Tag Archives: innii as

Doa ketika Turun Hujan, Amalkan agar Terhindar dari Bencana Alam


Jakarta

Doa ketika turun hujan diamalkan muslim agar terhindar dari mara bahaya. Selain itu, doa juga dibaca dengan harapan hujan tersebut membawa berkah.

Terkait hujan dijelaskan dalam beberapa ayat suci Al-Qur’an, salah satunya surah Az-Zukhruf ayat 11:

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ


Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).”

Kumpulan Doa ketika Turun Hujan

Berikut beberapa doa ketika turun hujan yang dapat dibaca muslim seperti dinukil dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh Hamdan Hamedan dan kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha.

1. Doa ketika Turun Hujan Pertama

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَيِّبًا نَافِعًا

Arab latin: Allahummaj’alhu shayyiban naafi’an.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat.”

2. Doa ketika Turun Hujan Kedua

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Arab latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

3. Doa ketika Turun Hujan Ketiga

سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

Arab latin: Subhaanal ladzii yusabbihur ra’du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih.’

Artinya: “Maha Suci Allah, Yang petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya.”

4. Doa ketika Turun Hujan Keempat

اَللهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَمَا اُرْسِلَتْ بِهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا فِيْهَا وَشَرِّمَا اُرْسِلَتْ بِهِ

Arab latin: Allaahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih

Artinya: “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya,”

5. Doa ketika Turun Hujan Kelima

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

Arab latin: Muthirnaa bi-fadhlillaahi wa rahmatih.

Artinya: “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”

Berdoa saat Hujan Tergolong Mustajab

Menukil dari buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku yang disusun Masriyah Amva, berdoa ketika tergolong mustajab. Hujan merupakan tanda kebesaran dan rahmat Allah SWT untuk seluruh makhluk di bumi.

Ketika hujan turun, maka pikiran dan perasaan seseorang mengalami perubahan. Jiwa lebih cepat tenggelam dalam tafakur ketika menyaksikan air hujan yang berderai.

Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda, “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR Hakim)

Keringanan Ibadah bagi Muslim ketika Hujan

Diterangkan dalam buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa oleh Nurhasanah Namin, ada beberapa keringanan bagi muslim dalam hal ibadah ketika turunnya hujan. Salah satunya diperbolehkan meninggalkan salat berjamaah di masjid.

Dari Abdullah bin Abbas RA berkata kepada muadzin saat hujan, “Jika engkau mengucapkan ‘Asyhadu alla ilaha illallah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’, maka janganlah engkau ucapkan ‘Hayya ‘alash sholaah’. Tetapi ucapkanlah ‘Sholluu fii buyutikum’ (salatlah di rumah kalian)”

Menurut Imam Nawawi, hadits di atas menjadi dalil keringanan untuk tidak salat berjamaah saat hujan. Ini termasuk sebagai uzur atau halangan untuk meninggalkan salat berjamaah.

“Salat jamaah sebagaimana yang dipilih oleh ulama Syafi’iyyah merupakan salat yang muakkad (betul-betul ditekankan) apabila tidak ada uzur. Dan tidak mengikuti salat jamaah dalam kondisi tersebut adalah suatu hal yang disyariatkan (diperbolehkan) bagi orang yang susah dan sulit melakukannya,” tulis Imam Nawawi.

Selain itu, ketika hujan turun dengan deras muslim juga boleh menjamak salat. Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas RA dia berkata,

“Rasulullah SAW pernah mengerjakan salat Dzuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya secara jamak, bukan dalam keadaan takut maupun safar.” Yang meriwayatkan dari Abu Az Zubair adalah Imam Malik dalam Muwatho’nya, Imam Maik mengatakan, “Aku menyangka bahwa menjamak di sini adalah ketika hujan.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Doa saat Angin Bertiup Kencang, Amalkan agar Senantiasa Dilindungi Allah SWT



Jakarta

Ada doa yang bisa diamalkan ketika merasakan angin berhembus kencang. Doa ini berisi harapan agar Allah SWT senantiasa memberi perlindungan dari azab-Nya.

Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT. Angin diciptakan sebagai pembawa kabar berita gembira. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 46,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن يُرْسِلَ ٱلرِّيَاحَ مُبَشِّرَٰتٍ وَلِيُذِيقَكُم مِّن رَّحْمَتِهِۦ وَلِتَجْرِىَ ٱلْفُلْكُ بِأَمْرِهِۦ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudah kamu bersyukur.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.

Doa Angin Kencang: Arab, Latin dan Artinya

Berikut beberapa doa angin kencang yang bisa dibaca muslim seperti dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat susunan Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf.

1. Doa Angin Kencang Versi Pertama

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا

Allahumma innii as’aluka khairahaa wa a’uudzubika min syarriha

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu kebaikan angin ini, serta aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

2. Doa Angin Kencang Versi Kedua

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ

Allahumma innii as’aluka khairahaa wa khaira maa fiiha wa khaira maa ursilat bihi wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan apa yang ada padanya, dan kebaikan pada tujuan angin ini dihembuskan. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang ada padanya, dan keburukan tujuan angin ini dihembuskan.” (HR Muslim dan Tirmidzi)

3. Doa Angin Kencang Versi Ketiga

Saat melihat angin, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdoa memohon kebaikan dan berlindung kepada Allah dari keburukannya. Dalam sebuah hadits dikatakan,

عن أبي هريرة قال: سمعت النبي صلي الله عليه وسلم يقول: الريح من روح الله تعالي تأتي بالرحمة وتأتي بالعذاب, فإذا رأيتموها فلا تسبوها واسألوا الله خيرها واستعيذوا بالله من شرها

Artinya: “Dari Sayyidina Abu Hurairah RA beliau berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Angin adalah bagian dari pemberian Allah, bisa membawa rahmat dan juga bisa membawa azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, mohonlah kepada Allah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.”

Dari Sayyidah Aisyah RA sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat awan hitam di langit, beliau langsung meninggalkan pekerjaan, meskipun beliau sedang melakukan salat, kemudian berucap: “Allahumma innî a’ûdzu bika min syarrihâ” (ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan awan ini).” Dan ketika turun hujan, beliau berucap: “Allahumma shayyiban nâfi’an (ya Allah turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kesenangan).”

4. Doa Angin Kencang Versi Keempat

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR Bukhari)

H. Hamdan Hamedan, MA. dalam bukunya yang berjudul Doa dan Zikir Sepanjang Tahun mengatakan doa-doa ini merupakan sebuah harapan agar angin (atau hujan yang hendak turun itu) bermanfaat dan tidak merusak. Aisyah RA menceritakan bahwa pernah suatu ketika langit gelap berawan dan Rasulullah SAW kelihatan pucat, keluar masuk rumah, ke depan dan ke belakang. Dan jika hujan turun, beliau pun merasa lega. Hal itu dapat diketahui dari raut wajahnya.

Aisyah RA berkata, “Aku menanyakan hal itu pada Rasulullah SAW, lalu beliau berkata, “Wahai Aisyah, kalau cuaca seperti ini, aku khawatir jangan-jangan akan terjadi seperti apa yang diungkapkan oleh kaum ‘Aad. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka. berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.” (HR Muslim)

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com