Tag Archives: infertilitas pria

Ciri-ciri Mandul pada Wanita dan Pria dan Kemungkinan Penyebabnya

Jakarta

Mandul adalah istilah yang dikenal bagi seseorang yang tidak pernah bisa memiliki anak. Bahasan mengenai mandul biasanya akan merujuk pada masalah kesuburan seseorang.

Pria maupun wanita bisa mengalami masalah kesuburan. Secara bahasa medis, gangguan kesuburan disebut dengan infertilitas. Di mana, gejala utama infertilitas yaitu tidak kunjung hamil.

Dilansir laman WebMD, infertilitas adalah saat seseorang tidak bisa hamil setelah melakukan hubungan seks teratur, tanpa kondom selama 6 bulan – 1 tahun (tergantung usia).


Ciri-ciri Mandul pada Wanita

Perubahan siklus menstruasi dan ovulasi mungkin menjadi gejala penyakit yang berkaitan dengan infertilitas.

Berikut adalah beberapa tanda atau potensi infertilitas pada wanita:

  • Mengalami pendarahan lebih berat atau lebih ringan dari biasanya, serta periode yang tak normal.
  • Menstruasi yang tidak teratur. Di mana setiap bulannya, jumlah hari di antara setiap periodenya bervariasi.
  • Belum pernah menstruasi, atau menstruasi tiba-tiba berhenti.
  • Mengalami nyeri panggul, sakit punggung, dan kram yang mungkin terjadi.
  • Nyeri saat berhubungan.
  • Keluarnya cairan berwarna putih dari puting susu (tidak berhubungan dengan menyusui).

Selain itu, infertilitas pada wanita juga bisa disebabkan oleh masalah hormon. Gejalanya bisa meliputi:

  • Adanya perubahan kulit (muncul lebih banyak jerawat).
  • Perubahan dorongan dan hasrat seksual.
  • Pertumbuhan rambut gelap di bibir, dada, dan dagu.
  • Rambut yang menipis dan rontok.
  • Pertambahan berat badan.
  • Terdapat juga hal lain yang bisa dihubungkan dengan infertilitas pada wanita, dengan gejala yang berbeda-beda.

Penyebab Mandul pada Wanita

Sejatinya, penyebab infertilitas pada wanita sulit untuk didiagnosis. Namun, alasan utama ketidaksuburan pada wanita yaitu karena indung telur tidak melepaskan sel telur (tidak berovulasi).

Berikut merupakan faktor lain yang berpengaruh sebagai penyebab masalah kesuburan wanita:

  • Terdapat masalah pada saluran tuba (tersumbat).
  • Kelebihan ataupun kekurangan berat badan.
  • Lendir serviks bisa merusak sperma/memperlambat perkembangannya.
  • Merokok.

Ciri-ciri Mandul pada Pria

Tanda infertilitas pada pria bisa jadi tidak jelas. Gejalanya akan tergantung pada penyebab infertilitas.
Adapun hal-hal yang mencakup infertilitas pada pria di antaranya:

  • Adanya perubahan atau penurunan hasrat seksual.
  • Terdapat benjolan dan rasa atau bengkak pada testis.
  • Masalah dengan ereksi.
  • Kesulitan ejakulasi.
  • Testis (kelenjar reproduksi) yang kecil dan kokoh.

Penyebab Mandul pada Pria

Secara umum, penyebab infertilitas pada pria ada pada masalah sperma, yang meliputi:

  • Jumlah sperma yang sedikit dalam air mani.
  • Sperma tidak bergerak sebagaimana mestinya (motilitas sperma rendah).
  • Sperma yang terbentuk tidak normal.
  • Saluran sperma yang tersumbat.

Faktor lain yang menjadi masalah sperma juga diakibatkan:

  • Sering merokok.
  • Sering minum alkohol.
  • Pernah bersentuhan dengan bahan kimia, dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi pembuatan sperma.

Apakah Mandul Masih Bisa Punya Anak?

Infertilitas tidak selalu berarti seseorang mandul dan tidak bisa punya anak sama sekali. Pasangan yang mendapatkan bantuan pada akhirnya bisa memiliki anak, baik dengan usaha sendiri maupun dengan bantuan medis.

Sejatinya, penyebab infertilitas sejatinya pernah ditemukan. Kombinasi dari faktor-faktor kecil pada kedua pasangan bisa menyebabkan masalah kesuburan yang tidak dapat dijelaskan.

Walaupun frustrasi karena tidak mendapatkan jawaban spesifik, kamu tidak boleh menunda pengobatan untuk infertilitas.

Kapan Harus ke Dokter?

Kesuburan wanita bisa menurun seiring bertambahnya usia, terlebih setelah usia 35 tahun. Sementara, pria yang berusia 40 tahun ke atas akan mempunyai kesuburan yang lebih rendah.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, carilah bantuan medis yang bergantung pada usia, seperti:

  • Hingga usia 35 tahun, dokter biasanya akan menyarankan untuk mencoba hamil setidaknya satu tahun sebelum tes/pengobatan.
  • Apabila kamu berusia antara 35 dan 40 tahun, diskusikan kekhawatiran kamu dengan dokter setelah 6 bulan mencoba hamil.
  • Apabila kamu berusia lebih dari 40 tahun, dokter mungkin akan segera menyarankan pengujian atau pengobatan.

Itulah penjelasan mengenai cici-ciri mandul pada pria dan wanita. Dengan penanganan dan pengobatan yang tepat, infertilitas pada wanita dan pria masih memungkinkan untuk diatasi. Minta saran dokter mengenai solusi terbaik.

(khq/inf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Terungkap Lewat Studi, Main HP dengan Durasi Segini Bisa Ganggu Kesuburan Pria


Jakarta

Sudah banyak yang tahu, kebanyakan main HP bisa mendatangkan sejumlah gangguan kesehatan. Salah satunya, yakni penurunan infertilitas pria. Sebagaimana diungkap oleh penelitian baru di Swiss, kebiasaan penggunaan ponsel dapat berperan dalam tren infertilitas pada pria yang terus meningkat.

Di dalam penelitian yang dipublikasikan pada Oktober 2023 ini, para peneliti dari University of Geneva (UNIGE), Swiss, mencatat bahwa konsentrasi sperma rata-rata pernah mencapai sekitar 99 juta per mililiter, tetapi kini telah turun menjadi kurang dari setengahnya, yakni 47 juta.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, konsentrasi sperma di bawah 15 juta per mililiter sangat menghambat proses pembuahan. Terlebih, ketika konsentrasi turun di bawah 40 juta, hal ini mengurangi kemungkinan pembuahan yang berhasil.


Dikutip dari The Healthy, tim peneliti ini mengatakan bahwa penurunan kualitas air mani yang signifikan ini merupakan hasil dari pengaruh lingkungan dan gaya hidup masa kini, seperti obesitas, konsumsi alkohol, stres, paparan pestisida, dan merokok.

Di antara semua pengaruh itu, para peneliti merasa bahwa paparan radiasi elektromagnetik dari ponsel merupakan hal yang paling memprihatinkan.

Temuan mereka menunjukkan bahwa ketergantungan yang meningkat pada perangkat digital dapat sangat mempengaruhi fungsi biologis dengan cara yang sebelumnya tidak diketahui.

Peneliti senior Departemen Kedokteran Genetik dan Pengembangan di UNIGE, Dr Rita Rahban, PhD, menyoroti pendekatan yang berbeda dari studi-studi sebelumnya.

Tim Dr Rahban menganalisis data dari 2.886 pria Swiss yang sehat berusia antara 18 dan 22 tahun, yang mewakili usia aktif untuk kesehatan reproduksi dan keterlibatan dengan teknologi. Para peserta secara mandiri melaporkan rincian tentang pilihan gaya hidup, kesehatan secara keseluruhan, dan pola penggunaan ponsel mereka.

Temuan penelitian ini sangat menarik. Pria yang menggunakan ponsel lebih dari 20 kali sehari memiliki konsentrasi sperma 44,5 juta per mililiter.

Sebaliknya, pria yang menggunakan ponsel kurang dari sekali seminggu menunjukkan konsentrasi sperma yang lebih tinggi, yakni sebesar 56,5 juta per mililiter.

Data tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 21 persen dalam konsentrasi sperma di antara pengguna ponsel terberat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan ponselnya secara minimal.

Evolusi Jaringan Seluler dan Kualitas Sperma

Temuan menarik lainnya dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara penggunaan ponsel dan kualitas sperma berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi jaringan seluler.

Selama fase awal penelitian, pada 2005 hingga 2007, yang sejalan dengan era jaringan 2G, dampak negatif pada konsentrasi sperma cukup terlihat.

Namun, ketika teknologi seluler berkembang ke 3G dan kemudian ke 4G, efek buruk ini tampaknya berkurang. Pengamatan ini menunjukkan kemungkinan bahwa peningkatan teknologi seluler, terutama penurunan daya transmisi dari 2G ke 4G, dapat mengurangi beberapa efek merugikan pada kesehatan sperma.

Akan tetapi, penelitian ini tidak secara mutlak mengaitkan penggunaan ponsel dengan aspek-aspek lain dari kualitas air mani, seperti pergerakan (motilitas) dan struktur (morfologi) sperma.

Selain itu, tercatat juga bahwa kebiasaan membawa ponsel di saku celana tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan penurunan indikator kualitas air mani.

Implikasi untuk Penggunaan Teknologi Modern

Penting untuk dipahami bahwa testis memproduksi sperma baru setiap 10 minggu sehingga mendorong pembaruan secara teratur.

Hal ini mengindikasikan bahwa dampak negatif dari penggunaan ponsel terhadap kesehatan sperma mungkin bersifat sementara. Dr Rahban menegaskan, efek tersebut kemungkinan tidak menyebabkan masalah kesuburan dalam jangka panjang.

Temuan dari penelitian ini menyoroti pentingnya menyadari potensi efek yang tidak diinginkan dari kebiasaan digital terhadap kesehatan.

Penelitian ini pun menekankan perlunya riset yang lebih mendalam untuk memperjelas hubungan antara penggunaan ponsel dan kesehatan sperma serta cara-cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan penggunaan teknologi sebagai respons.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy