih bahan baku yang terstandar, kemudian juga mengetatkan proses produksinya, lalu pengemasannya, dan distribusinya. Di samping kita juga tetap melakukan pengawasan yang ketat terhadap hal ini,” tandasnya.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM Ungkap Alasan Harga Obat di RI Kerap Disebut Lebih Mahal


Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI berbicara soal harga obat-obatan di Indonesia. Fenomena berobat di luar negeri masih menjadi salah satu hal yang disorot oleh pemerintah. Tak sedikit orang yang beranggapan obat di luar negeri memiliki harga yang lebih murah dibanding Indonesia.

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM RI William Adi Teja berpendapat harga obat di Indonesia tak serta merta bisa dianggap mahal. Ia menjelaskan terdapat tiga jenis obat-obatan di Indonesia, meliputi obat bermerek atau paten, obat generik bermerek, dan obat generik.

Menurutnya, obat-obat tipe generik yang banyak digunakan masyarakat sebenarnya memiliki harga yang sangat murah.


“Kalau obat generik bemerek pun juga sudah cukup murah. Yang mahal memang obat paten. Kalau obat paten itu kan otomatis dia hanya sendiri, dia tidak ada saingan. Karena perusahaannya tidak bisa memproduksi obat dengan molekul yang sama,” ujar William ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

“Di luar negeri, itu kalau obat paten juga mahal. Kalau yang import ya, kecuali di negara (produksi) asalnya sendiri,” sambungnya.

Ia lantas membandingkan dengan India yang seringkali disebut memiliki harga obat lebih murah. Menurutnya, India tidak mengenal obat paten, terutama obat-obatan esensial, sehingga harganya menjadi lebih murah dibandingkan dengan Indonesia.

“Sedangkan Indonesia karena menganut mengakui hak paten sebuah produk, maka otomatis perusahaan-perusahaan lain tidak mungkin memproduksi obat yang mempunyai hak paten. Itu yang terkait dengan harga obat di Indonesia,” katanya.

Meski begitu, ia mengingatkan kembali obat generik yang beredar di Indonesia harganya sudah sangat murah. Bahkan, dengan adanya BPJS Kesehatan, masyarakat bisa mendapatkan obat dengan gratis.

“Masyarakat sebenarnya tidak usah membayar lagi. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk mengatakan obat di Indonesia itu mahal karena sudah ter-cover BPJS,” ujar William.

“BPJS itu yang masuk ke bayar BPJS itu kan kemarin kita rapat ada 98 persen sudah masuk ke dalam BPJS. Walaupun universal health coverage di Indonesia itu masih rendah. Itu tentunya menjadi PR buat Kementerian Kesehatan dan tentunya seluruh stakeholder yang ada,” tandasnya.

(avk/naf)



Sumber : health.detik.com

Kejuaraan Dunia Junior 2025: Indonesia Taklukkan Filipina


Jakarta

Tim beregu campuran Indonesia memenangkan laga pertama melawan Filipina dalam Kejuaraan Dunia Junior 2025. Mohammad Zaki Ubaidillah cs menang 2-0.

Bertanding di National Centre of Excellence, Guwahati, Assam, India, Senin (6/10/2025)), Indonesia sukses mengatasi Filipina dengan skor 2-0 (45-17, 45-40) dalam babak Grup F.

“Alhamdulillah cukup senang bisa bermain di World Junior Mixed Team Championships 2025 ini yang merupakan turnamen junior terakhir saya. Tadi mainnya sudah baik dan maksimal, saya juga bersyukur bisa menyumbangkan poin untuk tim,” kata Ubed dalam rilis PBSI.


“Strategi saya lebih ke menjaga fokus, lalu pikiran, dan rasa tidak mau kalahnya harus kuat. Melihat kekompakan tim saya rasa cukup oke, kami sering diskusi dan ada latihan bareng untuk yel-yel, saya juga tidak bosan untuk mengingatkan tim untuk menjaga semangat dan kekompakan baik di dalam maupun luar lapangan,” lanjutnya.

Memasuki game kedua, langkah Indonesia ternyata tak sepenuhnya mulus seperti game pertama yang sukses menang telak 45-17. Tim Merah Putih nyaris kalah di game kedua.

Setelah Richie Duta Richardo unggul 9-5, pasangan ganda campuran 2 Theodorus Steve Kurniawan/Leonora Keyla Frandrica kalah di poin krusial 17-18 oleh pasangan Jamal Rahmat Pandi/Mary Destiny Untal.

Beruntung, Muhammad Rizki Mubarrok/Raihan Daffa Edsel Pramono berhasil mengembalikan keadaan dan membawa Indonesia kembali unggul menjadi 27-22.

“Tadi di game kedua sempat tertinggal 1 angka, disini kami berprinsip untuk tidak boleh kalah, berapapun poin tertinggal kami harus bisa menang dan kalau bisa menjauhkan point,” ungkap Mubarok.

“Ikut kejuaraan beregu lagi disini kami sudah tidak terlalu tegang seperti halnya di Asia Junior 2025 kemarin. Kali ini kami sudah bisa mengatasi rasa tegangnya dan ke depannya semoga kami bisa terus konsisten,” Edsel menambahkan.

Hasil Lengkap Pertandingan Indonesia vs Filipina:

MS 1: Moh. Zaki Ubaidillah vs Jamal Rahmat Pandi 9-4
XD 1: Ikhsan Lintang Pramudya/Rinjani Kwinnara Nastine vs Jamal Rahmat Pandi/Mary Destiny Untal 18-9
MD 1: Muhammad Rizki Mubarrok/Raihan Daffa Edsel Pramono VS Ralph Niño Dalojo/John Vincent Lanuza 27-10
WS 1: Thalita Ramadhani Wiryawan vs Fuentespina Christel Rei 36-15
WD 1: Riska Anggraini/Rinjani Kwinnara Nastine VS Hernandez Andrea Princess Mary Destiny Untal 45-17

MS 2: Richie Duta Richardo vs Jamal Rahmat Pandi 9-5
XD 2: Theodorus Steve Kurniawan/Leonora Keyla Frandrica vs Jamal Rahmat Pandi/Mary Destiny Untal 17-18
MD 2: Muhammad Rizki Mubarrok/Raihan Daffa Edsel Pramono vs Ralph Niño DALOJO/John Vincent LANUZA 27-22
WS 2: Thalita Ramadhani Wiryawan vs Fuentespina Christel Rei 36-32
WD 2: Salsabila Zahra Aulia/Yasintha Ristyna Putri vs Hernandez Andrea Princess Mary Destiny Untal 45-40

(mcy/bay)



Sumber : sport.detik.com